Anda di halaman 1dari 4

PERTANYAAN

1 Mengapa analisis pemilihan model asuhan keperawatan ini sangat penting untuk
dilakukan di Rumah Sakit?

Jawab:

Sebagai salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang memberikan


pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat, kendala yang dinilai paling sering dialami
oleh sebuah instansi pemberi layanan kesehatan adalah ketidakpuasan masyarakat
terhadap mutu pelayanan rumah sakit yang dianggap kurang memadai atau memuaskan.
Hal inilah yang mendasari alasan diperlukannya analisis guna meningkatkan mutu
layanan salah satunya dengan pemilihan model asuhan keperawatan (Hidayah, 2014).

Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan adalah hal yang kongkrit, maka salah
satu aspek yang perlu mendapat perhatian adalah kualitas pelayanan keperawatan itu
sendiri. (Depkes RI, 1994). Untuk menjaga kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia
telah dituliskan dalam Undang- Undang (UU) Kesehatan nomor 36/2009 bahwa
pemerintah diberikan tanggungjawab untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Dan didukung dengan UU
Rumah sakit nomor 44/2009 yang secara tegas menyatakan bahwa mutu pelayanan dan
keselamatan pasien merupakan dasar dan tujuan dalam penyelenggaraan rumah sakit.
Dari peraturan-peraturan tersebut dapat dilihat seberapa pentingnya sebuah pelayanan
kesehatanan yang aman dan berkualitas yang harus diberikan kepada penerima layanan.

2 Bagaimana pola dan model asuhan keperawatan yang akan diterapkan di rumah sakit,
dimensi apa saja yang harus diperhatikan , merupakan pertanyaan kunci yang harus
dijawab oleh manajemen keperawatan di rumah sakit saat ini

Jawab:

Menurut Douglas, asuhan keperawatan yang sudah direncanakan dengan baik akan
menimbulkan motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga akan
membuat mutu asuhan keperawatan meningkat, yang tentunya akan membuat pasien
merasa mendapatkan kepuasan. Tanggung jawab perawat harus dijalankan dengan
maksimal dan teliti, sehingga perlu adanya motivasi dari atasan supaya pelaksanaan
tanggung jawab perawat tersebut berjalan dengan baik. Semakin baik tanggung jawab
perawat semakin tinggi pula asuhan keperawatan yang diberikan terutama dalam
pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional (Nursalam,2002).

Katz (1998) mengidentifikasikan 8 model pemberian asuhan keperawatan, tetapi


model yang umum dilakukan di rumah sakit adalah Keperawatan Tim dan Keperawatan
Primer. Karena setiap perubahan akan berdampak terhadap suatu stress, maka perlu
mempertimbangkan 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuhan
keperawatan (Tomey,Mariner 1996 dalam Hidayah, 2014) yaitu :
1. Sesuai dengan visi dan misi institusi
2. Dapat diterapkan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan.
3. Efisien dan efektif penggunaan biaya.
4. Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat.
5. Kepuasan kinerja perawat.

3 Mengapa diperlukan pemahaman mengenai teknologi informasi di bidang keperawatan?

Jawab:

Kemajuan teknologi informasi pada saat ini telah membawa pengaruh besar tidak
hanya pada dunia perbankan dan bisnis, tetapi juga pada ranah kesehatan, utamanya pada
bidang keperawatan. Kenyataan ini membawa tuntutan baru yang harus dipenuhi bersama
oleh seluruh praktisi kesehatan mulai dari staf pengajar hingga kepada perawat pekerja
klinis. Kemajuan teknologi menuntut kemampuan dan keahlian perawat dan juga seluruh
tenaga medis untuk dapat terampil menerapkan dan menggunakan sistem informasi yang
berbasis computer didalam setiap aktifitas keseharian mereka sebagai praktisi kesehatan.
Hal ini merupakan standarisasi baku menurut PPNI.

Dua puluh lima tahun yang lalu sistem informasi keperawatan dinilai sebagai area
spesialisasi keperawatan yang baru oleh ANA (American Nurses Association). Kemudian
pada tahun 1981 terdapat 15 orang perawat yang tertarik untuk mendalami sistem ini.
Jumlah ini terus meningkat sampai 500% pada tahun 1990 menjadi 5000 orang perawat.
Dan pada tahun 2000 jumlahnya bertambah lagi hingga kembali mencapai peningkatan
500%. (Saba&Mc Cormick, 2001)

4 Bagaimana memanfaatkan informasi dalam mendukung optimalisasi, efektifitas, dan


efisiensi proses manajerial?

Jawab:

Sistem informasi keperawatan telah membuat sebuah terobosan yang memungkinkan


perawat untuk mengelola pelayanan kesehatan dan memberikan perawatan yang lebih
efektif dan efisien, serta menjamin akuntabilitas dalam asuhan keperawatan secara umum.
Media informasi dalam keperawatan dapat digunakan untuk mengelola informasi dalam
perawatan pasien, memonitor kualitas perawatan, dan mengevaluasi hasil dari asuhan
keperawatan yang diberikan. Selain itu, media tersebut juga dimanfaatkan untuk
berkomunikasi (mengirim dan menerima) data dan pesan melaui internet serta mengakses
sumber informasi dari world wide web (www). (Saba, 2001)

Sistem informasi keperawatan juga dapat digunakan untuk merencanakan, membuat


budget (budgeting), dan menyusun kebijakan dalam pemberian asuhan keperawatan bagi
pasien. Sehingga media informasi sangat bermanfaat bagi pengembangan dan
peningkatan kualitas pelayanan keperawatan saat ini. (Saba, 2001).
Agar sistem informasi keperawatan dapat berbasis computerized sesuai dengan tujuan
dan fungsinya, dukungan dari sumber daya manusia tentunya juga diperlukan karena
pengoperasian sebuah sistem informasi tidak lepas dari operator atau penginput data,
sehingga dibutuhkan skill yang baik untuk mendukung terlaksananya program tersebut,
dengan pemberian pelayanan kesehatan yang optimal, efektif dan efisien, diharapkan
dapat berdampak pada peningkatan mutu layanan kesehatan di rumah sakit.

5 Bagaimana sebenarnya posisi perawat dalam tugasnya sehubungan dengan keberadaan


dokter.

Jawab:

6 Bagaimana seharusnya pola, sifat, dan arah komunikasi praktis antara dokter dengan
perawat.

Jawab:

7 Dimanakah awal mula terjadinya permasalahan dalam komunikasi ini.

Jawab:

8 Bagaimana jalan keluar dari permasalahan tersebut.

Jawab:
Saba, V.K., Mc Cormick, I.A. 2001. Essentials of computers for nurses: Informatics for the
new millennium (3rd ed). USA : Mc Graw- Hill Companies

Hidayah, N. 2014. Manajemen Model Asuhan Keperawatan Professional (MAKP) Tim dalam
Penigkatan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan. 7(2): 410-426

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan; Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Salemba Medika:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai