Anda di halaman 1dari 18

Penggunaan obat anti aging dipandang dari segi kedokteran dan islam

Kedokteran
abstraks:

Proses penuaan sudah terjadi pada saat kehidupan terjadi. Setelah usia dewasa fungsi
jaringan atau organ tubuh secara berangsur menurun dengan bertambahnya usia.
Penyakit yang berkaitan dengan usia, seperti penyakit kardiovaskuler, keganasan, komplikasi
infeksi, dan penyakit degeratif lainnya mempengaruhi lama hidup seseorang. Kemajuan dalam
bidang kedokteran, ekonomi, dan sosial terbukti berhasil memperpanjang harapan hidup,
sehingga jumlah usia lanjut terus meningkat. Secara keseluruhan manusia usia lanjut sudah
menjadi masalah global. Diperlukan suatu konsep bersama untuk mengatasi, mengantisipasi
masalah usia lanjut agar tetap berdaya guna, produktif bebas daripenyakit yang berat, dengan
status fungsional yang baik. Penuaan merupakan proses kemunduran yang berakhir dengan
kematian. Prosesmenua adalah hasil keseimbangan dari dua proses yang berjalan
bersamaan, yaitu degenerasi sel yang progresif dan kemampuan regenerasiyang menurun.
Berbagai penelitian telah berusaha membuktikan berbagai teori terjadinya proses penuaan.
Kultur sel, biologi molekuler, dan observasi jangka panjang telah memberikan banyak
pengetahuan mengenai proses penuaan ini. Percepatan, progresivitas proses penuaan,
penyakit dan berbagai hal lain yang mempengaruhinya mungkin dapat dicegah. Dari berbagai
penelitian yang eksperimental, retriksi kalori nampaknya merupakan hal yang paling
menjanjikan sebagai cara memperlambat proses penuaan dan memperpanjang masa hidup.

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

the overall deterioration of the body that comes with growing old is not inevitablewe now
realize that some aspects of it can be prevented or reserved. (Daniel Rudman,MD)

Harapan hidup manusia berbeda ditiap Negara maupun tiap jaman. Sebagai contoh, harapan
hidup manusia pada jaman Romawi adalah 25 tahun (!). Singkatnya usia manusia saat itu
disebabkan karena peperangan, penyakit (pes, sampar, kolera,dsb yang belum ada obatnya ).
Pada tahun 2003 harapan hidup tertinggi adalah di Jepang yaitu 80,93 tahun (pria 77,63 tahun
dan wanita 84,41 tahun). Di Amerika Serikat 77,14 tahun ( pria 74,37 tahun dan wanita 80,05
tahun ).(buku anti aging)

Pada tahun 1966 usia rata- rata di Indonesia (pria/wanita) adalah sekitar 59 tahun. Pada tahun
1986, pria 58 tahun, wanita 61 tahun. Pada tahun 1996, pria 61 tahun, wanita 63 tahun ( Biro
Pusat Statistik ). Walaupun tertinggal dengan negara maju, tetapi menunjukkan
kenaikan dari tahun ke tahun. (buku anti aging)

Jumlah warga usia lanjut Indonesia semakin meningkat seperti halnya dunia seiring dengan
meningkatnya usia harapan hidup. Diproyeksikan orang usia lanjut di Indonesia antara tahun
1990 2025 akan naik 414%, suatu angka tertinggi dunia. Berbagai masalah fisik biologik,
psikologik dan sosial akan muncul pada usia lanjut sebagai akibat dari proses menua atau
penyakit degeneratif yang muncul bersamaan dengan menuanya seseorang.

Menua adalah suatu proses alami yang akan dialami semua makhluk di alam semesta
ini, yang sampai saat ini belum diketahui penangkalnya. Menua merupakan
suatu proses irreversibel yang terjadi dan terus berkembang sejak seorang mature dan akan
menghasilkan sejumlah perubahan atau penyimpangan dari kondisi yang ideal, atau
penurunan kemampuan untuk kembali ke kondisi ideal atau keduanya.

Proses menua merupakan suatu akumulasi secara progresif berbagai perubahan patologis di
dalam sel dan jaringan yang terjadi seiring dengan waktu. Menurut constantidies ( 1994 ),
menjadi tua atau aging adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan secara
perlahanlahan untuk memperbaiki atau mengganti diri dan mempertahankan struktur serta
fungsi normalnya. Akibatnya tubuh tidak dapat bertahan terhadap kerusakan atau
memperbaiki kerusakan tersebut.
(Soepardiman,2003;Setiati, 2003 ).

Proses penuaan adalah suatu proses alamiah yang akan dialami setiap manusia dan dulu
dianggap bahwa tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegah proses tersebut.
Namun dari penelitian beberapa belas tahun terakhir ternyata menunjukkan
bahwa proses penuaan dapat dicegah, diperlambat, bahkan sebagian dapat dibalikkan .
( Djuanda , 2003 ; Setiati, 2003 )

Menurut tinjauan pustaka oleh Schneider dan Reed, proses menua dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu :
1. Olahraga yang teratur
2. Diet mengandung anti oksidan
3. Asupan trace mineral
4. Aspirin
5. Asupan asam lemak omega 3 ( dalam penelitian )

Saat ini ilmu pengetahuan dan tekhnologi masih ditantang untuk menerangkan sebab sebab
orang menjadi tua, bagaimana prosesnya dan caramemperlambat proses tersebut. Banyak
teori yang menjelaskan tentang menua, namun belum ada teori yang dapat memberikan
jawaban yangmemuaskan. Proses menua merupakan sesuatu hal yang alamiah yang dapat
terjadi pada seluruh organ tubuh termasuk kulit. Saat mulai terjadiproses tersebut tidak sama
pada setiap orang. Penipisan lapisan ozon mengakibatkan peningkatkan radiasi ultraviolet,
sehingga dapat mempercepat terjasinya photoaging, yaitu proses menua pada
kulit yang terus- menerus terpapar sinar matahari .
( Aryani, 2000 ; Djauzi, 2001 )

Umumnya dimasyarakat peremajaan kulit dilakukan untuk meningkatkan penampilan dan


bukan untuk kesehatan, sehingga kulit yangdiremajakan hanyalah kulit yang terlihat oleh
orang lain ( exposed skin), misalnya daerah muka, leher, dada bagian atas, lengan atas,
lengan bawah, tangan dan tungkai bawah. 0rang dewasa jarang sekali meremajakan kulit
bagian dalam, kecuali memakai kosmetik perawatan. Namun harus tetap diingat bahwa usaha
meremajakan kulit bukanlah usaha untuk memperpanjang umur, karena bagaimanapun umur
manusia tetap terbatas sebagaimana kodrat yang telah ditentukan oleh-Nya. (Wasitaatmadja,
2003)

Saat ini, sejak penelitian Dr.Daniel Rudman dipublikasikan pada 1990, anggapan bahwa
tidak yang bisa dilakukan pada proses menjadi tua menjadi luntur, bahkan semakin terbukti
bahwa menjadi tua adalah suatu penyakit yang bisa dicegah dan (dalam batas tertentu) bisa
disembuhkan. (buku anti aging )

I.2. PERMASALAHAN
1. Bagaimana teori- teori tentang penuaan. ?
2. Apa saja obat- obat yang termasuk Anti aging ?
3. Bagaimana cara kerja obat Anti aging dalam menghambat proses penuaan ?
4. Apa manfaat dari pemakaian obat Anti aging ?
5. Bagaimana efek samping yang terjadi pada pemakaian obat Anti aging ?
6. Bagaimana pandangan Islam terhadap pemakaian obat Anti aging ?

I.3. TUJUAN

I.3.1 Tujuan Umum


Mendapatkan pandangan tentang pemakaian obat Anti aging dan akibat yang ditimbulkan
pada pemakaian obat Anti aging tersebut.

I.3.2 Tujuan Khusus


I. Menjelaskan bagaimana cara kerja obat Anti aging dalam menghambat proses penuaan.
II. Memberikan informasi tentang manfaat pemakaian obat Anti aging dalam
menghambat proses penuaan.
III. Menjelaskan efek samping yang dapat timbul pada pemakaian obat Anti aging dalam
menghambat proses penuaan.
IV. Memberikan informasi bagaimana pandangan Islam tentang pemakaian obat Anti
aging dalam menghambat proses penuaan.
I.4. MANFAAT

1. Bagi Civitas Akademika UniversitasYARSI,


Makalah ini bisa menjadi bahan pustaka yang berguna bagi civitas akademika Universitas
YARSI, sehingga pengetahuan tentang pemakaian obat Anti
aging yang menghambat proses penuaan ditinjau dari kedokteran dan islam lebih jelas.

2. Bagi Masyarakat,
Diharapkan dari skripsi ini dapat memberikan informasi tentang manfaat dan
akibat yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian obat Anti agingdalam
menghambat proses penuaan.

3. Bagi penulis,
Dapat menambah wawasan pengetahuan tentang pemakaian obat Anti aging dalam
menghambat proses penuaan.
Dapat meningkatkan keterampilan dalam menulis, berpikir logis dan aplikatif dalam
memecahkan permasalahan ilmiah dan keislaman.

BAB II
PENGGUNAAN OBAT ANTI AGING
DIPANDANG DARI SEGI KEDOKTERAN DAN ISLAM

we are afraid not of pain but the futile prolongation of life by high tech medical intervention.
Are we, Thitonus like to gain the gift of immortality without the gift of eternal youth ?
( Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Dalam suatu legenda Yunani kuno dikisahkan mengenai Thitonus yang meminta kepada
dewanya untuk panjang umur, hidup abadi tak dapat mati. Ia kemudian mendapatkan yang
diinginkannya, tidak mati-mati, sehingga ia menjadi tua sekali, badannya makin lama mengecil
menjadi seperti serangga, karena ia lupa meminta juga awet muda.
( Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Ketakutan menjadi tua mungkin sekali terjadi oleh karena anggapan bahwa tua identik dengan
kelemahan, suatu proses progresif kemunduran fungsi-fungsi organ yang berakhir dengan
kematian. Bermacam cara hidup, obat, latihan fisik, dan jiwa telah dianjurkan dan dilakukan
untuk menghambat atau memperlambat terjadinya penuaan. Kemajuan pengetahuan, ilmu
kedokteran, perbaikan nutrisi, sosial, dan ekonomi saat ini terbukti dapat memperpanjang
umur harapan hidup manusia, walaupun tetap saja laju kecepatan proses menua tidak
berubah. Sehingga yang saat ini dapat dilakukan adalah mempertahankan kehidupan untuk
waktu yang lebih lama walaupun tetap terjadi kemunduran fungsi organ tubuh. (Majalah
Kedokteran Indonesia,Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Menjadi tua menjadi momok bagi kebanyakan orang. Padahal, menua adalah hal yang normal
dan wajar. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Definisi menua saat ini masih belum
seragam dan menjadi perdebatan dikalangan ilmuwan. Salah satu definisi menua adalah
proses yang mengubah individu sehat menjadi rentan, dengan berkurangnya kapasitas
cadangan berbagai sistem organ tubuh yang menyebabkan individu tersebut mudah terpajan
penyakit dan meninggal. Proses yang terjadi dalam sistem organ tubuh pada proses menua
terjadi dalam tingkat seluler. Batasan seseorang dianggap masuk sebagai usia lanjut menurut
WHO adalah usia lebih dari 60 tahun.

II.2 DEFINISI PROSES PENUAAN

Lanjut usia sebagai tahap akhir siklus biologis kehidupan merupakan tahap perkembangan
normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut tersebut dan
merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Dengan lanjutnya usia, kita akan menjadi
tua, keadaan ini kadang sering membuat seseorang ketakutan karena penuaan dapat
menyebabkan terjadinya perubahan pada tubuh antara lain, kulit menjadi keriput, rambut
memutih, gigi berlubang dan lepas, akibat perubahan tersebut mis penampilan wanita tidak
lagi cantik dan menarik.
Proses menua merupakan proses alami yang wajar, proses ini pada akhirnya akan terjadi dan
tidak dapat dihindari. Kapan dimulainya sukar untuk ditetapkan karena belum ada tolak ukur
yang tepat. Menurut Kosasih ( 1991) dan Kurniati (1996) proses penuaan kulit dipengaruhi
oleh faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik yang saling berpengaruh satu sama lainnya. Faktor
instrinsik adalah faktor yang datang dari dalam tubuh sendiri yang sulit untuk dihindari, faktor
ini meliputi genetik, hormonal dan ras.

Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar tubuh (lingkungan), faktor ini
dapat dicegah dengan berbagai upaya. Faktor ekstrinsik yang berpengaruh terhadap proses
kulit menua adalah sinar ultra violet, kelembaban udara, suhu, angin, rokok dan alkohol.
Kurniati (1996) menambahkan bahwa faktor ektrinsik yang sering menjadi penyebab terjadinya
penuaan kulit secara dini adalah sinar matahari dan kelembaban udara yang rendah (seperti
ruangan ber AC dan dingin). Selain itu stress dan perawatan kulit yang kurang tepat dapat
memicu proses kulit menua (Anonim, 1992;Kosasih, 1991).

Ada dua istilah yang sering dipakai untuk menyatakan proses penuaan dan kemunduran
fungsi organ, yaitu aging dan senescense. Kedua istilah tesebut sering dipertukarkan. Aging (
penuaan, bertambahnya umur ) merupakan proses perubahan bertahap yang berlangsung
terus menerus sejak lahir yang mengakibatkan proses pedewasaan, melalui masa anak,
remaja, dan kemudian setelah dewasa mengalami kemunduran lagi. Istilah aging hanya
menunjukkan efek waktu, karena lebih merujuk pada suatu proses yang terjadi sejak
seseorang lahir hingga mati, sehingga aging tidak sepenuhnya menggambarkan proses
kemunduran fungsi. Pada aging terdapat pula unsur perkembangan (development) yang
terjadi sejak lahir sampai dewasa muda dan pada umumnya suatu proses generatif.(Majalah
Kedokteran Indonesia,Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Untuk menggambarkan proses penurunan fungsi berbagai sel, organ, maupun sistem organ
yang mengarah pada kematian, istilah senescence (menjadi tua ) lebih tepat digunakan.
Senescence menyatakan sesuatu proses kemampuan pembelahan sel, proses pertumbuhan,
dan fungsi mengalami penurunan, sehingga pada suatu saat tidak mampu melakukan replikasi
lagi, dan berakhir dengan kematian sel tersebut. Pada senescence yang dominan adalah
proses degenaratif. Membedakan antara aging dan senescence dianggap perlu, karena
banyak perubahan selama aging mungkin tidak merusak dan mungkin suatu perubahan yang
diharapkan. ( Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Perubahan fungsional pada proses penuaan

Penuaan adalah suatu proses yang universal, yaitu selalu terdapat pada semua usia lanjut,
berupa kemunduran fungsi bio-sel, jaringan dan organ yang bersifat progresif, perubahan
secara bertahap, akumulatif dan intrinsik (dari dalam badan sendiri tanpa pengaruh lingkungan
). ( Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Terdapat penurunan fungsi tubuh pada usia lanjut dibandingkan dengan usia muda.
Penurunan fungsi berbagai organ seperti ; sistem saraf pusat akan mengalami penurunan
daya ingat, sedangkan saraf perifer mengalami penurunan fungsi persepsi, sensorik dan
motorik. Sedangkan jantung mengalami penurunan curah jantung, sklerosis katup, penurunan
frekuensi jantung, dan mudah terjadi aritmia. Fungsi hormon tiroid dan testoteron bebas juga
menurun, tetapi hormon insulin dan paratiroid meningkat. Kemampuan respirasi, kapasitas
pernapasan, dan ambilan oksigen menurun, demikian juga dengan sistem gastrointestinal
fungsi absorpsi dan sekresi menurun. Fungsi ginjal menurun sesuai dengan meningkatnya
usia yang disertai dengan berkurangnya kemampuan eksresi ion H+ dan pengaturan
keseimbangan air. Berbagai sistem dan jaringan tubuh menurun, seperti otot mengalami atrofi
(sarkopenia), tulang menipis (ostopenia), kulit mengeriput, dan sistem imun menurun. Proses
penurunan tersebut berbeda-beda dan sangat individual. Usia kronologis hanya merupakan
salah satu faktor kontribusi yang memegang peran, selain sebagai faktor bawaan, faktor
didapat, dan faktor lingkungan (eksternal) juga memegang peran. ( Majalah Kedokteran
Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Petanda Proses Penuaan

Sebenarnya apa yang kita lihat sehari- hari sebagai tua atau usia lanjut adalah sebagaian
besar dari akumulasi berbagai penyakit baik yang ringan maupun yang berat. Banyak orang
menjadi tampak lebih tua oleh karena menderita gangguan peredaran darah otak atau stroke
dengan berbagai komplikasinya. Contoh lain adalah komplikasi diabetes terhadap pembuluh
darah maupun organ- organ lain dan banyak kondisi atau penyakit lain yang mempengaruhi
terjadinya tua. ( Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Oleh karena itu cukup sulit sebenarnya untuk mendapat batasan yang jelas apakah yang
dimaksud dengan tua (tanpa pengaruh penyakit apapun ), karena selalu ada interaksi antara
kemunduran fisiologis/ fungsi tubuh akibat penuaan dengan penyakit yang berkaitan dengan
umur. ( Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Pengaruh Faktor Eksternal dan Lingkungan pada proses penuaan

Sedikit telah disinggung diatas bahwa selain faktor genetik dan berbagai faktor yang terjadi
didalam sel, organ, atau sistem organ secara intrinsik, faktor eksternal dan lingkungan sekitar,
baik langsung maupun tidak langsung, juga banyak mempengaruhi laju/ kecepatan proses
penuaan. Sedangkan secara tidak langsung, faktor-faktor eksternal tersebut memodifikasi
penyakit-penyakit degeneratif sehingga proses menua dapat dipercepat atau diperlambat.
Secara langsung, berbagai gaya hidup dan asupan nutrisi dapat meningkatkan atau
menurunkan jumlah sel dan fungsinya serta juga akan berpengaruh pada proses penuaan. (
Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Sebagai contoh perubahan yang terjadi pada otak saat tua tejadi secara struktural dan
fungsional. Perubahan tersebut antara lain :
1. Berkurangnya massa otak ( berat otak berkurang 6-11 % )
2. Berkurangnya aliran darah keotak dan ketidak sesuaian autoregulasi perfusi otak
3. Berkurangnya neuron
4. Proliferasi sel astrosit
5. Terdapatnya neurofibrilary tangel, badan lewy, benda hirano
6. Meningkatnya plak senilis
7. Menurunnya myelin dan total lipid
8. Perubahan pada neurotransmitter
9. Meningkatnya aktivitas monoamine oksidase
II.3. TEORI PENUAAN

Banyak teori yang telah dikemukakan untuk menilai proses penuaan (Harman,1991). Tidak
ada satu teori pun yang disetujui secara umum : Proses ini luar biasa dan tetap menjadi
sebuah misteri ( Rothstein,1986 ). Ada keraguan bahwa satu teori akan menerangkan
semua mekanisme dari penuaan (Schneider,1987;Vijg,1990 )

TEORI TERJADINYA PENUAAN(Majalah Kedokteran Indonesia,Vol.56,No.3,Maret 2006 )


1. Teori Biokimiawi
Banyak sekali teori yang termasuk dalam golongan ini. Pada dasarnya ada 2 kelompok, yaitu
:1) Program genetik untuk sendiri dan 2) Kerusakan secara acak biokimiawi protein dan DNA
sehingga efisiensi metabolik seluler berkurang.
2. Teori Program
Teori ini berpendapat bahwa penuaan sudah terprogram dalam genom, sehingga pada suatu
saat akan diekspresikan untuk mematikan organisme tersebut.oleh karena itu setiap spesies
mahluk hidup mempunyai lama hidup maksimum yang berbeda-beda.
3. Teori Neuroendokrin
Dalam teori ini dikemukakan bahwa penuaan terjadi akibat penurunan fungsi neuron dan
hormon-hormonnya. Aksis hipotalamus, hipofisis dan adrenal dikatakan adalah penjaga waktu
(time keeper ) bagi organisme dan memegang peran utama dalam proses penuaan.
4. Teori Imunologik
Teori ini didasarkan atas adanya bukti bahwa pada usia lanjut kapasitas fungsional sistem
imun berkurang yang berhubungan dengan gen HLA.
5. Teori Keausan Genetik dan Kesalahan Transfer Informasi
Proses transfer informasi dari DNA ke ekspesi metabolik dapat terjadi oleh karena semakin tua
terjadi kerusakan metabolik (incomplete repair). Hal tersebut menyebabkan penumpukan
protein sel atau DNA yang termodifikasi.
6. Teori Mutasi Somatik
Teori yang sudah lama ini berkembang sejak perang dunia ke 2. Dalam kehidupan ini, untuk
penggantian sel-sel badan yang rusak diperlukan pembelahan sel-sel tubuh yang terus
menerus, sehingga pada akhirnya setelah banyak kali membelah diri akan selalu tejadi mutasi
dari DNA. Mutasi tersebut dapat terjadi akibat radiasi atau unsur radiomimetic.

7. Teori Reaksi Maillard atau Advanced Glycosilation End-products (AGEs)


Pada tahun 1980an, Monnier dan Cerami mengajukan teori penuaan yang didasari pada
proses glikolisasi atau reaksi Maillard. Proses penuaan terjadi karena pembentukan secara
terus menerus dan penumpukan hasil reaksi Maillard. Hipotesis ini didasarkan atas observasi
bahwa pada proses penuaan terdapat perubahan kristal dan kolagen menjadi kecoklatan dan
fluoresen yang berkaitan dengan penambahan usia, penumpukan AGEs, dan peningkatan
cross-linking.
8. Teori Kesalahan Sintesis Protein
Teori ini pertama kali dianjurkan oleh Lesley Orgel. Penuaan terjadi oleh karena terjadi
kesalahan transfer informasi dari DNA melalui transkripsi dan translasi menjadi protein
fungsional.
9. Teori Radikal Bebas
Dalam keadaan fisiologi yang normal, metabolisme sel organisme aerobik yang menggunakan
oksigen, dapat menghasilkan metabolit oksigen reaktif yang berbahaya. Keadaan
ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas (prooksidan) dengan antioksidan disebut
sebagai stress oksidatif. Kerusakan akibat reaksi oksidatif ini semakin meningkat sesuai
dengan kenaikan usia dan hal ini merupakan salah satu penyebab proses penuaan.

Penuaan adalah kumpulan dari perubahan yang bertanggung jawab bagi perubahan yang
berakibat menyertai kemajuan umur dan menghubungkan peningkatan yang progresif dalam
penyakit dan kematian. Produksi dari perubahan dapat menjadi penghubung untuk lingkungan
dan penyakit pada proses penuaan yang dibawa sejak lahir. Lalu lingkungan pada kondisi
kehidupan pada umumnya dapat menurunkan kematian mendekati batas nilai pertumbuhan
Negara. Di Amerika Serikat proses penuaan penyebab utamanya adalah penyakit dan
kematian setelah kira- kira umur 28 tahun.

Teori radikal bebas dari penuaan timbul pada tahun 1954 dari sebuah pertimbangan pada
fenomena penuaan dengan dasar pikiran bahwa suatu proses umum, berubah oleh genetik
dan faktor lingkungan, bertanggung jawab pada penuaan dan kematian pada semua mahluk
hidup (Harman, 1956,1992). Dalil teori ini bahwa penuaan disebabkan reaksi radikal bebas,
reaksi ini mungkin meliputi produksi dari kumpulan perubahan penuaan dengan lingkungan,
penyakit dan proses intrinsik penuaan. Ini diperkirakan masa hidup dari organisme dapat
meningkat oleh karena perlambatan kecepatan dari inisiasi secara acak reaksi radikal bebas
dan menurunkan rantai panjang reaksi tersebut. Terlebih dahulu harus bisa dicapai penurunan
mencerna dengan mudah oksidasi komponen makanan, asupan kalori dan suhu, yang terakhir
dengan meningkatkan konsentrasi dari inhibitor radikal bebas pada organisme atau dengan
meningkatkan daya tahan dari unsur pokok ini pada serangan radikal bebas. Teori radikal
bebas dari dalil penuaan disebabkan oleh reaksi radikal bebas. Yang mendukung teori ini
banyak antara lain :

1. Penelitian pada awal mula dan evolusi dari kehidupan


2. Penelitian pada efek dan radiasi ionisasi pada mahluk hidup
3. Penyalahgunaan makanan pada reaksi radikal bebas endogen
4. Keterangan yang masuk akal menetapkan fenomena penuaan
5. Nilai pertumbuhan dari penelitian melibatkan reaksi radikal bebas pada patogenesis dari
penyakit spesifik

Jangka hidup sehat yang aktif dapat meningkat 5- 10 tahun atau lebih dengan menjaga
penurunan berat badan pada level harmonis yang sehat dengan diet makanan memadai pada
nutrisi essensial dan merancang untuk meminimalisasi reaksi radikal bebas dalam tubuh.
Menurut data statistik, kemungkinan kematian pada pria menurun secara cepat setelah
kelahiran untuk jumlah minimum kira-kira masa remaja dan kemudian meningkat sesuai
peningkatan umur untuk menilai masa depan, yang mana meningkat hampir eksponensial
(Kohn, 1985; Upton,1977, National Center for Health Statistik, 1988 ) pada kecepatan
karakteristik dari pria, jadi beberapa individu mencapai umur 100 tahun dan tak satu pun hidup
kira-kira 115 tahun (Comfort, 1979). Perbaikan kondisi umum kehidupan, nutrisi yang baik,
perawatan medis dan lain-lain, mengurangi kemungkinan kematian (Jones,1955;Dublin,1949)
pada yang lebih muda daripada yang lebih tua.

Proses penuaan sekarang jadi faktor resiko utama untuk penyakit dan kematian kira-kira
setelah umur 28 tahun pada Negara berkembang. Yang penting dalam proses ini kesehatan
kita dan kehidupan yang lebih baik menjadi tidak jelas oleh protein alami pada kontribusi untuk
perubahan non spesifik untuk patogenesis penyakit.

Sebagai faktor resiko untuk penyakit ditemukan dan diminimalisasi kemungkinan kematian
menurun terhadap ketentuan dari proses penuaan, ketika hubungan rata-rata harapan hidup
pada permulaan kelahiran hingga maksimum kira-kira umur 85 tahun (Woodhall, 1957;Fries,
1980;Olshanky, 1990). Rata-rata harapan hidup pada kelahiran dalam Negara berkembang
sekarang ini kira-kira kurang dari 10 tahun.

Meskipun teori radikal bebas dari penuaan dapat digunakan pada semua , diikuti ulasan
langsung sebagian besar untuk penuaan mamalia, yang mana O2 adalah sumber kerusakan
reaksi radikal bebas. Reaksi radikal bebas ada dimana-mana dalam sistem kehidupan.di
kehidupan nyata timbul secara spontan kira-kira 3,5 milyar tahun yang lalu dari asam amino,
nukleotida dan bahan dasar kimia lainnya pada produksi mahluk hidup dari yang sederhana,
komponen berkurang pada atmosfer oksigen bebas sederhana dengan reaksi radikal bebas,
sebagian besar dimulai dengan radiasi ionisasi dari matahari. Selanjutnya jangka waktu
berkembang secara sejajar dengan kemampuan dari organisme untuk mengatasi kerusakan
radikal bebas.

Reaksi Radikal Bebas Endogen

Reaksi radikal bebas timbul akibat permulaan pada radiasi ionisasi (Altman,1970), dari reaksi
enzimatik dan non enzimatik ( Mead 1976;Scot,1965 ), terutama sekali dari dua energi
tambahan pokok pada proses bekerjanya pada mahluk hidup, fotosintesis dan reduksi O2
pada air ( Nahl,1978,1979). Mungkin ini timbul juga dalam reduksi dari pusat penerima
electron bekerja secara anaerob (Gottschcalk,1979). Mungkin sangat banyak kelebihan dari
reaksi radikal bebas enzimatik yang salah satunya dibutuhkan dalam pemeliharaan dan fungsi,
ketika inisiasi dari non enzimatik yang buruk dan oleh kebocoranpada radikal bebas dari
reaksi enzimatik, disebabkan lebih atau kurangnya perubahan secara acak.

Antioksidan dan enzim antioksidan sudah berkembang untuk batas kecepatan dari produksi
lebih atau kurang kerusakan radikal bebas secara acak terjadi terus menerus diseluruh sel dan
jaringan. ( Harman, 1986). Justru bagaimana menyebabkan radikal bebas berubah secara
bersama menyebabkan penuaan dan kematian tidak diketahui.

Proses penuaan barangkali sederhana disimpulkan dari kerusakan reaksi radikal bebas yang
kejadiannya secara terus menerus diseluruh sel dan jaringan. Prosesnya tidak akan
mengalami perubahan pada awal radikal bebas dimana dimulai dengan radiasi sinar ultraviolet
dari matahari dan sekarang timbul radikal bebas dari reaksi bebas enzimatik dan non
enzimatik. Teori radikal bebas dari penuaan diprediksikan bahwa masa hidup sehat dapat
ditingkatkan dengan meminimalisasi kerusakan reaksi radikal bebas ketika bercampur dengan
bahan essensial untuk penghematan sel dan jaringan. Data yang ada sekarang menunjukkan
bahwa ini bisa menjadi matang dengan menjaga penurunan berat badan pada level yang
harmonis dengan rasa yang lebih baik, ketika diet makanan memadai pada nutrisi essensial
tetapi dirancang untuk meminimalisasi pengacakan reaksi radikal bebas ditubuh. Sepertinya
diet akan mengandung jumlah minimal dari komponen sederhana untuk memperbesar reaksi
radikal bebas, sebagai contoh tembaga dan lemak poliunsaturasi dan peningkatan jumlah dari
substansi yang baik dari mengurangi kerusakan radikal bebas, seperti ?-tokoferol, asam
askorbat, selenium, satu atau lebih antioksidan sintetik. Ini layak untuk diharapkan bahwa ini
mendekati pengurangan ketidakwajaran dan kematian, seharusnya untuk penyakit degeneratif
dan perubahan umur yang non spesifik dan mungkin juga meningkatkan sedikit masa hidup
maksimum, juga sebagai hasil pada perpanjangan dari 5 tahun atau lebih pada masa hidup
sehat dan produktif.

Penelitian Waktu Hidup

Ini mungkin terjadi untuk menambah pertahanan normal melawan kerusakan reaksi radikal
bebas dengan perubahan paling sedikit 3 cara :

A. Reduksi Kalori
Reduksi kalori disertai dengan penurunan yang sebanding pada perubahan yang terus-
menerus dari O2 diluar sel dan jaringan dan juga dalam pemanfaatan O2 mitokondria
berakibat pada penurunan produksi O2.
Reduksi kalori dengan pemasukan yang memadai dari nutrisi essensial meningkat keduanya
rata- rata maksimum waktu hidup dan menurun karena pengaruh penyakit ( Masaro,dkk,1982).
Meningkatnya waktu hidup dari hewan kira- kira berbanding terbalik dengan penurunan dalam
kecepatan konsumsi O2, sebagai contoh: pada salah satu penelitian, 38% reduksi O2
(sebagai ukuran dari pemasukan makanan ) menghasilkan peningkatan 41 % pada waktu
hidup ( Yu,dkk,1982). Efek yang menguntungkan dari terbatasnya kalori mungkin sebagian
besar seharusnya untuk menurunkan kerusakan radikal bebas yang memperlihatkan
rendahnya O2 secara terus- menerus pada sel dan jaringan terutama sekali dalam mitokondria
dimana lebih dari 90% O2 dikonsumsi oleh mamalia.
B. Diet Protein
Meningkatnya kadar makanan pada oksidasi asam amino secara mudah meningkatkan
kerusakan reaksi radikal bebas dan menurunkan harapan hidup. Menurut (Harman,1978),bila
tiap 1% dari berat badan pada tiap histidin atau lisin bertambah pada makanan semi sintetik
mengandung 20 % kasein sebagai satu- satunya sumber protein, rata- rata harapan hidup
menurun 5-6% berturut-turut. Sebaliknya mengganti kasein dengan kacang kedelai yang
mengandung lebih kurang dari jumlah oksidasi asam amino secara mudah meningkatkan
harapan hidup 13 %.
C. Anti Oksidan
Meningkatnya rata- rata harapan hidup dari mencit karena mendapat antioksidan mungkin
berhubungan dengan penurunan berat badan kira-kira 10% ( Harman, 1968). Hanya 1
antioksidan yang umurnya panjang telah dilaporkan yang mana konsumsi makanan dan berat
badan dan kontrol keduanya, dengan merawat mencit yang sama jumlahnya 0,25% dari berat
badan pada 2-merkaptoetanol untuk diet mencit meningkatkan rata- rata harapan hidup 13 %.
Penelitian pada efek 2-merkaptoetanol dari waktu hidup mencit betina, didapat kesimpulan
bahwa antioksidan tidak dapat meningkatkan rata- rata harapan hidup atau maksimum waktu
hidup melebihi nilai- nilai yang berlaku untuk mengontrol mencit bertahan hidup dibawah
kondisi optimal.( Clapp,dkk,1979 )

Meningkatnya rata- rata harapan hidup dari mencit dalam penelitian yang diatas bahwa tidak
ada hubungan dengan meningkatnya waktu hidup maksimum dan oleh karena itu tidak ada
penurunan dalam kecepatan pada proses penuaan yang dibawa sejak lahir melengkapi
sebagian besar inhibisi oleh antioksidan dari perubahan umur yang berhubungan dengan
lingkungan dan penyakit.

Hanya 3 senyawa yang sejauh ini dapat meningkatkan waktu hidup maksimum dari mencit :
1. 2- merkaptoetanol ( Heidrick,dkk,1984)
2. 2-etil-6-metil-3-hidroksipiridin (Emmanuel,1976 )
3. 2,6-dimetil-3,5-dietoksi karbonil-1,1,4 dihidropiridin (Emmanuel,dkk,1981)
Kerusakan umum dari antioksidan untuk meningkatkan waktu hidup maksimum sebagian
besar disebabkan fungsi mitokondrial ditekan oleh senyawa konsentrasi dibawah ini yang
diperlukan untuk memperlambat kerusakan pada mitokondrial oleh inisiasi reaksi radikal bebas
selama pada waktu fungsi mitokondria normal (Harman,1972,1983).
Penyakit Radikal Bebas

Penyebab dari meningkatnya insiden penyakit dengan kemajuan umur telah lama jadi
perhatian. Keterangan yang dapat dipercaya adalah dasar pada pengamatan reaksi radikal
bebas melibatkan patogenesis dari pertumbuhan nilai kelainan (Harman,1984,1986
;Halliwell,dkk,1989;Slater,dkk,1991).

Reaksi radikal bebas terdapat dimana-mana menghasilkan perubahan yang merugikan secara
bertahap yang bertambah jumlahnya bersamaan dengan umur diseluruh tubuh. Rangkaian
proses perubahan normal dengan umur dapat menghubungkan perubahan tersebut lebih atau
kurang dari biasanya pada semua orang. Meletakkan pada system yang biadsa dari
perubahan sistemnya akan berbeda dari individual yang satu ke individual lain diperlihatkan
oleh perubahan genetik dan lingkungan menyesuaikan reaksi radikal bebas. Penyakit radikal
bebas terdapat 2 penyebab utama yaitu aterosklerosis dan kanker. Beberapa data melibatkan
reaksi radikal bebas pada kanker, aterosklerosis, hipertensi essensial, amiloidosis dan
defesiensi imun karena umur. ( Harman,1986)

II.4. PERUBAHAN FISIOLOGIS DI USIA LANJUT

Terdapat penurunan fungsi tubuh pada usia lanjut dibandingkan dengan usia muda. Sistem
saraf pusat mengalami penurunan daya ingat, sedangkan saraf perifer mengalami penurunan
fungsi persepsi, sensorik dan motorik. Jantung mengalami penurunan curah jantung, sklerosis
katup, penurunan frekuensi jantung, dan mudah terjadi aritmia. Fungsi hormon tiroid dan
testoteron bebas menurun, tetapi hormon insulin dan paratiroid meningkat. Kemampuan
respirasi, kapasitas pernapasan, dan ambilan oksigen menurun, serta sistem gastrointestinal
serta absorpsi dan sekresi menurun. Fungsi ginjal menurun sesuai dengan meningkatnya usia
yang disertai dengan berkurangnya kemampuan eksresi ion H+ DNA pengaturan
keseimbangan air. Berbagai sistem dan jaringan tubuh menurun, seperti otot mengalami atrofi
(sarkopenia), tulang menipis (ostopenia), kulit mengeriput, dan sistem imun menurun. Proses
penurunan tersebut berbeda-beda dan amat individual. Usia kronologis hanya merupakan
salah satu faktor kontribusi yang memegang peran, selain sebagai faktor bawaan, faktor
didapat, dan faktor lingkungan (eksternal) juga memegang peran.

Manifestasi yang paling jelas pada proses menua adalah menurunnya kemampuan kerja yang
disebabkan oleh penurunan kemampuan dan berbagai fungsi sistem tubuh. Berkurangnya
jaringan tubuh secara progresif yang disebabkan oleh kematian sel-sel tubuh, merupakan
dasar penyebab turunnya kemampuan dan fungsi tubuh (Widjayakusuma. D, 1992).

Dibawah ini secara singkat akan diterangkan beberapa perubahan dalam tubuh yang terjadi di
usia lanjut :

KULIT

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup
manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit terdiri
dari tiga lapisan, yaitu : Lapisan Epidermis, Dermis dan Hypodermis. Epidermis menjadi tipis
karena kehilangan sel-sel epidermis yang disebabkan oleh peningkatan deskuamasi dan
penurunan pertumbuhan sel. Serat kolagen menjadi besar dan kasar sehingga tempat yang
tersedia untuk lemak, air dan matriks berkurang seiring usia. Juga terjadi klasifikasi pada serat
elastik oto sehingga kulit tampak kasar, berkerut dan menggantung.

Jumlah keringat dan minyak yang diproduksi berkurang karena terjadi atrofi kelenjar (Djuanda.
A,2002). Faktor yang mempengaruhi penuaan kulit dini (Cholis,1998).
Penyebab timbulnya penuaan kulit sampai saat ini belum diketahui, beberapa faktor yang
mempercepat terjadinya proses penuaan kulit dini antara lain :
1. Sinar Matahari
2. Faktor yang berhubungan dengan pembentukan radikal bebas seperti, radiasi sinar X,
polusi udara dari mobil, gas NO2 dari pabrik, asap rokok, bahan kimia eksogen dan endogen,
serta makanan yang mengandung tinggi karbohidrat dan kalori
3. Faktor yang menyebabkan kekeringan seperti cara perawatan kulit yang salah, kosmetik
yang tidak sesuai, kelembaban udara yang rendah, ruang AC, paparan angina, suhu panas
atau dingin yang akan memepercepat proses penguapan air pada kulit sehingga kulit menjadi
kering
4. Faktor lain seperti, gizi buruk, penyakit menahun, kebiasaan merokok, minuman keras, kopi
yang berlebihan, stress, penurunan berat badan yang terlalu cepat, pemakaian otot- otot
wajah yang tidak perlu seperti cemberut,dll

Kelainan yang terjadi karena proses penuaan : ( Wasitaatmadja,2003)


I. Kulit berkerut dan longgar ( wrinkle, laxity)
II. Kulit kering dan kasar ( xerosis cutis )
III. Bercak ketuaan/ pigmentasi ( mottled pigmentation )
IV. Tumor kulit

OTOT
Atrofi serat otot yang terjadi menyebabkan jumlah dan diameter serat otot menurun. Keadaan
ini terjadi sebanyak 30% pada usia 30-80 tahun. Massa total jaringan otot berkurang dengan
meningkatnya usia, karena ukuran otot berkurang maka kekuatan otot juga berkurang yaitu
sebanyak 10-20% sampai usia 79 tahunan dan menurun secara drastis (50%) setelah usia
tersebut (Widjayakusuma,1992)

JANTUNG

Ukuran jantung pada usia lanjut pada umumnya sama dengan usia muda atau sedikit lebih
kecil. Ukuran jantung mengecil disebabkan karena massa otot ventrikel kiri jantung berkurang
yang diakibatkan oleh aktivitas berkurang pada usia lanjut. Katup-katup menebal dengan
bertambahnya usia, yang disebabkan karena adanya penumpukan garam kalsium.
Aterosklerosis merupakan hal yang fisiologis pada proses menua. Pada dinding arteri terjadi
penumpukan kristal-kristal lemak, kolesterol dan garam-garam kalsium. Sulit untuk menarik
batas antara kemampuan kerja jantung yang disebabkan oleh gangguan koroner akibat
penuaan, dengan gangguan yang sudah merupakan proses patologik (Widjayakusumah,
1992)

TULANG

Perubahan utama dalam tulang yang terjadi pada proses penuaan adalah jumlah kalsium
berkurang. Biasanya lebih berat pada wanita. Kadar kalsium mulai terjadi pada usia 60 tahun.
Pada usia tua juga terjadi penurunan sintesis protein sehingga kolagen yang diperlukan untuk
pembentukan matrix tulang menurun. Keadaan tulang menjadi semakin porous, banyak terisis
garam anorganik dan mudah patah (Spence, A, 1995)

KOMPOSISI TUBUH

Air dalam tubuh manusia terdapat diintrasel dan ekstrasel. Jumlah air dalam keduanya
berkurang sesuai usia, terutama di intrasel sehingga terjadi keadaan dehidrasi selular. Ketika
usia lanjut kadar air menurun menjadi 54% pada pria dan 40% pada wanita. Selain dehidrasi,
jumlah jumlah air menurun karena serat otot banyak digantikan oleh lemak sehingga tempat
yang tersedia untuk penampungan air berkurang (Spence.A,1995)
Perubahan homeostasis yang jelas terlihat pada usia lanjut adalah terdapatnya penurunan
daya cadang faali yang mengakibatkan penurunan kemampuan adaptasi terhadap perubahan
lingkungan. Perubahan homeostasis tersebut menggambarkan adanya perubahan yang terjadi
pada sintesis, metabolisme, serta faal hormonal; dimana sebenarnya perubahan dimaksud
tidak begitu terlihat secara klinis terutama pada kondisi basal.( Majalah Kedokteran Indonesia,
Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Sebenarnya dalam proses penuaan, kadar beberapa hormon tertentu di plasma dalam
keadaan basal tidak mengalami penurunan yang amat berarti. Kadar gula darah puasa
populasi usia lanjut tidak berbeda dari dewasa; namun setelah beban glukosa baru terlihat
bahwa rata-rata kadar gula darah pada usia lanjut memang lebih tinggi daripada dewasa
muda. ( Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )
Sistem hormonal pada proses penuaan dapat dipertahankan melalui beberapa
mekanisme :
Kompensasi berupa sekresi hormon lain untuk memberikan imbangan atas kehilangan faal
hormon tertentu melalui mekanisme umpan balik.
Sekresi hormon lain untuk mengkompensasi bersihan plasma hormon tertentu.
( Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Tampilan gejala klinis penyakit endokrin pada usia lanjut juga berubah menjadi tidak spesifik
lagi. Diabetes pada usia lanjut sering muncul dalam bentuk hiperosmolar non ketotik, suatu
keadaan yang jarang dijumpai pada diabetes mellitus dewasa. Perlu pula diingat bahwa gejala
dan tanda penyakit endokrin pada pasien geriatrik sering tertutupi oleh kormoboditas yang ada
obat-obatan yang dikonsumsi. ( Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Komorbiditas, konsumsi obat- obatan, perubahan status nutrisi dan komposisi tubuh, dapat
menyebabkan salah interpretasi tentang penyakit tertentu pada usia lanjut. Pada pemberian
obat untuk pasien usia lanjut, penting pula diperhatikan beberapa perubahan regulasi
hormonal terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit. Kadar hormon antidiuretik dan atrial
natriuretis hormon akan meningkat pada usia lanjut, tetapi tanggapan ginjal terhadap ADH
menurun. Kadar aldosteron basal usia lajut mengalami penurunan. Hormon yang akhir- akhir
ini banyak dibicarakan adalah hormon pertumbuhan (growth hormon=GH ). GH diproduksi
oleh hipofisis, diatur oleh peptide hipotalamus yakni growth hormon releasing hormon ( GHRH)
dan somatostatin. GHRH merangsang dan somastatin menghambat sekresi GH oleh sel
somatrop hipofisis. ( Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Distribusi Obat (Pengaruh Perubahan Komposisi Tubuh & Faal Organ Akibat Penuaan)

Sesuai pertambahan usia maka akan terjadi perubahan komposisi tubuh. Komposisi tubuh
manusia sebagian besar dapat digolongkan kepada komposisi cairan tubuh dan lemak tubuh.
Pada usia bayi, komposisi cairan tubuh tentu masih sangat dominan, ketika beranjak dewasa
maka cairan tubuh mulai berkurang dan digantikan dengan massa otot yang sebenarnya
sebagian besar sebagian besar juga berisi cairan.
( Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Saat seseorang beranjak dari dewasa ke usia lebih tua maka jumlah cairan maka jumlah
cairan tubuh akan berkurang akibat berkurangnya pula massa otot. Sebaliknya, pada usia
lanjut akan terjadi peningkatan komposisi lemak tubuh. Prosentase lemak pada usia dewasa
sekitar 8-20% ( laki-laki ) dan 33 % ( perempuan); di usia lanjut meningkat menjadi 33 % pada
laki-laki dan 40- 50% pada perempuan. Keadaan tersebut akan mempengaruhi distribusi obat
didalam plasma. Distribusi obat larut lemak (lipofilik) akan meningkat dan distribusi obat larut
air (hidrofilik) akan menurun. ( Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Faal Hepar

Massa hepar berkurang setelah seseorang berumur 50 tahun, aliran darah kehepar juga
berkurang. Secara umum metabolisme obat dihepar ( biotransformasi) terjadi di retikulum
endoplasmik hepatosit, yaitu dengan bantuan enzim mikrosom.Biotransformasi biasanya
mengakibatkan molekul obat menjadi kurang polar sehingga kurang larut dalam lemak dan
mudah dikeluarkan melalui ginjal. Reaksi kimia yang terjadi dibagi dua yaitu reaksi oksidatif
(fase 1 ) dan reaksi konyugasi ( fase 2 ). Reaksi fase 1 dapat berupa oksidasi, reduksi,
maupun hidrolisis; obat menjadi kurang aktif atau menjadi tidak aktif sama sekali. Reaksi fase
1 (melalui sistem sitokrom p-450, tidak memerlukan energi) biasanya terganggu dengan
bertambahnya umur seseorang. Reaksi fase 2 berupa konyugasi molekul obat dengan gugus
glukuroid, asetil atau sulfat; memerlukan energi dari ATP; metabolit menjadi insktif. Reaksi
fase 2 ini tidak mengalami perubahan dengan bertambahnya usia.
Reaksi oksidatif dipengaruhi pula oleh beberapa hal seperti; merokok, indeks ADLs Barthel
serta berat ringannya penyakit yang diderita pasien geriatrik. Keadaan tersebut dapat
mengakibatkan kecepatan biotransformasi obat berkurang dengan kemungkinan terjadinya
peningkatan efek toksik obat.( Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Faal Ginjal

Fungsi ginjal akan mengalami penurunan sejalan dengan pertambahan umur. Kalkulasi fungsi
ginjal dengan menggunakan kadar kreatinin tidak tepat sehingga sebaiknya menggunakan
rumus Cockroft- Gault :

CCT = (140 umur ) x PB ( kg)


72 x [ kreatinin ]plasma

Dikalikan 0,85 untuk pasien perempuan

GFR dapat diperhitungkan dengan megukur kreatinin urin 24 jam; dibandingkan dengan
kreatinin plasma. Dengan menurunnya GFR pada usia lanjut maka diperlukan penyesuaian
dosis obat; sama dengan pada usia dewasa yang dengan gangguan faal ginjal. Penyesuaian
dosis tersebut memang tak ada patokannya yang sesuai dengan usia tertentu; namun pada
beberapa penelitian dipengaruhi antara lain oleh skor ADLs Barthel. Pemberian obat pada
pasien geriatri tanpa memperhitungkan faal ginjal sebagai organ yang akan mengekresikan
sisa obat akan berdampak pada kemungkinan terjadinya akumulasi obat yang pada gilirannya
dapat menimbulkan efek toksik.
( Majalah Kedokteran Indonesia, Vol.56,No.3,Maret 2006 )

Selain farmakokinetik, aspek farmakodinamik juga harus diperhatikan pemberian obat untuk
usia lanjut. Efek farmakodinamik memang lebih sulit diukur karena sangat multifaktorial.

II. 5. Obat Anti Aging

Proses penuaan menentukan lama hidup. Apabila pengetahuan kedokteran berhasil


mencegah proses penuaan diharapkan usia manusia akan lebih panjang lagi. Walaupun
sampai saat ini sudah banyak hipotesis yang menjelaskan bagaimana terjadinya atau proses
usia lanjut, belum ada satupun yang dapat menjelaskan secara pasti dan menyeluruh. Hal ini
disebabkan begitu kompleksnya proses biologi yang berperan dalam proses ini, selain faktor
internal, faktor lingkungan dan sebagainya. ( Majalah Kedokteran Indonesia,
Vol.56,No.3,Maret 2006 )
Sebutan anti aging atau anti penuaan oleh para ilmuwan sat ini yang kurang tepat. Istilah itu
berarti dapat menghambat proses tersebut dan mengembalikan kepada keadaan sebelum
proses tersebut terjadi.

Persepsi keliru mengenai anti aging terus berkembang. Padahal anti aging tidak sekedar
membuat kulit menjadi halus dan rambut menjadi hitam, namun ada syarat yang harus
dipenuhi :
? Harus dapat memodifikasi proses menua, termasuk didalamnya apa pengaruh proses
menua itu pada sel dan pada sistem biokimiawi.
? Harus dapat membuat kesehatan yang baik dan berkesinambungan serta mengurangi
disabilitas.
? Tidak semata- mata memperbaiki penampilan luar.

Anti aging yang ditawarkan sekarang hanya memoles bagian luarnya saja. Itu yang membuat
para ahli tidak sepakat. Sampai sekarang belum ada teknologi kedokteran yang
memungkinkan hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan baik dan benar

Munculnya istilah tersebut lebih kearah aspek komersial industri terutama bahan suplemen
atau substansi tambahan. Food Drug Administration (Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Amerika Serikat) saat ini tidakmenyetujui satu pun bahan-bahan atau obat yang dinyatakan
mempunyai manfaat anti aging.

Sangat sukar memakai istilah anti aging karena :


1. Terdapat banyak sekali teori penuaan (menua merupakan aspek yang komplek melibatkan
berbagai proses yang terjadi di tingkat seluler)
2. Belum didapatkan penanda biologik dari menua (biomarkers of aging )

Penggunaan obat Anti Aging yang sekarang sedang marak dipasaran,antara lain :
? Anti Oksidan Enzimatik( SOD, Gpx, Katalase), Anti Oksidan Non Enzimatik (Vitamin E,
Vitamin C, Selenium )
? Growth Hormon
? Testosteron
? DHEA ( Dehidroepiadrosterone )
? StemCell
? Asam Triklorasetat
? ANTI OKSIDAN

Dalam pengertian kimia, antioksidan adalah senyawa- senyawa pemberi electron (electron
donor). Namun dalam pengertian biologi antioksidan adalah senyawa yang terdapat bertindak
sebagai reseptor dengan menangkap berbagai jenis oksigen yang secara biologis bersifat
reaktif dengan cara mencegah pembentukan radikal bebas atau dengan memperbaiki
kerusakan- kerusakan yang diakibatkannya.
( Gutteridge,1995).

Pembagian Antioksidan :
1. Antioksidan enzimatik,ex ; Super Oksida Dismutase (SOD), Gluthation Peroksidase ( Gpx ),
Katalase.
2. Antioksidan nonenzimatik, ex ; Alfa-tokoferol (Vitamin E), Beta karoten (Provitamin A), Asam
Askorbat (Vitamin C), Selenium.

? GROWTH HORMON (GH)

Growth Hormon (GH) adalah hormon pertumbuhan yang diproduksi dikelenjar pituitary
membantu kerja sitokin IGF-1 dihati dalam meningkatkan massa otot. Studi meta analisa dari
MEDLINE dan EMBASE yang diambil sampai dengan publikasi akhir 2005 didapatkan 31 studi
acak dengan kontrol pembanding yang membandingkan subjek tanpa pemberian GH dan
yang diberikan GH. Hasil studi menunjukkan terdapat penurunan dari massa otot dan
kolesterol total.

Tidak terdapat penurunan berat badan dan perubahan densitas massa tulang. Hasil studi
mendapatkan banyak efek samping mulai dari atralgia, carpal syndrome, edema, dan diabetes
mellitus dari penberian GH, sehingga tidak direkomendasikan penggunaan sebagai anti aging.
Penggunaan hanya direkomendasikan pada anak yang mengalami gangguan pertumbuhan
karena defisiesi GH.

? DHEA

DHEA ( Dehidroepiadrosterone ) dan sulfatnya adalah 2 hormon utama dari golongan steroid
C19 yang disekresikan dari zona retikularis kelenjar adrenal. Merupakan produk dari
metabolisme kolesterol melalui kerja CYP11A ( enzim sitokrom P450scc) dari membrane
dalam mitokondria korteks kelenjar adrenal. Penelitian DHEA pada uji coba binatang
percobaan tikus menunjukkan bahwa manfaat tapi hasilnya pada uji klinik manusia tidak
terlihat manfaatnya. Studi yang dilakukan Nair SK dkk mengenai DHEA dengan uji tersamar
ganda selama 2 tahun melibatkan 87 pria dan 57 wanita usia lebih dari 60 tahun dengan kadar
DHEA rendah mendapatkan hasil tidak terdapat perubahan yang bermakna dari penampilan
fisik, komposisi tubuh, terutama lemak, sensitivitas insulin dan kualitas akan merusak hidup.
Terdapat peningkatan dari densitas massa tulang radius.

? STEM CELL

Teknologi stem cell adalah teknologi dengan menggunakan sel induk (sel progenitor
pluripoten) yang dalam prosesnya akan diatur sedemikian rupa untuk menjadi sel tertentu
yang diinginkan. Teknologi ini sangat menjanjikan untuk menggantikan sel yang rusak atau
mati akibat proses menua dengan sel yang normal. Studi mengenai stem cell masih belum
berlalu banyak dan sedang berlangsung pada beberapa penyakit seperti kanker,
atherosclerosis dan alzeimer.

Ada 2 hal yang dapat dilakukan untuk menghasilkan masa tua yang berkualitas, yaitu
mengurangi jumlah kalori 20-30% dan olah raga teratur yang disesuaikan dengan kondisi fisik
seseorang. Untuk makanan, karbohidrat dan garam dikurangi, banyak sayur dan buah, ikan,
tahu, tempe.Itu yang paling penting untuk memperlambat penuaan, bukan anti aging. Pilihan
lainnya adalah antioksidan dan mengurangi radikal bebas. Didalam tubuh radikal bebas terus
menerus diproduksi. Jika seseorang makan, tubuh segera menghasilkan radikal bebas.
Radikal bebas itulah yang akan merusak ikatan fosfolipid yang terdapat dalam sel. Dengan
demikian sel menjadi rusak. Anti oksidan akan menetralisir radikal bebas. Jadi, antioksidan
dan radikal bebas dalam tubuh manusia jumlahnya seimbang. Kenyataannya, yang sering
terjadi tidak seimbang. Karena manusia makan berlebih, radikal bebas bertambah banyak,
sementara antioksidan menurun. Untuk menyiasatinya makanlah secukupnya, jangan
berlebihan. Itulah prinsipnya. Bahkan dianjurkan untuk puasa, dengan puasa radikal bebas
menurun dan antioksidan meningkat. Puasa berarti sekresi kalori. Dengan mengurangi kalori
maka metabolisme berkurang, radikal bebas yang dihasilkan juga berkurang. Sebaliknya
antioksidan naik, sehingga terjadi keseimbangan. Jadi, proses menua belum dapat dan tidak
perlu dilawan, hal yang terpenting adalah menghindari faktor resiko dan melakukan gaya hidup
sehat sejak dini dari usia anak sehingga kita dapat melalui usia lanjut sehat sejahtera.

? ASAM TRIKLORASETAT

Asam Triklorasetat untuk terapi keriput karena penuaan dini, manfaatnya lebih besar
dibandingkan efek sampingnya. Asam Triklorasetat bekerja dengan cara mengelupas kulit dan
merangsang pembentukan jaringan kolagen dibawahnya sehingga selang beberapa waktu
keriput menjadi hilang, dan sedikitnya komplikasinya apabila dikerjakan oleh tenaga ahli.

Anda mungkin juga menyukai