Anda di halaman 1dari 3

1.

Marine Bacteria

Laut memiliki konsentrasi garam rata-rata 3,5% yang merupakan konsentrasi optimal bagi
kebanyakan bakteri-bakteri di laut. Kebanyakan bakteri laut bersifat anaerob fakultatif, tetapi
dapat tumbuh lebih baik dengan adanya oksigen. Beberapa bakteri laut dapat tumbuh pada
temperatur rendah antara 0-40C dan temperatur optimalnya 18-220C. Sebagian besar bakteri
laut bersifat garam negatif, berflagella, batang tak berspora. pada umumnya bakteri yang
berhabitat di laut yaitu Pseudomonas, Vibrio, Spirillum, Achromobacter dan Flavobacterium.

Pada beberapa tempat di laut tersebar bakteri luminesensi yang menarik. Bakteri ini
memiliki kemampuan dalam mentransfer energi kimia ke dalam energi cahaya dan
menghasilkan cahaya kehijauan yang terang/cerah. Beberapa bakteri luminisensi digolongkan
menjadi dua, yaitu genus Photobacterium dan genus Vibrio. Disamping bakteri heterotrofik,
bakteri fototropik dan bakteri kemototrofik juga terdapat di laut.

Fungsi Bakteri laut


1. Menguraikan komponen-komponen yang komplek menjadi komponen
yang sederhana, yang mana awalnya komponen ini tidak dapat digunakan oleh
organisme di lingkungan, dengan adanya bakteri, maka komponen tersebut dapat
dimanfaatkan.
2. Berperanan pada produksi primer sebagai mana diketahui bakteri ada yang autotrof
maupun heterotrof. Bakteri autotrof yaitu bakteri yang menggunakan CO2dan H2O
untuk membentuk materiorganik dengan bantuan energi yang berasal dari matahari
(photoautotrof) ataupun energi yang berasal dari reaksikimia (Chemoautotrof).
3. Fungsi selanjutnya adalah Produksi enzim. Enzim berfungsi mempercepat reaksi
kimia.
4. Bakteri dapat melakukan penanganan air limbah. Karena Bakteri dapat digunakan
untuk menguraikan senyawa-senyawa organik dalam air limbah menjadi senyawa
sederhana
5. Dapat digunakan dalam Penanganan polusi minyak bumi. Bakteri dapat
menggunakan komponen minyak sebagai sumber karbon. Jadi komponen minyak
yang berbahaya bagi lingkungan dapat digunakan oleh bakteri sebagai bahan
makanan. dan akhirnya dapat menghasilkan CO2 yang bisa di manfaatkan oleh
bakteri organisme autotrof.
2. Marine Archae
Archaea (archaebacteria) adalah kelompok mikroorganisme fenotip yang beragam yang
memiliki sejarah evolusioner yang sama. Ada empat kelompok fenotipik umum dari
archaea yaitu methanogen, halomotor ekstrem, archaea sulfat, dan thermofil ekstrem. Di
lingkungan laut, habitat archaeal umumnya terbatas pada sedimen anaerobik dangkal atau
dalam laut (metanogen bebas hidup dan endosimbiotik), sumber air panas atau lubang
hidrotermal dalam laut (methanogen, reduksi sulfat, dan thermophiles ekstrem), dan tanah
dengan kadar garam tinggi laut yang terkunci (halophiles).
3. Marine Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
mengendalikan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang
menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel
tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang
jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Biasanya virus
mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi
keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Virus merupakan organisme subselular yang
karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri. Karena itu pula, virus tidak dapat
disaring dengan penyaring bakteri. Virus juga terdapat di dalam air. Virus sebagian besar
terdiri dari asam nukleat yang dinamakan materi genetic. Asam nukleat ini dikelilingi oleh
suatu selubung protein yang dinamakan kapsid. Virus juga didapatkan pada sejumlah
hewan air, yang meliputi virus DNA dan virus RNA. Lebih banyak virus yang
menyebabkan penyakit pada ikan dan menyebabkan kerugian ekonomis. Virus juga
ditemukan pada alga uniseluler dan alga multiseluler seperti juga yang ditemukan pada
sejumlah hewan air.

Ciri-ciri Virus Berdasarkan Struktur Tubuhnya


1. Berukuran ultra mikroskopis
2. Parasit sejati/parasit obligat
3. Berbentuk oval, bulat, batang, huruf T, kumparan
4. Kapsid tersusun dari protein yang berisi DNA saja atau RNA
5. Dapat dikristalkan
6. Aktivitasnya harus di sel makhluk hidup

Reproduksi virus memerlukan sel inang

Virus karena keterbatasan perangkat yang ada pada tubuhnya, mengharuskan dirinya
menjadi parasit (atau parasit obligat) agar dapat bermetabolisme dan berkembang biak. Virus
akan menyuntikkan bahan genetiknya ke dalam sel inang, kemudian bahan genetik tersebut
akan mengambil alih peran bahan genetik sel inang dalam mengendalikan metabolisme sel.
Dengan diambilnya kendali maka metabolisme di dalam sel akan berubah menjadi proses yang
mendukung perkembangbiakan virus.

4. Marine Eukaryotic Microbes atau Mikrobiologi Eukariotik Laut

Anda mungkin juga menyukai