Anda di halaman 1dari 2

Nama: Nila Alief Rahmatika

NIM: P3.73.34.1.15.028

Tanggapan mengenai butir-butir pancasila sila ke-2

Kita sudah tidak asing lagi mendengar kata pancasila, terutama sila kedua yang
berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab di dalam bunyi sila ini ternyata masih
banyak mengandung makna atau butir-butir yang harus kita pahami dan kita maknai
bahkan perlu kita terapkan atau kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tapi
apakah butir-butir pancasila dari sila kedua ini sudah terselenggarakan atau sudah
terimplementasikan di Indonesia? Atau di kehidupan kita sehari-hari?
Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia
sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berbuat adil. Hal ini berarti bahwa
hakikat manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil terhadap sesama
manusia, adil terhadap bangsa dan negara, adil terhadap lingkungannya serta adil
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai kemanusiaan yang beradab mengandung makna
bahwa beradab erat kaitannya dengan aturan-aturan hidup, budi pekerti, tata krama,
sopan santu, adat istiadat, kebudayaan, kemajuan ilmu pengetahuan, dsb.
Banyak hal yang harus kita tanggapi dalam pengmalan butir-butir pancasila ini.
Pengamalan dari butir sila kedua pancasila adalah sebagai berikut:
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia. Butir ini mengharapkan bahwa setiap manusia mempunyai
martabat, sehingga tidak boleh melecehkan manusia yang lain, atau menghalangi
manusia lain untuk hidup secara layak, serta menghormati kepunyaan atau milik
(harta, sifat dan karakter) orang lain. Contohnya saja zaman sekarang banyak
sekali orang yang merendahkan orang lain hanya karena perbedaan martabat,
perbedaan kasta serta mengucilkan hanya karena dibedakn antara si miskin dan
kaya.

2. Saling mencintai sesama manusia. Kata cinta bisa banyak salah di artikan oleh
orang lain, sebenarnya makna dari kata cinta adalah adanya suatu keinginan yang
sangat besar untuk memperoleh sesuatu dan rasa untuk memiliki dan kalau perlu
pengorbanan untuk mempertahankannya.Dengan perasaan cinta pula manusia
dapat mempergiat hubungan social seperti kerjasama, gotong royong, dan
solidaritas. Dengan rasa cinta kasih itu pula orang akan berbuat ikhlas, saling
membesarkan hati, saling berlaku setia dan jujur, saling menghargai harkat dan
derajat satu sama lain. Tapi kata cinta tidak untuk disalahgunakan untuk berbuat
hal yang negatif.
3. Sikap tenggang rasa. Tenggang rasa mungkin rasa itu sudah mulai musnah dari
hati manusia. Padahal sikap ini menghendaki adanya usaha dan kemauan dari
setiap manusia Indonesia untuk menghargai dan menghormati perasaan orang
lain.Harusnya dalam bertingkah laku baik lisan maupun perbuatan kepada orang
lain, hendaknya diukur dengan diri kita sendiri. Kalau kita tidak senang disakiti
hatinya, maka janganlah kita menyakiti orang lain. Sikap tenggang rasa juga dapat
kita wujudkan dalam toleransi dalam beragama. Harusnya sikap tenggag rasa ini
harus mulai di pupuk kembali darlam diri masing-masing manusia agar bisa
tercipta persaanyang nyaman dan tentram tanpa memiliki rasa berdosa dalam
hati kecilnya agar di dapat hidup yang tenang dan damai.

4. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Nilai kemanusiaan? Mungkin kata itu


sekarang sudah tak asing lagi di dengar, kata yang di gunakan untuk melakukan
perbuatan yang entah berbau negatif tapi mngatasnamakan nilai kemanusiaan.
Seharusnya etiap warga Negara harus menjunjung tinggi dan melaksanakan nilai-
nilai kemanusiaan dengan baik, seperti: Mengakui adanya masyarakat yang
bersifat majemuk, Melakukan musyawarah dengan dasar kesadaran dan
Melakukan sesuatu dengan pertimbangan moral dan ketentuan agama,
Melakukan sesuatu dengan jujur dan kompetisi yang sehat, Memerhatikan
kehidupan yang layak antar sesama, Melakukan kerja sama dengan etika baik dan
tidak curang.

Seharusnya saat ini manusia harus mulai sadar dengan apa yang di lakukan baik atau
buruknya pasti akan berdampak buruk juga pada diri kita sendiri. Padahal segala
perbuatan yang akan kita lakukan sudah ada landasan sudah ada falsafah yang
tercantum dalam butir-butir pancasila.

Anda mungkin juga menyukai