Disusun Oleh :
SURABAYA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah Dokumentasi Keperawatan yang berjudul Sistem
Dokumentasi Elektronik (Terkomputerisasi) dapat tersusun hingga selesai .
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pendokumentasian keperawatan ?
2. Mengapa menggunakan teknologi komputer ?
3. Apa aplikasi software yang digunakan dalam asuhan keperawatan ?
4. Bagaimana cara mengembangkan pendokumentasian terkomputerisasi ?
5. Apa saja contoh model pendokumentasian terkomputerisasi ?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan pendokumentasian terkomputerisasi ?
1.3. Tujuan
1. Unruk mengetahui perkembangan pendokumentasian keperawatan
2. Untuk mengetahui manfaat penggunaan komputer dalam
pendokumentasian
3. Untuk mengetahui aplikasi software yang digunakan dalam
pendokumentasian terkomputerisasi.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan pendokumentasian
terkomputerisasi
5. Untuk mengetahui contoh model pendokumentasian terkomputerisasi
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendokumentasian
terkomputerisasi.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Masalah-masalah yang aktual maupun potensial.
3. Perencanaan serta tujuan saat ini dan yang akan datang.
4. Pemeriksaan, pengobatan dan promosi kesehatan untuk membantu
pasien mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Evaluasi dari tujuan keperawatan serta modifikasi rencana tindakan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6. Secara spesifik lingkup dokumentasi asuhan keperawatan secara
spesifik antara lain :
a. Data awal pasien berupa identitas diri, keluhan yang dirasakan.
b. Riwayat keperawatan dan pemeriksaan.
c. Diagnosis keperawatan yang ditetapkan.
d. Rencana asuhan keperawatan yang terdiri dari rencana tindakan,
tujuan, rencana intervensi serta evaluasi dari tindakan keperawatan.
e. Pendidikan kepada pasien.
f. Dokumentasi parameter pemantauan dan intervensi keperawatan
lain nya.
g. Perkembangan dari hasil yang telah ditetapkan dan yang
diharapkan.
h. Evaluasi perencanaan.
i. Rasionalisasi dari proses intervensi jika diperlukan.
j. Sistem rujukan.
k. Persiapan pasien pulang.
4
BAB 3
PEMBAHASAN
5
Selain itu, perlunya dibangun kepekaan perawat atas perlunya
pengembangan dokumentasi keperawatan elektronik untuk memberikan
pelayanan keperawatan terbaik kepada pasien. Tetapi, hal ini juga merupakan
tanggung jawab an dapat digunakan sebagai tanggung gugat bila suatu saat
terjadi masalah dalam pemberian pelayanan keperawatan. Sehingga, perawat
juga memperoleh keamanan dalam menjalankan fungsinya terutama
mendapat perlindungan hukum yang memadai dengan adanya dokumnetasi
keperawatan elektronik ini.
6
Johnson,2002). Secara umum komputer mempunyai 3 karakteristik dasar,
yaitu :
1. Cepat, mampu menyajikan dan menampilkan data yang diperlukan
secara cepat.
2. Dapat diandalkan, karena kita membutuhkan suatu data kita hanya
tinggal menekan tombol dan seluruh data yang dibutuhkan akan
muncul.
3. Kemampuan menyimpan data dalam jumlah besar, dimana data bisa
dimunculkan secara efesien.
Ketiga karakteristik diatas akan didukung dengan manfaat yang besar.
Dengan menggunakan komputer, produktivitas kerja akan meningkat,
pengambilan keputusan akan cepat dilakukan dan pengurangan biaya kerja
bisa ditekan (Capron & Johnson, 2002).
7
1. Catatan kesehatan elektronik klien adalah kumpulan informasi
kesehatan pribadi satu individu yang diberikan oleh penyedia layanan
kesehatan dan disimpan secara elektronik dibawah pengamanan ketat.
2. Dokumentasi dalam catatam keperawatan elektronik harus
komprehensif, akurat, tepat waktu, dan jelas mengidentifikasi
pemberian perawatan.
3. Entri data dilakukan oleh orang yang melaksanakan perawatan dan
bukan oleh staf yang lain.
4. Masukan data yang dibuat dan disimpan dalam catatan keperawatan
elektronik dianggap sebagai bagian permanen dari rekaman dan tidak
dapat dihapus. Jika diperlukan koreksi setelah data dimasukan dan
telah disimpan, maka kebijakan lembaga memberikan arahan tentang
bagaimana hal yang harus dilakukan.
Lembaga yang menggunakan dokumentasi elektronik harus memiliki
kebijakan untuk mendukung penggunaannya. Termasuk kebijkana untuk
mengoreksi apabila terjadi keselahan dalam dokumentasi atau jika terlambat
memasukan data, mencegah penghapusan informasi, melinduni kerahasiaan
klien, menjaga keamanan dari sistem (Password, perlindungan virus, enkripsi,
firewall), pelacakan akses tidak sah ke informasi klien, proses untuk
mendokumentasikan di instansi menggunakan campuran metode elektronik
dan kertas, back-up klien informasi, dan sarana dokumentasi dalam hal
kegagalan sistem (CRNBC,2007).
Selain itu, rumah sakit harus memiliki kebijakan yang mengatur lama
waktu penyimpanan suatu dokumentasi kesehatan klien. Dokumentasi klien
yang disimpan di rumah sakit dapat dianggap sebagai catatan primer,
sekunder, atau sementara. Pedoman penyimpanan dokumen klien, yaitu :
1. Catatan yang berisi referensi darah atau produk darah harus
dipertahankan selamanya. Dengan kata lain, catatan tersebut harus
disimpan selamanya.
2. Catatan primer klien. Misalnya, catatan dokter, catatan keperawatan,
konsultasi, resume, dan pemberitahuan kematian disimpan selama 10
tahun.
3. Catatan sekunder. Misalnya, hasil pemeriksaan diagnostik, catatan
pengobatan disimpan selama 4 tahun.
4. Catatan sementara. Misalnya, laporan diet, bagan grafik disimpan
selama 1 tahun.
Pedoman yang dapat dilakukan oleh perawat dalam menggunakan
dokumentasi elektronik, antara lain :
1. Tidak pernah mengungkapkan atau mengizinkan orang lain
menggunakan nomer identifikasi pribadi (password) dan
menginformasikan kepada atasan langsung jika ada kecurigaan bahwa
kode identifikasi sedang digunakan oleh orang lain.
8
2. Mengubah password pada interval yang sering dan teratur (sesuai
kebijakan lembaga).
3. Memilih password yang tidak mudah diuraikan dan melakukan log off
bila meninggalkan sistem.
4. Menjaga kerhasiaan semua informasi, termasuk salinan cetak dari
informasi dan melindungi informasi klien yang ditampilkan pada
monitor. Misalnya, dengan menggunakan screen saver, mengatur
lokasi monitor, dan menggunakan privasi layar.
5. Menggunakan sistem hanya pada layanan akses yang aman untuk
membuka informasi klien.
6. Melakukan akses hanya pada informasi klien yang diperlukan untuk
memberikan pelayanan keperawatan pada klien tersebut.
7. Mengakses informasi klien untuk tujuan selain memberikan asuhan
keperawatan merupakan pelanggaran kerahasiaan.
9
kantor penyedia dan dapat mencakup pandangan yang lebih luas tentang
perawatan pasien.
10
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi
aktivitas pengelolaan data dan informasi di bidang keperawatan serta
memunculkan istilah terbaru yaitu informatika keperawatan. Informatika
keperawatan merupakan integrasi ilmu keperawatan, ilmu komputer, dan ilmu
informasi untuk mengelola dan mengkomunikasikan data, informasi,
pengetahuan, dan kebijaksanaan dalam praktek keperawatan. Selain itu,
informatika keperawatan digunakan untuk mendukung pasien, perawat, dan
penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan di semua peran pengaturan.
Dukungan ini dicapai melalui penggunaan struktur informasi, prses informasi,
dan teknologi informasi.
Pengunaan teknologi komputer di tempat kerja memberikan pengaruh
terhadap peningkatan efektifitas waktu kerja. Penggunaan komputer akan
memberikan kemudahan dalam melakukan pekerjaan, karena komputer
mampu menyimpan data dan memunculkannya kembali saat di perlukan.
Software asuhan keperawatan adalah software yang mengandung sebuah
program dengan menggunakan database management berisi data-data
pengkajian kesehatan seorang pasien. Kemudian, data-data tersebut akan
dikelompokan dan dianalisa untuk memunculkan diagnosa keperawatan.
Contoh model dokumentasi keperawatan elektronik adalah Computer
Based Patient Record (CPR), Electronic Medical Record (EMR), dan
Electronic Health Record (EHR).
Kelebihan dalam menggunakan dokumentasi elektronik adalah
penggunaan waktu yang lebih efisien, sedangkan kekurangannya adalah
memerlukan biaya yang tidak sedikit dan membutuhkan SDM yang lebih
berkualitas
4.2. Saran
Pembaca dapat mencari referensi lain untuk lebih memahami mengenai
sistem dokumentasi keperawatan berbasis komputer.
11
DAFTAR PUSTAKA
12