Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN

SISTEM DOKUMENTASI ELEKTRONIK (TERKOMPUTERISASI)

Disusun Oleh :

1. Chanti Aji Trisanti (1620015)


2. Ika Agustin Wulandari (1620035)
3. Navira Al Maskati (1620061)
4. Ramadhan Yanuar Erlangga (1620069)
5. Rizkiana Cholilul Chaiyyu (1620073)
6. Witri Hartanti (1620083)

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah Dokumentasi Keperawatan yang berjudul Sistem
Dokumentasi Elektronik (Terkomputerisasi) dapat tersusun hingga selesai .
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3. Tujuan ................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dokumen Asuhan Keperawatan
2.1.1. Pengertian ................................................................................. 3
2.1.2. Tujuan ....................................................................................... 3
2.1.3. Komponen................................................................................. 3
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1. Perkembangan Sistem Pendokumentasian ........................................... 5
3.2. Penggunaan Teknologi Komputer ........................................................ 6
3.3. Aplikasi Software Asuhan Keperawatan .............................................. 6
3.4. Pengembangan Dokumentasi Berbasis Teknologi Komunikasi ........... 7
3.5. Model Dokumentasi Keperawatan Berbasis Komputer ....................... 9
3.6. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Dokumentasi
Terkomputerisasi .................................................................................. 10
BAB 4 PENUTUP
4.1. Kesimpulan ........................................................................................... 11
4.2. Saran ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dunia keperawatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan
meningkatnya strata pendidikan keperawatan di Indonesia dan akses
informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. Hal itu membawa dampak pada
kemajuan proses keperawatan, termasuk dalam dokumentasi keperawatan.
Dokumentasi Keperawatan yang sebelumnya manual, bergeser kearah
komputerisasi. Komputerisasi bukan hanya membantu dalam dokumentasi
keperawatan, tetapi digunakan juga untuk sistem informasi manajemen rumah
sakit. Aktivitas asuhan keperawatan dapat termonitor dalam sebuah data base
rumah sakit.
Perawat merupakan salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar
bagi pelayanan kesehatan. Perawat mempunyai peran penting dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Perawat harus mampu melaksanakan
asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai
dengan evaluasi termasuk dokumentasinya. Dokumentasi Keperawatan
merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan
keperawatan. (Kozier,E. 2007). Dokumentasi Keperawatan juga merupakan
bukti akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat
kepada pasiennya. Pendokumentasian yang benar merupakan bukti secara
profesional dan legal yang dapat dipertanggung jawabkan.
Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah
sakit di Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis.
Pendokumentasian tertulis ini sering membebani perawat karena perawat
harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan
membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang
sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form
pendokumentasian tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan
manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian
yang berupa lembaran-lembaran kertas sering terselip. Pendokumentasian
secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan menyulitkan untuk
pencarian kembali jika sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut
diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan
akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat menjadi bukti legal jika
terjadi suatu gugatan hukum, sehingga perawat berada pada posisi yang
lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pendokumentasian keperawatan ?
2. Mengapa menggunakan teknologi komputer ?
3. Apa aplikasi software yang digunakan dalam asuhan keperawatan ?
4. Bagaimana cara mengembangkan pendokumentasian terkomputerisasi ?
5. Apa saja contoh model pendokumentasian terkomputerisasi ?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan pendokumentasian terkomputerisasi ?

1.3. Tujuan
1. Unruk mengetahui perkembangan pendokumentasian keperawatan
2. Untuk mengetahui manfaat penggunaan komputer dalam
pendokumentasian
3. Untuk mengetahui aplikasi software yang digunakan dalam
pendokumentasian terkomputerisasi.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan pendokumentasian
terkomputerisasi
5. Untuk mengetahui contoh model pendokumentasian terkomputerisasi
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendokumentasian
terkomputerisasi.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dokumen Asuhan Keperawatan


2.1.1. Pengertian
Suatu dokumen atau catatan yang berisi data tentang keadaan
pasien yang dilihat tidak saja dari tingkat kesakitan akan tetapi juga dilihat
dari jenis, kualitas dan kuantitas dari layanan yang telah diberikan perawat
dalam memenuhi kebutuhan pasien (Ali, 2010).
Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat dimulai dari
proses pengkajian, diagnosa, rencana tindakan, tindakan keperawatan dan
evaluasi yang dicatat baik berupa elektronik maupun manual serta dapat
dipertanggungjawabkan oleh perawat.
Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bagian dari proses
asuhan keperawatan yang dilakukan secara sistematis dengan cara
mencatat tahap-tahap proses perawatan yang diberikan kepada pasien.
Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan catatan penting yang dibuat
oleh perawat baik dalam bentuk elektronik maupun manual berupa
rangkaian kegiatan yang dikerjakan oleh perawat meliputi lima tahap
yaitu: pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan
keperawatan, pelaksanaan atau implementasi rencana keperawatan, dan
evaluasi perawatan.
2.1.2. Tujuan
Tujuan pendokumentasian keperawatan, antara lain sebagai
berikut:
1. Sebagai media untuk mendefinisikan fokus keperawatan bagi klien dan
kelompok.
2. Untuk membedakan tanggung gugat perawat dengan anggota tim
kesehatan lainnya.
3. Sebagai sarana untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
diberikan kepada klien.
4. Sebagai data yang dibutuhkan secara administratif dan legal formal.
5. Memenuhi persyaratan hukum, akreditasi dan professional.
6. Untuk memberikan data yang berguna dalam bidang pendidikan dan
penelitian.
2.1.3. Komponen
Komponen dokumentasi asuhan keperawatan yang konsisten harus
meliputi beberapa hal berikut ini:
1. Riwayat keperawatan yang terdiri dari masalah-masalah yang sedang
terjadi maupun yang diperkirakan akan terjadi.

3
2. Masalah-masalah yang aktual maupun potensial.
3. Perencanaan serta tujuan saat ini dan yang akan datang.
4. Pemeriksaan, pengobatan dan promosi kesehatan untuk membantu
pasien mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Evaluasi dari tujuan keperawatan serta modifikasi rencana tindakan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6. Secara spesifik lingkup dokumentasi asuhan keperawatan secara
spesifik antara lain :
a. Data awal pasien berupa identitas diri, keluhan yang dirasakan.
b. Riwayat keperawatan dan pemeriksaan.
c. Diagnosis keperawatan yang ditetapkan.
d. Rencana asuhan keperawatan yang terdiri dari rencana tindakan,
tujuan, rencana intervensi serta evaluasi dari tindakan keperawatan.
e. Pendidikan kepada pasien.
f. Dokumentasi parameter pemantauan dan intervensi keperawatan
lain nya.
g. Perkembangan dari hasil yang telah ditetapkan dan yang
diharapkan.
h. Evaluasi perencanaan.
i. Rasionalisasi dari proses intervensi jika diperlukan.
j. Sistem rujukan.
k. Persiapan pasien pulang.

4
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1. Perkembangan Sistem Pendokumentasian


Proses pendokumentasian keperawatan pasien telah dilakukan sejak zaman
Florence Nightingale yang menulis tentang pentingnya komunikasi diantara
pemberi layanan keperawatan dan merupakan pelopor dalam pengembangan
format yang digunakan dalam memfasilitasi proses komunikasi tersebut.
Florance Nightingale mengetahui bahwa pengumpulan data dalam
perawatan kesehatan baik secara individu, maupun dalam kelompok besar
pasien dengan sistematik digunakan untuk di analisis sebagai data statistik
(Nightingale 1860:1862). Kedua tipe pengumpulan data dan registrasi
sangatlah penting untuk digunakan sebagai sumber informasi dan alat
komunikasi yang dapat memberikan informasi mengenai kondisi pasien, baik
untuk perawat, dokter, dan pembuat kebijakan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi
aktivitas pengelolaan data dan informasi di bidang keperawatan serta
memunculkan istilah terbaru yaitu informatika keperawatan. Informatika
keperawatan merupakan integrasi ilmu keperawatan, ilmu komputer, dan ilmu
informasi untuk mengelola dan mengkomunikasikan data, informasi,
pengetahuan, dan kebijaksanaan dalam praktek keperawatan. Selain itu,
informatika keperawatan digunakan untuk mendukung pasien, perawat, dan
penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan di semua peran pengaturan.
Dukungan ini dicapai melalui penggunaan struktur informasi, prses informasi,
dan teknologi informasi.
Penggunaan teknologi informasi dalam dokumentasi keperawatan
merupakan cara baru untuk merekam, memberikan, dan menerima informasi
klien. Hal ini memberikan tantangan bagi perawat, terutama berkaitan dengan
kerahasiaan dan kemanan informasi klien. Sehingga, perawat perlu dukungan
dengan kebijakan dan pedoman yang jelas. Pengembangan dokumentasi
dengan dukungan teknologi informasi dan sistem komputerisasi harus tetap
memperhatikan prinsip-prinsip dokumentasi, akses, penyimpanan,
pengambilan, dan pengiriman informasi, seperti yang berlaku dalam sistem
pendokumentasian yang berbasis kertas (document paper)(CRNBC, 2007)
Pada masa transisi dari penggunan dokumentasi keperawatan yang
dilakukan dengan penulisan tangan lalu berganti dengan pendokumentasian
keperawatan secara elektronik harus dibarengi dengan kemampuan perawat
dalam menguasai ilmu di bidang komputerisasi yang memang merupakan
syarat mutlak dalam menggunakan dokumentasi keperawatan elektronik.

5
Selain itu, perlunya dibangun kepekaan perawat atas perlunya
pengembangan dokumentasi keperawatan elektronik untuk memberikan
pelayanan keperawatan terbaik kepada pasien. Tetapi, hal ini juga merupakan
tanggung jawab an dapat digunakan sebagai tanggung gugat bila suatu saat
terjadi masalah dalam pemberian pelayanan keperawatan. Sehingga, perawat
juga memperoleh keamanan dalam menjalankan fungsinya terutama
mendapat perlindungan hukum yang memadai dengan adanya dokumnetasi
keperawatan elektronik ini.

3.2. Penggunaan Teknologi Komputer


Pengunaan teknologi komputer di tempat kerja memberikan pengaruh
terhadap peningkatan efektifitas waktu kerja. Penggunaan komputer akan
memberikan kemudahan dalam melakukan pekerjaan, karena komputer
mampu menyimpan data dan memunculkannya kembali saat di perlukan.
Dalam dokumntasi keperawatan melalui sistem komputer meliputi :
pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan intervensi
keperawatan, pelaksanaan asuhan keperawatan catatan perkembangan klien,
evaluasi, sistem pembayaran, discharge planning, dan acces data dari profesi
lain, seperti : dokter, farmasi, radiologi, dan lainnya. Perkembangan teknologi
mampu meningkatkan kualitas pencatatan melalui komputer.
Dokumntasi keperawatan melalui komputer yaitu pencatatan yang
dilakukan perawat dengan menggunakan perangkat komputer. Perangakat
tersebut tentunya telah disediakan perangkat lunak yang sesuai dengan
kebutuhan. Pemasukan data dilakukan setiap saat sehingga perkembangan
data pasien dapat terekam secara kontinyu dan komperehensif. (Dawn
Gapko,2005). Program perangkat lunak memungkinkan perawat untuk
memasukan dengan cepat data pengkajian spesifik dan informasi laiinya
secara otomatis.
Lembaga akreditasi seperti JCAHO (Joint Commision on Acreditation of
Healthcare Organization) menguraikan pedoman tentang informasi yang
harus di dokumentasikan. JCHO (1996) menganjurkan rencana perawatan
multi disiplin. Secara keseluruhan, penelitian cermat terhadap penguunaan dan
nilai rencana perawatan harus dikritik oleh praktisi perawat. Hasil penelitian
akan menjadi format rencana perawatan yang tersedia sebagai alat positif
dalam pendokumentasian perawatan klien. Komputer digunakan dalam
fasilitas perawatan kesehatan dalam berbagai cara. Teknologu yang ada sangat
tidak terbatas, dan masa mendatang menjajikan potensi yang sangat besar
sekali, karena dampak komputerisasi dalam sistem pelayanan perawatan
kesehatan.
Komputer dapat dinyatakan sebagai sebuah benda yang terdiri atas
Hardware dan Software, dimana penggunaannya saat ini tidak terbatas
pada penggunaan di kantor atau tempat kerja bahkan dirumah (Capron &

6
Johnson,2002). Secara umum komputer mempunyai 3 karakteristik dasar,
yaitu :
1. Cepat, mampu menyajikan dan menampilkan data yang diperlukan
secara cepat.
2. Dapat diandalkan, karena kita membutuhkan suatu data kita hanya
tinggal menekan tombol dan seluruh data yang dibutuhkan akan
muncul.
3. Kemampuan menyimpan data dalam jumlah besar, dimana data bisa
dimunculkan secara efesien.
Ketiga karakteristik diatas akan didukung dengan manfaat yang besar.
Dengan menggunakan komputer, produktivitas kerja akan meningkat,
pengambilan keputusan akan cepat dilakukan dan pengurangan biaya kerja
bisa ditekan (Capron & Johnson, 2002).

3.3. Aplikasi Software Asuhan Keperawatan


Software adalah sistem yang beroperasi di dalam sebuah komputer,
dimana terdapat hubungan antara software dan hardware yang disebut sebagai
sistem operasi.
Software asuhan keperawatan adalah software yang mengandung sebuah
program dengan menggunakan database management berisi data-data
pengkajian kesehatan seorang pasien. Kemudian, data-data tersebut akan
dikelompokan dan dianalisa untuk memunculkan diagnosa keperawatan.
Apabila diagnosa keperawatan telah ditentukan, maka akan muncul
perencanaan tindakan keperawtan yang akan dilakukan oleh perawat. Di
dalam pendokumentasian keperawatan, perawat cukup mengacu pada
intervensi yang telah tersedia, sehingga ketika pemberian tindakan selesai
dilakukan, perawat dapat melakukan evaluasi terhadap diagnosa yang ada.
Menurut Allan dan Englebright (2000), dengan sistem pendokumentasian
dengan komputer, efektifitas pendokumentasian bisa dipertahankan, dimana
perawat mampu melakukan analisa terhadap asuhan keperawatan yang telah
diberikan. Karena, perawat dengan mudah untuk memnentukan status
diagnosa atau masalah keperawatan pada pasien. Selain itu, dengan
menggunakan komputer, seluruh asuhan keperawatan bisa tersimpan dengan
baik. Sehingga perawat bisa melakukan pengukuran terhadap intervensi
keperawatan yang telah diberikan.

3.4. Pengembangan Dokumentasi Berbasis Teknologi Komunikasi


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
dokumentasi keperawatan dengan berbasis teknologi informasi sebagai
catatan elektronik adalah (CRCNBC,2007) :

7
1. Catatan kesehatan elektronik klien adalah kumpulan informasi
kesehatan pribadi satu individu yang diberikan oleh penyedia layanan
kesehatan dan disimpan secara elektronik dibawah pengamanan ketat.
2. Dokumentasi dalam catatam keperawatan elektronik harus
komprehensif, akurat, tepat waktu, dan jelas mengidentifikasi
pemberian perawatan.
3. Entri data dilakukan oleh orang yang melaksanakan perawatan dan
bukan oleh staf yang lain.
4. Masukan data yang dibuat dan disimpan dalam catatan keperawatan
elektronik dianggap sebagai bagian permanen dari rekaman dan tidak
dapat dihapus. Jika diperlukan koreksi setelah data dimasukan dan
telah disimpan, maka kebijakan lembaga memberikan arahan tentang
bagaimana hal yang harus dilakukan.
Lembaga yang menggunakan dokumentasi elektronik harus memiliki
kebijakan untuk mendukung penggunaannya. Termasuk kebijkana untuk
mengoreksi apabila terjadi keselahan dalam dokumentasi atau jika terlambat
memasukan data, mencegah penghapusan informasi, melinduni kerahasiaan
klien, menjaga keamanan dari sistem (Password, perlindungan virus, enkripsi,
firewall), pelacakan akses tidak sah ke informasi klien, proses untuk
mendokumentasikan di instansi menggunakan campuran metode elektronik
dan kertas, back-up klien informasi, dan sarana dokumentasi dalam hal
kegagalan sistem (CRNBC,2007).
Selain itu, rumah sakit harus memiliki kebijakan yang mengatur lama
waktu penyimpanan suatu dokumentasi kesehatan klien. Dokumentasi klien
yang disimpan di rumah sakit dapat dianggap sebagai catatan primer,
sekunder, atau sementara. Pedoman penyimpanan dokumen klien, yaitu :
1. Catatan yang berisi referensi darah atau produk darah harus
dipertahankan selamanya. Dengan kata lain, catatan tersebut harus
disimpan selamanya.
2. Catatan primer klien. Misalnya, catatan dokter, catatan keperawatan,
konsultasi, resume, dan pemberitahuan kematian disimpan selama 10
tahun.
3. Catatan sekunder. Misalnya, hasil pemeriksaan diagnostik, catatan
pengobatan disimpan selama 4 tahun.
4. Catatan sementara. Misalnya, laporan diet, bagan grafik disimpan
selama 1 tahun.
Pedoman yang dapat dilakukan oleh perawat dalam menggunakan
dokumentasi elektronik, antara lain :
1. Tidak pernah mengungkapkan atau mengizinkan orang lain
menggunakan nomer identifikasi pribadi (password) dan
menginformasikan kepada atasan langsung jika ada kecurigaan bahwa
kode identifikasi sedang digunakan oleh orang lain.

8
2. Mengubah password pada interval yang sering dan teratur (sesuai
kebijakan lembaga).
3. Memilih password yang tidak mudah diuraikan dan melakukan log off
bila meninggalkan sistem.
4. Menjaga kerhasiaan semua informasi, termasuk salinan cetak dari
informasi dan melindungi informasi klien yang ditampilkan pada
monitor. Misalnya, dengan menggunakan screen saver, mengatur
lokasi monitor, dan menggunakan privasi layar.
5. Menggunakan sistem hanya pada layanan akses yang aman untuk
membuka informasi klien.
6. Melakukan akses hanya pada informasi klien yang diperlukan untuk
memberikan pelayanan keperawatan pada klien tersebut.
7. Mengakses informasi klien untuk tujuan selain memberikan asuhan
keperawatan merupakan pelanggaran kerahasiaan.

3.5. Model Dokumentasi Keperawatan Berbasis Komputer


1. Computer Based Patient Record (CPR)
Catatan pasien berbasis komputer (CPR) adalah sistem elektronik
terpadu yang berisi informasi pasien. Informasi yang dicatat mencakup
tidak hanya status dan perawatan kesehatan individu tetapi juga informasi
demografi, medis dan keuangan, yang seringkali berasal dari layanan
tambahan seperti laboratorium dan tagihan.
Sistem CPR menetapkan hubungan antara database, jaringan, entri
medis, workstation klinis dan sistem komunikasi elektronik. Tidak seperti
sistem informasi perawatan kesehatan lainnya, sistem CPR hanya
berfokus pada perawatan pasien.
2. Electronic Medical Record (EMR)
Sistem rekam medis elektronik (EMR), yang didefinisikan sebagai
catatan elektronik tentang informasi yang berhubungan dengan kesehatan
pada individu yang dapat diciptakan, dikumpulkan, dikelola, dan
dikonsultasikan oleh dokter dan staf yang berwenang di dalam satu
organisasi perawatan kesehatan, memberikan banyak manfaat bagi dokter,
praktik klinik, dan organisasi perawatan kesehatan. Sistem ini dapat
memfasilitasi alur kerja dan meningkatkan kualitas perawatan pasien dan
keselamatan pasien.
3. Electronic Health Record (EHR)
Catatan kesehatan elektronik (EHR) adalah versi digital bagan
kertas pasien. EHR adalah rekaman real-time, patient-centered yang
membuat informasi tersedia seketika dan aman bagi pengguna yang
berwenang. EHR mencantumkan riwayat pengobatan pasien, sistem EHR
dibangun untuk melampaui data klinis standar yang dikumpulkan di

9
kantor penyedia dan dapat mencakup pandangan yang lebih luas tentang
perawatan pasien.

3.6. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Dokumentasi Terkomputerisasi


A. Kelebihan
1) Lebih mudah dibaca
2) Meningkatkan komunikasi antara tim petugas kesehatan
3) Kemungkinan kelalaian lebih sedikit
4) Hemat waktu
5) Pelayanan pasien lebih cepat. Karena, menungurangi waktu proses
pendokumentasian, sehingga waktu untuk melakukan perawatan pada
pasien menjadi lebih banyak.
B. Kekurangan
1) Kurang terjamin kerahasiaan pasien
2) Kurangnya SDM dalam pendokumentasian terkomputerisasi, sehingga
perlu pelatihan khusus
3) Biaya modal yang tinggi dan pengembalian investasi yang tidak
mencukupi
4) Ketergantungan pada alat bantu yang sangat tinggi
5) Biaya listrik menjadi bertambah

10
BAB 4

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi
aktivitas pengelolaan data dan informasi di bidang keperawatan serta
memunculkan istilah terbaru yaitu informatika keperawatan. Informatika
keperawatan merupakan integrasi ilmu keperawatan, ilmu komputer, dan ilmu
informasi untuk mengelola dan mengkomunikasikan data, informasi,
pengetahuan, dan kebijaksanaan dalam praktek keperawatan. Selain itu,
informatika keperawatan digunakan untuk mendukung pasien, perawat, dan
penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan di semua peran pengaturan.
Dukungan ini dicapai melalui penggunaan struktur informasi, prses informasi,
dan teknologi informasi.
Pengunaan teknologi komputer di tempat kerja memberikan pengaruh
terhadap peningkatan efektifitas waktu kerja. Penggunaan komputer akan
memberikan kemudahan dalam melakukan pekerjaan, karena komputer
mampu menyimpan data dan memunculkannya kembali saat di perlukan.
Software asuhan keperawatan adalah software yang mengandung sebuah
program dengan menggunakan database management berisi data-data
pengkajian kesehatan seorang pasien. Kemudian, data-data tersebut akan
dikelompokan dan dianalisa untuk memunculkan diagnosa keperawatan.
Contoh model dokumentasi keperawatan elektronik adalah Computer
Based Patient Record (CPR), Electronic Medical Record (EMR), dan
Electronic Health Record (EHR).
Kelebihan dalam menggunakan dokumentasi elektronik adalah
penggunaan waktu yang lebih efisien, sedangkan kekurangannya adalah
memerlukan biaya yang tidak sedikit dan membutuhkan SDM yang lebih
berkualitas

4.2. Saran
Pembaca dapat mencari referensi lain untuk lebih memahami mengenai
sistem dokumentasi keperawatan berbasis komputer.

11
DAFTAR PUSTAKA

Asmirajianti,Mira.2015.Dokumentasi Keperawatan Berbasis Tekhnologi


Komputer.http://ipt110.weblog.esaunggul.ac.id/wpcontent/uploads/sites/365/20
15/05/Teknologi-Informasi-Keperawatan-Pertemuan-8.pdf

Kesmas.2013.Aplikasi Dokumentasi Keperawatan.http://www.indonesian


publichealth.com/aplikasi-dokumentasi-keperawatan/

AHRQs.2010. Electronic Medical Record Systems.


https://healthit.ahrq.gov/key-topics/electronic-medical-record-systems.
(06/10/2017)

Techopedia.2017. Computer-Based Patient Record (CPR) .


https://www.techopedia.com/definition/31018/computer-based-patient-record-
cpr. (06/10/2017)

12

Anda mungkin juga menyukai