Anda di halaman 1dari 7

Nama : Bintang Kusuma Ayu Pamungkas

NIM : 152.0007B

RESUME MANAJEMEN PASIEN SAFETY

Infeksi : merupakan proses invasi dan multiplikasi berbagai mikroorganisme ke


dalam tubuh (seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit), yang saat dalam keadaan
normal, mikroorganisme tersebut tidak terdapat di dalam tubuh.

Jenis jenis Infeksi

1. Infeksi Nosokomial : infeksi yang didapat dan berkembang saat seseorang


berada di lingkungan rumah sakit. Contoh dari infeksi nosokomial adalah pasien
tertular infeksi dari staf rumah sakit atau saat berkunjung ke rumah sakit.

2. Infeksi Sendiri : Infeksi yang didapat dan berkembang karena invasi dan
multiplikasi mikroorganisme yang ada didalam tubuhnya sendiri.

3. Infeksi Silang : penularan penyakit infeksi yang terjadi dari pasien ke operator
atau sebaliknya, perpindahan mikroorganisme juga dapat berpindah dari alat ke
pasien, dari alat ke operator ataupun sebaliknya.
Infeksi dapat terjadi karena menurunnya sistem imun atau antibodi seseorang.
Antibodi, juga disebut imunoglobulin, adalah protein yang diproduksi oleh tubuh
yang membantu melawan zat asing yang disebut antigen. Ketika antigen masuk ke
dalam tubuh, merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi.
Dimana antibodi terdiri atas:
1. Sel T (imunitas seluler)
Kelompok sel darah putih yang memainkan peran utama pada kekebalan seluler.
Sel T mampu membedakan jenis patogen dengan kemampuan berevolusi
sepanjang waktu demi peningkatan kekebalan setiap kali tubuh terpapar patogen
2. Leukosit
Leukosit atau sel darah putih berfungsi membantu tubuh melawan berbagai
penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh
3. Makrofag
Makrofag adalah sel darah putih yang menelan dan mencerna patogen. Makrofag
terbentuk dari sel darah putih yang disebut monosit
4. Sel (imunitas humoral)
Sel berfungsi untuk membuat antibodi melawan antigen

Faktor Penyebab Infeksi

1. Faktor Endogen : faktor yang ada didalam tubuh penderita sendiri antara lain
umur, jenis kelamin, daya tahan tubuh dan kondisi lokal.

2. Faktor Eksogen : faktor dari luar tubuh penderita berupa lamanya penderita
dirawat, kelompok yang merawat, lingkungan, peralatan tehnis medis yang
dilakukan dan adanya benda asing dalam tubuh penderita yang berhubungan
dengan udarah luar.

Macam macam Penularan

1. Penularan Langsung

Mekanisme ini menularkan bibit penyakit langsung dari sumbernya kepada orang
atau binatang lain melalui Port dentre. Hal ini bisa melalui kontak langsung
seperti melalui sentuhan, gigitan, ciuman, hubungan seksual, percikan yang mengenai
conjunctiva, selaput lendir dari mata, hidung atau mulut pada waktu orang lain bersin,
batuk, meludah, bernyanyi atau bercakap (biasanya pada jarak yang kurang dari 1
meter).

2. Penularan Tidak Langsung


a. Penularan Melalui Alat

Alat yang terkontaminasi seperti mainan anak-anak, saputangan, kain kotor, tempat
tidur, alat masak atau alat makan, instrumen bedah atau duk; air, makanan, susu,
produk biologis seperti darah, serum, plasma, jaringan organ tubuh, atau segala
sesuatu yang berperan sebagai perantara dimana bibit penyakit di angkut dibawa
kepada orang / binatang yang rentan dan masuk melalui Port dentre yang sesuai.

Bibit penyakit tersebut bisa saja berkembang biak atau tidak pada alat tersebut
sebelum ditularkan kepada orang / binatang yang rentan.

b. Penularan Melalui Vektor

(i) Mekanis : Cara mekanis ini meliputi hal-hal yang sederhana seperti terbawanya
bibit penyakit pada saat serangga merayap ditanah baik terbawa pada kakinya
atau pada belalainya, begitu pula bibit penyakit terbawa dalam saluran
pencernaan serangga. Bibit penyakit tidak mengalami perkembangbiakan.

(ii) Biologis : cara ini meliputi terjadinya perkembangbiakan (propagasi /


multiplikasi), maupun melalui siklus perkembangbiakan atau kombinasi kedua-
duanya. (cyclopropagative) sebelum bibit penyakit ditularkan oleh serangga
kepada orang / binatang lain.

Masa inkubsi ekstrinsik diperlukansebelum serangga menjadi infektif. Bibit penyakit


bisa ditularkan secara vertikal dari induk serangga kepada anaknya melalui telur
(transovarium transmission); atau melalui transmis transtadial yaitu Pasasi dari
satu stadium ke stadium berikutnya dari siklus hidup parasit didalam tubuh serangga
dari bentuk nimfe ke serangga dewasa.

Penularan dapat juga terjadi pada saat serangga menyuntikkan air liurnya waktu
menggigit atau dengan cara regurgitasi atau dengan cara deposisi kotoran serangga
pada kulit sehingga bibit penyakit dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui luka
gigitan serangga, luka garukan. Cara penularan seperti ini bukanlah cara penularan
mekanis yang sederhana sehingga serangga yang menularkan penyakit dengan cara
ini masih bisa disebut sebagai vektor penyakit.

2. Penularan Melalui Udara

Penyebaran bibit penyakit melalui Port dentre yang sesuai, biasanya saluran
pernafasan. Aerosol berupa berupa partikel ini sebagian atau keseluruhannya
mengandung mikro organisme. Partikel ini bisa tetap melayang-layang diudara dalam
waktu yang lama sebagian tetap infektif dan sebagian lagi ada yang kehilangan
virulensinya. Partikel yang berukuran 1 5 micron dengan mudah masuk kedalam
alveoli dan tertahan disana.

Percikan (droplet) dan partikel besar lainnya tidak dianggap sebagai penularan melalu
udara (airborne); (lihat Penularan Langsung)

a. Droplet Nuclei

Biasanya berupa residu ukuran kecil sebagai hasil penguapan dari cairan percikan
yang dikeluarkan oleh inang yang terinfeksi.

Droplet Nuclei ini bisa secara sengaja dibuat dengan semacam alat, atau secara
tidak sengaja terjadi di labortorium mikrobiologi dan tempat pemotongan hewan, di
tempat perawatan tanaman atau di kamar otopsi. Biasanya Droplet Nuclei ini
bertahan cukup lama di udara.

b. Debu

Partikel dengan ukuran yang berbeda yang muncul dari tanah (misalnya spora jamur
yang dipisahkan dari tanah oleh udara atau secara mekanisme), dari pakaian, dari
tempat tidur atau kutu yang tercemar.

Tanda dan Gejala Infeksi

1. Dolor
Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini
terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu
sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan
atau sesuatu yang tidak normal.
2. Kalor
Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini
terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang
mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibodi dalam memerangi antigen
atau penyebab infeksi.
3. Tumor
Tumor dalam konteks gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum
dibicarakan tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami
pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.
4. Rubor
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena
peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.
5. Fungsio Laesa
Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi.
Contohnya jika luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi
dengan baik seperti sulit berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan.
6. Ansietas / Kecemasan
7. Penurunan Output Urine
Tindakan Pencegahan Infeksi

Pasien dibekali perlindungan terhadap infeksi dalam tiga cara utama:

1. Dengan menerapkan prinsip asepsis (menggunakan teknik tanpa menyentuh


serta sarung tangan steril) dan dengan menerapkan standar tinggi untuk
higiene lingkungan yang bertujuan menghilangkan sumber atau sumber
potensial infeksi (yi. menghilangkan organisme yang menyebabkan penyakit).
Tindakan ini meliputi pengobatan pasien yang mengalami infeksi dan
membersihkan, melakukan disinfeksi, serta melakukan sterilisasi peralatan,
materi dan area yang terkontaminasi (Ayliffe et al. 1992).
2. Dengan menghambat rute penularan bakteri dari sumber potensial dan
reservoir bakteri ke orang yang tidak mengalami infeksi. Metode ini meliputi
isolasi pasien yang mengalami atau diduga mengalami infeksi, penerapan
prinsip asepsis dan higiene tangan yang efektif, serta penggunaan
perlengkapan pelindung. Asepsis (teknik aseptik).
3. Dengan meningkatkan resistensi pasien terhadap infeksi, terutama saat
dilakukan pembedahan. Sebagai contoh, dengan memegang dan mengangkat
jaringan mati serta benda asing dengan saksama, serta (jika diindikasikan)
dengan memberi terapi antijamur profilaksis (mis., sebelum pembedahan
usus). Akan tetapi, semua faktor ini sangat dipengaruhi oleh kesehatan fisik
pasien secara keseluruhan termasuk status nutrisi dan kerentanan terhadap
infeksi.

PROSES INFEKSI TB PARU


1. Adhesi ( Menempel )
2. Kolonisasi ( Berkembang Biak )
3. Penetrasi ( Masuk )
4. Invasi ( Menyabar )

Anda mungkin juga menyukai