Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM ENDOKRIN
Hipertiroid

OLEH :
Kelompok 2
Devita Sari
Gita Aprilonia
Mika Herly
Rika Aprianti
Weni Sriwahyuni

Kelas : IIA
Dosen Pembimbing : Ns. Dewi Kurniawati, S.Kep, MS

STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nyalah kami
dapat menyelesaikan makalah Sistem Endokrine ( Hypertiroid ).
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dari dari
beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga
berhasil terutama kepada dosen pembimbing.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak mengandung kekurangan
karena keterbatasan buku pegangan dan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kepentingan makalah penulis
dimasa mendatang.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dengan adanya makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca pada umumnya dan khususnya pada penulis sendiri.

Bukittinggi, 09 Februari 2015

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................ i


Daftar Isi ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
Latar Belakang ........................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
Definisi Hipertiroid .................................................................................................... 3
Epidiomiologi ............................................................................................................ 3
Etiologi ................................................................................................................. 4
Faktor Resiko ............................................................................................................. 5
Patofisiologi .............................................................................................................. 6
Manifestasi ................................................................................................................. 7
Komplikasi ................................................................................................................. 7
Pemeriksaan penunjang ............................................................................................. 8
Penatalaksanaan ......................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 12
Kesimpulan ................................................................................................................ 12
Saran ................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan
dasar yang diperlukan kepada individu baik yang sehat maupun yang sakit, yang mengalami
gangguan fisik, psikis dan agar mencapai derajat kesehatan yang optimal. Diperlukan
pendekatan komprehensif baik dari segi fisik maupun psikologis serta bersifat individual bagi
setiap pasien.
Penyakit hipertiroid adalah penyakit akibat gangguan produksi hormon, pada penyakit
ini perlu asuhan keperawatan pada hipertiroidisme atau askep hipertiroid yang komprehensif
karena disamping faktor efek penyakit itu sendiri biasanya terdapat pula kondisi stress
psikologi.
Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah, seperti
kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat menonjol pada
wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak daripada pada pria, terutama
wanita muda yang berusia antara 20 dan 40 tahun. Disini dapat dikarenakan karena dari
proses menstruasi, kehamilan dan menyusui itu sendiri menyebabkan hipermetabolisme
sebagai akibat peningkatan kerja daripada hormone tiroid .(Hotma R, 2006).
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone
(TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating
hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas
hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-
kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan,
dengan demikian berakibat pada hipertiroid.Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi
produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Pentingnya dari asuhan keperawatan pasien dengan Hipertiroid ini adalah dengan
memberikan penyuluhan, pengawasan, perlindungan dan pasien dengan Hipertiroid itu dapat
ditangani dengan baik dan diberi asuhan keperawatan. Maka dari itu pasien Space Hipertiroid
ini memerlukan perawatan yang khusus untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
a) Apa yang dimaksud dengan Hipertiroid ?
b) Apakah epidiomiologi dari Hipertiroid ?
c) Apa yang menjadi etiologi dari Hipertiroid ?
d) Apa saja factor resiko dari Hipertiroid ?
e) Apa saja komplikasi dari Hipertiroid ?
f) Bagaimana patofisiologi/pathway dari Hipertiroid ?
g) Apa saja manifestasi klinis dari Hipertiroid ?
h) Bagaimana pemerikaan diagnosa dari Hipertiroid ?
i) Bagaimana penatalaksanaan medis dari Hipertiroid ?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dari makalah ini diantaranya sebagai berikut :
a. Memahami tentang pengertian dari Hipertiroid
b. Memahami tentang epidiomiologi dari Hipertiroid
c. Memahami tentang etiologi dari Hipertiroid
d. Memahami tentang factor resiko dari Hipertiroid
e. Memahami komplikasi dari Hipertiroid
f. Memahami tentang patofisiologi/pathway dari Hipertiroid)
g. Memahami tentang manifestasi klinis dari Hipertiroid)
h. Memahami tentang pemerikaan diagnosa dari Hipertiroid
i. Memahami tentang penatalaksanaan medis dari Hipertiroid

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Hipertiroid adalah penyaakit yang disebabkan oleh penyakit Graves yaitu jenis
masalah autoimun yang menyebabkan kelenjar tiroid untuk memproduksi terlalu banyak
hormon tiroid. ( Toft, D. 2014)
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjer tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid
memproduksi hormon tiroksin dari iodium, maka iodium radiaktif dalam dosis kecil dapat
digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya). (NANDA NIC-NOC.
2013)
Hipertiroidisme adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid terlalu aktif dan membuat
berlebihan hormon tiroid. Kelenjar tiroi dadalah organ yang terletak dibagian depan leher dan
hormon ini yang mengontrol metabolisme, bernapas, denyut jantung, sistem saraf, berat
badan,suhu tubuh, dan banyak fungsi lainnya dalam tubuh. Ketika kelenjar tiroid yang terlalu
aktif (hipertiroidisme) proses tubuh mempercepat dan mungkin mengalami kegelisahan,
kecemasan, denyut jantung yang cepat, tremor tangan, keringat berlebihan, penurunan berat
badan, dan masalah tidur, antara gejala lainnya. (Aleppo, G. 2015)

B. EPIDEMIOLOGI
Jumlah penderita Hyperteroidterus meningkat. Hyperteroidmerupakan penyakit
hormon yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes. Posisi ini
serupa dengan kasus di dunia.Lebih dari 90 % Hyperteroid adalah akibat penyakit graves dan
nodul tiroid toksik.
Hyperteroidmenyerang wanita 5 kali lebih sering dibanding laki-laki dan insidennya
akan memuncak pada usia ketiga serta keempat. Penderita penyakit tyroid saat ini 2% sampai
dengan 5 % adalah kebanyakan wanita, wanita tersebut 1% sampai dengan 2% adalah wanita
reproduktif. Prevalensi penderita Hyperteroid menyerang wanita 5 kali lebih sering di
bandingkan dengan laki-laki dan insidennya akan memuncak dalam decade usia ketiga serta
ke empat.Keadaan ini dapat timbul setelah terjadinya syok emosional, stress atau infeksi.
Pada usia muda umumnya disebabkan oleh penyakit graves, penyakit ini relative sering di
jumpai dan pada anak- anak jarang terjadi. sedangkan struma multinodular toksik umumnya

3
timbul pada usia tua. Di daerah pantai dan kota, insidensya lebih tinggi di bandingkan di
daerah pegunungan atau di pedesaan.
Jumlah penderita penyakit ini di seluruh dunia pada tahun 1960 diperkirakan 200 juta,
12 juta di antaranya terdapat di Indonesia. Angka kejadian hipertiroidi yang didapat dari
beberapa klinik di Indonsia berkisar antara 44,44% 48,93% dari seluruh penderita dengan
penyakit kelenjar gondok. Di AS diperkirakan 0,4% populasi menderita Hipertiroid, biasanya
sering pada usia di bawah 40 tahun.

C. ETIOLOGI
Kelenjar tiroid membuat hormon tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3) yang
memainkan peran penting dalam cara fungsi seluruh tubuh. Jika kelenjar tiroid membuat
terlalu banyak T4 dan T3, ini didefinisikan sebagai hipertiroid.

Penyebab paling umum dari hipertiroid adalah penyakit gangguan autoimun Graves '.
Dalam gangguan ini, tubuh membuat antibodi (protein yang dihasilkan oleh tubuh untuk
melindungi terhadap virus atau bakteri) yang disebut thyroid-stimulating immunoglobulin
(TSI) yang menyebabkan kelenjar tiroid membuat terlalu banyak hormon tiroid. Penyakit
Graves berjalan dalam keluarga dan lebih sering ditemukan pada wanita.

Hyperteroi djuga bisa disebabkan oleh nodular atau multinodular gondok beracun,
yang merupakan benjolan atau nodul pada kelenjar tiroid yang menyebabkan tiroid untuk
memproduksi berlebihan hormon tiroid. Selain itu, radang kelenjar tiroid yang disebut
tiroiditis-akibat virus atau masalah dengan sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan
sementara gejala hipertiroid. Selain itu, beberapa orang yang mengonsumsi terlalu banyak
yodium (baik dari makanan atau suplemen) atau yang mengambil obat yang mengandung
yodium (seperti amiodaron) dapat menyebabkan kelenjar tiroid untuk kelebihan hormon
tiroid. (Aleppo, G. 2015)

Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu:


1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan merupakan penyebab
hypertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali
lebih sering daripada pria. Diduga penyebabnya adalah penyakit autoimun, dimana
antibody yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating

4
imunogirobulin (TSI anti bodies ), tyroid peroksidase antibodies ( TPO ) dan TSA
receptor antibodies ( TRAB ) pencetus kelainan ini adalah stress, merokok, radiasi,
kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada
pasir dimata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tyroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toksik berarti hypertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol
oleh TSH sehingga memproduksi hormon tyroid yang berlebihan.
3. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan sehingga
merangsang tyroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
4. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
5. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi yang berlebihan bisa menimbulkan hypertiroid, kelainan ini biasanya
timbul apabila sebelumnya sipasien memang sudah ada kelainan kelenjar tyroid.
6. Minum obat hormon tyroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke
dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tyroid, adapula orang
yang minum hormon tyroid dengan tujuan menurunkan bada hingga timbul efek
samping. (NANDA NIC-NOC. 2013)

D. FAKTOR RESIKO
Terjadi lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki
Pada usia lebih dari 50 tahun
Post trauma emosional
Riwayat keluarga (Rehan, K. M. 2014).

5
E. PATOFISIOLOGI
Hipotalamus

Hipofisis Anterior Hormone pelepas (tirotropin)

Hormone perangsang Tiroid hipertrofi (peningkatan


Tiroksin imonuglobin
tiroid (TSH) sekresi yodium)

Hipertiroid

Peningkatan frekuensi dan


Metabolisme meningkat
kontraksi jantung

Peningkatan konsumsi O2 System kardiovaskuler

Pemakaian glukosa sel System saraf - Takikardi


- TD, nadi
Pemecahan lemak dan - Nerfus - Angina
protein - Kelelahan - Gagal jantung
- Mudah terangsang
- Penurunan curah jantung

Otot dan tulang Kulit Peningkatan kebutuhan


kalori
Kelelahan otot Peningkatan suhu tubuh
Ketidakefektifan nutrisi
Resiko kerusakan Hipertermi kurang dari kebutuhan
integritas jaringan tubuh

WOC (NANDA NIC-NOC)

6
F. MANIFESTASI KLINIS
Kelelahanatau kelemahan otot
tremortangan
perubahan suasana hati
Kegugupanatau kecemasan
Denyut jantung yang cepat
Jantung berdebar-debarataudenyut jantung tidak teratur
kekeringan kulit
kesulitan tidur
berat badan
Peningkatanfrekuensibuang air besar
Perubahannafsu makan(penurunan atau peningkatan)
Sulit tidur (insomnia)
Intoleransi panas
Berkeringat banyak
Mata melotot
Cepat marah
Sesak napas
Kelumpuhan mendadak
Tremor
Berat badan turun
Pusing
Gatal-gatal
Penipisan rambut
Kenaikan gula darah
(Milas, K. 2014).

G. KOMPLIKASI
Hipertiroidisme tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama yang
berkaitan dengan jantung.

Beberapa komplikasiyang berhubungan dengan jantung:


- Aritmia(detak jantung abnormal, sepertiatrial fibrilasi)

7
- Dilatasi jantung (peningkatan ukuran rongga jantung, yang sebenarnya menipis otot
jantung) dan gagal jantung kongestif
- Serangan jantung mendadak
- hipertensi

Jika tidak hipertiroid tidak diobati, akan mengalami resiko terkena osteoporosis.
Secara bertahap akan kehilangan kepadatan mineral tulang karena hipertiroidisme yang tidak
terkontrol dapat menyebabkan tubuh untuk menarik kalsium dan fosfat dari tulang dan
mengeluarkan terlalu banyak kalsium dan fosfor (melalui urine dan feses). (Milas, K. 2014)

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
TSH serum (biasanya menurun)
T3, T4 (biasanya meningkat)
Tes darah hormon tiroid
X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
(NANDA NIC-NOC. 2013)

I. PENATALAKSANAAN
Hipertiroidisme dapat diobati dengan obat-obat antitiroid yang mengganggu produksi
hormon tiroid (terutama methimazole, propylthiouracil sekarang digunakan hanya untuk
perempuan pada trimester pertama kehamilan). Pilihan lain adalah terapi yodium radioaktif
untuk merusak sel-sel yang membuat hormon tiroid. Dalam kasus yang jarang terjadi di mana
wanita tidak menanggapi atau memiliki efek samping dari terapi ini, operasi untuk
mengangkat tiroid (salah satu bagian dari seluruh kelenjar) mungkin diperlukan. Pilihan
pengobatan tergantung pada penyebab yang mendasari keparahan dan gejala , usia , apakah
sedang hamil, kondisi lain yang mungkin dimiliki, dan potensi efek samping dari obat.
Selain perawatan ini, dokter juga mungkin meresepkan beta-blocker untuk memblokir
efek dari hormon tiroid pada tubuh. Sebagai contoh, beta-blocker membantu memperlambat
detak jantung yang cepat dan mengurangi getaran tangan. (Aleppo, G. 2015)

Ada mudah perawatan yang tersedia dan efektif untuk semua jenis umum dari
hipertiroid. Beberapa gejala hipertiroid (seperti tremor dan palpitasi, yang disebabkan oleh

8
kelebihan hormon tiroid yang bekerja pada sistem jantung dan saraf) dapat ditingkatkan
dalam beberapa jam dengan obat yang disebut beta-blocker (misalnya, propranolol, Inderal).

Obat ini memblokir efek dari hormon tiroid tetapi tidak memiliki efek pada tiroid itu
sendiri, sehingga beta blockers tidak menyembuhkan hipertiroid dan tidak mengurangi
jumlah hormon tiroid yang diproduksi; mereka hanya mencegah beberapa gejala. Untuk
pasien dengan bentuk sementara hipertiroidisme (tiroiditis atau minum obat tiroid berlebih),
beta blockers mungkin satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan. Setelah tiroiditis
(peradangan kelenjar tiroid) menyelesaikan dan hilang, pasien dapat berhenti minum obat.

Obat anti-tiroid

Produksi hormon diblokir sehingga sangat sedikit yang disekresikan


oleh tiroid. Untuk pasien dengan bentuk yang berkelanjutan hipertiroidisme, seperti penyakit
Graves 'atau gondok nodular toksik, obat anti-tiroid sering digunakan. Tujuan dengan bentuk
terapi obat untuk mencegah tiroid memproduksi hormon dari.

Dua obat yang umum dalam kategori ini adalah methimazole dan propylthiouracil
(PTU), keduanya benar-benar mengganggu kemampuan kelenjar tiroid untuk membuat
hormon tersebut. Ilustrasi menunjukkan bahwa beberapa hormon yang dibuat, tapi tiroid
menjadi kurang efisien. Ketika diambil setia, obat ini biasanya sangat efektif dalam
mengendalikan hipertiroidisme dalam beberapa minggu.

Obat anti-tiroid dapat memiliki efek samping seperti ruam, gatal, atau demam, tapi ini
jarang terjadi. Sangat jarang, pasien yang dirawat dengan obat-obat ini dapat
mengembangkan peradangan hati atau kekurangan sel darah putih oleh karena itu, pasien
yang menggunakan obat antitiroid harus menyadari bahwa mereka harus menghentikan obat
mereka dan memanggil dokter mereka segera jika mereka mengembangkan menguning kulit,
demam tinggi , atau sakit tenggorokan yang parah. Kelemahan utama obat antitiroid adalah
bahwa hipertiroidisme yang mendasari sering datang kembali setelah mereka dihentikan.
Untuk alasan ini, banyak pasien dengan hipertiroidisme disarankan untuk mempertimbangkan

9
pengobatan yang permanen mencegah kelenjar tiroid dari memproduksi terlalu banyak
hormon tiroid.

Pengobatan Radioaktif Iodine

Yodium radioaktif adalah pengobatan permanen yang paling banyak


direkomendasikan hipertiroid. Perawatan ini mengambil keuntungan dari fakta bahwa sel-sel
tiroid adalah satu-satunya sel dalam tubuh yang memiliki kemampuan untuk menyerap
yodium.

Dengan memberikan bentuk radioaktif yodium, sel-sel tiroid yang menyerap akan
rusak atau dibunuh. Karena yodium tidak diserap oleh sel-sel lain dalam tubuh, ada sangat
sedikit paparan radiasi (atau efek samping) untuk sisa tubuh. Radioiodine dapat diminum
tanpa perlu dirawat di rumah sakit. Bentuk terapi sering memakan waktu satu sampai dua
bulan sebelum tiroid telah dibunuh, namun obat radioaktivitas benar-benar hilang dari tubuh
dalam beberapa hari. Sebagian besar pasien yang sembuh dengan dosis tunggal yodium
radioaktif.

Satu-satunya efek samping yang umum dari pengobatan yodium radioaktif di bawah
aktivitas kelenjar tiroid. Masalahnya di sini adalah bahwa jumlah yodium radioaktif diberikan
membunuh terlalu banyak sel tiroid sehingga tiroid yang tersisa tidak menghasilkan hormon
yang cukup, kondisi yang disebut hypothyroidism.

Bedah Penghapusan dari Gland atau bintil

Obat yang permanen lain untuk hipertiroid adalah pembedahan menghapus


semua atau sebagian nodul. Pembedahan tidak digunakan sesering pengobatan lain untuk
penyakit ini. Alasan terbesar untuk ini adalah bahwa bentuk yang paling umum dari
hipertiroid adalah hasil dari kelebihan produksi dari seluruh kelenjar (penyakit Graves) dan
metode yang dijelaskan di atas bekerja cukup baik di sebagian besar kasus.

Meskipun ada pasien penyakit beberapa Graves yang akan perlu memiliki operasi
pengangkatan tiroid mereka (tidak bisa mentolerir obat-obatan untuk satu alasan atau lainnya,

10
atau yang menolak yodium radioaktif), penyebab lain dari hipertiroidisme yang lebih cocok
untuk perawatan bedah awal penyakit.

Lobektomi tiroid. Lobektomi parsial untuk nodul panas.

Kekhawatiran tentang rawat inap lama setelah operasi tiroid telah semua tapi
dikurangi selama beberapa tahun terakhir karena banyak ahli bedah kini mengirim pasien
pulang pagi setelah operasi (23 jam tinggal). Ini, tentu saja, tergantung pada kesehatan yang
mendasari pasien dan usia mereka, dan beberapa faktor lainnya. Beberapa bahkan
memperlakukan tiroidektomi parsial sebagai prosedur rawat di mana pasien yang sehat dapat
dikirim pulang beberapa jam setelah operasi. Meskipun sebagian besar ahli bedah
mengharuskan pasien harus ditidurkan untuk operasi pada kelenjar tiroid, yang beberapa
bahkan menghapus satu sisi kelenjar di bawah anestesi lokal dengan bantuan IV sedasi.
Operasi-operasi yang lebih kecil cenderung berhubungan dengan keluhan lebih sedikit.

Sebuah sisi potensi pendekatan bedah adalah bahwa ada risiko kecil cedera pada
struktur dekat kelenjar tiroid di leher termasuk pita suara)\. Insiden ini adalah sekitar 1%.
Seperti pengobatan yodium radioaktif, operasi sering menyebabkan hipotiroidisme. Fakta ini
jelas ketika seluruh kelenjar dihapus, tetapi mungkin jug terjadi setelah lobektomia.

Setiap kali hipotiroidisme terjadi setelah pengobatan kelenjar tiroid yang terlalu aktif,
dapat dengan mudah didiagnosis dan diobati secara efektif dengan levothyroxine.
Levothyroxine sepenuhnya menggantikan kekurangan hormon tiroid dan, bila digunakan
dalam dosis yang tepat, dapat dengan aman diambil untuk sisa hidup pasien tanpa efek
samping atau komplikasi. Hanya satu pil kecil per hari. (Norman, J. 2010)

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyebab dari hipertiroidisme yaitu adanya Gangguan homeostatic yang disebabkan
oleh produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan autonomic kelenjar tiroid menjadi
hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Ada banyak gejala pada penderita
penyakit ini yakni gemetar,palpitasi,gelisah,penurunan berat badan yang drastic,nafsu makan
meningkat,emosional,dsb.

B. SARAN
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap agar kita senantiasa memiliki gaya
hidup yang sehat. Dan juga bagi perawat yang kelak bekerja di rumah sakit agar dapat
mengetahui seluk beluk dari penyakit hipertiroidisme yang pada akhirnya dapat memberikan
pelayanan yang terbaik apabila menemukan pasien yang menderita penyakit ini pada
khususnya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Allepo, G. (2015). Hyperthyroidism Overview. Retrieved from www. Endocrineweb.com 5
Februari 2015
Milas, K. (2014). Hyperthyroidism Symptoms. Retrieved from www. Endocrineweb.com 5
Februari 2015
Milas, K. (2014). Hyperthyroidism Complication. Retrieved from www. Endocrineweb.com
5 Februari 2015
Norman, J. (2010). Hyperthyroidism Operactivity of the Thyroid Gland. Retrieved from
www. Endocrineweb.com 5 Februari 2015
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2013). NANDA NIC-NOC. (jilid 1 & 2). Yogyakarta :
MediaAction
Rehan, K. M. (2014). Papillary Thyroid Cancer Risk Factor. Retrieved from www.
Endocrineweb.com 5 Februari 2015
Toft, D. J. (2014). Graves Disease Overview. Retrieved from www. Endocrineweb.com 5
Februari 2015

Anda mungkin juga menyukai