Anda di halaman 1dari 6

TUGAS : LOG NUCLEAR MAGNETIC RESONANCE (NMR)

DAN BOREHOLE IMAGING

Oleh:
Jubilate Sihombing
3714100008

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2016
A. Log Nuclear Magnetic Resonance (NMR)
1. Sejarah dan Pengertian Nuclear Magnetic Resonance (NMR)
Konsep 'Nuclear Magnetic Resonance' dari nukleus atom Hydrogen telah diketemukan
sekitar tahun 1946 oleh Purcell dan Bloch. Dan sejak itu konsep tersebut banyak dipergunakan
dalam menganalisa karakteristik bahan/material. Dan pada tahun 1970 mulai dikembangkan
teknologi 'Magnetic Resonance Imaging' (MRI), yang banyak diaplikasikan di dunia kedokteran
sebagai alat diagnosa. Industri perminyakan tertarik pada konsep ini dan pada tahun 1950, paten
telah diberikan kepada California Research Corporation, Schlumberger Well Surveying
Corporation, Texaco Incorporated dan Socony Mobil Oil Company.
NMR log (log = istilah untuk data akuisisi dari dalam sumur pengeboran di industri
perminyakan) pertama dilakukan pada tahun 1960. Peralatan ini dikembangkan oleh Brown dan
Gamson dari Chevron Research Company, peralatan ini memanfaatkan medan magnet bumi untuk
meluruskan proton, yang kemudian konsep ini dipergunakan sampai 30 tahun kemudian.
Schlumberger mempergunakan peralatan dengan versi di atas pada tahun 1960 dan awal tahun
1970 di bawah lisensi Chevron, dan kemudian mengembangkan peralatan generasi ke-tiga, NML-
C (Nuclear Magnetic Logging Tool type C), yang mulai melakukan pekerjaan komersial pada
akhir tahun 1970.
Resonansi magnetik (NMR) telah, dan terus menjadi, banyak digunakan dalam kimia,
fisika, dan biomedis dan, baru-baru ini, di diagnosis klinis untuk pencitraan struktur internal tubuh
manusia. Prinsip-prinsip fisik yang sama yang terlibat dalam pencitraan klinis juga berlaku untuk
pencitraan media porous cairan jenuh, termasuk batuan reservoir. Industri minyak bumi cepat
diadaptasi teknologi ini untuk penelitian laboratorium petrofisika dan kemudian mengembangkan
alat downhole logging untuk evaluasi waduk in-situ. Spektroskopi NMR adalah teknik penelitian
yang memanfaatkan sifat magnetik inti atom tertentu untuk menentukan sifat fisik dan kimia dari
atom atau molekul di mana mereka yang terkandung. Hal ini bergantung pada fenomena resonansi
magnetik nuklir dan dapat memberikan informasi rinci tentang struktur, dinamika, negara reaksi,
dan lingkungan kimia dari molekul.
Banyak inti (atau lebih tepat, inti dengan paling tidak jumlah proton atau neutronnya ganjil)
dapat dianggap sebagai magnet kecil. Inti seperti proton (1H atau H-1) dan inti karbon-13 (13C atau
C-13, kelimpahan alaminya sekitar 1%). Karbon -12 (12C), yang dijadikan standar penentuan
massa, tidak bersifat magnet. Bila sampel yang mengandung 1H atau 13C atau bahkan semua
senyawa organik, ditempatkan dalam medan magnet, akan timbul interaksi antara medan magnet
luar dengan magnet kecil (inti). Karena adanya interaksi ini, magnet kecil akan terbagi atas dua
tingkat energi, yaitu: tingkat yang sedikit agak lebih stabil (+) dan keadaan yang kurang stabil (-)
yang energinya berbeda. Karena dunia inti adalah dunia mikroskopik, energi yang berkaitan
dengan inti ini terkuantisasi, artinya tidak kontinyu. Perbedaan energi antara dua keadaan
diberikan oleh persamaan sebagai berikut:

=
2
Keterangan:
H : Kuat medan magnet luar (yakni magnet spektrometer)
h : Tetapan Planck
: Tetapan khas bagi jenis inti tertentu, disebut dengan rasio giromagnetik dan untuk proton
nilainya 2,6752 x 108 kg-1 s A (A= amper)
Bila sampel disinari dengan gelombang elektromagnetik yang berkaitan dengan
perbedaan energi E, yakni:
=
inti dalam keadaan (+) mengabsorbsi energi ini dan tereksitasi ke tingkat energi (-). Proses
mengeksitasi inti dalam medan magnetik akan mengabsorbsi energi (resonansi) disebut nuclear
magnetic resonance (NMR). Frekuensi gelombang elektromagnetik yang diabsorbsi diungkapkan
sebagai fungsi H.

=
2
Bila kekuatan medan magnet luar, yakni magnet spektrometer, adalah 2,3490 T (tesla, 1 T = 23490
Gauss), yang diamati sekitar 1 x 108 Hz = 100 MHz. Nilai frekuensi ini di daerah gelombang
mikro. Secara prinsip, frekuensi gelombang elektromagnetik yang diserap ditentukan oleh
kekuatan magnet dan jenis inti yang diamati. Namun, perubahan kecil dalam frekuensi diinduksi
oleh perbedaan lingkungan kimia tempat inti tersebut berada. Perubahan ini disebut pergeseran
kimia.

2. Nuclear Magnetic Resonance (NMR) Logging


Log Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah jenis well logging yang menggunakan
respon NMR dari formasi untuk langsung menentukan porositas dan permeabilitas, memberikan
data secara terus menerus sepanjang lubang bor. Log Nuclear Magnetic Resonance (NMR)
merupakan salah satu bagian dari log elektromagnetik, yang mana menggunakan cara dengan
mengukur magnet saat diinduksi inti hidrogen (proton) yang terkandung dalam ruang pori yang
berisi fluida (batuan reservoir). Tidak seperti pengukuran konvensional logging yang lainnya
(misalnya, akustik, kepadatan, neutron, dan resistivitas), yang merespon dengan baik matriks
batuannya dan sifat fluida serta sangat tergantung pada mineralogi, pengukuran NMR-logging
merespon adanya proton hidrogen. Karena proton ini seharusnya berada pada pori yang terisi oleh
fluida. NMR efektif merespon volume, komposisi, viskositas, dan distribusi cairan ini, misalnya:
Minyak
Gas
Air
Log NMR memberikan informasi tentang banyak tidaknya fluida, sifat-sifat fluida dan ukuran
pori-pori yang mengandung fluida tersebut. Dari informasi ini, adalah mungkin untuk
menyimpulkan atau perkiraan (Gambar 1):
Volume (porositas) dan distribusi (permeabilitas) dari pori-pori batuan
Komposisi batuan
Jenis dan banyaknya fluida hidrokarbon
Kemampuan menghasilkan hidrokarbon

Gambar 1. Perbandingan respon dari alat log NMR dengan alat log lainnya
Gambar 2. Log Nuclear Magnetic Resonance (NMR)
Log NMR mampu mengukur berbagai batuan dan sifat fluida dalam berbagai kondisi
reservoir (misalnya, salinitas, litologi, dan tekstur) dan beberapa di antaranya tidak dapat diukur
dengan menggunakan metode logging yang lainnya dan pengukuran log NMR sendiri tanpa
memerlukan sumber radioaktif. Log NMR dapat dijalankan sendiri atau dapat
mengintegrasikannya dengan data log yang lain untuk menganalisa reservoir tersebut. Log NMR
telah memberikan kontribusi signifikan terhadap akurasi evaluasi reservoir hidrokarbon.

B. Borehole Imaging
Borehole Imaging mengacu pada logging dan juga pengolahan data metode-metode yang
digunakan untuk menghasilkan gambar skala sentimeter dari dinding lubang bor serta batuan yang
terdapat disekitarnya. Borehole Imaging menjadi salah satu teknologi yang maju secara pesat pada
wireline well logging. Aplikasi secara umum dari Borehole Imaging ini yaitu mendeskripsikan
reservoir secara detail melalui kinerja reservoir untuk peningkatan recovery hidrokarbon. Selain
itu, Borehole Imaging digunakan untuk identifikasi fracture, analisa fitur sedimentology, evaluasi
formasi dan identifikasi breakouts (keanehan pada dinding sumur).
Subjek area Borehole Imaging ini bisa dibagi menjadi 4 yaitu :
Optical Imaging
Acoustic Imaging
Electrical Imaging
Conjunctive Acoustic and Electrical Imaging

1. Optical Imaging
Downhole camera merupakan alat borehole imaging yang pertama. Bahkan
sekarang teknologi tersebut telah mampu menampilkan kondisi dalam sumur
menggunakan image yang memiliki resolusi yang tinggi. Namun terdapat kendala apabila
kamera tersebut tertutupi oleh fluida yang kental dan tak transparent maka metode tersebut
gagal. Sehingga dalam penggunaan metode ini harus menggunakan penginjeksian fluida
transparan agar tidak mengotori lensa kamera tersebut.

2. Acoustic Imaging
Memiliki sebutan lain yaitu borehole televiewers. Borehole televiewer beroperasi
dengan pancaran energy akustik sehingga dapat menampilkan dinding sumur untuk
mengetahui lumpur pemboran. Jadi sistemnya yaitu memancarkan energy akustik lalu
kemudian ditangkap kembali. Energy akustik tersebut melewati lumpur pemboran dan
sebagian terpantulkan oleh dinding sumur.yang dilihat dari pengukuran pemancaran
tersebut adalah amplitudonya. Amplitude gelombang yang diapantulkan tadi merupakan
basis dari penggambaran secara akustik dari dinding sumur. Amplitude itu sendiri
dipengaruhi oleh banyak hal seperti bentuk dari lubang sumur, ketidakreguleran
(breakouts) sehingga terjadi pelemahan amplitudo gelombang yang direfleksikan.

3. Electrical Imaging
Pada penggambaran secara elektrikal, respon utama yang diperoleh ialah lebih ke
sifat fisik. Pada electrical imaging ini dapat dibagi menjadi tiga metode yaitu :
Micro-electrical imaging, metode logging wireline yang menghasilkan pemetaan tegangan
listrik beresolusi tinggi
Azimuthal resistivity imaging, metode logging wireline yang menggambarkan tingkat
kalibrasi resistivitas dengan teknik laterolog dengan resolusi yang rendah
LWD resistivity imaging, metode electrical imaging yang menggunakan elektroda dan
memproduksi gambaran resistivitas secara langsung dengan resolusi menengah

4. Conjunctive Acoustic and Electrical Imaging


Dalam beberapa kasus, pencitraan menggunakan ultrasonik (akustik) dan elektrik
saling melengkapi karena pengukuran ultrasonik dipengaruhi oleh properti batuan,
sedangkan pengukuran elektrik merespon pada properti fluida. Perbedaan lain yakni
pencitraan ultrasonik mencakup 3600, sedangkan pencitraan elektrik kurang dari 80% dari
permukaan. Pengukuran ultrasonik dapat menggunakan peralatan yang sama dalam
berbagai jenis drilling mud, sementara pencitraan microresistivity memerlukan water-
based mud.

Anda mungkin juga menyukai