Anda di halaman 1dari 7

10/8/2017 Ringkasan Cekungan Sedimen based on Sam Boggs Jr.

vol 5 |

"Regional Geology, Sedimentology & Stratigraphy, Tectonic & Structural Geology, Hydrogeology and
Analogue Experimental Modeling "
Posted by: GEOPANGEA RESEARCH GROUP INDONESIA | May 16, 2014

Ringkasan Cekungan Sedimen based on Sam Boggs Jr.


vol 5

Summarised by: Fery Andika Cahyo

Pengisian Cekungan Sedimen

Pembahasan sebelumnya lebih banyak difokuskan kepada karakteristik struktural dari suatu cekungan
sedimen dan proses tektonik yang membentuk cekungan tersebut. Kendati demikian analisis cekungan
lebih menitik beratkan pada endapan sedimen yang mengisi cekungan tersebut. Fokus dari cabang ilmu
geologi ini mencakup proses yang menghasilkan isian dari suatu cekungan, karakteristik dari produk
sedimen dan batuan sedimennya, dan aspek genetik serta signikansi ekonomis dari batuan tersebut.
Faktor-faktor yang mengontrol dan mempengaruhi proses pengendapan suatu sedimen antara lain
adalah:

1. Aspek litologi dari batuan asal(contohnya granit, batuan metamorf, dll) yang hadir di area sumber
sedimen, yang mengontrol komposisi sedimen yang berasal dari batuan ini.
2. Relief, kemiringan lereng, dan iklim di area sumber sedimen, yang mengontrol intensitas
pengendapan, dan juga intensitas transportasi sedimen dari area sumber sedimen menuju ke
cekungan pengendapan.
3. Intensitas penurunan cekungan bersama dengan intensitas naik atau turunnya muka air laut.
4. Ukuran dan bentuk dari cekungan sedimen.

Tujuan dari analisis cekungan sedimen adalah untuk mengintrepertasi proses pengisian cekungan
sehingga geologist dapat lebih memahami provenance sedimen, paleogeogra, dan lingkungan
pengendapan dengan maksud untuk menyingkapkan sejarah geologi dan untuk mengevaluasi potensi
ekonomis dari suatu cekungan sedimen. Analisis cekungan sedimen menggabungkan basis intrepertatif
ilmu sedimentologi(Proses sedimentasi), stratigra(Hubungan spasial dan temporal dari suatu tubuh
batuan sedimen), fasies dan sistem lingkungan pengendapan, paleoceanogra, paleogeogra,
paleoklimatologi, analisis level air laut, dan mineralogi petrogra(Klein, 1987, 1991). Lebih jauh,
biostratigra menyediakan suatu kerangka temporal untuk melakukan korelasi fasies dengan
ekuivalensi waktu dan sistem yang bertujuan untuk membatasi timing suatu even spesik, sedangkan
radiokronologi, sebagai tambahan, dapat memberikan penanggalan even sedimentologi spesik dan
batas sekuen(sequence boundaries). Penelitian terakhir dalam bidang analisis cekungan dan geologi
sedimenter telah memfokuskan pada analisis fasies sedimenter, even siklus penurunan cekungan,
perubahan muka air laut, pola sirkulasi lautan, paleoklimatologi, dan sejarah kehidupan di bumi.

Teknik yang Digunakan Pada Analisis Cekungan


https://gprgindonesia.wordpress.com/2014/05/16/ringkasan-cekungan-sedimen-based-on-sam-boggs-jr-vol-5/ 1/7
10/8/2017 Ringkasan Cekungan Sedimen based on Sam Boggs Jr. vol 5 |

Melakukan analisa terhadap karakteristik dari sedimen dan batuan sedimen yang mengisi suatu
cekungan, dan mengintrepertasi karakteristik dalam terminologi sejarah perkembangan cekungan,
membutuhkan bermacam-macam teknik stratigra dan sedimentologi. Teknik-teknik ini membutuhkan
akuisisi data melalui studi terhadap singkapan dan metode analisa bawah permukaan yang mencakup
pemboran dalam, studi polaritas magnetik, dan eksplorasi geosika. Data-data ini kemudian pada
umumnya akan ditampilkan dalam bentuk peta dan penampang stratigra, yang sangat mungkin
didukung oleh teknologi komputer. Selanjutnya akan lebih dijelaskan teknik-teknik umum yang
digunakan untuk analisis cekungan.

Pengukuran Stratigra Terukur

Untuk dapat mengintrepertasi sejarah bumi melalui studi terhadapa batuan sedimen membutuhkan
pemahaman mendetail, informasi yang akurat mengenai ketebalan dan litologi dari suksesi stratigra
yang menjadi objek pembelajaran. Supaya bisa mendapatkan informasi ini, suksesi stratigra yang
sesuai harus diukur dan dideskripsikan dari singkapan dan/atau dari data inti batuan pemboran dan
cu ing. Proses pembelajaran ini mengacu pada pengamatan singkapan yang dikenal sebagai
Penampang stratigra terukur, kendati demikian, proses ini juga melibatkan pendeskripsian litologi,
meneliti karakteristik perlapisan, dan tur lain dari suatu batuan sedimen. Sampel untuk keperluan
analisis mineralogi dan paleontologi juga dapat dikumpulkan dan ditempatkan sesuai dengan posisinya
yang tepat pada suatu penampang stratigra. Oleh karenanya, penampang stratigra terukur sering kali
menjadi titik awal dari berbagai studi geologi, dan menjadi bagian integral yang tidak terpisahkan dari
studi tersebut.

Berbagai teknik telah tersedia dengan tujuan untuk membuat suatu penampang stratigra terukur,
tergantung pada sifat alamiah dari suksesi stratigra dan tujuan dari studi tersebut. Salah satu metode
yang ada menggunakan tongkat Jacob sebagai alat bantu. Tongkat Jacob adalah tongkat yang terbuat
dari metal ringan atau kayu yang telah diberi tanda sedemikian rupa sehingga menunjukkan graduasi
dalam ukuran feet atau meter. Pada umumnya tongkat ini akan dipotongkan dengan arah pandangan
mata menggunakan kompas brunton yang diletakkan pada atau dekat bagian atas dari tongkat. Teknik
ini diilustrasikan pada gambar 16.16. Klinometer pada kompas brunton diatur sedemikian rupa
sehingga pararel dengan dip lapisan batuan, membuat tongkat tersebut menjadi miring tegak lurus
dengan dip lapisan batuan, sehingga dengan membidik bagian top dari lapisan batuan akan didapatkan
ketebalan asli dari lapisan batuan tersebut. Pengukuran dengan mendaki bukit dapat memberikan
penampang stratigra dari sekuen batuan yang ada. Setelah melakukan pengukuran beberapa meter,
geologist biasanya akan melakukan jeda sesaat untuk mendeskripsikan batuan, dan mengidentikasi
tur penting lain dari batuan yang telah diukur. Kolom litologi kemudian akan dibuat, bersama dengan
catatan deskriptif lainnya yang mendukung.

https://gprgindonesia.wordpress.com/2014/05/16/ringkasan-cekungan-sedimen-based-on-sam-boggs-jr-vol-5/ 2/7
10/8/2017 Ringkasan Cekungan Sedimen based on Sam Boggs Jr. vol 5 |

(h ps://gprgindonesia.les.wordpress.com/2014/05/gambar-16-16.jpg)
Gambar 16.16 Ilustrasi skematik dari penggunaan Tongkat Jacob untuk mengukur ketebalan dari suatu
unit stratigra. Dengan mengatur klinometer dari kompas brunton yang ditempelkan pada tongkat
Jacob sehingga pararel dengan dip perlapisan batuan, tongkat Jacob dapat dimiringkan tegak lurus
dengan perlapisan batuan sehingga bisa diukur tebal lapisan batuan yang sebenarnya(AB).(Dari
Ko lowski, F.E., 1965, Measuring Stratigraphic Section: Holt, Rinehart, dan Winston, New York, Gambar
3.3, hal. 63)

Mempersiapkan Peta Stratigra dan Penampang Sayatan

Penampang Sayatan Stratigra

Setelah penampang stratigra diukur dan dideskripsi, mereka dapat digunakan untuk membuat
sayatan penampang stratigra. Sayatan penampang stratigra digunakan secara luas untuk korelasi dan
intrepertasi struktural, dan juga untuk studi detil terhadap perubahan fasies yang dapat memiliki
signikansi lingkungan dan ekonomis. Penampang sayatan dapat digambar untuk mengilustrasikan
tur lokal dari suatu cekungan, sering kali dalam satu rangkaian dengan peta litofases, atau ia dapat
digunakan untuk menggambarkan suksesi mayor dari unit-unit stratigra yang ada di seluruh
cekungan. Sebagai tambahan, informasi yang dibutuhkan untuk membuat penampang sayatan
stratigra dapat diambil juga dari data inti pemboran, cu ing, atau wireline log. Kebanyakan penampang
sayatan stratigra menunjukkan karakteristik litologi dan struktural dari suatu unit stratigra secara
dua dimensi. Informasi stratigra juga dapat dipresentasikan menggunakan fence diagram. Diagram ini
mencoba untuk menampilkan gambaran tiga dimensi dari stratigra suatu area(Gambar 16.17). Oleh
karena itu, diagram ini memiliki kelebihan dalam perspektif regional dari hubungan stratigra yang
ada. Di sisi lain diagram ini lebih rumit untuk dibuat.

https://gprgindonesia.wordpress.com/2014/05/16/ringkasan-cekungan-sedimen-based-on-sam-boggs-jr-vol-5/ 3/7
10/8/2017 Ringkasan Cekungan Sedimen based on Sam Boggs Jr. vol 5 |

(h ps://gprgindonesia.les.wordpress.com/2014/05/gambar-16-17.jpg)
Gambar 16.17 Ilustrasi skematik dari fence diagram yang menunjukkan hubungan beda fasies
melidah(intertongue) antara strata Permian di sepanjang Cekungan Paradox, Utah dan
Colorado(Kunkle, R. P., 1958, Permian Stratigraphy of the Paradox Basin, in Sanborn, A. F.(ed.),
Guidebook to the geology of Paradox Basin, Intermountain Association of Petroleum Geologist, Ninth
Annual Field Conference, Gambar 1, hal. 165.)

Peta Struktur-Kontur

Pada studi analisis cekungan seringkali dilakukan penentuan karakteristik struktur regional dari suatu
batuan disamping kehadiran tur struktur lokal seperti antiklin dan sesar. Peta stuktur kontur disiapkan
untuk tujuan ini. Peta ini menyediakan informasi mengenai bentuk cekungan, orientasi, dan geometri isi
cekungan. Peta struktur kontur disiapkan dengan menggambar garis pada peta melalui titik-titik
dengan elevasi yang sama di atas atau di bawah datum, pada umumnya berupa elevasi air laut rata-rata.
Elevasi pada umumnya ditentukan pada bagian top dari formasi tertentu atau key bed pada beberapa
titik kontrol. Data elevasi didapat melalui studi terhadap singkapan dan intrepertasi bawah permukaan
dari wireline loging atau data inti batuan. Setelah titik kontrol diplot pada peta, interval kontur yang
sesuai ditetapkan, selanjutnya garis kontur digambar menggunakan tangan atau computer. Gambar
16.18 menunjukkan contoh dari suatu peta struktur kontur.

https://gprgindonesia.wordpress.com/2014/05/16/ringkasan-cekungan-sedimen-based-on-sam-boggs-jr-vol-5/ 4/7
10/8/2017 Ringkasan Cekungan Sedimen based on Sam Boggs Jr. vol 5 |

Kontur struktur juga dapat disiapkan pada bagian top dari reektor bawah permukaan yang jelas
kenampakannya pada data seismik. Kedalaman terhadap reektor tertentu dapat diplot awalnya secara
two-way travel time. Oleh karenanya, peta awal akan menunjukkan garis kontur dengan kesamaan waktu.
Jika kecepatan gelombang seismik dapat ditentukan, waktu tempuh gelombang dapat dikonversikan
menjadi kedalaman aktual, sehingga peta dapat digambar ulang menjadi peta dengan elevasi aktual dari
suatu horizon reeksi.

Peta kontur struktur dapat menunjukkan lokasi dari subcekungan atau pusat pengendapan di dalam
suatu cekungan mayor disamping axis dari pengangkatan yang terjadi(antiklin atau kubah). Fitur
struktural dapat dihubungkan dengan topogra sindeposisi. Oleh karena itu, analisis terhadap peta ini
dapat memberikan petunjuk terhadap paleogeogra dan pola fasies. Peta struktural berguna untuk
penilaian aspek ekonomis(eksplorasi petroleum) dari suatu cekungan.

(h ps://gprgindonesia.les.wordpress.com/2014/05/gambar-16-18.jpg)
Gambar 16.18 ilustrasi skematik dari peta kontur struktur yang digambar pada bagian top suatu
formasi. Kontur interval yang dipakai adalah 20 m. nilai kontur negatif mengindikasikan bahwa formasi
tersebut terletak di bawah permukaan air laut dan oleh karenanya adalah formasi bawah permukaan.
Perhatikan juga kehadiran sinklin, kubah, antiklin, dan sesar.

Peta Isopach

Isopach adalah garis kontur dari ketebalan yang sama. Suatu peta isopach adalah peta yang
menunjukkan kontur ketebalan dari suatu formasi atau unit batuan. Peta yang menunjukkan variasi
areal dari jenis batuan spesik(contohnya batupasir) disebut sebagai peta isolith. Ketebalan dari
sedimen di dalam cekungan ditentukan oleh intensitas suplai sedimen dan akomodasi area di dalam
cekungan, yang pada gilirannya adalah fungsi dari geometri cekungan dan intensitas penurunan
cekungan. Bagian tebal yang abnormal dari suatu unit stratigra mengindikasikan kehadiran pusat
pengendapan mayor di dalam suatu cekungan(bagian rendahan cekungan), sementara bagian tipis yang
abnormal dari suatu unit mengindikasikan tinggian predeposisi atau kemungkinan lainnya adalah
adanya erosi post-deposisi. Peta isopach oleh karena itu memberikan informasi mengenai geometri dari
cekungan tepat sebelum dan selama sedimentasi berlangsung. Lebih jauh, analisis terhadap suksesi dari
peta isopach dalam suatu cekungan dapat memberikan informasi mengenai perubahan struktural
cekungan sepanjang waktu.

Untuk membuat peta isopach, ketebalan formasi atau unit stratigra harus ditentukan dari pengukuran
singkapan atau data well-log bawah permukaan dari beberapa titik kontrol. Ketebalan dari unit
stratigra pada tiap titik kontrol ini dimasukkan pada peta dasar, dan peta kemudian dikonturkan

https://gprgindonesia.wordpress.com/2014/05/16/ringkasan-cekungan-sedimen-based-on-sam-boggs-jr-vol-5/ 5/7
10/8/2017 Ringkasan Cekungan Sedimen based on Sam Boggs Jr. vol 5 |

dengan cara yang sama dengan peta kontur struktur. Contoh dari peta isopach dapat dilihat pada
gambar 16.19.

(h ps://gprgindonesia.les.wordpress.com/2014/05/gambar-16-19.jpg)
Gambar 16.19 Contoh dari peta isopach dari suatu formasi hipotetikal yang digambar menggunakan
interval kontur 40 m. Perhatikan bahwa formasi menebal lebih dari 240 m pada rendahan
cekungan(pusat deposisi), menipis pada tinggian cekungan, dan memiliki ketebalan nol di sepanjang
bagian barat laut dan utara dari peta.

Boggs, Jr. S.(2006): Principal of Sedimentology and Stratigraphy 4th edition, Hal 567-572, Pearson
Education, inc., Upper Saddle River New Jersey.

https://gprgindonesia.wordpress.com/2014/05/16/ringkasan-cekungan-sedimen-based-on-sam-boggs-jr-vol-5/ 6/7
10/8/2017 Ringkasan Cekungan Sedimen based on Sam Boggs Jr. vol 5 |
Advertisements

Posted in Literature Review

Categories

Events
General
Geological se ing of Africa
Geoscience & Technology
Literature Review
Sedimentology
Uncategorized

Blog at WordPress.com.

https://gprgindonesia.wordpress.com/2014/05/16/ringkasan-cekungan-sedimen-based-on-sam-boggs-jr-vol-5/ 7/7

Anda mungkin juga menyukai