Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki
kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh
dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang
dilingkungannya. Oleh sebab itu, peserta didik harus mendapat pendidikan yang
layak agar mampu menjadi pribadi yang berguna khususnya dilingkungan sekitarnya.
Setiap waktu pola pikir seseorang pasti mengalami peningkatan, seiring dengan
berkembangnya otak seseorang. Terutama pada Anak Usia Dini, mengalami
peningkatan yang pesat pada fase tertetu. Proses belajar sangat penting untuk
menunjang kecerdasan anak di masa yang akan datang.
Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh setiap peserta
didik baik dalam naungan lembaga formal maupun non-formal. Tanpa sebuah
perkembangan dari peserta didik, maka perkembangan suatu Negara tidak akan
pernah berjalan dengan lancar. Untuk itu, sebagai tenaga pendidik harus mengetahui
konsep konsep dan prinsip prinsip dasar dari perkembangan belajar peserta didik
untuk memudahkan proses belajar mengajar.

Perkembangan peserta didik memiliki konsekuensi kepada perlakuan


pendidikan. Pada masa bayi pendidikan yang dilaksanakan oleh orang dewasa lebih
banyak memberikan bantuan pada perkembangan fisik, seperti bantuan orang tua
kepada anak agar dapat menfungsikan kakinya untuk berjalan. Hal ini terus dilakukan
sampai anak memiliki kemampuan mengendalikan dan menfungsikan organ
tubuhnya. Menginjak usia sekolah taman kanak-kanak proses pendidikan bukan
hanya sekadar melatih organ tubuhnya agar berfungsi lebih sempurna, akan tetapi
juga mengembangkan kemampuan psikologis yang mulai berkembang, misalnya
memgembagkan keberanian melalui permainan-permainan.Perlakuan pendidikan ini

1
akan terus berubah sesuai dengan masing-masing periode serta karakteristik
perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik memiliki konsekuensi
kepada perlakuan pendidikan. Pada masa bayi pendidikan yang dilaksanakan oleh
orang dewasa lebih banyak memberikan bantuan pada perkembangan fisik, seperti
bantuan orang tua kepada anak agar dapat menfungsikan kakinya untuk berjalan.
Pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat dengan kajian tentang
perkembangan peserta didik, karena pendidikan merupakan suatu proses panjang
untuk mengaktualkan seluruh potensi diri manusia. Dalam proses mengaktualisasi
diri tersebut diperlukan pengetahuan tentang keberadaan potensi, situasi dan kondisi
lingkungan yang tepat untuk mengaktualisasikannya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini sebagai berikut.
1. Bagaimanakah Defenisi dan hakekat peserta didik?
1.1 Bagaimanakah defenisi peserta didik?
1.2 Bagaimanakah hakikat peserta didik?
1.3 Bagaimanakah Kebutuhan Dan Karakteristik Peserta Didik?
1.4 Bagaimanakah Hak dan Kewajiban peserta didik?
1.5 Bagaimakah Karakteristik peserta didik yang sukses?
2. Bagaimanakah Konsep pertumbuhan dan perkembangan?
2.1 Bagaimanakah defenisi pertumbuhan dan perkembangan?
2.2 Bagaimanakah ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan?
2.3 Bagaimanakah defenisi pertumbuhan dan perkembangan?
3. Bagaimanakah faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik?
3.1 Bagaimanakah faktor yang mempengaruhi individu sebelum lahir?
3.2 Bagaimakah faktor yang mempengaruhi individu setelah lahir?
4. Bagaimanakah perkembangan kemampuan fisik dan pertumbuhan fisik
peserta didik?

2
4.1 Bagaimakah perkembangan dan kemampuan fisik dan pertumbuhan fisik
anak kecil (early childhood)?
4.2 Bagaimanakah perkembangan dan kemampuan fisik dan pertumbuhan
fisik Anak remaja (late childhood)?
4.3 Bagaimanakah perkembangan dan kemampuan fisik dan pertumbuhan
fisik Dewasa (adult)?
4.4 Bagaimanakah perkembangan dan kemampuan fisik dan pertumbuhan
fisik Tua (elderly)?
5. Bagaimanakah Perkembangan minat peserta didik?
6. Bagaimanakah Perkembangan dan keterampilan motorik?
7. Bagaimanakah Perkembangan soliasisasi?
8. Bagaimanakah Perkembangan kognitif (pengetahuan,intelektual)?
9. Bagaimanakah Perkembangan kepribadian?
10. Bagaimanakah Perkembangan kecerdasan?
11. Bagaimanakah Penerapan pendekatan dalam proses pembelajaran?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan
1. Defenisi dan hakekat peserta didik
1.1 Mahasiswa dapat mendefenisikan apa itu peserta didik
1.2 Mahasiswa dapat mengetahui hakikat peserta didik
1.3 Mahasiswa dapat mengetahui Kebutuhan Dan Karakteristik Peserta Didik
1.4 Mahasiswa dapat mengetahui Hak dan Kewajiban peserta didik
1.5 Mahasiswa dapat mengetahui Karakteristik peserta didik yang sukses
2. Konsep pertumbuhan dan perkembangan
2.1 Mahasiswa dapat mengetahui defenisi pertumbuhan dan perkembangan
2.2 Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan
2.3 Mahasiswa dapat mengetahui Prinsip-prinsip pertumbuhan dan
perkembangan

3
3 Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik
3.1 Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi individu
sebelum lahir
3.2 Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi individu setelah
lahir
4 perkembangan kemampuan fisik dan pertumbuhan fisik peserta didik
4.1 Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kemampuan fisik dan
pertumbuhan anak kecil (early childhood)
4.2 Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kemampuan fisik dan
pertumbuhan Anak remaja (late childhood)
4.3 Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kemampuan fisik dan
pertumbuhan Dewasa (adult)
4.4 Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kemampuan fisik dan
pertumbuhan Tua (elderly)
5 Mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan minat peserta didik
6 Mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan dan keterampilan motorik
7 Mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan soliasisasi
8 Mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan kognitif (pengetahuan,intelektual)
9 Mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan kepribadian
10 Mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan kecerdasan
11 Mahasiswa dapat mengetahui Penerapan pendekatan dalam proses pembelajaran

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Defenisi dan hakekat peserta didik


1.1 Defenisi peserta didik

Peserta didik merupakan sumberdaya utama dan terpenting dalam proses


pendidikan formal. Tidak ada peserta didik, tidak ada guru. Peserta didik bisa belajar
tanpa guru. Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar tanpa peserta didik. Karenanya,
kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau
pendidikan yang dilembagakan dan menuntut interaksi antara pendidik dan peserta
didik.
Sebutan peserta didik itu menggantikan sebutan siswa atau murid atau
pelajar atau student. Akan tetapi, kalau benar sebutan peserta didik merupakan
padanan kata siswadan sebutan terakhir ini untuk mereka yang belajar pada
jenjang sekolah menegah ke bawah, oleh karena itu dalam tradisi kita mereka yang
belajar di perguruan tinggi disebut mahasiswa.
Pada sisi lain, didalam literatur akademik, sebutan peserta didik (educational
participant) umumnya berlaku untuk pendidikan orang dewasa ( adul educaion),
sedangkan untuk pendidikan Konvensional, disebut siswa.Namun demikian, karena
sebutan peserta didik sudah dilegitimasi di dalam perundang-undangan pendidikan
kita.
Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas), peserta didik didefinisikan sebagai setiap manusia yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik
pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis
pendidikan tertentu. Peserta didik juga didefinisikan sebagai orang yang belum
dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar yang masih perlu dikembangkan.

5
Potensi dimaksud umumnya terdiri dari tiga kategori, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor (Danim, 2010: 1).

1.2 Hakikat Peserta Didik


Adapun hakikat peserta didik menurut (Zahara Idris dan H. Lisma Jamal) adalah
sebagai berikut :
peserta didik adalah pribadi yang sedang berkembang
peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri sesuai dengan
wawasan pendidikan seumur hidup.
Peserta didik adalah pribadi yang memiliki potensi, baik fisik maupun
psikologis yang berbeda-beda sehingga masing-masing merupakan insan yang
unik.
Peserta didik memerlukan pembinaan individual dan perlakuan yang
manusiawi.
Peserta didik pada dasarnya merupakan insan yang aktif menghadapi
lingkungannya
Peserta didik memiliki kemampuan untuk mandiri.

Menurut Raka Joni menyatakan bahwa hakikat peserta didik didasarkan pada
4 hal yaitu:
Peserta didik bertanggung jawab terhadap pendidikan sesuai dengan wawasan
pendidikan seumur hidup.
Memiliki potensi baik fisik maupun psikologi yang berbeda-beda sehingga
masing-masing subjek didik merupakan insan yang unik.
Memerlukan pembinaan individual serta perlakuan yang manusiawi.
Pada dasarnya merupakan insan yang aktif menghadapi lingkungan.
Samsul Nizar dalam Filsafat Pendidikan Islsm: Pendekatan Historis, Teoritis dan
Praktis menyebutkan beberapa deskripsi mengenai hakikat peserta sebagai berikut.

6
Peserta didik bukan miniatur orang dewasa, tetapi ia memiliki dunianya
sendiri. Hal ini perlu dipahami, agar perlakuan terhadap mereka dalam proses
pendidikan tidak disamakan dengan pendidikan orang dewasa
Peserta didik adalah manusia yang memiliki perbedaan dalam tahap-tahap
perkembangan dan pertumbuhannya. Pemahaman ini perlu diketahui agar
aktivitas pendidikan islam dapat disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan yang umumnya dialami peserta didik
Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi
baik yang menyangkut kebutuhan jasmani atau rohani
Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki berbagai perbedaan
individual (individual differentiations) baik yang disebabkan karena faktor
bawaan maupun lingkungan tempat ia tinggal
Peserta didik merupakan makhluk yang terdiri dari dua unsur utama: jasmani
dan ruhaniah. Unsur jasmani berkaitan dengan daya fisik yang dapat
dkembangkan melalui proses pembiasaan dan latihan, sementara unsur ruhani
berkaitan dengan daya akal dan daya rasa
Peserta didik adalah makhluk Allah yang telah dibekali berbagai potensi
(fitrah) yang perlu dikembangkan secara terpadu (Toto Suharto. 2006: 124-
125).
1.3 Kebutuhan Dan Karekteristik Peserta Didik
mengklasifikasikan kebutuhan peserta didik menjadi lima, yaitu:
a) Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial adalah: sebuah kebutuhan akan interaksi dengan masyarakat
tempat peserta didik berada agar bisa diterima dimasyarakat.
b) Kebutuhan untuk mendapatkan status
Kebutuhan untuk mendapatkan status adalah : sebuah kebutuhan dimana
peserta didik bisa berguna bagi masyarakat. kebutuhan untuk mengetahui
tentang kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai ideal.

7
c) Kebutuhan untuk mandiri Kebutuhan untuk mandiri adalah:kebutuhan
mengarahkan diri dan lepas dari orang tua.
d) Kebutuhan untuk curhat
Kebutuhan untuk curhat adalah:sebuah kebutuhan dimana seseorang (peserta
didik) dapat dipahami ide-ide permasalahan yang di hadapi.
e) kebutuhan memiliki filsafat
Kebutuhan memiliki filsafat adalah: sebuah kebutuhan untuk mengetahui
tentang kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai ideal.
bentuk-bentuk karakteristik peserta didik yang ada di dalam kelas misalnya:
Pelajaran logis-matematis senang bereksperiman dan mengekplorasikan angka
dan pola.
Pelajar musikal bernyanyi, bergumam, memainkan musik dan umumnya
bereaksi terhadap musik dan belajar diiringi musik.
Pelajar spatial senang menggunakan visualisasi ketika mengambar,
membangun, merancang, dan berkreasi.
Pelajar linguistik senang bermain kata-kata ketika ia membaca, menulis dan
berbica.
Pelajar interpersonal berbagi, membandingkan, bekerja sama, memiliki
banyak teman, serta belajar dengan dan dari orang
Pelajar intrapersonal bekerja sendirian di tempatnya sendiri, menciptakan
karya yang unik dan orisinal.
Pelajar kinestetik senang bergerak, bersentuhan, menari, berolahraga,
membuat prakarya dan belajar melalui gerakan dan sentuhan.
Pelajar natural kecerdasan ini cukup spesifik. Orang yang peka terhadap
lingkungan bisa dikategorikan memiliki kecerdasan ini.

8
1.4 Hak Dan Kewajiban Peserta Didik
Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak :
1) Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama.
2) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya.
3) Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orangtuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya
4) Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orangtuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya.
5) Pindah ke program pendidikan pada jalur pendidikan dan satuan pendidikan
lain yang setara.
6) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan
Setiap peserta didik berkewajiban :
1) Menjamin norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses
dan keberhasilan pendidikan.
2) Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali bagi pendidikan
yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
3) Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan dalam wilayah negara kesatuan republik Indonesia.
4) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana dimaksud
pada ayat 1,2, dan 3 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah

9
1.5 Karakteristik Peserta Didik Yang Sukses
Menurut Danim (2010: 6), dengan memahami perkembangan peserta didik, guru
tahu apa yang baik dan apa yang tidak baik dari mereka.inilah karakteristik peserta
didik yang sukses.
1) Menghadiri semua sesi kelas dan acara di laboratorium atau di luar kelas
secara teratur. Mereka hadir tepat waktu.
2) Menjadi pendengar yang baik dan melatih diri untuk memusatkan perhatian.
3) Memastikan ingin mendapatkan semua jawaban atas tugas, dengan cara
menghubungi instruktur atau siswa lain.
4) Memanfaatkan peluang pembelajaran ekstra ketika ditawarkan.
5) Melakukan hal yang bersifat operasional dan sering menantang tugas baru
ketika banyak siswa lain justru menghindarinya.
6) Memiliki perhatian tinggi di kelasnya.
7) Berpartisipasi pada semua sesi kelas, meski upaya mereka sedikit menghadapi
rasa kikuk dan sulit.
8) Memperhatikan guru-guru mereka sebelum atau setelah sesi kelas atau selama
jam pelajaran.
9) Kerap berdiskusi dengan guru-guru lainnya untuk mendapatkan pengalaman
yang bermakna.
10) Mengerjakan semua tugas secara rapi dan menelaah hasilnya secara kriti
2. Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan
2.1 Defenisi Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang senantiasa
digunakan secara bergantian. Keduanya tidak bisa dipisah-pisah, akan tetapi saling
bergantung satu dengan lainnya bahkan bisa dibedakan untuk maksud lebih
memperjelas penggunaannya.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat
pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi

10
dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam
bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman(E.B hurloch), bekerja dalam suatu
proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikhis atau
perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu
mulai dari massa konsepsi samppai mati.
Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak,
seperti berat, panjang, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup
perubahan yang semakin sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-
perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan
sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.
Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu berproses untuk
menjadi besar. Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur berat,
panjang, dan lingkaran seperti lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar
lengan dan lain-lain. Dalam pertumbuhannya, setiap bagian tubuh mempunyai
perbedaan tempo kecepatan. Misalnya, pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling
lambat pada masa anak-anak tetapi mengalami percepatan pada masa pubertas.
Sebaliknya, pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung pada akhir masa anak-
anak dan berhenti pada masa pubertas. Perbedaan kecepatan masing-masing bagian
tubuh mengakibatkan adanya perbedaan keseluruhan proporsi tubuh dan juga
menimbukan perbedaan dalam fungsinya.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner pada tahun 1957
(Sunarto, dkk, 1994: 31) yang menjelaskan bahwa "perkembangan sejalan dengan
prinsip orthogenetis, berlangsung dari keadaan global dan kurang berdeferensiasi
sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara
bertahap". Dapat dikata konsep perkembangan itu mengandung unsur keseluruhan
(totalitas) dan berkesinambungan yang berlangsung secara bertahap. Selanjutnya

11
Libert, Paulus dan Stauss (Singgih, 1990: 31) merumuskan arti perkembangan yaitu:
"perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu
sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan". Selain itu
perkembangan proses perubahan akibat dari pengalaman. Istilah perkembangan
dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang
menampak.
Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis.
Perubahan dimaksud dapat dikategorikan menjadi empat yaitu: (1) perubahan dalam
ukuran; (2) perubahan dalam perbandingan; (3) berubah untuk mengganti hal-hal
yang lama; dan (4) berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru.
2.2 Ciri-Ciri Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan kontinyu
(berkesimnambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati. Pengertian
lainnya yaitu: perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju
tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progesif, dan
berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis.
1) Sistematis adalah perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling
ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme
(fisik dan psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis.
2) Progesif : perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam
baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis).
3) Berkesinambungan: perubahan pada bagian atau fungsi organisme
berlangsung secara beraturan.
Secara umum, ciri-ciri perkembangan dapat dirincikan yaitu sebagai berikut ini.
1) Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ-
organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir, mengingat,
dan berkreasi).

12
2) Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak
beubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan
imajinasi dari fantasi ke realitas).
3) Lenyapnya tanda-tanda yang lam; tanda-tanda fisik (lenyapnya kelenjar
thymus (kelenjar anak-anak) seiring bertambahnya usia) aspek psikis
(lenyapnya gerak-gerik kanak-kanak dan perilaku impulsif).
4) Diperolehnya tanda-tanda yang baru; tanda-tanda fisik (pergantian gigi dan
karakter seks pada usia remaja) tanda-tanda psikis (berkembangnya rasa ingin
tahu tentang pengetahuan, moral, interaksi dengan lawan jenis).
2.3 Prinsip-Prinsik Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending
process) artinya manusia secara terus menerus berkembang dipengaruhi oleh
pengalaman atau belajar. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi artinya
setiap aspek perkembangan individu baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial
saling mempengaruhi jika salah satuaspek tersebut tidak ada.Perkembangan itu
mengikuti pola atau arah tertentu artinya perkembangan terjadi secarateratur sehingga
hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi
perkembangan selanjutnya.Arah atau pola perkembangan pola itu dikemukakan oleh
Yelon dan Weinstein (1977) :
a) Cephalocaudal & proximal distal. Maksudnya, perkembangan manusia itu
mulai darikepala ke kaki (cephalocaudal) dan dari tengah ; paru paru,
jantung, ke pinggir : tangan (proximal distal) Struktur mendahului fungsi
arinya bahwa anggota tubuh individu akan dapat berfungsisetelah matang
strukturnya.
b) Perkembangan itu berdiferensial maksudnya perkembangan itu berlangsung
dari umum ke khusus (spesiik)
c) Perkembangan itu berlangsung dari konkret ke abstrak, maksudnya
perkembangan itu berproses dari suatu kemampuan berpikir yang konkret
(objeknya tampak) menuju ke abstrak (objeknya tidak tampak)

13
d) Perkembangan itu berlangsung dari egosentrisme ke perspektifme, berarti
bahwa mulanya anak hanya melihat atau memperhatikan dirinya sendiri
sebagai pusat, tapi melalui pengalamannya dalam bergaul dengan temannya
lambat laun sifat egosentris itu berubah menjadi perspektivis (anak memiliki
simpati terhadap kepentingan orang lain)
e) Perkembangan itu berlangsung dari outer control to inner control,
maksudnya pada awalnya anak sangat bergantung pada orang lain sehingga
hidupnya didominasi oleh pengontrolan dari luar seiring bertambahnya
pengalaman dari lingkungan ia mampu mengontrol dirinya sendiri
f) Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan Perkembangan fisik dan
menta mencapai kematangannya pada waktu dan tempo yang berbeda (ada
yang cepat dan ada yang lambat)
g) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas Prinsip ini dijelaskan dengan
contoh yaitu : Sampai usia dua tahun, anak memusatkan unuk mengenal
lingkungannya. Pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan
untuk menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain)
h) Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan / fase perkembangan
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia
panjang individu akan mengalami fase fase perkembangan.
i) Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending
process) artinya manusia secara terus menerus berkembang dipengaruhi oleh
pengalaman atau belajar.
j) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi artinya setiap aspek
perkembangan individu baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial saling
mempengaruhi jika salah satu aspek tersebut tidak ada.
k) Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu artinya perkembangan
terjadi secara teratur sehingga hasil perkembangan dari tahap sebelumnya
yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.

14
Weinstein (1977):Cephalocaudal & proximal distal. Maksudnya, perkembangan
manusia itu mulai dari kepala ke kaki (cephalocaudal) dan dari tengah ; paru paru,
jantung, ke pinggir : tangan (proximal distal).
a) Struktur mendahului fungsi arinya bahwa anggota tubuh individu akan dapat
berfungsi setelah matang strukturnya.
b) Perkembangan itu berdiferensial maksudnya perkembangan itu berlangsung
dari umum ke khusus (spesiik) j. Perkembangan itu berlangsung dari konkret
ke abstrak, maksudnya perkembangan ituberproses dari suatu kemampuan
berpikir yang konkret (objeknya tampak) menuju keabstrak (objeknya tidak
tampa
c) Perkembangan itu berlangsung dari egosentrisme ke perspektifme, berarti
bahwa mulanya anak hanya melihat atau memperhatikan dirinya sendiri
sebagai pusat, tapi melalui pengalamannya dalam bergaul dengan temannya
lambat laun sifat egosentris
itu berubah menjadi perspektivis (anak memiliki simpati terhadap kepentingan
orang lain)
d) Perkembangan itu berlangsung dari outer control to inner control,
maksudnya pada awalnya anak sangat bergantung pada orang lain sehingga
hidupnya didominasi oleh pengontrolan dari luar seiring bertambahnya
pengalaman dari lingkungan ia mampumengontrol dirinya
sendiri.Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan
Perkembangan fisik dan menta mencapai kematangannya pada waktu dan
tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat)
e) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khasPrinsip ini dijelaskan dengan
contoh yaitu :Sampai usia dua tahun, anak memusatkan unuk mengenal
lingkungannya. Pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan
untuk menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain

15
f) Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan / fase perkembangan
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia
panjang individu akan mengalami fase fase perkembangan.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan


Peserta Didik
Faktor Internal Yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi
pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya
sendiri.
a) Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi
fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan
tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas
belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebalikrtya, kondisi fisik yang lemah atau
sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
b) Faktor Psikologis
Dalam hal kejiwaan, kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi setiap orang itu
berbeda. Kemampuan berpikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan
belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual
tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan
intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara
seimbang sangat menentukan keberhasilan dan kecerdasan dalam perkembangan
sosial anak.

16
3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Individu Sebelum Lahir
Misalnya peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena virus,
keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri virus dan
lain-lain.
3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi individu setelah lahir
pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka, kepala terpukul
atau mengalami serangan sinar matahari.

4. Perkembangan Kemampuan Fisik Dan Pertumbuhan Fisik Peserta Didik


4.1 Anak Kecil(Early Childhoot)
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil bisa diidentifikasi dalam
beberapa hal. Sifat perkembangan fisik yang bisa diamati adalah sebagai berikut:
1) Terjadi perkembangan otot otot besar cukup cepat pada 2 tahun terakhir
masa anak kecil. Hal ini memungkinkan anak melakukan berbagai gerakan
yang lebih leluasa yang kemudian bisa dilakukannya bermacam-macam
keterampilan gerak dasar. Beberapa gerak dasar misalnya berlari, meloncat,
melempar, menangkap, dan memukul berkembang secara bersamaan tetapi
dengan perkembangan yang berlainan. Ada yang lebih cepat dikuasai dan ada
yang baru dikuasai kemudian.
2) Dengan berkembangnya otot-otot besar, terjadi pulalah perbedaan kekuatan
yang cukup cepat, baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
3) Pertumbuhan kaki dan tangan yang secara proporsional lebih cepat dibanding
dengan pertumbuhan bagian tubuh lainnya, ini diakibatkan peningkatan daya
ungkit yang lebih besar didalam melakukan gerakan yang melibatkan tangan
dan kaki. Daya ungkit yang meningkat akan meningkatkan kecepatan dalam
bergerak. Hal ini dapat menunjang terbentuknya bermacam-macam
keterampilan gerak dasar.

17
4) Terjadi peningkatan koordinasi gerak dan keseimbangan yang cukup cepat.
Koordinasi gerak yang meningkat dan disertai dengan daya ungkit kaki dan
tangan yang semakin besar, menjadikan anak mampu menggunakan
kekuatannya didalam melakukan aktivitas. Sedangkan meningkatnya
keseimbangan tubuh meningkatkan pada keluasan rentangan gerak dalam
melakukan gerakan keterampilan.5. Meningkatnya kemungkinan dan
kesempatan melakukan berbagai macam aktivitas gerak fisik yang bisa
merangsang perkembangan pengenalan konsep-konsep dasar objek, ruang,
gaya, waktu, dan sebab akibat. Melalui gerakan fisik anak kecil mulai
mengenali konsep dasar objek yang berada di luar dirinya. Misalnya karena
bisa menyepak, mulai ia menyepak objek yang ada di dekatnya . kalau yang
disepak adalah benda bulat yang kemudian akan dikenal sebagai bola, maka
anak menjadi mengenali konsep tentang bola yang bisa disepak.
4.2 Anak Remaja (Late Cildhood)
Perkembangan fisik pada masa remaja diawali dengan pubertas, adalah masa
kematangan fisik yang sangat cepat, yang meliputi aspek hormonal dan perubahan
fisik. Pikiran mereka juga berubah dengan artian mereka lebih dapat berfikir abstrak
dan hipotesis, perasaan mereka berubah hampir terhadap segala hal, semua bidang
cakupan perkembangan sebagai seorang remaja menghadapi tugas utama mereka,
membangun identitas termasuk identitas seksual yang akan terus mereka bawa
sampai masa dewasa.
Dengan berkurangnya perubahan fisik kecanggungan pada masa puber dan
awal masa remaja pada umumnya menghilang, karena remaja yang lebih besar sudah
mempunyai waktu tertentu untuk mengawasi tubuhnya yang bertambah besar.
Mereka juga terdorong untuk menggunakan kekuatan yang diperoleh dan selanjutnya
merupakan bantuan untuk mengatasi kecangguangan yang timbul kemudian.
Karena kekuatan mengikuti pertumbuhan otot, anak laki-laki pada umumnya
menunjukkan kekuatan yang terbesar pada usia 14 tahun, sedangkan anak perempuan

18
menunjukkan kemajuan pada usia ini dan kemudian ditinggalkan karena perubahan
minat lebih daripada kurangnya kemampuan.

4.3 Dewasa(Adult)
Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam (Yudrik Jahja, 2009:246) membagi
masa dewasa menjadi tiga bagian yaitu:
Masa dewasa awal (Masa Dewasa Dini/ Young Adult)
Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus yang
berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi
dewasa. Hurlock (1991) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18
tahun 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif.
Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif
yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode
isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai,
kreativitas, dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru
Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood)
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-
cirinya yang menyangkut pribadi dan sosial yaitu: masa dewasa madya merupakan
masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku
masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri
jasmani dan perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan
dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap
agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
Masa Dewasa Lanjut (Masa Tua/Older Adult)
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini
dimulai dari umur 60 tahun sampai akhir hayat, yang ditandai dengan adanya
perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri
yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya sebagai berikut: perubahan

19
yang menyangkut kemampuan motorik, kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi
psikologis, perubahan dalam sistem saraf, dan penampilan.

4.4 Tua(Elderly)
Usia lanjut merupakan periode kemunduran, Penurunan Fisik pada anggota tubuh
tersebut meliputi: Kulitnya semakin keriput dan mengkerut sehingga tampak kering.
Sudah tidak mempunyai gigi sehingga merubah bentuk mulut, sehingga banyak orang
yang lanjut usia yang memakai gigi palsu, bahkan karena ekonomi yang tidak
mendukung menyebabkan mereka para lansia tidak memakai gigi palsu. Pipi
mengkerut dan terlihat longgar dan kempot. Tumbuh uban pada seluruh rambut dan
rambut semakin menipis. Bahu membungkuk. Panggul tampak mengendor dan lebih
lebar dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Tangan menjadi kurus kering dan
tampak hanya tulang saja Kuku pada kaki dan tangan mengeras dan kelihatan kabur.

5 Perkembangan Minat Peserta Didik


Minat adalah sesuatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian pada sesuatu
dan disertai keinginan untuk mengetahui, memiliki, mempelajari dan membuktikan.
Minat terbentuk setelah diperoleh informasi tentang obyek atau kemauan dan
keterlibatan perasaan, diiringi perasaan senang, terarah pada objek atau kegiatan
tertentu dan terbentuk oleh lingkungan.Ada beberapa macam karakteristik minat,
antara lain :
1) Minat menimbulkan sikap positif terhadap suatu obyek
2) Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu obyek
3) Mengandung suatu penghargaan menimbulkan keinginan atau gairah untuk
mendapatkan sesuatu yang menjadi keinginan atau gairah untuk mendapatkan
sesuatu yang menjadi minatnya.
Minat pada dasarnya dapat dibentuk dalam hubungannya dengan obyek. Yang
paling berperan dalam pembentukan minat selanjutnya dapat berasal dari orang lain,

20
meskipun minat dapat timbul dari dalam dirinya sendiri. Adapun pembentukan minat
dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1) Memberikan informasi yang seluas-luasnya, baik keuntungan maupun
kerugian yang ditimbulkan oleh obyek yang dimaksud. Informasi yang
diberikan dapat berasal dari pengalaman, media cetak, media elektronik.
2) Memberikan rangsangan, dengan cara memberikan hadiah berupa barang
atau sanjungan yang dilakukan individu yang berkaitan dengan obyek
3) Mendekatkan individu terhadap obyek, dengan cara membawa individu
kepada obyek atau sebaliknya mengikutkan individu-individu pada kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan oleh obyek yang dimaksud.
4) Belajar dari pengalaman.
Kelompok minat ini dibedakan atas keterkaitan orang terhadap bidang-bidang
pekerjaan. Ada tiga penggolongan faktor minat, yaitu :
1) Minat profesinal, di dalam kelompok minat ini dikenali tiga jenis minat yaitu :
Minat ilmiah, mengacu ke kesukaan orang pada hal-hal yang bersifat
keilmuan : teori, penelitian, kerja laboratorium, desain, ilmu sosial.
Minat ekspresi aestetis, berkenaan dengan keaktifan orang dalam kegiatan
aestetis menabuh gamelan, menulis karya sastra, menari atau bermain lenong.
Minat kesejahteraan sosial, peduli akan orang lain ( peri keadaannya,
kesehatannya, kesejahteraannya) suka membantu orang lain, suka member
penjelesan kepada orang lain.
2) Minat komersial, di dalam kelompok minat ini dikenali dua jenis minat, yaitu
Minat pada pekerjaan - pekerjaan di dunia usaha ( bisnis ) atau bidang
perdagangan, mengacu ke pelaku bisnis yang utama. Minat pada pekerjaan ini
menyukai kegiatan jual beli, suka melakukan sesuatu yang ada hubungannya
dengan dunia perdagangan.
Minat pada pekerjaan perkantoran di dunia bisnis itu. Minat pada pekerjaan
ini menyukai pekerjaan-pekerjaan seperti hitung dagang, pembukuan,
kesekretariatan, akuntansi atau perbankan.

21
3) Minat kegiatan fisik, ada tiga golongan minat ini, yaitu :
Minat mekanik, orang yang memiliki minat mekanik menyenangi pekerjaan-
pekerjaan permesinan atau yang ada hubungannya dengan soal-soal mesin
seperti menemukan alat mesin baru, menjalankan mesin, memperbaiki mesin.
Minat kegiatan luar, berkenaan dengan kesukaan orang akan pekerjaan-
pekerjaan yang dilakukan di luar rumah atau alam sekitar, misalnya petani,
nelayan, peternak, pengawas bangunan dan sebagainya.
Minat aviasi, berkenaan dengan pengetahuan tentang penerbangan

6 Perkembangan Dan Minat Motorik


Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak
seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn
kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah
merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam
tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan kemampuan motorik merupakan
perkembangan pengendalian gerakan jasmani yang terkoordinasi antar pusat syaraf,
urat syaraf dan otot.
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang
optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan
rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya.
Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin
diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan
berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman,
atau rasa takut dapat mengganggu usaha yang dilakukan si kecil.

Belajar keterampilan motorik ini mengutamakan gerakan-gerakan otot, urat-urat dan


persendian dalam tubuh, namum diperlukan peralatan melalui alat-alat indera dan

22
pengolahan secara kognitif yang melibatkan pengetahuan dan pemahaman. karena
kompleksitas ini, belajar ketrampilan motorik oleh sejumlah ahli psikologi belajar
disebut perseptual motor skill atau psychomotor skill

Ciri-Ciri Ketrampilan Motorik

Dalam teori perkembangan anak, ketrampilan motorik berkoordinasi dengan


otak sehingga sangat mempengaruhi kognitif (berpikir). Contoh , apabila mereka
terampil menggambar, menggunting atau menempel, maka gerakan-gerakan halus ini
nantinya akan membantu ank lebih mudah belajar menulis. Anak-anak SD yang
sangat kaku memegang pensil dan tulisannya tak beraturan merupakan akibat
kemampuan motorik halusnya tidak terlatih dengan baik sejak kecil.

Di usia prasekolah, gerakan tangan anak (handstroke) sudah pada taraf mem-
buat pola (pattern making). Ini tingkat paling sulit karena anak harus membuat ba-
ngun/bentuk sendiri. Jadi, betul-betul dituntut hanya mengandalkan imajinasinya.

Misal, menggambar bebas, mencipta mobil balap dari lego atau membangun
rumah dari balok-balok aneka warna. Di sini anak dihadapkan pada pilihan kompleks
semi- sal penggunaan warna dan bidang-bidang geometris. Kemudian, anak
diharapkan bisa mengomunikasikan hasil ciptaannya. Meski awalnya mungkin belum
berstruk- tur atau terpola rapi, minimal anak sudah mencoba kemampuan bahasanya
dengan mengomunikasikan hasil imajinasinya pada orang lain. Dengan demikian,
dalam patern making, anak bukan hanya dilatih keterampil-an motorik halusnya,
melainkan juga struktur kognitif dan perkembangan bahasanya. Saat ia membangun
rumah dari balok-balok aneka warna, misal, struktur kognitifnya bisa dilihat dari
caranya memadukan warna, menyesuaikan bentuk antara kanan dan kiri, dan lainnya.
Di sini ia belajar melihat segala sesuatu secara berstruktur, bahkan apa pun yang
kelihatannya abstrak. Sedangkan pada keterampilan motorik kasar, anak usia
prasekolah sudah mampu menggerakkan seluruh anggota tubuhnya untuk melakukan

23
gerakan-gerakan seperti berlari, memanjat, naik-turun tangga, melempar bola, bahkan
melakukan dua gerakan sekaligus seperti melompat sambil melempar bola.

7 Perkembangan Sosialisasi

Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri kepada
sikap yang bekerja sama atau mau memperhatikan kepentingan orang lain. Berkat
perkembangan sosial anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman
sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat. Dalam proses belajar di sekolah,
kematangan perkembangan sosial dapat di manfaatkaan atau di maknai dengan
memberikan tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik maupun tugas
yang membutuhkan pikiran. Hal ini dilakukan agar peserta didik belajar tentang sikap
dan kebiasaan dalam bekerja sama, saling menghormati dan tanggung jawab. Pada
masa remaja berkembang social cognition , yaitu kemampuan untuk memahami
orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik
menyangkut sifat bribadi, minat, nilai-nilai, maupun perasaannya. Pada masa ini juga
berkembang sifat conformity , yaitu kecenderungan untuk menyerah atau
mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain.
Apabila kelompok teman sebaya yang di ikuti menampilkan sikap dan perilaku yang
secara moral dan agama dapat dipertanggung jawabkan maka kemungkinan besar
anak tersebut akan menampilkan pribadinya yang baik. Sebaliknya, bila kelompok itu
menampilkan sikap dan perilaku yang melecehkan nilai moral anak akan melakukan
perilaku seperti kelompok tersebut. Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal
dari individu menjadi lebih luas dan kompleks di bandingkan dengan masa-masa
sebelumnya. Pada masa dewasa ini, individu memasuki peran kehidupan yang luas.
Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dengan orang yang lebih muda.
Hal itu di sebabkan oleh peristiwa kehidupan yang di hubungkan dengan keluarga
dan pekerjaan. Selama periode ini orang melibatkan khusus pada karier, pernikahan,
dan berkeluarga.

24
8. Perkembangan Kognitif(Pengetahuan Intelektual)
Perkembangan kognitif peserta didik merupakansuatu hal yang penting diketahui
oleh tenaga pendidik sehingga pembelajaran yang disuguhkan penuh dengan
kebermaknaan. Hal ini mempengaruhi cara pendekatan dan proses pendidikan yang
diberikan. Khusus pada awal tahun ajaran baru, tenaga pendidik bertanggung jawab
mengenal dan mendidik anak-anak tersebut sesuia perkembangan kognitifnya.
Semakin banyak tenaga pendidik mempelajari perkembangan peserta didik, semakin
banyak dipahamitentang cara yang tepat untuk kegiatan pembelajaran peserta didik.

Menurut Santrock (2001:40), bahwapara psikolog membicarakan


perkembangn anak adalah pola perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional
yang dimulai sejak lahir dan terus berlanjut sepanjang hayat. Kebanyakan
perkembangan adalah pertumbuhan, meskipun pada akhirnya ia mengalami
penurunan (kematian). Pendidikan harus sesuai dengan perkembangan ini. Artinya,
pengajaran untuk anak-anak harus dilakukan pada tingkat yang tidak terlalu sulit dan
terlalu menegangkan atau terlalu mudah dan menjemukan.

Perkembangan anak terutama pada masa kanak-kanak adalah fase yang


penting dalam kehidupan manusia.Masa kanak-kanak dipandang sebagai masa yang
unik dan penuh warna dan merupakan landasan penting untuk masa dewasa nantinya.
Pada periode ini anak-anak mulai belajar menguasai keahlian tertentu dan
menghadapi tugas-tugas baru. Masa kanak-kanak dihargaisebagai masa pertumbuhan
dan perubahan yang penting. Pada masa inidihabiskan banyak sumber daya untuk
mengasuh dan mendidik mereka dalam rangka proses perkembangannya.

Proses perkembangan anak dapat dilihat dari perkembangan kognitif, bahasa


dan emosionalnya. Namun kajian dalam tulisan ini hanya menekankan pada aspek
kognitif saja.Jika hal ini terabaikan oleh tenaga pendidik maka kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan tidak akan memberikan makna dalam perkembangan peserta didik.

25
Peserta didik bisa saja akan mengalami kejenuhan dan tidak mendapatkan
pengalaman yang bermakna atas proses pembelajaran yang diikutinya. Untuk itu,
mengetahui perkembangan anak dari segi kogniti, bahasa dan emosionalnya sangatlah
penting dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Di samping itu, akan
memberikan kemudahan kepada tenaga pendidik dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang dilaksanakan.Hal tersebut akan terasa saat tenaga pendidik
mampu menerapkan dalam pembelajaran sesuai perkembangan peserta didik yang
dibelajarkan.

9. Perkembangan Kepribadian
Pengertian secara terminologi "kepribadian", berasal dari kata bahasa Latin
persona, yang berarti topeng aktor. Kepribadian sebetulnya merupakan sebuah
konsep samar yang mencakup seluruh karakteristik psikologi yang membedakan
seseorang dengan orang lainnya. (Dr. H. Oding Supriadi, M. Pd.:2010, 162).
Pengertian secara etimologis, istilah kepribadian merupakan terjemahan dari Bahasa
Inggris "personality". Sedangkan istilah personality secara etimologis berasal dari
bahasa Latin "person" (kedok) dan "personare" (menembus). Persona biasanya
dipakai oleh pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan satu bentuk
tingkah laku dan karakter pribadi tertentu. Sedangkan yang dimaksud personare
adalah bahwa para pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha
menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu.
Misalnya: seorang pemurung, pendiam, periang, peramah, pemarah, dan sebagainya.
Jadi, persona itu bukan pribadi pemain itu sendiri, tetapi gambaran pribadi dari tipe
manusia tertentu dengan melalui kedok yang dipakainya.

Menurut Alwisol (2007), ada beberapa kata yang oleh masyarakat dipakai sebagai
padanan dari kata kepribadian, antara lain berikut ini.

26
1) Personality (kepribadian); penggambaran tingkah laku secara deskriptif tanpa
memberi nilai.
2) Character (karakter); penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai
(benar/salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupum implisit.
3) Disposition (watak); karakter yang telah lama dimiliki dan sampai sekarang
belum berubah.
4) Temperamen; kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologik,
disposisi hereditas.
5) Trait (sifat); respons yang sama dengan sekelompok stimulus yang mirip,
berlangsung dalam waktu yang relatif cukup lama.
6) Type-attribut (ciri); mirip dengan sifat, tetapi dalam kelompok stimulus yang
terbatas.
7) Habit (kebiasaan); respons yang sama cenderung berulang untuk stimulus
yang sama pula.
10. Perkembangan Kecerdasan
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ
(Intellegentia Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam
belajar.Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan
sekitar umur 3 tahun.Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic)
yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang
cukup.
IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa,
kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan.IQ
yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu.Daya
tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid,
disamping faktor lain, seperti gangguan fisik (demam, lemah, sakit-sakitan) dan
gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai
berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan IQ-

27
nya. Apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan bahasanya
akan cepat dan banyak.

11. Penerapan Pendekatan Dalam Proses Pembelajaran


Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang salah satu artinya
adalah Pendekatan. Dalam pengajaran, approach diartikan sebagai a way of
beginning something cara memulai sesuatu. Karena itu, pengertian pendekatan
dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Dan lebih luas lagi, pendekatan berarti
seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik
awal dalam memandang sesuatu, suatu filsafat, atau keyakinan yang kadang kala sulit
membuktikannya. Pendekatan ini bersifat aksiomatis. Aksiomatis artinya bahwa
kebenaran teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teorItis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran, dan Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
guru (teacher centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi
subjek utama dalam proses pembelajaran.

28
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari semua materi di atas yaitu Peserta Didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada
jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. (UU No. 20 Tahun 2003 SISIDIKNAS,
pasal 1 ayat 4).

UU no 20/2003 tentang SISDIKNAS


psl 13 - Jalur Pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal
yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.
psl. 14 - Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi.
psl. 15 Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik,
profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.
Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut
fitrahnya masing-masing.
Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan
psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajarai aspek-aspek
perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dan sekolah menengah.
Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan
bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan
fitrahnya.

29
B. SARAN

Semoga makalah ini dapat dijadikan salah satu referensi dalam pembelajaran
Perkembangan Peserta Didik. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian
sangat penulis harapkan guna kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.

30

Anda mungkin juga menyukai