Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah
pertumbuhan dan perkembangan secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung
secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini
tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri,
akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Karena pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dilihat dari tahapan
tersebut memiliki kesinambungan yang begitu erat dan penting untuk dibahas
bersama dengan faktor-faktor dasar perkembangan peserta didik perlu diketahui agar
perkembangan peserta didik dapat diketahui oleh pengajar seperti emosional,
kecerdasan, sosial dan bahasa dapat dikembangkan kearah yang lebih baik lagi.
Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri dari mahluk hidup. Setiap
yang bernyawa akan mengalami hal itu. Mahluk hidup akan tumbuh dewasa bila
pertumbuhan dan perkembangannya dapat berjalan dengan selaras dan seimbang baik
secara fisik maupun mentalnya.
Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, termasuk pendidikan agama
islam di sekolah-sekolah dan madrasah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang
paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan,
banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh anak didik.
Dilihat dari segi kepentingannya, pendidikan dapat dilihat dari dua bagian, pertama
pendidikan dari segi kepentingan individual, dan kedua pendidikan dari segi
kepentingan masyarakat. Dari segi kepentingan individual, pendidikan di samping
harus memperhatikan perbedaan bakat, kemampuan, kecenderungan dan lainnya yang
dimiliki anak, juga harus dapat membantu individu dalam mengekspresikan dan

[Type text] Page 1


mengaktualisasikan dirinya, sehingga dapat menolongnya . Pendidikan agama islam
bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan
peserta didik tentang ajaran islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermsyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sekolah bertujuan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, pengahyatan, dan pengalaman siswa tentang agama islam
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertqwa kepada Allah SWT
serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara
serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan makalah ini sebagai berikut.
1. Bagaimanakah Defenisi dan hakekat peserta didik?
1.1 Bagaimanakah defenisi peserta didik?
1.2 Bagaimanakah hakikat peserta didik?
1.3 Bagaimanakah Kebutuhan Dan Karakteristik Peserta Didik?
1.4 Bagaimanakah Hak dan Kewajiban peserta didik?
1.5 Bagaimakah Karakteristik peserta didik yang sukses?
2. Bagaimanakah Konsep pertumbuhan dan perkembangan?
2.1 Bagaimanakah defenisi pertumbuhan dan perkembangan?
2.2 Bagaimanakah ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan?
2.3 Bagaimanakah defenisi pertumbuhan dan perkembangan?
3. Bagaimanakahfaktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik?
3.1 Bagaimanakah faktor yang mempengaruhi individu sebelum lahir?
3.2 Bagaimakah faktor yang mempengaruhi individu setelah lahir?
4. Bagaimanakah perkembangan kemampuan fisik dan pertumbuhan fisik peserta
didik?
4.1 Bagaimakah perkembangan dan kemampuan fisik dan pertumbuhan fisik anak
kecil (early childhood)?

[Type text] Page 2


4.2 Bagaimanakah perkembangan dan kemampuan fisik dan pertumbuhan fisik
Anak remaja (late childhood)?
4.3 Bagaimanakah perkembangan dan kemampuan fisik dan pertumbuhan fisik
Dewasa (adult)?
4.4 Bagaimanakah perkembangan dan kemampuan fisik dan pertumbuhan fisik
Tua (elderly)?
5. Bagaimanakah Perkembangan minat peserta didik?
6. Bagaimanakah Perkembangan dan keterampilan motorik?
7. Bagaimanakah Perkembangan soliasisasi?
8. Bagaimanakah Perkembangan kognitif (pengetahuan,intelektual)?
9. Bagaimanakah Perkembangan kepribadian?
10. Bagaimanakah Perkembangan kecerdasan?
11. Bagaimanakah Penerapan pendekatan dalam proses pembelajaran?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan
1. Defenisi dan hakekat peserta didik
1.1 Mahasiswa dapat mendefenisikan apa itu peserta didik
1.2 Mahasiswa dapat mengetahui hakikat peserta didik
1.3 Mahasiswa dapat mengetahui Kebutuhan Dan Karakteristik Peserta Didik
1.4 Mahasiswa dapat mengetahui Hak dan Kewajiban peserta didik
1.5 Mahasiswa dapat mengetahui Karakteristik peserta didik yang sukses
2. Konsep pertumbuhan dan perkembangan
2.1 Mahasiswa dapat mengetahui defenisi pertumbuhan dan perkembangan
2.2 Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan
2.3 Mahasiswa dapat mengetahui Prinsip-prinsip pertumbuhan dan perkembangan
3 Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik
3.1 Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi individu sebelum
lahir

[Type text] Page 3


3.2 Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi individu setelah
lahir
4 perkembangan kemampuan fisik dan pertumbuhan fisik peserta didik
4.1 Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kemampuan fisik dan
pertumbuhan anak kecil (early childhood)
4.2 Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kemampuan fisik dan
pertumbuhan Anak remaja (late childhood)
4.3 Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kemampuan fisik dan
pertumbuhan Dewasa (adult)
4.4 Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan kemampuan fisik dan
pertumbuhan Tua (elderly)
5 Mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan minat peserta didik
6 Mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan dan keterampilan motorik
7 Mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan soliasisasi
8 Mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan kognitif (pengetahuan,intelektual)
9 Mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan kepribadian
10 Mahasiswa dapat mengetahui Perkembangan kecerdasan
11 Mahasiswa dapat mengetahui Penerapan pendekatan dalam proses pembelajaran

[Type text] Page 4


BAB II
PEMBAHASAN

1. Defenisi dan hakekat peserta didik


1.1 Defenisi peserta didik

Peserta didik merupakan sumberdaya utama dan terpenting dalam proses


pendidikan formal. Tidak ada peserta didik, tidak ada guru. Peserta didik bisa belajar
tanpa guru. Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar tanpa peserta didik. Karenanya,
kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau
pendidikan yang dilembagakan dan menuntut interaksi antara pendidik dan peserta
didik.
Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan Peserta Didik
1. Faktor Internal
a. Kondisi Fisik
Faktor fisik merupakan faktor bilogis individu yang merujuk pada faktor
genetik yang diturunkan oleh kedua orangtuanya. Pada masa pembentukan sel-sel
tubuh, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi janin disamping keunikan
yang telah ada pada kedua orangtuanya.
b. Kondisi Psikis
Kondisi fisik dan psikis inidvidu sangat berkaitan. Ranah perkembangan
individu menyangkut aspek fisik, intelektual yaitu kognitif dan bahasa, emosi dan
sosial moral. Kondisi fisik yang yang tidak sempurna atau cacat juga berkaitan
dengan persepsi individu terhadap kemampuan dirinya. Begitupun ketidakmampuan
intelektual dapat disebabkan karena kerusakan sistem syaraf, kerusakan otak atau
mengalami retardasi mental.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan Fisik

[Type text] Page 5


Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis, senitasi
atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi, cahaya dan
kepadatan hunian. Semua kondisi ini sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat
menjalankan proses kehidupannya.
b. Faktor non fisik.
Meliputi berbagai macam komponen, yaitu keluarga, pendidikan danmasyarakat.
Beberapa faktor yang berkenaan dengan faktor non fisik seperti stimulasi motivasi
dalam mempelajari sesuatu, pola asuh, serta kasih sayang dari orangtua.Didalam
pandangan yang lebih modern anak didik tidak hanya dianggap sebagai objek atau
sasaran pendidikan, melainkan juga mereka harus diperlukan sebagai subjek
pendidikan, diantaranya adalah dengan cara melibatkan peserta didik dalam
memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian ini,
maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan
pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.Dasar-dasar kebutuhan anak
untuk memperoleh pendidikan, secara kodrat i anak membutuhkan dari orang
tuanya. Dasar-dasar kpdrati ini dapat dimengert i dari kebutuhan-kebutuhan dasar
yang dimiliki oleh setiap anak dalam kehidupannya, dalam hal ini keharusan untuk
mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarnya mengandung aspek-
aspek kepentingan.

1.2 Hakikat Peserta Didik

Adapun hakikat peserta didik adalah sebagai berikut :


1. peserta didik adalah pribadi yang sedang berkembang
2. peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri sesuai dengan
wawasan pendidikan seumur hidup.
3. Peserta didik adalah pribadi yang memiliki potensi, baik fisik maupun
psikologis yang berbeda-beda sehingga masing-masing merupakan insan
yang unik.

[Type text] Page 6


4. Peserta didik memerlukan pembinaan individual dan perlakuan yang
manusiawi.
5. Peserta didik pada dasarnya merupakan insan yang aktif menghadapi
lingkungannya.
6. Peserta didik memiliki kemampuan untuk mandiri.

Disamping itu perbedaan individu dapat ditimbulkan oleh adanya faktor-faktor


perkembangan, yaitu:

1. Faktor kemampuan dasarTerdiri atas kemampuan dasar umum yang disebut


intelegensi (IQ), dan kemampuan dasar khusus yang disebut aptitude/bakat.
2. Faktor lingkunga.Yakni lingkungan alam sekitar, lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat.
3. Faktor kepribadia.Yang berpengaruh dalam perkembangan meliputi: sikap,
minat, motivasi, sosialitas dan pandangan hidup.

1.3 kebutuhan dan karekteristik peserta didik


Mengklasifikasikan kebutuhan peserta didik menjadi lima, yaitu:
a) Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial adalah: sebuah kebutuhan akan interaksi dengan masyarakat
tempat peserta didik berada agar bisa diterima dimasyarakat.
b) Kebutuhan untuk mendapatkan status
Kebutuhan untuk mendapatkan status adalah : sebuah kebutuhan dimana
peserta didik bisa berguna bagi masyarakat.kebutuhan untuk mengetahui
tentang kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai ideal.
c) Kebutuhan untuk mandiriKebutuhan untuk mandiri adalah:kebutuhan
mengarahkan diri dan lepas dari orang tua.
d) Kebutuhan untuk curhat

[Type text] Page 7


Kebutuhan untuk curhat adalah:sebuah kebutuhan dimana seseorang (peserta
didik) dapat dipahami ide-ide permasalahan yang di hadapi.
e) kebutuhan memiliki filsafat
Kebutuhan memiliki filsafat adalah: sebuah kebutuhan untuk mengetahui
tentang kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai ideal.
Bentuk-bentuk karakteristik peserta didik yang ada di dalam kelas misalnya:
Pelajaran logis-matematis senang bereksperiman dan mengekplorasikan angka
dan pola.
Pelajar musikal bernyanyi, bergumam, memainkan musik dan umumnya
bereaksi terhadap musik dan belajar diiringi musik.
Pelajar spatial senang menggunakan visualisasi ketika mengambar,
membangun, merancang, dan berkreasi.
Pelajar linguistik senang bermain kata-kata ketika ia membaca, menulis dan
berbica.
Pelajar interpersonal berbagi, membandingkan, bekerja sama, memiliki
banyak teman, serta belajar dengan dan dari orang
Pelajar intrapersonal bekerja sendirian di tempatnya sendiri, menciptakan
karya yang unik dan orisinal.
Pelajar kinestetik senang bergerak, bersentuhan, menari, berolahraga,
membuat prakarya dan belajar melalui gerakan dan sentuhan.
Pelajar natural kecerdasan ini cukup spesifik. Orang yang peka terhadap
lingkungan bisa dikategorikan memiliki kecerdasan ini.
1.4 Hak Dan Kewajiban Peserta Didik
Hak seorang pelajar Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan. Setiap warga negara berhak atas kesempatan yang
seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan yang sekurang-kurangnya setara dengan
pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan tamatan pendidikan dasar. Setiap
peserta kemampuan dan keterampilan yang sekurang-kurangnya setara dengan

[Type text] Page 8


pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan tamatan pendidikan dasar. Setiap
peserta didik pada suatu satuan pendidikan
1. Mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
2. Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan.
3. Berkelanjutan, baik untuk mengembangkan kemampuan diri maupun
untukmemperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu yang telah
dibakukan.
Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak :
1) Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama.
2) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya.
3) Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orangtuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya
4) Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orangtuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya.
5) Pindah ke program pendidikan pada jalur pendidikan dan satuan pendidikan
lain yang setara.
6) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan
Setiap peserta didik berkewajiban :
1) Menjamin norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses
dan keberhasilan pendidikan.
2) Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali bagi pendidikan
yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
3) Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan dalam wilayah negara kesatuan republik Indonesia.

[Type text] Page 9


4) Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana dimaksud
pada ayat 1,2, dan 3 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah
1.5 Karakteristik Peserta Didik Yang Sukses
Bagi sebagian anak, awal masuk kelas satu sekolah dasar merupakan peristiwa
penting bagi anak. Dengan masuknya anaak kesekolah dasar akan membawa akibat
pada perubahan besar dalam pola kehidupannya, seperti perubahan dalam sikap, nilai
dan perilaku.
Keadan berat dan tinggi badan anak usia sekolah (usia 6 hingga 10 tahun)
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang
badannya. Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan panggul lebih besar.
Peningkatan berat baadan anak selama masa ini terjadi terutama karena bertambahnya
ukuran sistm rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Pada saat yang
sama, masa dan kekuatan otot-otot secara berangsur-angsur bertambah dan gemuk
bayi (baby fat) berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena faktor
keturunan dan latihan (olahraga). Karena perbedaan jumlah sel-sel otot, maka
umumnya anak laki-laki lebih kuat dari pada anak perempuan (Santrock, 1995).
Masa Pubertas (usia 10 hingga 14 tahun)
Pada akhir usia sekolah anak segera memasuki masa yang disebut dengan
pubertas, yakni masa awal terjadinya pematangan seksual. Sulit membedakan
antara masa puber dengan masa remaja karena, masa puber adalah bagian dari masa
remaja dan pubertas sering dijadikan pertanda awal seseorang memasuki masa
remaja. Waktu datangnya masa pubertas tidak dapat diketahui secara pasti. Ada
anak-anak yang memulai masa pubertasnya pada usia yang lebih awal dan ada pula
yang belakangan. Biasanya, anak perempuan memasuki masa pubertas lebih awal 2
tahun dibandingkan anak laki-laki. Menurut sejumlah ahli perkembangan pada anak
perempuan pubertas terjadi sekitar usia 10 tahun, sedangkan pada anak laki-laki
terjadi pada usia sekitar 12 tahun.

[Type text] Page 10


Perubahan fisik
Pada masa pubertas terjadi perubahan fisik secara dramatis atau apa yang
disebut dengan (growth spurt) yaitu percepatan pertumbuhan, dimana terjadi
perubahan dan percepatan pertumbuhan diseluruh bagian dan dimensi fisik (Zigler &
Stevenson, 1993), baik pertambahan berat dan tinggi badan, perubahan dalam
proporsi dan bentuk tubuh, maupun pencapaian kematangan seksual (Papalia, Old &
Feldman, 2008).
Proporsi Tubuh
Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan, percepatan
pertumbuhan selama masa pubertas juga terjadi pada proporsi tubuh. Bagian-bagian
tubuh tertentu yang sebelumnya teralalu kecil, pada masa pubertas menjadi terlalu
besar. Hal ini terlihat jelas pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering terjadi
tidak proporsional. Perubahan proporsi tubuh yang tidak seimbang ini menyebabkan
anak merasa kaku dan canggung, serta khawatir bahwa badannya tidak akan pernah
serasi dengan tangan dan kakinya.
Kematangan Seksual
Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan-perubahan
fisik yang terjadi pada masa pubertas, yang ditandai dengan perubahan pada ciri-ciri
seks primer (primary sex characteristics) dan ciri-ciri seks sekunder (secondary sex
characteristics).
2. Konsep pertumbuhan dan perkembangan
2.1 Defenisi Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang senantiasa
digunakan secara bergantian. Keduanya tidak bisa dipisah-pisah, akan tetapi saling
bergantung satu dengan lainnya bahkan bisa dibedakan untuk maksud lebih
memperjelas penggunaannya.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat
pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi

[Type text] Page 11


dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam
bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman(E.B hurloch), bekerja dalam suatu
proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikhis atau
perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu
mulai dari massa konsepsi samppai mati.
Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak,
seperti berat, panjang, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup
perubahan yang semakin sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-
perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan
sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.
Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu berproses untuk
menjadi besar. Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur berat,
panjang, dan lingkaran seperti lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar
lengan dan lain-lain. Dalam pertumbuhannya, setiap bagian tubuh mempunyai
perbedaan tempo kecepatan. Misalnya, pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling
lambat pada masa anak-anak tetapi mengalami percepatan pada masa pubertas.
Sebaliknya, pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung pada akhir masa anak-
anak dan berhenti pada masa pubertas. Perbedaan kecepatan masing-masing bagian
tubuh mengakibatkan adanya perbedaan keseluruhan proporsi tubuh dan juga
menimbukan perbedaan dalam fungsinya.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner pada tahun 1957
(Sunarto, dkk, 1994: 31) yang menjelaskan bahwa "perkembangan sejalan dengan
prinsip orthogenetis, berlangsung dari keadaan global dan kurang berdeferensiasi
sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara
bertahap". Dapat dikata konsep perkembangan itu mengandung unsur keseluruhan
(totalitas) dan berkesinambungan yang berlangsung secara bertahap. Selanjutnya

[Type text] Page 12


Libert, Paulus dan Stauss (Singgih, 1990: 31) merumuskan arti perkembangan yaitu:
"perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu
sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan". Selain itu
perkembangan proses perubahan akibat dari pengalaman. Istilah perkembangan
dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang
menampak.
Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis.
Perubahan dimaksud dapat dikategorikan menjadi empat yaitu: (1) perubahan dalam
ukuran; (2) perubahan dalam perbandingan; (3) berubah untuk mengganti hal-hal
yang lama; dan (4) berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru.
2.2 Ciri-Ciri Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan kontinyu
(berkesimnambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati. Pengertian
lainnya yaitu: perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju
tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progesif, dan
berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis.
Ciri ciri perkembangan antara sebagai berikut :
1. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ
organ tubuh)dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir, mengingat, dan
berkre
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak beubah
sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan imajinasi dari
fantaskerealitas)
3. Lenyapnya tanda tanda yang lam; tanda - tanda fisik (lenyapnya kelenjar
thymus
(kelenjar anak anak) seiring bertambahnya usia) aspek psikis (lenyapnya gerak.
4. Diperolehnya tanda tanda yang baru; tanda tanda fisik (pergantian gigi dan
karakter.

[Type text] Page 13


2.3 Prinsip-Prinsik Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending
process) artinya manusia secara terus menerus berkembang dipengaruhi oleh
pengalaman atau belajar. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi artinya
setiap aspek perkembangan individu baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial
saling mempengaruhi jika salah satuaspek tersebut tidak ada.
prinsip prinsip pertumbuhan dan perkembangan
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never
ending process).artinya manusia secara terus menerus berkembang
dipengaruhi oleh pengalaman.
2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi artinya setiap aspek
perkembangan individu baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial
saling mempengaruhi jika salh satu aspek tersebut tidak ada
3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu artinya
perkembangan terjadi secara teratur sehingga hasil perkembangan dari
tahap sebelunya yang merupakan persyaratan dari perkembangan
selanjutnya .
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan
Peserta Didik
Faktor Turunan
Turunan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak. Ia lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam warisan yang bersala dari kedua
ibu-bapak atau nenek dan kakek. Warisan (turunan atau pembawaan) tersebut yang
terpenting, antara lain bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, intelegensi, bakat, sifat-
sifat atau watak dan penyakit.
Faktor lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat
mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan

[Type text] Page 14


alam sekitar dengan iklimnya, flora, dan faunanya.Besar kecil pengaruh lingkungan
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya tergantung pada keadaan lingkungan
anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.
3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Individu Sebelum Lahir
Telah kedua factor diatas telah dilewati segeralah anda mengetahui factor
yang satu ini, factor lingkungan merupakan cara pembelajaran para manusia dalam
pembangunan karakter secara alamiah dengan kata lain proses belajarnya secara
otomatis. Maka dengan itu lingkungan berpengaruh dalam pembangunan sifat dan
karakter mereka. Apabila factor gen dan asupan mereka telah terpenuhi dengan baik
tetapi ia bergaul dan hidup dilingkungan yang salah (tidak baik) maka akan
menghasilkan manusia yang tidak baik pula.faktor yang mempengaruhi individu
sebelum lahir isalnya peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena
virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri
virus dan lain-lain.
3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi individu setelah lahir.
Faktor yang mempengaruhi individu setelah lahir Antar lain: pengalaman
traumatikpada kepala, kepala bagian dalam terluka, kepala terpukul atau mengalami
serangan sinar matahari.
4. Perkembangan Kemampuan Fisik Dan Pertumbuhan Fisik Peserta Didik
4.1 Anak Kecil(Early Childhoot)
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil bisa diidentifikasi dalam
beberapa hal. Sifat perkembangan fisik yang bisa diamati adalah sebagai berikut:
1) Terjadi perkembangan otot otot besar cukup cepat pada 2 tahun terakhir
masa anak kecil. Hal ini memungkinkan anak melakukan berbagai gerakan
yang lebih leluasa yang kemudian bisa dilakukannya bermacam-macam
keterampilan gerak dasar. Beberapa gerak dasar misalnya berlari, meloncat,
melempar, menangkap, dan memukul berkembang secara bersamaan tetapi
dengan perkembangan yang berlainan. Ada yang lebih cepat dikuasai dan ada
yang baru dikuasai kemudian.

[Type text] Page 15


2) Dengan berkembangnya otot-otot besar, terjadi pulalah perbedaan kekuatan
yang cukup cepat, baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
3) Pertumbuhan kaki dan tangan yang secara proporsional lebih cepat dibanding
dengan pertumbuhan bagian tubuh lainnya, ini diakibatkan peningkatan daya
ungkit yang lebih besar didalam melakukan gerakan yang melibatkan tangan
dan kaki. Daya ungkit yang meningkat akan meningkatkan kecepatan dalam
bergerak. Hal ini dapat menunjang terbentuknya bermacam-macam
keterampilan gerak dasar.
4) Terjadi peningkatan koordinasi gerak dan keseimbangan yang cukup cepat.
Koordinasi gerak yang meningkat dan disertai dengan daya ungkit kaki dan
tangan yang semakin besar, menjadikan anak mampu menggunakan
kekuatannya didalam melakukan aktivitas. Sedangkan meningkatnya
keseimbangan tubuh meningkatkan pada keluasan rentangan gerak dalam
melakukan gerakan keterampilan.5. Meningkatnya kemungkinan dan
kesempatan melakukan berbagai macam aktivitas gerak fisik yang bisa
merangsang perkembangan pengenalan konsep-konsep dasar objek, ruang,
gaya, waktu, dan sebab akibat. Melalui gerakan fisik anak kecil mulai
mengenali konsep dasar objek yang berada di luar dirinya. Misalnya karena
bisa menyepak, mulai ia menyepak objek yang ada di dekatnya . kalau yang
disepak adalah benda bulat yang kemudian akan dikenal sebagai bola, maka
anak menjadi mengenali konsep tentang bola yang bisa disepak.
4.2 Anak Remaja (Late Cildhood)
Perkembangan fisik pada masa remaja diawali dengan pubertas, adalah masa
kematangan fisik yang sangat cepat, yang meliputi aspek hormonal dan perubahan
fisik. Pikiran mereka juga berubah dengan artian mereka lebih dapat berfikir abstrak
dan hipotesis, perasaan mereka berubah hampir terhadap segala hal, semua bidang
cakupan perkembangan sebagai seorang remaja menghadapi tugas utama mereka,
membangun identitas termasuk identitas seksual yang akan terus mereka bawa
sampai masa dewasa.

[Type text] Page 16


Dengan berkurangnya perubahan fisik kecanggungan pada masa puber dan
awal masa remaja pada umumnya menghilang, karena remaja yang lebih besar sudah
mempunyai waktu tertentu untuk mengawasi tubuhnya yang bertambah besar.
Mereka juga terdorong untuk menggunakan kekuatan yang diperoleh dan selanjutnya
merupakan bantuan untuk mengatasi kecangguangan yang timbul kemudian.
Karena kekuatan mengikuti pertumbuhan otot, anak laki-laki pada umumnya
menunjukkan kekuatan yang terbesar pada usia 14 tahun, sedangkan anak perempuan
menunjukkan kemajuan pada usia ini dan kemudian ditinggalkan karena perubahan
minat lebih daripada kurangnya kemampuan.

4.3 Dewasa(Adult)
Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam (Yudrik Jahja, 2009:246) membagi
masadewasa menjadi tiga bagian yaitu:
Masa dewasa awal (Masa Dewasa Dini/ Young Adult)
Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus yang
berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi
dewasa. Hurlock (1991) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18
tahun 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif.
Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif
yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode
isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai,
kreativitas, dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru
Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood)
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-
cirinya yang menyangkut pribadi dan sosial yaitu: masa dewasa madya merupakan
masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku
masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri
jasmani dan perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan

[Type text] Page 17


dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap
agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
Masa Dewasa Lanjut (Masa Tua/Older Adult)
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini
dimulai dari umur 60 tahun sampai akhir hayat, yang ditandai dengan adanya
perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri
yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya sebagai berikut: perubahan
yang menyangkut kemampuan motorik, kekuatan fisik, perubahan dalam fungsi
psikologis, perubahan dalam sistem saraf, dan penampilan.
4.4 Tua(Elderly)
Usia lanjut merupakan periode kemunduran, Penurunan Fisik pada anggota tubuh
tersebut meliputi:Kulitnya semakin keriput dan mengkerut sehingga tampak kering.
Sudah tidak mempunyai gigi sehingga merubah bentuk mulut, sehingga banyak orang
yang lanjut usia yang memakai gigi palsu, bahkan karena ekonomi yang tidak
mendukung menyebabkan mereka para lansia tidak memakai gigi palsu. Pipi
mengkerut dan terlihat longgar dan kempot. Tumbuh uban pada seluruh rambut dan
rambut semakin menipis. Bahu membungkuk. Panggul tampak mengendor dan lebih
lebar dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Tangan menjadi kurus kering dan
tampak hanya tulang saja Kuku pada kaki dan tangan mengeras dan kelihatan kabur.
5 Perkembangan Minat Peserta Didik
Perkembangan peserta didik adalah cenderung terhadap objek atau suatu
kegiatan dalam hal mata pelajaran ataupunn dalam kegiatan kegiatan seperti
ekstrakuler yang digemari dalam pserta didik dalam melaksanakannya . dalam hal ini
, seseorang peserta didik pasti memiliki kecenderungan untuk memyukai terhadap
satu atau mungkin beberapa mata pelajaran dan kegiatan kegiatan ekstrakuler .
peseta ddik memiliki iq yang tinggi , ia mampu memcapai prestasi yang tinggi karena
memiliki kemampuan kemampuan tersebut , sehingga tidak memgalami kesulitan
untuk mencapi prestasi yang tinggi . biasanya kecenderungan ini tidak terlepas dari
bakat peserta didik itu sendiri . karena ketika seseorang peserta didik mampu mencapi

[Type text] Page 18


hasil dari pengembangan bakatnya , peserta didik tersebut akan cenderungan
menyukai hal hal yang sesuai dengan bakat yang dimilikinya .
kegiatan tertentu dan terbentuk oleh lingkungan.Ada beberapa macam
karakteristik minat, antara lain :
1) Minat menimbulkan sikap positif terhadap suatu obyek
2) Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu obyek
3) Mengandung suatu penghargaan menimbulkan keinginan atau gairah untuk
mendapatkan sesuatu yang menjadi keinginan atau gairah untuk mendapatkan
sesuatu yang menjadi minatnya.
Dalam teori perkembangan anak, ketrampilan motorik berkoordinasi dengan otak
sehingga sangat mempengaruhi kognitif (berpikir). Contoh , apabila mereka terampil
menggambar, menggunting atau menempel, maka gerakan-gerakan halus ini nantinya
akan membantu ank lebih mudah belajar menulis. Anak-anak SD yang sangat kaku
memegang pensil dan tulisannya tak beraturan merupakan akibat kemampuan
motorik halusnya tidak terlatih dengan baik sejak kecil.
Di usia prasekolah, gerakan tangan anak (handstroke) sudah pada taraf mem-buat
pola (pattern making). Ini tingkat paling sulit karena anak harus membuat ba-
ngun/bentuk sendiri. Jadi, betul-betul dituntut hanya mengandalkan imajinasinya.
Misal, menggambar bebas, mencipta mobil balap dari lego atau membangun
rumah dari balok-balok aneka warna. Di sini anak dihadapkan pada pilihan kompleks
semi- sal penggunaan warna dan bidang-bidang geometris. Kemudian, anak
diharapkan bisa mengomunikasikan hasil ciptaannya. Meski awalnya mungkin belum
berstruk- tur atau terpola rapi, minimal anak sudah mencoba kemampuan bahasanya
dengan mengomunikasikan hasil imajinasinya pada orang lain. Dengan demikian,
dalam patern making, anak bukan hanya dilatih keterampil-an motorik halusnya,
melainkan juga struktur kognitif dan perkembangan bahasanya. Saat ia membangun
rumah dari balok-balok aneka warna, misal, struktur kognitifnya bisa dilihat dari
caranya memadukan warna, menyesuaikan bentuk antara kanan dan kiri, dan lainnya.
Di sini ia belajar melihat segala sesuatu secara berstruktur, bahkan apa pun yang

[Type text] Page 19


kelihatannya abstrak. Sedangkan pada keterampilan motorik kasar, anak usia
prasekolah sudah mampu menggerakkan seluruh anggota tubuhnya untuk melakukan
gerakan-gerakan seperti berlari, memanjat, naik-turun tangga, melempar bola, bahkan
melakukan dua gerakan sekaligus seperti melompat sambil melempar bola.
6. Perkembangan Sosialisasi
Hubungan sosialisasi merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuh
kan. Hubungan sosialisasi dimulai dari tingkat yang sederhana yang didasari oleh
kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi kompleks
dan dengan demikian, tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat
kompleks. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja
memerlukan orang lain demi memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung
maksud untuk disimpulkan bahwa pengertian perkembangan sosial adalah
berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya
kebutuhan hidup manusia Syamsu Yusuf (2007) .
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki
kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh
dari berbagai dilingkungannya.Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah
dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia
lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti
senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras)
dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) .Hubungan sosial (sosialisasi)
merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial
mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang
sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi
kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat
kompleks.

[Type text] Page 20


Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi
normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu,
dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa menjaga status sosial dan
ekonomi keluarganya. Dalam hal itu tentu mengakibatkan menempatkan
dirinya dalam pergaulan sosial Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga,
kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan
mental terutama emosi dan inteligensi.
1. Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap aspek
perkembangan anak ,termasuk perkembangan anaknya .kondisi dan tata cara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak .
didalam keluarga berlaku normal normal kehidupan keluarga , dan demikian pada
dasarnya keluarga merasakan perilaku kehidupan anak .
2. Kematangan anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu
mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain,
memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan
berbahasa ikut pula menentukan.
Dengan demikian untuk mampu bersosialisiali dengan baik diperlukan
kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya
dengan baik
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial
keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan
sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang
utuh dalam keluarga anak itu. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak,

[Type text] Page 21


masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam
keluarganya.
yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi
terisolasi dari kelompoknya.
Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan
orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah
kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran
dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang
menyembunyikannya atau merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan
sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya.
Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan
kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semstinya
menurut alam pikirannya.
H. Perkembangan Kognitif(Pengetahuan Intelektual)
Serupa dengan aspek-aspek perkembangan yang lainnya, kemampuan kognitif
anak juga mengalami perkembangan tahap demi tahap. Secara sederhana, pada buku
karangan (Desmita, 2009) dijelaskan kemampuan kognitif dapat dipahami sebagai
kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan melakukan
penalaran dan pemecahan masalah. Dengan berkembangnya kemampuan kognitif ini
akan memudahkan peserta didik menguasai pengetahuan umum yang lebih luas,
sehingga anak mampu melanjutkan fungsinya dengan wajar dalam interaksinya
dengan masyarakat dan lingkungan.Sehingga dapat dipahami bahwa perkembangan
kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan
pengetahuan, yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana
individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya, sesuai buku karangan
(Desmita, 2009).

[Type text] Page 22


Teori perkembangan kognitif, menurut Pieget Perkembangan kognitif seorang
anak terjadi secara bertahap, lingkungan tidak tidak dapat mempengaruhi
perkembangan pengetahuan anak. Seorang anak tidak dapat menerima pengetahuan
secara langsung dan tidak bisa langsung menggunakan pengetahuan tersebut, tetapi
pengetahuan akan didapat secara bertahap dengan cara belajar secara aktif
dilingkungan sekolah.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan dan dapat dipahami bahwa
kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk
menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran,
ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh
pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua
proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan,
mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan
lingkungannya. (Desmita, 2009).
I. Perkembangan Kepribadian
Pengertian secara terminologi "kepribadian", berasal dari kata bahasa Latin
persona, yang berarti topeng aktor. Kepribadian sebetulnya merupakan sebuah
konsep samar yang mencakup seluruh karakteristik psikologi yang membedakan
seseorang dengan orang lainnya. Pengertian secara etimologis, istilah kepribadian
merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris "personality". Sedangkan istilah
personality secara etimologis berasal dari bahasa Latin "person" (kedok )
dan"personare" (menembus). Persona biasanya dipakai oleh pemain sandiwara pada
zaman kuno untuk memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi
tertentu. Sedangkan yang dimaksud personare adalah bahwa para pemain sandiwara
itu dengan melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu
bentuk gambaran manusia tertentu. Misalnya: seorang pemurung, pendiam, periang,
peramah, pemarah, dan sebagainya. Jadi, persona itu bukan pribadi pemain itu
sendiri, tetapi gambaran pribadi dari tipe manusia tertentu dengan melalui
Kepribadian dapat juga diartikan sebagai "kualitas perilaku individu yang tampak

[Type text] Page 23


dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik" (Abin
Syamsuddin Makmun, 1996).
Faktor faktor yang mempengaruhi kepribadian

Kepribadian dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik hereditas (pembawaan)


maupun lingkungan (seperti:fisik, sosial, kebudayaan, spiritual).
J. Perkembangan Kecerdasan
perkembangan kecerdasan adalah sebagai suatu kemampuan yang dimilik
oleh seseorang .perbedaan individu penting dibahas dan dipahami oleh pendidikan
agar pada pendidik bisa memehami perbedaan dari masing masing peserta didik .
setiap indifidu mempunyai karakteristik yang berbeda beda . sehingga sering
timbulnya permasalahan , diantara perbedaan kongnitif ,perbedaan tingkat pencapaian
, perbedaan bakat , perbedaan kesiapan belajar , perbedaan lingkungan keluarga , dan
faktor pendidikan .kecerdasan yang diperoleh dengan belajar baik dari pendidikan
formal maupun pendidikan non formal menhasilkan berbagai macam kecerdasan
intelektual , kecerdasan spritural , serta kecerdasan bahasa dan sebagainya yang
bermanfaat untuk kehidupan manusia dan masyrakat . Dalam dunia pendidikan
terdapat berbagai macam faktor yang lain dengan memahami berbagai faktor
pendukung pendidikan tersebut diantaraperkembangan pesera didik sebab dalam
dunia pendidikan kita perlu mengetahui segalah perkembangan peserta didik
termasuk dari individu karakteristik peserta didik
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ
(Intellegentia Quotient) memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam
belajar.Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan
sekitar umur 3 tahun.Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic)
yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang
cukup.
IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa,
kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan.IQ

[Type text] Page 24


yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu.Daya
tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid,
disamping faktor lain, seperti gangguan fisik (demam, lemah, sakit-sakitan) dan
gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai
berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan IQ-
nya. Apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan bahasanya
akan cepat dan banyak.
K. Penerapan Pendekatan Dalam Proses Pembelajaran
Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran, bahwa dalam setiap kegiatan
belajar mengajar yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu adalah tujuan
yang hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan itu dapat
ditentukan metode mana yang akan digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana
yang diterapkan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai. Jadi, proses belajar
mengajar ditentukan oleh tujuan yang telah ditetapkan, untuk mencapai tujuan itu
sendiri. Misalnya untuk pokok bahasan menulis, tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan ialah Siswa mampu membuat karangan/cerita berdasarkan pengalaman
atau informasi dari bacaan. Dengan berdasar pada pendekatan tujuan, maka yang
penting ialah tercapainya tujuan yakni siswa memiliki kemampuan mengarang.
Penerapan pendekatan tujuan ini sering dikaitkan dengan cara belajar
tuntas. Dengan cara belajar tuntas, berarti suatu kegiatan belajar mengajar
dianggap berhasil, apabila sedikit-dikitnya 85% dari jumlah siswa yang mengikuti
pelajaranitu menguasai minimal 75% dari bahan ajar yang diberikan oleh guru.
Penentuan keberhasilan itu didasarkan hasil tes sumatif. Jika sekurang-kurangnya
85% dari jumlah siswa dapat mengerjakan atau dapat menjawab dengan betul
minimal 75% dari soal yang diberikan guru maka pembelajaran dapat dianggap
berhasil.

[Type text] Page 25


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari semua materi di atas yaitu Peserta Didik adalah
merupakan sumber daya utama dan terpenting dalam proses pendidikan formal. Tidak
ada peserta didik, tidak ada guru. Peserta didik bisa belajar tanpa guru. Sebaliknya,
guru tidak bisa mengajar tanpa peserta didik. Karenanya, kehadiran peserta didik
menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau pendidikan yang
dilembagakan dan menuntut interaksi antara pendidik dan peserta didik.
Mengembangkan potensi pada jalur pendidikan formal dan nonformal menurut
jenjang dan jenisnya. Terdapat banyak sebutan yang berkaitan dengan peserta didik
ini, sesuai dengan konteksnya. Misalnya, sebutan siswa, pelajar, atau murid populer
untuk mereka yang belajar di sekolah menengah ke bawah. Sebutan warga belajar
untuk mereka yang belajar. Santri adalah istilah bagi siswa pada jalur pendidikan
pesantren. Ada pun hal-mengenai hakikat peserta didik (Danim, 2010: 2).
1. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi potensi dasar
kognitif atau intelektual, afektif, dan psikomotorik.
2. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi priodesasi
perkembangan dan pertumbuhan, meski memiliki pola yang relatif sama.
3. Peserta didik memiliki imajinasi, persepsi, dan dunianya sendiri, bukan sekedar
miniatur orang dewasa.
4. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki diferensiasi kebutuhan yang
harus dipenuhi, baik jasmani maupun rohani, meski dalam hal-hal tertentu
banyak kesamaannya.
5. Peserta didik merupakan manusia bertanggungjawab bagi proses belajar pribadi
dan menjadi pembelajar sejati, sesuai dengan wawasan pendidikan sepanjang
hayat.
6. Peserta didik memiliki daya adaptabilitas di dalam kelompok sekaligus
mengembangkan dimensi individualitasnya sebagai insan yang unik.

[Type text] Page 26


7. Peserta didik memerlukan pembinaan dan pengembangan secara individual dan
kelompok, serta mengharapkan perlakuan yang manusiawi dari orang dewasa,
termasuk gurunya.
8. Peserta didik merupakan insan yang visioner dan proaktif dalam menghadapi
lingkungannya.
9. Peserta didik sejatinya berperilaku baik dan lingkunganlah yang paling dominan
untuk membuatnya lebih baik lagi atau menjadi lebih baik.
10. Peserta didik merupakan makhluk Tuhan yang meski memiliki aneka
keunggulan, namun tidak akan mungkin bisa berbuat atau dipaksa melakukan
sesuatu melebihi kapasitasnya.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan
peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha
meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa
dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.Pendekatan pembelajaran
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teorItis tertentu.
Kognitif merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan peserta didik
yag berkaitan menentukan keberhasilan mereka disekolah. Guru sebagai tenaga
kependidikan yang bertangung jawab melaksanakan interaksi edukasi didalam kelas,
perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang perkembangan kognitif peserta
didik. Dengan bkal pemahaman tersebut, guru akan dapat
memberikan.Layananpendidikanatau melaksanakan proses pembelajaran yan sesuai
dengan kemampuan kognitif peserta didik yang dihadapinya .Hak dan Kewajiban
Peserta Didik Ketika memasuki satuan pendidikan formal atau sekolah, peserta didik
memiliki hak dan kewajiban tertentu. Hak dan Kewajiban itu antara lain diatur dalam

[Type text] Page 27


UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Di dalam UU ini disebutkan bahwa setiap
peserta didik pada satuan pendidikan berhak:
1. Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan
diajarkan oleh pendidik yang seagama.
2. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
3. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya.
4. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya.
5. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara.
Terdapat beberapa istilah atau sebutan bagi orang yang di didik, yaitu peserta
didik, anak didik, atau murid. Yang ketiganya memiliki perbedaan. Tapi pada intinya
peserta didik memiliki kedudukan yang penting dalam proses pendidikan. Guru tidak
mempunyai arti apa-apa tanpa kehadiran peserta didik sebagai subjek pembinaan.
Oleh karena itu peserta didik merupakan kunci yang menentukan terjadinya interaksi
edukatif.Manusia dalam kedudukannya sebagai peserta didik haruslah ditempatkan
sebagai pribadi yang utuh, yakni manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu
dan sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, daan sebagai makhluk Tuhan yang
harus menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupan
akhirat.Kebutuhan peserta didik adalah suatu kebutuhan yang harus didapatkan oleh
peserta didik untuk mendapatkan kedewasaan ilmu. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah:
Kebutuhan fisik, Kebutuhan intelektual, Kebutuhan Sosial, Kebutuhan untuk
mendapatkan status.
B. Saran
Guru haruslah memiliki insting pendidikikan paling tinggi dan dapat
memahami peserta didik Sebisa mungkin .peserta didik menuntut peserta didik untuk
mengaplikasikan apa-apa yang menjadi kewajiban atau tugasnya sebagai seorang
peserta didik . Diharapkan kepada peserta didik dan pengajar maupun orang tua agar

[Type text] Page 28


dapat ikut berpartisipasi dalam memahami tentang perkembangan kognitif.Peran serta
pemerintaah, masyarakat, pengajar, orang tua juga perlu untuk mengawasi
perkembangan kognitif setiap anak dan peserta didik sesui karakteristik
perkembangan kongnitif anak .

[Type text] Page 29


DAFTAR PUSTAKA

Akyas Azhari. 2004. Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Penerbit


Mizan Publika.
Ali Mohammad,Mohammad Asrori.2012.Psikologi Remaja.Jakarta:PT.Bumi
Aksara.
Fatimah Enung.2010.Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).
Bandung:CV.Pustaka Setia.
Hurlock, Elisabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Terjemahan oleh Istiwidayanti, dkk. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

[Type text] Page 30

Anda mungkin juga menyukai