tekstur faneritik dan komposisi asam sehingga intermediate (Gill, 2010). Mineral
penyusun yang terbentuk pada fase awal adalah plagioklas, sedangkan kuarsa dan
tersusun oleh kristal karena proses pendinginan dari kristalisasi magma yang
benua. Bantuan ini dapat ditemukan di berbagai tatanan tektonik, mulai dari zona
orogenik dan zona tumbukan antar lempeng benua, hingga tatanan anorogenik.
Umumnya granitoid terbentuk akibat proses anateksis dari kerak, tetapi kontribusi dari
mantel juga dapat berpengaruh dalam terbentuknya granitoid (Winter, 2001). Selain
itu bantuan ini juga dapat ditemukan di bagian punggungan tengah samudra (Mid
Oceanic Ridge) dan kompleks ofiolit dalam volum kecil (Campbell dan Taylor, 1983,
dalam Gill, 2010). Contoh dari kelompok batuan granitoid adalah granit, granodiont,
Pada daerah penelitian sendiri salah satu litologi penyusunannya berupa batuan
adamelit, dimana adamelit sendiri merupakan nama lain dari monzogranit (Williams,
dkk, 1982). Batuan adamelit memiliki kandungan plagioklas dan alkali feldspar
sekitar 35-65% dari total kandungan feldspar dan kandungan SiO2 sekitar 72-74%.
Mineral hornblende dari biotit umumnya merupakan mineral mafik yang hadir dalam
batuan ini. Mineral aksesori lainnya berupa rutil, oksida besi, apatit, zirkon, dan alanit
kelimpahan alimina (AI2O3) yang merupakan oksida utama terbanyak setelah SiO2.
Menurut Shand (1927), dalam Winter (2001), (Gambar 3.2) berdasarkan saturasi
1. Batuan peralumina, jika kandungan AI2O3 > CaO+Na2O+K2O. Mineral penciri dari
batuan ini adalah topas, numalin, korundum, andalusit, silimanit, dan muskovit.
AI2+O3 > Na2O+K2O. Mineral penciri dari batuan ini adalah anortit dan mineral
3. Batuan peralkalin, jika kandungan AI2O3 < Na2O+K2O. Mineral pencirinya alkal
ferromagnesian.
CaO
CaO
CaO
K2O
K2O
moles
klasifikasi granitoid S-I-A-M (Winter, 2001) dapat dilihat pada tabel 3.1, dimana
klasifikasi ini berdasarkan atas komposisi kimia magma yang menghasilkan
1. Granitoid tipe-S
Pada granitoid tipe-S memiliki kandungan dari SiO2 sekitar 55-74% dan
imenit, kordierit, muskovit, dan garnet. Pembentukan granitoid tipe-S berasal dari
permukaan bumi.
2. Granitoid tipe-I
magnetit. Mineral yang umum hadir seperti hornblende dann magnetit. Pembentuk
granotiod tipe-I berasal dari partial melting yang berkomposisi mafik dari sumber
batuan beku.
3. Granitoid tipe-A
Pada granitoid tipe-A memiliki kandungan SiO2 yang tinggi sekitar > 77%
dan kandungan Na2O yang tinggi. Selain itu granitoid tipe-A juga kaya akan
alkali, Fe/Mg, halogen (F dan Cl), unsur tanah jarang, Ga/Al, Zr, Nb, Ga, y dan
Ce. Kandungan elemen jejak seperti Co, Cr, Ni, Ba, Sr lebih kecil daripada
granitoid tipe-I. Pembentukan graitoid tipe-A berasal dari intrusi pada tatanan
anorogenik.
4. Granitoid tipe-M
Typ
e
M 46-70%
I 53-76%
S 65-74%
high
A 77
%
mineral silikat dan tingkat saturasi aluminanya. Terdapat tiga parameter yang
membedakan tiap tipe-tipe granitoid, yaitu kelimpahan mineral silikat dan mineral
batuan (Tabel 3.3) , dan kandungan kimiawi dari batuan berupa unsur mayor dan
isotop (Tabel 3.4). berikut ini adalah penjelasan masing-masing tipe granitoid
umumnya mineral amphibol tersebut kaya akan Ca. Mineral lain yang juga
kandungannya melimpah pada granitoid ini adalah titanit. Selain itu terdapat pula
muncul di dekat batas dari intrusi granitoid tipe ini. Selain itu juga ditemukan
kehadiran yang melimpah dari mafic microgranular enclaves. Granitoid tipe ACG
berbentuk kepingan dengan ukuran besar dan terzonasi (Roycroft, 1991, dalam
Barbarin, 1999). Kandungan mineral lain yang terdapat pada tipe granitoid ini
adalah tourmalin, garnet, dan apatit. Granitoid tipe MPG memiliki tingkat
1998, dalam Barbarin 1999) berasosisasi dengan silimanit, sedikit andalusit, dan
sedikit kepingan muskovit primer yang berukuran kecil. Umumnya kordient pada
granitoid tipe ini memiliki bentuk prismatik dan terkadang dijumpai sebagai
modul berasosiasi dengan kuarsa (Didier dan Duprat, 1985, dalam Barbarin,
1999). Granitoid tipe CPG memiliki tingkat saturasi aluminia yang sama dengan
hadir, dan tidak terdapat kandungan piroksen tekstur penciri granitoid tipe ini
adalah tekstur porfiritik K-feldspar. Granit dan granodiorit yang memiliki tekstur
granitoid. Hampir serupa dengan granitoid tipe ACG, granitoid tipe KCG bersifat
Granitoid tipe KCG memiliki afinitas magma kalk-alkalin. Tipe granitoid ini
Granitoid tipe PAG memiliki kandungan amphibol dan piroksen yang kaya
Na. Pada granitoid tipe ini jarang dijumpai adanya xenolith, felsic microgranular
enclaves, dan mafic microgranular enclaves. Batuan granitoid yang termasuk tipe
ini berupa granit alkali feldspar dengan tekstur perthit hingga syenit. Granitoid
tipe PAG berdasarkan tingkat saturasi alumina termasuk peralkalin dan alkalin
Granitoid tipe RTG kaya akan kandungan amphibol dan umum dijumpai
piroksen. Namun granitoid tipe ini berbeda dengan granitoid tipe lainnya karena
granitoid tipe RTG berasosiasi dengan batuan mafik samudra. Batuan granitoid
bersamaan dengan kerak samudra dalam bentuk dikes atau intrusi pluton yang
kecil (Coleman dan Perterman, 1975, Coleman dan Donato, 1979, dalam Barbarin
samudra.
Terdapat pula tipe granitoid yang serupa dengan tipe RTG yaitu granitoid
tipe ATG (Arc Tholeiitic Granitoids). Hal yang membedakan kedua tipe granitoid
ini adalah granitoid ATG umumnya terdapat di busur volkanik dan tepi benua
aktif (Active Continental Margin). Granitoid tipe ATG umumnya berasosiasi
dengan granitoid tipe ACG. Baik granitoid tipe RTG maupun tipe ATG memiliki