Anda di halaman 1dari 2

Review Film : Rotasi

https://www.youtube.com/watch?v=ztD0lac1vMQ

Film berjudul rotasi ini bercerita tentang perjalanan arah pikiran seorang
lelaki. Melalui sentuhan alur yang maju dan mundur, Premi Bima Kurniawan,
produser pembuat film pendek ini menenggelamkan penonton menuju pesan film
pendeknya. Diawali dengan seorang lelaki yang menyampaikan gagasan gagasan
nya mengenai hidup dengan berlatar tempat yaitu di taman wisata bromo tengger
semeru. Lelaki ini sedang merenungi berbagai kejadian di hidupnya. Kemudian,
beralih waktu dan tempat, yaitu pecahan pecahan masalah yang sedang direnungi
oleh si lelaki. Tempat yang pertama yaitu di sebuah caf, lelaki tersebut bertemu
dengan seorang temannya untuk membicarakan mengenai pekerjaan nya, yaitu
sebagai fotografer. Di latar tempat ini, si lelaki mengabaikan telpon dari ibunya.
Diawal bertemu mereka membicarakan kerjasama yang harus di sukseskan dan
temannya mendukung hal tersebut. Si lelaki menyebutkan siapa lawan dalam
pekerjaan nya, dan temannya pun terdiam. Ia kemudian menolak ajakan si lelaki,
dikarenakan ia telah bekerjasama dengan pihak lawan terlebih dahulu. Si lelaki
terlihat kesal dan film ini kembali ke latar tempat awal. Lelaki ini mencari
keseimbangan antara suka dan duka. Beralih ke latar tempat berikutnya, yaitu di
sebuah rumah makan bertemu dengan kekasihnya. Sang ibu kembali menelpon si
lelaki, namun lagi-lagi lelaki ini mengabaikan telpon ibunya. Lelaki ini heran
melihat kekasihnya sangat fokus dengan ponselnya, sampai ia tidak tahan dan
merebut ponsel kekasihnya. Latar tempat pun kembali pada taman wisata bromo
tengger semeru, dimana lelaki tersebut menyadari kesalahannya. Temannya bekerja
sama dengan pihak lawan dikarenakan ia membutuhkan uang untuk biaya berobat
ayahnya yang sakit. Kekasihnya fokus dengan ponsel karena ia sedang meminta ijin
dengan atasannya untuk tidak datang rapat agar ia bisa menemui si lelaki. Lelaki
ini pun menyadari kesalahannya, dan meminta maaf kepada teman dan kekasihnya.
Di ujung film ini, sebagai klimaks, si lelaki menelpon ibunya.

Pengambilan gambar yang tampilkan diawal film ini menggunakan teknik


Artificial. Teknik artificial merupakan teknik pengambilan gambar dengan
menambah nilai seni dan keindahan menggunakan objek bantuan. Kemudian,
dilanjutkan dengan pengambilan gambar menggunakan teknik one shot, yaitu
mengambil gambar hanya pada 1 orang, yaitu lelaki yang sendirian berada di suatu
tempat. Selanjutnya, dengan latar tempat yang masih sama, namun menggunakan
teknik low angle, yaitu posisi kamera lebih rendah dari objek dengan mengambil
posisi membentuk sudut kemiringan. Lalu diteruskan dengan teknik top angle,
dimana posisi kamera berada di atas objek sehingga posisi dari atas kebawah. Hal
ini membuat pandangan mata penonton menjadi lebih fokus ke objek utama yaitu
pada seorang lelaki. Pada latar tempat kafe dan tempat makan saat bertemu kekasih,
disini banyak sekali menggunakan teknik Over Shoulder, dimana pengambilan dari
posisi belakang punggung objek. Teknik ini membuat penonton fokus pada lawan
bicara tanpa harus kehilangan objek utama. Pada saat lelaki itu bertemu kekasihnya,
pengambilan gambar nya menggunakan teknik two shot, yaitu pengambilan gambar
2 orang. Sepanjang film pendek ini juga berkali-kali menggunakan teknik Normal
Angle, dimana kamera ditempat setinggi mata subjek yang di shooting.

Sebagai pemanis, backsound music yang digunakan cukup membawa


suasana dan menarik penonton lebih masuk kedalam cerita dan pesan yang ingin
disampaikan. Pemilihan music yang digunakan ringan dan tidak mengganggu fokus
penonton untuk menyelami film pendek ini.

Film Pendek ini pun memili kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya


adalah pemilihan kata yang digunakan sangat baik, mendalam, dan cukup
menyentuh emosi para viewer. Latar suasana yang digunakan pun sesuai dengan
pesan yang ingin disampaikan. Alurnya yang maju dan mundur membuat film
pendek ini semakin menarik.Kekurangan dari film pendek ini yaitu suara yang
digunakan kadang terlalu lirih sehingga tidak begitu jelas dan anti klimaks di akhir
cerita yang kurang maksimal, sehingga masih membuat penonton bertanya-tanya
pada satu bagian cerita.

Anda mungkin juga menyukai