A.2.2. Keteladanan
Metode pembiasaan tidak akan sempurna jika tidak diiringi dengan metode
keteladanan. Karena mahasiswa selain melakukan pembiasaan, juga perlu adanya
seorang figur yang dijadikan contoh untuk ditiru. Secara psikologis mahasiswa
senang meniru, tidak saja yang baik-baik yang jelek pun ditirunya, dan secara
psikologis pula manusia membutuhkan tokoh teladan dalam hidupnya, artinya Kita
sebagai dosen tidak hanya mengajar saja tetapi juga harus mampu menjadi teladan
(role mode) yang baik bagi mahasiswa. Bentuk keteladanan yang saya lakukan sebagai
seorang dosen sekaligus ketua Prodi Teknik Elektro berkaitan dengan proses
pembelajaran adalah dengan menerapkan 3S (senyum, salam, sapa) terhadap teman
sejawat dosen muda dan senior, seluruh civitas akademika maupun mahasiswa serta
melayani dengan hati dan lebihkan timbangan pada mahasiswa di kampus Universitas
Patria Artha, maksudnya memberikan pelayanan yang baik dan softskill pada mahasiswa
pada jam-jam kosong. Contoh kecil keteladanan yaitu pada keseharian saya
pembelajaran di kelas memulai dan mengakhiri proses pembelajaran dengan mengucap
salam, selain itu saat bertemu dengan civitas akademika, saya berusaha untuk
menyapa dan mengucap salam serta bersalaman. Salah satu bentuk keteladanan yang
lain yaitu: setiap berinteraksi dengan mahasiswa, saya berusaha untuk memilah-milih
kalimat yang tepat dan menghindari kalimat negatif, sehingga mahasiswa dapat
termotivasi melalui kalimat positif yang saya ucapkan. Saya bersikap jujur, terbuka
dan apa adanya. Sebagai contoh, apabila terdapat bahan diskusi yang saya belum
mampu untuk menjawabnya dengan baik, maka saya tidak segan untuk menunda menjawab
bahan diskusi tersebut, untuk kemudian saya jawab pada kesempatan berikutnya pada
saat saya sudah mengetahui jawaban yang terbaik. Semua contoh kecil yang saya
sebutkan sudah mulai dilupakan untuk sebagian orang akan tetapi saya mempunyai
prinsip memulai keteladanan dimanapun kita berada selalu dimulai dari halhal yang
sifatnya sederhana dan kecil seperti membiasakan mengucapkan kata: tolong, terima
kasih dan maaf, sesuai dengan konteks komunikasi yang sedang dilakukan karena dari
hal kecil seiring waktu berjalan, pelan-pelan tapi pasti akan menjadi lebih besar
tentunya sehingga tertanam sikap keteladanan dalam diri kita.
Keterbukaan terhadap kritik saya tunjukkan melalui respon baik terhadap kritikan.
Saya adalah pribadi yang tidak alergi dengan kritikan saran taupun masukan. Saat
mahasiswa, pimpinan, maupun rekan kerja menyampaikan kritikan kepada saya, saya
merespon dengan positif dan menjadikan sebuah motivasi untuk memperbaiki diri atau
evaluasi, contoh keterbukaan kritikan pendapat biasanya ditemui pada rapat-rapat
tingakatan program studi, rapat kepanitian kegiatan, rapat-rapat lembaga seperti
LPPM ataupun bersama mahasiswa di lembaga kemahasiswaan. Didalam kepanitian bila
saya menjadi ketua panitia palaksana ataupun koordinator kegiatan apabila dalam
rapat saya selalu minta saran dan masukan untuk berbagai macam keputusan yang telah
saya ambil ataupun kritikan, sehingga dengan cara seperti ini pelaksanaan kegiatan
akan maksimal hasilnya. Misalnya untuk hal-hal teknik yang tidak terduga sebelumnya
pada saat ditanya saya langsung arahkan seperti, pada saat evaluasi saya
mempertanyakan keputusan yang telah saaya ambil sebelumnya, apakah ada yang keliru
atau tidak. Begitu juga dengan evaluasi kinerja di tingkatan prodi, saya tidak
menutupi apabila ada saran dan masukan dari dosen atas apa yang sedang
didiskusikan. Saya beri contoh seperti yang pernah terjadi pada saat perkuliahan
mahasiswa mengkritisi ketika saya membawakan mata kulaih yang saya ajarkan, pada
saat itu ada satu kekeliruan dalam pembahasan saya dan mahasiswa mengkritisi hal
tersebut dengan cara mengingatkan kepada saya bahwa pembahasan saya ternyata
terlalu jauh dengan materi mata kuliah, dengan nada yang rendah saya meminta maaf
kepada mahasiswa dan mencoba klarifikasi hal tersebut serta cepat kembali membahas
hal yang sesuai dengan materi kuliah.
B. Pengembangan Keilmuan/Keahlian
B.1. Sebutkanpublikasi karya-karya ilmiah/seni yang telah Saudara hasilkan dan
tunjukkan buktinya dengan cara mengunggahnya.Bagaimana makna dan kegunaannya dalam
pengembangan keilmuan/keahlian.Jelaskan bila karya tersebut memiliki nilai
inovatif.
B.2. Berikan contoh nyata konsistensi dan target kerja yang Saudara tunjukkan dalam
pengembangan keilmuan/keahlian.
B.2.1. Konsistensi
Konsistensi merupakan sikap dan tindakan yang jelas arahnya dan menjadi dasar untuk
aktivitas selanjutnya. Sebagai seorang dosen yang ingin meningkatkan
profesionalisme, maka sikap dan tindakan saya harus konsisten dalam pengembangan
keilmuan. Latar belakang keilmuan saya adalah Teknik Elektro dan dalam proses
pengajaran saya mengajarkan mata kuliah Pengantar Elektro Teknik, Rangkaian Logika,
Instalasi Listrik 1, Instalasi Listrik 2, dan Metode Optimasi STL. Semua mata
kuliah tersebut di atas merupakan mata kuliah yang berada pada lingkup keilmuan
teknik elektro. Dalam proses pembelajaran biasanya pada setiap awal perkuliahan
saya memberikan pokok-pokok materi yang akan dibahas pada hari itu sehingga dalam
menjelaskan materi punya frame dan tidak melebar. selain itu untuk pengembangan
keilmuan saya biasa mengikuti seminar atau workshop serta pelatihan relevan dan
berada pada lingkup teknik elektro contohnya seperti Seminar Pemanfaatan Tenaga
Surya Sebagai Energi Listrik Sulawesi Selatan yang diselenggarakan oleh Dinas ESDM
Pemerintah Sulawesi Selatan, Industrial Workshop In The Power And Energy Space For
Young Professionals And Student yang diselenggarakan oleh IEEE Indonesia Section
yang bekerjasama dengan Departemen Teknik Elektro Universitas Hasanuddin serta
Seminar Trend And Challenges Of The Words Energy And Electricity, Toward The 35000
MW Electricity Projects In Indonesia oleh Departemen Teknik Elektro Universitas
Hasanuddin. Untuk penelitian dan pengabdian yang saya lakukan pun relevan dengan
bidang keilmuan teknik elektro. Dengan demikian seluruh kegiatan pembelajan,
penelitian dan pengabdian saya selalu memiliki korelasi dengan bidang ilmu yang
saya miliki.
D. Manajemen/Pengelolaan Institusi
D.1. Berikan contoh nyata kontribusi Saudara sebagai dosen, berupa pemikiran untuk
meningkatkan kualitas manajemen/pengelolaan institusi (universitas, fakultas,
jurusan, laboratorium, manajemen sistem informasi akademik, dll), implementasi
kegiatan, dan bagaimana dukungan institusi terhadap kegiatan tersebut.
D.1.1. Implementasi kegiatan dari usulan/pemikiran
Seorang dosen yang harus memiliki kontribusi pemikiran / usalan yang meningkatkan
kualitas manajemen / pengelolaan institusi, contoh nyata saya dalam hal ini adalah
salah satunya melalui rapat yang diadakan oleh tingkat Universitas yang dipimpim
oleh Rektor, dimana saya dapat memberikan saran pengembangan tentang prodi teknik
elektro yang mana saya sebagai ketua prodi mulai melakukan perubahan kurikulum.
Beberapa bulan lalu kami bersama para dosen di prodi elektro dan mengundang pakar
dari universitas hasanuddin serta stackholder sebagai pengguna alumni merancang
kurikulum sehingga mahasiswa lulusan teknik elektro UPA bisa langsung sinkron
dengan ilmu yang diperoleh pada masa kuliah dan industri atau instansi
negeri/swasta. Setelah merampungkan kurikulum saya mengadakan lokakarya kurikulum
dengan mengundang semua pihak yang terkait. Hal ini tidak berhenti sampai disini,
karena saya harus memasukan kurikulum baru ini ke dalam SIAKAD akademik UPA untuk
digunakan pada mahasiswa baru tahun akademik 2017/2018. Siakad Akademik UPA
sebenarnya baru berjalan 2 tahun yaitu mulai tahun 2015 dan masih banyak yang harus
dikembangkan, pada proses memasukkan kurikulum, yaitu mata kuliah baru dan lama
seharusnya tidak boleh disatukan dalam kurikulum baru dan lama sehingga saya dengan
inisiatif memberikan saran kepada IT kampus pengembangan SIAKAD dan berkoordinasi
dengan wakil rektor 1 bagian akademik. Selain itu saya juga memberikan saran kepada
rektor agar menambah metode promosi dalam hal mendatangkan animo mahasiswa baru
mulai pada tahun ini, contohnya dengan melakukan road show ke beberapa daerah yang
sama sekali UPA belum terjangkau seperti daerah timur Indonesia, sehingga pada
penerimaan mahasiswa baru ada beberapa mahasiswa papua yang ikut mendaftar dan
menjadi mahasiswa di UPA. Usulan / pemikiran lain yang saya berikan yaitu membuat
proposal pengadaan laboratorium baru untuk prodi teknik elektro yang berbasis
teknologi pada mata kuliah sistem tenaga listrik yang diusulkan ke Rektor UPA
melalui RAKT (Rencana Anggaran Kegiatan Tahunan) atau bisa juga melalui bantu Hibah
perguruan tinggi oleh Kemenristekdikti.
Kegiatan kemahasiswaan merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dapat memberikan
pengaruh yang cukup signifikan dalam peningkatan kualitas soft skill mahasiswa itu
sendiri. kewajiban seorang dosen selain kegiatan pokok pada tri dharma perguruan
tinggi, saya juga berperan aktif dalam hal peningkatan kualitas beberapa kegiatan
mahasiswa baik secara verbal mau pun non verbal (tindakan), sebagai contoh kegiatan
pertama yaitu kegiatan Penyambutan Mahasiswa Baru yang kepanitiaan pelasana
kegiatan adalah mahasiswa, saya disini berperan sebagai Steering Committee jadi
sebelum pembentukan panitia kami bersama dosen Steering Committee yang lain
melakukan rapat dan diskusi bagaimana aturan-aturan dalam penyambutan mahasiswa
baru. Jadi peran saya tidak lepas begitu saja untuk palaksanaan kegiatan ini. Saya
selalu memantau mulai dari proses awal pelaksanaan sampai terlibatnya mahasiswa
senior dengan mahasiswa baru, sehingga peran saya sebagai dosen bisa meminimalisir
gesekan atau tindakan yang kurang baik (kasar) terhadap mahasiswa baru. selama
keberlangsungan kegiatan di kelas maupun di lapangan saya selalu berikan motivasi
dan semangat kepada mahasiswa baru agar lebih berpikir cerdas, inovasi dan bisa
bermanfaat sehingga mahasiswa baru sudah punya pegangan, pemikiran untuk menjaga
diri dari hal-hal negatif. Kemudian untuk contoh kegiatan yang kedua adalah pada
saat mahasiswa mempunyai ide untuk melaksanakan kegiatan Try Out yang berdasarkan
atas kepedulian terhadap adik-adik siswa SMA/SMK untuk menghadapi Ujian Nasional,
sehingga pada rapat pembentukan kepanitiaan kegiatan Try Out saya ditunjuk menjadi
dosen pembina / koordinator pada kegiatan tersebut. Secara verbal saya selalu
melakukan diskusi memberikan saran dan masukan bagaimana proses pelaksanaann mulai
dari awal sampai selesai sehingga mahasiswa lebih terarah bagaimana langkah awal
untuk memulai. Dan secara non verbal (tindakan) saya berperan dalam memberikan
fasilitas pendukung, seperti: menyediakan kendaraan dinas, membantu menyediakan
mahasiswa peralatan dan bahan yang digunakan untuk kegiatan Try Out, menyediakan
kompensasi berupa transport dosen yang hadir di luar jam kerja. Institusi juga
menindaklanjuti kegiatan tersebut dengan mengajukan MoU dengan PT. Airlangga dalam
hal ini mereka sebagai pemasok soal-soal dan lembar jawaban simulasi Try Out untuk
kegiatan selain itu kegiatan bisa dikatan sebagai pengabdian masyarakat oleh
mahasiswa dan dosen.
E.2. Berikan contoh nyata interaksi yang Saudara tunjukkan dalam peningkatan
kualitas kegiatan mahasiswa dan manfaat kegiatan baik bagi mahasiswa institusi
Saudara,maupun pihak lain yang terlibat.
E.2.1. Interaksi dengan mahasiswa
Sebagai dosen kita harus mempunyai komunikasi dan interaksi yang baik dengan
mahasiswa. Dalam bernteraksi dengan mahasiswa di kelas melalui tatap muka, saya
berusaha untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran yang interaktif dan berpusat pada mahasiswa. Untuk menghidupkan
suasana kelas, saya melakukan memutarkan video motivasi disela-sela proses belajar.
Pada saat diskusi kelas melalui presentasi, saya memberikan keleluasaan pada
kelompok penyaji untuk menyampaikan materi dengan gaya mereka, dan menjawab
pertanyaan sesuai dengan penguasaan materi. selain itu bukan hanya pada porses
pembelajaran saja tapi pada mahasiswa yang sedang TA dan KP saya juga berinteraksi
dengan melakukan pembimbingan. Sebagai seorang dosen yang memiliki tugas tambahan
memimpin program studi, pembimbing akademik, KP dan TA, saya sering mengingatkan
dan share, bahwa kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan teknis dan
pengetahuan saja, melainkan kemampuan kita dalam mengelola diri, hubungan dengan
orang lain dan juga kemampuan dalam ketaatan pada sang pencipta Allah SWT dengan
kesungguhan serta berdoa yang tulus. Untuk kegiatan mahasiswa, saya memberikan
apresiasi pada mahasiswa melalui penguatan verbal maupun non verbal. Hal ini akan
mempermudah saya untuk menyampaikan himbauan dan arahan dalam berbagai kegiatan
kemahasiswaan. Komunikasi dan interaksi ini dapat saya lakukan dengan diskusi
secara langsung atau melalui sosial media seperti line, whatsapp dan lain-lain.
Dalam pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan contohnya interaksi yang saya lakukan
dengan mahasiswa adalah mendiskusikan konsep kegiatan dengan ketua panitia yang
melakukan kegiatan tersebut. Pada hari pelaksanaan kegiatan saya selalu di undang
untuk memberikan sambutan ataupun memberikan materi. Selain itu secara non-formal
interaksi yang saya lakukan adalah dengan berkomunikasi langsung dengan panitia
pelaksana dengan memberikan arahan atau saran. siDiluar kegiatan kemahasiswaan saya
juga sering main futsal atau badminton dengan mahasiswa, sehingga intereaksi saya
dengan mereka begitu intens karena setiap minggu kami adakan. Kedekatan emosional
dengan berapa mahasiswa yang terlibat aktif pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya
informal begitu dekat, karena saaya selalu mengajak mereka bercanda dan menempatkan
diri sebagai senior sehingga mereka pun merasa tidak canggung dengan dengan saya
dan ini merupakan cara yang efektif untuk berinteraksi dengan mahasiswa. Cara ini
harus saya pertahankan dan kembangkan kepada semua mahasiswa sehingga mahasiswa
bisa merasa nyaman berkomunikasi dengan saya. Akan tetapi sebagai dosen saya harus
tetap tegas untuk menjalankan aturan-aturan akademik yang berlaku di institusi
untuk pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dalam kegiatan kemahasiswaan. Dalam
posisi sebagai pemateri untuk kegiatan kemahasiswaan, saya berinteraksi dengan
peserta adalah dengan memberikan ruang kepada mereka untuk bertanya atau berdiskusi
mengenai materi yang saya bawakan. Terkadang saya menunjukan mahasiswa untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan saya selama meteri berlangsung. Kemudian interaksi
yang bisa terjadi ketika saya menjadi steering acara kegiatan mahasiswa adalah saya
mengadakan rapat divisi dan menyampaikan hal-hal yang harus dilakukan oleh
mahasiswa pada saat pra, hari H dan pasca kegiatan. Sebagai kordinator steering
saya mengarahkan dan mengawasi kegitan yang dilakukan didivisi saya, untuk
memastikan bahwa arahan yang saya lakukan dijalankan dengan baik.