Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dari Family Flaviviridae dengan genus
Flavivirus. Virus dengue mempunyai 4 sero tipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4. Penyakit demam berdarah merupakan salah satu jenis penyakit yang
disebabkan oleh Arbovirus (Arthropod borne virus) yaitu virus yang ditularkan oleh
serangga yaitu nyamuk.
Di Indonesia penyakit ini selalu meningkat pada setiap awal musim hujan dan
menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa wilayah. Pada tahun 2014, sampai
pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia
sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia.
Gejala awal DBD adalah demam tinggi mendadak yang berlangsung sepanjang
hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakkan bola mata, dan nyeri punggung. Kadang
disertai tanda-tanda pendarahan serta pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan
nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, shock, hingga kematian. Masa inkubasi
penyakit ini selama 3-14 hari, tetapi pada umumny 4-7 hari. Belum ada obat dan vaksin
untuk mencegah DBD. Pengobatan terhadap penderita hanya masih bersifat simtomatis
dan suportif.
Pada Awal 2015 terdapat 1.251 penderita demam berdarah. Dari jumlah itu, 25
penderita meninggal. Pada periode yang sama Januari 2014 hanya ada 975 kasus
demam berdarah. Sebaiknya pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan
lingkungan di dalam maupun luar rumah, antara lain memberantas sarang dan jentik-
jentik nyamuk.
Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dari Family Flaviviridae dengan genus
Flavivirus. Virus dengue mempunyai 4 sero tipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4. Penyakit demam berdarah merupakan salah satu jenis penyakit yang
disebabkan oleh Arbovirus (Arthropod borne virus) yaitu virus yang ditularkan oleh
serangga yaitu nyamuk. Vektor utama penyakit DBD di Indonesia adalah nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus. Tempat yang disukai sebagai tempat perkembangbiakan
nyamuk Aedes aegypti adalah genangan air yang terdapat dalam wadah (kontainer)
tempat penampungan air misalnya drum, bak mandi, kaleng bekas dan sebagainya.
Selain itu nyamuk Aedes aegypti tempat penampungan air alamiah misalnya lubang
pohon, daun pisang, pelepah daun keladi, lubang batu, ataupun bukan tempat
penampungan air misalnya vas bunga, ban bekas, botol bekas, tempat minum burung
dan sebagainya. Aedes aegypti lebih menyukai hidup di dalam rumah (indoor)
sedangkan nyamuk Aedes albopictus lebih senang hidup di luar rumah (outdoor)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah
Kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah
menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa wilayah. Pada tahun 2014, sampai
sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Di daerah Jawa Timur
terdapat 11 Kabupaten yang berstatus kasus luar biasa (KLB) yaitu Kabupaten
Kemungkinan wabah akan meluas kekabupaten/kota lain. Awal tahun 2015 terdapat
1.251 penderita demam berdarah. Dari jumlah itu, 25 penderita meninggal. Pada periode
yang sama Januari 2014 hanya ada 975 kasus demam berdarah. Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Jatim, kondisi serupa selalu terjadi pada musim hujan, terutama pada Januari.
Pada 2014, misalnya, dari total 14.936 kasus yang terjadi selama setahun, 3.264 kasus
terjadi pada Januari. Kasus terbesar terjadi pada Januari 2010, yaitu 5.599 kasus dari
total 26.059 kasus sepanjang tahun itu. Jumlah kematian penderita demam berdarah pun
meningkat pada musim hujan sekitar Januari hingga Mei. Pada 2014, jumlah penderita
mengkhawatirkan karena masuk fase kejadian luar biasa (KLB). Bukan hanya pasien
bertambah, permintaan darah ke Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD
PMI) Jember pun meningkat tajam. Terutama, trombosit darah yang harus selalu
tersedia dalam kondisi segar. Berdasarkan data yang di dapat untuk wilayah Tempurejo
Jember terdapat 19 orang penderita DBD di bulan Januari 2015 itu meningkat dari tahun
larva nyamuk Aedes aegypti dengan program 3 M (menguras, menutup dan mengubur)
(Respati dan Keman, 2007). Selain itu bisa dilakukan juga kegiatan PSN
memutus siklus hidup nyamuk pada tingkat larva dengan beberapa cara yaitu abatisasi
dan memelihara ikan pemakan larva nyamuk. Selain itu bisa menggunakan alat untuk
memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, tidak menggantung pakaian di dalam
asuhan keperawatan pada saat klien sakit DBD, selain itu juga perlu diperhatikan
kebersihan lingkungan dan pola kebiasaan hidup. Asuhan keperawatan dilakukan secara
sistematis untuk mendapatkan data dasar yang jelas dan akurat. Hal ini diperlukan untuk
menyelesaikan masalah klien dalam proses penyembuhan klien dengan penykit DBD.
Setelah dilakukan pengkajian maka akan diketahui diagnose yang kemudian akan
tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien (Kustini & Betty,
2008).
1.2 Tujuan
A. Tujuan umum
Jember
B. Tujuan khusus
1.3 Metodologi
mengumpulkan data secara langsung pada klien dan disertai dengan mengumpulkan
1.4 Manfaat
DBD.
METODE PENELITIAN
Pengkajian
Ruang : Perawatan
No.register : 0221
1. Identitas Klien
Suku/bangsa : Madura/Indonesia
Status : Menikah
2. Keluhan Utama
Pusing, panas.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 11 Mei 2015 pasien mengatakan pusing, pasien tidak mau makan
sejak 1 minggu yang lalu, mual/muntah sejak tadi malam 8x, lemas sejak
kemarin siang.
Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit sepeti klien DHF tetapi tetangga
klien ada, tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun (diabetes, dan
Keterangan:
: Laki-laki : klien
: Meninggal : Hubungan
Lingkungan tempat tinggal Ny. N bersih, tetapi jarang menguras bak mandi (1x
seminggu).
terdekat / puskesmas.
c. Pola Eliminasi
1) BAB
2) BAK
d. Pola Aktifitas
tidak keras.
keluarganya.
Pola konsep diri: identitas diri: klien dapat mengenali dirinya sendiri, ingin
Klien terlahir dari keluarga muslim dan mendapat nilai-nilai islam dalam
kesehariannya.
8. Status Mental
Klien mengatakan ingin segera sembuh dan ingin segera pulang kerumah.
9. Pemeriksaan Fisik
BB saat ini : 53 kg
Bb ideal : 54 kg
Perkembagan BB : -
Tanda-tanda vital :
TD : 90/50 mmHg
N : 82 x/menit
S : 38C
RR : 24 x/ menit
b. Kepala
Kepala:
Mata: mata simetris, konjungtiva anemis (-), sclera icterus (-), penglihatan
normal.
Hidung: hidung bersih, tidak ada epitaksis, polip (-), radang (-)
pendengaran
c. Leher
d. Thorak
Pemeriksaan fisik
pemeriksaan
Paru Jantung
fisik
gerakan dinding dada
Inspeksi Retraksi
simetris
Palpasi Fremitus fremitus
Perkusi Sonor Sonor
Jantung s1 s2 tunggal
Auskultasi Ronchi, Wheezing
regular
e. Abdomen
P: tympani
f. Tulang Belakang
g. Ekstremitas (Atas/Bawah)
Atas: Terpasang infus di tangan kiri RL 20 tpm selang seling d5, asering.
i. Pemerikasaan Neurologis
a. Laboratorium:
Tanggal 11-Mei-2015
DL (Automatic)
Tgl 12-Mei-2015
Hematologi
Hematologi lengkap-Automatic
Hemoglobin 13,7
Lekosit 4.200 /l
Hit. Jenis
Lym 28.6
Mid 21.7
Gran 49.8
LED 16/33
Trombosit 103.000 /l
Hematokrit 40.3
Eritrosit 4.8
MCV 82.5
MCH 28.0
MCHC 33.9
b. Radiologi
-
11. TERAPI
1. Oral
2. Parenteral
3. Lain-lain
-
Jember, 11 Mei 2015
Mahasiswa,
Hafida Wardati
NIM: 1101021009
Diagnosa Keperawatan
Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit kemungkinan akibat output yang
berlebih, yang di tandai dengan DS : klien mengatakan mual dan muntah sejak
tadi malam 8x. DO : klien lemas k/u lemah wajah pucat bibir pecah-pecah
penurunan intake peroral, yang ditandai dengan penurunan berat badan dari
Hipertermi yang berhubungan dengan infeksi virus dengue ditandai dengan 38oC.
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Tanggal
Tindakan pelaksanaan perawatan
keperawatan jam
DxI 11 Mei Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga klien
2015 r/ klien kooperatif
Mengobservasi TTV
r/ TD 90/50 mmHg S 38oC
N 82/mnt RR 24/mnt
Mengobservasi keadaan muntah
r/ Klin kooperatif
Mengusulkan makan sedikit demi sedikit
r/ klien menuruti perintah perawat
Mengkolaborasikan dengan tim dokter untuk
pemberian terapi cairan
r/ 20tpm
DxII 11 Mei Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya
2015 r/ Klien dan keluarga komperatif
15.00 Mengobservasi tanda-tanda vital
r/ TD 90/50 mmHg S 38oC
N 82/mnt RR 24/mnt
Memantau makanan pasien
r/ Habis porsi
Mengkaji dan mencatat adanya mual dan perubahan
pola makan
r/ Mual pola makan sedikit porsi
Mengkolaborasikan dengan tim medis dalam
pemberian obat anti mual
r/ Inj
Evaluasi keperawatan
Diagnosa
Tanggal jam Catatan perkembangan
keperawatan
11 Mei 2015 S : klien mengatakan masih mual, panas dan
15.00 nafsu makan masih menurun
O : k/u lemah
Muntah 2x 50cc
nafsu makan menurun
- Makan sebelum sakit 3x sehari 1-2sendok
- Makan saat MRS 3x sehari porsi habis
TTV TD : 90/50 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 38oC
RR : 24x/menit
TB : 155 cm
BB sebelum sakit : 53kg
BB saat ini : 52kg
BB ideal : 54kg
Trombosit : 63.000 juta/L
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
12 Mei 2015 S : klien mengatakan nafsu makan masih
20.00 menurun dan sudah tidak panas lagi
O : klien tidak muntah
Nafsu makan tetap turun
- Makan sebelum sakit 3x sehari porsi
- Makan saat MRS 3x sehari porsi habis
TTV TD : 100/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,8oC
RR : 22x/menit
BB sebelum sakit : 53kg
BB saat ini : 52kg
BB ideal : 54kg
Trombosit : 103.000 juta/L
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Bab ini akan membahas mengenai kasus yang telai di uraikan apa bab sebelumnya
yaitu Asuhan keperawatan pada Ny. N dengan Dengue Hemorargik Fever (DHF) di
Ruang Keperawatan Puskesmas Tempurejo Jember. Disini penulis akan membahas dan
menguraikan kesenjangan antara tinjauan teori dengan kasus dalam pelaksanaan secara
nyata pada asuhan keperawatan yang telah diberikan sesuai dengan tahap proses
keperawatan.
Pengkajian
Pada tahap pengkajian dilakukan pada tanggal 11 Mei 2015 penulis tidak
mendapatkan hambatan yang berarti dikarenakan klien cukup kooperatif dalam
komunikasi dengan perawat sehingga data-data yang diperoleh penulis akurat, penulis
berusaha mengkaji secara komprehensif sesuai dengan teori.
Pada tinjauan teori tanda dan gejala yaitu demam 2-7 hari, nyeri otot, atau sendi,
diare, mual dan muntah, sakit kepala, adanya perdarahan. Pada saat pengkajian penulis
hanya mendapatkan tanda dan gejala demam (suhu 38oC), pusing, mual dan badan
lemas. Ada beberapa tanda dan gejala yang ada dalam teori tidak ditemukan pada kasus.
Faktor yang mendukung dalam melakukan pengkajian adalah keluarga klien sangat
kooperatif dan perawat ruangan sangat membantu. Sedangkan faktor penghambat
karena keterbatasan waktu. Salah satu solusi yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan
tersebut adalah berusaha membuat kontak sesering mungkin.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa ini ditegakkan melihat dari masalah yang dirasakan pada Ny. N saat dikaji,
diperkuat dengan catatan obat yang diberikan dokter kepada Ny. N. diagnosa yang
terdapat dalam teori ada 8 yaitu :
1. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan output yang berlebih
2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit/viremia
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual, muntah, anoreksia.
4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
Perencanaan keperawatan
Setelah diagnose keperawatan dapat ditegakkan, maka perlu penetapan rencana
keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut. Kegiatan perencanaan ini
meliputi : memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan, kriteria hasil, serta tindakan.
Dalam perencanaan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus dalam
memprioritaskan masalah, merumuskan masalah, merumuskan tujuan, kriteria hasil,
serta tindakan. Penulis berusaha memprioritaskan masalah berdasarkan kebutuhan yaitu
mulai dari kebutuhan dasar. Perumusan tujuan pada asuhan keperawatan berdasarkan
pada BHSP, observasi TTV memberi kompres sampai penjelasan dan saran agar klien
mengerti tentang penyakitnya.
Pelaksanaan keperawatan
Evaluasi keperawatan
Pada tahap evaluasi merupakan tahap akhir dan alat ukur untuk memulai
keberhasilan pemberian asuhan keperawatan, apakah tujuan keperawatan berhasil.
Evaluasi dilakukan sesuai dengan konsep.
Pada evaluasi di dapatkan respon klien terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan
tanggal 11 Mei 2015 dari diagnosa utama yaitu Hipertermi berhubungan dengan proses
penyakit/viremia sudah teratasi dimana suhu klien menjadi 36,5oC.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Pada pengkajian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Namun tidak
semua tanda-tanda dari penyakit demam DHF yang ditemukan, hal ini karena klien
sudah dirawat 3 hari di puskesmas.
2. Pada diagnosa keperawatan secara teori ditemukan 11 diagnosa sementara dalam
pengkajian ditemukan 3 diagnosa yaitu demam, mual dan lemas.
3. Pada teori dan kasus intervensi keperawatan disesuaikan dengan prioritas masalah
tetapi dalam teori tidak ada batasan waktu untuk mencapai tujuan atau evaluasi,
sedangkan pada kasus perencanaan keperawatan ada batasan waktu
4. Pada pelaksanaan keperawatan, hampir semua rencana yang telah disusun dilakukan
dan telah disesuaikan dengan prioritas masalah
5. Pada evaluasi dari 3 diagnosa keperawatan yang ditemukan, pada diagnosa hari
pertama masalah belum teratasi. Pada diagnosa hari kedua panas sudah menurun
masalah teratasi sebagian. Pada diagnosa ketiga masalah teratasi nafsu makan
meningkat dan tidak mual lagi, pasien pulang.
SARAN
Pada laporan kasus asuhan keperawatan pada Ny. N dengan DHF di Ruang Perawatan
Puskesmas tempurejo Jember. Penulis memberikan saran sebagai bahan pertimbangan
dan peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
Istitusi
Mendukung program pemerintah khususnya dalam bidang kesehatan agar terjadi
pemerataan dalam pelayanan kesehatan diseluruh masyarakat, terkhusus kepada
masyarakat yang kurang mampu, serta meningkatkan promosi dalam bidang
kesehatan.
Puskesmas
Hendaknya meningkatkan pelayanan kepada setiap pasien yang datang berobat
dengan tidak membedakan status soisial, serta mengutamakan keselamatan pasien
dalam memberikan pelayanan
Penulis selanjutnya
Untuk penulis lebih banyak lagi membekali diri dengan ilmu supaya lebih terampil
dan profesional dalam memberikan asuhan keperawatan.
Pasien dan keluarga
Hendaknya menjaga kesehatan agar terbebas dari penyakit, biasakan gaya hidup
sehat dan pola makan teratur, dengan begitu bisa untuk memperkecil resiko terkena
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES. 2015. Demam berdarah biasanya meningkat di bulan Januari 2015
Doenges, EM. (2009), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta, EGC.
Faiz & Moffat, 2008. Anatomy at a glace. Jakarta : Penerbit Erlangga.
https://books.google.com/books?id=XMaMAgAAQBAJ&pg=PA167&lpg=PA167&dq
=guyton+1992+DHF&source=bl&ots=nT4NmCaHHr&sig=Jq3IMo8wlZvyLTazcZ
KrSuiW--k&hl=en&sa=X&ei=ixWaVaD-
D8PTU9v5lcgP&ved=0CFIQ6AEwBw#v=onepage&q&f=false
http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0027322
http://www.academia.edu/7530268/PATOGENESIS_INFEKSI_VIRUS_DENGUE_PA
THOGENESIS_OF_DENGUE_VIRUS_INFECTION
http://www.isrn.qut.edu.au/publications/internationaljournal/documents/Final_Dunbar_I
JCIS.pdf
Juall Lynda, 2009. Nursing diagnosis : application to clinical practice edisi 9. Jakarta :
EGC
Kompas, (2010). Januari - April, 10.471 kasus DBD. Kompas.com. 6 Februari 2010
Kustini & Betty. (2008). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Penyakit Demam
Berdarah Dengue terhadap Perilaku aktif Pencegahan penyakit Demam Berdarah
Dengue. Surakarta. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan Vol. 1 no. 1, 37, 36-42.
Murwani, Arita (2008). Perawatan Pasien Penyakit Dalam, Jogjakarta: Mitra Cendekia
Press
Nadesul, Handrawan (2007). Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah, Jakarta : PT
Kompas Media Nusantara.
Ngastiyah, (2007). Perawatan anak sakit. Jakarta: EGC
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian dan kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Untuk Perawat Dan Bidan,
Jakarta : Salemba Medika
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2007). Basic nursing essentials for practice. (6th ed). St
Loui: Mosby Elsevier.
Respati, Yunita Ken dan Keman S, 2007. Perilaku 3M, Abatisasi dan Keberadaan Jentik
Aedes Hubungannya dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue. Jurnal
Kesehatan Lingkungan, Volume 108 L.3, NO.2, JANUARI 2007 : 107 118.
Rohmah Nikmatur & Saiful Walid,(2006). Proses keperawatan teori dan aplikasi,
Nursing Diagnoses : Definitions & classification 2005-2006.
Rohmah Nikmatur, Walid. 2012. Proses Keperawatan : Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Santoso & Budiyanto, A. 2008. Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku (psp)
Masyarakat Terhadap Vektor DBD. Jurnal Ekologi Kesehatan, 7 (2), hal.732-739.
Soegijanto, Soegeng. 2010. Patogenesa Infeksi Virus Dengue Recent Update. Applied
Management of Dengue Viral Infection in Children. 6 November 2010. halaman
11-45.
WHO. 2009. Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control (New
Edition). France: WHO.
Yamanaka A, Mulyatno K C, Susilowati H, Hendrianto E, Amor P, Ginting, Sary DD,
Rantam FA, Soegijanto S, Konishi E (2011). Displacement of the Predominant
Dengue Virus from Type 2 to Type 1 with a Subsequent Genotype Shift from IV to I
in Surabaya, Indonesia. pp. 20082010.