Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
perkenal kan Nama saya Syaiful Hardyansyah atau biasa dipanggil oleh rekan2 serta sahabat HR
seluruh Indonesai dengan sebutan KangSyai,
Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara keturunan Jawa Timur(Ibu) dan Jawa Tengah(Ayah)
dan diberikan kesempatan lahir di Jakarta 20 March 1978, Di tengah kehidupan metropolis saya
sudah memulai mengecap dunia kerja pada Tahun 1994 diPerusahaan Pelabuhan Indonesia
Pelindo.2 sebagai Worker (O.B) untuk bersekolah, diTanjung Priuk, Alhamdulilah setelah
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) Boedi Utomo Jakarta,
- Pada tahun 1997, Setelah kelulusan saya mendapat kesempatan diterima disalah satu
Perusahaan Group Astra Internasional Daihatsu dan Nissan di Sunter Jakarta Utara sebagai
General Affair Staff untuk bagian I,T dan General services, sempat Mengambil S1 Hukum di
Unkris hanya smpai semesester-3 (tdk selesai)
Karir yang tidak mudah untuk bekerja tetapi tetap mengucap syukur dan terus berupaya menjadi
terbaik sampai dimanapun berada, berikut Biograpy sy pribadi jd cerite deh ahcc,,,,
- Tahun 2000 saya di berikan kesempatan oleh perusahaan untuk mengikuti Seleksi
Improvement pada Line Welding and Assembling dan diberikan kesempatan kembali
mengikuti Program pemagangan JICA (Japan international competition Automotive)sebagai
Staff Payroll dan Building safety selama 3tahun di Hamatetsu Japan.
- Pada tahun 2003 saya kembali ke Tanah air dan melanjutkan Karir di PT Kawai Piano Japan
co,ltd(diKarawang) sebagai HR Officer dan inteprt Japan Nihongo Kiso-N3, dalam bekerja
saya sambil berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi UNSIKA- dengan Jurusan Sistem
Informasi Managemen
- Pada Tahun 2005 di berikan kesempatan di salah satu Perusahaan Joint venture Taiwan -
Korea Samwoo Nike Coporation sebagai HR and IR Supervisor
- Pada tahun 2007 Pernah bekerja di salah satu perusahaan Farmasi terbesar Dexa Medica
sebagai HR GA Asst, Mgr dan melanjutkan S.2 Hukum Bisnis perusahaan dan Perburuhan
tetapi hanya sampai semester 4 dikarenakan kesibukan dan tuntutan pekerjaan Tidak dapat
melanjutkan.
- Tahun 2009 Pernah bekerja di PT. Indosoftware services (Auotomotive) sebagai GA Asst.
Mgr
- Tahun 2010 Pernah bekerja di PT Timas Suplindo sebagai Dept Head HR GA untuk Site
Project Cevron / Caltex di Pekanbaru Riau
- Tahun 2013 Pernah Bekerja di PT Tokai Rika Indonesia sebagai HR and IR Mgr
- Tahun 2014 Pernah bekerja di perusahaan PT Posco Engineering sebagai HR Mgr
- Tahun 2015 mendirikan INDO HR Profesional bersama rekan rekan organisasi MSDM dan
HR seluruh Indonesia dan kembali di berikan kesempatan bekerja di salah satu perusahaan
Japan PT. Sanko-Goshai Indonesia (Automotive) sebagai HR GA Mgr
- Tahun 2016 s/d sekarang bekerja Di PT Mega Duta Konstruksi sebagai Senior HR Mgr
(G.M) dan 2017 sedang melanjutkan Kuliah S2 Hukum Bisnis Perusahaan di Unkris Jakarta
Demikian Profile saya untuk waktu dan tempatnya saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.
Jenis - Jenis Perjanjian Kerja ~Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja /
buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak,
dan kewajiban para pihak. Dalam ketentuan Pasal 1 (14) Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan :
"Perjanjian kerja pada dasarnya harus memuat pula ketentuan-ketentuan yang berkenaan
dengan hubungan kerja itu, yaitu hak dan kewajiban pekerja/buruh dan hak dan kewajiban
pengusaha". Ketentuan-ketentuan ini dapat pula ditetapkan dalam peraturan
perusahaan yaitu peraturan yang secara sepihak ditetapkan dalam peratuan
perusahaan. Dapat pula ditetapkan dalam suatu perjanjian, hasil musyawarah
antara serikat pekerja (serikat pekerja seluruh Indonesia misalnya) dengan pihak
pengusaha, perjanjian ini disebut Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
Secara hukum dikenal 2 (dua) macam Perjanjian Kerja (PK) ataupun Pekerja yaitu :
PKWT adalah Perjanjian Kerja antara Buruh dengan pengusaha yang ditentukan
berdasarkan pada jangka wqaktu tertentu. Menurut Pasal 56 ayat 2 (UU No.13
Tahun 2003, Pembuatan PKWT berdarkan atas :
Prinsip hukum dari PKWT yang mendasarkan pada jangka waktu tertentu , dapat
diadakan untuk paling lama dua tahun dan diperpanjang satu kali paling lama satu
tahun.
Pekerja Kontrak diartikan secara hukum adalah Pekerja dengan status bukan Pekerja
tetap atau dengan kalimat lain Pekerja yang bekerja hanya untuk waktu tertentu
berdasar kesepakatan antara Pekerja dengan Perusahaan pemberi kerja. Dalam
istilah hukum Pekerja kontrak sering disebut Pekerja PKWT, maksudnya Pekerja
dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
Pengusaha tidak boleh mengubah status Pekerja Tetap menjadi Pekerja Kontrak.
Apabila itu dilakukan akan melanggar hukum. Secara aturan hukum tidak
mengatur eksplisit mengenai hal ini, namun justifikasi yang dapat disampaikan
adalah bahwa status pekerja dari pekerja tetap menjadi pekerja kontrak adalah sama
saja dengan penurunan status. Penurunan status pekerja dari tetap menjadi kontrak
Kav. H. Darmansyah, Jl. Pringgondani
No. 12A Kelurahan Margahayu Kecamatan
Bekasi Timur- Bekasi Jawa Barat
Kota Bekasi 17113 Jawa Barat
adalah masuk kategori Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) sepihak dari perusahaan dan dalam satu waktu yang sama pengusaha
mengangkat kembali pekerja (tetap) tersebut menjadi pekerja kontrak.
Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak tertentu.
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
didasarkan atas:
Salah satu hal yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh Pekerja Kontrak
adalah Pekerja Kontrak harus memiliki/mendapatkan Surat Perjanjian Kerja yang
ditandatangani oleh Pengusaha dan Pekerja yang bersangkutan.
1. Pekerjaan;
2. Upah; dan
3. Perintah.
Dengan demikian agar dapat disebut perjanjian kerja harus dipenuhi tiga unsur,
yaitu sebagai berikut :
Oleh karena itu kalau kedudukan kedua belah pihak tidak sama atau ada
subordinasi, disitu ada perjanjaian kerja. Sebaliknya jika kedudukan kedua belah
pihak sama atau ada koordinasi , disitu tidak ada perjanjian kerja, melainkan
perjanjian yang lain .
c. Adanya upah.
Ketentuan Umum PKWT Menurut Kepmenaker No. 100 Tahun 2004 Tentang
Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Perusahaan adalah :
1. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta
maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan
membayar upah atau imbalan dalam entuk lain;
Kav. H. Darmansyah, Jl. Pringgondani
No. 12A Kelurahan Margahayu Kecamatan
Bekasi Timur- Bekasi Jawa Barat
Kota Bekasi 17113 Jawa Barat
2. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang
mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar
upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
Syarat kerja yang diperjanjikan dalam PKWT, tidak boleh lebih rendah daripada
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menteri dapat
menetapkan ketentuan PKWT khusus untuk sektor usaha dan atau pekerjaan
tertentu.
Perjanjian kerta waktu tertentu selanjutnya disebut PKWT diatur secara khusus
dalam Pasal 56 s/d 63 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
ketenagakerjaan dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor : KEP.100/MEN/VI/2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), dalam praktek sebagai panduan teknis
adalah Keputusan Menteri terebut diatas.
1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan
tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam
waktu tertentu, yaitu :
2) Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang
besifat tetap.
Penjelasan Pasal 59 ayat (2) :
Yang dimaksud dengan pekerjaan yang bersifat tetap dalam ayat ini adalah
pekerjaan yang sifatnya terus menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi waktu
dan merupakan bagian dari suatu proses produksi dalam satu perusahaan atau
pekerjaan yang bukan musiman.
Sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Tranmigrasi Republik Indonesia : Kep.
100/Men/VI/2004 Ketentuan PKWT khusus untuk sector usaha dan atau pekerjaan
tertentu, yaitu :
PKWT Untuk Pekerjaan Yang Sekali Selesai Atau Sementara Sifatnya Yang
Penyelesaiannya Paling Lama 3 (tiga) Tahun :
PKWT untuk pekerjaan yang sekali selesai atau sementara sifatnya adalah
PKWT yang didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu. Dibuat untuk
paling lama 3 (tiga) tahun.
Dalam hal pekerjaan tertentu yang diperjanjikan dalam PKWT sebagaimana
dimaksud dapat diselesaikan lebih cepat dari yang diperjanjikan maka PKWT
tersebut putus demi hukum pada saaat selesainya pekerjaan.
Dalam PKWT yang didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu harus
dicantumkan batasan suatu pekerjaan dinyatakan selesai.
Dalam hal PKWT dibuat berdasarkan selesainya pekerjaan tertentu namun
karena kondisi tertentu pekerjaan tersebut belum dapat diselesaikan, dapat
dilakukan pembaharuan PKWT.
Pembaharuan sebagaimana dimaksud dilakukan setelah melebihi masa
tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya perjanjian kerja.
Selama tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud tidak ada
hubungan kerja antara pekerja/buruh dan pengusaha.
Para pihak dapat mengatur lain dari ketentuan dalam ayat (5) dan ayat (6)
yang dituangkan dalam perjanjian.
1. PKWT untuk pekerjaan yang sekali selesai atau sementara sifatnya adalah
PKWT yang didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu.
2. PKWT sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat untuk paling lama 3
(tiga) tahun.
3. Dalam hal pekerjaan tertentu yang diperjanjikan dalam PKWT sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dapat diselesaikan lebih cepat dari yang
Kav. H. Darmansyah, Jl. Pringgondani
No. 12A Kelurahan Margahayu Kecamatan
Bekasi Timur- Bekasi Jawa Barat
Kota Bekasi 17113 Jawa Barat
diperjanjikan maka PKWT tersebut putus
demi hukum pada saaat selesainya pekerjaan.
JIka Buruh bekerja pada hari minggu atau hari hari besar yang ditetapkan
Pemerintah, maka itu dikategorikan sebagai Lembur dengan perhitungan Upah
Lembur. Cara Perhitungan Upah lembur adalah kini diatur dalam Keputusan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
KEP.102/MEN/VI/2004 dengan Ketentuan sebagai berikut :
1. Pada hari Kerja Biasa. Untuk satu Jam pertama dibayar 1 ,5 upah sejam dan
untuk tiap-tiap jam berikutnya dibayar 2 x upah sejam.
2. Pada Hri Istrahat, mingu dan libur resmi. Untuk batas 7 jam kerja pada hari
minggu atau (senin-Jumat) dan 5 Jam kerja pada hari kerja pendek (sabtu)
dibayar 2 x upah sejam dan untuk satu jam berikutnya dibayar 3 x upah
sejam sedangkan untuk tiap-tiap jam beikutnya dibayar 4 x upah sejam.
Pencatatan PKWT :
Pembatasan waktu maksimal bagi masa kerja bagi Pekerja Kontrak berdasarkan UU
No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 59 ayat (4) yang menyatakan
: "Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat
diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk
jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun". Dan Pasal 59 ayat (6) yang menyatakan
: "Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan setelah melebihi masa
tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang lama,
pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1 (satu) kali dan paling
lama 2 (dua) tahun".
Jadi, Pekerja Kontrak dapat dikontrak maksimal selama 2 (dua) tahun dan dapat
diperpanjang 1 (satu) kali untuk selama maksimal 1 (satu) tahun.
Namun apabila Pengusaha merasa cocok dengan kinerja Pekerja Kontrak, dapat
dilakukan pembaruan PKWT dengan ketentuan hanya boleh dilakukan sekali untuk
waktu maksimal 2 (dua) tahun.
Akibat hukum bagi Pengusaha yang mempekerjakan Pekerja Kontrak namun tidak
seperti aturan diatas Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
Pasal 59 ayat (7) yang menyatakan : "Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (4), ayat (5), dan
ayat (6) maka demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu".
Berdasar aturan hukum tersebut misalnya jika ada Pekerja yang dikontrak 5 (lima)
tahun maka Pekerja tersebut secara hukum, setelah 3 (tiga) tahun waktu ia bekerja
menjadi Pekerja tetap.
Masa Percobaan tidak dapat di terapkan pada Pekerja Kontrak/PKWT. Hal ini
berdasar Pasal 58 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, yang
menyatakan :
1. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat mensyaratkan adanya masa
percobaan kerja.
2. Dalam hal disyaratkan masa percobaan kerja dalam perjanjian kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), masa percobaan kerja yang
disyaratkan batal demi hukum.
Jadi, Pekerja Kontrak yang diminta oleh Perusahaan untuk menjalani Masa
Percobaan secara hukum tidak benar.
Kav. H. Darmansyah, Jl. Pringgondani
No. 12A Kelurahan Margahayu Kecamatan
Bekasi Timur- Bekasi Jawa Barat
Kota Bekasi 17113 Jawa Barat
PKWT yang sudah ditandantangani tidak dapat diputuskan secara sepihak oleh
pengusaha. Jika salah satu pihak melakukan pemutusan PKWT secara sepihak maka
sesuai dengan Pasal 62 UU No. 13 Tahun 2003 menetapkan bahwa Apabila Salah
satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan
dalam PKWT, atau akhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 61 ayat (1), pihak yang mengakhiri hubungan keja wajib membayar ganti-rugi
kepada pihak lainnya sebesar upah buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu
perjanjian kerja".
Semetara itu, Pasal 61 Ayat (1) UU No. 13 /2003 mengatur Perjanjian Kerja Berakhir
apabila :
Dari uraian diatas sangat jelas, bahwa PKWT tidak dapat diadakan untuk pekerjaan
yang bersifat menetap yaitu pekerjaan yang sifatnya terus-menerus, tidak terputus-
putus, tidak dibatasi waktu dan merupakan bagian dari suatu proses produksi
dalam satu perusahaan atau pekerjaan yang bukan musiman. Apabila pekerjaan itu
tidak terus-menerus, terputus-putus, dibatasi waktu dan bukan merupakan bagian
dari suatu proses produksi, tergantung cuaca atau pekerjaan tersebut merupaka
pekerjaan musiman \yang tidak termasuk pekerjaan tetap. Sehingga dapat dijadikan
objek perjanjian kerja waktu tertentu.
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu yang selanjutnya disebut PKWTT adalah
perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan
hubungan kerja yang bersifat tetap.
1. PKWT yang tidak dibuat dalam bahasa Indonesia dan huruf latin berubah
menjadi PKWTT sejak adanya hubungan kerja.
Dalam hal pembaharuan PKWT tidak melalui masa tenggang waktu 30 (tiga
puluh) hari setelah berakhirnya perpanjangan PKWT dan tidak diperjanjikan
lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, maka PKWT berubah menjadi
PKWTT sejak tidak terpenuhinya syarat PKWT tersebut.
Dalam hal pengusaha mengakhiri hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
dengan hubungan kerja PKWT sebagaimana dimaksud di atas, maka hak-hak
pekerja/buruh dan prosedur penyelesaian dilakukan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan bagi PKWTT.
PKWTT hanya mempunyai masa kerja Tidak Boleh lebih 3 Bulan
PKWTT tidak dapat diperbaharui atau diperpanjang
Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara
terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara di bawah
bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang lebih
berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam
rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu ( kententuan Pasal 1 ayat (11)
UU NO 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan junto Pasal 1ayat (1) Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
No:PER.22/MEN/IX/2009 Tentang Penyelenggaraan Pemagangan Di Dalam
Negeri.
Salah satu ciri utama pemagangan adalah bahwa para peserta terlibat langsung
dalam proses produksi (barang atau jasa), sehingga dalam penyelenggaraan
pemagangan mutlak adanya perusahaan. Pemagangan dilaksankan berdasarkan
perjanjian pemagangan bukan Perjanjian Kerja, dan tidak sesuai dengan Jam kerja
seprti krywan perusahaan.
Dalam hal ini penyelanggara Pemagangan harus mempunyai Sarana dan prasarana
sebagaimana dimaksud dalam persayaratan Pasal 5 Permen no 36 tahun 2016 yaitu
harus memiliki:
a. ruang teori;
b. ruang simulasi/praktik;
c. kelengkapan alat keselamatan dan kesehatan kerja; dan
d. buku kegiatan (logbook) bagi peserta pemagangan
Produk akhir dari pemagangan dalam rangka pelatihan kerja adalah sertifikasi
kompetensi kerja. Hal ini diakui dalam Pasal 23 UU Ketenagakerjaan: Tenaga kerja
yang telah mengikuti program pemagangan berhak atas pengakuan kualifikasi
kompetensi kerja dari perusahaan atau lembaga sertifikasi.
Sedangkan, produk dari pemagangan dalam rangka persyaratan akademis atau
pemenuhan kurikulum/persyaratan suatu profesi tertentu, adalah sertifikat magang
untuk persyaratan minimal (minimum requirement) suatu jabatan atau profesi.
Realitas kondisi kerja dengan hak-hak legalnya yang umumnya belum terpenuhi,
jika selama ini kita lebih terfokus pada pekerja tetap/PKWTT, sayangnya kita kerap
alpa juga memperhatikan hak-hak pekerja Pemagangan didalam perusahaan kita.
Mantan Menteri Tenaga Kerja Dr.Ir. Erman suparno, MSI.,MBA menyatkan dalam
bukunya National Manpower Strategy (strategi ketenagakerjaan Nasional ) : Pekerja
magang yang sebagaian mengisi tanggung jawab dalam mengerjakan berbagai tugas
diperusahaan layaknya pekerja permanen, umunya tidak memperoleh upah.
Demikian Kulwa dari saya semoga bermanfaat dan jaga kebersamaan sesame rekan2
HR professional Nasional