Anda di halaman 1dari 14

Keefektifan Pendekatan Open-Ended dan CTL ...

(Yeni Rahmawati ES, Idris Harta) - 113

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DAN CTL


DITINJAU DARI HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN AFEKTIF

Yeni Rahmawati ES 1), Idris Harta 2)


Prodi Pendidikan Matematika PPs UNY 1), Universitas Muhammadiyah Surakarta 2)
yeni.rahmawati1988@yahoo.com 1), idrissenaharta@gmail.com 2)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan; (1) keefektifan pendekatan open-ended dan
CTL ditinjau dari hasil belajar kognitif; (2) keefektifan pendekatan open-ended dan CTL ditinjau dari
hasil belajar afektif ;dan (3) perbedaan keefektifan pendekatan open-ended dan CTL ditinjau dari hasil
belajar kognitif dan afektif. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang menggunakan
dua kelompok eksperimen. One sample t-test digunakan untuk mendeskripsikan keefektifan pendekat-
an open-ended dan CTL pada masing-masing variabel. T2 Hotelling digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan keefektifan pendekatan open-ended dan CTL secara simultan pada keempat
variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pendekatan open-ended dan CTL tidak
efektif ditinjau dari hasil belajar kognitif; (2) pendekatan open-ended dan CTL efektif ditinjau dari
hasil belajar afektif; dan (3) tidak ada perbedaan keefektifan antara pendekatan open-ended dan CTL
ditinjau dari hasil belajar kognitif dan afektif.
Kata kunci: open-ended, contextual teaching and learning, prestasi belajar, berpikir kreatif, sikap
belajar matematika, minat belajar matematika.

THE EFFECTIVENESS OF THE OPEN-ENDED AND CONTEXTUAL TEACHING


AND LEARNING (CTL) APPROACH IN TERMS OF COGNITIVE
AND AFFECTIVE LEARNING OUTCOMES

Abstract
This research aimed to describe: (1) the effectiveness of the open-ended and CTL approach in
terms of cognitive learning outcomes; (2) the effectiveness of the open-ended and CTL approach in
terms of affective learning outcomes; and (3) the differences in the effectiveness of the open-ended and
CTL approach in terms of cognitive and affective learning outcomes. This research was a quasi-
experimental study using two experimental groups. The one sample t-test carried out to investigate the
effectiveness of the open-ended and CTL approach in each variable. T2 Hotelling used to determine
whether there was a difference in the effectiveness of the open-ended and CTL approach
simultaneously on four dependent variables. The results of the research show that: (1) the open-ended
and CTL approach is not effective in terms of cognitive learning outcomes; (2) the open-ended and
CTL approach is effective in terms of affective learning outcomes; and (3) there is no difference in
effectiveness between the open-ended and CTL approach in terms of cognitive and affective learning
outcomes.
Keywords: open-ended, contextual teaching and learning, academic achievement, creative thinking,
attitude learning of mathematics, interest learning of mathematics.

Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014


114 - Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014

2004 mendapat peringkat 35 dari 46 negara, dan


PENDAHULUAN
tahun 2007 mendapat peringkat 36 dari 48 nega-
Pembelajaran merupakan suatu sistem ra. Berdasarkan hasil TIMSS juga diperoleh
yang unsur-unsurnya saling berinteraksi. Banyak informasi bahwa kemampuan siswa SMP di
faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan pro- Indonesia dalam menyelesaikan soal-soal tidak
ses pembelajaran. Sanjaya (2006, p.52) menye- rutin sangat lemah, meskipun cukup baik dalam
butkan salah satu faktor yang dapat mempenga- menyelesaikan soal-soal tentang fakta dan pro-
ruhi proses sistem pembelajaran adalah guru. sedural. Hal ini menunjukkan bahwa kemampu-
Guru memiliki peran yang cukup penting dalam an siswa SMP di Indonesia dalam menyelesai-
keberhasilan proses pembelajaran. Seperti yang kan masalah yang melibatkan proses berpikir
ditegaskan oleh Sanjaya (2006, p.52) bahwa tingkat tinggi masih relatif rendah, salah satunya
keberhasilan proses pembelajaran di sekolah kemampuan berpikir kreatif.
ditentukan oleh kualitas dan kemampuan guru. Kreativitas yang merupakan hasil dari
Oleh karena itu, guru harus memiliki kualitas berpikir kreatif menjadi salah satu penentu ke-
yang tinggi serta kemampuan yang menunjang. suksesan hidup individu. Hal ini seperti yang
Setidaknya ada empat kompetensi yang harus diungkapkan oleh Alexander (Mahmudi, 2008,
dimiliki oleh seorang guru. Hal ini sesuai p.1) bahwa kesuksesan hidup individu sangat
dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 ditentukan oleh kemampuannya untuk secara
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan kreatif menyelesaikan masalah, baik dalam skala
Kompetensi Guru bahwa standar kompetensi besar maupun kecil. Dengan semakin ketatnya
guru khususnya untuk guru mata pelajaran ada- persaingan global saat ini, maka sejak dini siswa
lah kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, perlu dibekali kemampuan berpikir kreatif. Hal
dan professional. ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 22
Keberhasilan proses pembelajaran dapat Tahun 2006 yang menyebutkan bahwa mata
dilihat dengan melakukan evaluasi. Sanjaya pelajaran matematika perlu diberikan kepada
(2006, p. 61) menjelaskan bahwa evalusi ber- semua peserta didik mulai dari sekolah dasar
fungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam untuk membekali peserta didik dengan kemam-
proses pembelajaran. Dalam hal ini, evaluasi puan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
dilakukan untuk melihat daya serap siswa ter- dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
hadap materi. Siswa dikatakan berhasil apabila Kemampuan berpikir kreatif merupakan
siswa mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan
Minimal) yang telah ditentukan. masalah dengan cara yang berbeda atau cara
Hasil belajar matematika siswa SMP di baru. McGregor (2007, p.172) mendefinisikan
Indonesia masih dalam kategori rendah, baik itu bahwa berpikir kreatif adalah berpikir yang
hasil belajar kognitif maupun afektif. Hasil bel- mengarah kepada pemerolehan wawasan baru
ajar kognitif siswa dalam hal ini yaitu prestasi atau perspektif baru, menghasilkan cara baru
belajar siswa. Berdasarkan wawancara dengan atau pendekatan baru dalam memahami masalah
guru matematika kelas VII SMPN 1 Sekampung atau sesuatu yang menantang.
dan data hasil ujian tengah semester menyatakan Selain dari aspek kognitif, aspek afektif
bahwa prestasi belajar matematika siswa kelas juga mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
VII SMPN 1 Sekampung masih cenderung ren- Sikap dan minat merupakan aspek afektif yang
dah. Terbukti hanya sekitar 45% siswa yang menunjang keberhasilan belajar siswa termasuk
memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang keberhasilan belajar matematika. Hal ini sesuai
ditetapkan yaitu 66. Selain itu, berdasarkan hasil dengn pendapat Popham (1995, p.179) yang
UN dari tahun 2008 sampai 2012 daya serap menyatakan bahwa ranah afektif menentukan
siswa terhadap materi bangun datar masih belum keberhasilan belajar siswa. Siswa yang memi-
memuaskan. liki minat belajar yang baik dan sikap positif
Berdasarkan hasil penelitian tingkat inter- terhadap pelajaran akan merasa senang mempel-
nasional secara kolektif, dari hasil Trends in ajari mata pelajaran tersebut sehingga diharap-
International Mathematics and Science Study kan akan mencapai hasil pembelajaran yang
(TIMSS) tahun 1999, 2003 dan 2007 menunjuk- optimal. Hal ini terjadi karena aktivitas yang
kan skor pencapaian prestasi belajar berturut- dilakukan siswa didorong oleh suatu kekuatan
turut 435, 411, dan 397. Adapun peringkat yang dari dalam diri siswa.
diperoleh adalah sebagai berikut: tahun 1999 Sikap dan minat memiliki pengaruh besar
mendapat peringkat 34 dari 38 negara, tahun terhadap prestasi belajar siswa. Stiggins (1994,
Keefektifan Pendekatan Open-Ended dan CTL ... (Yeni Rahmawati ES, Idris Harta) - 115

p.306) menyatakan bahwa siswa yang memiliki megarah pada satu jawaban benar melainkan
sikap positif dan motivasi memiliki peluang lebih berfokus pada cara siswa untuk sampai
yang lebih untuk mencapai prestasi belajar yang pada penyelesaian masalah. Pendekatan Open-
lebih baik dari pada siswa yang memiliki sikap Ended memberi kesempatan kepada siswa untuk
negatif. Mitchell & Gilson (1997, p.22) mema- memperoleh pengetahuan maupun pengalaman
parkan bahwa minat merupakan faktor penting untuk menemukan, mengenali, dan memecahkan
dalam pendidikan matematika. Selain itu, Ma masalah tertutup ataupun terbuka dengan banyak
& Kishor (Lianghuo, et al., 2005, p.1) memapar- cara sesuai dengan kemampuan yang telah
kan bahwa minat dan prestasi belajar matemati- dimiliki. Hal ini sesuai dengan Permendiknas
ka menjadi perhatian utama dalam penelitian Nomor 22 Tahun 2006 yang menyebutkan bah-
pendidikan matematika. wa pendekatan pemecahan masalah merupakan
Rendahnya hasil belajar siswa diduga fokus dalam pembelajaran matematika yang
disebabkan oleh belum maksimalnya guru dalam mencakup masalah tertutup dengan solusi tung-
menggunakan pendekatan dan metode pembel- gal, masalah terbuka dengan solusi tidak
ajaran. Sagala menjelaskan bahwa pendekatan tunggal, dan masalah dengan berbagai cara
pembelajaran mempermudah bagi guru membe- penyelesaian.
rikan pelayanan belajar dan juga mempermudah Pendekatan lain yang diduga dapat
bagi siswa untuk memahami materi ajar yang digunakan guru sebagai alternatif inovasi dalam
disampaikan guru, dengan memelihara suasana pembelajaran adalah Contextual Teaching and
pembelajaran yang menyenangkan (2011, p.68). Learning yang selanjutnya disebut CTL. Pada
Metode yang diterapkan oleh guru dapat mem- saat ini, penerapan pembelajaran CTL sering
pengaruhi sikap dan minat siswa terhadap mate- digalakkan dalam pelatihan-pelatihan dengan
matika. Sebagaimana diungkapkan Olatunde harapan memberikan pengaruh positif terhadap
(2009, p.336) bahwa sikap siswa dipengaruhi hasil belajar. Pendekatan CTL merupakan salah
oleh sikap guru dan metode pembelajaran yang satu alternatif pendekatan pembelajaran yang
diterapkan. mana pendidik memposisikan para siswa seba-
Selama ini pembelajaran di sekolah masih gai subjek, bukan objek pembelajaran. Johnson
bersifat pasif. Pembelajarannya masih bersifat (2002, p.24) menjelaskan bahwa CTL membuat
teacher centered. Guru masih memegang peran- siswa mampu menghubungkan isi dari materi
an yang dominan dalam pembelajaran, seperti dengan konteks kehidupan keseharian mereka
keaktifan guru yang lebih banyak menyampai- untuk menemukan makna. Berdasarkan konsep
kan materi sedangkan siswa lebih banyak mene- di atas, diharapkan guru mampu mengaitkan se-
rima (mendengarkan). Hal ini tentu akan tiap materi pelajaran dengan konteks kehidupan
menimbulkan kebosanan serta kejenuhan pada sehari-hari siswa termasuk dalam pembelajaran
siswa yang berakibat tidak tercapainya hasil bel- matematika sehingga hasil pembelajaran lebih
ajar yang diinginkan. Pembelajaran seperti ini bermakna bagi siswa. Hal ini sesuai dengan Per-
masih diterapkan di SMPN 1 Sekampung. mendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yang menye-
Penting bagi guru untuk memilih pende- butkan bahwa dalam setiap kesempatan,
katan pembelajaran yang sesuai dengan kebu- pembelajaran matematika hendaknya dimulai
tuhan belajar siswa. Pemilihan dan penggunaan dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan
pendekatan pembelajaran harus bisa mengarah- situasi (contextual problem).
kan siswa belajar lebih aktif sehingga dapat Berdasarkan uraian tersebut, perlu bagi
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- seorang guru untuk lebih kreatif dalam meng-
hari. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang gunakan pendekatan pembelajaran diantaranya
dipilih perlu menyajikan masalah-masalah non- dengan menerapkan Open-ended dan CTL pada
rutin atau masalah-masalah terbuka serta mem- proses pembelajaran matematika SMP. Akan
berikan kesempatan yang luas kepada siswa tetapi tingkat keberhasilan pendekatan ini dalam
untuk menggali kemampuan dan pengalaman pembelajaran matematika belum diketahui
yang telah dimiliki sehingga tercapai hasil dengan pasti, sehingga penelitian yang berjudul
belajar siswa yang optimal. Keefektifan pendekatan Open-ended dan CTL
Shimada (1997, p.1) menjelaskan bahwa ditinjau dari hasil belajar kognitif dan afektif
pendekatan Open-Ended adalah pendekatan dipandang perlu untuk mencapai tujuan pembel-
pembelajaran yang menyajikan suatu permasa- ajaran yang optimal.
lahan yang memiliki metode atau penyelesaian
yang benar lebih dari satu, bukan meminta siswa

Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014


116 - Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014

Pendekatan Open-Ended mengkreasi masalah, diantaranya sebagai beri-


kut: (1) sajikan permasalahan melalui situasi
Shimada (1997, p.1) menjelaskan bahwa
fisik yang nyata dimana konsep-konsep mate-
pendekatan Open-Ended adalah pendekatan
matika dapat diamati dan dikaji oleh siswa; (2)
pembelajaran yang menyajikan suatu permasa-
soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian
lahan yang memiliki metode atau penyelesaian
rupa sehingga siswa dapat menemukan hubung-
yang benar lebih dari satu, sehingga dapat mem-
an dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan
beri kesempatan kepada siswa untuk memper-
itu; (3) sajikan bentuk-bentuk atau bangun-
oleh pengetahuan/pengalaman menemukan,
bangun (geometri) sehingga siswa dapat mem-
mengenali, dan memecahkan masalah dengan
buat suatu konjektur; (4) sajikan urutan bilang-
beberapa teknik. Pendekatan Open-Ended seba-
an atau Tabel sehingga siswa dapat menemukan
gai salah satu pendekatan dalam pembelajaran
aturan matematika; (5) berikan beberapa contoh
matematika merupakan suatu pendekatan yang
kongkrit dalam beberapa kategori sehingga sis-
memungkinkan siswa untuk mengembangkan
wa bisa mengelaborasi sifat-sifat dari contoh itu
pola pikirnya sesuai dengan minat dan ke-
untuk menemukan sifat-sifat yang umum; (6)
mampuannya. Tujuan dari pembelajaran open-
hadapkan siswa pada suatu kelompok soal atau
ended adalah untuk membantu mengembangkan
masalah yang mempunyai beberapa sifat yang
kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa
sama. Suruh siswa untuk menyelesaikannya dan
melalui problem solving secara simultan.
kemudian disuruh untuk menemukan beberapa
Sawada (1997, p.23) menyatakan bahwa
kesamaan sifat-sifat yang mungkin yang terjadi
dalam pendekatan open ended guru memberi-
paling sedikit diantara dua soal yang diberikan;
kan suatu situasi masalah pada siswa dimana
(7) hadapkan siswa pada suatu situasi seperti
solusi atau jawaban dapat diperoleh dengan ber-
matematika yang mana perbedaannya dapat di-
bagai cara. Pada pendekatan Open-Ended, tuju-
amati. Suruh siswa untuk menemukan cara
an pemberian masalah bukan untuk menemukan
mengukur perbedaan; (8) Berikan siswa contoh
jawaban akan tetapi lebih ditekankan pada me-
nyata yang ada pada struktur aljabar dan data
nemukan strategi, cara, pendekatan yang berbe-
kuantitatif yang mudah dikumpulkan. Suruh sis-
da untuk sampai pada jawaban dari masalah
wa untuk menemukan bahwa aturan matematika
yang diberikan sehingga siswa memiliki kele-
adalah benar.
luasan untuk mengemukakan pendapat atau
jawaban secara aktif dan kreatif. Pendekatan Contextual Teaching And
TIM MKPBM (2001, p.114) menjelaskan Learning (CTL)
bahwa syarat yang harus dipenuhi dalam mene-
Berns & Erickson (2001, p.2) menyatakan
rapkan pendekatan open-ended adalah sebagai
bahwa pendekatan CTL membantu siswa meng-
berikut: (1) Kegiatan siswa harus terbuka. Kegi-
hubungkan isi materi pelajaran dengan konteks
atan pembelajaran memberi kesempatan bagi
kehidupan sehingga isi materi pelajaran dapat
siswa untuk melakukan sesuatu secara bebas
digunakan. Siswa kemudian menemukan makna
sesuai kehendak mereka; (2) Kegiatan matema-
dalam proses belajar. Karena siswa berusaha
tika adalah ragam berpikir. Kegiatan matematika
untuk mencapai tujuan pembelajaran, mereka
adalah kegiatan yang di dalamnya terjadi proses
memanfaatkan pengalaman mereka sebelumnya
mengabstraksikan dari pengalaman nyata kehi-
dan membangun pengetahuan yang ada. Siswa
dupan sehari-hari kedalam bahasa matematika
lebih diarahkan untuk membuat hubungan antara
atau sebaliknya. Jika proses penyelesaian suatu
yang dipelajari dengan aplikasinya dalam ke-
problem mengandung prosedur dan proses dive-
hidupan nyata mereka.
rifikasi dan generalisasi, kegiatan matematika
Pendekatan CTL mengharapkan siswa
dalam pemecahan masalah seperti ini dikatakan
belajar melalui mengalami bukan menghafal.
terbuka; (3) Kegiatan siswa dan kegiatan mate-
Peran guru dalam pembelajaran menggunakan
matik adalah satu kesatuan. Ketika siswa mela-
pendekatan CTL adalah membantu siswa untuk
kukan kegiatan matematik untuk memecahkan
mencapai tujuannya. Guru lebih ditekankan pa-
permasalahan yang diberikan, dengan sendirinya
da mengelola kelas dan bekerja bersama siswa
akan mendorong potensi mereka untuk melaku-
untuk menemukan sesuatu yang baru. Dengan
kan kegiatan matematika ketahap berpikir yang
demikian, pada pendekatan CTL tugas guru
lebih tinggi.
bukan lagi sebagai pemberi informasi, tetapi
Sawada (1997, p.28) menyebutkan bebe-
sebagai fasilitator, motivator dan pengelola
rapa cara yang dapat dijadikan acuan dalam
kelas.
Keefektifan Pendekatan Open-Ended dan CTL ... (Yeni Rahmawati ES, Idris Harta) - 117

Nurdin (2009, p.111) menyebutkan ada Waktu dan Tempat Penelitian


tujuh komponen utama pembelajaran CTL yaitu:
Penelitian ini di laksanakan di SMP
(1) Konstruktivisme (Contructivism). Konstruk-
Negeri 1 Sekampung Lampung Timur. Waktu
tivisme merupakan landasan pikiran filosofi da-
yang dipergunakan pada penelitian adalah se-
lam CTL yang menyatakan bahwa pengetahuan
mester genap tahun pelajaran 2012/2013 dari
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,
bulan April sampai Mei 2013 sebanyak 13 kali
yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
pertemuan.
terbatas; (2) Menemukan (Inquiry). Menemukan
merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajar- Subjek Penelitian
an CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang Populasi dalam penelitian ini adalah
diperoleh siswa bukan hasil mengingat sepe- seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sekam-
rangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan pung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri
sendiri; (3) Bertanya (Questioning). Pengetahu- dari 5 kelas. Teknik pengambilan sampel meng-
an yang dimiliki seseorang bermula dari ber- gunakan teknik simple random sampling yaitu
tanya. Bertanya merupakan strategi utama pem- dengan memilih 2 kelas secara acak dari 5 kelas
belajaran yang berbasis CTL. Bertanya dalam yang ada. Selanjutnya dari 2 kelas yang terpilih,
pembelajaran CTL dipandang sebagai kegiatan dipilih lagi secara acak untuk menentukan satu
guru untuk mendorong, membimbing, dan me- kelas yang dijadikan sebagai kelas eksperimen
nilai kemampuan berpikir siswa; (4) Masyarakat dengan pendekatan open-ended dan satu kelas
Belajar (Learning Community). Konsep masya- eksperimen dengan pendekatan CTL. Sampel
rakat belajar menyaran kan agar hasil pembel- yang diperoleh dan digunakan dalam penelitian
ajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang ini adalah kelas VII3 dan VII4. Kelas VII3 ter-
lain; (5) Pemodelan (Modelling). Pemodelan pilih untuk diberi perlakuan dengan pendekatan
maksudnya adalah sebuah pembelajaran ketram- CTL dan kelas VII4 terpilih untuk diberi per-
pilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang lakuan dengan pendekatan Open-Ended.
bisa di tiru. Model itu bisa berupa cara meng-
operasikan sesuatu, atau guru memberi contoh Prosedur Penelitian
sesuatu, atau guru memberi contoh cara menger- Dalam penelitian ini data diperoleh lang-
jakan sesuatu. Dalam pembelajaran CTL guru sung oleh peneliti dengan memberikan pretest
bukan satu-satunya model. Model dapat diran- dan angket pada kedua kelompok sebelum di-
cang dengan melibatkan siswa; (6) Refleksi berikan perlakuan serta postest dan angket sete-
(Reflection). Refleksi adalah cara berpikir ten- lah diberikan perlakuan. Untuk instrumen yang
tang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen
belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan; tes dan nontes. Instrumen tes yang digunakan
(7) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assess- untuk mengukur prestasi belajar pada penelitian
ment). Penilaian adalah proses pengumpulan ini berupa tes tertulis pilihan ganda dan essai
berbagai data yang bisa memberikan gambaran yang disusun berdasarkan kisi-kisi soal dengan
perkembangan belajar siswa. Data yang dikum- mengacu pada standar isi dalam KTSP. Instru-
pulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang men tes yang digunakan untuk mengukur ber-
diperoleh siswa pada saat melakkan proses pikir kreatif berupa soal essay berupa tes tertulis
pembelajaran. essai yang meliputi aspek kelancaran, keluwes-
METODE PENELITIAN an, dan keaslian yang disusun berdasarkan kom-
petensi dasar yang dipelajari.
Jenis dan Desain Penelitian Instrumen nontes berupa angket sikap dan
Jenis penelitian ini adalah penelitian eks- minat belajar matematika dengan skala likert,
perimen semu. Eksperimen semu dipilih karena digunakan untuk mengukur sikap dan minat bel-
peneliti tidak dapat menentukan unit-unit eks- ajar matematika siswa dengan lima kategori ya-
perimen secara acak. Jadi, kelompok-kelompok itu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan
yang diberikan perlakuan adalah kelas-kelas sangat rendah. Angket sikap belajar matematika
sebagaimana adanya. Kelompok eksperimen I siswa terdiri dari 22 pernyataan positif dan 18
diberi perlakuan dengan pendekatan open-ended pernyataan negatif. Aspek sikap belajar matema-
dan kelompok eksperimen II diberikan perlaku- tika meliputi aspek kognitif, afektif, dan konatif.
an dengan pendekatan CTL. Angket minat belajar matematika terdiri dari 19
pernyatan positif dan 11 pernyataan negative.

Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014


118 - Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014

Aspek minat belajar matematika terdiri dari per- Keterangan :


hatian, ketertarikan, dan pilihan. = Standar error measurement (SEM)
Suatu instrumen yang sudah disusun perlu = Standar deviasi
dilakukan validitas dan reliabilitas instrumen. (Nitko, 2007, p.76)
Untuk memperoleh bukti validitas instrumen,
Teknik Analisis Data
dapat ditempuh suatu proses validasi untuk vali-
dasi isi dan validitas konstruk instrumen. Untuk Analisis Deskriptif
instrumen tes, validitas yang digunakan adalah
Analisi deskriptif digunakan untuk men-
validitas isi. Sedangkan untuk instrumen nontes,
deskripsikan data yang telah diperoleh melalui
validitas yang digunakan adalah validitas isi dan
hasil pretest maupun posttest prestasi belajar,
validitas konstruk.
berpikir kreatif, sikap dan minat belajar matema-
Validitas isi instrumen tes dapat diketahui
tika pada kelompok yang dikenakan treatment
dari kesesuaian instrumen tes tersebut dengan
yaitu meliputi rata-rata, skor tertinggi, skor te-
kompetensi dasar, sedangkan untuk angket sikap
rendah, standar deviasi, dan varians. Perhitung-
dan minat diketahui dari kesesuaian instrumen
an statistik deskriptif menggunakan bantuan
yang telah dikembangkan dengan kisi-kisinya.
SPSS 19 for windows.
Setelah instrumen dikonstruksi, instrumen di-
konsultasikan dengan ahli. Validitas oleh ahli ini Analisis Keefektifan Pendekatan Open-Ended
bertujuan untuk memperoleh bukti validitas isi. dan CTL
Validitas konstruk mengacu pada sejauh Keefektifan pendekatan pembelajaran
mana suatu instrumen mengukur konstruk teori- ditentukan berdasarkan indeks keefektifan pada
tik yang hendak diukurnya. Untuk memperoleh
masing-masing aspek yang diukur (variabel teri-
bukti validitas konstruk khususnya untuk instru- kat). Pendekatan Open-Ended dan CTL ditinjau
men nontes yakni instrumen sikap dan minat dari prestasi belajar dikatakan efektif jika skor
belajar matematika, dilakukan uji coba instru- rata-rata siswa mencapai skor lebih dari 66,
men terhadap responden. Data yang diperoleh
ditinjau dari berpikir kreatif dikatakan efektif
dari hasil uji coba tersebut dianalisis dengan jika skor rata-rata mencapai skor lebih dari
Exploratory factor analysis. Analisis dilakukan 58,30 dengan kriteria kreatif, ditinjau dari sikap
dengan bantuan software SPSS 19 for Windows. belajar matematika dikatakan efektif jika skor
Realibilitas menunjuk pada pengertian
rata-rata mencapai skor lebih dari 133 dengan
apakah sebuah instrumen dapat mengukur se- kriteria tinggi, dan ditinjau dari minat belajar
suatu yang diukur secara konsisten dari waktu matematika siswa dikatakan efektif jika skor
ke waktu. Dengan kata lain, ukuran yang ditam- rata-rata siswa mencapai skor lebih dari 100
pilkan dalam koefisien realibilitas merupakan
dengan kriteria tinggi. Uji hipotesis yang digu-
ukuran yang menyatakan keabsahan atau kekon- nakan adalah uji one sample t-test, yaitu dengan
sistenan suatu instrumen. Untuk mengestimasi rumus:
koefisien realibilitas digunakan rumus Alpha
Cronbach sebagai berikut:

(Tatsuoka, 1971, p.77)


(Ebel & Frisbie, 1986, p.79) Keterangan:
Keterangan : : nilai rata-rata yang diperoleh
= koefisien realibilitas instrumen : nilai yang dihipotesiskan
k = banyaknya item tes : standar deviasi sampel/simpangan baku
= varian skor siswa pada suatu item tes : ukuran sampel
= varians skor total
Pengujian hipotesis tersebut mengguna-
Setelah diperoleh koefisien realibilitas kan bantuan SPSS 19 for windows. Kriteria
instrumen dengan rumus Alpha Cronbach, dila- pengujiannya adalah Ho ditolak jika nilai sig-
kukan penghitungan Standar Error Measure- nifikansi lebih kecil dari 0,05.
ment (SEM) untuk masing-masing instrumen
dengan menerapkan rumus :
Keefektifan Pendekatan Open-Ended dan CTL ... (Yeni Rahmawati ES, Idris Harta) - 119

Analisis Perbedaan Keefektifan Pendekatan kelas open-ended adalah 0,247 dan kelas CTL
Open-Ended dan CTL adalah 0,944. Berdasarkan hasil tersebut, karena
pada kelas open-ended dan CTL diperoleh nilai
Pada analisis inferensial, sebelum dilaku-
signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
kan uji multivariat maka dilakukan uji asumsi
data berasal dari sampel yang berdistribusi nor-
data terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji
mal.
homogenitas.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
Uji Normalitas nilai signifikansi data setelah perlakuan untuk
Uji normalitas data dimaksudkan untuk variabel prestasi belajar pada kelas open-ended
memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari adalah 0,378 dan kelas CTL adalah 0,106.
populasi yang berdistribusi normal. Dalam pene- Untuk variabel berpikir kreatif pada kelas open-
litian ini uji normalitas dilakukan terhadap data ended adalah 0,787 dan kelas CTL adalah 0,781.
yang diperoleh baik sebelum maupun setelah Untuk variabel sikap pada kelas open-ended
treatment. Data yang sebelum dan setelah treat- adalah 0,413 dan kelas CTL adalah 0,577.
ment tersebut meliputi data tes prestasi belajar, Untuk varibel minat pada kelas open-ended ada-
berrpikir kreatif, sikap dan minat belajar mate- lah 0,940 dan kelas CTL adalah 0,968. Ber-
matika baik pada kelompok yang menerapkan dasarkan hasil tersebut, karena pada kelas open-
pendekatan open-ended maupun CTL. Adapun ended dan CTL diperoleh nilai signifikansi >
uji normalitas yang dimaksud adalah normalitas 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data berasal
multivariat dan univariat. dari sampel yang berdistribusi normal. Jadi,
Pemeriksaan multivariat normal dilaku- asumsi normalitas univariat terpenuhi.
kan secara manual dengan menentukan nilai ja- Uji Homogenitas
rak kuadrat (mahalanobis) untuk setiap titik Uji homogenitas bertujuan untuk menge-
pengamatan pada setiap kelas. Hasil perhitungan tahui apakah sampel penelitian berasal dari
untuk data sebelum perlakuan diperoleh bahwa populasi yang homogen atau tidak. Uji homo-
untuk kelas open-ended sebesar 57,14% dari genitas pada penelitian ini dilakukan terhadap
terhadap keseluruhan variabel dependent. Untuk
keseluruhan nilai , kelas CTL sebesar
mengetahui tingkat homogenitas multivariat
57,14% dari keseluruhan nilai Hasil matriks varian-kovarians dilakukan melalui uji
perhitungan untuk data setelah perlakuan diper- homogenitas Boxs M dengan bantuan SPSS 19
oleh bahwa untuk kelas open-ended sebesar for windows. Hasil perhitungan untuk data se-
57,14% dari keseluruhan nilai , kelas belum perlakuan diperoleh nilai signifikansi
CTL sebesar 53,57% dari keseluruhan nilai Boxs M adalah 0,578. Karena nilai signifikansi
Boxs M lebih dari 0,05 maka H0 diterima.
. Berdasarkan hasil tersebut, karena Untuk data setelah perlakuan diperoleh nilai
pada masing-masing kelas diperoleh nilai signifikansi Boxs M adalah 0,114. Karena nilai
signifikansi Boxs M lebih dari 0,05 maka H0
yang kurang dari sekitar diterima. Oleh karena itu, asumsi homogenitas
50%, maka data dikatakan berdistribusi normal terpenuhi untuk data yang diperoleh baik
multivariat. Jadi asumsi normalitas terpenuhi sebelum dan setelah perlakuan.
untuk data sebelum dan setelah perlakuan. Uji Multivariat
Pemeriksaan normalitas univariat dilaku-
kan melalui uji Kolmogorov Smirnov. Uji nor- Analisis yang dilakukan selanjutnya ada-
malitas dilakukan pada data sebelum dan setelah lah analisis perbedaan keefektifan pendekatan
perlakuan dengan bantuan SPSS 19 for windows open-ended dan CTL ditinjau dari prestasi bel-
dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil ajar, berpikir kreatif, sikap dan minat belajar
perhitungan diperoleh nilai signifikansi data se- matematika. Analisis yang dimaksud dilakukan
belum perlakuan untuk variabel prestasi belajar secara multivariat. Perhitungan uji multivariat
pada kelas open-ended adalah 0,730 dan kelas menggunakan statistik sebagai
CTL adalah 0,163. Untuk variabel berpikir kre- berikut:
atif pada kelas open-ended adalah 0,561 dan
kelas CTL adalah 0,928. Untuk variabel sikap
pada kelas open-ended adalah 0,646 dan kelas
CTL adalah 0,613. Untuk varibel minat pada (Steven, 2002, p.176)

Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014


120 - Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014

Keterangan: pada tiap siswa. Secara umum, untuk kedua


: ukuran sampel kelas I kelas eksprimen pengelolaan kelas dilaksanakan
: ukuran sampel kelas II dengan dua tahap. Tahap pertama, siswa diminta
: vektor rata-rata skor kelas I untuk menyelesaikan soal-soal yang ada pada
: vektor rata-rata skor kelas II LKS secara individu dengan batas waktu yang
: Invers matriks kovarians telah ditetapkan. Tahap kedua, siswa bersama
teman kelompok mendiskusikan hasil temuan
Selanjutnya ditransformasikan untuk masing-masing siswa untuk menarik kesimpul-
memperoleh nilai dari distribusi F dengan an. Selanjutnya, guru memanggil salah satu sis-
menggunakan formula adalalah: wa dari kelompok tertentu untuk mempresen-
n1 n2 p 1 2 tasikan hasil kelompok. Diakhir pembelajaran
F T (Steven, 2002, p.176) siswa mengerjakan latihan soal.
(n1 n2 2) p
Deskripsi Data
Kriteria pengujiannya adalah Ho ditolak
jika atau angka sig- Data yang dideskripsikan adalah data ha-
sil tes prestasi belajar, tes berpikir kreatif, ang-
nifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05. ket sikap dan minat belajar matematika siswa
Analisis untuk menguji hipotesis ini mengguna- yang diperoleh dari kedua kelas eksperimen baik
kan bantuan SPSS 19 for windows. sebelum maupun sesudah perlakuan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Prestasi Belajar
Deskripsi Pelaksanaan Secara ringkas hasil prestasi belajar mate-
Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok matika pada kedua kelas eksperimen tersaji pada
dengan masing-masing kelompok beranggota- tabel berikut.
kan 4 siswa. Selanjutnya guru memberikan LKS
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Prestasi Belajar
Open-ended CTL
Deskripsi
Pretest Posttest Pretest Posttest
Rata-Rata 25,91 67,85 26,62 68,26
Nilai minimum teoritik 0 0 0 0
Nilai minimum siswa 11,42 51,42 11,42 54,28
Nilai maksimum teoritik 100 100 100 100
Nilai maksimum siswa 68,57 82,85 65,71 97,14
Standar deviasi 12,87 6,76 11,10 7,47
Varians 165,68 45,73 123,37 55,83
nuhi standar KKM yang ditetapkan sekolah
Berdasarkan tabel tersebut, pada pende-
yaitu 66.
katan open-ended terjadi peningkatan skor rata-
rata dari 25,91 menjadi 67,85 dan pada pende- Berpikir Kreatif
katan CTL terjadi peningkatan skor rata-rata
Secara ringkas hasil berpikir kreatif pada
dari 26,62 menjadi 68,26. Tabel tersebut mem-
kedua kelas eksperimen tersaji pada tabel
beri informasi bahwa prestasi belajar siswa sesu-
berikut.
dah menerapkan pendekatan open-ended dan
CTL menunjukkan skor rata-rata telah meme-
Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Berpikir Kreatif
Open-ended CTL
Deskripsi
Pretest Posttest Pretest Posttest
Rata-Rata 18,94 58,76 25,09 52,57
Nilai minimum teoritik 0 0 0 0
Nilai minimum siswa 5,55 30,55 11,11 25,00
Nilai maksimum teoritik 100 100 100 100
Nilai maksimum siswa 55,55 83,33 50,00 88,88
Standar deviasi 11,64 12,91 9,45 15,74
Varians 135,49 166,73 89,43 247,99
Kriteria Tidak Kreatif Kreatif Tidak Kreatif Cukup Kreatif
Keefektifan Pendekatan Open-Ended dan CTL ... (Yeni Rahmawati ES, Idris Harta) - 121

Berdasarkan tabel tersebut, pada pende- telah terjadi peningkatan skor rata-rata ternyata
katan open-ended terjadi peningkatan skor rata- belum memenuhi kriteria kreatif.
rata dari 18,94 menjadi 58,76 dan pada pende-
Minat Belajar Matematika
katan CTL terjadi peningkatan skor rata-rata
dari 25,09 menjadi 52,57. Tabel tersebut mem- Secara ringkas hasil angket minat belajar
beri informasi bahwa sesudah menerapkan pen- matematika pada kedua kelas eksperimen tersaji
dekatan open-ended, berpikir kreatif siswa ma- pada tabel berikut.
suk dalam kriteria kreatif. Sedangkan pada kelas
yang menerapkan pendekatan CTL meskipun
Tabel 3. Deskripsi Data Hasil Angket Minat Belajar Matematika
Open-ended CTL
Deskripsi
Awal akhir Awal Akhir
Rata-Rata 95,85 108,86 99,78 105,89
Nilai minimum teoritik 30 30 30 30
Nilai minimum siswa 71 92 81 72
Nilai maksimum teoritik 150 150 150 150
Nilai maksimum siswa 108 129 114 149
Standar deviasi 9,04 9,56 9,87 15,59
Varians 81,75 91,46 97,43 243,06
Kriteria Sedang Tinggi Sedang Tinggi
Berdasarkan tabel di atas, pada pendekatan
Sikap Belajar Matematika
open-ended terjadi peningkatan skor rata-rata
dari 95,85 (sedang) menjadi 108,86 (tinggi) dan Secara ringkas hasil angket sikap belajar
pada pendekatan CTL terjadi peningkatan skor matematika pada kedua kelas eksperimen tersaji
rata-rata dari 99,78 (sedang) menjadi 105,89 pada tabel berikut.
(tinggi).
Tabel 4. Deskripsi Data Hasil Angket Sikap Belajar Matematika
Open-ended CTL
Deskripsi
Awal akhir Awal Akhir
Rata-Rata 131,11 154,46 132,93 150,14
Nilai minimum teoritik 200 200 200 200
Nilai minimum siswa 151 197 159 176
Nilai maksimum teoritik 40 40 40 40
Nilai maksimum siswa 105 127 116 118
Standar deviasi 10,93 13,19 10,71 14,59
Varians 119,65 174,73 114,88 213,09
Kriteria Sedang Tinggi Sedang Tinggi

Berdasarkan tabel tersebut, pada pen- Keefektifan Pendekatan Open-Ended dan


dekatan open-ended terjadi peningkatan skor CTL
rata-rata dari 131,11 (sedang) menjadi 154,46
Perhitungan one sample t-test ini meng-
(tinggi) dan pada pendekatan CTL terjadi
gunakan taraf signifikansi 0,05 dengan derajat
peningkatan skor rata-rata dari 132,93 (sedang)
bebas adalah Kriteria keputusan-
menjadi 150,14 (tinggi).
nya adalah Ho ditolak jika
. Pengujian keefektif-
an dilakukan dengan bantuan SPSS 19 for
window. Adapun hasil uji one sample t-test
disajikan pada tabel berikut:

Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014


122 - Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014

Tabel 5. Hasil Uji Keefektifan Pendekatan Open-Ended dan CTL


Variabel Kelas thitung ttabel Keterangan
Open-ended 1,45 H0 diterima
Prestasi Belajar
CTL 1,60 H0 diterima
Open-ended 0,17 H0 diterima
Berpikir Kreatif
CTL -1,92 H0 diterima
1,70
Open-ended 8,60 H0 ditolak
Sikap
CTL 6,21 H0 ditolak
Open-ended 4,90 H0 ditolak
Minat
CTL 2,00 H0 ditolak

Berdasarkan tabel tersebut, untuk variabel dapat disimpulkan bahwa pendekatan CTL efek-
prestasi belajar pada kelas open-ended diperoleh tif ditinjau dari minat belajar matematika.
. Hal ini me-
Perbedaan Keefektifan Pendekatan Open-
nunjukkan bahwa berarti diterima sehingga Ended dan CTL
dapat disimpulkan bahwa pendekatan open-
ended tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar Analisis perbedaan keefektifan antara
siswa. Pada kelas CTL, diperoleh pendekatan open-ended dan CTL dilakukan un-
. Hal ini me- tuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian
yang diajukan. Dalam penelitian ini uji multi-
nunjukkan bahwa berarti diterima sehingga
variat terbagi menjadi dua yaitu uji multivariat
dapat disimpulkan bahwa pendekatan CTL tidak
kondisi awal dan uji multivariat kondisi akhir.
efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa.
Pengujian multivariat menggunakan statistik T2
Untuk variabel berpikir kreatif pada kelas
Hotteling yang kemudian ditransformasikan
open-ended diperoleh
untuk memperoleh nilai dari distribusi F. Taraf
. Hal ini me-
signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Krite-
nunjukkan bahwa berarti diterima sehingga ria pengujiannya adalah ditolak jika
dapat disimpulkan bahwa pendekatan open- .
ended tidak efektif ditinjau dari berpikir kreatif. Pada analisis kondisi awal tersebut me-
Pada kelas CTL, diperoleh nunjukkan bahwa asumsi normalitas dan homo-
. Hal ini me- genitas telah terpenuhi sehingga analisis multi-
nunjukkan bahwa berarti diterima sehingga variat dapat dilakukan. Hasil analisis multivariat
dapat disimpulkan bahwa pendekatan CTL tidak kondisi awal dengan T2 Hotelling diperoleh nilai
efektif ditinjau dari berpikir kreatif. Fhitung= 1,972 dengan signifikansi nilai
Untuk variabel sikap belajar matemati- Hotelling's Trace adalah 0,113 > 0,05, sehingga
ka pada kelas diperoleh H0 diterima yang artinya bahwa prestasi belajar,
. Hal ini me- berpikir kreatif, minat dan sikap belajar mate-
nunjukkan bahwa berarti ditolak sehingga matika siswa kelas open-ended tidak berbeda
dapat disimpulkan bahwa pendekatan open- dengan kelas CTL, dengan kata lain kondisi
ended efektif ditinjau dari sikap belajar matema- awal subjek penelitian pada kedua kelas sama
tika. Pada kelas CTL, diperoleh ditinjau dari prestasi belajar, berpikir kreatif,
. Hal ini me- minat dan sikap belajar matematika.
nunjukkan bahwa berarti ditolak sehingga Pada analisis kondisi akhir tersebut juga
dapat disimpulkan bahwa pendekatan CTL efek- menunjukkan bahwa asumsi normalitas dan
tif ditinjau dari sikap belajar matematika. homogenitas telah terpenuhi sehingga analisis
Untuk variabel minat belajar matematika multivariat dapat dilakukan. Hasil analisis multi-
pada kelas open-ended diperoleh variat kondisi akhir dengan T2 Hotelling
. Hal ini me- diperoleh nilai Fhitung = 1,074 dengan signifi-
nunjukkan bahwa berarti ditolak sehingga kansi nilai Hotelling's Trace adalah 0,379 >
0,05, maka H0 diterima sehingga dapat disim-
dapat disimpulkan bahwa pendekatan open-
pulkan tidak terdapat perbedaan keefektifan
ended efektif ditinjau dari minat belajar mate-
pendekatan open-ended dan CTL dalam pem-
matika. Pada kelas CTL, diperoleh
belajaran matematika ditinjau dari prestasi
. Hal ini me-
belajar, berpikir kreatif, minat dan sikap belajar
nunjukkan bahwa berarti ditolak sehingga matematika.
Keefektifan Pendekatan Open-Ended dan CTL ... (Yeni Rahmawati ES, Idris Harta) - 123

Pembahasan menunjukkan perilaku kepemimpinan dan mem-


bangun tim.
Keefektifan Pendekatan Open-Ended dan CTL
Berdasarkan uraian tersebut, jelas bahwa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan open-ended dan pendekatan CTL
pendekatan open-ended dan CTL tidak efektif dapat diterapkan untuk meningkatkan prestasi
ditinjau dari hasil belajar kognitif yakni prestasi belajar siswa. Namun hasil penelitian berbeda
belajar dan berpikir kreatif. Hasil penelitian dengan hipotesis yang diajukan. Terdapat bebe-
berbeda dengan beberapa teori yang menyebut- rapa faktor yang menyebabkan perbedaan teori
kan bahwa kedua pendekatan ini efektif ditinjau dan hasil yang diperoleh. Salah satu faktor yang
dari prestasi siswa dan berpikir kreatif. dapat menyebabkan ketidakefektifan itu adalah
Shimada (1997, p.1) menjelaskan bahwa faktor pendekatan pembelajaran yang diguna-
pendekatan open-ended dapat memberi kesem- kan. Syah (2010, p.136) menjelaskan bahwa fak-
patan kepada siswa untuk memperoleh penge- tor pendekatan belajar mempengaruhi keber-
tahuan/pengalaman, menemukan, mengenali, hasilan proses belajar siswa. Selain itu, Sagala
dan memecahkan masalah dengan beberapa tek- (2010, p.70) menyebutkan bahwa pendekatan
nik sehingga cara berpikir siswa dapat terlatih belajar dan strategi atau kiat melaksanakan pen-
dengan baik. Sawada (1997, p.23) menyebut- dekatan serta metode belajar dalam proses pem-
kan bahwa dengan pendekatan open-ended sis- belajaran termasuk faktor-faktor yang turut
wa memiliki kesempatan lebih banyak dalam menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan Pendekatan pembelajaran yang digunakan
matematik secara komprehensif. Lebih lanjut dalam kegiatan pembelajaran ini sebelumnya
Sawada (1997, p.23) menyebutkan bahwa de- tidak pernah diterapkan oleh guru sehingga sis-
ngan pendekatan open-ended siswa dengan wa tidak terbiasa dengan masalah-masalah
kemampuan matematika rendah dapat merespon terbuka dan merasa kesulitan dengan pendekatan
permasalahan dengan cara mereka sendiri. Hasil pembelajaran yang diterapkan. Mungkin akan
penelitian yang dilakukan Sulianto (2011, p. 37) lebih baik sebelum guru menggunakan kedua
menjelaskan bahwa pendekatan open-ended dan pendekatan ini, guru melatih siswa dengan
CTL memberikan kesempatan kepada siswa memberikan soal-soal terbuka baik untuk diker-
untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara jakan langsung ketika proses pembelajaran atau
yang diyakininya sesuai dengan kemampuan untuk pekerjaan rumah. Selain itu, ketika
memecahkan masalah sehingga kemampuan pembelajaran berlangsung guru sebisa mungkin
berpikir matematika siswa dapat berkembang mengkaitkan materi yang sedang dipelajari
secara maksimal. dengan kehidupan yang ada disekitar siswa.
Pembelajaran dengan pendekatan CTL Dengan demikian, siswa menjadi lebih siap
memberikan peluang pada siswa untuk lebih menerima materi pelajaran dengan menerapkan
berperan aktif dalam belajar. Siswa lebih banyak pendekatan Open-Ended maupun pendekatan
bekerja dan mengalami sendiri setiap detik ke- CTL.
giatan pembelajaran. Siswa bukan lagi sebagai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
siswa pasif yang hanya menerima pengetahuan pendekatan open-ended dan CTL efektif ditinjau
dari guru semata. Ini serupa dengan penjelasan dari sikap dan minat belajar matematika. Ada-
Sagala (2011, p. 92) bahwa proses pembelajaran pun hal-hal yang menyebabkan kedua pendekat-
CTL berlangsung alamiah dalam bentuk kegiat- an ini efektif ditinjau dari sikap dan minat bel-
an siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer ajar matematika adalah: (1) Fasilitas yang dibe-
pengetahuan dari guru ke siswa, strategi pembel- rikan guru kepada siswa berupa pemberian LKS
ajaran lebih dipentingkan pada hasil, dimana kepada setiap siswa. LKS yang disusun sedemi-
siswa belajar mengkonstruksi sendiri. kian rupa dapat menumbuhkan rasa ketertarikan
Miller (Mahfudy, Budiyono, & Sutrima, pada siswa. Umar (2009, p.105) menjelaskan
2011, p. 68) menjelaskan bahwa pembelajaran bahwa buku yang dikemas sedemikian rupa
kontekstual yang aktif mampu menghasilkan pe- akan menambah daya tarik tersendiri oleh siswa;
mahaman konsep yang lebih mendalam, keman- (2) Kedua pendekatan pembelajaran yang
dirian siswa, siswa yang lebih bertanggung diterapkan oleh guru memberikan rasa nyaman
jawab, kemampuan lebih dalam menghadapi siswa terhadap matematika, sehingga minat bel-
ambiguitas, menunjukkan kemampuan peme- ajar matematika siswa menjadi lebih baik. Hal
cahan masalah dan pengambilan keputusan, ini sejalan dengan hasil penelitian Carmichael,
berani mengambil resiko, mengambil inisiatif, et al (2009, p.62) yang menyatakan bahwa minat

Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014


124 - Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014

siswa dalam belajar matematika dipengaruhi nya melalui kegiatan nyata dengan cara menye-
oleh pengetahuan siswa tentang matematika, lesaikan masalah yang tersaji di LKS. Siswa
perasaan nyaman siswa terhadap matematika, yang memiliki kemampuan rendah dapat meres-
dan presepsi siswa terhadap metode yang digu- pon masalah sesuai dengan cara mereka sendiri
nakan guru dalam pembelajaran matematika; (3) berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki-
Sikap positif guru terhadap matematika mem- nya. Siswa tidak hanya sekedar duduk manis
pengaruhi sikap siswa terhadap matematika. Hal mendengarkan penjelasan guru, melainkan siswa
ini senada dengan penjelasan Olatunde (2009, bekerja dan mengalami sendiri proses mencari
p.336) bahwa the teachers method of mathe- atau memahami sehingga siswa dapat merumus-
matics teaching and his personality greatly kan sendiri hasil temuannya. Hasil temuan
accounted for the students positive attitude (pengetahuan) yang diperoleh menjadi lebih
towards mathematics. Metode pembelajaran bermakna karena diperoleh siswa berdasarkan
matematika dan kepribadian guru memberikan pengalaman sendiri dan pada akhirnya dapat
pengaruh kepada sikap positif siswa terhadap diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
matematika; (4) Siswa memiliki kesempatan Selain itu, yang menyebabkan tidak terdapat
untuk menemukan sendiri pengetahuannya perbedaan dari kedua pendekatan ini adalah
sehingga menumbuhkan sikap positif pada diri pengelolaan kelas yang sama yakni dengan
siswa. Hal ini senada dengan hasil penelitian membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
Umar (2009, p.110) yang memaparkan bahwa
SIMPULAN DAN SARAN
dalam kegiatan konstruktivisme dapat menum-
buhkan sikap bangga dan percaya diri bahwa Simpulan
mereka juga dapat menemukan sesuatu, bukan Berdasarkan hasil analisis data dan pem-
semata-mata hasil diberitahu guru. Hal ini bahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal
menumbuhkan nilai dalam diri siswa bahwa sebagai berikut: (1) Pendekatan Open-ended dan
mereka telah menjadi penemu kecil sebagai- CTL dalam pembelajaran matematika SMP
mana yang telah dilakukan oleh para ahli mate- tidak efektif ditinjau dari hasil belajar kognitif;
matika masa lampau; (5) Nilai-nilai positif yang (2) Pendekatan Open-ended dan CTL dalam
tertanam selama proses pembelajaran, salah pembelajaran matematika SMP efektif ditinjau
satunya bekerja sama. Hal ini senada dengan dari hasil belajar afektif; dan (3) Tidak terdapat
hasil penelitian Umar (2009, p.111) yang mema- perbedaan nendekatan Open-ended dan CTL
parkan bahwa nilai-nilai positif yang tertanam dalam pembelajaran matematika SMP tidak
pada diri siswa selama mengikuti proses pem- efektif ditinjau dari hasil belajar kognitif.
belajaran ternyata sangat berpengaruh terhadap
tumbuhnya sikap positif siswa terhadap mate- Saran
matika. Berdasarkan kesimpulan yang sudah di-
Perbedaan Pendekatan Pendekatan Open-Ended peroleh, maka dapat dikemukakan saran-saran
dan CTL sebagai berikut: (1) pembelajaran matematika
dengan pendekatan open-ended menggunakan
Analisis perbedaan keefektifan dengan uji pertanyaan-pertanyaan inovatif dan CTL dalam
multivariat bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran matematika SMP sama-sama efek-
terdapat perbedaan keefektifan antara pendekat- tif ditinjau dari hasil afektif, sehingga disaran-
an open-ended dan CTL ditinjau dari prestasi kan agar menerapkannya dalam pembelajaran
belajar, berpikir kreatif, sikap belajar matema- matematika SMP secara bergantian; (2) peneliti
tika dan minat belajar matematika. Hasil uji berikutnya disarankan agar memperluas materi
multivariat akhir menunjukan bahwa tidak ter- yang digunakan dalam penelitian sehingga me-
dapat perbedaan keefektifan pada kedua pende- mungkinkan generalisasi yang luas serta dapat
katan pembelajaran. Oleh karena itu, secara menerapkan di sekolah yang berjenjang lebih
statistik prestasi belajar, berpikir kreatif, sikap tinggi (SMA/sederajat); (3) peneliti berikutnya
belajar matematika dan minat belajar matema- disarankan untuk membuat instrumen yang me-
tika yang belajar dengan pendekatan open-ended menuhi tiap aspek pada prestasi belajar yang
maupun CTL dianggap sama. meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, pene-
Dugaan peneliti yang menyebabkan tidak rapan, analisis, sintesis, dan evaluasi sehingga
terdapat perbedaan keefektifan adalah kedua setelah dianalisis dapat diketahui aspek mana
pendekatan ini sama-sama memiliki tujuan supa- yang lebih unggul; dan (4) sebelum menerapkan
ya siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan-
Keefektifan Pendekatan Open-Ended dan CTL ... (Yeni Rahmawati ES, Idris Harta) - 125

kedua pendekatan ini, alangkah lebih baiknya ditinjau dari tingkat kreativitas siswa.
bila siswa dilatih sedikit demi sedikit menyele- Prosiding, Seminar Nasional Matema-
saikan soal yang memiliki kemungkinan banyak tika diselenggarkan oleh FMIPA UNY,
jawaban atau banyak cara dan berkaitan dengan pada Juli 2011.
kehidupan sehari-hari siswa.
McGregor, D. (2007). Developing thinking;
DAFTAR PUSTAKA developing learning: a guide to thinking
skills in education. New York: Open
Berns, R. G. & Eriskson, P. M. (2001).
University Press.
Contextual teaching and learning].
Diakses tanggal 18 Agustus 2012 dari Mitchell, M. & Gilson, J. (1997). Interest and
http://nccte.com/publication/infosynthesi anxiety in mathematics. Diakses tanggal
s/highlighzone/highligh05/ highligh05- 2 November 2012 dari
ctl.html http://www.eric.ed.gov/ERICWebPortal/
search/detailmini.jsp?_nfpb=true&_&E
Carmichael, C., et al. (2009). Factors
RICExtSearch_SearchValue_0=ED4121
influencing the development of middle
16&ERICExtSearch_SearchType_0=no
school students interest in statistical
&accno=ED412116
literacy. Statistic Education Research
Journal, 8(1), pp.62-81, May 2009. Nitko, A. J. & Brookhart, S. M. (2007). Edu-
cational assessment of students. Upper
Depdiknas. (2006). Peraturan Pemerintah
Saddle River, NJ: Pearson Education.
Nomor 22 Tahun 2006, tentang Standar
Isi. Nurdin. (2009). Implementasi CTL dalam
meningkatkan hasil belajar. Jurnal
Depdiknas. (2007). Peraturan Pemerintah
Administrasi Pendidikan Vol. IX No. 1
Nomor 16 Tahun 2007, tentang Standar
April 2009.
Kompetensi Akademik dan Kualifikasi
Guru. Olatunde, Y. P. (2009). Student attitudes
towards mathematics and academic
Ebel, R.I. & Frisbie, D.A. (1986). Essential of
achievement in some selected secondary
educational measurement. (4thed).
school in Southwestern Nigeria.
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-
European Journal of Scientific Research
Hell, Inc.
ISSN 1450-216X Vol. 36 No.3 2009.
Jhonson, E. B. (2002). Contextual teaching and
Popham, W. J. (1995). Classroom assessment:
learning: what it is and why its here to
What teachers need to know. US: Allyn
stay. Thousand Oks, California: Corwin
and Bacon.
Press.
Sagala, Syaiful. (2011). Konsep dan makna
Lianghuo, F., et al. (2005). Assesing Singapore
pembelajaran untuk membantu memcah-
students attitudes toward Mathematics
kan problematika belajar dan mnegajar.
and Mathematics learning: Finding from
Bandung: Alfabeta.
a survey of lower secondary students.
Diakses tanggal 7 Desember 2012 dari Sanjaya, Wina. (2006). Strategi pembelajaran
http://repository.nie.edu.sg/jspui/bitstrea berorientasi standar proses pendidikan.
m/10497/3345/1/CRP24_03FLH_Conf0 Jakarta: Kencana Prenada media.
5%28EARCOME%29_FanQuekZhuetal
Sawada, T. (1997). Developing lesson plans.
.pdf.
The open-ended approach: A new pro-
Mahmudi, Ali. (2008). Tinjauan kreativitas posal for teaching mathematics (pp.23-
dalam pembelajaran matematika. Jurnal 35). Reston, VA: NCTM.
Pythagoras, Volume 4, Nomor 2,
Shimada, S. (1997). The significance of an
Desember 2008, ISSN 1978-4538.
open-ended approach. The open-ended
Mahfudy, S., Budiyono, & Sutrima. (2011). approach: A new proposal for teaching
Eksperimentasi pembelajaran CTL dan Mathematics (pp.1-9). Reston, VA:
pembelajaran langsung yang berbasis NCTM.
assessment for learning dalam mening-
katkan prestasi belajar matematika SMP

Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014


126 - Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Mei 2014

Steven, J. (2002). Applied multivariate statistic Gazruwwg&usg=AFQjCNEP7dBJxgbd


for the social science. Mahwah, NJ: WALh5isT8_z2x_MDYQ.
Lawrence Erlbaum Associate.
Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi pendidikan
Stiggins, R. J. (1994). Student-centered class- dengan pendekatan baru. Bandung:
room assessment. New York: Macmillan Remaja Rosdakarya.
College Publishing Company.
Tatsuaoka, M. M. (1971). Multivariate Analysis:
Sulianto, Joko. (2011). Keefektifan model pem- Techniques For Educational And Psy-
belajaran kontekstual dengan pendekat- chological Research. Canada: John
an open-ended dalam aspek penalaran Wiley & Sons, Inc.
dan pemecahan masalah pada materi
TIM MKPMB. (2001). Strategi pembelajaran
segitiga di kelas VII. Diakses tanggal 21
matematika kontemporer. Bandung:
Januari 2013, dari
UPI.
http://www.google.com/url?q=http://e-
jurnal.ikippgrismg.ac.id/index.php/malih Widayat Umar. (2009). Penerapan pembelajaran
peddas/article/download/64/56&sa=U&e matematika SMP dengan pendekatan
i=4NREUvPCJcH3rQedx4CQBg&ved= CTL. Tesis, tidak dipublikasikan, Uni-
0CB0QFjAB&sig2=5FwDsbwseN8_V0 versitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai