Anda di halaman 1dari 58

PROMOSI KESEHATAN

A. Pengertian
Promosi kesehatan kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi,
kebijakan, dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang
menguntungkan kesehatan.
Adapun pengertian promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan, proses pemberdayaan dilakukan dari oleh
masyarakat yang artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui kelompok-
kelompok potensial di masyarakat bahkan semua komponen masyarakat. Sedangkan
pembelajaran dibarengi dengan upaya mempengaruhi kebijakan dan peraturan perundangan.

B. Tujuan
Tujuan promosi kesehatan adalah untuk mempengaruhi sikap masing-masing mengenal
kesehatan secara individu dan menentukan keputusan mereka atas pilihannya secara personal
menuju gaya hidup yang sehat dan lelah positif.
Ada beberapa tujuan khusus secara jelas yang harus di sampaikan pada individu adalah
sebagai berikut :
Mempengaruhi sikap untuk menerima gaya hidup yang sehat dan positif
MEMPENGARUHI dan memelihara kebiasaan makan dengan kandungan gizi yang
optimal
Mempengaruhi berhenti merokok demi kesehatan

Membantudan mengatasi stress yang dialami dalam kehidupan

C. PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN


Dalam pelaksanaannya, promosi kesehatan mempunyai prinsip-prinsip yang berguna
sebagai dasar-dasar dari pelaksanaan program promosi kesehatan. Prinsip-prinsip tersebut
meliputi:
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses pemberdayaan
masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of
enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari pendidikan atau
Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan, dan
di pihak lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi
Kesehatan.
2. Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan
disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat
berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
3. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai
perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
4. Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang
selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan upaya
advokasi dan bina suasana (social support).
5. Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu di
rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where
we work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana
kesehatan (where we get health services).
6. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh
kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat (mutual benefit).
Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan
Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
7. Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan
tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk
mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan
masyarakat. Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekuensi kegiatan seperti:
advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan juga mempunyai prinsip yang lebih spesifik dalam tiap ruang
lingkup promosi kesehatan atau setting. Misalnya, promosi kesehatan di keluarga, fasilitas
layanan kesehatan, tempat kerja, sekolah, dan tempat umum.
a. Prinsip Promosi Kesehatan di Keluarga
Dalam lingkup ini penerapan yang perlu diperhatikan antara lain:
1) Keluarga merupakan lingkup terkecil dalam suatu kelompok masyarakat, sehingga promosi
kesehatan yang dilakukan harus bias lebih spesifik juga. Pendidikan kesehatan yang diberikan
pun diharapkan akan lebih efektif karena fokus pada satu keluarga sebagai satu sasaran.
2) Keluarga terdiri atas beberapa orang yang sudah terikat hubungan satu sama lain, yaitu ayah,
ibu, dan anak. Sehingga apabila promosi kesehatan yang dilakukan sudah baik akan sangat
berpengaruh pada perubahan perilaku pada masing-masing anggota keluarga tersebut, dan
nantinya perilaku itu akan terbawa ke lingkungan diluarnya.
3) Setiap keluarga tentu memiliki nilai dan aturan tersendiri dalam lingkungannya, yang
masing-masing anggota keluarga sudah anut sejak lama, biasanya berupa kebiasaan-
kebiasaan tertentu. Dalam hal ini maka pemberi promosi kesehatan harus mampu
menyesuaikan diri dengan aturan tersebut agar keluarga tersebut bsia lebih terbuka dalam
menerima segala bentuk promosi yang dilakukan.
b. Prinsip Promosi Kesehatan di Fasilitas Layanan Kesehatan
Promosi kesehatan di fasilitas layanan kesehatan mempunyai prinsip-prinsip dasar
yaitu:
1) Ditujukan untuk individu yang memerlukan pengobatan dan atau perawatan, pengunjung,
keluarga pasien.
2) Memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga atas masalah kesehatan yang diderita
pasien.
3) memberdayakan pasien dan keluarga dalam kesehatan,
4) menerapkan proses belajar di fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
Promosi kesehatan di tempat kerja hendaknya dikembangkan dengan melibatkan kerja
sama dengan berbagai sektor yang terkait, dan melibatkan beberapa kelompok organisasi
masyarakat yang ada sehingga lebih mantap serta berkesinambungan. Dalam ruang lingkup
tempat kerja, promosi kesehatan juga mempunyai prinsip-prinsip, diantaranya :
1) Komprehensif.
Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa disiplin
ilmu guna memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai yaitu berkembangnya tempat kerja yang
sehat, aman dan nyaman sehingga dengan lingkungan kerja yang mendukung tersebut
diharapkan terjadi perubahan perilaku individu dan kelompok kearah yang positif sehingga
dapat menjaga lingkungan agar tetap sehat.
2. Partisipasi
Para peserta atau sasaran promosi kesehatan hendaknya terlibat secara aktif mengindetifikasi
masalah kesehatan yang dibutuhkan untuk pemecahannya dan meningkatkan kondisi
lingkungan kerja yang sehat. Partisipasi para pengambil keputusan di tempat kerja merupakan
hal yang sangat mendukung bagi para pekerja untuk lebih percaya diri dalam meningkatkan
kemampuan mereka dalam merubah gaya hidup dan mengembangkan kemampuan
pencegahan dan peningkatan terhadap penyakit.
3. Keterlibatan berbagai sektor terkait.
Kesehatan yang baik adalah hasil dari berbagai faktor yang mendukung. Berbagai upaya
untuk meningkatkan kesehatan pekerja hendaknya harus melalui pendekatan yang integrasi
yang mana penekanannya pada berbagai faktor tersebut bila memungkinkan.
4. Kelompok organisasi masyarakat
Program pencegahan dan peningkatan kesehatan hendaknya melibatkan semua anggota
pekerja, termasuk kelomok organisasi wanita dan laki-laki yang ada, termasuk juga tenaga
honorer dan tenaga kontrak. Kebutuhan melibatkan dengan berbagai organisasi masyarakat
yang mempunyai pengalaman atau tenaga ahli dalam membantu mengembangkan Promosi
kesehatan Di Tempat kerja hendaknya di perhitungkan dalam mengembangkan program
sebelumnya
5. Berkesinambungan atau Berkelanjutan
Promosi kesehatan di tempat kerja yang berhubungan erat dengan kesehatan dan keselamatan
kerja mempunyai arti penting pada lingkungan tempat kerja dan aktivitas manajemen sehari-
hari. Program promosi kesehatan dan pencegahan hendaknya terus menerus dilakukan dan
tujuannya jangka panjang. Apabila pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja ingin lebih
mentap, program hendaknya sesuai dan responsif terhadap kebutuhan pekerja dan masalah
yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja.
d. Prinsip Promosi Kesehatan di Sekolah
Sedangkan dalam ruang lingkup atau setting sekolah, promosi kesehatan juga
memiliki prinsip, diantara yaitu :
1) Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu peserta
didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi di masyarakat
2) Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :
a. Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif
terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang
mendukung kesehatan fisik, mental dan social
b. Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orangtua
3) Mengupayakan agar sekolah mempunyai akses untuk di laksanakannya pelayanan
kesehatan di sekolah, yaitu :
c. Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana
d. Kerjasama dengan Puskesmas setempat
e. Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan keamanan makanan
e. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Umum
Sebagai lingkup yang sangat luas dan tidak tentu maka hal yang perlu diperhatikan
dalam penerapannya antara lain:
a. Tempat umum merupakan sarana yang dilalui oleh banyak orang, sehingga dapat dikatakan
bahwa sasaran dari tindakan promosi kesehatan ini juga tidak tetap. Misalnya di tempat-
tempat umum seperti halte, stasiun, dan lain-lain maka penerapan yang paling efektif adalah
dengan memanfaatkan media berupa poster, spanduk, dan lain-lain. Dengan ini maka orang-
orang yang saat itu berada di tempat itu akan membaca dan mencoba memahami apa isi
pesan yang ada.

MEDIA PROMOSI KESEHATAN


4.1. Pengertian
Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk
promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk
memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi
4.2.Kegunaan
Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan
photo dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi
maupun
tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu :

Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran


Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh sasaran

Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan :

Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir. Dengan contoh


yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat bahwa salah tafsir atau salah
pengertian tentang bentuk plengsengan dapat dihindari.
Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan.
Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.
4.3.Jenis/MacamMedia
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar :

1. Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati. Merupakan alat
peraga yang paling baik karena mudah serta cepat dikenal, mempunyai bentuk serta
ukuran yang tepat. Tetapi alat peraga ini kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke
mana-mana sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam macam alat peraga ini
antara lain :
o Benda sesungguhnya, misalnya tinja di kebun, lalat di atas tinja, dsb
o Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang telah diawetkan seperti cacing
dalam botol pengawet, dll
o Sample yaitu contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti oralit,
dll
2. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya.Benda tiruan bisa
digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan. Hal ini dikarena
menggunakan benda asli tidak memungkinkan, misal ukuran benda asli yang terlalu
besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan
seperti tanah, kayu, semen, plastik dan lain-lain.
3. Gambar/Media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dll.
Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit
kata-kata. Kata-kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan dapat
dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan
pada suatu tempat yangmudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding
balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster
dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau photo. Poster terutama dibuat
untuk mempengaruhi orang banyak, memberikan pesan singkat. Karena
mmmmmmllkkkkitu cara pembuatannya harus menarik, sederhana dan hanya
berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah poster yang
mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang melihatnya serta dapat
mendorong untuk bertindak.
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang
singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa
yang disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan
singkat tentan suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah
tangga, deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat
diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan pertemuan dilakukan seperti
pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat
dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy.
4. Gambar alat optik. seperti photo, slide, film, dll
Photo
Sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam bentuk :
o Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan, menggambarkan
suatu cerita, kegiatan dan lain-lain. Dikumpulkan dalam sebuah album. Album
ini bisa dibawa dan ditunjukan kepada masyarakat sesuai dengan topik yang
sedang di diskusikan. Misalnya album photo yang berisi kegiatan-kegiatan
suatu desa untuk merubah kebiasaan BABnya menjadi di jamban dengan
CLTS sampai mendapat pengakuan resmi dari Bupati.
o Dokumentasi lepasan. Yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dan tidak
disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan atau
titik perhatian. Photo ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dll
Slide
Slide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau grup. Slide ini sangat
effektif untuk membahas suatu topic tertentu, dan peserta dapat mencermati setiap
materi dengancara seksama, karena slide sifatnya dapat diulang-ulang
Film
Film lebih kearah sasaran secara masal, sifatnya menghibur namun bernuansa
edikatif.

F. SEJARAH PROMOSI KESEHATAN


Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan
harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok atau individu
dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.

Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilakunya.


Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap
perubahan perilaku sasaran.

Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai
masukan (input) dan keluaran (output). Didalam suatu proses pendidikan kesehatan
yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan perilaku, dipengaruhi
oleh banyak faktor.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukannya


sendiri juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya,
dan alat-alat bantu / alat peraga pendidikan. Agar tercapai suatu hasil yang optimal
maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis.

Hal ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu, harus
menggunakan cara tertentu pula, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran,
demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran kelompok,
metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual. Untuk
sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya.

Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok dan
massa (public).

1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)

Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini


digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik
kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya seorang ibu yang baru saja
menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi TT
karena baru saja memperoleh / mendengarkan penyuluhan kesehatan.

Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor yang lestari atau ibu
hamil tersebut segera minta imunisasi maka harus didekati perorangan. Perorangan
disini tidak hanya berarti kepada ibu-ibu yang bersangkutan tetapi mungkin juga
kepada suami atau keluarga dari ibu tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini disebabkan karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan
atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta
membantunya maka perlu menggunakan metode (cara ini).

Bentuk dari pendekatan ini, antara lain :

1.1 Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counseling)

Dengan cara ini, kontak antara klien dengan petugas lebih intensif, setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien
tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh perhatian, akan
menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).

1.2 Interview (Wawancara)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara
antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak
atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau
yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian atau kesadaran yang kuat.
Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2. Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus mengingat besarnya kelompok


sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar,
metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan
tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.

2.1 Kelompok Besar

Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih
dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain :

2.1.1 Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah :

2.1.1.1 Persiapan

Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi dari yang
akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan :
a. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi kalau disusun
dalam diagram atau skema.
b. Menyiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya makalah singkat, slide,
transparan, sound system, dan sebagainya.

2.1.1.2 Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah tersebut
dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti
psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan
gelisah.
b. Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
c. Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
d. Berdiri di depan (di pertengahan), tidak boleh duduk.
e. Menggunakan alat-alat bantu (AVA) semaksimal mungkin.

2.1.2 Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah
ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli
tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di
masyarakat.

2.2 Kelompok Kecil

Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :

2.2.1 Diskusi Kelompok

Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi
dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga
mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya
dalam bentuk lingkaran atau segi empat.

Pimpinan diskusi / penyuluh juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan
kesan ada yang lebih tinggi. Tepatnya mereka dalam taraf yang sama sehingga tiap
anggota kelompok ada kebebasan / keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.

Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan


berupa pertanyaan-pertanyaan atas kasus sehubungan dengan topik yang dibahas.
Agar terjadi diskusi yang hidup, pemimpin kelompok harus mengarahkan dan
mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara
sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.

2.2.2 Curah Pendapat (Brain Storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan
metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaannya pemimpin kelompok
memancing dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban-
jawaban atau tanggapan (cara pendapat).

Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau
papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi
komentar oleh siapa pun. baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap
anggota dapat mengomentari dan akhirnya terjadilah diskusi.

2.2.3 Bola Salju (Snow Balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang, 2 orang). Kemudian


dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit, tiap 2 pasang
bergabung menjadi 1. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencari
kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini
bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi
diskusi seluruh kelas.

2.2.4 Kelompok Kecil-Kecil (Bruzz Group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil (buzz group) kemudian


dilontarkan suatu permasalahan sama / tidak dengan kelompok lain dan masing-
masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap
kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.

2.2.5 Memainkan Peranan (Role Play)

Dalam metode ini, beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan
tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai
perawat atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau
anggota masyarakat. Mereka meragakan misalnya bagaimana interaksi / komunikasi
sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

2.2.6 Permainan Simulasi (Simulation Game)

Metode ini adalah merupakan gambaran antara role play dengan diskusi kelompok.
Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan
monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan
menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa
orang menjadi pemain dan sebagian lagi berperan sebagai nama sumber.

3. Metode Pendidikan Massa (Public)

Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk mengkomunikasikan pesan-pesan


kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik maka
cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.

Oleh karena sasaran pendidikan ini bersifat umum dalam arti tidak membedakan
golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan
sebagainya maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.

Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran


masyarakat terhadap suatu inovasi, belum begitu diharapkan sampai dengan
perubahan perilaku. Namun demikian bila sudah sampai berpengaruh terhadap
perubahan perilaku adalah wajar.
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya
menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode ini, antara lain :
a. Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, menteri
kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa rakyat
untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan salah
satu bentuk pendekatan massa.
b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV
maupun radio, pada hakekatnya adalah merupakan bentuk pendidikan
kesehatan massa.
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah
juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa. Contoh "Praktek
Dokter Herman Susilo" di televisi pada waktu yang lalu.
d. Sinetron "Dokter Sartika" didalam acara TV juga merupakan bentuk pendekatan
pendidikan kesehatan massa.
e. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya
jawab / konsultasi tentang kesehatan atau penyakit juga merupakan bentuk
pendekatan pendidikan kesehatan massa.
f. Billboard yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya adalah
juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh billboard "Ayo ke Posyandu".

Update : 14 Juli 2006

Sumber :

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.

hepatitis
JUMLAH PASIEN DENGAN HBSAG POSITIF DI PUSKESMAS MOJOAGUNG
In sekilas info on Juni 3, 2009 at 9:45 am

Adanya pelayanan pemeriksaan laboratorium untuk faal hati ternyata direspon positif
oleh masyarakat. Kesadaran masyarakat untuk memeriksaan hati atau livernya sudah
cukup tinggi. Begitu juga promosi kesehatan menngenai penyakit-penyakit liver yang
sudah dilakukan di masyarakat dari Tim UKM Puskesmas Mojoagung sangatlah
membatu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan
livernya.Hasilnya adalah ditemukan sejumlah pasien dengan HbSAg.
Bagaimana Pemeriksaan dan Jumlah Pasien dengan HbSAg ?
Pasien dengan HbSAg ini biasanya ditemukan secara sengaja atau tidak sengaja
setelah pemeriksaan kadar SGOT/SGPT nya ketahuan meningkat, pasien ditawarkan
untuk melakukan pemeriksaan HbSAg. Atau kadang pasien dengan keluhan perut
terasa tidak nyaman yang langsung dating ke bagian radiology untuk minta diperiksa
USG dan ternyata hasilnya adalah hepatitis atau sirosis hepatic, pasien ini diminta
untuk melakukan pemeriksaan penunjang yang lain yaitu HbSAg dan SGOT/SGPT.
Informasi dari Bagian Laboratorium Puskesmas Mojoagung menyatakan bahwa
ditemukan sebanyak 10 orang dengan HbSAg positif pada tahun 2008 dengan
perincian 6 orang dari dalam wilker PKM Mojoagung, 2 orang dari PKM Gambiran
dan 2 orang dari luar Kecamatan Mojoagung. Pada tahun 2009 (Jan- Mei) ini jumlah
pasien dengan HbSAg positif sudah ditemukan sebanyak 12 orang dengan perincian 4
orang dari dalam wilker PKM Mojoagung, 3 orang dari Wilker PKM Gambiran dan 5
orang dari Luar Kecamatan Mojoagung. Menariknya 50% pasien dengan HbSAg
positif pada tahun 2009 ini ditemukan pada bulan Mei kemaren.
DINAS KESEHATAN PROVINSI LAMPUNG
Tim Kesehatan Provinsi Lampung Di Sumatera Barat
20 Oktober 2009 14:24
Sebagai Upaya meringankan beban penderitaan para korban gempa Sumatera Barat,
Pemerintah Provinsi Lampung telah memberangkatkan relawan yang terdiri dari
barbagai unsur guna memberikan bantuan, tanpa kecuali Dinas Kesehatan dan Rumah
Sakit Abdoel Muluk Provinsi Lampung.
Tim Kesehatan Provinsi Lampung diberangkatkan diberangkatkan dalam 2 kali
pemberangkatan yaitu pada tanggal 3 Oktober 2009 dan 4 Oktober 2009 serta
berakhir pada tanggal 9 Oktober 2009.
Lokasi Tim Relawan Provinsi Lampung terletak di Kecamatan Sungai Geringging
Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat, terdiri dari :1 orang dokter spesialis
orthopedi, 1 orang dokter spesialis bedah, 4 orang dokter umum, 12 orang perawat, 3
orang sopir dg 3 unit ambulance, 2 orang tenaga administrasi serta dilengkapi obat-
oabatan dan kantong jenazah.
Upaya yang telah dilakukan Tim Kesehatan :
1. Pelayanan Kesehatan Statis yang dilakukan di beberapa Pos Kesehatan.
2. Pelayanan Kesehatan Mobile yang diharapkan dapat menjangkau para korban
bencana yang terletak jauh dari Pos kesehatan statis.
Dalam melakukan pelayanan kesehatan terhadap para korban bencana gempa dari
tanggal 3 s/d 9 Oktober 2009 tercatat sebanyak 2.896 orang baik rawat jalan dengan
atau tanpa tindakan, rawat inap maupun yang dirujuk ke RS.
Peresmian Teater Nyamuk Sebagai Ikon Wisata Ilmiah
25 September 2009 11:18
Keberadaan Teater Nyamuk adalah upaya pendekatan kepada masyarakat untuk
mempermudah akses hasil penelitian Badan Litbangkes sehingga berdaya guna dan
berhasil guna, kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan
Litbangkes), Prof. DR. Dr. Agus Purwadianto, SH, Msi, Sp. F(K).

Hal itu disampaikan dalam acara peresmian Mosquito Teather (Teater Nyamuk) di
Desa Babakan, Kec. Pangandaran, Kab. Ciamis Jawa Barat tgl. 19 Agustus 2009.
Teater Nyamuk merupakan ikon wisata ilmiah dengan kegiatan yang
mengintegrasikan pembelajaran ilmu pengetahuan, teknologi dan seni bidang
kesehatan dengan kegiatan pariwisata, tambah Prof. Agus Purwadianto.
Menurut Prof. Agus Purwadianto, kejadian penyakit yang ditularkan nyamuk di
Indonesia masih tinggi. Bahkan beberapa nyamuk telah resisten terhadap insektisida
dan beberapa jenis virus serta kuman penyebab penyakit juga resisten terhadap
pengobatan. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah sudah mengembangkan vaksin dan
obat-obatan untuk mengatasi penyakit tersebut.
Sebagai pendukung wisata ilmiah, gedung berkonsep minimalis dengan nuansa
perpaduan hijau, merah dan oranye ini dilengkapi fasilitas sesuai kegiatan yang
dilakukan di gedung tersebut.
Fasilitas itu terdiri dari gedung sinema berukuran 9x8 meter dengan kapasitas 120
orang, ruang multimedia yang berfungsi untuk proses editing dan dubbing, pusat
pelayanan yang berfungsi sebagai tempat pelayanan informasi, penjualan tiket serta
penjualan souvenir dan museum sebagai tempat penyimpanan koleksi dan dokumen.
Teater ini merupakan museum nyamuk pertama di Indonesia, dihiasi replikasi
nyamuk ukuran besar pada dinding utamanya. Ada enam genus koleksi nyamuk yang
dimiliki museum ini yaitu : Aedes, Culex, Anopheles, Mansonia, Armigeres dan
Toxor. Masing-masing genus terdiri dari spesimen stadium telur, larva, pupa dan
nyamuk.
Teater yang dibangun dengan dana APBN Departemen Kesehatan didukung penuh
pengembangan dan pemanfaatannya sebagai ikon wisata ilmiah oleh Pemda Kab.
Ciamis dan Pemda Provinsi Jawa Barat . Sinergi antar sektor menjadi ciri nyata dalam
ikon wisata ilmiah ini, khususnya sektor kesehatan, pendidikan, pariwisata, dan
ekonomi, ujar Sugianto, Msc.PH, Kepala Loka Litbang P2B2 Ciamis.
Rangkaian kegiatan peresmian mengambil tema Mari Kenali Nyamuk Agar
Terhindar dari Penyakit, diharapkan masyarakat mengenal lebih dekat tentang
nyamuk terutama bionomik/perilaku hidup nyamuk dan berperilaku hidup bersih
sehat supaya terhindar dari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti malaria,
DBD, chikunguya, dan filariasis, tambah Sugianto.
Indonesia merupakan salah satu negara yang masih terjadi transmisi malaria (berisiko
Malaria/Risk-Malaria), dimana pada tahun 2006 terdapat sekitar 2 juta kasus malaria
klinis, sedangkan tahun 2007 menjadi 1,75 juta kasus. Jumlah penderita positif
malaria (hasil pemeriksaan mikroskop positif terdapat kuman malaria) tahun 2006
sekitar 350 ribu kasus, dan pada tahun 2007 sekitar 311 ribu kasus.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen
Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor
telepon/faks: 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail
puskom.publik@yahoo.co.id
Badan POM RI luncurkan Laboratorium Keliling
25 September 2009 11:26
Jakarta, 7 September 2009 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pagi ini
meluncurkan delapan unit laboratorium keliling (mobile lab) di Jakarta guna terus
meningkatkan pengawasan dan pengamanan obat dan makanan yang beredar di
masyarakat.
Selama ini BPOM secara proaktif melakukan pengawasan dan sampling makanan
dan bahan makanan yang dijual di masyarakat untuk diuji keamanannya di lab kami.
Tapi lagi-lagi karena berbagai hambatan seperti jarak dan kemacetan, aktivitas ini
sering kali memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup tinggi. Dengan
unit laboratorium keliling ini, kami bisa melakukan tes laboratorium dan
mendapatkan hasilnya di tempat, kata Kepala BPOM Husniah Rubiana.

Untuk tahap pertama, delapan unit laboratorium keliling ini akan disebar di Jakarta.
Delapan unit Laboratorium Keliing BPOM tersebut juga sudah diberikan warna dan
logo BPOM yang khas agar masyarakat bisa langsung mengenali.
Unit laboratorium keliling ini justru bukan dimaksudkan untuk menakut-nakuti para
penjual makanan dan obat di pasar tradisional. Justru sebaliknya kami berharap
masyarakat bisa semakin nyaman dan tenang mengkonsumsi makanan bila sudah
melihat kehadiran mobil BPOM di situ karena berarti makanan dan obat yang dijual
sudah layak saji dan layak konsumsi, kata Husniah menambahkan.
Kehadiran Unit laboratorium keliling BPOM juga sangat relevan menyambut Hari
Raya Idul Fitri dimana volume dan frekuensi belanja bahan makanan akan meningkat
tajam. BPOM akan melakukan sosialisasi ke masyarakat khususnya para pedagang
dan pembeli bahan makanan di pasar-pasar tradisional mengenai fungsi dan cara
penggunaan unit laboratorium keliling ini. Yang pasti, unit laboratorium keliling
BPOM ini dilengkapi dengan peralatan yang mendeteksi bahan bahan berbahaya di
dalam makanan maupun kosmetik dan obat palsu.
Struktur dan kebiasaan masyarakat Indonesia yang sering kali membeli obat dan
makanan, atau bahkan mencampur obat dan makanan untuk meningkatkan rasa atau
memodifikasi rupanya menjadi lebih menarik justru menjadi risiko tersendiri bagi
penjual dan pembeli obat dan makanan di pasar-pasar tradisional di seluruh Indonesia.
Namun karena sudah menjadi bagian struktur sosial masyarakat, BPOM terus mencari
jalan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan agar masyarakat semakin nyaman
dan tenang berbelanja di manapun di seluruh Indonesia.
Ini adalah bagian dari fungsi pelayanan BPOM kepada masyarakat yang memang
tidak mudah dan tidak murah untuk dilakukan dengan struktur geografis, demografis
dan sosial masyarkat Indonesia. Namun tetap harus dicarikan solusinya secara kreatif.
Pelayanan Kesehatan Dalam Rngka Idul Fitri 1430 H
15 September 2009 14:52
Sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka
Idul Fitri 1430 H, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung memberikan pelayanan
Kesehatan di beberapa Pos Simpatik. Hal ini terlaksana bekerjasama dengan Lintas
Sektor terkait.
Pos Simpatik tersebut terletak di Terminal Rajabasa, Hajimena dan Pasir Putih, yang
masing-masing Pos dilengkapi dengan Tenaga Kesehatan dan Ambulance.
Pos Simpatik tersebut dibuka 24 jam sehari selama 16 Hari (H-7 s/d H+7) yang
dimulai pada hari ini (14 September 2009). Sedangkan untuk masing-masing
Kabupaten/Kota lokasi Pos Simpatik berkoordinasi dengan Masing-masing Polres.
Antisipasi kemungkinan transmisi virus H1N1/H5N1 Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung telah mendistribusikan sebanyak 12 box @2.000 buah masker (Pelabuhan
Bakauheni, Bandara Radin Inten, dan stock di Kabupaten Lampung Selatan), melalui
KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Panjang dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Lampung Selatan.
WASPADA FLU BARU H1N1
13 Agustus 2009 14:01
Zaman berubah, semua juga berubah. Begitu juga dengan penyakit. Kini muncul flu
baru H1N1 atau yang lebih populer disebut flu babi/flu meksiko/swine influenza. Flu
babi merupakan penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influenza A subtype
H1N1 sehingga gejalanya mirip dengan influenza biasa.

Penyakit ini sudah melanda Benua Amerika dan Eropa, serta beberapa provinsi di
Indonesia. Meskipun sampai saat ini belum dilaporkan adanya kasus flu meksiko/flu
babi di Provinsi Lampung, kita tetap harus waspada terhadap penyebaran penyakit ini
dan mengenali gejala-gejalanya. Gejala flu babi yang biasa ditemukan pada manusia,
yaitu :
- Demam lebih dari 38 derajat celcius
- Batuk
- Pilek
- Sakit tenggorokan
- Letih dan lesu
- Kadang disertai nyeri otot, mual, muntah, dan diare
- Sesak nafas
Penularan virus influenza A subtype H1N1 dapat terjadi melalui dua cara, yaitu :
1. Melalui kontak dengan babi yang terinfeksi atau lingkungan yang telah
terkontaminasi oleh virus tersebut.
2. Melalui kontak dengan penderita flu babi.
Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari flu babi adalah sebagai berikut :
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sesering mungkin, terutama setelah
batuk atau bersin.
2. Menutup hidung dan mulut dengan tissue pada saat batuk atau bersin, kemudian
membuang tissue tersebut ke tempat sampah.
3. Menjaga jarak minimal satu meter dengan orang yang sedang sakit flu.
4. Apabila mengalami gejala flu, segera periksa ke dokter, puskesmas, rumah sakit,
atau klinik terdekat dan tinggal di rumah untuk istirahat. Hindari kontak dengan orang
lain untuk mencegah penularan.
(Seksi Promosi Kesehatan)
Gladi Lapang Penanggulangan Bencana Provinsi Lampung
10 Agustus 2009 10:27
Dalam rangka sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan untuk
menghadapi terjadinya suatu keadaan daruat, maka pemerintah Provinsi Lampung
melalui Sekretariat Penanggulangan Bencana pada tanggal 28 Juli 2009 telah
mengadakan simulasi penanggulangan bencana gempa bumi dan kebakaran yang
melibatkan unsur terkait termasuk masyarakat disekitar lokasi simulasi yaitu di
Lapangan Sepak bola Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar
Lampung.
Sebagai Inspektur Upacara pada pembukaan simulasi tersebut mewakili Gubernur
Lampung adalah Inspektur Daerah Provinsi Lampung.
Masyarakat Dihimbau Waspada Influenza A H1N1
11 Juli 2009 23:51
Dirjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes Prof. Dr.
Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K) menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan
tidak panik dengan merebaknya penyebaran virus Influenza A H1N1 di Indonesia.
Hal ini disampaikan dalam jumpa pers tentang perkembangan Influenza A H1N1 di
Indonesia, Sabtu (4/72009) di Jakarta.
rof. Tjandra mengharapkan masyarakat untuk tetap waspada bila dirinya atau orang
disekitarnya mendapat gejala flu seperti batuk, pilek dan demam, terlebih lagi jika
orang itu baru kembali dari luar negeri atau ada kontak dengan orang yang baru
kembali dari luar negeri. Masyarakat juga dihimbau untuk selalu menerapkan pola
hidup bersih dan sehat dengan membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun.
Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala
influenza supaya mengenakan masker dan tidak berdekatan dengan anggota keluarga
yang lain dan segera menghubungi petugas kesehatan serta menghindari bepergian
apabila sedang sakit flu, ujar Prof. Tjandra. Lebih lanjut dikatakan Prof. Tjandra,
hingga hari Sabtu (4/7/2009) terdapat tambahan 12 kasus baru pasien positif H1N1 di
Indonesia yang tersebar di Jakarta dan Bali.

Kedua belas pasien tersebut terdiri dari 8 orang WNI dan 4 orang WNA yaitu AR (L,
23 TH), RA (L, 10 bln), HR (P, 40 th), IG (L, 33 th), N (P, 34 th), BE (L, 50 th), TD
(L, 65 th), F (L, 14 th), RW (L,23 th), BA (L, 22 th), JO (L, 43 th), dan NN. Dengan
tambahan kasus baru tersebut jumlah kasus positif Influenza A H1N1 yang tercatat di
Indonesia menjadi 20 orang.
Prof. Tjandra mengatakan sudah ditemukan penularan H1N1 antar manusia di
Indonesia. Hal itu terjadi pada 2 dari 12 orang pasien baru tersebut. Lokasi penularan
berada di daerah Jakarta, namun belum diketahui secara pasti oleh siapa dan dimana
persisnya penularan tersebut terjadi.
Seluruh pasien positif H1N1 tersebut sampai saat ini sehat-sehat saja, tidak ada yang
fatal, hanya batuk pilek biasa saja bahkan sebagian ada yang tanpa keluhan sama
sekali. Seperti diketahui, 95% pasien di dunia ini tidak masuk rumah sakit sama
sekali, ujar Prof. Tjandra.
Ditambahkan pula oleh Prof. Tjandra bahwa flu baru H1N1 ini cukup unik karena
tingkat fatality-nya yang tinggi justru pada pasien yang berusia muda (20-30 tahun),
sementara flu lain pada umumnya akan makin tinggi tingkat fatality-nya pada mereka
yang berusia lanjut.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen
Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor
telepon/faks: 021-52907416 19 dan 021-52921669, atau melalui alamat e-mail:
puskom.depkes@gmail.com dan puskom.publik@yahoo.co.id
Peralatan Makan Melamin
30 Juni 2009 12:17
Peralatan makan melamin sudah menjadi sesuatu yang umum dimiliki oleh setiap
rumah tangga. Selain karena sifatnya yang tahan pecah, peralatan makan melamin
juga memiliki bentuk, warna, dan motif yang sangat beragam. Bahan melamin selain
digunakan untuk peralatan makan orang dewasa, juga digunakan untuk peralatan
makan bagi bayi.
Dari hasil pengawasan yang dilakukan oleh Badan POM, ditemukan 30 peralatan
makanan bermelamin yang berbahaya karena terbukti melepaskan zat formalin. Zat
ini bila masuk ke dalam tubuh berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi
kesehatan, yaitu penyakit kanker.
Untuk itu, mengetahui produk-produk peralatan makan melamin apa saja yang
berbahaya tersebut, dapat diunduh di
http://www.pom.go.id/public/peringatan_publik/pdf/melamin.pdf
Puskesmas Kotabumi II (ISO 9001:2008)
24 Juni 2009 12:07
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung beserta seluruh jajaran mengucapkan
selamat kepada :
PUSKESMAS KOTABUMI II
yang telah berhasil setelah melakukan Audit Eksternal ke 3 pada tanggal 22 Juni 2009
oleh Badan Sertifikasi SAI Global Jakarta, sehingga direkomendasikan untuk tetap
berhak meraih Sertifikat ISO 9001 : 2008.
Terimakasih dan penghargaan setingi-tinginya kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Lampung Utara yang senantiasa telah mendukung terwujudnya Puskesmas ISO
Pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung.
Semoga Kabupaten/Kota lainnya dapat mengikuti keberhasilan Puskesmas Kotabumi
II demi terwujudnya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dengan perspektif
Kepuasan Masyarakat.
Program Jamkesmas Berhasil Hemat Uang Negara 1,4 Trilyun Rupiah
24 Juni 2009 10:52
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat ( Jamkesmas ) tahun 2008 yang dilakukan
antara lain dengan mengirimkan tagihan (klaim) langsung dari kas negara ke rumah
sakit ternyata berhasil menghemat (mengefisienkan) uang negara sebesar 1,464
trilyun rupiah. Oleh karena itu program jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin
dan tidak mampu dengan sasaran 76,4 juta jiwa ini akan dilanjutkan pada tahun 2009
dengan menggunakan manajemen yang sama seperti manajemen tahun 2008.
Jamkesmas tahun 2009 dianggarkan dari APBN dengan jumlah yang sama tahun
2008.
Hal itu disampaikan Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) yang didampingi
para pejabat eselon I dan II saat jumpa pers awal tahun di Jakarta pada tanggal 12
Januari 2009.
Dana Jamkesmas yang dikirim Depkes ke rumah-rumah sakit daerah yang melayani
masyarakat miskin dan tidak mampu adalah dana bantuan sosial (Bansos), bukan
pendapatan rumah sakit. Seharusnya dana Bansos itu digunakan langsung oleh rumah
sakit untuk melayani masyarakat miskin dan tidak mampu. Jadi tidak benar bila
Bansos dianggap sebagai pendapatan asli daerah (PAD), ujar Dr. Siti Fadilah Supari.
Masyarakat miskin di daerah yang tidak mempunyai Kartu Jamkesmas (di luar kuota
Nasional) menjadi tanggungan pemerintah daerah. Masyarakat miskin tersebut
mempunyai hak yang sama dalam pelayanan kesehatan dengan masyarakat miskin
yang memiliki Kartu Jamkesmas. Namun dengan pembiayaan dari pemerintah daerah
melalui APBD, tutur Menkes.
Siaga ( LevelIII) Gunung Anak Krakatau
23 Juni 2009 0:08
Berita Antara. (21-06-2009) Status Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat
Sunda hingga saat ini masih siaga atau level III sehingga masyarakat sekitar tetap
diminta waspada.
Sampai saat ini pengunjung dan warga hanya diperbolehkan berada dalam radius dua
kilometer dari titik letusan," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di
Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten Anton Prambudi,
Sabtu.
Anton mengatakan, sejak 6 Mei 2009 status gunung itu dinaikkan dari waspada atau
level II menjadi siaga atau level III, kini kondisi Gunung Anak Krakatau berbahaya
karena mengeluarkan lava pijar berupa batu dan kerikil yang suhunya berkisar 600-
1.000 derajat celcius.
Oleh karena itu, hingga saat ini Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG) Bandung memeberikan rekomendasi bahwa daerah aman berada dua
kilometer dari titik letusan gunung berapi yang berada di perairan Selat Sunda.
"Saya mengimbau kepada pengunjung dan nelayan agar tidak medekati Anak
Krakatau karena khawatir terkena lava pijar," ujarnya.
Menurut dia, aktiviats kegempaan Gunung Anak Krakatau sepanjang Sabtu ini
mengalami penurunan dibandingkan dua hari lalu.
Saat ini, kegempaan mencapai 981 kali terdiri atas vulkanik dangkal sebanyak 116
kali, letusan 455 kali, tremor 274 kali, dan embusan 136 kali.
Sementara kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakata, Jumat (19/6) sebanyakl 1.257
kali yakni vulkanik dangkal 157, tremor 377, letusan 452 dan embusan 271 kali.
Meskipun kegempaan mengalami penurunan, tetapi pihaknya tetap siaga mengingat
terjadi peningkatan jumlah letusan dibanding dua hari yang lalu.
Untuk itu, tim pemantau tetap siaga serta saling berkoordinasi dengan tim lain yang
ada di Banten, untuk saling memberikan informasi.
Sementara itu, saat ini kondisi Gunung Anak Krakatau masih diselimuti kabut tebal
sehingga sulit mendeteksi secara visual.
"Saya berharap pengunjung dan nelayan tidak mendekati kawasan Gunung Anak
Krakatau karena masih membahayakan keselamatan," katanya.
Lagi, Public Warning Badan POM ttg Kosmetika berbahaya
19 Juni 2009 10:18
Badam POM RI kembali mengeluarkan Public Warning Kosmetika yg mengandung
bahan berbahaya seperti Marcury, Hidrokuinon, Asam Retinoat, Rhodamin B, dll.
Selengkapnya dapat diunduh di
http://www.pom.go.id/public/peringatan_publik/pdf/Binder1.pdf
Pengembangan Desa Siaga (Gerakan Menuju Desa Sehat)
19 Juni 2009 9:09
Berdasarkan SK Menkes No. 564/Menkes/SK/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006
tentang Pedoman Pengembangan Desa Siaga, maka Gubernur Lampung pada tanggal
3 Agustus 2006 telah mencanangkan Gerakan Menuju Desa Sehat (GMDS) di
Kampung Astomulyo Kabupaten Lampung Tengah. GMDS merupakan istilah lain
Desa Siaga khusus untuk Provinsi Lampung.
Target Nasional bahwa pada Tahun 2009, seluruh Desa/Kelurahan menjadi Desa
Siaga atau melaksanakan Gerakan Menuju Desa Sehat. Berdasarkan Target tersebut,
Provinsi Lampung kemudian menyusun rencana pencapaian program s.d Tahun 2009
sbb:

Rencana Pengembangan Desa Siaga (GMDS) Provinsi Lampung


Tahun 2006 s.d 2009
ENAM (6) STRATEGI INDONESIA DALAM KESIAPSIAGAAN PANDEMI
INFLUENZA H1N1
19 Juni 2009 0:37
Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan Swine Flu (Flu Meksiko) untuk
mencegah pandemic influenza A H1N1 di Indonesia, pemerintah melalui Departemen
Kesehatan RI menetapkan 6 strategi Indonesia dalam kesiapsiagaan pandemi
influenza sebagai berikut:
1. Penguatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP):
Indonesia memiliki 48 kantor kesehatan pelabuhan dan sekitar 25 diantaranya
mempunyai akses internasional. Ada beberapa upaya penguatan yang dilakukan
di kantor kesehatan pelabuhan yaitu:
Pemberlakuan Health Alert Card
Penerapan radio pratique
Kesiapan petugas dalam memantau penumpang yang datang
Pemasangan thermal scanner
Penyiapan alat pelindung diri (APD)
Penyiapan klinik di kantor kesehatan pelabuhan dengan obat dan perlengkapannya
Penyiapan sarana rujukan bila diperlukan

2. Logistik terutama obat dan APD


Penyediaan obat tamiflu dalam jumlah yang cukup
Pendistribusian sampai di tingkat puskesmas

3. Penyiapan Rumah Sakit


Kesiapan 100 rumah sakit rujukan
Ketersediaan obat
Ketersediaan ruang isolasi
Petugas kesehatan yang terampil
Prosedur diagnosis dan terapi

4. Penguatan surveilans Epidemiologi


Mengintensifkan surveilans Influenza Like Illness (ILI) di 20 puskesmas sentinel
Mengintensifkan surveilans SARI di 15 Rumah Sakit sentinel
Menambah lokasi sentinel ILI di 25 puskesmas baru
Surveilans Pneumonia dan SARI di sarana kesehatan (Puskesmas & Rumah Sakit)
Intensifikasi surveilans di pelabuhan laut dan udara, terutama pelabuhan/bandara
internasional
Surveilans di masyarakat termasuk rumors verifikasi

5. Penguatan Laboratorium
Mengintensifkan laboratorium regional
Pemenuhan reagensia

6. Komunikasi Edukasi dan Informasi (KIE)


Pembuatan spanduk di tempattempat umum
Pembuatan stiker/pamplet/brosur dan media komunikasi lainnya
Melakukan jumpa press dan press release secara berkala
Memberikan penjelasan ke masyarakat melalui berbagai media massa cetak dan
elektronik
Pemberdayaan masyarakat melalui desa siaga
Pemberdayaan Masyarakat untuk Meningkatkan KADARZI
12 Juni 2009 11:02
Kadarzi (keluarga sadar gizi) merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam pembangunan kesehatan khususnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia umumnya. Upaya tersebut dilakukan oleh Pemerintah Provinsi
Lampung dalam rangka percepatan 315 desa siaga pada 11 Kabupaten/Kota di
Lampung.
Salah satu sasaran dari strategi Depkes adalah seluruh Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
tertuang dalam Kepmenkes RI No :564/Menkes/SK/VIII/2006.
Selanjutnya Pemerintah Daerah Kab/Kota hendaknya dapat mengembangkan upaya
tersebut sehingga mejadi kegiatan berkelanjutan.
Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader posyandu serta petugas
pendamping kader kadarzi.
Materi :
1. Pedoman Kadarzi
2. Pedoman Kader Pendamping Kadarzi
3. Kampanye Kadarzi
4. Pedoman Pemantauan Pertumbuhan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 Puskesmas KOTABUMI II Lampung
Utara
01 Juni 2009 12:44
dr. Hj.Maya Metissa
Manager
Puskesmas Kotabumi II berkeinginan menerapkan sistem manajemen mutu ISO
9001:2000 diawali dengan membangun komitmen bersama demi peningkatan mutu
pelayanan.
eberhasilan penerapan ISO 9001:2000 tergantung kepada komitmen, bukan hanya
ditingkat Top Management, termasuk juga Middle dan Lower Management. Dengan
semangat , niat baik serta etos kerja yang tinggi, pada tanggal 14 Februari 2008
Puskesmas Kotabumi II berhasil meraih sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2000 dari Badan Sertifikasi Internasional SAI Global.
Visi, Misi dan Kebijakan Mutu
Visi
Menjadi Puskesmas Terbaik dengan Pelayanan Prima di Propinsi Lampung
Misi
1. Meningkatkan kualitas pelayanan
2. Meningkatkan kesehatan masyarakat dan lingkungan
3. Meningkatkan kualitas SDM
Kebijakan Mutu
Untuk mencapai visi dan misi, Puskesmas Kotabumi II berkomitmen untuk
melakukan peningkatan secara berkesinambungan demi tercapainya kepuasan
masyarakat, dengan cara :
1. Meningkatkan kompetensi SDM pendukung layanan
2. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan masyarakat dan lingkungan
3. Memberikan pelayanan yang prima
4. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk menuju kemandirian hidup sehat
secara pribadi maupun masyarakat
5. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 secara efektif dan efisien

Tujuan
Tujuan umum adalah terselenggaranya ISO 9001:2000 Puskesmas dalam rangka
peningkatan manajemen mutu di Puskesmas Kotabumi II.
Tujuan khusus adalah :
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan.
1. Meningkatkan kepuasan pelanggan / Konsumen Puskesmas
2. Meningkatkan citra Puskesmas
3. Meningkatkan daya saing
4. Memiliki dokumen mutu yang lebih baik
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penerapan ISO 9001:2000 di Puskesmas Kotabumi II meliputi :
Medical Record, General Care Unit, Dental Care Unit, Mother & Children Care Unit,
Supporting Services Unit Of Laboratory, Sanitation, Nutrition and Pharmacy.

Prinsip-prinsip Manajemen Kualitas


1. Fokus kepada pelanggan
2. Kepemimpinan
3. Keterlibatan Personil
4. Pendekatan proses
5. Manajemen dengan pendekatan sistem
6. Pengambilan keputusan dengan pendekatan fakta
7. Perbaikan berkesinambungan
8. Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok

Manfaat Penerapan ISO 9001:2000


Terselenggaranya ISO 9001:2000 di Puskesmas Kotabumi II memiliki manfaat :
1. Kepuasan Pelanggan meningkat
2. Pengendalian mutu lebih sistematis
3. Koordinasi lebih baik
4. Ketidaksesuaian terdeteksi sejak awal
5. Konsistensi mutu lebih baik
6. Kepercayaan Pelanggan meningkat
7. Dokumentasi SMM lebih baik
8. Menurunkan biaya kegagalan mutu
9. Banyak peluang perbaikan
AUDIT EKSTERNAL SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2000
PUSKESMAS KOTABUMI II
Agus Darsono
Manager Representative
Audit eksternal dalam rangka sertifikasi SMM ISO 9001 : 2000 terhadap ruang
lingkup pelayanan di Puskesmas Kotabumi II dilaksanakan pada tanggal 26 27
Desember 2007 oleh Badan Sertifikasi Internasional SAI GLOBAL. Perbaikan dan
revisi terhadap beberapa temuan pada saat audit eksternal dilakukan dengan segala
keterbatasan yang ada, hingga pada akhirnya berbuah manis dengan diraihnya
Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000 pada tanggal 14 Februari 2008.
Audit surveillance I dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2008, dengan hasil bahwa
Badan Sertifikasi SAI GLOBAL tetap merekomendasikan kelanjutan sertifikasi SMM
ISO 9001 : 2000 di Puskesmas kotabumi II.
Audit surveillance II dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2008, dengan hasil
bahwa Badan Sertifikasi SAI GLOBAL tetap merekomendasikan kelanjutan
sertifikasi SMM ISO 9001 : 2000 di Puskesmas kotabumi II.
Kuantitas minimal terhadap temuan minor pada saat audit surveillance I dan II
berlangsung, menjadi dasar bagi SAI GLOBAL untuk menyatakan bahwa Puskesmas
Kotabumi II sebagai salah satu Klien tingkat Puskesmas yang konsisten dan
komitmen dalam upaya mempertahankan sertifikasi ISO 9001 : 2000.
(Agus Setiawan,Auditor SAI GLOBAL,Clossing Meeting, 11 Juni 2008).
Suatu Pembuktian bahwa komitmen, mulai dari Top Management, termasuk juga
Middle dan Lower Management menjadi dasar bagi penyelenggaraan SMM
ISO 9001 : 2000.
Audit surveillance III rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2009,
mudah-mudahan dengan segala keterbatasan yang Kami miliki dan Kami rasakan,
Kami masih tetap dapat memberikan hasil yang terbaik demi pelayanan optimal
kepada masyarakat.
AUDIT INTERNAL SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2000 MENUJU
VERSI 2008
PUSKESMAS KOTABUMI II
drg. Noor Afia Adi Surani
Lead Auditor Internal
Audit Internal adalah alat yang penting, karena memberikan penilaian yang
independen dan objektif terhadap pemenuhan bisnis terkait dan persyaratan lainnya.
Temuan berdasarkan audit internal dapat memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap peningkatan efisiensi bisnis, efektifitas, kinerja dan keuntungan.
Auditor Internal harus memiliki dan memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan oleh
ISO 9001 : 2000. Tim Auditor Internal Puskesmas Kotabumi II telah memenuhi
persyaratan tersebut, dan telah mengikuti serta Lulus ujian yang diselenggarakan oleh
Konsultan Sertifikasi dari AIMS pada tahun 2007. Kompetensi tersebut dibuktikan
dengan sertifikat kelayakan sebagai AUDITOR INTERNAL QMS ISO 9001 : 2000
yang dimiliki oleh para Auditor.
Pengembangan ISO 9001 dari versi 2000 ke versi 2008, menuntut Tim Auditor
Internal Puskesmas Kotabumi II harus memiliki kompetensi lebih, sesuai yang
dipersyaratkan. Pada tanggal 1 2 April 2008, Tim Auditor mengikuti ujian sebagai
Tim Auditor Internal QMS ISO 9001 : 2008. Berlangsung di Jakarta dan
diselenggarakan oleh badan Sertifikasi SAI GLOBAL.
Tim Auditor Internal Puskesmas Kotabumi II dinyatakan lulus kompetensi dan
dikualifikasikan sebagai Internal Auditor Sistem Manajemen Mutu yang telah diakui
oleh Quality Society of Australia (QSA). Kompetensi yang dimiliki terdaftar dan
terakreditasi di National Trainning Board (NTB). Pernyataan lulus tersebut
dituangkan dalam bentuk Certificate of Attainment, khusus bagi Tim Auditor Internal
yang dinyatakan lulus.
Beberapa kompetensi yang mampu dimiliki oleh Tim Auditor Internal :
1. Menggambarkan prinsip-prinsip dasar dan persyaratan audit internal.
2. Menganalisa persyaratan dalam organisasi dan untuk audit internal.
3. Merencanakan, melaksanakan dan menyelesaikan audit internal secara efektif.
4. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan hal-hal yang diperlukan dalam
melaksanakan audit internal yang efektif.
Pengembangan PHBS di 5 Tatanan
01 Juni 2009 11:13
Upaya-upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sudah dilakukan
dalam rangka perubahan perilaku masyarakat menuju Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang
menjadikan seseorang dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Bidang PHBS yaitu :
- Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir
dan sabun, mandi minimal 2x/hari, dll.
- Bidang Gizi, seperti makan buah dan sayur tiap hari, mengkonsumsi garam
beryodium, menimbang berat badan(BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dll.
- Bidang Kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban,
memberantas jentik, dll.
Menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada setiap orang bukanlah
hal yang mudah, akan tetapi memerlukan proses yang panjang. Setiap orang hidup
dalam tatanannya dan saling mempengaruhi serta berinteraksi antar pribadi dalam
tatanan tersebut. Memantau, menilai, dan mengukur tingkat kemajuan tatanan adalah
lebih mudah dibandingkan dengan perorangan. Oleh karena itu, pembinaan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilakukan melalui pendekatan tatanan, yaitu tatanan
rumah tangga, sekolah, tempat-tempat umum, tempat kerja, dan institusi kesehatan.
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan hidup bersih dan sehat, serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Syarat rumah tangga sehat yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan)
2. Memberi bayi ASI eksklusif
3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dgn air bersih, mengalir, dan sabun
6. Menggunakan jamban
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10.Tidak merokok di dalam rumah
Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya
berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 10 tahun), yang
ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri
mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui
pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah. Manfaat PHBS di sekolah di antaranya :
- Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman
penyakit
- Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi
belajar peserta didik
- Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu
menarik minat orang tua (masyarakat)
- Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
- Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain

Syarat-syarat sekolah ber-PHBS yaitu :


Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
Jajan di kantin sekolah yang sehat
Membuang sampah pada tempatnya
Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Tidak merokok di sekolah
Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin
Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah
Tempat-tempat umum merupakan sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat, seperti sarana
pariwisata, transportasi umum, sarana ibadah, sarana olahraga, sarana perdagangan,
dsb.
PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat
pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum
yangber-PHBS.
Melalui penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang berada di
tempat-tempat umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau menularkan
penyakit. Syarat tempat umum yang ber-PHBS yaitu :
Menggunakan air bersih
Menggunakan jamban
Membuang sampah pada tempatnya
Tidak merokok
Tidak meludah sembarangan
Memberantas jentik nyamuk
+ Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
+ Menutup makanan dan minuman
PHBS di tempat kerja merupakan upaya memberdayakan para pekerja agar tahu, mau
dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat
kerja sehat. Penerapan PHBS di tempat kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara
dan mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif. Manfaat
PHBS di tempat kerja diantaranya masyarakat di sekitar tempat kerja menjadi lebih
sehat dan tidak mudah sakit, serta lingkungan di sekitar tempat kerja menjadi lebih
bersih, indah, dan sehat. Syarat tempat umum yang sehat yaitu :
- Mengkonsumsi makanan bergizi
- Melakukan aktivitas fisik setiap hari
- Tidak merokok di tempat kerja
- Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
- Menggunakan air bersih
- Memberantas jentik di tempat kerja
- Menggunakan jamban
- Membuang sampah pada tempatnya
Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau
perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta. PHBS di institusi kesehatan
merupakan upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung, dan petugas
agar tahu, mampu, dan mampu mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS.
PHBS di Institusi Kesehatan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk
mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan Institusi
Kesehatan yang sehat. Syarat institusi sehat yaitu :
- Menggunakan air bersih
- Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
- Menggunakan jamban
- Membuang sampah pada tempatnya
- Tidak merokok di Institusi Kesehatan
- Tidak meludah sembarangan
- Memberantas jentik nyamuk
HLUN
26 Mei 2009 10:44
Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 29 Mei 2009 Tema "Sehat Produktif dan
Sejahtera sebagai syarat pembangunan berkelanjutan".
Sub Tema :
1. Menuju orang tua teladan sepanjang masa
2. Menciptakan lingkungan sehat bagi Lansia
3. Bersama membangun kepedulian terhadap Lansia.
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan RS
12 Juni 2009 10:12
Upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dan RS selalu ditingkatkan
sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan perkembangan masyarakat, namun upaya
tersebut tidak semulus yang diharapkan hal ini tidak lepas dari kondisi dan dinamika
masing-masing Pemda Kab/Kota.
Puskesmas Kotabumi II sejak Desember 2007 telah dipersiapkan menjadi Puskesmas
ISO Pertama di Lampung yang harus selalu didukung oleh Pemerintah Kabupaten
Lampung Utara agar sertifikat yang telah diterbitkan tidak ditarik kembali karena
ketiadaan dana untuk melakukan surveylans audit terhadap perkembangan setiap 6
bulan 1 kali. Hal ini guna menjaga kondisi Puskesmas agar tetap berjalan dengan
baik.
Sementara Rumah Sakit di masing-masing Kab/Kota juga berbenah diri dalam rangka
Akreditasi bukan saja sebatas penampilan fisik tetapi juga administrasi dan pelayanan,
tanpa kecuali RS Swasta.
Dalam rangka upaya menigkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dan Rumah Sakit
tidak akan berjalan dengan baik bila faktor eksternal juga kurang mendukung.
Sementara penyedia layanan terkendala dengan minimnya anggaran untuk digunakan
menyentuh faktor penunjang yang justru berdampak terhadap mutu pelayanan itu
sendiri.
Misalnya : kebersihan mulai dari halaman ruang tunggu, ruang periksa, bahkan kamar
mandi, dll.
Puskesmas dan RS sama-sama memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
yang membutuhkan namun berbeda dalam hal wilayah kerja. Puskesmas mempunyai
wilayah kerja sedangkan rumah sakit tidak.
Dari awal sejarahnya, kata rumah sakit sendiri kita warisi dari zaman Belanda yaitu
dari kata "ziekenhuis". Kata inilah yang menjadi acuan bagi penyedia jasa layanan
kesehatan di Indonesia untuk diadopsi menjadi "Rumah Sakit", celakanya tidak semua
orang menyadari bahwa hal inilah yang sering menjadi akar masalah di bidang
pelayanan kesehatan. Tidak hanya orang awam yang tidak menyadari, bahkan tidak
semua tenaga medis yang notabene lebih memahami perumahsakitan juga menyadari
bahwa kerangka berpikir yang salah sering menjadi pemicu terjadinya pelayanan
kesehatan yang buruk di rumah sakit.
Mulai dari dokter yang hanya memikirkan jumlah pasiennya ketimbang proses
pelayanannya, sampai pada pasien yang lebih suka menyalahkan dokternya apabila
penyakitnya tidak dapat disembuhkan. Tidakkah kita semua sadar bahwa kekecewaan
sering timbul dari cara berpikir yang salah, dan cara berpikir yang salah timbul dari
kerangka pikirnya juga salah.
Padahal di Belanda sendiri ada kata Hospitaal yang juga memiliki arti yang sama,
bahkan menjadi suatu ironi jika kita tahu sebenarnya kata Hospital (Bhs. Inggris)
berasal dari kata hospicehospice ini juga menjadi asal kata Inggris hospitality yang
berarti keramahtamahan. Tapi coba kita telaah, sudahkah semua rumah sakit
menerapkan hospitality di lingkup kerja mereka? Bahkan ada yang berargumen bahwa
rumah sakit bukanlah hotel yang bisa menerapkan asas hospitality, tapi syukurlah
sekarang hampir semua rumah sakit mulai menyadari kekeliruan kerangka berpikir
mereka yang lebih sering menganggap para pasiennya adalah "pesakitan" hingga
mulai banyak rumah sakit yang melakukan perubahan pelayanannya menuju
pelayanan prima (Service Excellence) demi mencapai kepuasan para pelanggannya.
(bhs. Jerman) yang berarti tuan rumah.

Gunung Anak Krakatau SIAGA


12 Juni 2009 10:23
Letusan Gunung Anak Krakatau
di Peraiaran Selat Sunda, Minggu mencapai 27 kali sehingga status yang
disampapikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung
Jawa Barat sudah menaikkan sejak 6 Mei 2009 menjadi "SIAGA" atau LEVEL III.
karena itu sangat berbahaya bagi yang mendekati Anak Krakatau bila terkena lontaran
bebatuan pijar.
Bencana Alam Puting Beliung dan Tanah Longsor
18 Mei 2009 12:14
Fenomena Alam telah mengakibatkan kerugian harta benda bahkan nyawa, seperti
yang telah terjadi pada hari Sabtu tanggal 09 Mei 2009 kira-kira pada pukul 15.30
wib. Anggin kencang telah membuat Kota Agung porak-poranda. Jumlah korban
meninggal 1 orang tertimpa pohon yang tumbang, sementara itu jumlah korban luka-
luka 2 orang dilakukan rawat inap dan 9 lainnya rawat jalan. Puskesmas dan Rumah
Sakit siaga dan Dinas Kesehatan Kab Tanggamus telah melakukan inventarisasi serta
melakukan pemantauan. Rumah penduduk diperkirakan 350 unit rumah mengalami
kerusakan utamanya pada bagian atap. Jumlah yang pasti mengenai kerusakan rumah
dari rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat masih dalam tahap inventarisir dari
Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Pemda Provinsi melalui Dinas Sosial (10
Mei 2009) telah memberikan bantuan Logistik makanan berupa 5 ton beras, 3.200
bungkus mie instan, 1.500 kaleng sarden dan 300 bungkus roti kering juga 300 lembar
tikar 300 selimut dan 20 tenda. Sedangkan tanah longsong terjadi di telah terjadi di
Tembakak Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Lampung Barat, yang
mengakibatkan terputusnya jalan yang menghubungkan Lampung dengan Bengkulu.
Kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Sarana jembatan terputus yaitu
jembatan Laai. Longsor terjadi pada hari minggu 10 Mei 2009 kira-kira pukul 13.00
wib. Pada kejadian bencana tersebut tidak ada sarana kesehatan yang mengalami
kerusakan.

Protap Penanggulangan Flu Baru H1N1


09Mei200922:19
Bulan Mei ini Indonesia menjadi tuan rumah dua pertemuan internasional yaitu ADB
Meeting di Bali tanggal 2-5 Mei 2009 dan World Ocean Conference (WOC) di
Manado tanggal 11-15 Mei 2009. Dua event tersebut akan dihadiri ribuan peserta
yang datang dari berbagai Negara, termasuk Negara yang saat ini terserang wabah Flu
Baru H1N1 yang lebih popular disebut flu babi. Untuk mengamankan kedua event
tersebut dan mengantisipasi agar flu baru H1N1 tidak menular ke Indonesia,
Departemen Kesehatan telah bertindak cepat dan tepat dengan menetapkan langkah-
langkah antisipasi dan prosedur tetap (Protap) pengendalian flu baru H1N1.
Demikian penjelasan Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) kepada para
wartawan saat jumpa pers di kantor Departemen Kesehatan, Jakarta, 4 Mei 2009.
Langkah-langkah antisipasi sudah diumumkan pada Jumpa Pers 28 April lalu, yang
akan disampaikan sekarang adalah langkah-langkah yang sudah dilakukan Depkes
dalam ADB Meeting dan WOC di Manado nanti , ujar Dr. Siti Fadilah Supari.
Menurut Menkes, Depkes telah menetapkan prosedur tetap yang meliputi proses
screening/penjaringan dan tata laksana di airport kedatangan serta penerimaan pasien
di klinik maupun di rumah sakit.
Di airport kedatangan, penumpang yang dicurigai menderita Flu Baru H1N1 yang
tertangkap oleh thermal scanner, akan diperiksa di tempat yang sudah disediakan
yaitu di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Apabila memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut, dapat dirujuk ke rumah sakit terdekat. Setiap pasien yang dicurigai (suspek)
wajib mengikuti ketentuan yang berlaku di Indonesia secara ketat, agar jangan sampai
virus berbahaya itu yang sampai saat ini dan mudah-mudahan seterusnya tidak
ditemukan di Indonesia, kata Menkes.
Sedangkan proses penerimaan di klinik, pasien akan ditangani dokter dan tenaga
kesehatan poliklinik yang sudah mendapat wawasan tentang Emerging Infectious
Disease (EID) khususnya Flu Baru H1N1. Poliklinik dibawah kendali rumah sakit
rujukan flu burung yaitu RS Sanglah di Bali dan RS Kandouw di Manado. Di ruang
sidang juga disiapkan ruang isolasi khusus untuk proses screening dan untuk
pemeriksaan lanjutan dirujuk ke RS Sanglah dan RS Kandouw.
Spesimen pasien yang dicurigai, diambil oleh RS Sanglah/ lab Biomolekuler FK
Universitas Udayana dan RS Kandouw untuk dikonfirmasikan ke Litbangkes Depkes
RI. Sambil menunggu ketentuan WHO untuk penanggulangan kasus Flu Baru H1N1,
penderita dirawat sesuai prosedur yang berlaku. Penderita asing berhak mendapat
second opinion dari negaranya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia,
ujar Dr. Siti Fadilah.
Menkes menambahkan, semua petugas yang kontak dengan orang yang dicurigai
terpapar Flu Baru H1N1 wajib menggunakan APD/ Alat Pelindung Diri. Pasien warga
Negara asing yang dicurigai menderita Flu Baru H1N1 wajib melengkapi diri dengan
foto copy paspor dan visa. Apabila perlu memberi pernyataan tertulis tentang riwayat
kontak untuk dibuatkan form khusus dan wajib mengikuti ketentuan yang berlaku di
Indonesia.
Bila diperlukan, dokter di kedua RS tersebut dapat mengeluarkan surat keterangan
medik terhadap proses penatalaksanaan penderita. Tim Dinas Kesehatan Bali dan
Dinas Kesehatan Sulawesi Utara akan menilai seluruh proses setiap saat sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Tim Dinas Kesehatan berhak melakukan
penyelidikan epidemiologi terhadap setiap peserta dan setiap orang lainnya yang
terlibat dalam kegiatan ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia.
Pembiayaan yang timbul akibat ketentuan-ketentuan ini menjadi tanggungan
pemerintah, jelas Menkes.
Menjawab pertanyaan wartawan tentang adanya pinjaman luar negeri untuk
mengantisipasi Flu Baru H1N1, Menkes menegaskan, sampai saat ini Departemen
Kesehatan tidak mengajukan anggaran untuk hutang. Anggaran untuk Flu Burung
untuk tahun ini masih dapat digunakan untuk Flu Baru H1N1. Jadi untuk H1N1 yang
manifestasinya lebih ringan menurut saya kita maksimalkan saja apa yang sudah kita
punyai H5N1, tegas Menkes.
Menkes meminta masyarakat tetap tenang dalam menyikapi berita mengenai Flu Baru
H1N1. Menjawab pertanyaan wartawan apakah sudah ditemukan kasus diantara
peserta dan undangan yang akan menghadiri ADB Meeting, Menkes menyatakan
bahwa ditemukan seorang jurnalis asal China yang akan meliput acara tersebut.
Jurnalis itu terdeteksi lewat thermal scanner di Bandara Ngurah Rai, karena menderita
panas, sakit tenggorokan, batuk dan pilek. Tetapi setelah dilakukan pemeriksaan
spesimennya negatif dan sekarang sudah sehat kembali.
Menkes menambahkan, hingga saat ini, WHO tidak pernah mengumumkan berapa
kematian yang disebabkan oleh virus H1N1 baru ini. Setelah kita hitung, angka
kematian akibat virus H1N1 baru adalah 2,2 persen, lebih kecil dari pada angka
kematian yang disebabkan H5N1/ Flu Burung yang mencapai 80 - 90 persen.
Pandemi terjadi bila angka kesakitan dan angka kematian kasusnya tinggi. Sampai
detik ini H1N1 belum ada di negara kita dan diharapkan H1N1 tidak akan hadir di
negeri.
Mengenai penamaan virus yang berubah-ubah dari Flu Babi menjadi Flu Meksiko dan
kemudian Influenza A H1N1, Menkes menyatakan bahwa pemberian nama bukan hal
yang sederhana. Namun dengan diresmikannya GIS AID, suatu sistem baru yang
baku di WHO, nama-nama virus akan menjadi jelas dan tidak membingungkan seperti
saat ini.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen
Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor
telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail
puskom.publik@yahoo.co.id.
Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN)
23 April 2009 16:13
Dalam rangka memperingati HLUN yang akan dicanangkan oleh Pemerintah pada
tanggal 29 Mei 2009, berdasarkan UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia dan PP No. 43 tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.
Tema HLUN pada tahun 2009 adalah "Sehat Produktif dan Sejahtera sebagai syarat
pembangunan berkelanjutan".
Sub Tema :
1. Menuju orang tua teladan sepanjang masa
2. Menciptakan lingkungan sehat bagi Lansia
3. Bersama membangun kepedulian terhadap Lansia.
Pemerintah Daerah agar dapat memeriahkan dan mendukung HLUN dengan
melaksanakan kegiatan sbb di setiap wilayah kerja Puskesmas :
1. Melaksanakan senam lansia masal pada tanggal 24 Mei 2009
2. Pengobatan gratis kepada Lanjut Usia minimal pada tanggal 29 Mei 2009
3. Kegiatan lainnya yang meningkatkan kesehatan/perhatian kepada Lanjut usia.
Kunjungan WHO Representative to Indonesia dan Pusdatin Depkes RI
15 April 2009 10:43
Pada tanggal 19 s/d 21 maret 2009 lalu, tim dari WHO Representative to Indonesia
dan Pusdatin Depkes RI melakukan kunjungan kerja ke RS Abdul Moeloek, RS A.
Yani dan Puskesmas Kedaton, Bandar Lampung.Kunjungan tersebut difokuskan pada
: manajemen medical record di sarana pelayanan kesehatan. Tindak lanjut yang perlu
dilakukan dari kunjungan tersebut sebagai berikut:
1. Penataan sistem pencatatan dan pelaporan (manajemen medical record: mulai unit
transaksi/pasien masuk sampai output laporan) di rumah sakit dan puskesmas
2. Penataan ruang yang nyaman, aman dan ergonomis bagi petugas rekam medik.
Jaring Asmara
13 April 2009 13:02
PENJARINGAN ASPIRASI MASYARAKAT
RENCANA PEMBANGUNAN TAHUNAN DAERAH BIDANG KESEHATAN
TAHUN 2010
Pada hari Senin,6 April 2009 , Dinas Kesehatan Propinsi Lampung telah mengadakan
Penjaringan Aspirasi Masyarakat dalam rangka Penyusunan Rencana Pembangunan
Tahunan Daerah Bidang Kesehatan yang diikuti oleh Lintas Pelaku (Stake Holder),
yang terdiri dari :
1. Unsur Tim Ahli Propinsi Lampung
2. Unsur Dinas/Instansi/Lembaga terkait Tingkat Provinsi
3. Unsur Organisasi Profesi Kesehatan
4. Unsur Dinas/Instansi/Lembaga terkait Tingkat Kabupaten/Kota
5. Unsur Tokoh Masyarakat
6. Lembaga Swadaya Masyarakat
Penjaringan Aspirasi Masyarakat sebagaimana tersebut di atas telah menghasilkan
rumusan :
1. Rencana Kerja bidang Kesehatan tahun 2010 difokuskan pada upaya akselerasi
pencapaian Lampung Sehat 2010 dan antisipasi terhadap dampak krisis global yaitu
pada peningkatan pelayanan pada masyarakat miskin (sharing jamkesmas).
2. Dalam rangka mendukung Lampung sehat 2010 perlu kesinergian dan keterpaduan
serta keharmonisan pembangunan, pemerintahan dan pelayanan kemasyarakatan
pemerintahan Provinsi dan kabupaten/kota, baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian di semua unsur pelaksana pembangunan (pemerintahan dan stake
holder).
3. Pemenuhan sumber daya (sarana prasarana, SDM dan Anggaran) secara bertahap
dan berkesinambungan disemua unsur pelaksana pembangunan daerah.
Kesepakatan tersebut sebagai dokumen yang tidak dapat dipisahkan dari Rencana
Pembangunan Tahunan Daerah bidang Kesehatan tahun 2010.

INOVASI PUSKESMAS MOJOAGUNG DALAM MENGOLAH LIMBAH SAPI


MENJADI BIOGAS DI DESA MURUKAN
In sekilas info on Agustus 26, 2009 at 9:51 am

Kepala Puskesmas (dr. Lani) & Tim berkunjung ke rumah salah satu warga Desa
Murukan (bu. Rumadi)

Pada Bulan Juli 2007, Puskesmas Mojoagung mendapat pasien dengan kasus cacing
tambang yang kesemuanya berasal dari Desa Murukan Kec. Mojoagung Kab.
Jombang dan bekerja sebagai peternak sapi perah, kemudian dengan hasil
pemeriksaan laboratorium 1 orang anemis dengan Hb 5 g/dl.
Hal inilah yang mendorong Kepala Puskesmas Mojoagung pada Bulan Agustus 2007
bekerjasama dengan Tim Dokter Muda FK UNAIR melakukan

di Lokasi Proses BIOGAS


penelitian kepada peternak sapi perah di Desa Murukan, sekaligus meneliti tingkat
pengetahuan dan perilaku mereka yang berhubungan dengan faktor resiko kecacingan.

Proses II BIOGAS
Dari hasil pemeriksaan feces responden 13,5 % positif mengandung telur cacing yang
berasal dari jenis

hookworm atau cacing tambang, 86,5 % sisanya negativ (tidak ditemukan telur cacing
hookworm).
Untuk meminimalisir limbah sapi, Puskesmas Mojoagung bekerjasama dengan

Proses Pembuangan
Camat Mojoagung, Dinas Peternakan Kab. Jombang dan Desa Murukan mengusulkan
kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kab. Jombang (DKLH) untuk
mengolah limbah sapi menjadi BIOGAS. Hal ini oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup
dan Kebersihan Kab. Jombang (DKLH) ditanggapi positif namun pihak warga Desa
Murukan harus menyediakan lahan.
Output dari BIOGAS
Pada Tahun Anggaran 2008, BIOGAS dibangun di Desa Murukan oleh Dinas
Pemukiman dan Pengembangan Wilayah ( Dinas KIMBANGWIL ) Kab. Jombang
yang bias digunakan oleh masyarakat Murukan sampai sekarang.
Updated & Photo by : Abdul Aziz, AMd.Per.Kes.
Diposkan oleh theiya di 03:12

Diposkan oleh Rustita Juliastuti di 05:39 0 komentar

Rabu, 07 Oktober 2009


PENDAHULUAN

Hidup hanya dapat dimengerti dengan menoleh ke belakang


Mengamati yang telah dilakukan
Tetapi harus dijalani dengan melihat ke depan
(Soren Kierkegaard)

We learn from the past days, we belong to the present,


and with the guidance from the Almighty we build our tomorrow
(A wise persons saying)

Di era milenium ini, setiap hari bahkan setiap saat, kepada kita disajikan pelbagai
macam iklan atau upaya pemasaran pelbagai macam produk dan jasa. Iklan-iklan itu
dengan gencarnya menyapa kita melalui berbagai media, terutama TV dan radio.
Melalui internet, iklan-iklan itu juga datang silih berganti. Iklan juga menyergap kita
melalui telepon seluler. Jangan ditanya iklan melalui surat kabar dan majalah. Juga
melalui film layar lebar di gedung bioskop. Iklan-iklan juga mejeng secara mentereng
melalui billboard, spanduk, umbul-umbul, dll. Tentu saja iklan juga muncul melalui
poster, leaflet atau brosur. Belum lagi iklan melalui selebaran yang secara berdesakan
nongol di tembok-tembok, tiang listrik/telepon, pagar rumah, dll. Ada juga iklan yang
disamarkan melalui tulisan ilmiah atau tulisan populer. Jangan dilupakan iklan atau
pemasaran produk atau jasa yang dikemas secara sangat professional dalam bentuk
pameran, seminar atau pertemuan. Belum lagi iklan atau upaya pemasaran yang
dilakukan secara agresif melalui tatap mula langsung dari rumah ke rumah dan secara
berantai (multy level marketing). Demikian pula upaya yang dilakukan melalui loby
kepada pelbagai pihak, khususnya pengambil kebijakan, agar produk atau jasanya
dapat dipergunakan oleh khalayak luas. Dan masih banyak lagi cara-cara kreatif yang
dilakukan dalam rangka menjajakan suatu produk atau jasa. Upaya-upaya itu
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap lakunya suatu produk atau jasa.
Produk atau jasa apa saja, termasuk produk atau jasa di bidang kesehatan serta produk
dan jasa yang merugikan kesehatan seperti rokok, minuman keras, obat-obatan yang
tidak layak, dll. Itu semua termasuk upaya pemasaran atau upaya untuk
mempromosikan produk atau jasa. Pada zaman dulu upaya itu disebut propaganda.
Istilah propaganda sering dikaitkan dengan bidang politik. Namun sebenarnya tidak
selalu demikian. Bisa juga tentang masalah sosial, termasuk kesehatan. Di zaman pra
dan awal kemerdekaan dulu propaganda masalah kesehatan itu sudah dilakukan. Pada
waktu itu cara propaganda itulah yang dilakukan untuk memberi penerangan kepada
masyarakat tentang kesehatan. Propaganda pada waktu itu dilakukan dalam bentuknya
yang sederhana melalui pengeras suara atau dalam bentuk gambar dan poster. Juga
melalui film layar tancap. Cara-cara itu kemudian berkembang, karena propaganda
dirasakan kurang efektif apabila tidak dilakukan upaya perubahan atau perbaikan
perilaku hidup sehari-hari masyarakat. Maka dilancarkanlah upaya pendidikan
kesehatan masyarakat (health education) yang dipadukan dengan upaya pembangunan
masyarakat (community development) atau upaya pengorganisasian masyarakat
(community organization).
Upaya ini berkembang pada tahun 1960 an, sampai kemudian mengalami
perkembangan lagi pada tahun 1975 an, menjadi Penyuluhan Kesehatan. Meski
fokus dan caranya sama, tetapi istilah Pendidikan kesehatan itu berubah menjadi
Penyuluhan Kesehatan, karena pada waktu itu istilah pendidikan khusus
dibakukan di lingkungan Departemen Pendidikan. Pada sekitar tahun 1995 istilah
Penyuluhan kesehatan itu berubah lagi menjadi Promosi Kesehatan. Perubahan itu
dilakukan selain karena hembusan perkembangan dunia (Health promotion mulai
dicetuskan di Ottawa pada tahun 1986), juga sejalan dengan paradigma sehat, yang
merupakan arah baru pembangunan kesehatan di Indonesia. Istilah itulah yang
berkembang sampai sekarang, yang antara lain menampakkan wujudnya dalam
bentuk pemasaran atau iklan, yang marak pada era milenium ini.
Perjalanan dari propaganda, kemudian menjadi pendidikan, lalu penyuluhan dan
sekarang promosi kesehatan itu, merupakan sejarah. Dalam perjalanan dari waktu ke
waktu itu ada kejadian atau peristiwa yang patut dikenang, dan ada cerita atau kisah
yang menarik, mengharukan, atau juga lucu. Tetapi yang penting pastilah ada hikmah,
kebijaksanaan, nilai atau wisdom yang dapat diangkat dari rentetan kisah atau cerita
itu. Hikmah, kebijaksanaan, nilai atau wisdom itu tentulah sangat besar manfaatnya
bagi kita semua, terutama generasi muda yang merupakan penerus pembangunan
bangsa tercinta ini. Kebijaksanaan itu pula yang rasanya patut sekali dapat dimiliki
oleh para pembuat kebijakan, yang menentukan arah perkembangan negara kita di
masa y.a.d. Demikianlah, maka sejarah atau perkembangan tentang promosi
kesehatan di Indonesia itu perlu dituliskan. Penulisan sejarah atau perkembangan
promosi kesehatan di Indonesia itu dirasakan semakin perlu karena nampaknya
sejarah berulang. Apa yang kita pikirkan sekarang, rupanya sudah pernah dipikirkan
bahkan dilaksanakan pada waktu yang lalu. Melalui tulisan ini diharapkan kita dapat
lebih cepat belajar dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah kita
lakukan pada waktu yang lalu itu.
Dengan demikian yang dimaksud dengan sejarah di sini bukan dalam arti rentetan
peristiwa dalam tanggal, bulan dan tahun. Tetapi sejarah adalah uraian tentang
peristiwa nyata berupa fakta dan data yang bisa dijadikan bahan analisa untuk
disimpulkan manfaat dan mudaratnya bagi pijakan untuk kegiatan masa kini dan yang
akan datang. Di sini sejarah lebih mempunyai arti ke depan. Dalam kaitan itu
beberapa negara sedang ribut dalam penulisan sejarah ini. Korea, Jepang dan China
berebut meluruskan sejarah dengan versi masing-masing. Pemerintah RI sejak
merdeka sampai sekarang juga sangat berkepentingan dengan penulisan sejarah. Ini
menunjukkan bahwa sejarah sering dibuat untuk kepentingan sesaat demi pemenuhan
si pembuat sejarah. Seharusnyalah bahwa sejarah itu netral. Yang penting adalah
tentang pembelajaran sejarah. Makna, nilai atau kebijaksanaan apa yang dapat
ditangkap di balik kejadian atau rentetan peristiwa itu. Para pembacalah yang
menganalisis sendiri, menyimpulkan dan mengambil makna sebagai landasan untuk
pengambilan kebijakan bagi langkah-langkah tindakannya masa kini dan yang akan
datang.
Sejarah, menurut Prof Nugroho Notosutanto, mengandung dua hal: fakta dan persepsi.
Di satu pihak merupakan rentetan peristiwa berdasar fakta. Tekanannya pada uraian
fakta yang bersifat deskriptif. Di pihak lain sejarah juga merupakan persepsi dari para
pelaku, para saksi dan para pengamatnya. Tekanannya berupa analisis peristiwa
bahkan dilanjutkan dengan prediksi ke depan. Demikianlah, maka sejarah
perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia ini ditulis senetral dan seobyektif
mungkin berdasarkan fakta sesuai rentetan peristiwa.
Namun demikian juga tidak dapat dihindari adanya pandangan subyektif berupa
analisis dan prediksi dari para pelaku, para saksi atau pengamat yang kebetulan
menjadi penulisnya. Sikap subyektif ini ditekan seminimal mungkin karena buku ini
ditulis oleh satu tim yang terdiri dari berbagai unsur dan lintas generasi. Selanjutnya
kebenaran deskripsi fakta, analisis dan prediksi tim penulis ini diserahkan sepenuhnya
kepada para pembaca. Para pembaca buku ini dapat siapa saja : para pengambil
kebijakan, praktisi lapangan, kalangan Perguruan Tinggi khususnya mahasiswa,
kalangan ilmuwan, para profesional, media massa, dan lain-lain. Melalui tulisan ini,
para pembaca diharapkan dapat menangkap makna, nilai atau kebijaksanaan di setiap
peristiwa itu dan memanfaatkannya untuk menghadapi masalah sekarang dan yang
akan datang, untuk peningkatan kesehatan masyarakat pada khususnya dan
pembangunan nasional pada umumnya. Setidak-tidaknya tulisan ini diharapkan dapat
menjadi dokumen tertulis yang memperkaya dokumen-dokumen lain, yang ternyata
tidak banyak jumlahnya.
Buku tentang sejarah atau perkembangan Promosi Kesehatan ini diberi nama
Perkembangan Dan Tantangan Masa Depan Promosi Kesehatan Di Indonesia,
dengan sub judul: Dari Propaganda, Pendidikan dan Penyuluhan Sampai Promosi
Kesehatan. Ini berarti bahwa meskipun buku ini ditulis berdasar rentetan peristiwa,
tetapi yang ingin diungkap terutama adalah makna yang dapat ditarik dari balik
rentetan peristiwa itu. Maka periodesasi atau kurun waktu perjalanan promosi
kesehatan dikaitkan dengan isu yang mengemuka serta widom yang dapat dipetik di
setiap periode atau kurun waktu itu. Sekali lagi yang diharapkan dari buku ini adalah
bahwa pembaca dapat belajar dari masa lalu, untuk menghadapi masalah sekarang,
serta terutama untuk menjajagi dan proaksi masa depan, sebagaimana dikatakan oleh
orang bijak yang dikutip pada awal tulisan ini.
Mengenai istilah Promosi Kesehatan sendiri juga mengalami perkembangan. Mula-
mula dicetuskan di Ottawa, Canada pada tahun 1986 (dikenal dengan Ottawa
Charter), oleh WHO promosi kesehatan didefinisikan sebagai: the process of
enabling people to control over and improve their health. Definisi tersebut
diaplikasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi : Proses pemberdayaan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Definisi ini tetap
dipergunakan, sampai kemudian mengalami revisi pada konferensi dunia di Bangkok
pada bulan Agustus 2005, menjadi: Health promotion is the process of enabling
people to increase control over their health and its determinants, and thereby improve
their health (dimuat dalam The Bangkok Charter). Definisi baru ini belum dibakukan
bahasa Indonesia. Selain istilah Promosi Kesehatan, sebenarnya juga beredar banyak
istilah lain yang mempunyai kemiripan makna, atau setidaknya satu nuansa dengan
istilah promosi kesehatan, seperti : Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE),
Pemasaran sosial, Mobilisasi sosial, Pemberdayaan masyarakat, dll. Istilah-istilah
tersebut juga akan diulas dalam buku ini, dalam bab-bab yang berkaitan.
Buku ini terdiri dari 11 bab. Masing-masing bab, mulai bab II sampai dengan bab V
mencoba menceritakan : peristiwa atau kejadian secara ringkas pada waktu itu,
pemikiran atau konsep yang mengemuka, pengalaman empirik di lapangan, tokoh
atau figur yang menonjol, serta pelajaran yang dapat ditarik dari episode itu. Dalam
beberapa bab itu ada juga diselipkan cerita atau kisah ringan yang merupakan
kenangan khusus pada waktu itu. Sedangkan bab VI khusus bercerita tentang
perkembangan Promosi Kesehatan dari segi organisasi, yang mengalami pasang surut.
Pernah menjadi jabatan yang berada langsung di bawah Menteri Kesehatan (dapat
disebut setara eselon I) di awal kemerdekaan, pernah pula menjadi eselon III pada era
1960-1970 an.
Kemudian menjadi beberapa unit eselon II. Bab VII bercerita tentang perkembangan
Pendidikan Kesehatan di Perguruan Tinggi, baik di Jakarta maupun di kota-kota lain,
juga yang ada di PT Swasta. Bab VIII bercerita tentang perkembangan tenaga
profesional Penyuluh atau Promosi Kesehatan, yang ternyata juga sudah dimulai di
zaman awal kemerdekaan dulu, sampai pengembangannya secara besar-besaran pada
era 1970 an dan terus berlangsung sampai sekarang. Dalam bab itu juga dikisahkan
perkembangan organisasi profesi Tenaga Penyuluh Kesehatan, baik sebagai jabatan
profesional di lingkungan pemerintahan, maupun sebagai organisasi profesi yang juga
mempunyai hubungan dengan organisasi sejenis di luar negeri. Bab IX tentang
Proaksi Promosi Kesehatan di masa depan. Secara ringkas diuraikan kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi dengan dilatar belakangi analisis
situasi dan kecenderungan ke depan. Di dalamnya termasuk kaitannya dengan the
Bangkok Charter yang dihasilkan dalam Konferensi Dunia Promosi Kesehatan ke-
enam di Bangkok, Thailand pada bulan Agustus 2005. Bab X mencoba
mendokumentasikan kesan dan pesan dari para pelaku atau mereka yang terkait
dengan upaya promosi kesehatan, baik yang berada di Jakarta maupun di kota-kota
lain, yang berada di unit promosi kesehatan atau di unit lainnya, di pemerintahan dan
di luar pemerintahan. Terakhir bab XI adalah bab Penutup, yang juga memuat
kesimpulan dan sumbang saran yang berkaitan dengan promosi kesehatan untuk masa
sekarang dan yang akan datang. Dalam beberapa bab terasa terjadi pengulangan,
tetapi hal itu tidak dapat dihindari, bahkan semoga dapat memperkuat cerita. Ini
sesuai dengan salah satu jargon Health Education, bahwa Education is
reenforcement.
Dengan membaca buku perkembangan promosi kesehatan di Indonesia ini, kita
mencoba sedikit menoleh ke belakang, mencoba mengamati apa yang telah dilakukan
oleh para pendahulu kita. Kemudian dengan mengambil pelajaran dan hikmah yang
ada di dalamnya, kita bertekad melangkah untuk menjalaninya dengan melihat ke
depan, sebagaimana dikatakan oleh Soren Kierkegaard, seorang filsuf Jerman, yang
dikutip di awal tulisan ini.
1.2 LINGKUP PROMOSI KESEHATAN

A dan B. Promkes pada bayi dan balita


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 memberikan batasan: kesehatan adalah

keadaan sejahtera badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara

sosial dan ekonomi. Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) yang paling baru ini memang lebih dinamis dibanding dengan batasan sebelumnya

yang mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun social,

dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat.

Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan social

saja tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan

secara ekonomi. Sedangkan untuk yang belum memasuki usia kerja yaitu anak dan remaja atau bagi

yang sudah tidak bekerja (pension) atau usila (usia lanjut), berlaku produktif secara social, yakni

mempunyai kegiatan, misalnaya sekolah atau kuliah bagi anak dan remaja dan kegiatan pelayanan

sosial bagi usila.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang promosi kesehatan pada balita dan apras. Lingkup

promosi kesehatan terhadap anak balita meliputi ASI, gizi /nutrisi, pertumbuhan, perkembangan,

interaksi dan sosialisasi. Dengan promosi kesehatan pada balita, bidan diharapkan mampu

memberikan penyuluhan kepada orang tua menyangkut perbaikan gizi, perbaikan kesehatan

lingkungan, pengawasan tumbuh dan kembang anak. Anggota keluarga, guru, taman kanak-kanak

atau pengasuh anak diikutsertakan dalam kegiatan pembinaan kesehatan. Semua kegiatan dicatat

dan dilaporkan ke puskesmas. Kegitan pelayanan dan pembinaan kesehatan anak balita akan

berhasil dengan baik jika didukung oleh pemerintah desa, pemimpin dan orang terkemuka

dimasyarakat, termasuk dukun. Para ibu juga perlu didorong untuk memeriksakan kesehatan

anaknya.

1.2 Rumusan masalah

Apa yang dimaksud dengan balita dan apras?

Apa saja lingkup promosi kesehatan pada balita dan apras?

1.3 Tujuan

Tujuan umum

Mahasiswa dapat mengetahui lingkup promosi kesehatan pada balita dan apras

Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat memahami tentang promosi kesehatan pada balita dan apras serta diharapkan

dapat memberikan penyuluhan dengan baik


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode usia

manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima

tahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan.

Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia

prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya.

2.2 Balita dan apras

Lingkup promosi kesehatan terhadap anak balita meliputi ASI, gizi /nutrisi, pertumbuhan,

perkembangan, interaksi dan sosialisasi

2.2.1 ASI

Untuk pertumbuhan balita dan apras dengan baik zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan yaitu:

a. Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram BB

b. Calsium (Cl)

c. Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada didaerah tropis, maka hal ini tidak begitu menjadi

masalah

d. Vitamin A dan K yang harus dierikan sejak postnatal

e. Fe (Zat besi) diperlukan, karena di dalam proses kelahiran sebagian Fe ikut terbuang.

Peralihan ASI kepada makanan tambahan (PMT) harus dilakukan sesuai dengan kondisi

anatomi dan fisiologi pencernaan. Setelah masa pemberian ASI eksklusif berakhir, maka mulai umur

4 bulan bayi diberi makanan tambahan, itupun makanan yang sangat halus. Kemudian umur 9 bulan

sudah dapat diberikan makanan tambahan yang lunak, sampai dengan umur 28 bulan. ASI tetap

diteruskan, dan mulai berumur 18 bulan dapat diberikan makanan tambahan agak keras (semi solid),

sampai dengan umur 2 tahun. Akhirnya pada umur 2 tahun ASI dihentikan (anak disapih), dan sudah

dapat diberi makanan seperti makanan orang dewasa. Mengenai jumlah makanan tambahan pun

juga makin lama makin ditingkatkan, sesuai dengan kebutuhan kalori yang diperlukan bayi/anak

untuk berkembang.

2.2.2 Gizi/Nutrisi
Anak balita dan apras juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit.

Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi, dan jumlahnya

dalam populasi besar. Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi

dan rawan kesehatan antara lain sebagai berikut :

Anak balita atau prasekolah baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi kemakanan orang

dewasa.

Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik, atau ibunya sudah bekerja penuh, sehingga ibu

sudah berkurang.

Anak balita sudah mulai main ditanah, dan sudah dapat main diluar rumahnya sendiri, sehingga

lebih terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi

dengan bebagai macam penyakit.

Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri termasuk dalam memilih makanan. Dipihak

lainibunya sudah tidak begitu memperhatikan lagi makanan anak balita, karena dianggap sudah

dapat makan sendiri.

Dengan adanya posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), yang sasaran utamanya adalah anak balita dan

apras adalah sangat tepat untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak balita dan apras.

7 Cara Menggugah Selera Makan Anak

Membuat anak menyenangi berbagai macam makanan memang terasa sulit. Tentu hal ini akan

mengganggu perolehan nutrisi pada anak yang menyebabkan kurang optimalnya tumbuh kembang si

buah hati. Bila anda mengalami hal semacam ini, anda dapat mencoba beberapa kiat ini.

1. Jangan ada distraksi

Biasakan anak untuk menikmati waktu makannya tanpa ada gangguan sehingga anak lebih

berkonsentrasi pada piring di depannya. Karena itu matikan televisi atau singkirkan mainannya saat

memberi makan pada anak.

2. Jangan terlalu lama

Waktu maksimum dalam pemberian makan pada anak sebaiknya tidak lebih dari 30 menit. Menurut

dr.Aryono Hendarto, Sp.A (K), secara oral motorik, mulut akan capek jika terus mengunyah lebih dari

30 menit. Biasanya anak akan diam dan membiarkan makanan lumat dengan sendirinya atau diemut.
Karena itu jika dalam 30 menit makanan tidak habis, sudahi saja. Satu atau dua jam kemudian

tawarkan lagi pada anak apakah sudah lapar lagi.

3. Suasana yang nyaman

Selezat apa pun masakan yang dibuat, seorang anak bisa kehilangan selera makan jika orangtua

memaksa anak untuk makan. Temani balita makan dengan cara makan bersama. Lakukan kontak

mata dan berikan suasana makan yang menyenangkan, tidak memaksa dan tidak terburu-buru.

4. Aktivitas menyenangkan

Balita biasanya mudah bosan. Karena itu Anda bisa menggali ide-ide kreatif untuk membuat suasana

makan jadi menyenangkan. Misalnya mencelup makanan sebelum dimasukkan ke mulut atau

menggunakan sedotan untuk hidangan jus buah atau smoothies. Bunyi sruput sedotan akan

menimbulkan sensasi yang membuat balita bersemangat.

5. Berikan dalam porsi kecil

Lambung balita memang masih kecil, karena itu tak perlu memaksanya untuk menghabiskan satu

porsi penuh.

6. Berikan pilihan

Biarkan balita memilih makanan yang ingin dikonsumsinya. Misalnya sebelum memasak, ibu bisa

menanyakan si kecil makanan apa yang ingin dimakannya untuk sarapan.

7. Dihias

Makanan yang dihias menarik atau alat makan figur kartun tentu bisa menggugah selera makan balita

Anda. Untuk lebih menarik minatnya, Anda juga bisa mengajak si kecil menyiapkan makanan

bersama-sama di dapur.

2.2.3 Pertumbuhan dan perkembangan

Aspek Bahasa

Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jurang dari 900 kata,mengunjak

tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih dan pada tahun kelima sampai keenam

mencapai 2100 kata,mengunakan 6 sampai 8 kata,menyebut 4 warna atau lebih,dapat menggambar


dengan banyak komentar serta menyebutkan bagiannya,mengetahui waktu seperti hari,minggu dan

bulan,anak juga sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus.

Aspek Sosial

Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan makan sendiri,rentang perhatian

meningkat ,mengetahui jenis kelaminnya sendiri,dalam permainan sering mengikuti aturannya sendiri

tetapi anak sudah mulai berbagi.tahun keempat anak sudah cenderung mandiri dan keras kepala

atau tidak sabar,agresif secara fisik dan vweerbal,mendapat kebanggan dalam pencapaian,masih

mempunyai banyak rasa takut.pada akhir usia prasekolah anak sudah jarang memberontak,lebih

tenang,mandiri,dapat dipercaya,lebih bertanggungjawab,mencoba untuk hidup berdasarkan

outran,bersikap lebih baik,dalam permainan sudah mencoba mengikuti aturan tetapi kadang curang.

Aspek Kognitif

Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik dalam berfikir dan

berperilaku,mulai memahami waktu,mengalami perbaikankonsep tentang ruang,dan mulai dapat

memandang konsep dari perspektif yang berbeda.

Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif,memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu menurut

dimensinya,penilaian muncul berdasarkan persepsi,egosentris mulai berkurang,kesadaran social

lebih tinggi,mereka patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan karena memahami hal

benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah anaka sudah mampu memandang perspektif orang

lain dan mentoleransinya tetapi belum memahaminya,anak sangat ingin tahu tentang factual dunia.

Perkembangan fisik

Pertambahan berat badan menurun, terutama diawal balita. Hal ini terjadi karena anak menggunakan

banyak energi untuk bergerak.

Psikomotor

Terjadi perubahan yang cukup drastis dari kemampuan psikomotor anak yang mulai terampil dalam

pergerakannya (lokomotion). Mulai melatih kemampuan motorik kasar misalnya berlari, memanjat,

melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk mengelola

keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi.

Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih seperti menulis,

menggambar, menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda dengan hanya menggunakan
jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan

menyuapkan makanan kemulutnya, mengikat tali sepatu.

Balita dan Apras Mempunyai Rasa Ingin Tahu Yang Tinggi

Bagaimana cara untuk mengatasi balita yang sangat aktif di usianya yang baru menginjak 2 tahun,

mereka yang umumnya sedang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.

Balita sedang berada pada tahap perkembangan sensori motorik yang sangat pesat. Umumnya balita

2 tahun memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungannya. Itu sebabnya, ia tampak sangat

aktif mengeksplorasi apa saja yang ada di sekitarnya.

Ada baiknya balita tidak dilarang atau dibatasi ruang geraknya, sehingga dia dapat memuaskan rasa

ingin tahunya. Balita akan terbantu apabila Anda memberikan aktivitas fisik yang terarah, sehingga

melatihnya mengotrol diri.

Namun perlu dicermati, sejalan dengan perkembangan usianya, apakah aktivitas anak sesuai atau

tidak dengan situasi yang ada. Misalnya, jika berada di dalam kamar dan hendak tidur balita masih

berlarian, ajak dia membaca buku cerita dengan memperagakan beberapa gerakan yang berkaitan

dengan isi cerita. Selain itu, perhatikan ketika dia bermain dengan beberapa anak seusianya, apakah

perilakunya kurang lebih sama atau sangat berbeda dengan kebanyakan anak lain. Jika berbeda,

Anda dapat menyampaikan pada ahli, seperti psikolog atau dokternya.

2.2.4 Interaksi

Pada periode usia ini balita mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial diluar

keluarga, pada awal masa balita, bermain bersama berarti bersama-sama berada pada suatu tempat

dengan sebaya, namun tidak bersama-sama dalam satu permainan interaktif. Pada akhir masa balita,

bermain bersama berarti melakukan kegiatan bersama-sama dengan melibatkan aturan permainan

dan pembagian peran.

Anak mulai memahami dirinya sebagai individu yang memiliki atribut tertentu seperti nama,

jenis kelamin, mulai merasa berbeda dengan orang lain dilingkungannya. Mekanisme perkembangan

ego yang drastis untuk membedakan dirinya dengan individu lain ditandai oleh kepemilikan yang

tinggi terhadap barang pribadi maupun orang signifikannya sehingga pada usia ini balita sulit untuk

dapat berbagi dengan orang lain. Proses pembedaan diri dengan orang lain atau individuasi juga
menyebabkan anak pada usia tiga atau empat tahun memasuki periode negativistik sebagai salah

satu bentuk latihan untuk mandiri.

2.2.5 Sosialisasi

Anak prasekolah senang berteman dan bersosialisasi. Hanya saja, tak semua anak nyaman dan

mudah memulainya. Ada yang butuh dukungan dan stimulasi terlebih dahulu. Disinilah peran orang

tua sangat dibutuhkan untuk memberi dukungan.

1. Bimbing di awal

Sebagai awal, tak ada salahnya Anda melibatkan diri saat anak bermain bersama temannya. Untuk

batita sungguh membingungkan bermain bersama teman pertama kali. Anak usia 1 3 tahun belum

mampu bermain bersama secara sosial. Mereka biasanya main sendiri-sendiri secara paralel. Nah,

kehadiran Anda di masa-masa awal tentu berguna untuk menjembatani situasi asing yang dihadapi

anak. Saat anak sedang bermain dengan teman, kehadiran Anda membantu mengarahkan lalu lintas

komunikasi dan merangsang mereka beraktivitas bersama. Tapi ini hanya diperlukan di masa-masa

awal. Selebihnya, anak tentu lebih terampil bersosialisasi dan permainan mengalir dengan sendirinya.

2. Pemanasan dulu

Sebelum anak nyaman berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan baru, misalnya prasekolah, ia

butuh kesempatan mengenal lingkungannya terlebih dahulu. Setelah familiar dengan lingkungan

barunya, dan merasa aman, biasanya anak-anak usia 3 5 tahun dengan nyaman memulai interaksi

dengan orang-orang di sekitarnya. Apabila anak didaftarkan di kelompok bermain dan TK, ada

baiknya seminggu sebelumnya diajak ke sekolah baru. Tujuannya, agar ia tidak lagi merasa asing

terutama di hari dan minggu pertama bersekolah.

3. Kenalan dulu

Apabila anak akan masuk kelompok bermain atau TK di tahun ajaran baru, tak ada salahnya Anda

mencari tahu siapa saja calon teman-teman sekelasnya. Mungkin saja di antara orang tua mereka

yang telah Anda kenal. Ajaklah anak berkenalan dengan teman barunya sebelum praselokah

dimulai. Curi start semacam ini sangat membantu anak sehingga ia tak kagok ketika masuk

kelompok bermain atau TK untuk pertama kali.

4.Support dan reward

Tentu saja keberhasilan anak menghalau hambatan berinteraksi dengan teman perlu diberi imbalan

berupa penghargaan dan pujian. Apabila anak gagal di kesempatan pertama, tak perlu sedih.
Berikan ia dukungan dan dorongan untuk mencoba lagi di kesempatan lain. Tentu saja peran Anda

saat memberi contoh dalam bersosialisasi juga penting, karena Anda adalah panutannya.

5 Trik Agar Balita Gemar Gosok Gigi

Membiasakan membersihkan atau menggosok gigi sebaiknya ditanamkan sejak dini, karena

kebiasaan ini akan membawanya hingga dewasa kelak, sehingga kesehatan gigi dan mulutnya

senantiasa terjaga dengan baik.

Ciptakan suasana yang menyenangkan saat mengajak balita gosok gigi dengan menggunakan cara-

cara yang kreatif. Balita pun lebih semangat menggosok giginya.

1. Libatkan dan ajak balita saat membeli serta memilih peralatan gosok gigi yang akan dipakainya.

Mulai dari sikat gigi, pasta gigi, penutup kepala asikat, gelas plastik untuk kumur dan tempat

menyimpan sikat gigi.

2. Sediakan jam pasir berbentuk lucu untuk menghitung lamanya balita gosok gigi. Umumnya, cukup

2 menit.

3. Dampingi balita gosok gigi, sambil melakukan hal-hal yang disukai balita agar tercipta suasana

yang menyenangkan selama gosok gigi. Misalnya, menyanyikan lagu yang disukainya, bercerita

tentang sosok kartun yang rajin gosok gigi sehingga bila tersenyum membuat semua temannya

senang.

4. Sambil mengajarkan balita gosok gigi, jelaskan manfaat gosok gigi terhadap kesehatannya sampai

dia besar nanti, serta jenis-jenis makanan yang membantu pertumbuhan serta menguatkan giginya.

Misalnya, minum susu bukan hanya menyehatkan tubuhnya tapi juga membuat gigi dan tulangnya

jadi kuat.

5. Sesekali gunakan sikat gigi elektrik sebagai selingan agar kegiatan gosok gigi bervariasi dan

menyenangkan.

Cegah Gigi Berlubang Pada Anak

Perawatan gigi sangat penting untuk dimulai sejak kecil. Salah satu caranya adalah dengan

memperhatikan asupan makanannya. Konsumsi minuman manis dan kegemukan diduga menjadi

penyebab utama meningkatnya kasus gigi berlubang pada anak.

Dalam penelitian terhadap 65 anak usia 2-5 tahun yang mendapatkan perawatan gigi berlubang pada

gigi susu mereka, diketahui 28 persen anak-anak itu mengalami kegemukan, bahkan obesitas. Selain
itu diketahui pula 71 persen anak mendapatkan asupan kalori 1200 lebih tinggi daripada anak lain

dengan berat badan normal.

"Kami menduga nutrisi yang kurang tepat bukan hanya menyebabkan anak kegemukan tapi juga

menyebabkan gigi berlubang. Sayangnya jarang ada penelitian yang mengaitkan dua hal tersebut,"

kata Dr.Kathleen Bethin, direktur endokrinologi pediatrik dan diabetes dari Amerika.

Ia menambahkan, dari hasil riset diketahui secara umum tidak ada perbedaan total kalori yang

dikonsumsi antara anak yang obesitas dan normal, namun masalahnya adalah pemilihan jenis

makanan yang diasup. Misalnya terlalu banyak konsumsi minuman manis atau susu.

Penyebab utama kerusakan gigi adalah asam yang dibuat oleh kuman yang ada dalam rongga mulut.

Kuman tersebut akan menghasilkan asam bila ada sisa makanan yang mengandung gula dan

tepung, yang lengket pada gigi dalam waktu lama.

Untuk menghindari terjadinya lubang pada gigi anak, jangan biasakan anak minum susu dari botol

sampai tertidur agar cairan manis tersebut tidak akan menggenangi gigi terlalu lama. Bila gigi si kecil

mulai tumbuh, ajari anak untuk menyikat giginya. Tidak lupa, periksakan gigi anak setiap enam bulan

sekali.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode usia

manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima

tahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan.

Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia

prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya.

Lingkup promosi kesehatan terhadap anak balita meliputi :

ASI

Gizi /nutrisi

Pertumbuhan dan perkembangan

Interaksi

Sosialisasi.

PROMOSI KESEHATAN PADA REMAJA

C. PROMOSI KESEHATAN PADA REMAJA


Pengertian

Promosi kesehatan menurut WHO adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk
meningkatkan kontrol dan mengembangkan kesehatan mereka.
Promosi kesehatan (Pender, 1996) adalah pemberian motivasi untuk meningkatkan kesehatan
individu dan mewujudkan potensi kesehatan individu.
Sedangkan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di Ottawa, Kanada,
menghasilkan sebuah kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Ottawa. Dalam piagam ini
tertera strategi dalam meningkatkan kontrol masyarakat terhadap kesehatan diri mereka
sendiri. Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya
hidup mereka sehat optimal.
Promosi kesehatan (pender, 1996) adalah pemberian motivasi untuk mencegah timbulnya
penyakit, deteksi dini, menjaga keseimbangan fungsi tubuh dengan membatasi adanya
penyakit.
Selama 20 tahun terakhir, ada beberapa perbedaan pendapat tentang cara yang terbaik untuk
promosi kesehatan. Promosi kesehatan tradisional, dibuat untuk merubah perilaku individu
kearah gaya hidup yang lebih sehat dengan cara individu merasa nyaman dengan
lingkungannya (Gillies, 1998)
Promosi kesehatan menggunakan pendekatan pada klien sebagai pusat dalam pemberian
pelayanan dan membantu mereka untuk membuat pilihan dan keputusan.
Istilah promosi kesehatan merupakan suatu payung dan digunakan untuk menggambarkan
suatu rentang aktivitas yang mencakup pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit
(Gillies,

Ada tiga tingkatan dari pendidikan kesehatan menurut Gillies:


Primary Health education, tujuannya tidak hanya mencegah perubahan kesehatan tetapi juga
meningkatkan kualitas kesehatan, dengan demikian kualitas hidup, nutrisi, kontrasepsi dan
hubungan seksual secara aman, dan pencegahan kecelakaan dengan menggunakan helm.
Secondary health education, tujuannya adalah untuk membantu individu dengan masalah
kesehatan yang reversible untuk menyesuaikan dengan gaya hidupnya, contohnya berhenti
merokok,merubah kebiasaan makan dan olahraga Tertiary health education, tujuannya untuk
membantu individu yang sakit dan tidak sembuh total sehingga mereka dapat melewati hidup
dengan sesuai kemampuan yang dimiliki.
Contohnya anak yang menderita asma, epilepsi, bronchitis kronik dan kanker.
REMAJA
Remaja didefinisikan sebagai:

1. Masa peralihan dari anak-2 menuju dewasa


2. Umumnya antara usia 10-19 tahun
3. Merupakan periode kematangan seksual yang merubah anak secara biologi menjadi
dewasa yang memiliki kemampuan bereproduksi
4. Merupakan perkembangan psikologi dan sosio-ekonomi.
5. Dengan kata lain merupakan periode transisi, tumbuh, kembang dan kesempatan

Perkembangan seksual pada remaja (Fundamental of Nursing , Potter & Perry. 2005) :
a.Perubahanfisik
1) Ditandai dengan perkembangan payudara, bisa dimulai paling muda umur 8-10 th.
2) Meningkatnya kadar estrogen mempengaruhi genitalia, antara lain: uterus membesar;
vagina memanjang; mulai tumbuhnya rambut pubis dan aksila; dan lubrikasi vagina baik
spontan maupun akibat rangsangan.
3) Menarke sangat bervariasi, dapat terjadi pada usia 8 tahun dan tidak sampai usia 16 tahun.
Siklus menstruasi pada awalnya tidak teratur dan avulasi mungkin tidak terjadi saat
menstruasi pertama.

b.Perubahanpsikologis/emosi
1) Periode ini ditandai oleh mulainya tanggungjawab dan asimilasi pengharapan masyarakat
2) Remaja dihadapkan pada pengambilam sebuah keputusan seksual, dengan demikian
mereka membutuhkan informasi yang akurat tentang perubahan tubuh, hubungan dan
aktivitas seksual, dan penyakit yang ditularkan melalui aktivitas seksual.
3) Yang perlu diperhatikan terkadang pengetahuan yang didapatkan tidak diintegrasikan
dengan gaya hidupnya, hal ini menyebabkan mereka percaya kalau penyakit kelamin maupun
kehmilan tidak akan terjadi padanya, sehingga ia cenderung melakukan aktivitas seks tanpa
kehati-hatian.
4) Masa ini juga merupakan usia dalam mengidentifikasi orientasi seksual, banyak dari
mereka yang mengalami setidaknya satu pengalaman homoseksual. Remaja mungkin takut
jika pengalaman itu merupakan gambaran seksualitas total mereka, walaupun sebenarnya
anggapan ini tidak benar karena banyak individu terus berorientasi heteroseksual secara ketat
setelah pengalaman demikian.
5) Remaja yang kemudian mengenali preferensi mereka sebagai homoseksual yang jelas akan
merasa dan kebingungan sehingga membutuhkan banyak dukungan dari berbagai sumber
(Bimbingan Konselor, penasihet spiritual, keluarga, maupun profesional kesehatan mental).

c. Perkembangan Psikologi dan Kognitif Selama Remaja


Pertama-tama piaget menggambarkan transisi dari konkrit ke pemikiran oparasional formal
sebagai peristiwa pada tahun awal dan pertengahan remaja. Walaupun ada variasi
besar,sebagian perkembangan bakat anak muda untuk berfikir abstrak antara usia 12 16
tahun. Sebelum bakat ini tumbuh ,anak muda mempunyai kesulitan untuk mengaplikasikan
prinsip umum untuk membedakan situasi dan menilai kenyataan dan rencana untuk masa
depan. Ini kontras,pemikiran operasional formal termasuk kapasitas untuk berfikir
abstrak,misalnya ide dan pemikiran. Tugas perkembangan ini adalah masa transisi dari
pemikiran yang konkrit. Akhirnya ,tugas-tugas psikososial remaja menjadi harus betul-betul
dipertimbangkan.
Masalah kesehatan pada remaja :
1. Masalah jerawat 85% dialami remaja dan diketahui merupakan masalah kesehatan yang serius
yang menyertai remaja.
2. Rokok
3. Penggunaan obat dan kekerasan (penggunaan obat-obat medis, perangsang, obat tidur, dan
penenang)
4. Penggunaan psikotropika
5. Nutrisi (kekurangan nutrisi atau kegemukan)
6. Gangguan makan (anoreksia nervosa,bulimia nervosa,fitnes dan latihan fisik)
7. Stress (gejala fisik yang dapat mempengaruhi pada keadaan kronik atau stress yang extrem.
Gejala psikologik misalnya cemas,sedih,gangguan makan,depresi,insomnia,)
8. Pelaksanaan aktivitas seksual.

Remaja melaporkan beberapa alasan untuk melakukan aktivitas seksual yang mana berasal
dari dorongan kelompoknya,untuk mencintai dan dicintai,coba-coba serta bersenang-senang
(Murray & Zentner,1997). Bagaimanapun juga beberapa remaja tidak dapat mengambil
keputusan atau nilai ,keahlian yang dibutuhkan untuk mengklarifikasi untuk sesuatu hal yang
penting di usia muda dan juga menambah pengetahuan dasar tentang kontrasepsi dan PMS.
Sebagai perempuan yang berkembang sesuai usia perkembangan,dan tahapan. Dia
menyerupai dengan kondisinya yang berhubungan dengan kondisinya. Semua remaja tertahan
percepatan perkembangan karakteristik seksualnya dan juga tidak tercapai tugas
perkembangannya,misalnya menunjukkan identitasnya,perkembangan seksual yang lebih
disukai,emansipasi dari keluarga dan menunjukkan tujuan pengasuh.

Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan
Anak dan remaja membutuhkan edukasi akurat dan komprehensif tentang seksualitas untuk
praktik perilaku seksual sebagai orang dewasa. Kini, eksploitasi atau risiko aktivitas seksual
mungkin menjadi masalah kesehatan dan social seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan
penyakit menular seksual meliputi HIV/AIDS.
Survey terbaru department kesehatan dan pelayanan social menemukan penurunan aktivitas
seksual pada remaja usia 15-19 di USA. Anak lebih banyak melakukan aktivitas seksual dini
meliputi anak dengan masalah belajar atau rendah secara akademik, anak dengan soaisl
lainnya, masalah perilaku atau emosional (mencakup kelainan mental dan kekerasan
substance) biasanya ini berasal dari keluarga golongan ekonomi lemah.

Sumber, isi dan efektifitas program pendidikan seksual


Kelas pendidikan seksual telah menjadi kurikulum rutinitas pada sekolah menengah pertama
dan atas di beberapa negara bagian. Pendidikan kesehatan juga sebagai komponen komunitas
target program dasar pencegahan pada ibu hamil,pencegahan kekerasan,penurunan
kekerasan,perkembangan anak muda.atau pelayanan kesehatan reproduksi. Perawat juga
bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan seksual pada anak dan remaja sebagai
bagian dari pencegahan penyakit. Tidak semua sekolah memiliki instruksi dasar dan
peraturan tentang kelas pendidikan seksual.

Strategi untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan
1. Letakkan pendidikan seksual dalam tatanan kehidupannya
2. Menganjurkan untuk menawarkan pendidikan seksualitas dan topik tentang seks yang
berhubungan issue saat ini
3. Menyediakan pendidikan seksualitas dengan mempercayai dan mengakui pasien sebagai
individu dan isu serta nilai dalam keluarga.
4. Khusus menyediakan,kepercayaan,budaya sensitif dan konseling yang tidak ternilai
tentang isu penting seksualitas (konseling umum,pencegahan kehamilan tidak
diinginkan,strategi pencegahan penyakit menular HIV/AIDS)
5. Menyediakan konseling yang tepat atau pencerahan-pencerahan pada anak dan remaja
dengan isu khusus dan jadi perhatian (Gay, lesbian, biseksual anak muda)
6. Pelayanan ginekolgi rutin disediakan untuk remaja putri yang menjalani perilaku seksual.
Skrining untuk kanker serviks dan PMS akan diberikan pada perempuan yang menjalani
seksual aktif.
7. Menjadikan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan seksual disekolah,institusi
keagamaan,dan komunitas lainnya.
8. Bekerja sama dengan perencana masyrakat (LSM) untuk meningkatkan strategi yang
menyeluruh untuk menurunkan kejadian perilaku seksual yang tidak aman dan hasil yang
merugikan.

Perilaku Kesehatan Yang Beresiko Dan Tindakan Pencegahan Pada Remaja Perempuan
1. Beberapa remaja menggunakan perilaku yang beresiko agar dapat menampakkan
kesehatan mereka. Kasus kematian terbanyak pada remaja adalah kecelakaan yang tidak
disengaja. Sekitar 80% semua kecelakaan motor,yang kedua bunuh diri, ketiga kematian
karena neoplasma,cardiovaskuler dan penyakit kongenital. Dari beberapa ada satu dari empat
remaja juga beresiko tinggi terhadap tindakan kekerasan, PSM, kehamilan tidak disengaja,
kekerasan antar sesama dan tekanan disekolah.
2. Pada 1992,An American Medical Association interdisciplinary expert panel developed the
Guidelenes for adolescent preventive services. Termasuk sebuah tambahan dari bagian ini.
Petunjuk GAPS merupakan sebuah rekomendasi untuk membantu perawatan pertama
organisasi penyedia dan pengirim pelayanan pencegahan komprehensif pada remaja..
rekomendasi GAPS ditujukan pada organisasi pelayanan,peningkatan gaya hidup yang
sehat,skrining fisik,emosi dan masalah tingkah laku dan imunisasi.. tujuan GAPS adalah
untuk membuat semua kunjungan klinik bagian pengalaman peningkatan kesehatan.

Kondisi Kesehatan Yang Ditampilkan Remaja


Remaja putri yang peduli sistem perawatan kesehatan biasanya melakukan skrining (pap
smear dimulai pada usia 18 atau ketika sudah mulai melakukan aktivitas seksual). Masalah
ginekology sering disamakan dengan mens (perdarahan yang tidak teratur atau
dimenore),vaginitis atau leukorea,PMS,kontrasepsi dan kehamilan).
Kehamilan pada remaja : kehamilan pada remaja usia 16 tahun atau remaja sering
diperkenalkan stress tambahan pada periode yang penuh dengan stress.

Petunjuk Antisipasi Untuk Promosi kesehatan & Pencegahan Penyakit


Pender (1996) menggambarkan peningkatan kesehatan sebagai motivasi untuk menjadi
keadaan sejahtera dan potensial kesehatan aktual. Pencegahan adalah menghindari
kesakitan,mendeteksi dini,pemeliharaan fungsi yang optimal ketika datang keadaan sakit.
Perawat mempunyai kesempatan dan tanggung jawab besar untuk membantu
ketidakmengertian wanita terhadap faktor resiko dan untuk memotivasi mereka untuk
menerima gaya hidup yang sehat dalam mencegah penyakit.
Nutrisi, latihan,managemen stress,berhenti merokok,pembatasan konsumsi alkohol,masa
skrining sendiri,pelaksanaan,terapi hormone tambahan,issue seksual.

Level pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan:


Primary prevention: immunisasi lanjutan (Vaksin HPV) atau pendidikan kesehatan/konseling
tentang nutrisi, rokok, sexual education, alcohol, managemen stress.
Secondary prevention: Screening test ; pemeriksaan payudara sendiri sejak anak mulai
mendapatkan mestruasi, pap smear bagi remaja yang telah melakukan hubungan seksual
aktif, tes kolesterol, pemeriksaan Hb
Tertiary prevention: pendidikan pada pasien untuk menurunkan kondisi sakit dan
megoptimalkan kemampuan yang dimiliki, misalnya mengoptimalkan kemampuan anak yang
menderita kanker.

MASALAH-MASALAH YANG LAZIM TERJADI PADA REMAJA


NARKOTIKA
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang
menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa
pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi atau timbulnya khayalan-
khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya
ABORSI
Aborsi adalah berakhirnya atau gugurnya kehamilan sebelum kandungan mencapai usia 20
minggu, yaitu sebelum janin dapat hidup diluar secara mandiri ( Munajat, N.,2000). Aborsi
atau pengguguran berbeda dengan keguguran atau keluron (bahasa jawa). Aborsi adalah
terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja ( abortus provokatus ), yakni kehamilan
yang diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran. Sedangkan
keguguran adalah kehamilan yang berhenti karena faktor faktor alamiah atau disebut
abortus spontaneous (Hawari, D., 2006). Aborsi merupakan semua upaya atau tindakan yang
dimaksudkan untuk menghentikan kehamilan, baik dilakukan melalui pertolongan orang lain
sepeti dokter, dukun bayi, dukun pijat dan sebagainya, maupun dilakukan sendiri dengan cara
meminum obat-obatan atau ramuan tradisional (Wiknjosastro, Gulardi dalam Ulfah,M. dan
Ghalib,A., 2004). Namun tindakan aborsi tersebut mengandung risiko yang cukup tinggi,
apalagi bila dilakukan tidak sesuai dengan standard profesi medis (Munajat, N.,2000).Aborsi
seperti itu dapat menyebabkan infeksi disertai dengan perdarahan bahkan kematian. Risiko
tersebut akan lebih tinggi bila terjadi pada usia remaja dan juga akan berdampak pada
kesehatan reproduksinya. Aborsi pada usia remaja terjadi antara lain karena kehamilan diluar
nikah atau kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Akibat dorongan yang mendesak untuk
mengakhiri kehamilan tersebut sejumlah remaja tanpa memikirkan risiko yang ditimbulkan,
memilih aborsi sebagai pilihan terakhirnya (Dianawati,, 2003).
Kesehatan reproduksi remaja telah menjadi isu global. Hampir seluruh Negara menjadikan
masalah ini sebagai salah satu program utama. Berdasarkan data, kondisi kesehatan
reproduksi remaja cenderung menurun dan aborsi dikalangan remaja cenderung meningkat
(Purbaningsih, 2004). Dr. Boyke Dian Nugraha, Sp. OG., MARS berpendapat bahwa aborsi
di Indonesia tercatat sebanyak 2,3 juta kasus setiap tahun. Dari jumlah itu, sekitar 15%
sampai 30% dilakukan oleh remaja (Anonymus, 2005). Sedangkan angka kejadian aborsi di
Surabaya khususnya tidak dapat diketahui secara pasti, karena tidak ada lembaga atau
institusi yang dapat melaporkannya. Kejadian aborsi ini menjadi salah satu penyebab
tingginya AKI. SKRT tahun 1995 menunjukkan bahwa aborsi berkontribusi sebesar 11%
terhadap kematian ibu di Indonesia. Bahkan menurut Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH
diperkirakan prosentase tersebut bisa mencapai 30 50 % (PKBI, 2004).
Sekarang ini, banyak terdengar kasus kasus aborsi yang dilakukan oleh oknum oknum
yang tidak bertanggung jawab. Berita berita yang memuat kasus aborsi illegal yang
dilakukan oleh tenaga dpkter ternyata masih banyak dilakukan (Dianawati, 2003). Padahal
Kodeki memberikan pedoman bahwa dokter tidak boleh melakukan aborsi, sebab dokter
Indonesia harus melindungi makhluk insani sejak pembuahan sampai dengan kematiannya.
Berdasarkan UU Kesehatan no.23 tahun 1992, aborsi hanya bisa dilakukan kalau ada indikasi
medis sebagai satu satunya upaya menyelamatkan nyawa ibu. Sehingga praktik aborsi yang
selama ini berlangsung sebenarnya adalah praktik ilegal (Kusmaryanto, 2004). Aborsi ilegal
ini kemungkinan terjadi karena rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan dan
pengetahuan perempuan tentang kesehatan reproduksi (Dianawati, 2003).Dengan minimnya
informasi kesehatan reproduksi remaja, kerap terjadi penyalahgunaan fungsi seksual. Hanya
mengejar kenikmatan sesaat, tidak sedikit dari mereka berani malakukan hubungan seksual.
Tidak heran kini banyak permasalahan yang datang menyertainya, termasuk semakin
beragamnya penyakit menular seksual (PMS) dan aborsi (Anonymus, 2005).
Oleh karena itu perlu adanya pendidikan dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang
benar di kalangan remaja. Termasuk tentang seksualitas, organ reproduksi, kehamilan, dsb.
Dalam kasus ini juga diperlUkan adanya informasi yang benar di kalangan remaja tentang
aborsi.
Ada 2 macam risiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:

1. Risiko kesehatan fisik dan mental.


2. Risiko gangguan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan
dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku Facts of Life a. Kematian
mendadak karena pendarahan hebat
b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
c. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
d. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
e. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya
f. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
g. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
h. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
i. Kanker hati (Liver Cancer)
j. Kelainan pada placenta/ ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
k. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
l. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
m. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
GANGGUAN MENTAL YANG TERJADI Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan
aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut:
a. Kehilangan harga diri (82%)
b. Berteriak-teriak histeris (51 %)
c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
d. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
f. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
.
HIV/AIDS
HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah,
cairan sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang
mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan
tubuh penderita telah menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui :

1. Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan
orang yang telah terinfeksi HIV.
2. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian(seperti pecandu
Narkoba)
3. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
4. Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan
atau melalui air susu ibu (ASI)

Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki, tetapi
proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 %
terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak
menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat
menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-
tanda atau gejala-gejala.Tanda-tanda klinis penderita AIDS :

1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan


2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5. Dimensia/HIV ensefalopati

Gejala minor :

1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan


2. Dermatitis generalisata yang gatal
3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko
besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :

1. Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan


kondom
2. Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama
3. Pasangan seksual pengguna narkoba suntik

Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia memang terus meningkat. Kalau bulan Desember 2003
disebutkan ada 2.720 kasus HIV dan 1.371 kasus AIDS atau total 4.091 kasus, maka sampai
dengan Juni 2004 dilaporkan total kasus HIV/AIDS sudah menjadi 4.389, terdiri dari 2.864
kasus HIV dan 1.525 AIDS.
Kasus HV/AIDS di kalangan remaja diperkirakan sebagian besar terjadi dari proses berbagi
jarum suntik di antara pengguna obat-obatan terlarang, termasuk narkoba ataupun NAPZA.
Dari 4.389 kasus HIV/AIDS di Indonesia seperti disebut di atas, 1.392 kasus atau 31,7 persen
adalah kelompok usia 15-29 tahun, terdiri dari kelompok usia 15-19 sebanyak 176 kasus dan
kelompok usia 20-29 tahun 1.225 kasus

1. Melakukan segala bentuk hubungan seks penetratif dengan orang yang terinfeksi
tanpa menggunakan kondom secara benar pada saat yang tepat;
2. Berbagi jarum suntik atau benda tajam lain dengan orang yang terinfeksi HIV dalam
penggunaan obat secara intravena;
3. Menerima darah (melalui transfusi) dari orang yang terinfeksi;
4. Menato atau menindik tubuh dengan menggunakan benda tajam yang terkontaminasi
oleh virus.

5. Saat terkena infeksi virus AIDS maka diperlukan wkt


5-10 tahun untuk sampai ke tahap yang disebut
sebagai AIDS.
6. Setelah virus masuk kedalam tubuh manusia, maka selama 2-4 bulan keberadaan virus tersebut
belum bisa terdeteksi dengan pemeriksaan darah meskipun virusnya sendiri sudah ada dalam
tubuh manusia. Tahap ini disebut sebagai periode jendela.
7. Sebelum masuk pada tahap AIDS, orang tersebut dinamai HIV positif karena dalam darahnya
terdapat HIV. Pada tahap HIV+ ini maka keadaan fisik ybs tidak mempunyai kelainan khas
ataupun keluhan apapun, dan bahkan bisa tetap bekerja seperti biasa.
8. Dari segi penularan, maka dalam kondisi ini ybs sudah aktif menularkan virusnya ke orang lain
jika dia mengadakan hubungan seks atau menjadi donor darah.
9. 75-85 % Penularan terjadi melalui hubungan seks (5-10 % diantaranya melalui hubungan
homoseksual)
10. 5-10 % akibat alat suntik yang tercemar (terutama pada pemakai narkotika suntik)
11. 3-5 % melalui transfusi darah yang tercemar
12. 90 % infeksi pada bayi dan anak terjadi dari Ibu yang mengidap HIV
13. 25-35 % bayi yang dilahirkan oleh Ibu pengidap HIV akan menjadi pengidap HIV
14. Rasa lelah berkepanjangan
15. Sesak nafas dan batuk berkepanjangan
16. Berat badan turun secara menyolok
17. Pembesaran kelenjar (di leher, ketiak, lipatan paha) tanpa sebab yang jelas
18. Bercak merah kebiruan pada kulit (kanker kulit)
19. Sering demam (lebih dari 38 C) disertai keringat malam tanpa sebab yang jelas
20. Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang lain
BAGAIMANA MENCEGAH AIDS
1. Tidak berganti-ganti pasangan seksual
2. Pencegahan kontak darah, misalnya pencegahan terhadap penggunaan jarum suntik yang
diulang
3. Dengan formula A-B-C
ABSTINENSIA artinya tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
4. BE FAITHFUL artinya jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya saja
5. CONDOM artinya pencegahan dengan menggunakan alat.
Orang Tua
1. Harus dapat memberikan pendidikan agama dan moral yang baik bagi anak-anaknya.
2. Harus mampu memberikan informasi yang cukup tentang kesehatan reproduksi remaja
3. Dapat memberikan kesempatan bagi anak-anaknya untuk mengeluarkan pendapat dan bukan
hanya menuntut anak-anaknya untuk menuruti keinginan mereka
Dapat membantu anak-anaknya untuk membangun konsep diri yang sehat, sehingga sang
anak tidak mudah terbawa arus negatif dari lingkungan,
Harus dapat terbuka dalam membicarakan masalah-masalah kesehatan reproduksi. jika orang
tua tidak bersikap terbuka dalam membicarakan masalah ini, maka remaja akan bertanya
kepada orang lain dan informasi yang didapat dari orang lain ini belum tentu benar.
Orang tua hendaknya jangan hanya menuntut, tapi juga harus berusaha mengerti keadaan
anak-anaknya. Harus dapat memberikan kesempatan yang sama bagi anak laki-laki dan
perempuan.
Tidak segan-segan meminta maaf pada anak bila orang tua melakukan kesalahan. Orang tua
tidak akan pernah luput dari kesalahan, dengan meminta maaf, maka remaja akan merasa
lebih dihargai.
Tidak bersikap menggurui dan menganggap bahwa orang tua tahu segalanya dan anak tidak
tahu apa-apa, karena sebenarnya orang tua belum tentu lebih pintar dari anaknya, tapi mereka
lebih dulu tahu.
Pendidik
1. Harus dapat menjadi panutan bagi anak didiknya
2. Harus menguasai tentang masalah kesehatan reproduksi remaja
Dapat menjadi teman diskusi yang baik, bukan hanya menyalahkan dan menakut-nakuti.
Pendidik yang baik harus dapat menjadi mitra diskusi remaja yang baik sehingga remaja
merasa nyaman untuk membicarakan masalahnya kepada pendidik.
Khususnya untuk guru agama, jangan memberi informasi mengenal kesehatan reproduksi
dengan cara menakut-nakuti. Jangan hanya menghubungkan hal tersebut dengan 'dosa', tetapi
juga harus bisa menjelaskan mengapa hal tersebut merupakan perbuatan yang dilarang
agama, Misalnya dalam membicarakan tentang hubungan seks pranikah, pendidik hendaknya
tidak hanya menakut-nakuti hal itu sebagai perbuatan berdosa, tapi juga harus dapat
menjelaskan keterangan dibalik itu yaitu bahwa manusia adalah mahluk Tuhan yang paling
tinggi, yang dibekali oleh akal budi dan mempunyai aturan hidup sehingga apabila kita
melakukan hubungan seks di luar pernikahan, berarti kita sama rendahnya dengan binatang
yang tidak berakal budi dan tidak mempunyai aturan
Pendidikan kesehatan bagi anak dan remaja perempuan :

1. Pada usia sekolah dini, anak harus diberikan informasi untuk berhati-hati terhadap
potensi adanya penganiayaan seksual. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah pelecehan seksual terhadap anak antara lain:
2. Ajarkan kepada anak mengenai perbedaan antara sentuhan yang baik dengan sentuhan
yang buruk dari orang dewasa.
3. Beritahu anak mengenai bagian tubuh tertentu yang tak boleh disentuh oleh orang
dewasa kecuali saat mandi atau pemeriksaan fisik oleh dokter.
4. Ajarkan kepada anak untuk mengatakan tidak jika merasa tidak nyaman dengan
perlakuan orang dewasa dan menceritakan kejadian itu kepada orang dewasa yang
meraka percaya.

5. Ajarkan bahwa orang dewasa tidak selalu benar, dan semua orang mempunyai
kontrol terhadap tubuh mereka, sehingga ia dapat memutuskan siapa yang boleh atau
tidak boleh untuk memeluknya.
6. Jika terjadi pelecehan seksual pada anak, beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Ciptakan kondisi sehingga anak merasa leluasa dalam menceritakan tentang bagian
tubuhnya dan menggambarkan kejadian dengan akurat.
- Yakinkan anak bahwa orang dewasa yang melakukannya adalah salah, sedangkan
anaknya sendiri adalah benar.
- Orang tua harus bisa mengkontrol ekspresi emosional didepan anak (Perry & potter,
2005)
Pada usia remaja, informasi faktual tentang seksual dan aktivitas seksual sangat
penting tetapi lebih penting dengan bimbingan tentang penilaian diri atau sistem
kepercayaan untuk digunakan sebagai kerangka kerja untuk mengambil keputusan.
Lingkup kesehatan keluarga merupakan bagian yang paling baik untuk memberikan
pendidikan kepada anak dan remaja. Orangtua perlu memahami pentingnya
pemebrian informasi, berbagai nilai yang dianut dalam keluarga, dan meningkatkan
kemampuan untuk membuat keputusan. Remaja akan membuat keputusan utnuk
dirinya sendiri dan harus bertanggung jawab terhadap keputusannya (Gilles, 1998)
Pada masa ini remaja mungkin pertama kali mencari perawatan kesehatan tanpa
didampingi orangtua. Agar intervensi pada kelompok usia ini bisa efektif harus
diperhatikan beberapa hal antara lain:

1. Ciptakan lingkungan yang menunjukan kasih sayang, saling percaya, serta kesediaan untuk
mendengar
2. Klarifikasi dan hormati masalah yang bersifat rahasia
3. Perawat kesehatan reproduktif hendaknya memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai
perkembangan remaja.C.
Diposkan oleh Ella Nabilah di 04.23
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Mengenai Arsip Blog
Saya
2012 (1)
o Juni (1)
PROMOSI KESEHATANPROMOSI
KESEHATAN
Ella Nabilah 2011 (1)
Lihat profil
lengkapku
Template Simple. Dibe

Anda mungkin juga menyukai