A. Pengertian
Promosi kesehatan kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi,
kebijakan, dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang
menguntungkan kesehatan.
Adapun pengertian promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan, proses pemberdayaan dilakukan dari oleh
masyarakat yang artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui kelompok-
kelompok potensial di masyarakat bahkan semua komponen masyarakat. Sedangkan
pembelajaran dibarengi dengan upaya mempengaruhi kebijakan dan peraturan perundangan.
B. Tujuan
Tujuan promosi kesehatan adalah untuk mempengaruhi sikap masing-masing mengenal
kesehatan secara individu dan menentukan keputusan mereka atas pilihannya secara personal
menuju gaya hidup yang sehat dan lelah positif.
Ada beberapa tujuan khusus secara jelas yang harus di sampaikan pada individu adalah
sebagai berikut :
Mempengaruhi sikap untuk menerima gaya hidup yang sehat dan positif
MEMPENGARUHI dan memelihara kebiasaan makan dengan kandungan gizi yang
optimal
Mempengaruhi berhenti merokok demi kesehatan
1. Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati. Merupakan alat
peraga yang paling baik karena mudah serta cepat dikenal, mempunyai bentuk serta
ukuran yang tepat. Tetapi alat peraga ini kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke
mana-mana sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam macam alat peraga ini
antara lain :
o Benda sesungguhnya, misalnya tinja di kebun, lalat di atas tinja, dsb
o Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang telah diawetkan seperti cacing
dalam botol pengawet, dll
o Sample yaitu contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti oralit,
dll
2. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya.Benda tiruan bisa
digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan. Hal ini dikarena
menggunakan benda asli tidak memungkinkan, misal ukuran benda asli yang terlalu
besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan
seperti tanah, kayu, semen, plastik dan lain-lain.
3. Gambar/Media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dll.
Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit
kata-kata. Kata-kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan dapat
dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan
pada suatu tempat yangmudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding
balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster
dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau photo. Poster terutama dibuat
untuk mempengaruhi orang banyak, memberikan pesan singkat. Karena
mmmmmmllkkkkitu cara pembuatannya harus menarik, sederhana dan hanya
berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah poster yang
mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang melihatnya serta dapat
mendorong untuk bertindak.
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang
singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa
yang disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan
singkat tentan suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah
tangga, deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat
diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan pertemuan dilakukan seperti
pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat
dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy.
4. Gambar alat optik. seperti photo, slide, film, dll
Photo
Sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam bentuk :
o Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan, menggambarkan
suatu cerita, kegiatan dan lain-lain. Dikumpulkan dalam sebuah album. Album
ini bisa dibawa dan ditunjukan kepada masyarakat sesuai dengan topik yang
sedang di diskusikan. Misalnya album photo yang berisi kegiatan-kegiatan
suatu desa untuk merubah kebiasaan BABnya menjadi di jamban dengan
CLTS sampai mendapat pengakuan resmi dari Bupati.
o Dokumentasi lepasan. Yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dan tidak
disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan atau
titik perhatian. Photo ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dll
Slide
Slide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau grup. Slide ini sangat
effektif untuk membahas suatu topic tertentu, dan peserta dapat mencermati setiap
materi dengancara seksama, karena slide sifatnya dapat diulang-ulang
Film
Film lebih kearah sasaran secara masal, sifatnya menghibur namun bernuansa
edikatif.
Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai
masukan (input) dan keluaran (output). Didalam suatu proses pendidikan kesehatan
yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan perilaku, dipengaruhi
oleh banyak faktor.
Hal ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu, harus
menggunakan cara tertentu pula, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran,
demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran kelompok,
metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual. Untuk
sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok dan
massa (public).
Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor yang lestari atau ibu
hamil tersebut segera minta imunisasi maka harus didekati perorangan. Perorangan
disini tidak hanya berarti kepada ibu-ibu yang bersangkutan tetapi mungkin juga
kepada suami atau keluarga dari ibu tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini disebabkan karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan
atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta
membantunya maka perlu menggunakan metode (cara ini).
Dengan cara ini, kontak antara klien dengan petugas lebih intensif, setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien
tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan kesadaran, penuh perhatian, akan
menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara
antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak
atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau
yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian atau kesadaran yang kuat.
Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih
dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain :
2.1.1 Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah :
2.1.1.1 Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi dari yang
akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan :
a. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi kalau disusun
dalam diagram atau skema.
b. Menyiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya makalah singkat, slide,
transparan, sound system, dan sebagainya.
2.1.1.2 Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah tersebut
dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti
psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan
gelisah.
b. Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
c. Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
d. Berdiri di depan (di pertengahan), tidak boleh duduk.
e. Menggunakan alat-alat bantu (AVA) semaksimal mungkin.
2.1.2 Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah
ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli
tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di
masyarakat.
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi
dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga
mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya
dalam bentuk lingkaran atau segi empat.
Pimpinan diskusi / penyuluh juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan
kesan ada yang lebih tinggi. Tepatnya mereka dalam taraf yang sama sehingga tiap
anggota kelompok ada kebebasan / keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan
metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaannya pemimpin kelompok
memancing dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban-
jawaban atau tanggapan (cara pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau
papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi
komentar oleh siapa pun. baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap
anggota dapat mengomentari dan akhirnya terjadilah diskusi.
Dalam metode ini, beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan
tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai
perawat atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau
anggota masyarakat. Mereka meragakan misalnya bagaimana interaksi / komunikasi
sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
Metode ini adalah merupakan gambaran antara role play dengan diskusi kelompok.
Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan
monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan
menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa
orang menjadi pemain dan sebagian lagi berperan sebagai nama sumber.
Oleh karena sasaran pendidikan ini bersifat umum dalam arti tidak membedakan
golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan
sebagainya maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
Sumber :
hepatitis
JUMLAH PASIEN DENGAN HBSAG POSITIF DI PUSKESMAS MOJOAGUNG
In sekilas info on Juni 3, 2009 at 9:45 am
Adanya pelayanan pemeriksaan laboratorium untuk faal hati ternyata direspon positif
oleh masyarakat. Kesadaran masyarakat untuk memeriksaan hati atau livernya sudah
cukup tinggi. Begitu juga promosi kesehatan menngenai penyakit-penyakit liver yang
sudah dilakukan di masyarakat dari Tim UKM Puskesmas Mojoagung sangatlah
membatu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan
livernya.Hasilnya adalah ditemukan sejumlah pasien dengan HbSAg.
Bagaimana Pemeriksaan dan Jumlah Pasien dengan HbSAg ?
Pasien dengan HbSAg ini biasanya ditemukan secara sengaja atau tidak sengaja
setelah pemeriksaan kadar SGOT/SGPT nya ketahuan meningkat, pasien ditawarkan
untuk melakukan pemeriksaan HbSAg. Atau kadang pasien dengan keluhan perut
terasa tidak nyaman yang langsung dating ke bagian radiology untuk minta diperiksa
USG dan ternyata hasilnya adalah hepatitis atau sirosis hepatic, pasien ini diminta
untuk melakukan pemeriksaan penunjang yang lain yaitu HbSAg dan SGOT/SGPT.
Informasi dari Bagian Laboratorium Puskesmas Mojoagung menyatakan bahwa
ditemukan sebanyak 10 orang dengan HbSAg positif pada tahun 2008 dengan
perincian 6 orang dari dalam wilker PKM Mojoagung, 2 orang dari PKM Gambiran
dan 2 orang dari luar Kecamatan Mojoagung. Pada tahun 2009 (Jan- Mei) ini jumlah
pasien dengan HbSAg positif sudah ditemukan sebanyak 12 orang dengan perincian 4
orang dari dalam wilker PKM Mojoagung, 3 orang dari Wilker PKM Gambiran dan 5
orang dari Luar Kecamatan Mojoagung. Menariknya 50% pasien dengan HbSAg
positif pada tahun 2009 ini ditemukan pada bulan Mei kemaren.
DINAS KESEHATAN PROVINSI LAMPUNG
Tim Kesehatan Provinsi Lampung Di Sumatera Barat
20 Oktober 2009 14:24
Sebagai Upaya meringankan beban penderitaan para korban gempa Sumatera Barat,
Pemerintah Provinsi Lampung telah memberangkatkan relawan yang terdiri dari
barbagai unsur guna memberikan bantuan, tanpa kecuali Dinas Kesehatan dan Rumah
Sakit Abdoel Muluk Provinsi Lampung.
Tim Kesehatan Provinsi Lampung diberangkatkan diberangkatkan dalam 2 kali
pemberangkatan yaitu pada tanggal 3 Oktober 2009 dan 4 Oktober 2009 serta
berakhir pada tanggal 9 Oktober 2009.
Lokasi Tim Relawan Provinsi Lampung terletak di Kecamatan Sungai Geringging
Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat, terdiri dari :1 orang dokter spesialis
orthopedi, 1 orang dokter spesialis bedah, 4 orang dokter umum, 12 orang perawat, 3
orang sopir dg 3 unit ambulance, 2 orang tenaga administrasi serta dilengkapi obat-
oabatan dan kantong jenazah.
Upaya yang telah dilakukan Tim Kesehatan :
1. Pelayanan Kesehatan Statis yang dilakukan di beberapa Pos Kesehatan.
2. Pelayanan Kesehatan Mobile yang diharapkan dapat menjangkau para korban
bencana yang terletak jauh dari Pos kesehatan statis.
Dalam melakukan pelayanan kesehatan terhadap para korban bencana gempa dari
tanggal 3 s/d 9 Oktober 2009 tercatat sebanyak 2.896 orang baik rawat jalan dengan
atau tanpa tindakan, rawat inap maupun yang dirujuk ke RS.
Peresmian Teater Nyamuk Sebagai Ikon Wisata Ilmiah
25 September 2009 11:18
Keberadaan Teater Nyamuk adalah upaya pendekatan kepada masyarakat untuk
mempermudah akses hasil penelitian Badan Litbangkes sehingga berdaya guna dan
berhasil guna, kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan
Litbangkes), Prof. DR. Dr. Agus Purwadianto, SH, Msi, Sp. F(K).
Hal itu disampaikan dalam acara peresmian Mosquito Teather (Teater Nyamuk) di
Desa Babakan, Kec. Pangandaran, Kab. Ciamis Jawa Barat tgl. 19 Agustus 2009.
Teater Nyamuk merupakan ikon wisata ilmiah dengan kegiatan yang
mengintegrasikan pembelajaran ilmu pengetahuan, teknologi dan seni bidang
kesehatan dengan kegiatan pariwisata, tambah Prof. Agus Purwadianto.
Menurut Prof. Agus Purwadianto, kejadian penyakit yang ditularkan nyamuk di
Indonesia masih tinggi. Bahkan beberapa nyamuk telah resisten terhadap insektisida
dan beberapa jenis virus serta kuman penyebab penyakit juga resisten terhadap
pengobatan. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah sudah mengembangkan vaksin dan
obat-obatan untuk mengatasi penyakit tersebut.
Sebagai pendukung wisata ilmiah, gedung berkonsep minimalis dengan nuansa
perpaduan hijau, merah dan oranye ini dilengkapi fasilitas sesuai kegiatan yang
dilakukan di gedung tersebut.
Fasilitas itu terdiri dari gedung sinema berukuran 9x8 meter dengan kapasitas 120
orang, ruang multimedia yang berfungsi untuk proses editing dan dubbing, pusat
pelayanan yang berfungsi sebagai tempat pelayanan informasi, penjualan tiket serta
penjualan souvenir dan museum sebagai tempat penyimpanan koleksi dan dokumen.
Teater ini merupakan museum nyamuk pertama di Indonesia, dihiasi replikasi
nyamuk ukuran besar pada dinding utamanya. Ada enam genus koleksi nyamuk yang
dimiliki museum ini yaitu : Aedes, Culex, Anopheles, Mansonia, Armigeres dan
Toxor. Masing-masing genus terdiri dari spesimen stadium telur, larva, pupa dan
nyamuk.
Teater yang dibangun dengan dana APBN Departemen Kesehatan didukung penuh
pengembangan dan pemanfaatannya sebagai ikon wisata ilmiah oleh Pemda Kab.
Ciamis dan Pemda Provinsi Jawa Barat . Sinergi antar sektor menjadi ciri nyata dalam
ikon wisata ilmiah ini, khususnya sektor kesehatan, pendidikan, pariwisata, dan
ekonomi, ujar Sugianto, Msc.PH, Kepala Loka Litbang P2B2 Ciamis.
Rangkaian kegiatan peresmian mengambil tema Mari Kenali Nyamuk Agar
Terhindar dari Penyakit, diharapkan masyarakat mengenal lebih dekat tentang
nyamuk terutama bionomik/perilaku hidup nyamuk dan berperilaku hidup bersih
sehat supaya terhindar dari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti malaria,
DBD, chikunguya, dan filariasis, tambah Sugianto.
Indonesia merupakan salah satu negara yang masih terjadi transmisi malaria (berisiko
Malaria/Risk-Malaria), dimana pada tahun 2006 terdapat sekitar 2 juta kasus malaria
klinis, sedangkan tahun 2007 menjadi 1,75 juta kasus. Jumlah penderita positif
malaria (hasil pemeriksaan mikroskop positif terdapat kuman malaria) tahun 2006
sekitar 350 ribu kasus, dan pada tahun 2007 sekitar 311 ribu kasus.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen
Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor
telepon/faks: 021-5223002 dan 52960661, atau alamat e-mail
puskom.publik@yahoo.co.id
Badan POM RI luncurkan Laboratorium Keliling
25 September 2009 11:26
Jakarta, 7 September 2009 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pagi ini
meluncurkan delapan unit laboratorium keliling (mobile lab) di Jakarta guna terus
meningkatkan pengawasan dan pengamanan obat dan makanan yang beredar di
masyarakat.
Selama ini BPOM secara proaktif melakukan pengawasan dan sampling makanan
dan bahan makanan yang dijual di masyarakat untuk diuji keamanannya di lab kami.
Tapi lagi-lagi karena berbagai hambatan seperti jarak dan kemacetan, aktivitas ini
sering kali memakan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup tinggi. Dengan
unit laboratorium keliling ini, kami bisa melakukan tes laboratorium dan
mendapatkan hasilnya di tempat, kata Kepala BPOM Husniah Rubiana.
Untuk tahap pertama, delapan unit laboratorium keliling ini akan disebar di Jakarta.
Delapan unit Laboratorium Keliing BPOM tersebut juga sudah diberikan warna dan
logo BPOM yang khas agar masyarakat bisa langsung mengenali.
Unit laboratorium keliling ini justru bukan dimaksudkan untuk menakut-nakuti para
penjual makanan dan obat di pasar tradisional. Justru sebaliknya kami berharap
masyarakat bisa semakin nyaman dan tenang mengkonsumsi makanan bila sudah
melihat kehadiran mobil BPOM di situ karena berarti makanan dan obat yang dijual
sudah layak saji dan layak konsumsi, kata Husniah menambahkan.
Kehadiran Unit laboratorium keliling BPOM juga sangat relevan menyambut Hari
Raya Idul Fitri dimana volume dan frekuensi belanja bahan makanan akan meningkat
tajam. BPOM akan melakukan sosialisasi ke masyarakat khususnya para pedagang
dan pembeli bahan makanan di pasar-pasar tradisional mengenai fungsi dan cara
penggunaan unit laboratorium keliling ini. Yang pasti, unit laboratorium keliling
BPOM ini dilengkapi dengan peralatan yang mendeteksi bahan bahan berbahaya di
dalam makanan maupun kosmetik dan obat palsu.
Struktur dan kebiasaan masyarakat Indonesia yang sering kali membeli obat dan
makanan, atau bahkan mencampur obat dan makanan untuk meningkatkan rasa atau
memodifikasi rupanya menjadi lebih menarik justru menjadi risiko tersendiri bagi
penjual dan pembeli obat dan makanan di pasar-pasar tradisional di seluruh Indonesia.
Namun karena sudah menjadi bagian struktur sosial masyarakat, BPOM terus mencari
jalan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan agar masyarakat semakin nyaman
dan tenang berbelanja di manapun di seluruh Indonesia.
Ini adalah bagian dari fungsi pelayanan BPOM kepada masyarakat yang memang
tidak mudah dan tidak murah untuk dilakukan dengan struktur geografis, demografis
dan sosial masyarkat Indonesia. Namun tetap harus dicarikan solusinya secara kreatif.
Pelayanan Kesehatan Dalam Rngka Idul Fitri 1430 H
15 September 2009 14:52
Sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam rangka
Idul Fitri 1430 H, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung memberikan pelayanan
Kesehatan di beberapa Pos Simpatik. Hal ini terlaksana bekerjasama dengan Lintas
Sektor terkait.
Pos Simpatik tersebut terletak di Terminal Rajabasa, Hajimena dan Pasir Putih, yang
masing-masing Pos dilengkapi dengan Tenaga Kesehatan dan Ambulance.
Pos Simpatik tersebut dibuka 24 jam sehari selama 16 Hari (H-7 s/d H+7) yang
dimulai pada hari ini (14 September 2009). Sedangkan untuk masing-masing
Kabupaten/Kota lokasi Pos Simpatik berkoordinasi dengan Masing-masing Polres.
Antisipasi kemungkinan transmisi virus H1N1/H5N1 Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung telah mendistribusikan sebanyak 12 box @2.000 buah masker (Pelabuhan
Bakauheni, Bandara Radin Inten, dan stock di Kabupaten Lampung Selatan), melalui
KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Panjang dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Lampung Selatan.
WASPADA FLU BARU H1N1
13 Agustus 2009 14:01
Zaman berubah, semua juga berubah. Begitu juga dengan penyakit. Kini muncul flu
baru H1N1 atau yang lebih populer disebut flu babi/flu meksiko/swine influenza. Flu
babi merupakan penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influenza A subtype
H1N1 sehingga gejalanya mirip dengan influenza biasa.
Penyakit ini sudah melanda Benua Amerika dan Eropa, serta beberapa provinsi di
Indonesia. Meskipun sampai saat ini belum dilaporkan adanya kasus flu meksiko/flu
babi di Provinsi Lampung, kita tetap harus waspada terhadap penyebaran penyakit ini
dan mengenali gejala-gejalanya. Gejala flu babi yang biasa ditemukan pada manusia,
yaitu :
- Demam lebih dari 38 derajat celcius
- Batuk
- Pilek
- Sakit tenggorokan
- Letih dan lesu
- Kadang disertai nyeri otot, mual, muntah, dan diare
- Sesak nafas
Penularan virus influenza A subtype H1N1 dapat terjadi melalui dua cara, yaitu :
1. Melalui kontak dengan babi yang terinfeksi atau lingkungan yang telah
terkontaminasi oleh virus tersebut.
2. Melalui kontak dengan penderita flu babi.
Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari flu babi adalah sebagai berikut :
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sesering mungkin, terutama setelah
batuk atau bersin.
2. Menutup hidung dan mulut dengan tissue pada saat batuk atau bersin, kemudian
membuang tissue tersebut ke tempat sampah.
3. Menjaga jarak minimal satu meter dengan orang yang sedang sakit flu.
4. Apabila mengalami gejala flu, segera periksa ke dokter, puskesmas, rumah sakit,
atau klinik terdekat dan tinggal di rumah untuk istirahat. Hindari kontak dengan orang
lain untuk mencegah penularan.
(Seksi Promosi Kesehatan)
Gladi Lapang Penanggulangan Bencana Provinsi Lampung
10 Agustus 2009 10:27
Dalam rangka sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan untuk
menghadapi terjadinya suatu keadaan daruat, maka pemerintah Provinsi Lampung
melalui Sekretariat Penanggulangan Bencana pada tanggal 28 Juli 2009 telah
mengadakan simulasi penanggulangan bencana gempa bumi dan kebakaran yang
melibatkan unsur terkait termasuk masyarakat disekitar lokasi simulasi yaitu di
Lapangan Sepak bola Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar
Lampung.
Sebagai Inspektur Upacara pada pembukaan simulasi tersebut mewakili Gubernur
Lampung adalah Inspektur Daerah Provinsi Lampung.
Masyarakat Dihimbau Waspada Influenza A H1N1
11 Juli 2009 23:51
Dirjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan (P2PL) Depkes Prof. Dr.
Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K) menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan
tidak panik dengan merebaknya penyebaran virus Influenza A H1N1 di Indonesia.
Hal ini disampaikan dalam jumpa pers tentang perkembangan Influenza A H1N1 di
Indonesia, Sabtu (4/72009) di Jakarta.
rof. Tjandra mengharapkan masyarakat untuk tetap waspada bila dirinya atau orang
disekitarnya mendapat gejala flu seperti batuk, pilek dan demam, terlebih lagi jika
orang itu baru kembali dari luar negeri atau ada kontak dengan orang yang baru
kembali dari luar negeri. Masyarakat juga dihimbau untuk selalu menerapkan pola
hidup bersih dan sehat dengan membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun.
Melaksanakan etika batuk dan bersin yang benar. Apabila sakit dengan gejala
influenza supaya mengenakan masker dan tidak berdekatan dengan anggota keluarga
yang lain dan segera menghubungi petugas kesehatan serta menghindari bepergian
apabila sedang sakit flu, ujar Prof. Tjandra. Lebih lanjut dikatakan Prof. Tjandra,
hingga hari Sabtu (4/7/2009) terdapat tambahan 12 kasus baru pasien positif H1N1 di
Indonesia yang tersebar di Jakarta dan Bali.
Kedua belas pasien tersebut terdiri dari 8 orang WNI dan 4 orang WNA yaitu AR (L,
23 TH), RA (L, 10 bln), HR (P, 40 th), IG (L, 33 th), N (P, 34 th), BE (L, 50 th), TD
(L, 65 th), F (L, 14 th), RW (L,23 th), BA (L, 22 th), JO (L, 43 th), dan NN. Dengan
tambahan kasus baru tersebut jumlah kasus positif Influenza A H1N1 yang tercatat di
Indonesia menjadi 20 orang.
Prof. Tjandra mengatakan sudah ditemukan penularan H1N1 antar manusia di
Indonesia. Hal itu terjadi pada 2 dari 12 orang pasien baru tersebut. Lokasi penularan
berada di daerah Jakarta, namun belum diketahui secara pasti oleh siapa dan dimana
persisnya penularan tersebut terjadi.
Seluruh pasien positif H1N1 tersebut sampai saat ini sehat-sehat saja, tidak ada yang
fatal, hanya batuk pilek biasa saja bahkan sebagian ada yang tanpa keluhan sama
sekali. Seperti diketahui, 95% pasien di dunia ini tidak masuk rumah sakit sama
sekali, ujar Prof. Tjandra.
Ditambahkan pula oleh Prof. Tjandra bahwa flu baru H1N1 ini cukup unik karena
tingkat fatality-nya yang tinggi justru pada pasien yang berusia muda (20-30 tahun),
sementara flu lain pada umumnya akan makin tinggi tingkat fatality-nya pada mereka
yang berusia lanjut.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen
Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor
telepon/faks: 021-52907416 19 dan 021-52921669, atau melalui alamat e-mail:
puskom.depkes@gmail.com dan puskom.publik@yahoo.co.id
Peralatan Makan Melamin
30 Juni 2009 12:17
Peralatan makan melamin sudah menjadi sesuatu yang umum dimiliki oleh setiap
rumah tangga. Selain karena sifatnya yang tahan pecah, peralatan makan melamin
juga memiliki bentuk, warna, dan motif yang sangat beragam. Bahan melamin selain
digunakan untuk peralatan makan orang dewasa, juga digunakan untuk peralatan
makan bagi bayi.
Dari hasil pengawasan yang dilakukan oleh Badan POM, ditemukan 30 peralatan
makanan bermelamin yang berbahaya karena terbukti melepaskan zat formalin. Zat
ini bila masuk ke dalam tubuh berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi
kesehatan, yaitu penyakit kanker.
Untuk itu, mengetahui produk-produk peralatan makan melamin apa saja yang
berbahaya tersebut, dapat diunduh di
http://www.pom.go.id/public/peringatan_publik/pdf/melamin.pdf
Puskesmas Kotabumi II (ISO 9001:2008)
24 Juni 2009 12:07
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung beserta seluruh jajaran mengucapkan
selamat kepada :
PUSKESMAS KOTABUMI II
yang telah berhasil setelah melakukan Audit Eksternal ke 3 pada tanggal 22 Juni 2009
oleh Badan Sertifikasi SAI Global Jakarta, sehingga direkomendasikan untuk tetap
berhak meraih Sertifikat ISO 9001 : 2008.
Terimakasih dan penghargaan setingi-tinginya kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Lampung Utara yang senantiasa telah mendukung terwujudnya Puskesmas ISO
Pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung.
Semoga Kabupaten/Kota lainnya dapat mengikuti keberhasilan Puskesmas Kotabumi
II demi terwujudnya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dengan perspektif
Kepuasan Masyarakat.
Program Jamkesmas Berhasil Hemat Uang Negara 1,4 Trilyun Rupiah
24 Juni 2009 10:52
Program Jaminan Kesehatan Masyarakat ( Jamkesmas ) tahun 2008 yang dilakukan
antara lain dengan mengirimkan tagihan (klaim) langsung dari kas negara ke rumah
sakit ternyata berhasil menghemat (mengefisienkan) uang negara sebesar 1,464
trilyun rupiah. Oleh karena itu program jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin
dan tidak mampu dengan sasaran 76,4 juta jiwa ini akan dilanjutkan pada tahun 2009
dengan menggunakan manajemen yang sama seperti manajemen tahun 2008.
Jamkesmas tahun 2009 dianggarkan dari APBN dengan jumlah yang sama tahun
2008.
Hal itu disampaikan Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) yang didampingi
para pejabat eselon I dan II saat jumpa pers awal tahun di Jakarta pada tanggal 12
Januari 2009.
Dana Jamkesmas yang dikirim Depkes ke rumah-rumah sakit daerah yang melayani
masyarakat miskin dan tidak mampu adalah dana bantuan sosial (Bansos), bukan
pendapatan rumah sakit. Seharusnya dana Bansos itu digunakan langsung oleh rumah
sakit untuk melayani masyarakat miskin dan tidak mampu. Jadi tidak benar bila
Bansos dianggap sebagai pendapatan asli daerah (PAD), ujar Dr. Siti Fadilah Supari.
Masyarakat miskin di daerah yang tidak mempunyai Kartu Jamkesmas (di luar kuota
Nasional) menjadi tanggungan pemerintah daerah. Masyarakat miskin tersebut
mempunyai hak yang sama dalam pelayanan kesehatan dengan masyarakat miskin
yang memiliki Kartu Jamkesmas. Namun dengan pembiayaan dari pemerintah daerah
melalui APBD, tutur Menkes.
Siaga ( LevelIII) Gunung Anak Krakatau
23 Juni 2009 0:08
Berita Antara. (21-06-2009) Status Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat
Sunda hingga saat ini masih siaga atau level III sehingga masyarakat sekitar tetap
diminta waspada.
Sampai saat ini pengunjung dan warga hanya diperbolehkan berada dalam radius dua
kilometer dari titik letusan," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di
Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten Anton Prambudi,
Sabtu.
Anton mengatakan, sejak 6 Mei 2009 status gunung itu dinaikkan dari waspada atau
level II menjadi siaga atau level III, kini kondisi Gunung Anak Krakatau berbahaya
karena mengeluarkan lava pijar berupa batu dan kerikil yang suhunya berkisar 600-
1.000 derajat celcius.
Oleh karena itu, hingga saat ini Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG) Bandung memeberikan rekomendasi bahwa daerah aman berada dua
kilometer dari titik letusan gunung berapi yang berada di perairan Selat Sunda.
"Saya mengimbau kepada pengunjung dan nelayan agar tidak medekati Anak
Krakatau karena khawatir terkena lava pijar," ujarnya.
Menurut dia, aktiviats kegempaan Gunung Anak Krakatau sepanjang Sabtu ini
mengalami penurunan dibandingkan dua hari lalu.
Saat ini, kegempaan mencapai 981 kali terdiri atas vulkanik dangkal sebanyak 116
kali, letusan 455 kali, tremor 274 kali, dan embusan 136 kali.
Sementara kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakata, Jumat (19/6) sebanyakl 1.257
kali yakni vulkanik dangkal 157, tremor 377, letusan 452 dan embusan 271 kali.
Meskipun kegempaan mengalami penurunan, tetapi pihaknya tetap siaga mengingat
terjadi peningkatan jumlah letusan dibanding dua hari yang lalu.
Untuk itu, tim pemantau tetap siaga serta saling berkoordinasi dengan tim lain yang
ada di Banten, untuk saling memberikan informasi.
Sementara itu, saat ini kondisi Gunung Anak Krakatau masih diselimuti kabut tebal
sehingga sulit mendeteksi secara visual.
"Saya berharap pengunjung dan nelayan tidak mendekati kawasan Gunung Anak
Krakatau karena masih membahayakan keselamatan," katanya.
Lagi, Public Warning Badan POM ttg Kosmetika berbahaya
19 Juni 2009 10:18
Badam POM RI kembali mengeluarkan Public Warning Kosmetika yg mengandung
bahan berbahaya seperti Marcury, Hidrokuinon, Asam Retinoat, Rhodamin B, dll.
Selengkapnya dapat diunduh di
http://www.pom.go.id/public/peringatan_publik/pdf/Binder1.pdf
Pengembangan Desa Siaga (Gerakan Menuju Desa Sehat)
19 Juni 2009 9:09
Berdasarkan SK Menkes No. 564/Menkes/SK/VIII/2006 tanggal 2 Agustus 2006
tentang Pedoman Pengembangan Desa Siaga, maka Gubernur Lampung pada tanggal
3 Agustus 2006 telah mencanangkan Gerakan Menuju Desa Sehat (GMDS) di
Kampung Astomulyo Kabupaten Lampung Tengah. GMDS merupakan istilah lain
Desa Siaga khusus untuk Provinsi Lampung.
Target Nasional bahwa pada Tahun 2009, seluruh Desa/Kelurahan menjadi Desa
Siaga atau melaksanakan Gerakan Menuju Desa Sehat. Berdasarkan Target tersebut,
Provinsi Lampung kemudian menyusun rencana pencapaian program s.d Tahun 2009
sbb:
5. Penguatan Laboratorium
Mengintensifkan laboratorium regional
Pemenuhan reagensia
Tujuan
Tujuan umum adalah terselenggaranya ISO 9001:2000 Puskesmas dalam rangka
peningkatan manajemen mutu di Puskesmas Kotabumi II.
Tujuan khusus adalah :
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan.
1. Meningkatkan kepuasan pelanggan / Konsumen Puskesmas
2. Meningkatkan citra Puskesmas
3. Meningkatkan daya saing
4. Memiliki dokumen mutu yang lebih baik
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penerapan ISO 9001:2000 di Puskesmas Kotabumi II meliputi :
Medical Record, General Care Unit, Dental Care Unit, Mother & Children Care Unit,
Supporting Services Unit Of Laboratory, Sanitation, Nutrition and Pharmacy.
Kepala Puskesmas (dr. Lani) & Tim berkunjung ke rumah salah satu warga Desa
Murukan (bu. Rumadi)
Pada Bulan Juli 2007, Puskesmas Mojoagung mendapat pasien dengan kasus cacing
tambang yang kesemuanya berasal dari Desa Murukan Kec. Mojoagung Kab.
Jombang dan bekerja sebagai peternak sapi perah, kemudian dengan hasil
pemeriksaan laboratorium 1 orang anemis dengan Hb 5 g/dl.
Hal inilah yang mendorong Kepala Puskesmas Mojoagung pada Bulan Agustus 2007
bekerjasama dengan Tim Dokter Muda FK UNAIR melakukan
Proses II BIOGAS
Dari hasil pemeriksaan feces responden 13,5 % positif mengandung telur cacing yang
berasal dari jenis
hookworm atau cacing tambang, 86,5 % sisanya negativ (tidak ditemukan telur cacing
hookworm).
Untuk meminimalisir limbah sapi, Puskesmas Mojoagung bekerjasama dengan
Proses Pembuangan
Camat Mojoagung, Dinas Peternakan Kab. Jombang dan Desa Murukan mengusulkan
kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kab. Jombang (DKLH) untuk
mengolah limbah sapi menjadi BIOGAS. Hal ini oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup
dan Kebersihan Kab. Jombang (DKLH) ditanggapi positif namun pihak warga Desa
Murukan harus menyediakan lahan.
Output dari BIOGAS
Pada Tahun Anggaran 2008, BIOGAS dibangun di Desa Murukan oleh Dinas
Pemukiman dan Pengembangan Wilayah ( Dinas KIMBANGWIL ) Kab. Jombang
yang bias digunakan oleh masyarakat Murukan sampai sekarang.
Updated & Photo by : Abdul Aziz, AMd.Per.Kes.
Diposkan oleh theiya di 03:12
Di era milenium ini, setiap hari bahkan setiap saat, kepada kita disajikan pelbagai
macam iklan atau upaya pemasaran pelbagai macam produk dan jasa. Iklan-iklan itu
dengan gencarnya menyapa kita melalui berbagai media, terutama TV dan radio.
Melalui internet, iklan-iklan itu juga datang silih berganti. Iklan juga menyergap kita
melalui telepon seluler. Jangan ditanya iklan melalui surat kabar dan majalah. Juga
melalui film layar lebar di gedung bioskop. Iklan-iklan juga mejeng secara mentereng
melalui billboard, spanduk, umbul-umbul, dll. Tentu saja iklan juga muncul melalui
poster, leaflet atau brosur. Belum lagi iklan melalui selebaran yang secara berdesakan
nongol di tembok-tembok, tiang listrik/telepon, pagar rumah, dll. Ada juga iklan yang
disamarkan melalui tulisan ilmiah atau tulisan populer. Jangan dilupakan iklan atau
pemasaran produk atau jasa yang dikemas secara sangat professional dalam bentuk
pameran, seminar atau pertemuan. Belum lagi iklan atau upaya pemasaran yang
dilakukan secara agresif melalui tatap mula langsung dari rumah ke rumah dan secara
berantai (multy level marketing). Demikian pula upaya yang dilakukan melalui loby
kepada pelbagai pihak, khususnya pengambil kebijakan, agar produk atau jasanya
dapat dipergunakan oleh khalayak luas. Dan masih banyak lagi cara-cara kreatif yang
dilakukan dalam rangka menjajakan suatu produk atau jasa. Upaya-upaya itu
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap lakunya suatu produk atau jasa.
Produk atau jasa apa saja, termasuk produk atau jasa di bidang kesehatan serta produk
dan jasa yang merugikan kesehatan seperti rokok, minuman keras, obat-obatan yang
tidak layak, dll. Itu semua termasuk upaya pemasaran atau upaya untuk
mempromosikan produk atau jasa. Pada zaman dulu upaya itu disebut propaganda.
Istilah propaganda sering dikaitkan dengan bidang politik. Namun sebenarnya tidak
selalu demikian. Bisa juga tentang masalah sosial, termasuk kesehatan. Di zaman pra
dan awal kemerdekaan dulu propaganda masalah kesehatan itu sudah dilakukan. Pada
waktu itu cara propaganda itulah yang dilakukan untuk memberi penerangan kepada
masyarakat tentang kesehatan. Propaganda pada waktu itu dilakukan dalam bentuknya
yang sederhana melalui pengeras suara atau dalam bentuk gambar dan poster. Juga
melalui film layar tancap. Cara-cara itu kemudian berkembang, karena propaganda
dirasakan kurang efektif apabila tidak dilakukan upaya perubahan atau perbaikan
perilaku hidup sehari-hari masyarakat. Maka dilancarkanlah upaya pendidikan
kesehatan masyarakat (health education) yang dipadukan dengan upaya pembangunan
masyarakat (community development) atau upaya pengorganisasian masyarakat
(community organization).
Upaya ini berkembang pada tahun 1960 an, sampai kemudian mengalami
perkembangan lagi pada tahun 1975 an, menjadi Penyuluhan Kesehatan. Meski
fokus dan caranya sama, tetapi istilah Pendidikan kesehatan itu berubah menjadi
Penyuluhan Kesehatan, karena pada waktu itu istilah pendidikan khusus
dibakukan di lingkungan Departemen Pendidikan. Pada sekitar tahun 1995 istilah
Penyuluhan kesehatan itu berubah lagi menjadi Promosi Kesehatan. Perubahan itu
dilakukan selain karena hembusan perkembangan dunia (Health promotion mulai
dicetuskan di Ottawa pada tahun 1986), juga sejalan dengan paradigma sehat, yang
merupakan arah baru pembangunan kesehatan di Indonesia. Istilah itulah yang
berkembang sampai sekarang, yang antara lain menampakkan wujudnya dalam
bentuk pemasaran atau iklan, yang marak pada era milenium ini.
Perjalanan dari propaganda, kemudian menjadi pendidikan, lalu penyuluhan dan
sekarang promosi kesehatan itu, merupakan sejarah. Dalam perjalanan dari waktu ke
waktu itu ada kejadian atau peristiwa yang patut dikenang, dan ada cerita atau kisah
yang menarik, mengharukan, atau juga lucu. Tetapi yang penting pastilah ada hikmah,
kebijaksanaan, nilai atau wisdom yang dapat diangkat dari rentetan kisah atau cerita
itu. Hikmah, kebijaksanaan, nilai atau wisdom itu tentulah sangat besar manfaatnya
bagi kita semua, terutama generasi muda yang merupakan penerus pembangunan
bangsa tercinta ini. Kebijaksanaan itu pula yang rasanya patut sekali dapat dimiliki
oleh para pembuat kebijakan, yang menentukan arah perkembangan negara kita di
masa y.a.d. Demikianlah, maka sejarah atau perkembangan tentang promosi
kesehatan di Indonesia itu perlu dituliskan. Penulisan sejarah atau perkembangan
promosi kesehatan di Indonesia itu dirasakan semakin perlu karena nampaknya
sejarah berulang. Apa yang kita pikirkan sekarang, rupanya sudah pernah dipikirkan
bahkan dilaksanakan pada waktu yang lalu. Melalui tulisan ini diharapkan kita dapat
lebih cepat belajar dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah kita
lakukan pada waktu yang lalu itu.
Dengan demikian yang dimaksud dengan sejarah di sini bukan dalam arti rentetan
peristiwa dalam tanggal, bulan dan tahun. Tetapi sejarah adalah uraian tentang
peristiwa nyata berupa fakta dan data yang bisa dijadikan bahan analisa untuk
disimpulkan manfaat dan mudaratnya bagi pijakan untuk kegiatan masa kini dan yang
akan datang. Di sini sejarah lebih mempunyai arti ke depan. Dalam kaitan itu
beberapa negara sedang ribut dalam penulisan sejarah ini. Korea, Jepang dan China
berebut meluruskan sejarah dengan versi masing-masing. Pemerintah RI sejak
merdeka sampai sekarang juga sangat berkepentingan dengan penulisan sejarah. Ini
menunjukkan bahwa sejarah sering dibuat untuk kepentingan sesaat demi pemenuhan
si pembuat sejarah. Seharusnyalah bahwa sejarah itu netral. Yang penting adalah
tentang pembelajaran sejarah. Makna, nilai atau kebijaksanaan apa yang dapat
ditangkap di balik kejadian atau rentetan peristiwa itu. Para pembacalah yang
menganalisis sendiri, menyimpulkan dan mengambil makna sebagai landasan untuk
pengambilan kebijakan bagi langkah-langkah tindakannya masa kini dan yang akan
datang.
Sejarah, menurut Prof Nugroho Notosutanto, mengandung dua hal: fakta dan persepsi.
Di satu pihak merupakan rentetan peristiwa berdasar fakta. Tekanannya pada uraian
fakta yang bersifat deskriptif. Di pihak lain sejarah juga merupakan persepsi dari para
pelaku, para saksi dan para pengamatnya. Tekanannya berupa analisis peristiwa
bahkan dilanjutkan dengan prediksi ke depan. Demikianlah, maka sejarah
perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia ini ditulis senetral dan seobyektif
mungkin berdasarkan fakta sesuai rentetan peristiwa.
Namun demikian juga tidak dapat dihindari adanya pandangan subyektif berupa
analisis dan prediksi dari para pelaku, para saksi atau pengamat yang kebetulan
menjadi penulisnya. Sikap subyektif ini ditekan seminimal mungkin karena buku ini
ditulis oleh satu tim yang terdiri dari berbagai unsur dan lintas generasi. Selanjutnya
kebenaran deskripsi fakta, analisis dan prediksi tim penulis ini diserahkan sepenuhnya
kepada para pembaca. Para pembaca buku ini dapat siapa saja : para pengambil
kebijakan, praktisi lapangan, kalangan Perguruan Tinggi khususnya mahasiswa,
kalangan ilmuwan, para profesional, media massa, dan lain-lain. Melalui tulisan ini,
para pembaca diharapkan dapat menangkap makna, nilai atau kebijaksanaan di setiap
peristiwa itu dan memanfaatkannya untuk menghadapi masalah sekarang dan yang
akan datang, untuk peningkatan kesehatan masyarakat pada khususnya dan
pembangunan nasional pada umumnya. Setidak-tidaknya tulisan ini diharapkan dapat
menjadi dokumen tertulis yang memperkaya dokumen-dokumen lain, yang ternyata
tidak banyak jumlahnya.
Buku tentang sejarah atau perkembangan Promosi Kesehatan ini diberi nama
Perkembangan Dan Tantangan Masa Depan Promosi Kesehatan Di Indonesia,
dengan sub judul: Dari Propaganda, Pendidikan dan Penyuluhan Sampai Promosi
Kesehatan. Ini berarti bahwa meskipun buku ini ditulis berdasar rentetan peristiwa,
tetapi yang ingin diungkap terutama adalah makna yang dapat ditarik dari balik
rentetan peristiwa itu. Maka periodesasi atau kurun waktu perjalanan promosi
kesehatan dikaitkan dengan isu yang mengemuka serta widom yang dapat dipetik di
setiap periode atau kurun waktu itu. Sekali lagi yang diharapkan dari buku ini adalah
bahwa pembaca dapat belajar dari masa lalu, untuk menghadapi masalah sekarang,
serta terutama untuk menjajagi dan proaksi masa depan, sebagaimana dikatakan oleh
orang bijak yang dikutip pada awal tulisan ini.
Mengenai istilah Promosi Kesehatan sendiri juga mengalami perkembangan. Mula-
mula dicetuskan di Ottawa, Canada pada tahun 1986 (dikenal dengan Ottawa
Charter), oleh WHO promosi kesehatan didefinisikan sebagai: the process of
enabling people to control over and improve their health. Definisi tersebut
diaplikasikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi : Proses pemberdayaan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Definisi ini tetap
dipergunakan, sampai kemudian mengalami revisi pada konferensi dunia di Bangkok
pada bulan Agustus 2005, menjadi: Health promotion is the process of enabling
people to increase control over their health and its determinants, and thereby improve
their health (dimuat dalam The Bangkok Charter). Definisi baru ini belum dibakukan
bahasa Indonesia. Selain istilah Promosi Kesehatan, sebenarnya juga beredar banyak
istilah lain yang mempunyai kemiripan makna, atau setidaknya satu nuansa dengan
istilah promosi kesehatan, seperti : Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE),
Pemasaran sosial, Mobilisasi sosial, Pemberdayaan masyarakat, dll. Istilah-istilah
tersebut juga akan diulas dalam buku ini, dalam bab-bab yang berkaitan.
Buku ini terdiri dari 11 bab. Masing-masing bab, mulai bab II sampai dengan bab V
mencoba menceritakan : peristiwa atau kejadian secara ringkas pada waktu itu,
pemikiran atau konsep yang mengemuka, pengalaman empirik di lapangan, tokoh
atau figur yang menonjol, serta pelajaran yang dapat ditarik dari episode itu. Dalam
beberapa bab itu ada juga diselipkan cerita atau kisah ringan yang merupakan
kenangan khusus pada waktu itu. Sedangkan bab VI khusus bercerita tentang
perkembangan Promosi Kesehatan dari segi organisasi, yang mengalami pasang surut.
Pernah menjadi jabatan yang berada langsung di bawah Menteri Kesehatan (dapat
disebut setara eselon I) di awal kemerdekaan, pernah pula menjadi eselon III pada era
1960-1970 an.
Kemudian menjadi beberapa unit eselon II. Bab VII bercerita tentang perkembangan
Pendidikan Kesehatan di Perguruan Tinggi, baik di Jakarta maupun di kota-kota lain,
juga yang ada di PT Swasta. Bab VIII bercerita tentang perkembangan tenaga
profesional Penyuluh atau Promosi Kesehatan, yang ternyata juga sudah dimulai di
zaman awal kemerdekaan dulu, sampai pengembangannya secara besar-besaran pada
era 1970 an dan terus berlangsung sampai sekarang. Dalam bab itu juga dikisahkan
perkembangan organisasi profesi Tenaga Penyuluh Kesehatan, baik sebagai jabatan
profesional di lingkungan pemerintahan, maupun sebagai organisasi profesi yang juga
mempunyai hubungan dengan organisasi sejenis di luar negeri. Bab IX tentang
Proaksi Promosi Kesehatan di masa depan. Secara ringkas diuraikan kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi dengan dilatar belakangi analisis
situasi dan kecenderungan ke depan. Di dalamnya termasuk kaitannya dengan the
Bangkok Charter yang dihasilkan dalam Konferensi Dunia Promosi Kesehatan ke-
enam di Bangkok, Thailand pada bulan Agustus 2005. Bab X mencoba
mendokumentasikan kesan dan pesan dari para pelaku atau mereka yang terkait
dengan upaya promosi kesehatan, baik yang berada di Jakarta maupun di kota-kota
lain, yang berada di unit promosi kesehatan atau di unit lainnya, di pemerintahan dan
di luar pemerintahan. Terakhir bab XI adalah bab Penutup, yang juga memuat
kesimpulan dan sumbang saran yang berkaitan dengan promosi kesehatan untuk masa
sekarang dan yang akan datang. Dalam beberapa bab terasa terjadi pengulangan,
tetapi hal itu tidak dapat dihindari, bahkan semoga dapat memperkuat cerita. Ini
sesuai dengan salah satu jargon Health Education, bahwa Education is
reenforcement.
Dengan membaca buku perkembangan promosi kesehatan di Indonesia ini, kita
mencoba sedikit menoleh ke belakang, mencoba mengamati apa yang telah dilakukan
oleh para pendahulu kita. Kemudian dengan mengambil pelajaran dan hikmah yang
ada di dalamnya, kita bertekad melangkah untuk menjalaninya dengan melihat ke
depan, sebagaimana dikatakan oleh Soren Kierkegaard, seorang filsuf Jerman, yang
dikutip di awal tulisan ini.
1.2 LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
PENDAHULUAN
keadaan sejahtera badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) yang paling baru ini memang lebih dinamis dibanding dengan batasan sebelumnya
yang mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun social,
Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan social
saja tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan
secara ekonomi. Sedangkan untuk yang belum memasuki usia kerja yaitu anak dan remaja atau bagi
yang sudah tidak bekerja (pension) atau usila (usia lanjut), berlaku produktif secara social, yakni
mempunyai kegiatan, misalnaya sekolah atau kuliah bagi anak dan remaja dan kegiatan pelayanan
Dalam makalah ini akan dibahas tentang promosi kesehatan pada balita dan apras. Lingkup
promosi kesehatan terhadap anak balita meliputi ASI, gizi /nutrisi, pertumbuhan, perkembangan,
interaksi dan sosialisasi. Dengan promosi kesehatan pada balita, bidan diharapkan mampu
memberikan penyuluhan kepada orang tua menyangkut perbaikan gizi, perbaikan kesehatan
lingkungan, pengawasan tumbuh dan kembang anak. Anggota keluarga, guru, taman kanak-kanak
atau pengasuh anak diikutsertakan dalam kegiatan pembinaan kesehatan. Semua kegiatan dicatat
dan dilaporkan ke puskesmas. Kegitan pelayanan dan pembinaan kesehatan anak balita akan
berhasil dengan baik jika didukung oleh pemerintah desa, pemimpin dan orang terkemuka
dimasyarakat, termasuk dukun. Para ibu juga perlu didorong untuk memeriksakan kesehatan
anaknya.
1.3 Tujuan
Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui lingkup promosi kesehatan pada balita dan apras
Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat memahami tentang promosi kesehatan pada balita dan apras serta diharapkan
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode usia
manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia
Lingkup promosi kesehatan terhadap anak balita meliputi ASI, gizi /nutrisi, pertumbuhan,
2.2.1 ASI
Untuk pertumbuhan balita dan apras dengan baik zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan yaitu:
b. Calsium (Cl)
c. Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada didaerah tropis, maka hal ini tidak begitu menjadi
masalah
e. Fe (Zat besi) diperlukan, karena di dalam proses kelahiran sebagian Fe ikut terbuang.
Peralihan ASI kepada makanan tambahan (PMT) harus dilakukan sesuai dengan kondisi
anatomi dan fisiologi pencernaan. Setelah masa pemberian ASI eksklusif berakhir, maka mulai umur
4 bulan bayi diberi makanan tambahan, itupun makanan yang sangat halus. Kemudian umur 9 bulan
sudah dapat diberikan makanan tambahan yang lunak, sampai dengan umur 28 bulan. ASI tetap
diteruskan, dan mulai berumur 18 bulan dapat diberikan makanan tambahan agak keras (semi solid),
sampai dengan umur 2 tahun. Akhirnya pada umur 2 tahun ASI dihentikan (anak disapih), dan sudah
dapat diberi makanan seperti makanan orang dewasa. Mengenai jumlah makanan tambahan pun
juga makin lama makin ditingkatkan, sesuai dengan kebutuhan kalori yang diperlukan bayi/anak
untuk berkembang.
2.2.2 Gizi/Nutrisi
Anak balita dan apras juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit.
Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi, dan jumlahnya
dalam populasi besar. Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi
Anak balita atau prasekolah baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi kemakanan orang
dewasa.
Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik, atau ibunya sudah bekerja penuh, sehingga ibu
sudah berkurang.
Anak balita sudah mulai main ditanah, dan sudah dapat main diluar rumahnya sendiri, sehingga
lebih terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi
Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri termasuk dalam memilih makanan. Dipihak
lainibunya sudah tidak begitu memperhatikan lagi makanan anak balita, karena dianggap sudah
Dengan adanya posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), yang sasaran utamanya adalah anak balita dan
apras adalah sangat tepat untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak balita dan apras.
Membuat anak menyenangi berbagai macam makanan memang terasa sulit. Tentu hal ini akan
mengganggu perolehan nutrisi pada anak yang menyebabkan kurang optimalnya tumbuh kembang si
buah hati. Bila anda mengalami hal semacam ini, anda dapat mencoba beberapa kiat ini.
Biasakan anak untuk menikmati waktu makannya tanpa ada gangguan sehingga anak lebih
berkonsentrasi pada piring di depannya. Karena itu matikan televisi atau singkirkan mainannya saat
Waktu maksimum dalam pemberian makan pada anak sebaiknya tidak lebih dari 30 menit. Menurut
dr.Aryono Hendarto, Sp.A (K), secara oral motorik, mulut akan capek jika terus mengunyah lebih dari
30 menit. Biasanya anak akan diam dan membiarkan makanan lumat dengan sendirinya atau diemut.
Karena itu jika dalam 30 menit makanan tidak habis, sudahi saja. Satu atau dua jam kemudian
Selezat apa pun masakan yang dibuat, seorang anak bisa kehilangan selera makan jika orangtua
memaksa anak untuk makan. Temani balita makan dengan cara makan bersama. Lakukan kontak
mata dan berikan suasana makan yang menyenangkan, tidak memaksa dan tidak terburu-buru.
4. Aktivitas menyenangkan
Balita biasanya mudah bosan. Karena itu Anda bisa menggali ide-ide kreatif untuk membuat suasana
makan jadi menyenangkan. Misalnya mencelup makanan sebelum dimasukkan ke mulut atau
menggunakan sedotan untuk hidangan jus buah atau smoothies. Bunyi sruput sedotan akan
Lambung balita memang masih kecil, karena itu tak perlu memaksanya untuk menghabiskan satu
porsi penuh.
6. Berikan pilihan
Biarkan balita memilih makanan yang ingin dikonsumsinya. Misalnya sebelum memasak, ibu bisa
7. Dihias
Makanan yang dihias menarik atau alat makan figur kartun tentu bisa menggugah selera makan balita
Anda. Untuk lebih menarik minatnya, Anda juga bisa mengajak si kecil menyiapkan makanan
bersama-sama di dapur.
Aspek Bahasa
Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jurang dari 900 kata,mengunjak
tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih dan pada tahun kelima sampai keenam
Aspek Sosial
Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan makan sendiri,rentang perhatian
meningkat ,mengetahui jenis kelaminnya sendiri,dalam permainan sering mengikuti aturannya sendiri
tetapi anak sudah mulai berbagi.tahun keempat anak sudah cenderung mandiri dan keras kepala
atau tidak sabar,agresif secara fisik dan vweerbal,mendapat kebanggan dalam pencapaian,masih
mempunyai banyak rasa takut.pada akhir usia prasekolah anak sudah jarang memberontak,lebih
outran,bersikap lebih baik,dalam permainan sudah mencoba mengikuti aturan tetapi kadang curang.
Aspek Kognitif
Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik dalam berfikir dan
Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif,memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu menurut
lebih tinggi,mereka patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan karena memahami hal
benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah anaka sudah mampu memandang perspektif orang
lain dan mentoleransinya tetapi belum memahaminya,anak sangat ingin tahu tentang factual dunia.
Perkembangan fisik
Pertambahan berat badan menurun, terutama diawal balita. Hal ini terjadi karena anak menggunakan
Psikomotor
Terjadi perubahan yang cukup drastis dari kemampuan psikomotor anak yang mulai terampil dalam
pergerakannya (lokomotion). Mulai melatih kemampuan motorik kasar misalnya berlari, memanjat,
Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih seperti menulis,
menggambar, menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda dengan hanya menggunakan
jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan
Bagaimana cara untuk mengatasi balita yang sangat aktif di usianya yang baru menginjak 2 tahun,
mereka yang umumnya sedang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
Balita sedang berada pada tahap perkembangan sensori motorik yang sangat pesat. Umumnya balita
2 tahun memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungannya. Itu sebabnya, ia tampak sangat
Ada baiknya balita tidak dilarang atau dibatasi ruang geraknya, sehingga dia dapat memuaskan rasa
ingin tahunya. Balita akan terbantu apabila Anda memberikan aktivitas fisik yang terarah, sehingga
Namun perlu dicermati, sejalan dengan perkembangan usianya, apakah aktivitas anak sesuai atau
tidak dengan situasi yang ada. Misalnya, jika berada di dalam kamar dan hendak tidur balita masih
berlarian, ajak dia membaca buku cerita dengan memperagakan beberapa gerakan yang berkaitan
dengan isi cerita. Selain itu, perhatikan ketika dia bermain dengan beberapa anak seusianya, apakah
perilakunya kurang lebih sama atau sangat berbeda dengan kebanyakan anak lain. Jika berbeda,
2.2.4 Interaksi
Pada periode usia ini balita mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial diluar
keluarga, pada awal masa balita, bermain bersama berarti bersama-sama berada pada suatu tempat
dengan sebaya, namun tidak bersama-sama dalam satu permainan interaktif. Pada akhir masa balita,
bermain bersama berarti melakukan kegiatan bersama-sama dengan melibatkan aturan permainan
Anak mulai memahami dirinya sebagai individu yang memiliki atribut tertentu seperti nama,
jenis kelamin, mulai merasa berbeda dengan orang lain dilingkungannya. Mekanisme perkembangan
ego yang drastis untuk membedakan dirinya dengan individu lain ditandai oleh kepemilikan yang
tinggi terhadap barang pribadi maupun orang signifikannya sehingga pada usia ini balita sulit untuk
dapat berbagi dengan orang lain. Proses pembedaan diri dengan orang lain atau individuasi juga
menyebabkan anak pada usia tiga atau empat tahun memasuki periode negativistik sebagai salah
2.2.5 Sosialisasi
Anak prasekolah senang berteman dan bersosialisasi. Hanya saja, tak semua anak nyaman dan
mudah memulainya. Ada yang butuh dukungan dan stimulasi terlebih dahulu. Disinilah peran orang
1. Bimbing di awal
Sebagai awal, tak ada salahnya Anda melibatkan diri saat anak bermain bersama temannya. Untuk
batita sungguh membingungkan bermain bersama teman pertama kali. Anak usia 1 3 tahun belum
mampu bermain bersama secara sosial. Mereka biasanya main sendiri-sendiri secara paralel. Nah,
kehadiran Anda di masa-masa awal tentu berguna untuk menjembatani situasi asing yang dihadapi
anak. Saat anak sedang bermain dengan teman, kehadiran Anda membantu mengarahkan lalu lintas
komunikasi dan merangsang mereka beraktivitas bersama. Tapi ini hanya diperlukan di masa-masa
awal. Selebihnya, anak tentu lebih terampil bersosialisasi dan permainan mengalir dengan sendirinya.
2. Pemanasan dulu
Sebelum anak nyaman berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan baru, misalnya prasekolah, ia
butuh kesempatan mengenal lingkungannya terlebih dahulu. Setelah familiar dengan lingkungan
barunya, dan merasa aman, biasanya anak-anak usia 3 5 tahun dengan nyaman memulai interaksi
dengan orang-orang di sekitarnya. Apabila anak didaftarkan di kelompok bermain dan TK, ada
baiknya seminggu sebelumnya diajak ke sekolah baru. Tujuannya, agar ia tidak lagi merasa asing
3. Kenalan dulu
Apabila anak akan masuk kelompok bermain atau TK di tahun ajaran baru, tak ada salahnya Anda
mencari tahu siapa saja calon teman-teman sekelasnya. Mungkin saja di antara orang tua mereka
yang telah Anda kenal. Ajaklah anak berkenalan dengan teman barunya sebelum praselokah
dimulai. Curi start semacam ini sangat membantu anak sehingga ia tak kagok ketika masuk
Tentu saja keberhasilan anak menghalau hambatan berinteraksi dengan teman perlu diberi imbalan
berupa penghargaan dan pujian. Apabila anak gagal di kesempatan pertama, tak perlu sedih.
Berikan ia dukungan dan dorongan untuk mencoba lagi di kesempatan lain. Tentu saja peran Anda
saat memberi contoh dalam bersosialisasi juga penting, karena Anda adalah panutannya.
Membiasakan membersihkan atau menggosok gigi sebaiknya ditanamkan sejak dini, karena
kebiasaan ini akan membawanya hingga dewasa kelak, sehingga kesehatan gigi dan mulutnya
Ciptakan suasana yang menyenangkan saat mengajak balita gosok gigi dengan menggunakan cara-
1. Libatkan dan ajak balita saat membeli serta memilih peralatan gosok gigi yang akan dipakainya.
Mulai dari sikat gigi, pasta gigi, penutup kepala asikat, gelas plastik untuk kumur dan tempat
2. Sediakan jam pasir berbentuk lucu untuk menghitung lamanya balita gosok gigi. Umumnya, cukup
2 menit.
3. Dampingi balita gosok gigi, sambil melakukan hal-hal yang disukai balita agar tercipta suasana
yang menyenangkan selama gosok gigi. Misalnya, menyanyikan lagu yang disukainya, bercerita
tentang sosok kartun yang rajin gosok gigi sehingga bila tersenyum membuat semua temannya
senang.
4. Sambil mengajarkan balita gosok gigi, jelaskan manfaat gosok gigi terhadap kesehatannya sampai
dia besar nanti, serta jenis-jenis makanan yang membantu pertumbuhan serta menguatkan giginya.
Misalnya, minum susu bukan hanya menyehatkan tubuhnya tapi juga membuat gigi dan tulangnya
jadi kuat.
5. Sesekali gunakan sikat gigi elektrik sebagai selingan agar kegiatan gosok gigi bervariasi dan
menyenangkan.
Perawatan gigi sangat penting untuk dimulai sejak kecil. Salah satu caranya adalah dengan
memperhatikan asupan makanannya. Konsumsi minuman manis dan kegemukan diduga menjadi
Dalam penelitian terhadap 65 anak usia 2-5 tahun yang mendapatkan perawatan gigi berlubang pada
gigi susu mereka, diketahui 28 persen anak-anak itu mengalami kegemukan, bahkan obesitas. Selain
itu diketahui pula 71 persen anak mendapatkan asupan kalori 1200 lebih tinggi daripada anak lain
"Kami menduga nutrisi yang kurang tepat bukan hanya menyebabkan anak kegemukan tapi juga
menyebabkan gigi berlubang. Sayangnya jarang ada penelitian yang mengaitkan dua hal tersebut,"
kata Dr.Kathleen Bethin, direktur endokrinologi pediatrik dan diabetes dari Amerika.
Ia menambahkan, dari hasil riset diketahui secara umum tidak ada perbedaan total kalori yang
dikonsumsi antara anak yang obesitas dan normal, namun masalahnya adalah pemilihan jenis
makanan yang diasup. Misalnya terlalu banyak konsumsi minuman manis atau susu.
Penyebab utama kerusakan gigi adalah asam yang dibuat oleh kuman yang ada dalam rongga mulut.
Kuman tersebut akan menghasilkan asam bila ada sisa makanan yang mengandung gula dan
Untuk menghindari terjadinya lubang pada gigi anak, jangan biasakan anak minum susu dari botol
sampai tertidur agar cairan manis tersebut tidak akan menggenangi gigi terlalu lama. Bila gigi si kecil
mulai tumbuh, ajari anak untuk menyikat giginya. Tidak lupa, periksakan gigi anak setiap enam bulan
sekali.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode usia
manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia
ASI
Gizi /nutrisi
Interaksi
Sosialisasi.
Promosi kesehatan menurut WHO adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk
meningkatkan kontrol dan mengembangkan kesehatan mereka.
Promosi kesehatan (Pender, 1996) adalah pemberian motivasi untuk meningkatkan kesehatan
individu dan mewujudkan potensi kesehatan individu.
Sedangkan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di Ottawa, Kanada,
menghasilkan sebuah kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Ottawa. Dalam piagam ini
tertera strategi dalam meningkatkan kontrol masyarakat terhadap kesehatan diri mereka
sendiri. Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya
hidup mereka sehat optimal.
Promosi kesehatan (pender, 1996) adalah pemberian motivasi untuk mencegah timbulnya
penyakit, deteksi dini, menjaga keseimbangan fungsi tubuh dengan membatasi adanya
penyakit.
Selama 20 tahun terakhir, ada beberapa perbedaan pendapat tentang cara yang terbaik untuk
promosi kesehatan. Promosi kesehatan tradisional, dibuat untuk merubah perilaku individu
kearah gaya hidup yang lebih sehat dengan cara individu merasa nyaman dengan
lingkungannya (Gillies, 1998)
Promosi kesehatan menggunakan pendekatan pada klien sebagai pusat dalam pemberian
pelayanan dan membantu mereka untuk membuat pilihan dan keputusan.
Istilah promosi kesehatan merupakan suatu payung dan digunakan untuk menggambarkan
suatu rentang aktivitas yang mencakup pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit
(Gillies,
Perkembangan seksual pada remaja (Fundamental of Nursing , Potter & Perry. 2005) :
a.Perubahanfisik
1) Ditandai dengan perkembangan payudara, bisa dimulai paling muda umur 8-10 th.
2) Meningkatnya kadar estrogen mempengaruhi genitalia, antara lain: uterus membesar;
vagina memanjang; mulai tumbuhnya rambut pubis dan aksila; dan lubrikasi vagina baik
spontan maupun akibat rangsangan.
3) Menarke sangat bervariasi, dapat terjadi pada usia 8 tahun dan tidak sampai usia 16 tahun.
Siklus menstruasi pada awalnya tidak teratur dan avulasi mungkin tidak terjadi saat
menstruasi pertama.
b.Perubahanpsikologis/emosi
1) Periode ini ditandai oleh mulainya tanggungjawab dan asimilasi pengharapan masyarakat
2) Remaja dihadapkan pada pengambilam sebuah keputusan seksual, dengan demikian
mereka membutuhkan informasi yang akurat tentang perubahan tubuh, hubungan dan
aktivitas seksual, dan penyakit yang ditularkan melalui aktivitas seksual.
3) Yang perlu diperhatikan terkadang pengetahuan yang didapatkan tidak diintegrasikan
dengan gaya hidupnya, hal ini menyebabkan mereka percaya kalau penyakit kelamin maupun
kehmilan tidak akan terjadi padanya, sehingga ia cenderung melakukan aktivitas seks tanpa
kehati-hatian.
4) Masa ini juga merupakan usia dalam mengidentifikasi orientasi seksual, banyak dari
mereka yang mengalami setidaknya satu pengalaman homoseksual. Remaja mungkin takut
jika pengalaman itu merupakan gambaran seksualitas total mereka, walaupun sebenarnya
anggapan ini tidak benar karena banyak individu terus berorientasi heteroseksual secara ketat
setelah pengalaman demikian.
5) Remaja yang kemudian mengenali preferensi mereka sebagai homoseksual yang jelas akan
merasa dan kebingungan sehingga membutuhkan banyak dukungan dari berbagai sumber
(Bimbingan Konselor, penasihet spiritual, keluarga, maupun profesional kesehatan mental).
Remaja melaporkan beberapa alasan untuk melakukan aktivitas seksual yang mana berasal
dari dorongan kelompoknya,untuk mencintai dan dicintai,coba-coba serta bersenang-senang
(Murray & Zentner,1997). Bagaimanapun juga beberapa remaja tidak dapat mengambil
keputusan atau nilai ,keahlian yang dibutuhkan untuk mengklarifikasi untuk sesuatu hal yang
penting di usia muda dan juga menambah pengetahuan dasar tentang kontrasepsi dan PMS.
Sebagai perempuan yang berkembang sesuai usia perkembangan,dan tahapan. Dia
menyerupai dengan kondisinya yang berhubungan dengan kondisinya. Semua remaja tertahan
percepatan perkembangan karakteristik seksualnya dan juga tidak tercapai tugas
perkembangannya,misalnya menunjukkan identitasnya,perkembangan seksual yang lebih
disukai,emansipasi dari keluarga dan menunjukkan tujuan pengasuh.
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan
Anak dan remaja membutuhkan edukasi akurat dan komprehensif tentang seksualitas untuk
praktik perilaku seksual sebagai orang dewasa. Kini, eksploitasi atau risiko aktivitas seksual
mungkin menjadi masalah kesehatan dan social seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan
penyakit menular seksual meliputi HIV/AIDS.
Survey terbaru department kesehatan dan pelayanan social menemukan penurunan aktivitas
seksual pada remaja usia 15-19 di USA. Anak lebih banyak melakukan aktivitas seksual dini
meliputi anak dengan masalah belajar atau rendah secara akademik, anak dengan soaisl
lainnya, masalah perilaku atau emosional (mencakup kelainan mental dan kekerasan
substance) biasanya ini berasal dari keluarga golongan ekonomi lemah.
Strategi untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan
1. Letakkan pendidikan seksual dalam tatanan kehidupannya
2. Menganjurkan untuk menawarkan pendidikan seksualitas dan topik tentang seks yang
berhubungan issue saat ini
3. Menyediakan pendidikan seksualitas dengan mempercayai dan mengakui pasien sebagai
individu dan isu serta nilai dalam keluarga.
4. Khusus menyediakan,kepercayaan,budaya sensitif dan konseling yang tidak ternilai
tentang isu penting seksualitas (konseling umum,pencegahan kehamilan tidak
diinginkan,strategi pencegahan penyakit menular HIV/AIDS)
5. Menyediakan konseling yang tepat atau pencerahan-pencerahan pada anak dan remaja
dengan isu khusus dan jadi perhatian (Gay, lesbian, biseksual anak muda)
6. Pelayanan ginekolgi rutin disediakan untuk remaja putri yang menjalani perilaku seksual.
Skrining untuk kanker serviks dan PMS akan diberikan pada perempuan yang menjalani
seksual aktif.
7. Menjadikan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan seksual disekolah,institusi
keagamaan,dan komunitas lainnya.
8. Bekerja sama dengan perencana masyrakat (LSM) untuk meningkatkan strategi yang
menyeluruh untuk menurunkan kejadian perilaku seksual yang tidak aman dan hasil yang
merugikan.
Perilaku Kesehatan Yang Beresiko Dan Tindakan Pencegahan Pada Remaja Perempuan
1. Beberapa remaja menggunakan perilaku yang beresiko agar dapat menampakkan
kesehatan mereka. Kasus kematian terbanyak pada remaja adalah kecelakaan yang tidak
disengaja. Sekitar 80% semua kecelakaan motor,yang kedua bunuh diri, ketiga kematian
karena neoplasma,cardiovaskuler dan penyakit kongenital. Dari beberapa ada satu dari empat
remaja juga beresiko tinggi terhadap tindakan kekerasan, PSM, kehamilan tidak disengaja,
kekerasan antar sesama dan tekanan disekolah.
2. Pada 1992,An American Medical Association interdisciplinary expert panel developed the
Guidelenes for adolescent preventive services. Termasuk sebuah tambahan dari bagian ini.
Petunjuk GAPS merupakan sebuah rekomendasi untuk membantu perawatan pertama
organisasi penyedia dan pengirim pelayanan pencegahan komprehensif pada remaja..
rekomendasi GAPS ditujukan pada organisasi pelayanan,peningkatan gaya hidup yang
sehat,skrining fisik,emosi dan masalah tingkah laku dan imunisasi.. tujuan GAPS adalah
untuk membuat semua kunjungan klinik bagian pengalaman peningkatan kesehatan.
1. Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan
orang yang telah terinfeksi HIV.
2. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian(seperti pecandu
Narkoba)
3. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
4. Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan
atau melalui air susu ibu (ASI)
Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki, tetapi
proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 %
terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak
menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat
menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-
tanda atau gejala-gejala.Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
Gejala minor :
HIV dan AIDS dapat menyerang siapa saja. Namun pada kelompok rawan mempunyai risiko
besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia memang terus meningkat. Kalau bulan Desember 2003
disebutkan ada 2.720 kasus HIV dan 1.371 kasus AIDS atau total 4.091 kasus, maka sampai
dengan Juni 2004 dilaporkan total kasus HIV/AIDS sudah menjadi 4.389, terdiri dari 2.864
kasus HIV dan 1.525 AIDS.
Kasus HV/AIDS di kalangan remaja diperkirakan sebagian besar terjadi dari proses berbagi
jarum suntik di antara pengguna obat-obatan terlarang, termasuk narkoba ataupun NAPZA.
Dari 4.389 kasus HIV/AIDS di Indonesia seperti disebut di atas, 1.392 kasus atau 31,7 persen
adalah kelompok usia 15-29 tahun, terdiri dari kelompok usia 15-19 sebanyak 176 kasus dan
kelompok usia 20-29 tahun 1.225 kasus
1. Melakukan segala bentuk hubungan seks penetratif dengan orang yang terinfeksi
tanpa menggunakan kondom secara benar pada saat yang tepat;
2. Berbagi jarum suntik atau benda tajam lain dengan orang yang terinfeksi HIV dalam
penggunaan obat secara intravena;
3. Menerima darah (melalui transfusi) dari orang yang terinfeksi;
4. Menato atau menindik tubuh dengan menggunakan benda tajam yang terkontaminasi
oleh virus.
1. Pada usia sekolah dini, anak harus diberikan informasi untuk berhati-hati terhadap
potensi adanya penganiayaan seksual. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah pelecehan seksual terhadap anak antara lain:
2. Ajarkan kepada anak mengenai perbedaan antara sentuhan yang baik dengan sentuhan
yang buruk dari orang dewasa.
3. Beritahu anak mengenai bagian tubuh tertentu yang tak boleh disentuh oleh orang
dewasa kecuali saat mandi atau pemeriksaan fisik oleh dokter.
4. Ajarkan kepada anak untuk mengatakan tidak jika merasa tidak nyaman dengan
perlakuan orang dewasa dan menceritakan kejadian itu kepada orang dewasa yang
meraka percaya.
5. Ajarkan bahwa orang dewasa tidak selalu benar, dan semua orang mempunyai
kontrol terhadap tubuh mereka, sehingga ia dapat memutuskan siapa yang boleh atau
tidak boleh untuk memeluknya.
6. Jika terjadi pelecehan seksual pada anak, beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Ciptakan kondisi sehingga anak merasa leluasa dalam menceritakan tentang bagian
tubuhnya dan menggambarkan kejadian dengan akurat.
- Yakinkan anak bahwa orang dewasa yang melakukannya adalah salah, sedangkan
anaknya sendiri adalah benar.
- Orang tua harus bisa mengkontrol ekspresi emosional didepan anak (Perry & potter,
2005)
Pada usia remaja, informasi faktual tentang seksual dan aktivitas seksual sangat
penting tetapi lebih penting dengan bimbingan tentang penilaian diri atau sistem
kepercayaan untuk digunakan sebagai kerangka kerja untuk mengambil keputusan.
Lingkup kesehatan keluarga merupakan bagian yang paling baik untuk memberikan
pendidikan kepada anak dan remaja. Orangtua perlu memahami pentingnya
pemebrian informasi, berbagai nilai yang dianut dalam keluarga, dan meningkatkan
kemampuan untuk membuat keputusan. Remaja akan membuat keputusan utnuk
dirinya sendiri dan harus bertanggung jawab terhadap keputusannya (Gilles, 1998)
Pada masa ini remaja mungkin pertama kali mencari perawatan kesehatan tanpa
didampingi orangtua. Agar intervensi pada kelompok usia ini bisa efektif harus
diperhatikan beberapa hal antara lain:
1. Ciptakan lingkungan yang menunjukan kasih sayang, saling percaya, serta kesediaan untuk
mendengar
2. Klarifikasi dan hormati masalah yang bersifat rahasia
3. Perawat kesehatan reproduktif hendaknya memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai
perkembangan remaja.C.
Diposkan oleh Ella Nabilah di 04.23
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Poskan Komentar
Pengikut
Mengenai Arsip Blog
Saya
2012 (1)
o Juni (1)
PROMOSI KESEHATANPROMOSI
KESEHATAN
Ella Nabilah 2011 (1)
Lihat profil
lengkapku
Template Simple. Dibe