1
3.3 Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Rumusan CPMK Sub CPMK
1 Mampu menjelaskan prinsip- 1.1 Mampu menjelaskan prosedur
prinsip perawatan dan perbaikan perawatan dan perbaikan
sistem elektronika peralatan elektronika
1.2 Mampu membuat analisis hasil
perawatan dan perbaikan
1.3 Mampu membuat laporan
perawatan dan perbaikan
2 Mampu melakukan perawatan dan 2.1 Mampu membuat perencanaan
perbaikan sistem elektronika perawatan peralatan
elektronika
2.2 Mampu memeriksa PCB
Assembly
2.3 Mampu memeriksa hasil
solder
2
yang dapat direncanakan, sedangkan kegiatan yang bersifat darurat, misalnya
kerusakan alat akibat kecelakaan (misalnya terjatuh. kena petir, dan lain-lain)
merupakan kegiatan yang tidak dapat diduga. Namun demikian, hal-hal semacam ini
harus dapat diantisipasi dan tahu apa yang harus dilakukan pada saat terjadi gangguan.
PEMENUHAN
NO ITEM CATATAN
YA TIDAK
Nama, Merk, Type Peralatan dan
lokasi penempatan
A Menyiapkan Rencana Pemeliharaan
peralatan
1 Menyiapkan Anggaran
Pemeliharaan Peralatan
3
PEMENUHAN
NO ITEM CATATAN
YA TIDAK
2
3
4
PEMENUHAN
NO ITEM CATATAN
YA TIDAK
2 .
3
(Disesuaikan dengan kondisi masing-masing peralatan)
Tabel 3.2 Checklist perbaikan peralatan
PEMENUHAN
NO ITEM CATATAN
YA TIDAK
Nama, Merk, Type Peralatan dan
lokasi penempatan
1 Mempersiapkan Suku Cadang
2 Memastikan kejadian kerusakan
yang dialami peralatan dengan
membaca laporan saksi atau melihat
ditempat kejadian
3 ..
4 ..
5 .
(Disesuaikan dengan kondisi masing-masing peralatan)
5
3.4.2.3 Pareto Diagram
Pareto Diagram Diagram atau sering disebut juga dengan Pareto Chart merupakan
salah satu alat dari QC 7 Tools yang sering digunakan dalam hal pengendalian mutu
dalam bentuk grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya
jumlah kejadian (Patel & Jain 2012; Magar & Shinde 2014; Ariani 2014). Urutannya
adalah mulai dari jumlah permasalahan yang paling banyak terjadi sampai yang paling
sedikit terjadi. Dalam Grafik, ditunjukkan dengan batang grafik tertinggi (paling kiri)
hingga grafik terendah (paling kanan).
Pelaksanaan aplikasinya, Pareto Diagram ini sangat bermanfaat dalam menentukan dan
mengidentifikasikan prioritas permasalahan yang akan diselesaikan. Permasalahan
yang paling banyak dan sering terjadi adalah prioritas utama untuk melakukan tindakan.
Langkah-langkah dalam membuat Pareto Diagram adalah sebagai berikut :
a. mengidentifikasikan permasalahan yang akan diteliti dan penyebab-penyebab
kejadian. (misalnya : permasalahannya adalah tingginya tingkat cacat di
produksi perakitan pcb. penyebabnya adalah solder short, no solder, missing,
solder ball dan solder crack);
b. menentukan periode waktu yang diperlukan untuk analisis (misalnya per
bulanan, mingguan atau per harian);
c. membuat catatan frekuensi kejadian pada lembaran periksa (check sheet)
d. membuat daftar masalah sesuai dengan urutan frekuensi kejadian (dari tertinggi
sampai terendah);
e. menghitung frekuensi kumulatif dan persentase kumulatif;
f. gambarkan frekuensi dalam bentuk grafik batang;
g. gambarkan kumulatif persentase dalam bentuk grafik garis;
h. intepretasikan (terjemahkan) pareto chart tersebut;
i. mengambil tindakan berdasarkan prioritas kejadian / permasalahan
j. ulangi lagi langkah-langkah diatas meng-implementasikan tindakan
improvement (tindakan peningkatan) untuk melakukan perbandingan hasil.
6
Gambar 3. 2 Pareto Diagram
Sumber: http://ilmumanajemenindustri.com/
7
Gambar 3. 3 Cause and Effect Diagram (Diagram Sebab Akibat)
Sumber: http://ilmumanajemenindustri.com/
8
Gambar 3. 5 Pembuatan Fishbone Diagram
Langkah 3: Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming
Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama di mana sebab tersebut harus
ditempatkan dalam fishbone diagram
9
Gambar 3. 7 Pembuatan Fishbone Diagram
Sumber : https://eriskusnadi.wordpress.com/2011/12/24/fishbone-
diagram-dan-langkah-langkah-pembuatannya.
10
Gambar 3. 8 Skema prosedur perawatan terencana
Sumber : http://maintenance-group.blogspot.co.id/2010/09/manajemen-
pemeliharaan.html, (Corder & Hadi 1988)
11
kerusakan system penyolderan secara elctric seperti solder ball, migration dsb. External
inspection bisa dilakukan dengan cara :
a. Visual Inspection, Dengan menggunakan pencahayaan yang cukup maka
soldering inspection dilakukan dengan melihat dengan mata terbuka atau
dengan magnifyning tertentu
b. Tactile inspection, untuk hal2 yang sulit dilihat secara kasat mata, maka bisa
dilakukan dengan menarik atau mendorong hasil penyolderan dengan
tangan/jari atau dengan alat2 tertentu sedemikian sehingga untuk memastikan
bahwa hasil penyolderan tidak rusak secara mekanis
Pada bagian ini akan diberikan jenis defect yang mungkin menyebabkan electrical
breakdown akibat hasil penyolderan yang kurang bagus atau area sekitar terkena
dampak dari hasil penyolderan yang dilakukan.
3.4.5.2 Bentuk-bentuk Solder Defect (Cacat Solder) dalam Proses Menyolder
Proses menyolder merupakan proses yang wajib dalam merakit produk elektronik.
Apapun itu produk elektroniknya, pasti terdapat penyambungan kaki komponen dengan
PCB (Printed Circuit Board / papan sirkuit terpadu) atau penyambungan kaki
komponen dengan kaki komponen lainnya dengan menggunakan timah, proses tersebut
disebut dengan proses menyolder.
Pekerjaan menyolder (Soldering) dapat dikerjakan dengan manual (tenaga kerja
manusia) maupun menggunakan mesin seperti mesin solder dan reflow oven untuk
proses SMT. Dalam melakukan proses menyolder baik dengan menggunakan tenaga
manusia maupun mesin, kadang-kadang akan terdapat cacat solder (solder defect) atau
kondisi bentuk solder yang tidak memenuhi standar kualitas solder. Oleh karena itu,
perlu mengetahui cara untuk menyolder dengan baik dan benar serta memiliki
kemampuan dalam melakukan trouble-shooting (menganalisis dan memecahkan
masalah) terhadap mesin yang melakukan proses penyolderan.
Berikut ini merupakan beberapa bentuk solder yang tidak memenuhi standar kualitas
solder atau Cacat Solder (Solder Defect) yang paling sering ditemukan dalam produksi.
12
No Uraian Gambar
1 Solder Short (Solder yang terhubung)
Solder Short atau disebut juga dengan
solder bridge adalah kondisi hasil
solder dimana terdapat hubungan
konduktif yang tidak diinginkan antara
kaki komponen maupun jalur PCB.
13
No Uraian Gambar
5 Solder Ball (Bola solder)
Solder yang berbentuk bola (bulat),
yang tertempel di permukaan PCB
maupun kaki komponen tetapi tidak
menyatu dengan solder kaki komponen
maupun PCB.
Ada beberapa langkah yang harus diketahui sebelum melakukan penyolderan supaya
memperoleh hasil solderan yang bagus, rapi, mengkilap dan aman untuk peralatan
elektronik yang disolder adalah sebagai berikut:
a. Gunakan daya yang cukup untuk menyolder peralatan Elektronik di PCB,
umumnya 15-30W.
b. Ujung mata paku harus bersih dan mengkilap. Bersihkan ujungnya dengan
spoon khusus/kain.
c. Gunakan timah solder yang sudah dilengkapi dengan pasta perekat di dalamnya,
dengan ukuran diameter timah 0.5mm sampai 1mm.
d. Tempelkan ujung timah solder pada kaki peralatan elektronik yang akan
disolder lalu dekatkan ujung paku solder secara bersamaan, usahakan tidak
14
terlalu penuh jumlah timah yang cair berada di titik solderan, secukupnya saja
sehingga antara kaki dan jalur PCB sudah menempel rata atau cukup bulat.
e. Biarkan dingin, dengan cara meniup atau dibiarkan saja.
f. Bila timah yang beku terlihat terlalu penuh, bisa menguranginya dengan
menempelkan lagi ujung paku solder tanpa timah yang nantinya timah akan
seperti tersedot ke ujung paku solder, suhu jangan terlalu panas.
g. Perlu diingat komponen IC sangat riskan akan panas yang berlebihan, oleh
sebab itu perlu latihan secara rutin sebelum melakukan penyolderan komponen
IC.
15
f. Alat pelindung kaki (sepatu tertutup yang terbuat dari karet/kulit)
g. Pakaian praktek (jas lab)
h. Safeti belt (ikat pinggang)
Keselamatan kerja saat melakukan penyolderan, memperhatikan hal-hal sebagi berikut:
a. Sebelum menyolder di wajibkan untuk melakukan olahraga pagi atau
peregangan sebentar supaya saat bekerja tidak mengalami kaku atau kram.
b. Sesudah itu periksa alat-alat yang akan di gunakan,apakah masih layak di
gunakan atau tidak.
c. Usahakan peralatan yang akan di gunakan saat bekerja dalam keadaan baik dan
siap di pakai.
d. Gunakan alat pelindung diri seperti pakaian praktek, sepatu yang tertutup,
masker bila perlu dan ikat rambut anda jika panjang.
e. Alat solder itu harus cukup panas, sekitar 800 derajat fareinheit, jika solder
tersebut belum panas maka hasilnya kurang baik.
f. Saat bekerja tidak boleh menyimpan makanan di sembarang tempat, karena
dapat mengganggu dan dapat terjadi kecelakaan dalam bekerja.
g. Apabila tangan anda pegal atau mengalami kram lebih baik anda berhenti
sejenak dan melakukan peregangan sebentar, jangan di paksakan.
h. Setelah selesai simpan dan rapihkan kembali alat-alat yang di pergunakan ke
tempat semula.
Pada umumnya kecelakaan pada waktu menyolder biasanya tidak terlalu parah dan
pengobatannya pun tergolong mudah :
a. Secepatnya dinginkan bagian tubuh yang terbakar dengan air dingin. Diamkan
bagian yang terbakar untuk selang waktu 5 menit (disarankan 15 menit). Jika es
ada mungkin bisa lebih membantu., tapi janggan sampai terlambat
mendinginkan dengan air dingin.
b. Jangan oleskan salep maupun krim.
c. Luka akan cepat sembuh tanpa diberi salep maupun krim. Kain kering akan
berguna, misalnya sapu tangan untuk menutupi luka dari lingkungan kotor.
d. Cari bantuan medis jika luka yang timbul cukup luas.
Yang perlu dilakukan untuk mencegah resiko terbakar:
a. Selalu tempatkan solder pada tempatnya sehabis melakukan penyolderan
b. Biarkan sambungan agar dingin selama beberapa saat sebelum disentuh
16
c. Jangan pernah sekalipun menyentuh ujung solder kecuali jika anda yakin
bahwa solder dalam keadaan dingin.
3.5 Rangkuman
3.5.1 Masa pakai atau usia alat-alat elektronika sangat ditentukan oleh pemahaman
dan pengetahuan tentang prosedur perawatan dan perbaikan peralatan
elektronika.
3.5.2 Disamping pemahaman tentang prosedur dan perbaikan juga harus mengetahui
perencanaan pemeliharaan peralatan elektronika.
3.5.3 Pada perakitan PCB (PCB assembly) perlu memahami kerusakan-kerusakan
pada system penyolderan dan dapat mendeteksi dengan pendekatan visual
inspection dan tactile inspection
3.5.4 Pemahaman tentang blok diagram, skema rangkaian diperlukan untuk
mempermudah analisa dan melokalisir komponen atau kabel yang bermasalah
dalam suatu produk elektronika.
3.5.5 Dari gambar skema rangkaian dibuat tata letak komponen dalam suatu papan
rangkaian atau PCB (Printed Circuit Board) .
3.5.6 Pemahaman jalur PCB juga diperlukan karena merupakan bentuk nyata dari
gambar skema suatu rangkaian.
3.5.7 Bentuk-bentuk Solder Defect (cacat solder) dalam proses menyolder harus
dipahami agar mendapatkan hasil yang baik.
3.5.8 Begitu pula dengan proses menyolder merupakan proses yang harus dalam
merakit produk elektronik.
3.5.9 Memperoleh hasil soldering yang bagus, diperlukan teknik soldering yang baik
dan benar, serta dibutuhkan pengalaman yang cukup banyak dalam soldering.
3.6 Daftar Pustaka
Ariani, D.W., 2014. Manajemen Kualitas.
Corder, A. & Hadi, K., 1988. Teknik Manajemen Pemeliharaan, Erlangga.
Indonesia, P.R., 2003. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional.
Khan, M.I., 2007. Welding science and technology, New Age International.
Khandpur, R.S., 2005. Printed Circuit Boards: design, fabrication, assembly and
testing, Tata McGraw-Hill Education.
Kinsky, S. et al., 1975. Method of dip-soldering printed circuits to attach components.
Kusnadi, E., 2016. Check Sheet dan Fungsinya dalam Pengendalian Kualitas.
Levitt, J., 2003. Complete guide to preventive and predictive maintenance, Industrial
Press Inc.
17
Magar, V.M. & Shinde, V.B., 2014. Application of 7 Quality Control (7 QC) Tools for
Continuous Improvement of Manufacturing Processes. International Journal of
Engineering Research and General Science, 2(4), pp.364371.
Patel, R.K. & Jain, M., 2012. NGS QC Toolkit: a toolkit for quality control of next
generation sequencing data. PloS one, 7(2), p.e30619.
Ridwan, Modul Praktikum Perbaikan dan Perawatan Elektronika, D3 Teknik
Elektronika Politeknik Negeri Batam, 2016.
Whitaker, J.C., 2001. Electronic systems maintenance handbook, CRC Press.
Lampiran SKKNI
18
JUDUL UNIT : Membuat Laporan Pekerjaan
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang diperlukan untuk membuat laporan pekerjaan
jasa pemelihaaan dan perbaikan produk alatalat listrik rumah
tangga.
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel Unit kompetensi ini berkaitan dengan tugas membuat laporan
pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan produk alat listrik rumah tangga.
2. Dokumen/pedoman dan bahan yang harus tersedia
2.1 Formulir Perbaikan
a. Catatan tahapan pekerjaan pemeliharaan dan/atau perbaikan
b. Permohonan peralatan/material
2.2 Informasi dan data
a. Kartu/buku garansi (warranty)
b. Spesifikasi perangkat, komponen
c. Rekaman proses dan penyelesaian pekerjaan
d. Permintaan pekerjaan lanjutan
e. Suku cadang yang digunakan
2.3 Laporan
a. Laporan pemeriksaan/pengujian
b. Laporan pelaksanaan pekerjaan
c. Laporan hasil perbaikan
3. Tugas yang harus dilakukan untuk mencapai kompetensi
3.1 Menyusun laporan pekerjaan
3.2 Menyampaikan laporan pekerjaan
4. Peraturan perundangan, kebijakan dan pedoman yang dipertimbangkan
4.1 Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
4.2 Undang Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
4.3 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 19/M-DAG/PER/5/2009 Tentang
Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (manual) dan Kartu Jaminan/Garansi
Purna Jual Dalam Bahasa Indonesia Bagi Produk Telematika dan
Elektronika
4.4 Peraturan terkait yang berlaku
19
4.5 Manual yang dikeluarkan oleh pabrikan.
4.6 Standar prosedur operasi (SOP) jasa pemeliharaan dan perbaikan produk
alatalat listrik rumah tangga
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks Penilaian Unit kompetensi ini dapat diuji/diases secara individu atau
bersama dengan unit lain dalam klaster atau kualifikasi.
2. Kondisi Penilaian
2.1 Unit kompetensi ini dapat diuji/diases ditempat kerja atau secara simulasi
dengan kondisi seperti mendekati sebenarnya. Asesmen harus mencakup
seluruh elemen kompetensi untuk menetapkan pencapaian kompetensi.
Untuk mengumpulkan bukti dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi metode pengujian.
Kombinasi metode pengujian tersebut antara lain tes tertulis, penugasan
praktek, wawancara, observasi, portofolio atau metode lain yang relevan.
2.2 Kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya - Tidak ada
3. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan
3.1 Buku panduan servis/manual servis
3.2 Buku Pedoman Perbaikan (trouble shooting guide)
3.3 Katalog suku cadang
3.4 Laporan servis
3.5 Estimasi biaya dan penawaran
3.6 Kartu garansi (warranty)
3.7 Tipe dan jenis formulir
3.8 Suku cadang dan aksesoris
4. Keterampilan pendukung yang dibutuhkan
4.1 Keterampilan menulis dibutuhkan untuk melengkapi laporan dalam format
yang telah disediakan.
4.2 Keterampilan membaca diperlukan untuk membaca manual dan spesifikasi.
5. Aspek kritis penilaian
5.1 Mempersiapkan laporan menggunakan terminologi dan bahasa yang sesuai
untuk semua pengguna
5.2 Laporan memuat temuan penyelesaian pekerjaan, pendekatan, dan
rekomendasi yang perlu diperhatikan oleh atasan
5.3 Laporan dibuat berdasarkan temuan/analis/hasil aktual
5.4 Laporan disajikan lengkap dengan menggunakan standar format dan
didistribusikan dalam waktu tertentu kepada atasan yang terkait
Lampiran Penugasan
Tugas III-1
20
Pemeliharaan dan perbaikan meliputi berbagai aktifitas atau kegiatan, pada umumnya
aktifitas tersebut dapat dibagi menjadi kegiatan yang dapat direncanakan dan kegiatan
yang tidak dapat direncanakan (tidak terduga).
Kegiatan pemeliharaan & perbaikan yang bersifat rutin merupakan kegiatan yang dapat
direncanakan, sedangkan kegiatan yang bersifat darurat, misalnya kerusakan alat akibat
kecelakaan (terjatuh. kena petir, dan lain-lain) merupakan kegiatan yang tidak terduga.
Tetapi, hal-hal tersebut harus dapat diantisipasin dengan memahami kondisi peralatan
yang akan digunakan.
Silahkan lakukan langkah-langkah berikut;
1. Buatlah daftar semua peralatan ukur yang digunakan dalam satu bulan terakhir
ini.
2. Beri catatan atau tanda pada alat ukur yang kerjanya tidak baik, misalnya dengan
memberikan tanda sebagai berikut;
* untuk alat ukur yang mengalami gangguan ringan (misalnya satu
range pengukuran
** tidak bekerja dengan baik).
3. Kumpulkan hasil catatan tersebut kepada instruktur atau teknisi yang menangani
peralatan laboratorium.
Tugas III-2
Menentukan kerusakan komponen pada rangkaian yang terdiri dari ratusan atau ribuan
komponen tidaklah mudah. Oleh karena itu pisahkan rangkaian tersebut menjadi
beberapa blok sesuai dengan fungsi tiap blok, seperti gambar 1 berikut ini. Ujilah
kinerja setiap blok. mulailah menguji dari sumber dayanya, dilanjutkan ke blok-blok
berikutnya. Cara ini dapat dengan mudah mengenali blok yang tidak berfungsi dengan
baik.
21
Gambar 1. diagram blok rangkaian generator RF
Lampiran observasi
LEMBAR OBSERVASI
PERALATAN PENDUKUNG
Nama Laboratorium :
Asal-usul &
No. Nama Peralatan Jumlah Kondisi Alat
Tahun
22
23
LEMBAR OBSERVASI
PERALATAN PENDUKUNG
Nama Laboratorium :
24
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI PERALATAN
Nama Laboratorium :
Kondisi
No. Nama Peralatan
Baik Bermasalah
25
LEMBAR KERJA IDENTIFIKASI KERUSAKAN PERALATAN
Nama Laboratorium :
Tanda Kerusakan
No. Nama Peralatan
Panas Short Terbakar Kendor Putus Lainnya
26
Lampiran Percobaan
Percobaan III-1
Melepas komponen CIP dengan metode mata solder bifurcated
(bermata dua)
I. Alat dan Bahan
Alat:
a. Soldering system
b. Vise
c. pahat
d. tang potong
Bahan:
a. kabel
b. timah
c. Flux pen (Rosin)
d. pinset
II. Teori
Dasar pertimbangan
a. Persetujuan
Persetujuan yang tepat harus diperoleh sebelum melanjutkan modifikasi,
rework, repair papan PCB.
b. Prosedur tunggal
Jika membutuhkan banyak prosedur maka yang dibutuhkan adalah untuk
memenuhi tugas atau pekerjaan yang ada.
c. Mutu
Hasil yang didapat harus sesuai seperti produk aslinya. Harus sesuai dengan
mutu produk aslinya
d. Pemilihan prosedur
Prosedur yang dipilih harus berada pada dasar produk akhir yang optimal.
e. Kesabaran
Dibutuhkan kesabaran untuk mendapatkan hasil yang terbaik, jangan tergesa-
gesa dalam melakukan prosesesnya. Menerapkan pemanas
Jika membutuhkan pemanasa (heater) perhatikan suhunya, jika terlalu dapat
mengakibatkan kerusakan pada material. Menghilangkan lapisan
Lapisan yang ada harus dihilangkan dari area terkena sebelum melakukan
pengolahan datu proses.
Work station, tool material dan proses penggunaan alat yang tepat, untuk
memperbaiki tindakan, seringkali akan memiliki dampak yang signifikan pada
fungsi dan keandalan pada produk akhir.
Berikut daftar yang dapat digunakan hanya sebagai panduan
a. Area kerja
Pastikan area kerja yang sesuai, grounding ESD, pencahayaan yang diterima, di
konfigurasi untuk kenyamanan karena tingkat konsestrasi dan keahlian
diperlukan untuk kinerja keandalan yang tinggi pada rework, repair dan
modifikasi.
b. Microskop berkualitas tinggi
Presisi kerja umumnya membuthkan microskop.
27
c. Pencahayaan
Penerangan pada permukaan area kerja minimum 1000Lm/m2.
d. Perangkat solder
Perangkat soldering yang presisi sangat penting untuk operas rework, repair dan
modifikasi. Seorang teknisi/pekerja daot membutuhkan tool khusus untuk
soldering.
e. Pelepasan dan pemasangan komponen.
Saat ini variasi komponen berupa besar dan kecil dibutuhkan aturan khusus
untuk peralatannya dan metoda yang aman dan efisien untuk melepaskan
komponen.
f. Pemanasan awal (tambahan)
Pemanasan awal pada perakitan PCB terkadang di anjurkan untuk menghindari
material yang dan komponen yang sensitive terhadap temperature.
g. Penghisap asap
Lingkungan kerja dapat sering terekspos pada terknisi pada asap yang
berbahaya, sehingga dapat membahayakan. Maka dari itu pembuangan dan
pelepasan pada material tertentu dapat memiliki dampak yang signifikan pada
lingkungan. Dari alasan ini setidaknya harus memiliki penghisapa asap local.
h. Station yang bersih
Perhatikan layanan produk, system yang bersih adalah bahan kimia yang sesuai
flux yang digunakan menjadi penting untuk diperhatian saat melakukan repair.
i. peralatan
Berbagai macam perangkat tangan yang dibutuhkan termasuk pinset, tang, kikir
tusuk gigi, alat potong sedangkan material berupa flux, timah dan item
umumnya lainnya harus diperhatikan.
j. Material
Material yang terdaftar umumnya idealnya harus alami, tergantung anjuran
material yang tersedia atau yang disetujui oleh instansi anda.
Langkah kerja:
1. Hilangkan lapisan yang ada pada PCB (jika ada), bersihkan area yang
terkontaminasi, dari hasil oksidasi, residu atau flux.
2. Pasakan mata solder pelepas komponen cip pada solder.
3. Nyalahkan solder dengan suhu solder 315 0C dan dapat diubah jika diperlukan.
4. Berikan flux pada sambungan solder (jika perlu).
5. Bersihkan mata solder dengan sponge.
6. Berikan sedikit timah pada sisi cekung solder.
7. Masukkan mata solder ke dalam kaki komponen secara perlahan. (gambar 3)
8. Pastikan timah solder telah mencair dari kaki komponen dan angkat komponen dari
PCB (gambar 2).
9. Lepaskan komponen dari mata solder dengan pemanas solder.
10. Solder kan mata solder dengan timah.
11. Persiapakan permukaan lubang pcb untuk pergantian komponen.
28
Gambar 1. Pemberian flux Gambar 2. Pemberian Gambar 3. Memposisikan
timah pada mata solder mata solde
IV. Analisis
V. Kesimpulan
Referensi
IPC 7711, Requirements For Soldered Electrical And Electronic Assemblies, 2010
29
Percobaan III-2
Melepas komponen CIP dengan metode mata solder pinset
I. Alat dan Bahan
Alat:
a. Soldering system
b. Vise
c. pahat
d. tang potong
Bahan:
a. kabel
b. timah
c. Flux pen (Rosin)
d. pinset
II. Teori
Dasar pertimbangan
a. Persetujuan
Persetujuan yang tepat harus diperoleh sebelum melanjutkan modifikasi,
rework, repair papan PCB.
b. Prosedur tunggal
Jika membutuhkan banyak prosedur maka yang dibutuhkan adalah untuk
memenuhi tugas atau pekerjaan yang ada.
c. Mutu
Hasil yang didapat harus sesuai seperti produk aslinya. Harus sesuai dengan
mutu produk aslinya
d. Pemilihan prosedur
Prosedur yang dipilih harus berada pada dasar produk akhir yang optimal.
e. Kesabaran
Dibutuhkan kesabaran untuk mendapatkan hasil yang terbaik, jangan tergesa-
gesa dalam melakukan prosesesnya. Menerapkan pemanas
Jika membutuhkan pemanasa (heater) perhatikan suhunya, jika terlalu dapat
mengakibatkan kerusakan pada material. Menghilangkan lapisan
Lapisan yang ada harus dihilangkan dari area terkena sebelum melakukan
pengolahan datu proses.
Work station, tool material dan proses penggunaan alat yang tepat, untuk
memperbaiki tindakan, seringkali akan memiliki dampak yang signifikan pada
fungsi dan keandalan pada produk akhir.
Berikut daftar yang dapat digunakan hanya sebagai panduan
a. Area kerja
Pastikan area kerja yang sesuai, grounding ESD, pencahayaan yang diterima, di
konfigurasi untuk kenyamanan karena tingkat konsestrasi dan keahlian
diperlukan untuk kinerja keandalan yang tinggi pada rework, repair dan
modifikasi.
b. Microskop berkualitas tinggi
Presisi kerja umumnya membuthkan microskop.
30
c. Pencahayaan
Penerangan pada permukaan area kerja minimum 1000Lm/m2.
d. Perangkat solder
Perangkat soldering yang presisi sangat penting untuk operas rework, repair dan
modifikasi. Seorang teknisi/pekerja daot membutuhkan tool khusus untuk
soldering.
e. Pelepasan dan pemasangan komponen.
Saat ini variasi komponen berupa besar dan kecil dibutuhkan aturan khusus
untuk peralatannya dan metoda yang aman dan efisien untuk melepaskan
komponen.
f. Pemanasan awal (tambahan)
Pemanasan awal pada perakitan PCB terkadang di anjurkan untuk menghindari
material yang dan komponen yang sensitive terhadap temperature.
g. Penghisap asap
Lingkungan kerja dapat sering terekspos pada terknisi pada asap yang
berbahaya, sehingga dapat membahayakan. Maka dari itu pembuangan dan
pelepasan pada material tertentu dapat memiliki dampak yang signifikan pada
lingkungan. Dari alasan ini setidaknya harus memiliki penghisapa asap local.
h. Station yang bersih
Perhatikan layanan produk, system yang bersih adalah bahan kimia yang sesuai
flux yang digunakan menjadi penting untuk diperhatian saat melakukan repair.
i. peralatan
Berbagai macam perangkat tangan yang dibutuhkan termasuk pinset, tang, kikir
tusuk gigi, alat potong sedangkan material berupa flux, timah dan item
umumnya lainnya harus diperhatikan.
j. Material
Material yang terdaftar umumnya idealnya harus alami, tergantung anjuran
material yang tersedia atau yang disetujui oleh instansi anda.
Langkah kerja:
1. Hilangkan lapisan yang ada pada PCB (jika ada), bersihkan area yang
terkontaminasi, dari hasil oksidasi, residu atau flux.
2. Pasangkan mata solder pelepas komponen cip bermata pinset pada solder.
3. Nyalahkan solder dengan suhu solder 315 0C dan dapat diubah jika diperlukan.
4. Berikan flux pada sambungan solder (jika perlu). ( gambar 1)
5. Bersihkan mata solder dengan sponge.
6. Berikan sedikit timah pada sisi cekung solder. (gambr 2)
7. Masukkan mata solder ke dalam kaki komponen secara perlahan. (gambar 3 &4 )
8. Lepaskan komponen dari mata solder dengan pemanas solder.
9. Persiapakan permukaan lubang pcb untuk pergantian komponen.
31
Gambar 1. Pemberian flux Gambar 2. Pemberian timah pada Gambar 3. Memposisikan mata
mata solder solde
V. Kesimpulan
Referensi
IPC 7711, Requirements For Soldered Electrical And Electronic Assemblies, 2010
32
Percobaan III-3
Melepas komponen SOT
Bahan:
a. pembersih
b. timah
c. Flux pen (Rosin)
II. Teori
Dasar pertimbangan
a. Persetujuan
Persetujuan yang tepat harus diperoleh sebelum melanjutkan modifikasi,
rework, repair papan PCB.
b. Prosedur tunggal
Jika membutuhkan banyak prosedur maka yang dibutuhkan adalah untuk
memenuhi tugas atau pekerjaan yang ada.
c. Mutu
Hasil yang didapat harus sesuai seperti produk aslinya. Harus sesuai dengan
mutu produk aslinya
d. Pemilihan prosedur
Prosedur yang dipilih harus berada pada dasar produk akhir yang optimal.
e. Kesabaran
Dibutuhkan kesabaran untuk mendapatkan hasil yang terbaik, jangan tergesa-
gesa dalam melakukan prosesesnya. Menerapkan pemanas
Jika membutuhkan pemanasa (heater) perhatikan suhunya, jika terlalu dapat
mengakibatkan kerusakan pada material. Menghilangkan lapisan
Lapisan yang ada harus dihilangkan dari area terkena sebelum melakukan
pengolahan datu proses.
Work station, tool material dan proses penggunaan alat yang tepat, untuk
memperbaiki tindakan, seringkali akan memiliki dampak yang signifikan pada
fungsi dan keandalan pada produk akhir.
Berikut daftar yang dapat digunakan hanya sebagai panduan
a. Area kerja
Pastikan area kerja yang sesuai, grounding ESD, pencahayaan yang diterima, di
konfigurasi untuk kenyamanan karena tingkat konsestrasi dan keahlian
diperlukan untuk kinerja keandalan yang tinggi pada rework, repair dan
modifikasi.
b. Microskop berkualitas tinggi
Presisi kerja umumnya membuthkan microskop.
c. Pencahayaan
33
Penerangan pada permukaan area kerja minimum 1000Lm/m2.
d. Perangkat solder
Perangkat soldering yang presisi sangat penting untuk operas rework, repair dan
modifikasi. Seorang teknisi/pekerja daot membutuhkan tool khusus untuk
soldering.
e. Pelepasan dan pemasangan komponen.
Saat ini variasi komponen berupa besar dan kecil dibutuhkan aturan khusus
untuk peralatannya dan metoda yang aman dan efisien untuk melepaskan
komponen.
f. Pemanasan awal (tambahan)
Pemanasan awal pada perakitan PCB terkadang di anjurkan untuk menghindari
material yang dan komponen yang sensitive terhadap temperature.
g. Penghisap asap
Lingkungan kerja dapat sering terekspos pada terknisi pada asap yang
berbahaya, sehingga dapat membahayakan. Maka dari itu pembuangan dan
pelepasan pada material tertentu dapat memiliki dampak yang signifikan pada
lingkungan. Dari alasan ini setidaknya harus memiliki penghisapa asap local.
h. Station yang bersih
Perhatikan layanan produk, system yang bersih adalah bahan kimia yang sesuai
flux yang digunakan menjadi penting untuk diperhatian saat melakukan repair.
i. peralatan
Berbagai macam perangkat tangan yang dibutuhkan termasuk pinset, tang, kikir
tusuk gigi, alat potong sedangkan material berupa flux, timah dan item
umumnya lainnya harus diperhatikan.
j. Material
Material yang terdaftar umumnya idealnya harus alami, tergantung anjuran
material yang tersedia atau yang disetujui oleh instansi anda.
Langkah kerja:
1. Hilangkan lapisan yang ada pada PCB (jika ada), bersihkan area yang
terkontaminasi, dari hasil oksidasi, residu atau flux.
2. Pasangkan mata solder.
3. Nyalahkan solder dengan suhu solder 315 0C dan dapat diubah jika diperlukan.
4. Berikan flux pada semua kaki komponen ( gambar 1)
5. Hilangkan bekas timah dari mata solder dengan busa.
6. Berikan timah pada sisi bawah mata solder (gambar 2).
7. Dekatkan mata solder ke komponen hingga semua kaki (gambar 3 & 4)
8. Pastikan semua solder telah mencair dan angkat komponen dari PCB (gambar 4 &
5)
9. Lepaskan komponen dari mata solder dengan pemanas solder.
10. Lapisi mata solder kembali dengan timah.
11. Persiapkan permukaan kaki komponen untuk dipasang kembali.
34
Gambar 1. Pemberian flux Gambar 2. Pemberian timah pada Gambar 3. Memposisikan mata solde
mata solder
IV. Analisis
V. Kesimpulan
Referensi
IPC 7711, Requirements For Soldered Electrical And Electronic Assemblies, 2010
35
Percobaan III-4
Melepas komponen SOT (hot air pencil)
Bahan:
a. pembersih
b. timah
c. Flux pen (Rosin)
II. Teori
Dasar pertimbangan
a. Persetujuan
Persetujuan yang tepat harus diperoleh sebelum melanjutkan modifikasi,
rework, repair papan PCB.
b. Prosedur tunggal
Jika membutuhkan banyak prosedur maka yang dibutuhkan adalah untuk
memenuhi tugas atau pekerjaan yang ada.
c. Mutu
Hasil yang didapat harus sesuai seperti produk aslinya. Harus sesuai dengan
mutu produk aslinya
d. Pemilihan prosedur
Prosedur yang dipilih harus berada pada dasar produk akhir yang optimal.
e. Kesabaran
Dibutuhkan kesabaran untuk mendapatkan hasil yang terbaik, jangan tergesa-
gesa dalam melakukan prosesesnya. Menerapkan pemanas
Jika membutuhkan pemanasa (heater) perhatikan suhunya, jika terlalu dapat
mengakibatkan kerusakan pada material. Menghilangkan lapisan
Lapisan yang ada harus dihilangkan dari area terkena sebelum melakukan
pengolahan datu proses.
Work station, tool material dan proses penggunaan alat yang tepat, untuk
memperbaiki tindakan, seringkali akan memiliki dampak yang signifikan pada
fungsi dan keandalan pada produk akhir.
Berikut daftar yang dapat digunakan hanya sebagai panduan
a. Area kerja
Pastikan area kerja yang sesuai, grounding ESD, pencahayaan yang diterima, di
konfigurasi untuk kenyamanan karena tingkat konsestrasi dan keahlian
diperlukan untuk kinerja keandalan yang tinggi pada rework, repair dan
modifikasi.
b. Microskop berkualitas tinggi
Presisi kerja umumnya membuthkan microskop.
c. Pencahayaan
36
Penerangan pada permukaan area kerja minimum 1000Lm/m2.
d. Perangkat solder
Perangkat soldering yang presisi sangat penting untuk operas rework, repair dan
modifikasi. Seorang teknisi/pekerja daot membutuhkan tool khusus untuk
soldering.
e. Pelepasan dan pemasangan komponen.
Saat ini variasi komponen berupa besar dan kecil dibutuhkan aturan khusus
untuk peralatannya dan metoda yang aman dan efisien untuk melepaskan
komponen.
f. Pemanasan awal (tambahan)
Pemanasan awal pada perakitan PCB terkadang di anjurkan untuk menghindari
material yang dan komponen yang sensitive terhadap temperature.
g. Penghisap asap
Lingkungan kerja dapat sering terekspos pada terknisi pada asap yang
berbahaya, sehingga dapat membahayakan. Maka dari itu pembuangan dan
pelepasan pada material tertentu dapat memiliki dampak yang signifikan pada
lingkungan. Dari alasan ini setidaknya harus memiliki penghisapa asap local.
h. Station yang bersih
Perhatikan layanan produk, system yang bersih adalah bahan kimia yang sesuai
flux yang digunakan menjadi penting untuk diperhatian saat melakukan repair.
i. peralatan
Berbagai macam perangkat tangan yang dibutuhkan termasuk pinset, tang, kikir
tusuk gigi, alat potong sedangkan material berupa flux, timah dan item
umumnya lainnya harus diperhatikan.
j. Material
Material yang terdaftar umumnya idealnya harus alami, tergantung anjuran
material yang tersedia atau yang disetujui oleh instansi anda.
Langkah kerja:
1. Hilangkan lapisan yang ada pada PCB (jika ada), bersihkan area yang
terkontaminasi, dari hasil oksidasi, residu atau flux.
2. Atur temperature dan tekanan luaran udara panas yang dibutuhkan untuk mencapai
timah tanpa adanya komponnen yang bergerak atau menyebabkan kekurasakan
pada PCB, component dan lain-lain.
3. Atur suhu heater 3150C dan ubah jika dibutuhkan.
4. Pasagkan mata solder pensil.
5. Berikan flux kesemua kaki atau area komponen (gambar 1)
6. Posisikan mata solder ke komponen dengan jarak 0,5 cm. (gambar 2)
7. Arahkan langsung udara panas ke komponen sampai dengan timah meleleh (gambar
2)
8. Jepit komponen dengan pinset dan angkat komponen tersebut (gambar 3)
9. Lepaskan komponen dari pinset amd angkat dari PCB.
10. Persiapkan area lubang untuk pergantian komponen.
11. Bersihkan dan periksa untuk memenuhi kebutuhan.
37
Gambar 1. Pemberian flux Gambar 2. Timah mencair Gambar 3. Mengangkat solder
IV. Analisis
V. Kesimpulan
Referensi
IPC 7711, Requirements For Soldered Electrical And Electronic Assemblies, 2010
38
Percobaan III-5
Melepas komponen SOT (twezer)
I. Alat dan Bahan
Alat:
a. Soldering system
b. Mata solder pelepas komponen
c. pinset
Bahan:
a. pembersih
b. timah
c. Flux pen (Rosin)
II. Teori
Dasar pertimbangan
a. Persetujuan
Persetujuan yang tepat harus diperoleh sebelum melanjutkan modifikasi,
rework, repair papan PCB.
b. Prosedur tunggal
Jika membutuhkan banyak prosedur maka yang dibutuhkan adalah untuk
memenuhi tugas atau pekerjaan yang ada.
c. Mutu
Hasil yang didapat harus sesuai seperti produk aslinya. Harus sesuai dengan
mutu produk aslinya
d. Pemilihan prosedur
Prosedur yang dipilih harus berada pada dasar produk akhir yang optimal.
e. Kesabaran
Dibutuhkan kesabaran untuk mendapatkan hasil yang terbaik, jangan tergesa-
gesa dalam melakukan prosesesnya. Menerapkan pemanas
Jika membutuhkan pemanasa (heater) perhatikan suhunya, jika terlalu dapat
mengakibatkan kerusakan pada material. Menghilangkan lapisan
Lapisan yang ada harus dihilangkan dari area terkena sebelum melakukan
pengolahan datu proses.
Work station, tool material dan proses penggunaan alat yang tepat, untuk
memperbaiki tindakan, seringkali akan memiliki dampak yang signifikan pada
fungsi dan keandalan pada produk akhir.
Berikut daftar yang dapat digunakan hanya sebagai panduan
a. Area kerja
Pastikan area kerja yang sesuai, grounding ESD, pencahayaan yang diterima, di
konfigurasi untuk kenyamanan karena tingkat konsestrasi dan keahlian
diperlukan untuk kinerja keandalan yang tinggi pada rework, repair dan
modifikasi.
b. Microskop berkualitas tinggi
39
Presisi kerja umumnya membuthkan microskop.
c. Pencahayaan
Penerangan pada permukaan area kerja minimum 1000Lm/m2.
d. Perangkat solder
Perangkat soldering yang presisi sangat penting untuk operas rework, repair dan
modifikasi. Seorang teknisi/pekerja daot membutuhkan tool khusus untuk
soldering.
e. Pelepasan dan pemasangan komponen.
Saat ini variasi komponen berupa besar dan kecil dibutuhkan aturan khusus
untuk peralatannya dan metoda yang aman dan efisien untuk melepaskan
komponen.
f. Pemanasan awal (tambahan)
Pemanasan awal pada perakitan PCB terkadang di anjurkan untuk menghindari
material yang dan komponen yang sensitive terhadap temperature.
g. Penghisap asap
Lingkungan kerja dapat sering terekspos pada terknisi pada asap yang
berbahaya, sehingga dapat membahayakan. Maka dari itu pembuangan dan
pelepasan pada material tertentu dapat memiliki dampak yang signifikan pada
lingkungan. Dari alasan ini setidaknya harus memiliki penghisapa asap local.
h. Station yang bersih
Perhatikan layanan produk, system yang bersih adalah bahan kimia yang sesuai
flux yang digunakan menjadi penting untuk diperhatian saat melakukan repair.
i. peralatan
Berbagai macam perangkat tangan yang dibutuhkan termasuk pinset, tang, kikir
tusuk gigi, alat potong sedangkan material berupa flux, timah dan item
umumnya lainnya harus diperhatikan.
j. Material
Material yang terdaftar umumnya idealnya harus alami, tergantung anjuran
material yang tersedia atau yang disetujui oleh instansi anda.
Langkah kerja:
1. Hilangkan lapisan yang ada pada PCB (jika ada), bersihkan area yang
terkontaminasi, dari hasil oksidasi, residu atau flux.
2. Pasangkan mata solder pinset.
3. Nyalahkan solder dengan suhu solder 315 0C dan dapat diubah jika diperlukan.
4. Berikan flux pada semua kaki komponen ( gambar 1)
5. Hilangkan bekas timah dari mata solder dengan busa (gambar 2)
6. Lapisi mata solder dengan timah
7. Dekatkan mata solder ke komponen hingga semua kaki (gambar 3 & 4)
8. Pastikan semua solder telah mencair dan angkat komponen dari PCB (gambar 4 &
5)
9. Lepaskan komponen dari mata solder dengan pemanas solder.
10. Persiapkan permukaan kaki komponen untuk dipasang kembali.
40
Gambar 1. Pemberian flux Gambar 2. Pemberian timah pada Gambar 3. Memposisikan mata
mata solder solde
V. Kesimpulan
Referensi
IPC 7711, Requirements For Soldered Electrical And Electronic Assemblies, 2010
41