Anda di halaman 1dari 4

DIARE

Dinas Kesehatan Puskesmas Muara


Kabupaten No. Dokumen : / /SOP UKP /2017 Delang
Merangin
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2017 Kepala Puskesmas Muara Delang
SOP No. Revisi :
UKP
dr. H. Soetrisno Handojo
Halaman : NIP 19590930 199903 1 001
A. Pengertian Peradangan mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare dan
frekwensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam.

B. Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penyakit diare

C. Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter umum

D. Referensi Permenkes RI No HK.02.02/ MENKES/ 514/ 2015 Tentang Panduan Praktik


Klinis Bagi Dokter di fasilitas Pelayanan Pertama.

F. Prosedur Anamnesis ( subjective )

Keluhan
Buang air besar lembek atau cair, dapat bercampur darah atau lendir,
dengan frekwensi 3 kali /hari dalam 24 jam. Dapat disertai rasa tidak
nyaman diperut ( nyeri atau gembung ), mual dan muntah serta tenesmus.
Diperut terasa nyeri mual dan muntah

Faktor Resiko :

1. Kurangnya higienis pribadi dan sanitasi lingkungan


2. Riwayat intoleransi laktosa, riwayat alergi obat.
3. Infeksi HIV atau Infeksi menular seksual

Pemeriksaan Fisik ( Objektive )

Pemeriksaan Fisik :

1. Yang perlu diperiksa : Berat badan, suhu badan, Frekwensi denyut nadi
dan pernapasan serta tekanan darah.
2. Mencari tanda tanda utama dehidrasi : Kesadaran, Rasa haus, turgor kulit
abdomen. Kemudian tanda lainnya : Ubun ubun besar cekung atau
tidak,mata cekung atau tidak, ada atau tidak air mata, bibir mukosa mulut
dan lidah kering atau basah.
3. Pernapasan cepat ada indikasi adanya asidosis metabolik.
4. Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia
5. Diperlukan Pemeriksaan ektremitas karena perfusi dari kapilary refil dapat
menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.
6. Penilaian derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan cara : Objektif yaitu
dengan menbandingkan berat badan sebelum dan selama diare. Subjektif
dengan menggunakan kriteria. Pada anak menggunakan kriteria WHO
1995
DIARE

Dinas Kesehatan Puskesmas Muara


Kabupaten No. Dokumen : / /SOP UKP /2017 Delang
Merangin
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2017 Kepala Puskesmas Muara Delang
SOP No. Revisi :
UKP
dr. H. Soetrisno Handojo
Halaman : NIP 19590930 199903 1 001
Tabel 3.5. Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO 1995

Penilaian A B C

Lihat :
Keadaan umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu, lunglai, atau
tidak sadar Sangat

Mata Normal Cekung Sangat Cekung dan


Kering

Air mata Ada Tidak ada

Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum biasa *haus ingin Malas minum atau


tidak haus minum banyak tidak bisa minum

Periksa turgor kulit Kembali cepat *kembali lambat *kembali sangat


Lambat

Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan Dehidrasi berat


/sedang Bila Bila ada 1
ada 1 tanda tanda (*)
(*) ditambah 1 ditambah 1
atau lebih atau lebih
tanda lain tanda lain

Terapi Rencana Rencana Rencana


Terapi A Terapi B Terapi C

Penegakan Diagnosis ( Assesment)

Penegakan diagnosis
Ditegakkan berdasarkan anamnesis ( BAB cair lebih dari 3 kali sehari )
Dan pemeriksaan fisik ( ditemukan tanda tanda Hipovolemik dan
pemeriksaan konsistensi BAB )

Diagnosis Banding :

1. Deman tipoid
2. Kriptosporidia ( pada penderita HIV )
3. Kolitis pseudomembran
DIARE

Dinas Kesehatan Puskesmas Muara


Kabupaten No. Dokumen : / /SOP UKP /2017 Delang
Merangin
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2017 Kepala Puskesmas Muara Delang
SOP No. Revisi :
UKP
dr. H. Soetrisno Handojo
Halaman : NIP 19590930 199903 1 001

Penatalaksanaan komprehensif ( Plan )

Penatalaksanaan pada pasien dewasa


Terapi dapat diberikan dengan :

1. Memberikan cairan dan diet adekuat


2. Memberikan obat anti diare : Extrabeladona
3. Memberikan obat anti mikroba :
a. Golongan kuinolon yaitu Ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari selama 5 - 7
hari.
b. Trimethoprim / Sulfamethoxazole 160 / 800 2 x 1 tablet / hari
c. Apabila diare diduga disebabkan oleh giardia : metronidazole dapat
digunakan dengan dosis 3 x 500 mg selama 7 hari.

Konseling dan Edukasi


Pada kondisi yang ringan, diberikan edukasi kepada keluarga untuk
menbantuk asupan cairan. Edukasi juga diberikan untuk mencegah
terjadinya GE dan mencegah penularannya.

Kriteria Rujukan

1. Tanda dehidrasi berat


2. Terjadi penurunan kesadaran
3. Nyeri perut yang signifikan
4. Pasien tidak dapat minum oralit
5. Tidak ada infus set serta cairan infus difasilitas pelayanan

Penatalaksanaan Pada Pasien Anak

1. Rehidrasi menggunakan oralit osmolalitas rendah

a. Diare tanpa dehidrasi


i. Umur < 1 tahun: - gelas setiap kali anak mencret (50
100 ml)
ii. Umur 1 4 tahun: -1 gelas setiap kali anak mencret (100
200 ml)
iii. Umur diatas 5 Tahun: 11 gelas setiap kali anak mencret
(200 300 ml)
b. Diare dengan dehidrasi ringan sedang Dosis oralit yang
diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya
diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.
c. Diare dengan dehidrasi berat Penderita diare yang tidak dapat
minum harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk diinfus
DIARE

Dinas Kesehatan Puskesmas Muara


Kabupaten No. Dokumen : / /SOP UKP /2017 Delang
Merangin
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2017 Kepala Puskesmas Muara Delang
SOP No. Revisi :
UKP
dr. H. Soetrisno Handojo
Halaman : NIP 19590930 199903 1 001

2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut turut


Dosis pemberian Zinc pada balita: Umur < 6 bulan : tablet (10 mg)
per hari selama 10 hari. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari
selama 10 hari. Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare
sudah berhenti. Cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1
sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak
diare.
3. Teruskan pemberian ASI dan makanan
4. Antibiotik selektif
5. Nasihat kepada orang tua/pengasuh
a. Cara memberikan cairan dan obat di rumah
b. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
Diare lebih sering
Muntah berulang
Sangat haus
Makan/minum sedikit
Timbul demam
Tinja berdarah
Tidak membaik dalam 3 hari.

Konseling Dan Edukasi

Konseling dan Edukasi Pencegahan diare menurut Pedoman Tatalaksana


Diare Departemen Kesehatan RI (2006) adalah sebagai berikut:

1. Pemberian ASI
2. Pemberian makanan pendamping ASI
3. Menggunakan air bersih yang cukup
4. Mencuci tangan
5. Menggunakan jamban
6. Membuang tinja bayi dengan benar
7. Pemberian imunisasi campak

Kriteria Rujukan

1. Anak diare dengan dehidrasi berat dan tidak ada fasilitas rawat inap dan
pemasangan intravena.
2. Jika rehidrasi tidak dapat dilakukan atau tercapai dalam 3 jam pertama
penanganan.
3. Anak dengan diare persisten
4. Anak dengan syok hipovolemik

Unit Terkait Poli umum, Poli MTBS, Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai