PENDAHULUAN
1. Underwater Tunnels, terowongan yang dibangun di bawah dasar muka air. Pada
umumnya dibangun di bawah dasar dan sungai atau laut. Perhitungannya lebih
kompleks, selain ada tekanan tanah juga terdapat tekanan air yang besar.
2. Mountain Tunnels, terowongan jenis ini adalah salah satu terowongan yang
mempunyai peran penting ketika suatu daerah memiliki topografi yang
beragam, sehingga perlu adanya terowongan yang dibangun menembus sebuah
bukit maupun gunung.
3. Terowongan gali timbun (Cut and Cover Tunnel), terowongan ini dibuat
dengan cara menggali sebuar trench pada tanah, kenudian dinding dan atap
terowongan dikonstruksikan di dalam galian. Sesudah itu galian ditimbun
kembali dan seluruh struktur berada dibawah timbunan tanah.
Terowongan yang dibangun pada tanah lunak biasanya bisa digali dengan
menggunakan tenaga manusia, dengan metode cut and cover dan dengan
menggunakan jacking. Sedangkan pada batuan penggalian terowongan harus
dilakukan dengan bantuan peralatan-peralatan khusus. Penggunaan bahan peledak,
pemboran dengan menggunakan road header, ataupun menggunakan Tunnel
Boring Machine merupakan beberapa alternatif dalam pembangunan terowongan
pada batuan.
Secara umum kita ketahui bahwa batuan lebih kuat dari tanah. Kekuatan batuan
selain ditentukan oleh materialnya sendiri juga ditentukan oleh kondisi geologinya.
Kondisi- kondisi seperti rekahan, patahan, dan retakan akan membentuk bidang-bidang
lemah pada struktur batuan. Sedangkan untuk tanah, karena tidak memiliki
karakteristik seperti batuan, maka kekuatannya hanya ditentukan oleh material
penyusun tanah itu sendiri.
Penggunaannya mayoritas untuk penempatan jalur pipa, kabel, dan jaringan air.
Ukuran dari terowongan ini berkisar antara 60 cm s/d 100 cm dan dikerjakan
secara modern dengan cara otomatis dengan peralatan robot.
Terowongan ini dibuat menembus batuan masif yang relative keras dan dapat
dilakukan langsung dengan metode penggalian menggunakan peralatan
manual, mekanis maupun blasting. Masalah yang mungkin dihadapai adalah
yang berkaitan dengan air tanah, dan struktur penopang pada zona patahan.
Termasuk dalam kategori ini adalah terowongan yang di buat melalui tanah
lempung, pasir dan batuan lunak (soft rock), karena mudah runtuh maka untuk
pelaksanaan penggalian digunakan pelindung (shield). Sedangkan lining tunnel
harus segera dipasang bersamaan dengan kemajuan gerakan Tunnel Boring
Machine (TBM).
Terowongan ini dilaksanakan dengan menggali sebuah alur yang cukup sampai
kedalaman yang diinginkan, kemudian pengecoran lining tunnel atau
pemesangan lining precast dan melakukan penimbunan kembali (covering).
Metode ini cocok dilaksanakan jika tersedia area yang cukup, tidak
mengganggu aktifitas di permukaan dan letak jalur terowongan cukup dekat
dengan permukaan.
Terowongan ini biasanya melewati jalur batuan atau tanah lunak. Hal yang
membedakan dengan terowongan tanah lunak adalah adanya tekanan air yang
sangat tinggi, sehingga diperlukan metode untuk membuat terowongan menjadi
kedap air. Salah satu metodenya yaitu dengan membuat trench di dasar sungai
atau laut lalu menempatkan precast tube lining dan menerapkan teknik
sambungan kedap air.
1. Daerah portal.
2. Daerah yang secara topografi dekat dengan terowongan, karena
biasanya secara struktur lemah (overburden tipis).
3. Lokasi yang berpotensi mengalami pelapukan berat.
4. Daerah yang berpotensi air tanah tinggi dan adanya batuan porous.
5. Zona geser/ patahan.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Fungsi dibuatnya terowongan adalah untuk menjamin transportasi langsung
dari barang atau penumpang atau material lainnya menembus rintangan alam
dan aktifitas manusia.
2. Klasifikasi terowongan dapat di bedakan menjadi :
a. Berdasarkan Kegunaanya: Terowongan lalu lintas dan
terowongan angkutan.
b. Berdasarkan Lokasinya: Underwater tunnels, mountain tunnels,
Tunnels at Shallow Depth and Water City Streets.
c. Berdasarkan Kedalamannya: Terowongan dalam dan
terowongan dangkal
d. Berdasarkan Materialnya: Rock tunnels, soft ground tunnels, cut
and cover tunnels.
e. Berdasarkan Cara Pelaksanaannya : Micro Tunnel, Jacking,
Rock, Soft Ground, Cut and Cover, Underwater
3. Perbedaan antara terowongan tambang dengan terowongan sipil dapat dilihat
dari beberapa kriteria antara lain sifat pembuatannya dari segi waktu, keperluan
penngunaannya, ukuran panjang terowongan, keadaan batuan tempat
dibangunnya terowongan, kedalaman terowongan, kondisi tegangan dan biaya
pembuatan terowongan.
4. Penyelidikan geoteknik untuk perencanaan dan pelaksanaan terowongan sangat
penting guna mengoptimalkan pelaksanaan dengan biaya yang masih rasional.
3.2 Saran
Pencarian referensi sebaiknya juga menggunakan buku-buku yang berhubungan
dengan terowongan dan tidak hanya bersumber dari internet agar informasi lebih akurat
dan lengkap.