Anda di halaman 1dari 11

HANDOUT 2.

1 b

I. KONSEP : 2.1 b. Analisis Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian


Pembelajaran
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran (120 menit)

II. DESKRIPSI :
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari delapan Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang akan
menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan


Pendidikan Dasar dan Menengah, lulusan SD/MI/SDLB/Paket A adalah manusia yang
memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan berikut ini:

SD/MI/SDLB/Paket A
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, dan peduli,
3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat dasar berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi,
3. seni, dan
4. budaya.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
dan negara.
Keterampilan Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
1. kreatif,
2. produktif,
3. kritis,
4. mandiri,
5. kolaboratif, dan
6. komunikatif
melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan tahap perkembangan anak
yang relevan dengan tugas yang diberikan
A. Kompetensi Int
Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki
seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk
setiap kelas/usia tertentu. Melalui Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai
Kompetensi Dasar antar mata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu
sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada mata pelajaran yang sama pada
kelas yang berbeda dapat dijaga pula.

Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:


1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SD/MI kelas I dan IV dapat dilihat pada
tabel berikut:

Kompetensi Int Kelas I Kelas IV


Sikap Spiritual 1. Menerima dan 1. Menerima dan
menjalankan ajaran agama menjalankan ajaran agama
yang dianutnya yang dianutnya

Sikap Sosial 2. Memiliki perilaku jujur, 2. Memiliki perilaku jujur,


disiplin, tanggung jawab, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan santun, peduli, dan percaya
percaya diri dalam diri dalam berinteraksi
berinteraksi dengan dengan keluarga, teman,
keluarga, teman, dan guru guru, dan tetangganya

Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan


faktual dengan cara factual dengan cara
mengamati (mendengar, mengamati [mendengar,
melihat, membaca) dan melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan makhluk ciptaan Tuhan dan
dan kegiatannya, dan kegiatannya, dan benda-
benda-benda yang benda yang dijumpainya di
dijumpainya di rumah dan rumah, di sekolah dan
di sekolah tempat bermain

Keterampilan 4. Menyajikan pengetahuan 5. Menyajikan pengetahuan


faktual dalam bahasa yang faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis, dalam jelas, sistematis dan logis,
karya yang estetis, dalam dalam karya yang estetis,
gerakan yang dalam gerakan yang
mencerminkan anak mencerminkan anak sehat,
sehat, dan dalam tindakan dan dalam tindakan yang
yang mencerminkan mencerminkan perilaku
perilaku anak beriman dan anak beriman dan
berakhlak mulia. berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi
Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan
awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat
kelompok sesuai dengan pengelompokan kompetensi inti sebagai berikut.

1. Kelompok 1: Kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan


KI1;
2. Kelompok 2: Kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan
KI2;
3. Kelompok 3: Kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan
KI3;
4. Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan
KI4.

Catatan: Pada mata pelajaran PJOK hanya terdapat Kompetensi Dasar dari KI-3 dan KI-4.

Penjabaran lengkap mengenai kompetensi dasar per jenjang kelas dan per muatan
pelajaran dapat dilihat pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 24
Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.

C. Indikator
1. Pengertan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi (IPK) merupakan penanda pencapaian KD yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. IPK dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa,
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

Dalam mengembangkan IPK perlu mempertimbangkan : (a) tuntutan kompetensi yang


dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; (b) karakteristik mata
pelajaran, siswa, dan sekolah; (c) potensi dan kebutuhan siswa, masyarakat, dan
lingkungan/daerah.

Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator,


yaitu:
a. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai IPK yang terdapat dalam RPP.
b. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang
dikenal sebagai indikator soal.
2. Fungsi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
IPK memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan pencapaian
kompetensi dasar. IPK berfungsi sebagai berikut :

a. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran


Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang
dikembangkan. IPK yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam
pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran, potensi dan kebutuhan siswa, sekolah, serta lingkungan.
b. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran
Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan IPK yang
dikembangkan, karena IPK dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang
efektif untuk mencapai kompetensi. IPK yang menuntut kompetensi dominan pada
aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan
strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.
c. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi
siswa. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan IPK sehingga dapat
meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
d. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi
hasil belajar. Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan
jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian.

3. Mekanisme Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi


Pengembangan IPK harus mengakomodasi kompetensi yang tercantum dalam KD.IPK
dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional.
Rumusan IPK sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan
materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.
Dalam merumuskan indikator yang harus diperhatikan adalah:
a. Setiap KD minimal terdiri atas dua indikator
b. Menggunakan kata kerja operasioal yang sesuai
c. indikator harus dapat diukur/diamati

D. Inspirasi Pembelajaran Mata Pelajaran Matematka


1. Rasional
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) pada hakikatnya adalah proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik
(menyeluruh) dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. PJOK
memperlakukan anak sebagai satu kesatuan yang utuh, dari pada hanya menganggapnya
sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
PJOK merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis,
keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap
spiritual-sosial-mental-emosional), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara
untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang
seimbang.

Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogik, dan tidak ada
pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerak sebagai
aktivitas fisik adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang
berkembang secara alamiah, berkembang searah dengan kemajuan zaman. Melalui
pendidikan jasmani anak didik akan memperoleh pengalaman untuk mengembangkan
kreatifitas, inovasi, keterampilan, dan kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat,
memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap gerak manusia.

PJOK membantu siswa mengembangkan pemahaman tentang apa yang mereka perlukan
untuk membuat komitmen seumur hidup tentang arti penting hidup sehat, aktif dan
mengembangkan kapasitas untuk menjalani kehidupan yang memuaskan dan produktif.

Penelitian telah menunjukkan keterkaitan antara peningkatan aktivitas fisik dan prestasi
akademik yang lebih baik, kualitas konsentrasi, serta kualitas perilaku kelas dalam proses
belajar. Manfaat lain termasuk perbaikan dalam kesejahteraan psikologis, kemampuan
fisik, konsep-diri, dan kemampuan untuk mengatasi stres.
Harapannya kurikulum PJOK ini juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan kesejahteraan emosional. Demikian juga
pengaruh dari pendidikan jasmani dari sisi kesehatan, di mana siswa akan belajar
keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses dalam hidup aktif dan warga yang
bertanggung jawab secara sosial.

PJOK yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar
sepanjang hayat.

Aktivitas jasmani dan olahraga yang dimaksud adalah seluruh gerak tubuh yang
dihasilkan oleh kontraksi otot-otot rangka yang secara nyata meningkatkan pengeluaran
energi (energy expendicture) di atas level kebutuhan dasar (Wuest and Bucher; 2009;
hal. 11). Atau secara sederhana dapat pula diartikan sebagai seluruh gerak tubuh yang
melibatkan kelompok otot besar dan memerlukan suplai energi. Artinya, ketika anak
diinstruksikan bergerak, gerak yang dilakukan seharusnya melibatkan kelompok otot
besar dan menyebabkan mereka mengolah energi melalui metabolisme otot yang
terlibat.
Bermain adalah bentuk aktivitas jasmani lainnya yang memiliki makna aktivitas yang
digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat
fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain
bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain
dapat ditemukan di dalam keduanya.

Dari kata bermain lalu lahir kata benda permainan, yang dengan tetap
mengelompokkannya ke dalam garis lurus yang bersifat fisikal, permainan diartikan
sebagai aktivitas fisik yang di dalamnya sudah mengandung unsur-unsur yang
menyenangkan. Unsur ini dapat berupa kompetisi, imaginasi atau fantasi, termasuk
adanya modifikasi aturan.

Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat
kompetitif (Freeman, 2001). Olahraga adalah aktivitas jasmani yang sudah benar-benar
terorganisir dan tingkat kompetisinya tinggi serta didukung oleh peraturan yang
mengaturnya. Peraturan menetapkan standar-standar kompetisi dan situasi sehingga
individu atlet dapat bertanding scara fair dan mencapai sasaran yang spesifik. Olahraga
juga menyediakan kesempatan untuk mendemostrasikan kompetensi seseorang dan
menantang batas-batas kemampuan maksimal.

Bermain, olahraga dan aktivitas jasmani lainnya melibatkan bentuk-bentuk gerakan


untuk tujuan pendidikan. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni
untuk kepentingan kesenangan, pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya.
Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif, keduanya dapat dan
harus beriringan bersama.

2. Tujuan
Tujuan mata pelajaran PJOK untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah
sebagai berikut:
a. Mendidik anak untuk mencapai kedewasaan yang memadai menjadi warga negara
yang baik, produktif, memiliki karakter positif, serta bertaqwa atas dasar keimanan
yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai
disiplin,percaya diri, sportif, jujur, bertanggungjawab, kerjasama dalam melakukan
aktivitas jasmani.
c. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam pengembangan dan
pemeliharaan kebugaran jasmani, kesehatan dan kesejahteraan.
d. Memahami konsep gerak dan menerapkannya dalam berbagai aktivitas jasmani.
e. Mengembangkan pola gerak dasar dan keterampilan untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, suasana kompetitif, dan rekreasional.
f. Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas fisik untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif sepanjang hayat.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi mata pelajaran PJOK SD/MI adalah sebagai berikut:
a. Pola Gerak Dasar, meliputi: a) pola gerak dasar lokomotor atau gerakan berpindah
tempat, misalnya; berjalan, berlari, melompat, berguling, b) pola gerak non-
lokomotor atau bergerak di tempat, misalnya; membungkuk, meregang, berputar,
mengayun, mengelak, berhenti, c) Pola gerak manipulatif atau
mengendalikan/mengontrol objek, misalnya; melempar bola, menangkap bola,
memukul bola menggunakan tongkat, menendang bola.
b. Aktivitas Permainan Bola Besar misalnya: sepakbola, bolavoli, bolabasket,
bolatangan dan/atau permainan tradisonal dan sederhana lainnya.
c. Aktivitas Permainan Bola Kecil misalnya: rounders, kasti, softball, dan/atau
permainan tradisonal dan sederhana lainnya.
d. Aktivitas Atletik misalnya: jalan, lari, lompat, dan lempar, dan/atau permainan
tradisonal dan sederhana lainnya.
e. Aktivitas Beladiri misalnya: seni beladiri pencak silat, karate, taekwondo, dan/atau
beladiri lainnya.
f. Aktivitas Pengembangan Kebugaran Jasmani, meliputi sikap tubuh, pengembangan
komponen kebugaran berkaitan dengan kesehatan dan keterampilan, serta
pengukurannya secara sederhana.
g. Aktivitas Senam meliputi: pola gerak dominan dengan dan tanpa alat.
h. Aktivitas Gerak Berirama meliputi: pola gerak dasar langkah, gerak dan ayunan
lengan, musikalitas serta apresiasi terhadap kualitas estetika gerakan.
i. Aktivitas Air, meliputi: pengenalan air, keselamatan dan pertolongan di air, dan
beberapa gaya renang.
j. Kesehatan, meliputi; bagian-bagian tubuh, manfaat pemanasan dan pendinginan,
kebersihan lingkungan, manfaat istirahat dan pengisian waktu luang, makanan
bergizi dan jajanan sehat, jenis cidera dan cara penanggulangannya, perilaku terpuji,
kebersihan alat reproduksi, NAPZA, pemeliharaan diri dan orang lain dari penyakit
menular dan tidak menular.

Silabus
Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran Matematika, pendidik perlu melakukan
pengkajian terhadap silabus yang telah disiapkan sebelum mengembangkannya menjadi
RPP yang akan digunakan dalam kegiatan di sekolah. Kegiatan pengkajian silabus
bertujuan untuk mengetahui antara lain keterkaitan antara kompetensi dasar mata
pelajaran yang akan dibelajarkan dan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan.
Melalui kegiatan pengkajian silabus ini diharapkan guru juga memperoleh beberapa
informasi, antara lain: (1) penyebaran kompetensi dasar pada silabus dan (2)
pengembangan indikator pada setiap kompetensi dasar.

III. KEGIATAN PEMBELAJARAN


1. Peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3 4
orang.
2. Setiap kelompok membaca dokumen SKL, KI, KD yang terdapat dalam modul pelatihan
dan atau dokumen Permendikbud terkait.
3. Lomba menyusun Puzzle KI-KD-Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK):
a. Setiap kelompok mendapatkan satu paket/amplop berisi potongan-potongan kertas
yang bertuliskan KI-KD-Indikator Pencapaian Kompetensi, lem kertas, serta satu
lembar kertas plano/kertas karton.
b. Setiap kelompok berlomba memasangkan KI-KD-Indikator Pencapaian Kompetensi
yang terdapat pada potongan kertas, dengan cara menempelkan potongan-
potongan kertas tersebut pada kertas plano/kertas karton.
c. Kelompok yang sudah menyelesaikan puzzle menyerukan kata Hore.! agar
memotivasi kelompok lain yang belum selesai.
d. Setiap kelompok bertukar hasil diskusi untuk saling mengoreksi
e. Hasil diskusi yang telah dikoreksi kelompok lain, dikembalikan lagi ke kelompok
semula
f. Fasilitator memberikan penguatan materi

4. Setiap kelompok mengidentifikasi keterkaitan KI,KD, Indikator dengan SKL menggunakan


Puzzle KI-KD-IPK yang telah dikoreksi
5. Setiap kelompok mendapatkan dokumen silabus pembelajaran (bisa juga lihat pada
modul) dan mengamatinya.
6. Menggunakan LK yang disediakan, peserta mengidentifikasi kesesuaian antara kegiatan
pembelajaran dengan KD yang terdapat dalam silabus (LK)
7. Perwakilan kelompok mempresentasi hasil diskusi dan mendapat tanggapan kelompok
lain.
8. Fasilitator memberikan penguatan
9. Peserta pelatihan secara berkelompok menganalisis keterpaduan kegiatan pembelajaran
yang terdapat dalam silabus pembelajaran menggunakan LK.
10. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan mendapat tanggapan dari
kelompok lain

IV. TUGAS-TUGAS BESERTA LEMBAR KERJA


Tugas I:
Tugas 2.1.b.1 : Puzzle KI-KD-Indikator Pencapaian Kompetensi
Tujuan : Mampu menganalisis keterkaitan antara SKL, KI, KD, dan indikator
pencapaian kompetensi
Petunjuk : 1. Tutuplah modul pelatihan
2. Susunlah puzzle dengan cara memasangkan potongan-potongan
kertas berdasarkan kelompoknya (KI-KD-IPK)

Tugas II:
Tugas 2.1.b. 2 : Kesesuaian antara kegiatan pembelajaran dengan KD yang terdapat
dalam silabus
Tujuan : Mampu memahami silabus pembelajaran
Petunjuk : 1. Bukalah dokumen silabus kelas IV
Pengisian LK 2. Cermatilah dan lakukan identifikasi untuk menemukan kesesuaian
antara kegiatan pembelajaran dengan KD di dalam silabus
3. Tuliskan hasilnya pada kolom yang tersedia

Kelas :..
Tema :..
Subtema :.

No. Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran Pada Silabus


1.
2.

Tugas III:
Tugas 2.1.b.3 : Keterpaduan antara kompetensi sikap-pengetahuan-keterampilan;

Tujuan : Mampu menganalisis keterpaduan antara kompetensi sikap-


pengetahuan-keterampilan
Petunjuk : 1. Bukalah dokumen silabus kelas IV
2. Cermatilah dan lakukan identifikasi untuk menemukan keterpaduan
antara kompetensi sikap-pengetahuan-keterampilan
3. Tuliskan hasilnya pada kolom yang tersedia

Kelas :.
Tema :
Subtema :..

No. Kegiatan Pembelajaran Pada Penjelasan Keterpaduan


Silabus

V. PENILAIAN DAN RUBRIK

I. Rubrik Penilaian Menyusun Puzzle Keterkaitan KI-KD-IPK

Kriteria Skor
Sangat Baik Baik Cukup Perlu Bimbingan
Ketepatan Semua Sebagian kecil Sebagian besar Semua
Susunan Puzzle komponen komponen tidak komponen tidak komponen tidak
sesuai sesuai sesuai sesuai
Kecepatan/Waktu Tugas selesai Tugas selesai Tugas selesai Tugas tidak
Penyelesaian sebelum waktu sesuai waktu melebihi waktu selesai pada
yang ditentukan yang ditentukan yang ditentukan waktu yang
ditentukan

II. Rubrik Penilaian Kesesuaian antara kegiatan pembelajaran dengan KD yang terdapat
dalam silabus
Kriteria Skor
Sangat Baik Baik Cukup Perlu Bimbingan
Kemampuan Mampu Mampu Mampu Tidak mampu
menemukan menemukan 5 menemukan 3 menemukan 1 menemukan
kesesuaian atau lebih sampai 4 sampai 2 kegiatan
kegiatan kegiatan kegiatan pembelajaran
pembelajaran pembelajaran pembelajaran yang
yang yang yang menunjukkan
menunjukkan menunjukkan menunjukkan adanya
adanya adanya adanya kesesuaian
kesesuaian kesesuaian kesesuaian

III. Rubrik Penilaian keterpaduan antara kompetensi sikap-pengetahuan-keterampilan

Kriteria Skor
Sangat Baik Baik Cukup Perlu Bimbingan
Kemampuan Penjelasan Penjelasan Penjelasan Penjelasan
Menjelaskan tentang tentang tentang tentang
keterpaduan keterpaduan keterpaduan keterpaduan
menggunakan menggunakan menggunakan tidak jelas
bahasa yang bahasa yang bahasa yang
jelas dan mudah jelas namun jelas dan mudah
dimengerti tidak mudah dimengerti
dimengerti atau
sebaliknya
Kemampuan Mampu Mampu Mampu Tidak mampu
menemukan menemukan 5 menemukan 3 menemukan 1 menemukan
keterpaduan atau lebih sampai 4 sampai 2 kegiatan
kegiatan kegiatan kegiatan pembelajaran
pembelajaran pembelajaran pembelajaran yang
yang yang yang menunjukkan
menunjukkan menunjukkan menunjukkan adanya
adanya adanya adanya keterpaduan
keterpaduan keterpaduan keterpaduan

VI. BAHAN PENDUKUNG PEMBELAJARAN

- Permendikbud No. 57/2014 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
- Permendikbud Nomor 20 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah
- Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada
Pendidikan Dasar dan Menengah
- Permendikbud No. 3 Tahun 2016 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan
- Permendikbud No 53 Tahun 2016 tentang Penilaian Hasil belajar oleh Pendidik pada
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
- Dokumen Silabus
- Power Point
- Dokumen Inspirasi Pembelajaran dan Penilaian Mata Pelajaran PJOK

VII. POWER POINT MATERI

Anda mungkin juga menyukai