Tugaselemenmesinfull 141107105053 Conversion Gate01
Tugaselemenmesinfull 141107105053 Conversion Gate01
PENDAHULUAN
menghasilkan enginer yang ahli dan profesional. Untuk mencapai sasaran ini
diperlukan kurikulum yang baik, agar terbentuk hubungan yang sinergi antara
lembaga pendidikan dan dunia industri yang terkait. Tugas Elemen Mesin merupakan
salah satu latihan yang baik bagi mahasiswa agar dapat mengaplikasikan ilmu yang
telah diperolehnya ke dalam bentuk suatu analisis dari suatu peralatan. Selain untuk
menambah wawasan mahasiswa, tugas ini dapat menjadi tantangan tersendiri bagi
Proses perancangan telah ada sejak manusia diciptakan, karena sifat manusia
yang ingin mudah dalam menjalani hidupnya dan pada dasarnya proses perancangan
Proses perancangan sangat banyak kelompoknya, bisa dikatakan tidak terbatas, sesuai
dengan kebutuhan manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang ada. Sebagai
mahasiswa teknik mesin sudah pasti harus bisa merancang sesuatu yang bisa
1
Recognition of need
Definition of problem
Synthesis
Evaluation
Iteration
Presentation
kebutuhan bukan hal yang mudah, apalagi di zaman sekarang ini yang bisa dikatakan
segalanya telah ada tetapi manusia tidak pernah puas dan ingin lebih mudah lagi.
Untuk sampai pada hasil rancangan harus melalui proses yang rumit dan panjang.
tertentu untuk bermacam-macam elemen mesin, para perancang tidak perlu membuat
keseluruhan elemen mesin yang akan digunakan dalam rancangannya. Tetapi yang
sulit bagi para perancang adalah proses pemilihan elemen mesin yang tepat, yang
tentang Gearbox. Gearbox merupakan salah satu komponen dari suatau mesin yang
berupa rumah untuk roda gigi. Komponen ini harus harus memiliki kontruksi yang
tepat agar dapat menempatkan poros poros roda gigi pada sumbu yang benar
sehingga roda gigi dapat berputar dengan baik. Maka dari itu dengan sedikit mungin
2
gesekan yang terjadi. Selain harus memilki konstruksi yang tepat, terdapat beberapa
kriteria yang dapat dipenuhi oleh komponen ini yaitu dapat meredam getaran yang
mekanika saja dan terbatas kepada komponen-komponen mesin yang telah dipelajari
pada mata kuliah elemen mesin I. Sedangkan aspek-aspek yang lainnya yang akan
dibahas secara sekilas saja. Dalam laporan tugas elemen mesin I ini penulis
membatasi permasalahan hanya pada perhitungan beberapa komponen pada roda gigi.
Metode pengukuran yang kami pilih sangat sederhana, dengan menghitung kembali
1.3 Tujuan
3. Mampu membuat gambar sket dan gambar teknik dari komponen yang
dirancang.
3
1.4 Sistematika Penulisan dan Pembahasan
Bab I berisi tentang latar belakang desain, batasan masalah beserta tujuan penulis
Bab II berisi tentang teori dasar tentang komponen-komponen padr roda gigi.
Bab III berisi perhitungan roda gigi pada kendaraan bermotor sesuai spesifikasi yang
Bab V berisi tentang kesimpulan hasil perhitungan dan analisis roda gigi. Di samping
itu laporan ini juga membuat beberapa lampiran yang berisikan tentang gambar
teknik dan tabel tabel yang diperlukan data perancangan roda gigi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkait. Rodagigi sering digunakan karena
dapat meneruskan putaran dan daya yang lebih bervariasi dan lebih kompak daripada
menggunakan alat transmisi yang lainnya, selain itu rodagigi juga memiliki beberapa
Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang
besar.
sangat kecil.
poros. Di samping itu terdapat pula rodagigi yang perbandingan kecepatan sudutnya
dapat bervariasi. Ada pula rodagigi dengan putaran yang terputus-putus. Dalam teori,
rodagigi pada umumnya dianggap sebagai benda kaku yang hampir tidak mengalami
5
2.1 Klasifikasi Rodagigi
istimewa
6
silang Rodagigi cacing samping
Rodagigi hiperboloid
Rodagigi hipoid
Rodagigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar atau paralel. Dibandingkan
dengan jenis rodagigi yang lain rodagigi lurus ini paling mudah dalam proses
pengerjaannya (machining) sehingga harganya lebih murah. Rodagigi lurus ini cocok
digunakan pada sistim transmisi yang gaya kelilingnya besar, karena tidak
7
Gambar 2.1 Rodagigi Lurus
digerakkan
8
1. Rodagigi lurus (external gearing)
Rodagigi lurus (external gearing) ditunjukkan seperti gambar 2.2. Pasangan rodagigi
lurus ini digunakan untuk menaikkan atau menurunkan putaran dalam arah yang
berlawanan.
Rodagigi dalam dipakai jika diinginkan alat transmisi yang berukuran kecil dengan
Rodagigi Rack dan Pinion (gambar 2.3) berupa pasangan antara batang gigi dan
pinion rodagigi jenis ini digunakan untuk merubah gerakan putar menjadi lurus atau
sebaliknya.
9
Gambar 2.3 Rodagigi Rack dan Pinion
4. Rodagigi permukaan
Rodagigi lurus permukaan (gambar 2.4) memiliki dua sumbu saling berpotongan
Roda gigi miring hampir sama dengan roda gigi lurus, tetapi dalam pengoprasiannya
roda gigi lurus lebih lembut dan tingkat kebisingannya rendah perkontakan antara
10
Gambar 2.5 Roda gigi miring
Gaya aksial lebih besar sehingga memerlukan bantalan aksial dan roda gigi
yang kokoh.
11
2. Roda Gigi Miring Silang
12
2.2.3.3 Roda gigi Kerucut
Roda gigi kerucut digunakan untuk mentransmisikan 2 buah poros yang saling
berpotongan.
13
Roda gigi kerucut miring
14
2.2.3.4 Roda gigi Cacing
1. Kedua sumbu saling bersilang dengan jarak sebesar a, biasanya sudut yang
3. Umumnya transmisi tidak dapat dibalik untuk menaikan putaran dari roda
biasanya 2 sampai 4.
6. Roda gigi cacing efisiensinya sangat rendah, terutama jika sudut kisarannya
kecil.
Peningkatan pemakaian roda gigi cacing seperti pada gambar 2.15 dibatasi pada nilai
i antara 1 sampai dengan 5 , karena dengan ini dapat mentransmisikan daya yang
besar dengan efisiensi yang tinggi dan selanjutnya hubungan seri dengan salah satu
15
tingkat roda gigi lurus sebelum atau sesudahnya untuk dapat mendapat reduksi yang
Pemakaian dari roda gigi cacing meliputi : gigi reduksi untuk semua transmisi samapi
daya 1.400 HPDiantaranya pada lift, motor Derek, untuk mesiln tekstil, rangkakaian
kemudi kapal, mesin bor vertikal, mesin frais dan juga untuk berbagai sistem kemudi
kendaraan.
Adapun frofil dari roda gigi cacing ditunjukan seperti pada gambar 2.16 :
Gigi cacing yang punya profil trapozidal dalam bagian normal dan bagian aksial,
2. E worn
Gigi cacing yang menunjukan involut pada gigi miring dengan antara 87o sampai
dengan 45o.
16
3. K-worn
Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat mempunyai bentuk trapezoidal,
4. H- worn
Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat yang berbentuk cembung .
17
Gambar 2.19 worm drive dipasangkan dengan roda gigi floboid
d. Roda gigi cacing krucut dipasangkan dengan roda gigi kerucut globoid yang
Gambar 2.20 Roda gigi cacing krucut dipasangkan dengan roda gigi kerucut
globoid.
18
2.3 perbandigan putaran dan perbandingan Roda gigi
Jika putaran roda gigi yang berpasangan dinyatakan dengan n1 (rpm) pada poros
penggerak dan n2 (rpm) pada poros yang digerakkan, diameter lingkaran jarak bagi d1
(mm) dan d2 (mm) dan jumlah gigi z1 dan z2 , maka perbandingan putaran u adalah :
1 1 .1 1 1
U= = = = =
2 2 .2 2
1
= =i
2
Harga I adalah perbandingan antara jumlah gigi pada roda gigi dan pinion, dikenal
juga sebagai perbandingan transmisi atau perbandingan roda gigi. Perbandingan ini
dapat sebesar 4 sampai 5 dalam hal roda gigi lurus standar, dan dapat diperbesar
sampai 7 dengan perubahan kepala. Pada roda gigi miring ganda dapat sampai 10.
Jarak sumbu poros alumunium (mm) dan diameter lingkaran jarak bagi d1 dan d2
(1+2) (1+2)
= =
2 2
2
d1 =
+1
2 .
d2 =
+1
19
2.4 Nama-nama Bagian Roda gigi
Berikut beberapa buah istilah yang perlu diketahui dalam perancangan roda gigi yang
Lingkaran khayal yang menggelinding tanpa terjadinya slip. Lingkaran ini merupakan
dasar untuk memberikan ukuran-ukuran gigi seperti tebal gigi, jarak antara gigi dan
lain-lain.
2. Pinion
Roda gigi yang lebih kecil dalam suatu pasangan roda gigi.
4. Diameter pitch
Jarak sepanjang lingkaran pitch antara profil dua gigi yang berdekatan atau
keliling lingkaran pitch dibagi dengan jumlah gigi, secara formula dapat ditulis :
6. Modul (module)
7. Adendum (dedendum)
Jarak antara lingkaran kepala dengan lingkaran pitch dengan lingkaran pitch
8. Dedendum (dedendum)
Jarak antara lingkaran pitch dengan lingkaran kaki yang diukur dalam arah radial.
20
9. Working Depth
Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang roda gigi yang berkontak
berpasangan.
Titik singgung dari lingkaran pitch dari sepasang roda gigi yang berkontak yang
juga merupakan titik potong antara garis kerja dan garis pusat.
Lingkaran-lingkaran singgung dari sepasang roda gigi yang berkontak dan jarak
Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan kemiringan dari sisi kepala gigi.
21
Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
20. Backlash
22
BAB III
Sudut miring , = 25
Sudut tekanan, = 20
Muodul (m) = 3
Perbandingan transmisi :
I1 = 3,769
I2 = 2,045
I3 = 1,376
I4 = 1,000
I5 = 0,838
23
Gigi mundur : R = 4,128
Karena dasar dalam perencanaan roda gigi itu perbandingan kecepatan atau
perbandingan transmisi (I), yaitu perbandingan lingkungan jarak roda gigi yang satu
Perhitungan Transmisi 1
2. 2 . ,
d1 = d2 =
1+ 1+
= 42 mm = 158 mm
d1 = 22 mm d2 = 158 mm
d1 d2
Z1 = Z2 =
42 158
= =
3 3
= 14 gigi = 53 gigi
24
Dimensi roda gigi
Dt1 = m z1 Dt2 = m z
= 3 x 14 = 3 x 53
= 42 mm = 159 mm
= 3 (14+2) = 3 (53+2)
= 48 mm = 165 mm
o Diameter kaki , Df :
Df = m (Z1-2) Df = m (Z2-2)
= 3 (14-2) = 3 (53-2)
= 36 mm = 153 mm
25
Perhitungan Transmisi 2
2. 2
d1 = d21 =
1+ 1+
= 66 mm = 134 mm
Jumlah gigi , z:
d1 d2
Z1 = Z2 =
66 134
= =
3 3
= 22 gigi = 45 gigi
o Diameter tusuk, Dt :
Dt1 = m Z1 Dt2 = m Z2
= 3 x 22 = 3 x 45
= 66 mm = 135 mm
o Diameter kepala, Dk :
26
= 72 mm = 225 mm
o Diameter kaki , Df :
= 60 mm = 129 mm
Perhitungan Transmisi 3
2. 2
d1= d21 =
1+ 1+
= 84 mm = 115 mm
Jumlah gigi, z :
Z d1 d2
= z2 =
84 115
= =
3 3
= 28 gigi = 38 gigi
Dt1 = m z1 Dt2 = m z2
27
= 3 x 28 = 3 x 38
= 84 mm = 114 mm
= 3 x (28 + 2 ) = 3 x (38 + 2)
= 90 mm = 120 mm
o Diameter kaki, Df :
= 78 mm = 108 mm
Perhitungan Transmisi 4
2. 2
d1 = d21 =
1+ 1+
= 100 mm = 100 mm
Jumlah gigi, z :
Z d1 d2
= z2 =
28
100 100
= =
3 3
= 33 gigi= 33 gigi
Dt1 = m z1 Dt2 = m z2
= 3 x 33 = 3 x 33
= 99 mm = 99 mm
= 3 x ( 33 + 2 ) = 3 x ( 33+ 2)
= 105 mm = 105 mm
= 3 x (33 2 ) = 3 x (33-2)
= 93 mm = 93 mm
29
Menghitung transmisi 5
2. 2
d1 = d2 =
1+ 1+
= 108,81 mm = 91,18 mm
Jumlah gigi, z :
Z d1 d2
= z =
109 91
= =
3 3
= 36gigi = 30 gigi
Dt = m z1 Dt = m z2
= 3 x 36 = 3 x 30
= 108 mm = 90 mm
30
Dk = m (z1 + 2) Dk = m (z2+2)
= 3 x (36 + 2 ) = 3 x ( 30+ 2)
= 114mm = 96 mm
Df = m (Z1-2) Df = m (Z2-2)
= 102 mm = 84 mm
4 33 33 99 99 105 105 93 93
Jarak sumbu poros pada roda gigi adalah perbandingan antara jumlah dari
1+2
=
2
42+159
=
2
31
= 101 mm
0.35
o =
(1+)
= 0,1467 kgf / mm
persamaan:
32
3 . 1 .1
db 113 .1.
3 1 104
db 113 0,5 6000 0,1467
db1 = 69,861 mm
db1 = 70 mm
..
V =
60 10
= 21,93 m/s
Dianggap tidak ada factor korigasi (X1=X2=0) sehingga diameter jarak bagi (d)
33
2 2 100
Z1= = (1+4,128) = 13
(1+). 3
Z2=ir . z1
= 4,128 x 13 = 53,664 = 54
Z3 = ifg . z1
= 4,875 x 13 = 63,375 = 63
3.3.4 Modul
1 2 69,861
m== == == = 5,373 = 5
1 2 13
hk = m = 5,373 mm
hk1 = hk2
34
Tinggi kaki dipilih sebesar , 1,25 mm:
35
3.3.10 Jarak Bagi
Kekuatan gigi
Untuk penghitungan kekuaatan gigi digunakan dua metode yang paling dasar
pada perhitungan dan diutamakan pada kekuatan terhadap lenturan dan tekanan pada
permukaan gigi. Kedua metode ini merupakan metode perencanaan menurut standart.
Untuk melakukan perencanaan roda gigi perlu diketahiu seperti hal- hal berikut
ini :
Misalkan faktor tegangan kontak diambil antara baja dengan kekrasan (200Hb)
Transmisi 1
Z1 =14
Y1 = 0,276
Z2 = 53
(0,4210,408) 1
Y2 = 0.408 = 0,409
10
Kecepatan
. .
V=
1000 60
36
3,14 42 6000
=
1000 60
= 13,18 m/s
Gaya tangensial
102
ft =
102 104
=
13,18
= 804, 85 N
Faktor dinamis
6
Fv =
6+
6
=
6+13,18
= 0,31
= 30 x 3 x 0,276 x 0,31
= 7,70 N/m
= 30 x 3 x 0,409 x 0,31
= 11,41 N/m
2 .z2
F1H = Fv .kH .dt1 .
z1+z2
2 x 53
= 0,31 x 0,079 x 42 x
7 + 53
37
= 1,62 N/mm
Transmisi 2
Z1 = 22
(0,333 0,327) 1
Y1 = 0,327 + = 0,3276
10
Z2 = 45
(0,4020,396) 1
Y2 = 0.396 = 0,397
10
Kecepatan
. .
V=
1000 60
3,14 66 6000
=
60000
= 20,72, m/s
Gaya tangensial
102
ft =
102 104
=
20,72
= 511.96N
Faktor dinamis
5,5
Fv =
5,5+
5,5
=
5,5+20,72
38
= 0,54
= 30 x 3 x 0,3276 x 0,54
= 15,92 N/mm
= 30 x 3 x 0,397 x 0,54
= 19,92 N/m
2 .z2
F1H = Fv .kH .dt1 .
z1+z2
2 x 45
= 0,54 x 0,079 x 66 x
22 + 45
= 3,78 N/mm
Transmisi 3
Z1 = 28
(0,3580,349) 1
Y1 = 0,349 + = 0,3499
10
Z2 = 38
Y2 = 0,349
Kecepatan
. .
V=
1000 60
39
3,14 84 6000
=
60000
= 26,37 m/s
Gaya tangensial
102
ft =
102 104
=
26,37
= 402,27 N
Faktor dinamis
5,5
Fv =
5,5+
5,5
=
5,5+26,37
= 0,51
= 30 x 3 x 0,3499 x 0,51
= 16,06 N/m
= 30 x 3 x 0,383 x 0,51
= 17,57 N/mm
2 .z2
F1H = Fv .kH .dt1 .
z1+z2
40
2 x 38
= 0,51 x 0,079 x 48 x
28 + 38
= 3,89N/mm
Transmisi 4
Z1 = 33
(0,3710,358) 1
Y1 = 0,358 + = 0,359
10
Z2 = 33
(0,371 0,358) 1
Y2 = 0,358 = 0,359
10
Kecepatan
. .
V=
1000 60
3,14 99 6000
=
60000
= 31,08 m/s
Gaya tangensial
102
ft =
102 104
=
31,08
= 341,31 N
Faktor dinamis
5,5
Fv =
5,5+
41
5,5
=
5,5+31,08
= 0,49
= 30 x 3 x 0,359 x 0,49
= 15,83 N/m
= 30 x 3 x 0,359 x 0,399
= 14,65 N/m
2 .z2
F1H = Fv .kH .dt1 .
z1+z2
2 x 33
= 0,49 x 0,079 x 99 x
33 + 33
= 3,83N/mm
Transmisi 5
Z1 = 36
(0,383 0,371) 1
Y1 = 0.371 = 0,372
10
Z2 = 30
Y2 = 0,358
Kecepatan
42
. .
V=
1000 60
= 33,91 m/s
Gaya tangensial
102
ft =
102 104
=
33,91
= 312,82 N
Faktor dinamis
5,5
Fv =
5,5+
5,5
=
5,5+33,912
= 0,48
= 30 x 3 x 0,372 x 0,48
= 16,07 N/mm
= 30 x 3 x 0,358 x 0,48
= 15,46 N/mm
43
2 .z2
F1H = Fv .kH .dt1 .
z1+z2
2 x 30
= 0,48 x 0,079 x 108 x
36 + 30
= 3,72N/mm
Perhitungan efisiensi roda gigi diambil berdasarkan data jumlah roda gigi masing
masing. Efisiensi roda gigi yang akan dihitung adalah efisiensi masing masing
Z1 = 14 Z6 = 38 Z11 = 16
Z2 = 53 Z7 = 33 Z12 = 52
Z3 = 22 Z8 = 33 Z13 = 70
Z4 = 45 Z9 = 36
44
Z5 = 28 Z10 = 30
a. Efisiensi Transmisi 1
1 1+2 7+8
1 =1- [ + ]
7 1.2 1.2
1 14+53 33+33
= 1- [ + ]
7 1453 3333
= 0,9785
= 97,85%
b. Efisiensi Transmisi 2
1 Z1+Z2 Z5+Z6
2 =1- [ + ]
7 Z1.Z2 Z5.Z6
1 14+53 28 + 38
= 1- [ + ]
7 14 53 28 38
= 0,9784
= 97,84%
c. Efisiensi Transmisi 3
1 1+2 3+4
3 =1- [ + ]
7 1.2 3.4
1 14+53 22+45
= 1- [ + ]
7 14 53 22 45
= 0,9776
= 97,76%
d. Efisiensi Transmisi 5
45
1 1+2 12+13
v =1- [ + ]
7 1.2 12 . 13
1 14+53 52+70
= 1- [ + ]
7 14 53 52 70
= 0,9825
= 98,25%
1 14 + 53 36 + 30 30 + 16
= 1- [ + + ]
7 14 53 36 30 30 16
= 0,965
= 96,5%
max = 1 . 2 .3 .v .R .bantalan
= 0,8784
= 87,84%
g. Efisiensi Total
Kerugian daya , Pg
Pg = Pmaks (1-max)
= 10 4(1- 87,84 %)
= 12,64 kW
46
Jadi Efisiensi total ,total :
total =[ ]x 100%
10412,64
=[ ]x 100%
104
= 87.84%
BAB IV
4 33 33 99 99 105 105 93 93
47
2 22 45 20,70 511,96 0,54 15,92 19,29 3,78
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Penulis menyimpulkan bahwa fungsi roda gigi adalah meneruskan daya dari
putaran mesin ke roda. Dengan adanya perbedaan roda gigi antara transmisi 1 dengan
yang lainnya maka gaya yang dihasilkan dan kecepatan yang dihasilkan berbeda
beda. Apabila dilihat dari pergesekan atau hubungan antara roda gigi 1 dengan yang
lainnya maka dapat dipastikan perpindahan roda gigi akan sangat kasar, oleh karena
itu maka diperlukan sinkroniser ring yang berfungsi untuk memperhalus perpindahan
roda gigi, dan biasanya bahan dari sinkroniser ring terbuat dari bahan kuningan.
- adalah 87,84 % dengan besarnya efisiensi ini berarti perhitungan ini sudah
dapat digunakan.
5.2 Saran
48
Untuk transmisi 5 agar mendapatkan kecepatan yang lebih tinggi maka Z1 bisa
DAFTAR PUSTAKA
George H. Martin, Kinematika dan Dinamika Teknik, Edisi II, Erlangga, Jakarta,
1984
49
LAMPIRAN
Berdasarkna bahan yang akan kita gunakan untuk tegangan lentur yang
diizinkan pada roda gigi transmisi adalah baja karbon untuk konstruksi mesin dan
FC 20 20 160-180 9
FC 25 25 180-240 11
FC 30 30 190-240 13
SC 46 46 160 19
SC 49 49 190 20
50
S 45 C 58 167-229 30
Perunggu Logam 18 85 5
Damar Phoner 3 sd 5
Tabel 1.1 Tegangan lentur yang diizinkan apada bahan Roda Gigi
Faktor tegangan kontak diambil diantara baja dengan kekerasan (250Hb) dengan corm
aka KH
= 0.130 N/mm2.
51
Baja (200) Baja (200) 0,035
52
Baja (250) - 0,130
pembebanan
3
Fv =
3+
6
Fv =
6+
5.5
Fv =
5.5+
53
Jumlah Gigi Y Jumlah Gigi Y
10 0,201 25 0,339
11 0,226 27 0,349
12 0,254 30 0,358
13 0,261 34 0,371
14 0,276 38 0,383
15 0,276 43 0,396
16 0,295 50 0,408
17 0,289 60 0,421
18 0,302 75 0,434
54