Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk Tuhan yang mampu berpikir dan bertindak.


Kemampuan yang dimilikinya tersebut didasari karena Allah SWT telah
membekalinya dengan berbagai macam daya dan potensi. Sebagaimana yang
terdapat dalam Al Quran yang berbunyi :


} : {

Artinya : Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam rupa (bentuk) yang
sebaik-baiknya. (QS. At Tien Ayat 4)

Menurut M. Quraish Shihab, Allah telah menganugerahkan manusia empat


aspek yang perlu diasah dalam diri manusia agar ia sukses dalam kehidupan dan
masyarakat, yaitu: (1). Aspek jasmani, berfungsinya organ tubuh dan panca indra
berasal dari daya ini. (2). Aspek intelektualitas, berfikiran jernih bersikap
berdasarkan ilmu pengetahuan. (3). Aspek emosional, bisa menahan emosi ketika
menghadai masalah-masalah yang dihadapai. (4). Aspek Spiritual, Daya kalbu yang
meyakinkannya bermoral, merasakan keindahan, kelezatan iman, dan kehadiran
Allah. Dari daya inilah lahir intuisi dan indra keenam. 1

Mendidik ialah memimpin anak. Definisi sederhana namun mengandung


banyak makna dan permasalahan yang akan dihadapi ketika melakukan proses
mendidik anak.. Mendidik adalah pengertian yang sangat umum yang meliputi
semua tindakan mengenai gejala-gejala pendidikan.2

Potensi peserta didik tersebut dapat dikembangkan melalui perantara


sekolah-sekolah yang ada di negeri ini. Sekolah merupakan suatu lembaga
pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilakukan sesuai aturan-aturan yang

1
M. Quraish Shihab, Membumikan Al Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat, (Jakarta,Lentera Hati 2001), h. 198
2
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1998), h.3

1
2

ketat, seperti harus berjenjang dan berkesinambungan, sehingga disebut


pendidikan formal.
Prestasi hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran biologi relatif
rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Bisa dilihat dari hasil ujian
nasional pada tahun 2012, 2013, dan 2014 menurut data yang dikeluarkan oleh
litbang kemendikbud pada tahu 2014 dari 12 kompetensi yang diujikan dalam UN,
9 kompetensi menunjukan capaian yang selalu menurun, berikut dara daya serap
biologi tahun 2012, 2013, 2014:3

Tabel 1.1 Daya Serap Biologi IPA Tahun 2012,2013, dan 2014

KOMPETENSI 2012 2013 2014


Permasalahan biologi 82,89 70,24 54,77
Klasifikasi 87,77 72,57 61,05
Pelestarian sumber daya alam 81,93 67,80 61,44
Peran makhluk hidup 91,26 73,19 70,91
Ekosistem 80,86 70,12 64,71
Peran manusia terhadap lingkungan 85,93 65,36 70,47
Sel dan jaringan 79,13 63,09 62,19
Sistem organ 78,28 60,70 51,36
Metabolisme 72,56 60,09 61,51
Hereditas 75,83 66,79 58,52
Evolusi 71,22 74,96 39,13
Bioteknologi 69,05 63,04 74,06

Rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran biologi ini tidak hanya menjadi
kesalahan peserta didik itu sendiri, akan tetapi sebagian besar disebabkan oleh
faktor guru yang tidak menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, serta

3
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Laporan Hasil Ujian Nasional Tahun 2014, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014), h. 52, diakses dari https://www.scribd.com/document/326246809/Laporan-
Utama-Hasil-Un-2014, pada tanggal 23 Agustus 2017 pukul 22.40 WIB.
3

model belajar yang guru terapkan kurang tepat. Hasil belajar peserta didik yang
rendah diduga ada kaitannya dengan proses pembelajaran biologi yang masih
berpusat pada guru (teacher center) dan peserta didik hanya mendapatkan konsep-
konsep yang bersifat informasi yang disampaikan oleh guru di kelas.

Rendahnya kreativitas guru untuk mendorong peran aktif peserta didik


dalam pembelajaran biologi, dapat membuat siswa tidak termotivasi untuk belajar.
Beberapa siswa tidak memeperhatikan penjelasan guru, bahkan siswa terlihat
mengantuk. Proses pembelajaran yang demikian dapat menyebabkan hasil belajar
tidak maksimal, sehingga tidak tercapainya tujuan pembelajaran.

Pendidikan di sekolah, sedikit banyak dipengaruhi oleh masyarakat yang


tinggal di lingkungan sekolah, pergaulan di dalam masyarakat, jenis bacaan
tontonan, serta aktivitas-aktivitas lain di lingkungan sekolah dan masyarakat, semua
unsur tersebut akan memberikan pengaruh terhadap pendidikan yang berlangsung
oleh sekolah terhadap peserta didik.4

Latar belakang peserta didik mempengaruhi motivasi belajar. pergaulan,


tontonan dan suritauladan akan sangat mempengaruhi motivasi dan belajar siswa
yang ada di sekolah, membandingkan siswa asrama dan siswa non asrama akan
memperlihatkan bahwa motivasi ekstrenal sangat mempengaruhi motivasi dan
prestasi siswa.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, salah satu usaha untuk mengatasi


permasalahan tersebut ialah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Peserta
didik diharapkan bisa lebih mudah memahami konsep-konsep yang sulit apabila
peserta didik diarahkan untuk melakukan kegiatan diskusi dalam membahas
masalah-masalah yang terkait pembelajaran biologi dengan teman-temannya.
Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pemahaman peserta didik
terhadap konsep yang dibahas. Selain itu, model ini juga menumbuhkan

4
Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik (Dasar-Dasar Ilmu Mendidik), (Jakarta: PT Rineka
Cipta 1997). h. 136.
4

kemampuan kerja sama, berpikir kritis, berkomunikasi, dan kemampuan membantu


teman.5

Teams Games Tournament (TGT) merupakan salah satu tipe model


pembelajaran kooperatif. TGT adalah pembelajaran kooperatif yang melibatkan
kelompok, di antaranya terdapat diskusi kelompok dan di akhiri suatu
games/turnamen. Dalam TGT, peserta didik dibagi menjadi beberapa tim belajar
yang terdiri atas empat sampai enam orang yang berbeda-beda tingkat
kemampuannya, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya.6

Berdasarkan lokasi yang akan dilaksanakan penelitian SMA Islam Al-


Mukhlishin Bogor mempunyai dua program yaitu program asrama dan non asrama.
Untuk program asrama dan non asrama dalam hal tingkat kecerdasan tidak terdapat
perbedaan sama sekali, namun untuk perlakuan dari pihak sekolah ada sedikit
perbedaan, antara lain: program asrama diberi fasilitas tambahan, seperti: asrama
yang dipandu dan diawasi oleh pembina. Dapat dikatakan program asrama dapat
dikontrol 24 jam oleh pihak sekolah. Selain itu sepulang sekolah siswa program
asrama diberi tambahan pelajaran agama dan bahasa Arab. Sedangkan program non
asrama tidak mendapat fasilitas tambahan sebagaimana siswa program asrama.
Namun pada dasarnya siswa dari kedua program tersebut sama, tidak ada
perbedaan seleksi masuk. Hal tersebutlah yang membuat peneliti ingin mencari tahu
perbedaan motivasi belajar siswa asrama dan non asrama, karena jelas dari kedua
siswa tersebut memiliki kegiatan yang berbeda setelah pulang sekolah.

5
Wahyu Ningtyas, dkk, Pembelajaran Kimia Menggunakan model Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization (TAI) Dilengkapi Media Peta Konsep dan Media Lingkaran Hidrokarbon
Ditinjau dari Kemampuan Kerjasama dan Kemampuan Memori. Jurnal Inkuiri. Vol 3 No. III,
2014, h. 121, diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/67949-ID-pembelajaran-
kimia-menggunakan-model-koo.pdf pada tanggal 23 Agustus 2017 Pukul 23.00 WIB
6
Dian Fitri Perwitasari, Slamet Wibawanto, Perbedaan Hasil Belajar TIK melalui Pembelajaran
Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) dengan Kooperatif Kelompok Biasa. Jurnal
TEKNO. Vol: 16, September 2011. h. 34, diakses pada
http://journal.um.ac.id/index.php/tekno/article/view/3359/0 pada tanggal 23 Agustus 2017 pukul
15.30 WIB.
5

B. Identifikasi Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi yaitu:

1. Rendahnya motivasi belajar siswa SMA Islam Al-Mukhlisin pada mata


pelajaran biologi.
2. Terdapat perbedaan aktivitas antara siswa asrama dan non asrama SMA
Islam Al-Mukhlishin setelah sepulang sekolah.
3. Rendahnya kreativitas guru untuk mendorong peran aktif peserta didik di
SMA Islam Al-Mukhlisin dalam proses pembelajaran secara kelompok.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang diidentifikasi, agar tidak


menyimpang dari permasalahan dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka
penulis membatasi permasalahan yaitu pada pengaruh pembelajaran kooperatif tipe
TGT ditinjau dari tempat tinggal asrama dan non asrama terhadap motivasi belajar
biologi konsep fungi pada peserta didik di SMA Islam Al-Mukhlisin. Pengaruh
pembelajaran kooperatif tipe TGT ditinjau dari tempat tinggal asrama dan non
asrama terhadap motivasi belajar peserta didik yang dimaksud ialah:

1. Penelitian dilakukan pada siswa Kelas X SMA Islam Pondok Pesantren


Al-Mukhlisin Tahun Akademik 2016/2017.
2. Hasil dari motivasi belajar peserta didik SMA Islam Al-Mukhlisin
diperoleh dari hasil angket yang akan disebarkan setelah pembelajaran.
3. Angket diberikan kepada siswa asrama dan non asrama SMA Islam Al-
Mukhlishin.
4. Materi biologi hanya pada materi konsep fungi.
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas,


maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
6

Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games


Tournament) berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik dengan
sistem asrama dan non asrama di SMA Islam Al-Mukhlisin pada
pembelajaran biologi konsep fungi?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


` Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan
peningkatan motivasi belajar biologi siswa kelas X ditinjau dari tempat tinggal
asrama dan non asrama pada konsep fungi melalui pembelajaran kooperatif tipe
TGT (Teams Games Tournament).
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peserta didik
a. Peserta didik menjadi senang dan tertarik terhadap biologi karena
peserta didik dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.
b. Peserta didik yang mengalami kesulitan akan lebih cepat paham.
2. Bagi guru
a. Guru dapat memilih model pembelajaran yang efektif.
b. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi
pembelajaran yang bervariasi dan dapat memperbaiki sistem
pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik bagi peserta
didik.
3. Bagi peneliti
Peneliti dapat mempelajari lebih mendalam model TGT (Teams
Games Tournament) serta mendapat pengalaman dan pengetahuan dalam
melakukan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai