BIOMATERIAL
TUGAS
FAKULTAS: TEKNIK
2013
BIOMATERIAL
Biomaterial memainkan peranan penting dalam banyak aspek pada pencegahan dan terapi
pada dunia kesehatan. Mereka memainkan peran yang penting dalam pengembangan dari
alat-alat kesehatan, prostheses, pendistribusi obat (drug delivery system), teknik diagnostik.,
perbaikan jaringan (tissue) dan replacement technology. Karena memiliki potensial yang
besar dalam peningkatan kualitas hidup, biomaterial merupakan fokus utama pada bidang
riset / penelitian di seluruh dunia. Definisi dari biomaterial amatlah banyak, ada beberapa
definisinya, antara lain:
Biomaterial menurut Black adalah material pasif yang digunakan dalam dunia
kesehatan, yang akan diinteraksikan dengan sistem biologi.
Menurut William adalah material yang digunakan pada sistem biologi untuk
mengevaluasi, mengobati, atau mengganti sel-sel, organ, atau fungsi tubuh.
Menurut Park dan Bronzio adalah material sintetis yang digunakan untuk mengganti
bagian sistem atau fungsi tubuh yang dihubungkan langsung dengan sel-sel hidup.
Biomaterial secara umum dapat diartikan sebagai material yang ditanam di dalam tubuh
manusia untuk pengganti jaringan atau organ tubuh yang terserang penyakit ataupun yang
rusak atau cacat.
Biomaterial memiliki banyak kegunaan, seperti pada aplikasi dental, katup jantung, lapisan
hidroksi apatite pada implan pangkal paha dan sebagai pendistribusi obat yaitu konstruksi
dengan produk impregnated pharmaceutical sehingga dapat memperpanjang waktu
pendistribusian obat ke dalam tubuh.
1. Biomaterial logam
Pada saat ini, biomaterial logam yang banyak diteliti ddan dikembangkan adalah biomaterial
logam mampu luruh. Biomaterial logam mampu luruh merupakan paduan logam yang
ditanamkan ke dalam jaringan tubuh yang diharapkan mampu terdegradasi secara alami
karena keberadaannya tidak diperlukan secara permanen dalam tubuh, contohnya seperti stent
jantung. Sejauh ini telah dikembangkan dua jenis biomaterial logam yaitu paduan magnesium
dan paduan besi.
Selulosa dan starch, protein dan petida, serta DNA dan RNA adalah contoh dari biopolimer
yang diproduksi oleh organisme hidup, dimana unit monomernya adalah gula, asam amino
dan nukleotida. Selulosa adalah biopolimer yang paling umum dan juga merupakan senyawa
organik yang paling banyak di bumi.
Keramik yang digunakan sebagai biomaterial untuk mengisi cacat pada gigi atau tulang,
untuk melengkapi grafit tulang, patahan, atau prostheses pada tulang dan untuk
menggantikan jaringan yang rusak disebut biokeramik. Biokeramik harus memiliki sifat
biokompatibilitas yang tinggi dan antithrombogenic, harus tidak beracun, tidak beralergi,
tidak memiliki sifat karsinogen atau tetratogen dan tahan lama. Biokeramik dapat
diklasifikasikan menjadi 3 grup, yaitu: bioinert keramik, bioaktif keramik dan bioresorbable
keramik.
4. Biomaterial komposit
Biokeramik
Keramik adalah material logam dan non logam yang memiliki ikatan atom ionik atau ikatan
ionik dan ikatan kovalen. Sedangkan pengertian biokeramik adalah keramik yang digunakan
untuk kesehatan tubuh dan gigi pada manusia (Billote, 2003). Sifat biokeramik antara lain
tidak beracun, tidak mengandung zat karsinogenik, tidak menyebabkan alergi, tidak
menyebabkan radang, memiliki biokompatibilitas yang baik dan tahan lama.
Kelebihan biokeramik adalah biokeramik memiliki biokompatibilitas yang baik dengan sel-
sel tubuh dibandingkan dengan biomaterial polimer atau logam (Billote, 2003). Oleh karena
itu, biokeramik digunakan untuk tulang, persendian, dan gigi (Billote, 2003). Biokeramik
juga digunakan untuk melapisi biomaterial logam (Desai et. al, 2008). Selain itu, biokeramik
juga digunakan sebagai penguat komponen komposit, dengan menggabungkan kedua sifat
material menjadi material baru yang memiliki sifat mekanis dan biokompatibilitas yang baik.
Struktur keramik juga dapat dimodifikasi dengan tulang alami dengan tingkat porositas yang
beragam (Hench dan Wilson, 1993). Biokeramik juga memiliki kelemahan, antara lain sangat
rapuh, kekuatan rendah, dan kerap dipandang material yang lemah. Biokeramik dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bioaktif keramik
Bioaktif keramik memiliki stabilitas kimia yang tinggi dalam tubuh dan ketika diimplan pada
tulang yang hidup dapat berinkorporasi pada jaringan tulang mengikuti pola dari kontak
osteogenesis. Dengan kata lain, bioaktif keramik memiliki sifat osteoconduction dan
kapabilitas untuk berikatan kimia dengan jaringan tulang yang hidup. Kekuatan mekanis dari
bioaktif keramik umumnya lebih rendah dibandingkan bioinert keramik. Contoh materialnya
adalah hidroksi apatite, bio-glass, A-W glass. Contoh aplikasinya untuk pelapisan pada metal
bone implants dan sebagai fillers pada dental implants.
2. Bioinert keramik
Bioinert keramik seperti namanya menghasilkan minimal respon pada tubuh. Bioinert
keramik tidak menyebabkan perubahan baik dari segi kimia maupun fisik dalam tubuh. Sel
membetuk kapsul serabut yang tidak menempel pada sekitar implan. Implan ini memiliki
kekuatan kompresi yang tinggi, ketahanan aus yang tinggi dan bioinertness. Contoh
materialnya adalah Alumina (Al2O3), Zirconia (ZrO2) dan pyrolytic carbon. Contoh
aplikasinya femoral head in hip replacements dan dental implants.
3. Bioresorable keramik
Bioresorable keramik dapat diserap dalam tubuh dan tergantikan oleh tulang pada jaringan
tulang. Pola dari inkorporasinya pada jaringan tulang sama dengan kontak osteogenesis
walaupun antarmuka antara bioresorable keramik dengan tulang tidak stabil. Contoh
materialnya adalah -tricalsium fosfat, hidroksi apatite, karbonat, kalsium karbonat. Contoh
aplikasinya untuk perbaikan tulang.
Alumina (Al2O3)
Sejak abad ke-17, lebih dari 2,5 juta implant femoral heads diciptakan dengan lebih dari 3000
implan yang sukses diaplikasikan sejak tahun 1987 dibawah pengawasan FDA (Food and
Drug Administration). Alumina dengan kemurnian tinggi (>99,5%), biasa digunakan pada
tulang (femoral head, bone screws dan bone plate, pelapisan porous untuk femoral
stems, porous spacers, knee prosthesis) dan gigi (crowns dan bridges). Hal ini karena
alumina memiliki sifat-sifat, seperti:
Sifat mekanik alumina tergantung pada ukuran butir (densitas), misalnya pada persentase
aditif. Dimensi butir >7 m dapat menyebabkan menurunnya sifat mekanik sebesar 20 %.
Sedangkan kriteria yang diharapkan adalah butir berukuran < 4 m dan kemurnian > 99,7 %.
Produksi komponen sambungan persendian (hip joint) berdasarkan standar DIN 58 835,
ASTM F603-83 dan ISO 6474 mengggunakan femoral ball head yang terbuat dari keramik
alumina (Al2O3) dengan kemurnian tinggi yang didoping oleh magnesium okisda (MgO).
Untuk tujuan ini, bola dengan conical bore dihubungkan ke stem dengan suatu taper fitting
(metal cone). Ukuran ball head distandardisasi dengan diameter 22-56 mm.
Untuk memenuhi FDA (Food & Drug Administration), sebelum pemrosesan keramik, bahan
baku harus melalui pemeriksaan / pengujian dengan sangat teliti mengenai kemurnian
kimiawi, batasan ppm, specific surface, dan distribusi ukuran butir.
2. Pembentukan
Keramik ball heads diproduksi dari silinder yang di-press secara uni-aksial. Conical bore dan
bentuk dari ball head dibentuk melalui proses machining. Pemrosesan material ini fleksibel
dan jumlah impurities akan dikurangi sampai tingkat terendah.
3. Firing
Firing material dilakukan pada suatu furnace di atas 1500oC. Karena tekanan parsial O2
tinggi, dan masih adanya pengaruh dari impurities, maka warna yang dihasilkan oleh medical
grade alumina kualitas tinggi bukanlah putih, melainkan berwarna seperti gading Namun,
sterilisasi dengan menggunakan sinar gamma, warna yang awalnya seperti gading berubah
menjadi coklat muda yang merupakan tanda dari material kualitas tinggi. Setelah pengujian
densitas dan grain size, ball head siap dilakukan proses machining.
4. Machining
Ball head dituntut untuk memiliki toleransi bentuk dan dimensi. Beban fracture dari ball
head tergantung dari kualitas cone yang digunakan untuk tapper fitting pada femoral ball
head dengan metal stem. Hip joint merupakan persendian antara ball dan socket yang diberi
pelumas berupa fluida synovial. Beberapa tuntutan hanya dapat dipenuhi jika ball head
dilakukan grinding dengan diamond tools dan pemolesan (polishing) dengan suspensi
diamond.
5. Kontrol mutu
Inspeksi ball head pada tahapan akhir ini untuk memenuhi rekomendasi GMP yang
berhubungan dengan spesifikasi standar nasional dan internasional, terutama ISO 9001 dan
spesifikasi pengujian customer. Tahapan control mutu ini meliputi pengawasan kualitas
secara komprehansif, meliputi:
Pola Standarisasi
ASTM (American Society for Testing Materials)
AISI (American Iron and Steel Institute)
UNS (Unified numbering system)
AA (Aluminum Association)
SAE (Society Automotive Engineering)
DIN (Deutch Industrial Normung)
NEN ( Nederland Engineering Norm)
JIS (Japans Industrial Standard)
SNI (Standard Nasional Indonesia)
Potensi Wilayah