Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PEWARNAAN KAPSULA BAKTERI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi


yang dibina oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd

Oleh
Kelompok 1/Offering A/2014
Alfiani Nanda Indrayanti (140341605192)
Desnaeni Wahyuningtyas (140341606222)
Dinar Ajeng Nur A. (140341605926)
Eka Imbia A. (140341601648)
Evi Kusumawati (140341601274)
Fiqih Dewi Maharani (140341606456)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Jurusan Biologi
Februari 2016
PEWARNAAN KAPSULA BAKTERI

A. Topik
Pewarnaan dan Pengamatan Kapsula Bakteri.

B. Waktu pelaksanaan
Rabu, 10 Februari 2016

C. Tujuan
a. Untuk memperoleh ketrampilan melakukan pewarnaan kapsula bakteri.
b. Untuk mengetahui ada atau tidaknya adanya kapsula bakteri.

D. Dasar Teori
Kebanyakan bakteri mengeluarkan lendir pada permukaaan selnya, melapisi
dinding sel. Jika lapisan lendir ini cukup tebal dan kompak, maka disebut kapsula.
Pada beberapa jenis bakteri, adanya kapsula ini menunjukkan sifat viluren. Kapsula
bakteri tidak berwarna sehingga diperlukan pewarnaan khusus agar dapat diamati
dibawah mikroskop cahaya (Hastuti, 2012).
Kapsula merupakan lapisan polimer yang terletak di luar dinding sel. Jika
lapisan polimer ini terletak berlekatan dengan dinding sel maka lapisan ini disebut
kapsula. Tetapi jika polimer atau polisakarida ini tidak berlekatan dengan dinding
sel maka lapisan ini disebut lendir. Baik kapsula maupun lendir terdiri dari
polisakarida dan polipeptin (komplek polisakarida dengan protein). Kapsula bukan
organ yang penting untuk kehidupan sel bakteri. Hal ini terbukti bahwa sel bakteri
yang tidak dapat membentuk kapsula mampu tumbuh dengan normal dalam medium
(Darkuni, 2008).
Kapsula berfungsi dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya. Misalnya
berperan dalam mencegah terhadap kekeringan, mencegah atau menghambat
terjadinya pencantelan bakteriofag, bersifat antifagosit sehingga kapsul memberikan
sifat virulen bagi bakteri. Kapsula juga berfungsi untuk alat mencantelkan diri pada
permukaan seperti yang dilakukan oleh Streptococcus muans (Darkuni, 2008).
Kapsula dapat ditemukan pada kelompok bakteri berbentuk basil dan kokus.
Bakteri berbentuk spiral tidak memiliki kapsula. Kapsula berfungsi seperti buffer
antara sel dan lingkungan eksternal. Kapsula mengandung banyak air, sehingga
dapat mencegah bakteri dari kekeringan Pada tubuh, kapsula juga berperan dalam
terjadinya penyakit karena sel darah putih tidak dapat memfagosit bakteri yang
berkapsula (Alcamo,1994).
Kebanyakan kapsula disusun oleh polikasarida. Dextran (Polimer dari
glukosa) dan Levans (polimer dari fruktosa) umumnya disebut homopolymers yang
ditemukan pada kapsula bakteri yang memproduksi asam laktat bakteria. Bakteri
memproduksi heteropolymers yang mengandung lebih dari satu subunit. Asam
Hyaluronik merupakan salah satu contoh heteropolymers yang ditemukan pada
kapsula. Asam Hyaluronik mengandung N-acetylglucosamine dan asam glucoronik
(Perry, 2002).
Kapsula penting sebagai media pelekatan beberapa bakteri. Kapsula merupakan
struktur yang sulit untuk divisualisasikan, sehingga membutuhkan teknik tertentu
untuk memvisualisasikannya. Salah satun teknik yang dilakukan adalah dengan
Quellung (dalam bahasa jerman berarti sweling(menelan). Pewarnaan negatif dapat
dilakukan dengan menggunakan tinta india atau tinta cina. Tinta tersebut akan
mewarnai background bakteri. Kapsula akan terlihat transparan (Darkuni, 2008).

E. Alat Bahan
Alat
- Mikroskop - Kawat Penyagga
- Kaca Benda - Jarum inokulasi berkolong
- Lampu Spirtus - Pinset
- Mangkuk Pewarna - Korek api
Bahan
- Biakan campuran/ biakan murni bakteri.
- Tinta cina
- Aquadest steril
- Larutan kristal violet 0,5%
- Larutan CuO4, 5H2O 20%
- Alkohol
- Lisol
- Sabun cuci
- Kertas penghisap
- Lap
F. Prosedur
1. Pewarnaan Langsung.

Disediakan kaca benda bersih, lalu dilewatkan diatas


nyala api lampu spirtus.

Diteteskan satu tetes ose aquades di atas kaca benda

Bakteri diinokulasi secara aseptik lalu diratakan di


kaca benda

Dilakukan fiksasi

Diteteskan larutan kristal violet, dan dilekakkan di


atas kawat penyangga di atas mangkuk pewarna.

Ditunggu 1 menit

Dibilas menggunakan CuSO4, 5H2O

Dikeringkan menggunakan kertas penghisap

Diamati di bawah mikroskop

HASIL
2. Pewarnaan Tak Langsung

Disediakan kaca benda bersih, lalu dilewatkan diatas


nyala api lampu spirtus.

Di sedikan biakan campuran atau biakan murni


bakteri, dan ditentukan koloni yang akan diamati

Diteteskan ose aquades steril di atas kaca benda

Bakteri diinokulasi secara aseptik lalu diratakan di


kaca benda

Dibiarkan mengering tanpa difiksasi

Diteteskan setetes tinta cina merk pelikan di atas


sediaan lalu diratakan.

Diabiarkan sampai mengering lalu diamati di bawah


mikroskop.

HASIL

G. Data Hasil Pengamatan

No. Jenis Pewarnaan Warna Sel Warna Kapsula


Koloni Vegetatif
1. Langsung Ungu Biru Muda
Tak Langsung Transparan Coklat Muda
2. Langsung Ungu Biru muda
Tak Langsung Transparan Coklat Muda
H. Analisis Data

1. Koloni Bakteri No. 1

P1 Pewarnaan langsung, warna sel vegetatif ungu, warna kapsula


biru muda.
P2 Pewarnaan tak langsung, warna sel vegetatif transparan, warna
kapusula coklat muda.
Jadi koloni bakteri setelah di beri perlakuan P1& P2 koloni bateri 1 positif
memiliki kapsula.

2. Koloni Bakteri No. 2

P1 Pewarnaan langsung, warna sel vegetatif ungu, warna kapsula


biru muda.
P2 Pewarnaan tak langsung, warna sel vegetatif transparan, warna
kapusula coklat muda.

Jadi koloni bakteri setelah di beri perlakuan P1& P2 koloni bateri 2 positif
memiliki kapsula.
Dafruj ku
Alcamo, I Edward.1994. Fundamentals of Microbiology 4th edition. USA: Benjamin
Cummings
Darkuni, M. N. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi).
Universitas Negeri Malang.
Hastuti, Utami Sri. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang : UMM Press.
Perry,Jerome J. Staley, James T&Lory, Stephen.2002.Microbial Life.USA: Sinauer
Associates

Anda mungkin juga menyukai