Anda di halaman 1dari 17

i

PENGAMATAN ALUMUNIUM DAPAT DITUKAR


(Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah)

Oleh

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
i

ABSTRAK

PENGAMATAN ALUMUNIUM DAPAT DITUKAR

Oleh

Kelompok VI

Telah dilakukan percobaan yang berjudul Alumunium dapat ditukar, dengan


tujuan mengetahui cara menghitung kandungan alumunium pada sampel tanah,
mengetahui fungsi alumunium dalam tanah dan mengetahui pengertian
alumunium dapat ditukar. Alumunium dapat ditukar adalah kadar alumunium
dalam tanah yang dapat dipertukarkan, umumnya terdapat pada tanah masam
dengan PH < 5,0.
Alumunium yang terlalu banyak dalam tanah dapat menghambat pertubumhan
akar primer serta menghalangi pertumbuhan akar lateral.Cara mengendalikan
tanah asam dengan pengapuran. Pada percobaan ini di dapatkan sampai tanah A
dengan volume titrasi NaOH yaitu 0,5 ml, volume titrasi HCl sebesar 0,4 ml dan
me/Al 100 g sebesar 0,1 dan pada tanah B dengan volume titrasi NaOH yaitu 08
ml dan HCl 0,2 ml didapat hasl me/Al 100 g sebesar 0,6.

Kata Kunci : Alumunium dapat ditukar, tanah asam, pengapuran, kandungan Al-
dd.
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Alumunium Dapat Ditukar

Nama : Puja Andelia

NPM : 1514121034

Jurusan : Agroteknologi

Fakultas : Pertanian

Kelompok : VI ( Enam )

Kordinator Laboratorium Asisten Dosen

Arif Wicaksono Maulana Rizky Tjindarbumi


NPM.1314121020 NPM.1414121143

Mengetahui,
Kordinator Asister DDIT

Dodi Maulana
NPM.1314121050
iii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ........................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan ..................................................................................... 5

3.2 Cara Kerja ............................................................................................. 5

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan ................................................................................. 6

4.2 Pembahasan .......................................................................................... 6

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Pengamatan Alumunium Dapat Ditukar ....................................... 6


1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alumunium merupakan salah satu unsur hara penunjang yang dapat menyebabkan
keracunan tanah di sekitar perakaran tanaman sehingga dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.Alumunium menyebabkan
terganggunya pembelahan sel pada tudung akar literal dan menyebabkan
peningkatan rigiditas sel melalui pembentukan ikatan silang pectin pada dinding
sel, serta mereduksi replikasi DNA melalui peningkatan regiditas rantai
ganda.Dalam struktur liat Al dan Si merupakan unsur-unsur penyusunan lempung
pertama dan kandungannya dalam lempeng tetrahedrat liat 15% situs diduduki
pada alumunium.

Tanah melalui kapasitas tukar kation yang berbeda-beda. Tanah tersebut memiliki
kation-kation tersebut seperti Al3+, Na+ , dan sebagainya. Kation tersebut larut
dalam air. Di dalam tanah atau dijerap oleh koloid-koloid tanah. Kation yang
diserap oleh koloid tanah di ganti oleh kation lain yang terdapat dalam larutan
tanah. Hal tersebut dinamakan pertukaran kation. Selain itu, alumunium dapat
ditukar kebutuhan tanah akan pupuk juga berbeda-beda.

Tanah-tanah vertik mempunyai sifat irreversible terhadap pengeringan.Keracunan


alumunium secara langsung dapat merusak akar tanaman, menghambat
pertumbuhan tanaman dan dapat menghalangi pengambilan serta translokasi
kalsium maupun fosfor.Dengan persentase alumunium yang dapat ditukar dapat
menunjukan bahwa tingkat keasaman suatu tanah.Semakin masam tanah tersebut
berarti ketersediaan hara dalam tanam menurun.
2

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai beikut :


1. Mengetahui cara menghitung kandungan alumunium pada sampai tanah.
2. Mengetahui fungsi alumunium dalam tanah.
3. Mengetahui pengertian alumunium dapat ditukar.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Alumunium merupakan unsur hara penunjang yang tidak dibutuhkan oleh


tanaman, sebab unsur ini dapat bersifat toksik. Alumunium memiliki karakter
penyediaan dan penyerapan mirip dengan unsur hara mikro yaitu tanpa zona
serapan mewah sehingga dalam kadar sedikit berlebihan sudah menjadi racun.
Sedangkan apabila Al tidak tersedia dengan cukup ditanah, akan mengalami
hambatan dalam perkembangannya, diamana pertumbuhan bunga dan buat
tanaman akan terlihat tidak optimal ( Hardjowigeno, 2010 ).

Peningkatan tekanan P-alam akan menurunkan kandungan Aldd tanah, terutama


jika dikombinasikan dengan kapur, baik klasit maupun dolomit. Efek peningkatan
kandungan P tersedia tanah pada setiap level pengapuran. Meningkatkan Aldd di
dalam tanah sedangkan nilai Aldd akan meningkatkan kandungan P-tersedia
tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau dengan kadar liat tinggi
mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan
organik rendah atau tanah berpasir (Hardjowigeno, 2010).

Keracunan alumunium menghambat perpanjangan dan pertumbuhan akar primer


serta menghalangi pembentukan akar lateral dan bulu akar. Apabila pertumbuhan
akar terganggu, serapan hara dan pembentukan senyawa organik tersebut akan
terganggu. Sistem perakaran yang terganggu akan mengakibatkan tidak efisiennya
akar menyerap unsur hara (Madjid, 2010).

Kelarutan alumunium dalam tanah berkaitab eratdengan PH tanah.Kelarutan


alumunium dalam elarutan encer terjadi pada pH 6-7. Pada larutan tanah,
kelarutan alumunium maksimum terjadi pada pH 4,06 dan minium pada pH
7,23.Apabila pH tanah dinaikan melalui pengapuran ion hidroksil akan bereaksi
4

dan mengendapkan Al yang larut. Kation alumunium menempati tanah mineral


yang memiliki pH < 5,0 yang sebagaian besar situs koloidnya bermuatan negative
(Poerwowidodo,2012).

Tanah yang masam mencirikan banyaknya jumlah Al yang terkandun didalam


tanah sehingga untuk menetralkan PH endah pada tanah ini dapat dilakukan
dengan pengapuran dan penggunaan pupuk organic atau dengan pengembalian
sisa tanaman ke dalam tanah. Pada PH tanah 4,0 - 4,5 yang berperan dalam
kemasaman suatu tanah adalah Al3+ yang dapat dipertukarkan. Secara umum PH
optimal tanah minimal adalah sekitar 6,0 sedangkan PH tanah organic sekitar 55
( Wahjudin, 2007 ).

Bila kejenuhan alumunium > 60% tanah tersebut sering dikatakan tidak layak
untuk tanah pertanian sebelum di reklamasi atau amemrosasi terlebih dahulu oleh
karena itu kajanuhan aluunium dipengaruhi oleh KTK dan juga dipengaruhi oleh
tekstur, maka semakin besar/ kasar tekstur tingkat kebahayaan alumunium
semakin tinggi. Keracunan alumunium menyebabkan menghalangi pertumbuhan
akar primer serta menghalangi pembentukan system lateral dan bulu akar. Apabila
akar terganggu maka system perakaran yang terganggu akan menyebabkan tidak
efesiensinya akar dalam menyerap unsur hara dan air ( Soepardi,2010 ).

Penetapan Alldd dapat dilakukan melalui uji tanah.Tanah yang mengandung ion-
ion (-) sehingga kation yang dapat dipertukarkan hanyalah kation yang menempel
pada tanah diantaranya Ca+, Mg, K, Ha, dll. Penepatan Al dd juga dapat dilakukan
dengan menggunakan llarutan NaOH 0,1 N , HCl 0,1 N dan 10 ml HaF. Tanah
yang mengandung mineral liat mempunyai prospek yang cukup besar untuk
diolah menjadi lahan partanian tanaman pengan jika dibarengi dengan
pengelolahan tanaman dan tanah yang tepat tanah yang mengandun mineral liat
umumnya terdapat pada order lain bersubgrup vertik. Tanah-tanah vertik
mempunyai sifat iriversible terhadap pengeringan ( Nursyamsi , 2008 ).
4

III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang dugunakan pada praktikum ini adalah timbangan,


Erlenmeyer 125 ml, mesin pengocok, dan buret.

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah contoh tanah,
larutan KCl IN, indicator, fenoittalein, NaOH 0,1 N, HCl 0,1 N, dan NaF 4%.

3.2 Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum ini sebagai berikut :

1. Ditimbang 5 gram contoh tanah, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer


125 ml.
2. Ditambahkan 50 ml larutan KCl IN kedalamnya, selanjutnya dikocok dengan
mesin pengocol selama 30 menit.
3. Disaring dan ditampung hasil saringannya.
4. Dipipet 25 ml hasil saringan dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 125 ml.
5. Ditambahkan 5 tetes indicator conolptelein.
6. Dititrasi dengan NaOh 0,1 N hingga timbul warna merah muda permanen.
7. Ditambahkan kurang lebih satu tetes HCl 0,1 N hingga warna merah muda
lenyap lagi.
8. Dititrasi dengan HCL 0,1 N hingga warna merah muda tidak hilang kebali.
Jumlah asam yang dipakai akan setara dengan jumlah Al yang dipertukarkan.
5

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan dalam percobaan praktikum ini adalah sebagai berikut :

No Tanah Al-dd Keasaman Total Kemasaman Dapat


Ditukar
1 A 0,4 0,5 0,1
2 B 0,2 0,8 0,6

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini digunakan 2 sampel tanah yaitu tanah A dan tanah B. pada
hasil pengamatan didapat sampel tanah A dengan hasil volume titrasi NaOH yaitu
0,5 mldan volume titrasi HCl 0,4 ml. sedangkan pada sampel tanah B didapatkan
hasil volume titrasi NaOh 0,8 ml dan HCl 0,2 ml serta diperoleh hasil me Al/100
g pada sampel tanah A sebesar 0,1 dan pada me Al/100g tanh Bsekitar oib.
Sehingga Al-dd yang baik untuk tanaman yaitu tanah A yang hasil me Al/100g
nya lebih sedikit. Karena semakin tinggi kandungan Al dalam tanah akan erugikan
bagi tanah dan tanaman.

Alumunium adalah suatu mineral yang berasla dari magma asam yang mengalami
proses pelapukan dan pengendapan secara residual. Alumunium merupakan suatu
bahan reaktif, dan tidak terjadi secara alami. Alumunium berwarna putih-putih
dan unsur metal yang paling berlimpah di dalam kerak bumi. Alumunium
memiliki peran yang sangat penting bagi tanaman yaitu sebagai penyebab
6

keasaman tanah sehingga mengurangi pertumbuhan tanaman pada tanah masam


dan sebagai penumpang ion H+ pada laritan tanah.

Gejala yang ditimbulkan karena kekurangan alumunium mengakibatkan kelainan


pada tanaman tersebut karena tumuh didaerah tanah yang masam sehingga dapat
menimbulkan penurunan hasil tanaman. Ciri-ciri tanah yang kelebihan alumunium
adalah meningkatkan keracunan Al yang terjadi pada ujung akar, penurunan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman, menghambat pertubuhan akar primer,
mempengaruhi dalam menghalangi pertumbuhan akar lateral dan bulu akar.

Kelebihan dan kekurangan alumunim adalah sebagai berikut :


1. Kelebihannya sebagai berikut :
a. Tanah keropos dan tidak akan dimakan rayap
b. Tampilan kusen alumunium dapat diikat.
c. Penghantar listrik dan panas yang baik walaupun tidak sebaik tembaga.
d. Mempunyai warna yang stabil seolah olah tidak berkarat.
e. Permukaan tidak perlu dicat karena sudah cukup bagus dan menarik.
f. Dapat menggantikan fungsi besi.
g. Tidak bereaksi dengan asam atau bahaya yang lain terdapat dalam bahan
makanan
2. Kekurangannya sebagai berikut:
a. Tidak dapat di bilas.
b. Tidak dapat di solder..

Sumber-sumber kemasaman bagi tanah yaitu sebagai berikut :

1. Hujan asam karena adanya CO2, SO2, SO3 diudara terlarut dalam air dan
bereaksi menjadi asam karborat, asam sulfat, dan asam sulfit.
2. Sumber-sumber gas-gas tersebut bisa karena letusan gunung api.
3. Proses pembusukan bagan organic dalam tanah, karena dalam tanah terjadi
dekomposisi bahan organic oleh bakteri dan menghasilkan asam.
4. Penggunaan pupuk ZA ( Zioaqa Velzuur Amonira )
5. Jenis batuan yang memang bersifat asam.
7

V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan pada praktikum ini adalah


1. Kadar Aldd yang terkandung dalam tanah A adalah 0,4 me/100g, sedangkan
pada tanah B adalah 0,2 me/100g.
2. Kemasaman total yang terkandung dalam tanah A adalah 0,5 dan pada tanah B
adalah 0,8.
3. Kemasaman yang dapat dipertukarkan pada tanah A adalah 0,1 dan pada tanah
B adalah 0,6.
4. Alumunium dapat ditukar adalah kadar alumunium dalam tanah.
5. Volume titrasi NaOH pada sampel tanah A sebesar 5 ml dan pada tanah B
sebesar 3 ml.
8

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, 2010. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Raja Gratindo Persada. Jakarta.

Hardjowrgeno, 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Madjid. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University. Yogyakarta.

Nursyamsi, 2008.Ilmu Tanah dan Pupuk. Akademika Penyuluh Pertanian.


Yogyakarta.

Poerwowidodo,2012.Tanah dan Lingkungan. Direktur Jendal Pendidikan Tinggi


Departemen. Jakarta.

Soepardi, 2010 .Pengantar Ilmu Tanah. Angkasa Bandung. Bandung.

Wanjudin,2007 .ILmu Kesuburan Tanah. Kaniskus. Jakarta.


9

LAMPIRAN
10

PERHITUNGAN

Diketahui :Tanah A : ml HCl : 0,4 ml


ml NaOH : 0,5 ml

Tanah B : ml HCl : 0,2 ml


ml NaOH : 0,8 ml
HCl : 0,1 N
NaOH : 0,5 N

Berat Tanah :5g

Ditanaya : Al-dd ( me/100g ) Tanah A dan B ?


Jawab :

Tanah A
50
Al-dd ( me/100g) = ( HCl x ml HCl ) x
5
50
= ( 0,1 x 0,4 )x
5
= 0,04 x 10

= 0,4
50
Kemasaman Total = ( NaOH x ml NaOH ) x
5
50
= ( 0,1 x 0,5 ) x
5
= 0,05 x 10

= 0,5
11

Kemasaman dd = Kemasaman Total (Al dd)

= 0,5 0,4

= 0,1

Tanah B

50
Al-dd ( me/100g) = ( HCl x ml HCl ) x
5
50
= ( 0,1 x 0,2)x
5
= 0,02 x 10

= 0,2

50
Kemasaman Total = ( NaOH x ml NaOH ) x
5
50
= ( 0,1 x 0,8 ) x
5
= 0,08 x 10

= 0,8

Kemasaman dd = Kemasaman Total (Al dd)

= 0,8 0,2

= 0,6

Anda mungkin juga menyukai