Anda di halaman 1dari 4

NABI SULAIMAN

Raja segala makhluk


Allah SWT mengangkatnya sebagai nabi dan rasul. Setelah Sulaiman cukup umur dan
ayahandanya wafat, Sulaiman diangkat menjadi raja di kerajaan Israil. Ia berkuasa tak
hanya atas manusia, namun juga atas binatang dan makhluk halus seperti jin dan lain-
lain. Baginda dapat memahami bahasa semua binatang
Istana Nabi Sulaiman sangat indah. Dibangun dengan gotong royong manusia,
binatang, dan jin. Dindingnya terbuat dari batu pualam, tiang dan pintunya
dari emas dan tembaga, atapnya dari perak, hiasan dan ukirannya
dari mutiara dan intan, berlian, pasir di taman ditaburi mutiara, dan sebagainya.
Interaksi Sulaiman dengan jin, binatang dan lainnya
Nabi Sulaiman dianugerahkan Allah kebijaksanaan sejak remaja. Ia juga memiliki
berbagai keistimewaan, termasuk mampu berbicara dan memahami bahasa hewan
sehingga semua makhluk itu mengikuti kehendaknya.
Allah berfirman: Dan sesungguhnya Kami telah memberikan ilmu kepada Daud dan
Sulaiman dan keduanya mengucapkan; segala puji bagi Allah yang melebihkan kami
dan banyak hambanya yang beriman. Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia
berkata; Wahai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami
diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar satu anugerah yang
nyata.
Ia juga dapat menundukkan jin dan angin, sehingga dapat disuruh melakukan apa saja,
termasuk mendapatkan tembaga cair yang selalu keluar dari perut bumi untuk dijadikan
perkakasan, bangunan istana, benteng, piring-piring besar dan tungku-tungku.
Firman Allah bermaksud: Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman yang
perjalanannya pada waktu petang, sama dengan perjalanan sebulan dan Kami alirkan
cairan tembaga baginya. Dan sebahagian daripada jin ada yang bekerja di hadapannya
(di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang antara
mereka daripada perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya
menyala-nyala.
Kebijaksanaan Sulaiman
Kebijaksanaan Sulaiman dapat dilihat melalui berbagai peristiwa yang dilaluinya.
Misalnya, beliau coba mengetengahkan ide kepada bapaknya, Nabi Daud a.s bagi
menyelesaikan perselisihan antara dua pihak, yaitu antara pemilik kebun dan pemilik
kambing.
Walaupun ketika itu usianya masih muda, pendapatnya bernas. Mulanya Nabi Daud
memutuskan pemilik kambing supaya menyerahkan ternaknya kepada pemilik kebun
sebagai ganti rugi disebabkan ternaknya memasuki dan merusakkan kebun itu.
Sulaiman yang mendengar keputusan bapaknya menyelanya: Wahai bapakku,
menurut pandanganku, keputusan itu sepatutnya berbunyi; kepada pemilik tanaman
yang telah musnah tanaman diserahkanlah kambingnya untuk dipelihara, diambil
hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya. Manakala tanamannya yang binasa itu
diserahkan kepada pemilik kambing untuk dijaga sehingga kembali kepada keadaan
asal. Kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dengan cara
demikian masing-masing pihak tidak ada yang mendapat keuntungan atau menderita
kerugian lebih daripada sepatutnya. Pendapat yang dikemukakan Sulaiman disetujui
kedua pihak. Malah khalayak ramai yang menyaksikan perbicaraan itu kagum dengan
kebolehan beliau menyelesaikan perselisihan terbabit.
Ratu Balqis tunduk kepada Sulaiman
Setelah membangunkan Baitul Muqaddis, Nabi Sulaiman menuju ke Yaman. Tiba di
sana, disuruhnya burung hud-hud (sejenis pelatuk) mencari sumber air. Tetapi burung
berkenaan tiada ketika dipanggil. Ketiadaan burung hud-hud menimbulkan kemarahan
Sulaiman. Selepas itu burung hud-hud datang kepada Nabi Sulaiman dan berkata: "Aku
telah terbang untuk mengintip dan terjumpa suatu yang sangat penting untuk diketahui
oleh tuan..."
Firman Allah, bermaksud: "Maka tidak lama kemudian datanglah hud-hud, lalu ia
berkata; aku telah mengetahui sesuatu, yang kamu belum mengetahuinya dan aku
bawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.
"Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia
dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati
dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah..."
Mendengar berita itu, Nabi Sulaiman mengutuskan surat mengandungi nasihat supaya
menyembah Allah kepada Ratu Balqis. Surat itu dibawa burung hud-hud dan diterima
sendiri Ratu Balqis. Selepas dibaca surat itu, Ratu Balqis menghantarkan utusan
bersama hadiah kepada Sulaiman. Dalam al-Quran diceritakan: "Tatkala utusan itu
sampai kepada Nabi Sulaiman, seraya berkata; apakah patut kamu menolong aku
dengan harta?
"Sesungguhnya apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang
diberikannya kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.
"Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala
tentara yang mereka tidak mampu melawannya dan pasti kami akan mengusir mereka
dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi tawanan yang tidak
berharga."
Utusan itu kembali ke negeri Saba dan menceritakan pengalaman yang dialami di
Yaman kepada Ratu Balqis, sehingga dia berhajat untuk berjumpa sendiri dengan
Sulaiman. Keinginan Ratu Balqis untuk datang itu diketahui Nabi Sulaiman terlebih
dulu. Beliau segera memerintahkan seluruh tentaranya yang terdiri dari manusia,
hewan dan jin untuk membuat persiapan bagi menyambut kedatangan Ratu Balqis.
Nabi Sulaiman kemudian menitahkan untuk memindahkan singasana Ratu Balqis ke
istana beliau.
Surah An-Naml
38. Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian
yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku
sebagai orang-orang yang berserah diri."
39. Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan
membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu;
sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya."
40. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab "Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku
untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan
barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan)
dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya
lagi Maha Mulia."
41. Dia berkata: "Robahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia
mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)."
Manakala Ratu Balqis tiba, ia ditanya oleh Sulaiman: "Seperti inikah singgahsanamu?"
Dengan terperanjat, Ratu Balqis menjawab: "Seakan-akan singgasana ini
singgasanaku" Kemudian Ratu Balqis dipersilakan masuk ke istana Nabi Sulaiman.
Namun, ketika berjalan di istana itu, sekali lagi Ratu Balqis terpedaya, karena
menyangka lantai istana Sulaiman terbuat dari air, sehingga ia menyingkap kainnya.
Firman Allah yang bermaksud: Dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam istana. Maka
tatkala dia (Ratu Balqis) melihat lantai istana itu, dikiranya air yang besar dan
disingkapkannya kedua betisnya.
Berkatalah Sulaiman; "sesungguhnya ia istana licin yang diperbuat daripada kaca".
Berkatalah Balqis; "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku
dan aku berserah diri bersama Sulaiman dan kepada Allah, Tuhan semesta alam."
Peristiwa itu menyebabkan Ratu Balqis berasa sangat aib dan menyadari
kelemahannya, sehingga dia memohon ampun atas kesilapannya selama ini dan
akhirnya dia diperisterikan oleh Nabi Sulaiman.
Wafatnya Sulaiman
Kisah Sulaiman dan tentaranya yang terdiri daripada manusia, hewan dan jin dalam
menjalankan dakwah Allah terhadap Ratu Balqis. Kematian beliau berlainan dengan
manusia biasa. Nabi Sulaiman wafat dalam keadaan duduk di kursi, dengan memegang
tongkat sambil mengawasi dan memperhatikan jin yang bekerja.
Firman Allah: "Tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang
menunjukkan kepada mereka setelah kematiannya itu melainkan rayap yang memakan
tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, nyatalah bagi jin itu bahawa sekiranya
mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam seksa yang
menghinakan."

Anda mungkin juga menyukai