Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Disusunoleh :
Rindang Juniarti
NIM: 201615048
Disusun oleh:
Rindang Juniarti
NIM: 201615048
ARI GUMANTYO,S.Kp
(.......................................................)
Pembimbing Akademik
Teti Rachmawati,S.Kp,M.Kep
(.........................................................)
A. Topik :
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu menyelesaikan masalah perilaku kekerasan secara konstruktif
2. Tujuan Khusus
1. Klien dapat melakukan perilaku dua kegiatah ibadah untuk mencegah kekerasan
3. Kriteria Evaluasi
4. 70% klien dapat melakukan perilaku dua ibadah untuk mencegah kekerasan
C. Landasan Teori
Terapi Aktivitas Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan memiliki norma yang sama. Tujuan kelompok
adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku
yang detruktif dan maladaktif. Kekuatan kelompok ada pada kontribusi dari tiap anggota
dan pemimpin dalam mencapai tujuannya. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi
pengalaman dan saling membantu satu sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan
masalah.
Terapi aktifitas kelompok merupakan terapi manual, rekreasi, dan tekhnik kretif yang
sering dipakai sebagai terapi tambahan untuk memfasilitasi pengalaman seseorang serta
meningkatkan respon sosial serta harga diri. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
yaitu klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah
dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan tiap sesi. Sesi yang akan
dilakukan yaitu sesi keempat Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual. Dengan proses ini,
diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Pravelensi penderita Skizofrenia di Indonesia adalah 0,3 1 persen dan biasanya timbul
pada usia sekitar 18-45 tahun namun ada juga yang baru berusia 11-12 tahun sudah
menderita Skizofrenia. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa maka
diperkirakan sekitar 2 juta jiwa menderita Skizofrenia, dimana sekitar 99% pasien di RS
jiwa di Indonesia adalah penderita Skizofrenia. Gejala-gejala Skizofrenia mengalami
penurunan fungsi / ketidakmampuan dalam menjalani hidupnya, sangat terlambat
produktifitasnya dan nyaris terputus relasinya dengan orang lain. Di RS DR Marzoeki
Mahdi Bogor ruang Dewi Amba terdapat peningkatan jumlah klien dengan resiko
perilaku kekerasan dari bulan januari sampai dengan maret yaitu dari 18,64 % di bulan
januari menjadi 19,92 % di bulan maret.
Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz,1993)
Sedangkan kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya
ancaman (maramis,1998). Respon terhadap marah dapat dilakukan dalam tiga cara
yaitu :mengungkapkan secara verbal, menekan, dan menantang. Dari ketiga cara ini cara
yang pertama adalah konstruktif sedang dua cara yang lain adalah destruktif dengan
melarikan diri atau menantang akan menimbulkan rasa bermusuhan, dan bila cara ini di
pakai terus menerus maka kemarhan akan di ekspresikan pada diri sendiri dan lingkungan
dan tampak sebagai depresi dan psikomatik atau agresif atau mengamuk.
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan yaitu menyerang atau menghindar
(flight or flight) pada keadaan ini respon fisiologi timbul karena kegiatan system saraf
otonom bereaksi terhadap sekresi epinephrinyang menyebabkan tekanan darah
meningkat, takikardi, wajah merah, pupil meleba, sekresi HCL meningkat, konstipasi,
kewaspadaan meningkat serta disertai ketegangan otot. Seperti rahang terkatup, tangan
dikepal, tubuh menjadi kaku dan di sertai reflek yang cepat.
D. Klien
1. Karakteristik klien
d) Klien yang sudah melewati TAK sesi pertama : mengenal perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan, TAK sesi kedua : mencegah perilaku kekerasan fisik, TAK sesi ketiga :
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan sosial
2. Proses seleksi
Sebelum melakukan TAK, kelompok akan melakukan pengkajian terhadap semua pasien
diruangan Dewi Amba. Setelah mendapatkan hasil pengkajian, kelompok akan memilih
pasien dengan masalah perilaku kekerasan. Pasien yang terpilih adalah sebanyak 5 orang
dengan kriteria antara lain :
9. Klien yang telah melewati TAK sesi pertama; mengenal perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan. TAK sesi kedua; mencegah perilaku kekerasan fisik, dan TAK
sesi ketiga; Kemampuan mencegah perilaku kekerasan sosial
11. Tn.A
12. Tn.M
13. Tn.B
14. Tn.S
15. Tn.E
16. Ny.I
17. Ny.B
18. Tn.D
19. Ny.D
20. Ny.J
E. Pengorganisasian
1. Waktu :
2. Tim Terapis :
17 Memberikan contoh posisi duduk tegak, tatapan mata dan cara berkomunikasi
yang baik kepada klien
21 Mencatat perilaku verbal / non verbal klien selama berlangsung kegiatan dan
dilaporkan kepada leader.
3. Setting Tempat
Keterangan :
: Leader
: Co-leader + Observer
: Fasilitator
: Klien
F. Metode
1. Dinamika kelompok
H. Proses Pelaksanaan
22. Persiapan
25. Memberikan kesempatan klien untuk memenuhi kebutuhan dasarnya BAB, BAK,
minum.
2. Orientasi
Selamat pagi Semuannya Saya Suster Rindang yang akan memimpin jalannya TAK
pada pagi ini. Saya ditemani oleh perawat-perawat yang lain, ada Suster Eva, Tanti,
Wahyuni, Edwin, Midra, Vini, Arfy, serta Nina yang akan membantu dalam kegiatan
TAK ini.
b) Evaluasi/ Validasi
Apakah bapak bapak yang ada disini masih ada yang mempunyai rasa kesal atau jengkel
yang masih terpendam, serta ada yang masih sering mengamuk?
Bagaimana bapak bapak sekalian kemarin kita sudah melakukan TAK tentang mencegah
perilaku kekerasan social, dan telah di ajarkan bagaimana mengungkapkan kekesalan
dengan cara yang sopan, meminta tanpa paksa dan bagaimana menolak dengan
baik.gimana bapak-bapak apakah sudah dilakukan?
c) Kontrak
Sesuai dengan kesepakatan kemarin bahwa hari ini, kita akan melakukan kegiatan terapi
aktivitas kelompok tentang mencengah perilaku kekerasan spiritual tujuanya yaitu
kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan. Dan waktunya 30 menit yang akan
kita lakukan sekarang dan di tempat ini.
2. Tahap Kerja
Baiklah untuk mengefektifkan waktu kita mulai saja kegiatan kita sekarang. Pada TAK
kali ini kita mempunyai tata tertib, antara lain; setiap peserta harus mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir, peserta harus mendengarkan aba-aba dari perawat, jika ada
peserta yang ingin ke kamar mandi harus meminta ijin kepada perawat, dan selama
kegiatan berlangsung jika peserta ada yang ingin bertanya silahkan mengacungkan
tangan.
Saya suster Rindang akan menjelaskan peraturan dalam terapi aktifitas kelompok. Sesi
keempat ini , Suster Niken akan bertanya pada bapak-bapak yang ada disini Bapak
sebutkan agama yang bapak anut masing masing ? dimulai dari kanan sebutkan ya pak?
Nah..sekarang bapak bapak sekalian sebutkan kegiatan ibadah apa saja yang biasa bapak
lakukan setiap hari? (perawat menuliskan di white board)
Sekarang bapak tuliskan kegiatan ibadah yang bapak lakukan masing masing dan
tuliskan di white board?
Sekarang bapak memilih dari salah satu kegiatan ibadah yang bapak sebutkan?
Kemudian peragakan/ praktekan pada kami satu persatu.
baiklah sekarang kita mulai dari Tn. A dan Tn.S. Sekarang Tn.A dan Tn.M peragakan
pada kami kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan? Sekarang giliran Tn.E dan Tn.B.
Sekarang Tn.A dan Tn.S peragakan pada kami kegiatan ibadah apa yang biasa bapak
lakukan? (berikan pujian atau tepuk tangan setelah setiap klien berhasil dan mampu
melakukan demonstrasi tersebut , demonstrasi dilakukan sampai semua klien mencoba
tindakan tersebut).
Terminasi
Bagaimana perasaan bapak bapak bapak setelah mengikuti kegiatan TAK hari ini?
Apakah merasa senang, lebih tenang, sedih, bosan, atau yang lain? Mungkin ada yang
ingin mengungkapkan pendapatnya?
Evaluasi Objektif
Tadi kita sudah belajar bagaimana cara mencegah perilaku kekerasan spiritual, bisa
bapak sebutkan kembali jumlah cara kegiatan ibadah apa saja yang bisa di lakukan setiap
hari sesuai dengan agama masing masing ?(berikan pujian atau tepuk tangan setelah
setiap klien berhasil dan mampu menjawab pertanyaan dengan benar).
Setelah mengikuti kegiatan ini bapak bapak sekalian bila ada perasaan ingin marah atau
rasa kesal maka bapak bias melakukan kegiatan ibadah yang bias dilakukan untuk
mencegah perilaku kekerasan. Dan bapak sebaiknya melakukan kegiatan ibadah ini
secara teratur tidak hanya pada saat marah atau kesal saja.. setelah itu masukan kedalam
jadwal kegiatan harian bapak masing-masing.
Baiklah Bapak, hari selasa nanti kita akan melakukan kegiatan TAK lagi dengan topic
yang berbeda yaitu bapak belajar mengenai mencegah perilaku kekerasan dengan patuh
mengkonsumsi obat.. Kegiatannya akan kita mulai pada pukul 09.00 WIB di ruangan ini
lagi selama kurang lebih 30 menit. Baiklah karena waktunya sudah habis, sekarang kita
tutup kegiatan ini dan Bapak bapak bisa melanjutkan kegiatan yang
lain.Wassalamualaikum wr.wb dan selamat pagi semuanya.
I. Format Evaluasi
Mempraktikkan Mempraktikkan
No Nama kegiatan ibadah kegiatan ibadah kedua
pertama
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Petunjuk :
1. Tulis nama pangilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekan dua kegiatan
ibadah pada saat TAK. Beri tanda jika klien mampu dan tanda X jika kilen tidak
mampu.