Anda di halaman 1dari 9

BAB 4

DESKRIPSI SISTEM

4.1 Sumber Arus Las SMAW

Gambar 4.1 Mesin Las SMAW (Diambil Pada18 juli 2016)

Ada tiga macam sumber arus las dan menghasilkan dua macam arus las
seperti dapat dijelaskan dibawah ini :
1. Transformator Las menghasilkan arus bolak - balik
2. Penyearah Las menghasilkan arus searah
3. Generator Las menghasilkan arus searah
Sumber arus las secara umum harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Tegangan las rendah ( 15 sampai dengan 100 volt)
2. Arus las tinggi ( 15 sampai dengan 400 ampere)
3. Arus las dapat distel
4. Jaminan keamanan terhadap hubungan pendek lingkaran arus las
5. Kerugian arus las selama pengelasan, sekecil mungkin

39
40

4.1.1 Prinsip Kerja Mesin Las SMAW


Pada saat belum terjadinya busur las disebut sirkuit terbuka ( open
circuit voltage /OCV) mesin las akan menghasilkan tegangan sebesar 45 80 volt,
sedangkan pada saat terjadinya busur las, disebut sirkuit tertutup ( close circuit
voltage /CCV) tegangan akan turun menjadi 20 35 volt.
Memperbesar busur las adalah dengan cara memperbesar/mempertinggi
amper yang dapat diatur pada mesin las. Saat busur las terbentuk, temperature
pada tempat terjadinya busur las tersebut akan naik menjadi sekitar 6000 C, yaitu
pada ujung elektroda dan pada titik pengelasan. Bahan mencair membentuk
kawah las yang kecil dan ujung elektroda mencair membentuk butir-butir cairan
logam yang kemudian melebur bersama-sama kedalam kawah las pada benda
kerja. Dalam waktu yang sama salutan (flux) juga mencair, memberikan gas
pelindung di sekeliling busur dan membentuk terak yang melindungi cairan
logam. Kecepatan mencair dari elektroda ditentukan oleh jumlah arus listrik yang
dipakai.
Mesin las terdiri dari mesin las AC dan mesin las DC, dimana kedua mesin
las ini dapat menghasilkan dan menyediakan tegangan dan arus listrik yang cukup
untuk terjadinya proses pengelasan. Kedua jenis mesin las tersebut mempunyai
karakteristik yang berbeda, sehingga dalam penggunaannya harus benar-benar
diperhatikan agar sesuai dengan bahan yang dilas ataupun teknik-teknik
pengelasannya.
Mesin Las Arus Bolak-balik ( AC )
Mesin las arus bolak-balik sebenarnya adalah transformator penurun
tegangan. Transformator (trafo mesin las) adalah alat yang dapat merubah
tegangan yang keluar dari mesin las. Tegangan yang diperlukan oleh mesin las
bermacam-macam biasanya 110 V, 220 V, 380 V atau 420 V. Pengaturan arus
pada pengelasan dapat dilakukan dengan cara memutar tuas, menarik, atau
menekan, tergantung pada konstruksinya, sehingga kedudukan inti medan magnet
bergeser naik-turun pada transformator. Pada mesin las arus bolak-balik, kabel
masa dan kabel elektroda dipertukarkan tidak mempengaruhi perubahan panas
yang timbul pada busur nyala.

Universitas Sriwijaya
41

Mesin Las Arus Searah ( DC )


Mesin las arus searah mendapatkan sumber tenaga listrik dari trafolas
(AC) yang kemudian diubah menjadi arus searah atau dari generator arus searah
yang digerakkan oleh motor bensin atau motor diesel sehingga cocok untuk
pekerjaan lapangan atau untuk bengkel-bengkel kecil yang tidak mempunyai
jaringan listrik.
Pemasangan kabel-kabel las (pengkutuban) pada mesin las arus searah
dapat diatur /dibolak-balik sesuai dengan keperluan pengelasan, ialah dengan
cara:
1. Pengkutuban langsung (Direct Current Straight Polarity / DCSP/DCEN)
2. Pengkutuban terbalik (Direct Current Reverse Polarity / DCRP/DCEP)
Pengkutuban langsung (DCSP/DCEN) :
Dengan pengkutuban langsung berarti kutub positif (+) mesin las
dihubungkan dengan benda kerja dan kutub negatif (-) dihubungkan dengan kabel
elektroda. Dengan hubungan seperti ini panas pengelasan yang terjadi 1/3 bagian
panas memanaskan elektroda sedangkan 2/3 bagian memanaskan benda kerja.
Pengkutuban terbalik (DCRP/ DCEP) :
Pada pengkutuban terbalik, kutub negatif (-) mesin las dihubungkan
dengan benda kerja ,dan kutub positif (+) dihubungkan dengan elektroda. Pada
hubungan semacam ini panas pengelasan yang terjadi 1/3 bagian panas
memanaskan benda kerja dan 2/3 bagian memanaskan elektroda.

Tabel 4.1 Diameter dan Arus Pengelasan Berdasarkan Standar Acuan AWS Kapasitasnya
(Sukaini, 2013)

Diameter Elektroda Besar Arus


1,5 mm 20-40 Ampere
2,0 mm 30-60 Ampere
2,5 mm 40-80 Ampere
3,2 mm 70-120 Ampere
4,0 mm 120-170 Ampere

Universitas Sriwijaya
42

4.2 Mesin Las GTAW

Gambar4.2 Mesin Las GTAW (Diambil Pada 18 Juli 2016)

Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah dengan menggunakan


penyearah arus (diode) Label spesifikasi pada mesin las menginformasikan
mengenai macam-macam sumber arus las, metode las, kapasitas, siklus kerja (duty
cycle), kebutuhan masukan listrik, dsb. Program arus pengelasan memungkinkan
adanya pemberian panas awal selama proses pengelasan. Pada permulaan alur,
arus las dinaikkan perlahan-lahan untuk menghindari panas yang berlebihan pada
elektroda tungsten. Pada akhir alur las, terjadinya kawah las yang cekung, keropos
dan retak dapat dihindari dengan menurunkan arus las pada akhir alur pengelasan.

4.2.1 Skema Pembakaran Gas


Pembakar las GTAW merupakan salah satu unit utama dalam menjalankan
proses pengelasan dan terdekat terhadap obyek pengelasan. Pembakar las GTAW

Universitas Sriwijaya
43

dapat dibagi dalam tiga bagian utama yaitu kepala pembakar, gagang, dan paket
selang (konektor).
Didalam kepala pembakar las terdiri dari rangkaian nozel gas, dudukan
kolet, elektroda tungsten, dan tutup kepala (back cup). Pada gagang pembakar
umumnya terpasang tombol penyalaan dan pemadaman busur las. Pada bagian
konektor terdapat ujung-ujung untuk penyambungan kabel ke elektroda tungsten,
saluran gas pelindung, dan dan saluran air (jika menggunakan pendinginan dengan
air).

Gambar 4.3 Pembakar Las GTAWKapasitasnya (Sukaini, 2013)

Keterangan gambar 3.1:


1. Nozel gas 6.Tombol pembakar
2. Elektroda tungsten 7. Saluran gas pelindung
3. Penjepit elektroda (kolet) 8. Saluran air masuk
4. Tutup kepala 9. Kabel arus las
5. Lorong gas pelindung 10. Saluran air balik.

Universitas Sriwijaya
44

Gambar 4.4 setang las GTAW (Diambil pada 18 Juli 2016)

Heat exchanger atau penukar panas, adalah suatu alat yang memungkinkan
perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai
pendingin. Biasanya media pemanas dipakai uap panas,atau gas dan air biasa
sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin
agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran
panas terjadi karena adanya kontak baik fluida yang memiliki dinding pemisah
keduanya, maupun keduanya bercampur langsung begitu saja. Penukar panas
sangat luas dipakai dalam industry seperti kilang minyak, pabrik kimia, industry
gas alam, refrigerasi, dan pembangkit listrik.

4.3 Klasifikasi Alat Penukar Kalor (Heat Exchanger)


Melihat banyaknya jenis heat exchanger, maka dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:

Universitas Sriwijaya
45

4.3.1 Klasifikasi berdasarkan proses perpindahan panas


A) Tipe Kontak Tidak Langsung
1. Tipe dari satu fase
2. Tipe dari banyak fase
3. Tipe yang ditimbun (Storage Type)
4. Tipe Fluidized bed
B) Tipe Kontak Langsung
1. Immiscible fluids
2. Gas Liquid
3. Liquid Favor

4.3.2 Klasifikasi berdasarkan jumlah fluida yang mengalir


A) Dua jenis fluida
B) Tiga jenis fluida
C) N- Jenis fluida (N lebih dari tiga)

4.3.3 Klasifikasi berdasarkan kompaknya permukaan


A) Tipe penukar kalor yang kompak
B) Tipe penukar kalor yang tidak kompak

4.3.4 Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan panas


A) Dengan cara konveksi, satu fase pada kedua sisi alirannya
B) Dengan cara konveksi pada satu sisi aliran dan pada sisi yang lainnya
terdapat cara konveksi 2 aliran
C) Dengan cara konveksi pada kedua sisi alirannya serta terdapat 2 pass
aliran masing masing
D) Kombinasi dengan cara konveksi dan radiasi

Universitas Sriwijaya
46

4.3.5 Klasifikasi Berdasarkan Konstruksi


A) Konstruksi tubular ( Shell and Tube)
Tube ganda (double tube)
Konstruksi Shell and Tube
1. Sekat plat (plate baffle)
2. Sekat batang (rod baffle)
3. Konstruksi tube spiral
B) Konstruksi tipe pelat
1. Tipe pelat
2. Tipe Spiral
3. Tipe lamella
4. Tipe pelat koil
C) Konstruksi dengan luas permukaan diperluas (extended Surface)
(Plate fin)
(Tube fin)
1. Heat pipe wall
2. Ordinary separating wall
D) Regenerative
1. Tipe rotary
2. Tipe drum
3. Tipe disk
4. Tipe matrik tetap

4.3.6 Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran


A) Aliran denga satu fase
1. Aliran berlawanan
2. Aliran melintang
3. Aliran yang dibagi
4. Aliran parallel
5. Aliran split

Universitas Sriwijaya
47

B) Aliran multifase
extended Surface
1. Aliran counter menyilang
2. Aliran parallel menyilang
3. Aliran compound
Shell and Tube
1. Aliran parallel yang berlawanan
2. Aliran split
3. Aliran dibagi (devided)
Multifase plat
1. N- Paralel plat multipass

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai