Anda di halaman 1dari 15

METODE ANALISIS

pH H2O (1:5)
Alat
- Alat penumbuk
- Ayakan 0,5 mm
- Timbangan
- Mesin pengocok
- pH meter
- Botol kocok
Bahan
- Air aquades
Metode
- Haluskan bahan dan ayak dengan ayakan 0,5 mm
- Timbang bahan 5 gr
- Masukan ke botol kocok
- Tambahkan aquades 25 ml
- Kocok selama 30 menit
- Ukur dengan pH meter

Kemampuan Memegang Air (Water Holding Capacity)


Alat
- Ayakan 2 mm
- Gelas piala 500 ml
- Pipa gelas
- Plastik
- Karet gelang
- Sprayer
Bahan
- Pasir kuarsa
- Media tanam/tanah
Metode
- Masukkan pasir kuarsa pada gelas piala 500 ml setinggi 2 cm
- Letakkan pipa gelas (pinjam di lab biotek) secara tegak lurus; kemudian masukkan
media tanam/tanah
- Basahi dengan menggunakan sprayer; diusahakan air jangan sampai menyentuh pasir
kuarsa
- Tutup dengan menggunakan plastik; diamkan selama 24 jam

Pipa gelas

- Setelah 24 jam ambil contoh media untuk diukur kadar airnya


- Kadar air diukur dengan menggunakan metode Gravimetrik; berikut langkah-
langkahnya:
a. Timbang cawan kosong

b. Timbang cawan+media

c. Masukkan ke dalam oven 105 oC; biarkan selama 24 jam


d. Setelah 24 jam, timbang kembali; kadar air didapatkan dengan rumus:

%KA= x 100%; dimana:

BKU= Bobot kering utuh; didapatkan dengan: (bobot cawan+media)
bobot cawan kosong
BKM= Bobot kering mutlak, didapatkan dengan: (bobot cawan+media
105oC) bobot cawan kosong
KA= kadar air (% b/b)

C-organik metode Pengabuan 700 oC


Alat
- Cawan
- Oven 105oC
- Oven 700oC
Bahan
- Media tanam
Metode
- Ukur kadar air bahan (langkah kerja sama dengan cara mengukur kadar air di atas)
- Masukkan ke dalam oven 700oC

- Timbang kembali
- Kadar C-org dapat diketahui dengan cara:
- Misal :

A= berat cawan
B= cawan+media
C= cawan+media (1050C)
D= cawan+media (7000C)

Maka:
Kadar air= [B-C/C-A]x100%
C-org= [C-D/C-A/1.724]
1.724 merupakan rumus baku dari 100/58, dimana 58% C-org mudah teroksidasi

C-org metode Walkley & Black


Berdasarkan jumlah bahan organik yang mudah teroksidasi
Prinsip: bahan organik yang mudah teroksidasi dalam tanah mereduksi Cr 2 O72+ yang
berlebihan. Reaksi ini berjalan dengan energi yang dihasilkan dari pencampuran dua bagian
H2SO4 pa (pekat) dengan satu bagian K2Cr2O7 N. Sisa Cr2O7 dapat diketahui dari hasil titrasi
dengan FeSO4 yang diketahui Normalitasnya. Feroin 0,025 M sebagai penunjuk titik akhir
merah anggur.

Alat bad bahan

Pipet

H2SO4 pa
Erlenmeyer
FeSO4 0,5 N

K2Cr2O7 1N
Cara kerja:
- Timbang media yang telah lolos saringan 0,5mm sebanyak 0,5 gram
- Dengan pipet tambahkan 10 ml K2Cr2O7 1N
- Tambahkan 20 ml H2 SO4 pa sambil digoyang
- Dibiarkan hingga dingin

- Encerkan sampai 250 ml dengan air bebas ion/aquades

- Tambahkan 6-7 tetes feroin 0,025 M


- Titrasi dengan FeSO4 0,5 N hingga larutan berwarna merah anggur; catat volume
FeSO4 yang terpakai.

Sebelum titrasi
Sesudah titrasi

Perhitungan:
(me K2Cr 2O7 me FeSO 4) x 0,003 x f
% C-org = x 100%

Keterangan:
f = 1,33> C yang teroksidasi 77% = 100/77 = 1,30
me = N x V
N = Normalitas
V = Volume
BKM = bobot kering mutlak 105 oC
0,003 = valensi Cr yang teroksidasi
= 3 x 0,001 (mg ke gram)
N-Total (%)
Analisis N terbagi menjadi beberapa tahap, diantaranya adalah: destruksi, destilasi,
dan titrasi; namun sebelumnya dilakukan penyiapan bahan seperti membuat larutan Asam
Borat 4% untuk penampung destilasi dan HCl 0,05 N untuk titrasi.
Pembuatan larutan Asam borat 4 %

Aquades

Asam borat
Gelas piala 1 L

- Timbang Asam borat sebanyak 4 gram

- Masukkan ke dalam gelas piala 1; lalu tambahkan aquades sampai 800 ml

- Panaskan di atas penangas sambil diaduk sampai larut


- Setelah larut dan dingin, masukkan ke dalam labu ukur 1 L, tera sampai 1 L
Pembuatan larutan HCl 0,05 N
- Larutan HCl 0,05 N dibuat dari HCl 12 N. Untuk membuat 1 liter (1000 ml) HCl 0,05
N maka HCl 12 N yang diperlukan didapat dengan rumus:
V1 M1 =V2 M2
V1 x12 = 1000x0,05
12 V1 = 50
V1 = 50/12
= 4,166
= 4,2 ml HCl 12 N

- Masukkan 4,2 ml HCl 12 N ke dalam labu ukur 1 L, tera sampai 1 liter

a. Destruksi

Labu destruksi

H2SO4 pa

Selenium mix

Bahan/Media

- Timbang bahan 0,5 g


- Masukkan ke dalam labu destruksi
- Tambahkan selenium mix satu canting kecil

- Tambahkan H2SO 4 pa sebanyak 5 ml

- Tambahkan parafin cair sebanyak 5 tetes


- Masukkan ke alat destruksi, destruksi dilakukan selam 1,5 jam
- Angkat dan dinginkan

b. Destilasi
- Pindahkan ekstrak hasil destruksi ke labu destilasi; namun jika destilasi dilakukan
keesokan harinya/tidak langsung pada hari itu maka ekstrak dipindahkan ke botol,
dengan menambahkan aquades sampai ekstrak di labu destruksi terpindahkan semua.
- Siapkan penampung destilat berupa asam borat 4% sebanyak 10ml ditambah indikator
conway 5 tetes pada erlenmeyer (berwarna merah)
- Ekstrak dipindahkan ke labu destilasi, tambahkan aquades sampai 1/3 labu; lalu
tambahkan NaOH 50% sebanyak 20 ml
- Pasang penampung destilat dan labu destilasi pada alat. Pada prosesnya penampung
destilat akan berubah menjadi warna hijau muda. Proses destilasi dihentikan jika
destilat yang tertampung mencapai 75 ml.
c. Titrasi
- Titrasi dengan menggunakan HCl 0,05 N (namun sebenarnya tidak tepat 0,05; untuk
memastikannya maka dilakukan standarisasi HCl, akan datang penjelasannya)
- Catat volume HCl awal, titrasi sampai larutan berubah warna dari hijau muda menjadi
merah muda. Catat volume akhir; volume HCl yang terpakai didapat dengan
mengurangkan volume akhir-volume awal.

Sebelum titrasi

Sesudah titrasi

- Nilai % N-total didapat dengan rimis:


14100
N-total (%) =

d. Standarisasi
Standarisasi dilakukan untuk memastikan nilai Normalitas HCl yang akan
digunakan dalam perhitungan, karena banyak kemungkinan misalkan HCl 12 N yang
diencerkan menjadi 0,05 N melekat pada gelas ukur dsb. Bahan-bahannya diantaranya
sebagai berikut:

Aquades
Larutan
aquades+borax+MM Indikator merah metil (MM)

Langkah kerja:
- Timbang 50 mg Borax (Na2B4O 7) dan masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
- Tambahkan indikator merah metil sebanyak 6-7 tetes
- Titrasi dengan HCl 0,05 N yang dibuat sampai warna berubah dari kuning menjadi
sindur. Catat volume awal dan akhir; hitung volume HCl yang terpakai.
Warna setelah titrasi
Perhitungan:
Borax
N HCl= ;

Bst Borax = 190,6

Kapasitas Tukar Kation


- Timbang bahan 5 gram, masukkan ke dalam labu sentrifuse, lalu tambahkan 20 ml
NH4OAc
- Kocok selama 1 jam
- Keesokan harinya, kocok kembali selama 1 jam, sentifuse.
- Tuangkan larutan ke dalam labu ukur 100 ml.
- Tambahkan kembali 20 ml NH4Oac pH 7, aduk lalu sentrifuse. Ulangi langkah kerja
ini sampai 5 kali sentrifuse, sehingga total NH 4OAc yang ditambahkan 100 ml
- Tera sampai 100 ml; ekstrak ini dapat digunakan untuk mengukur basa-basa untuk
tanah. K da Na diukur dengan menggunakan flame fotometer, sedangkan Ca dan Mg
dengan menggunakan AAS.
- Bahan kemudian diberi alkohol 20% sebanyak 20 ml. Kocok sebentar, sentrifuse.
Ulangi 6-7 kali sampai larutan tidak keruh lagi.
- Masukkan bahan padat ke labu destilasi, tambahkan aquades sampai 1/3 labu,
taambahkan NaOH 50% sebanyak 20 ml dan 5 tetes parafin cair.
- Sebangai penampung digunakan H2 SO4 0,1 N sebanyak 25 ml dan ditambahkan
indikator conway 5 tetes.
- Destilasi sampai destilat 150 ml
- Titrasi dengan HCl yang telah diketahui normalitasnya (HCl 0,1 N). Warna akan
berubah dari hijau menjadi merah.
- KTK dapat diketahui dengan rumus:

KTK (me/100g) = x 100

- Kejenuhan Basa (KB) dapat diketahui dengan rumus:
(K+Na +Ca +Mg )
KB = x 100%

Pengabuan Basah Kompos


- Timbang kompos 50 mg
- Masukkan ke dalam labu destruksi
- Tambahkan pengestrak pengabuan basah, yaitu menggunakan perklorat dan asam
nitrat dengan perbandingan 1:2
- Diamkan selama semalam
- Destruksi dilakuakn selama 1,5 jam. 1 jam pertama diagkat dan didinginkan lalu
ditambahkan HCl 6 N sebanyak 1 ml. Destruksi dilanjutkan selama 30 menit.
Dinginkan
- Ekstrak hasil destruksi dipindahkan ke labu ukur 50 ml. Bilas sedikit demi sedikit
sampai semua ekstrak dipindahkan
- Hasil yang telah diencerkan ini digunakan untuk pengukuran P, K, Na, Ca, Mg, Fe,
Zn, Cu

Pengukuran P
Kompos
Pewarna yang digunakan dalam pengukuran P kompos adalah vanado. Untuk
membuatnya dilakukan dengan langkah kerja:
- 1 gr amonium metavonadat dilarutkan menjadi 120 ml pada suhu 60-70oC ,
dinginkan.
- 20 gr amonium molibdat dilarutkan menjadi 200 ml pada suhu 60-70oC, dinginkan.
- Setelah kedua larutan dingin, campurkan. Kemudian ditambahkan 140 ml HNO 3, tera
sampai 1L
- 5 ml ekstrak kompos ditambah 10 ml vanado, tera sampai 50 ml
- Buatlah standar vanado, tambahkan 1, 2, 3, 4, dan 5 ml pada 20 ml vanado untuk
standar 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm. Tera sampai 100 ml.
- Ukur kadar P dengan menggunaka spectrophotometer pada panjang gelombang 600

Tanah
Pewarna dalam yang digunakan dalam pengukuran P adalah Bray.
- Buat larutan standar 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm dengan memipet 1, 2, 3, 4, dan 5 ml
larutan baku 100 ppm P
- Timbang 1,5 gram tanah lolos saringan 0,5 mm. Tambahkan 15 ml larutan Bray-I,
kocok selama 30 menit. Kemudian disaring.
- Ambil ekstrak sebanyak 5 ml, kemudian tambahkan 5 ml PB, kocok. Tambahkan 5
tetes PC, kocok. Ukur dengan menggunakan spectrophotometre.

Pengukuran K dan Na
Kompos
- Buat larutan standar 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm. Kemudian buatlah kurva standar yang
akan menghasilka persamaan y = ax + b
- Ekstrak hasil destruksi dalam 50 ml labu takar dapat langsung diukur dengan
menggunakan alat flamephotometer. Hasil pengukuran merupakan y.
- ppm K dan Na dalam larutan (x) dapat dihitung dengan memasukan ke dalam rumus
x = (y-b)/a
- Setelah x didapatkan maka dikalikan faktor pengenceran dengan rumus:
ppm K = x*(50/0,5)
- 50 merupakan faktor pengenceran ekstrak pada 50 ml labu takar.

Tanah
- Buat larutan standar 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm. Kemudian buatlah kurva standar yang
akan menghasilka persamaan y = ax + b
- Ekstrak tanah hasil penjenuhan dan pencucian NH4OAc pH 7 diukur dengan
menggunakan flamephotometre. Hasil pengukuran merupakan y
- ppm K dan Na dalam larutan (x) dapat dihitung dengan memasukan ke dalam rumus
x = (y-b)/a
- setelah x didapatkan maka dikalikan faktor pengenceran dengan rumus:
50
x*( );
0,5

keterangan:
50 merupakan faktor pengenceran karena ekstrak hasil destruksi diencerkan ke
dalam labu takar 50 ml
0,5 gram merupakan berat kompos yang ditimbang (500 mg)
Untuk merubahnya ke dalam bentuk %, maka masukkan ke dalam rumus:
100 100 50
5
1 1000
K (me/100 gr) = K dlm larutan (ppm)x 39
1
100 100 50
5
1 1000
Na (me/100 gr) =Na dlm larutan (ppm)x 40
1

Pengukuran Ca, Mg, Fe, Mg, Mn, Zn


- ekstrak hasil destruksi dapat langsung diukur dengan menggunakan AAS. Hasil
pengukuran merupakan ppm unsure dalam larutan. Untuk mengetahui ppm unsure
dalam kompos, masukkan ke dalam rumus:
50
x*( );
0,5

keterangan:
50 merupakan factor pengenceran karena ekstrak hasil destruksi diencerkan ke
dalam labu takar 50 ml
0,5 gram merupakan berat kompos yang ditimbang (500 mg)

@Hak Cipta Hanya milik Allah


Silahkan pergunakan sebaik-baiknya
Semoga Bermanfaat

Jika ada masukan, silahkan disampaikan. Syukron. Baarokallu fiikum (Semoga Allah
memberkahi kalian semua ^^)

Anda mungkin juga menyukai