Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
S1AK14B - 14080694102
Resume Pertemuan 3
Memahami SDM dan Organisasi Internal Audit
Dalam bersikap skeptis, auditor tidak perlu melihat catatan positif masalalu entitas
tentang integritas dan hal baik lainnya. Pandangan positif akan membuat banyak hal buruk
termaafkan dan tidak Nampak. Sebab sebagaimana telah banyak terjadi, manajemen mampu
dengan rapi menyembunyikan kebobrokan yang terjadi. Kecurigaan yang terus menerus juga
akan membuat auditor mencari bukti-bukti relevan dan signifikan untuk mendukung dugaannya.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor harus memiliki mutu personal yang baik,
seperti :
Standar audit mengharuskan auditor untuk menjaga independensi. Hal ini sangat penting
untuk memertahankan kepercayaan masyarakat terhadap independensi auditor. Independensi
dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit,
evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit.
Persyaratan umum bagi independensi auditor melarang para auditor untuk terlibat dalam
aktivitas audit di suatu entitas bilamana terdapat konflik kepentingan yang belum terselesaikan
terkait dengan entitas tersebut.
Dalam kaitannya dengan objektivitas, para auditor harus tidak berkompromi dalam
memberikan pertimbangan profesionalnya karena adanya bias, konflik kepentingan atau karena
adanya pengaruh dari orang lain yang tidak semestinya. Hal ini mengharuskan auditor untuk
menjaga perilaku yang netral ketika menjalankan audit, menginterpretasikan bukti audit dan
melaporkan laporan keuangan yang merupakan hasil dari penelaah yang mereka lakukan.
Keterampilan Auditor
Keterampilan khusus yang harus dimiliki seorang auditor antara lain keahlian untuk
melakukan wawancara, kemampuan membaca cepat, statistic, keterampilan mengoperasikan
computer, serta kemampuan menulis dan mempresentasikan laporan dengan baik.
Supaya auditor memiliki mutu personal, pengetahuan umum, dan keahlian khusus yang
memadai, maka diperlukan pelatihan bagi mereka. Dalam SPKN, dinyatakan bahwa auditor
dalam dua tahun paling tidak 80 jam pendidikan yang secara langsung meningkatkan kecakapan
professional auditor untuk melaksanakan audit.
Untuk membangun sebuahtim Internal Audit yang kuat diperlukan kapasitas kompetensi
yang serba super, baik soft competency maupun hard competency. Selain itu, telah disadari
bahwa mencari personel dengan tingkat kapasitas yang relative tinggi bukanlah hal mudah.
Disamping itu, kebijakan perusahaan dalam penanganan SDM juga menjadi
pertimbangan tersendiri (seperti lebih member prioritas kualitas SDM untuk tim sales &
marketing atau unit kerja teknis lainnya).
Ada berbagai cara yang dapat diterapkan di banyak perusahaan dalam rangka
membangun komposisi anggota tim Internal Audit, yang terbagidalam 3 kelompok, yaitu:
Pilihan atas kombinasi anggota tim Internal Audit berpulan pada luasnya skala
perusahaan, corak strategi bisnis yang diterapkan, serta perspektif nilai tambah (added value)
dalam menempatkan peran Internal Audit pada perusahaan. Berdasarkan tinjauan terhadap
situasi bisnis skala menengah keatas secara umum, penulis merekomendasikan kombinasi tim
Internal Audit yang terdiridari:
1. Formasi yang bersifat multi discipline dengan rasio 1:2 atau 1:3 (1 personil berlatar
belakang Accounting, dan 2-3 SDM dari disiplin ilmu lainnya). Personel yang lain
sebaiknya berasal dari:
a. Jurusan Teknik Infomatika / Sitem Informatika atau mereka yang berpengalaman
sebagai programmer / system analyst atau memahami salah satu prinsip kerja
modul-modul on-line system atau system/computer/internet security.
b. Disiplin ilmu yang sesuai dengan core business dari setiap perusahaan yang ada
(misalnya, yang memahami prinsip-prinsip quality assurance / quality control
untuk manufaktur, yang memahami konsep supply chain management untuk
bidang logistik, yang memahami spesifikasi kontruksi bangunan untuk properti)
atau orang-orang dengan latar belakang pendidikan engginering lainnya yang
memiliki dasar logical / analitycal thinking yang baik.
2. Orang dengan latar belakang pendidikan/pengalaman dibidang strategic management,
business development, atau sales dan marketing yang diperlukan untuk memperkuat
analisis terhadap parameter-parameter bisnis.
3. Untuk Head of Department & Head of Unit (2nd liners) tentunya harus dipegang oleh
permanent employee yang sudah well-experienced, yaitu mereka yang telah berkutat di
dunia auditing setidaknya 5 tahun untuk Head of Department dan minimal 3 tahun untuk
Head of Unit setingkat dibawahnya.
4. Sementara untuk staf auditor lain dapat diambil dari internal perusahaan (unit kerja lain)
atau dengan mencari fresh-graduated (untuk menyiapkan sukses sedini mungkin).
5. Pilihan menggunakan outsourced atau kontrak dapat dipertimbangkan hanya untuk
memperkuat SDM pelaksana (misalnya, di level Regional Office), sepanjang organisasi
kerja dinilai sudah terlalu besar dibanding kebutuhan aktual.
1. Soft Competency
Kepribadian atau karakter positif yang kuat sekarang ini diakui sebagai penentu
keberhasilan seseorang dalam meniti karier, lebih dari bekal pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki. Sosok internal auditor yang ideal harus memiliki keunikan
tersendiri, yaitu perpaduan karakter yang jarang dijumpai pada posisi atau profesi lain
yang dapat dinotasikan dalam persamaan berikut ini:
Integritas merupakan hal yang tidak bisa ditawar lagi karena harus independen
dalam mengidentifikasi, menganalisis, menetapkan akar masalah hingga mengeluarkan
rekomendasi solusi. Mencari orang dengan integritas yang tinggi bukanlah perkara yang
mudah, secara kasat mata orang-orang seperti ini memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Sangat berminat dengan topik-topik religiositas, spiritualitas, humanitas,
filsafat, atau tertarik berdiskusi tentang masalah keadilan
b. Memiliki prinsip hidup dan pendirian yang teguh, yaitu hasil bentukan dari
pengalaman hidup yang lebih banyak gejolak ketimbang kisah sukses.
c. Menampilkan gaya hidup yang cenderung sederhana dengan tingkat persistensi
dan disiplin diri yang relatif tinggi serta konsisten yang sudah teruji oleh waktu
Selanjutnya, karena sifat pekerjaan auditor yang harus selalu berinteraksi dengan
berbagai tipe manusia, bahkan mempengaruhi orang lain, auditor mau tidak mau juga
harus memiliki aura kepemimpinan yang memadai.Nilai-nilai kepemimpinan itu sendiri
bisa berasal dari bakat maupun hasil pembentukan dari berbagai pengalaman maupun
kegiatan. Kriteria orang-orang yang memiliki jiwa kepemimpinan antara lain sebagai
berikut:
a. Minat yang tinggi atau pengalaman yang konsisten, mulai dari masa
sekolah/kuliah hingga meniti karier, terlibat dalam aktivitas organisasi.
b. Relatif dewasa dibanding rekan-rekan sebaya
c. Memiliki kepercayaan diri dan tingkat kemandirian yang tinggi
d. Memiliki kemampuan interpersonal relation, empathy, dan teamwork yang
baik, serta didukung oleh linguistic intelligence yang baik, khususnya fasih
secara oral (dapat dilihat ketika berdiskusi atau tampil sebagai public speaker)
ANALYTHIC INTELLECTU
AL AL
THINKING KNOWLEDGE
ADVISORY
SKILLS
Tuntutan berpikir analitis ini tidak dapat dihindarkan mengingat internal audit
harus berada di garis depan dalam mengembangkan risk management perusahaan.
Auditor juga dituntut memiliki kapasitas Intellectual Knowledge yang memadai agar
dapat sejalan dengan wawasan berpikir dan pengetahuan yang dimiliki para auditee.
Pengetahuan yang dikuasai setidaknya harus mampu menunjang nilai tambah bagi bisnis
maupun fungsi audit dan mengikuti perkembangan dunia bisnis dan bidang pengawasan
dari waktu ke waktu. Maka dari itu, auditor tidak boleh hanya berbekal kemampuan
auditing saja (accounting, financial management, statistic, dsb), apalagi jika hanya
mengandalkan studi atau pelatihan formal yang bahkan terkadang tidak sesuai dengan
dinamika kebutuhan bisnis.Auditor juga harus bersedia menjelajah secara self learning
setiap informasi di luar serta pengalaman di dalam institusi bisnis, baik yang bersifat
teknis maupun manajerial, terkait seluruh bidang yang ditekuni para auditee.
Dalam berinteraksi dengan para auditee, auditor selain mengidentifikasi persoalan
hingga ke akarnya, juga harus dapat memberikan rekomendasi atau advice mengenai
solusi yang tepat. Dalam hal ini yang bisa menjadi faktor resistensi pihak auditee di
execution level adalah kemampuan dari auditor. Secara umum ada 3 tingkatan yang
diharapkan auditee dari para auditor, antara lain:
a. Memiliki kecakapan teknis yang baik, paling tidak sepadan dengan yang dimiliki
oleh auditee, khususnya dalam urusan administrasi atau pengendalian pekerjaan
atau dalam menjalankan proses sebuah sistem. Auditor harus dapat menunjukkan
metode yang lebih efektif atau efisien daripada yang dijalankan oleh auditee.
b. Memiliki kecakapan supervisory yang mumpuni, yang tidak hanya terkait dengan
penguasaan instrument pengawasan , namun juga paham terhadap prinsip-prinsip
interpersonal skills dan leadership yang baik.
c. Memiliki kecakapan komunikasi yang handal, tidak hanya dalam hal meyakinkan
auditee tentang urgensi persoalan ataupun potential risk beserta dampaknya, tetapi
juga dapat menunjukkan alasan mengapa saran atau rekomendasi yang diberikan
benar-benar applicable, bahkan sebagai pelatihan terbaik bagi auditee.
Untuk mendorong struktur organisasi internal audit yang memadai, perlu dipikirkan
mengenai penempatan Internal Auditor dalam organisasi/perusahaan.Secara garis besar ada tiga
alternatif posisi atau kedudukan dari Internal Auditor dalam struktur organisasi perusahaan yaitu:
Komite Audit
A. Definisi
Menurut Hiro Tugiman (1995, 8), pengertian Komite Audit adalah sebagai
berikut: Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih
besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus
atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk
membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa komite audit dibentuk oleh dewan
komisaris dan bertanggung jawab langsung kepada dewan komisaris. Selain itu, fungsi
komite audit sendiri yaitu membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tugasnya.
Menurut Arens at al (2010), menjelaskan pengertian komite audit adalah:Audit
committees is a selected number of members of a company's board of directors whose
responsibilities include helping auditors remain independent of management. Most audit
committees are made up of three to five or sometimes as many as seven directors who are
not a part of company management.
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa umumnya komite audit itu terdiri dari
tiga atau lima kadang tujuh orang yang bukan bagian dari manajemen perusahaan. Tujuan
dibentuknya komite audit yaitu untuk menjadi penengah antara auditor dan manajemen
perusahaan apabila terjadi perselisihan.
Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, Komite Audit
adalah:Suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota Dewan Komisaris dan
dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Komite Audit.
B. Peran
Komite Audit adalah sebuah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris.
Komite Audit membantu Dewan Komisaris untuk memenuhi tanggung jawab
pengawasannya. Dalam kapasitasnya, Komite Audit bertanggung jawab untuk membuka
dan memelihara/menjaga komunikasi antara Komite Audit dengan Dewan Komisaris,
Direksi, unit audit internal, akuntan independen dan manajer keuangan. Dilihat dari sisi
keanggotaan, Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris
dan dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
Selain itu Komite Audit juga membantu Direksi yang memiliki tanggung jawab
dalam hal pengawasan. Komite juga membuat rekomendasi untuk suatu tindakan kepada
keseluruhan direksi, dengan kata lain menyimpan sejumlah tanggung jawab untuk
pengambilan keputusan.
Komite Audit memiliki peran penting untuk membantu direksi dalam hal
pemenuhan tata kelola perusahaan yang baik. Direksi sendiri dibutuhkan untuk
menyatakan laporan keuangan dan catatan-catatan yang mengikuti standar akuntansi serta
memberikan pandangan yang benar dan adil terhadap posisi dan performa keuangan dari
sebuah perusahaan.
Komite Audit memiliki peran yang sangat besar bagi organisasi.Dimulai dari
kebutuhan dibentuknya Komite Audit karena memang diperlukan organ khusus yang
mengawasi pengelolaan organisasi terutama dalam hal keuangan. Selanjutnya dalam
proses pengawasannya diperlukancounterpart bagi auditor internal, meskipun auditor
internal telah diberikan posisi yang pantas di leher nya direktur utama, tetapi
independensi dan taring auditor internal masih dirasa kurang, oleh karena itu biasanya
auditor internal bermitra dengan Komite Audit dalam setiap tugas dan laporan
temuannya. Demikian juga dengan auditor eksternal, Komite Audit berperan sejak dalam
penunjukan mereka, pengawasan pekerjaan mereka, sampai pada pelaporan laporan
keuangan, termasuk didalamnya jika terjadi dispute/perbedaan dengan manajamen, maka
Komite Audit harus tampil sebagai penengah.
C. Tanggung Jawab
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) mengemukakan bahwa
Komite Audit mempunyai tanggung jawab dalam hal memberikan pengawasan secara
menyeluruh dalam hal memberikan pengawasan secara menyeluruh dalam hal:
Internal Audit adalah suatu posisi pekerjaan yang berfungsi untuk melakukan audit
pemeriksaan seluru transaksi neraca keuangan di suatu perusahaan, biasanya dalam perbankan.
Auditor Internal akan memeriksa segala aspek financial perusahaan tersebut yang meliputi Area
Pemasaran, Pengeluaran, Biaya Operasional, Income, Revenue, Sales Turn Over, Penggunaan
Aset.
Internal Audit merupakan salah satu pekerjaan mengaudit atau memeriksa dalam hal ini
biasanya pemeriksaan detil tentang keuangan, auditing pada dasarnya dilakukan oleh dan ke
perusahaan secara umum tak kecuali perbankan. Kegiatan audit keuangan memang paling
krusial, hal ini juga yang memicu adanya posisi pekerjaan sebagai auditor. Auditor bertugas
memeriksa keuangan secara menyeluruh pada sebuah perusahaan mencakup pemeriksaan
transaksi keluar dan transaksi masuk dari dan ke perusahaan itu sendiri.
Uraian Pekerjaan Internal Audit
Sebagai internal audit yang handal akanmenjadi tumpuan Auditor Manager, andalah
ujung tombak dari divisi ini adalah dalam hal ketelitian menganalisa financial perusahaan.
Menjadi internal audit cukup berat karena akan di hadapkan dengan banyak data namun pastinya
akan diadakan training audit dahulu dari perusahaan dan bukan tidak mungkin untuk
perusahaan perusahaan besar akan menyediakan software audit agar pekerjaan ini terasa lebih
mudah.
Secara garis besar ada tiga alternatif posisi atau kedudukan dari Internal Auditor dalam
struktur organisasi perusahaan yaitu:
Apabila posisi atau kedudukan internal auditor itu perlu digambarkan dalam
skema maka letak kedudukannya dalam struktur organisasi perusahaan adalah
sebagai berikut:
Keterangan :
Dalam gambar di atas dapat dilihat mengenai posisi atau kedudukan intern auditing.
1. Internal Auditing berada di bawah Dewan Komisaris
2. Internal Auditing berada di bawah Direktur Utama
3. Internal Auditing berada di bawah Kepala Bagian Keuangan
Mana yang terbaik dari ketiga alternatif tersebut.Hal ini tergantung pada tujuan yang
hendak dicapai.Bila perusahaan sangat menekankan pada pengendalian keuangan saja, maka
pola penempatan pemeriksaan intern seperti pada alternatif ketiga yang paling cocok.Namun
kalau diingat betapa pentingnya peranan bagian pemeriksa intern sebagai alat untuk memonitor
performance manajemen dalam mengelola kegiatan serta sumbernya secara efektif dan efisien,
maka pola penempatan bagian pemeriksa intern sebagai star komisaris paling tepat.
Jadi yang paling indeal bagian pemeriksa intern menerima perintah penugasan dari
pimpinan tertinggi yaitu Direktur Utama dan hasil laporan pemeriksaan diserahkan untuk
dianalisa direktur keuangan, dan hasil pengamatannya.