Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga buku Lesson Study Berbasis PTK (Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diselesaikan.
Buku ini penulis kembangkan dari hasil penelitian yang berjudul; Pengembangan Model
Peningkatan Kualitas Guru Melalui Pelatihan Lesson Study BagiGuru SD Se-Eks Karesidenan
Surakarta, dibiayai Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departeman Pendidikan Nasional RI dengan Surat Perjanjian Nomor :
074/SP2H/ PP/ DP2M/IV/2009. Buku ini juga didukung dengan kajian pustaka dan akses
internaet.
Manfaat buku ini memberikan wawasan akademik kepada mahasiswa S1 FKIP pada
khususnya yang akan mengembangkan ilmu pengetahuan dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
para guru yang ingin meningkatkan profesi sebagai guru yang professional, dan masyarakat pada
umumnya yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuannya.
Buku ini dapat terbit atas bantuan akademik dan dorongan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
Yang terhormat Prof. Dr. Markhamah, M.Hum Ketua LPPM-UMS (Pejabat lama) dan
Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum Ketua LPPM-UMS (Pejabat baru) dengan penuh kesabaran
dan perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan dan saran-saran akademik sejak dari
proses pengajuan proposal penelitian sampai disetujui oleh Dikti DP2M. Bimbingan dan
dorongan tersebut juga penulis rasakan dalam proses penelitian sehingga pengalaman dan ilmu
dapat penulis peroleh meskipun masih harus terus belajar, dan belajar, yang pada akhirnya
penulisan buku ini dapat diselesaikan sesuai dengan prinsip dan prosesdur akademik.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Pemerintah/Mentri Pendidikan Nasional c.q
DP2M Direktoral Jenderal Perguruan Tinggi Depdiknas yang telah memberi kesempatan penulis
untuk memperoleh dana penelitian Hibah Kopetitif Pasca.
Terima kasih tak terhingga juga peneliti sampaikan kepada Prof. Dr. Bambang Setiaji
Rektor UniversitasMuhammadiyah Surakarta, Prof. Dr H. M. Wahyuddin, M.S. Direktur
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (Pejabat lama) dan Prof Dr. H. Khudzaifah
Dimyati, S.H., M.Hum Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (Pejabat
baru) atas kesempatan dan fasilitas akademik yang diberikan kepada penulis dalam rangka
pengajuan penelitian Hibah Kompetitif Pasca.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Drs. H. Sufyan Anif, M.Si. Dekan FKIP-
UMS dan Prof. Dr. Harsono, M.S. Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan Pascasarjana
UMS yang juga memberikan bantuan dan rekomendasi sehingga pengajuan penelitian bisa
berjalan dengan lancar.
Terikasih juga penulis sampaikan kepada Sunardi Narendra, S.Ag., M.M. (Ketua MGMP
SD Kodya Surakarta), Drs. Andang Muhammad EB., M.Hum, (Pengawas Dikmenum Kab.
Karanganyar). Yang dengan ikhlas telah menyampaiakan ilmu dan pengalamannya sebagai nara
sumber workshop dan pelatihan lesson study, serta informan kunci dalam penelitian.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman guru (peserta workshop dan
pelatihan lesson study), dosen dan karyawan di Universitas Muhammadiyah Surakarta yang tidak
bisa disebut namanya satu persatu, yang telah memberikan pemikiran, dorongan dan harapan
sekaligus doa dan restu sehingga penelitian ini dapat selesai.
Secara khusus penulis sampaikan terima kasih juga kepada Hj. Siti Badriyah (Istriku
tersayang) dan Erlina Farida Hidayati, ST & Fajar Roikhan, Noor Fitria Dewi, ST & Eko
Haryanto, ST., Noor Ngazizatul Maziyyah calon Sarjana Farmasi, Dian Sari Maisaroh calon
Sarjana Kelautan (anak-anakku yang kusayangi), Muhammad Rozan Yumissalam, Zidan
Muhammad Nafis, Afzaluddin Haidar Al Fahri, Muhammad Dzaki Arkan Maulana (cucu-cucuku
yang tersayang) yang menjadi motivator agar buku ini cepat selesai.
Penulisan buku ini pasti ada kekurangan, oleh karena itu kepada semua pihak diharapkan
memberikan kritik yang konstruktif demi kesempurnaan penulisan buku ini pada masa-masa
yang akan datang. Semoga buku ini bermanfaat, amien ya robbal alamien.
A. Latar Belakang
Kualitas Pembelajaran di suatu tingkat pendidikan baik SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, SMK/MAK maupun PT (Perguruan Tinggi) paling sedikit dipengaruhi oleh tiga
faktor, yakni; (1) siswa dengan segala karakteristiknya (raw input), (2) alat pendukung
terjadinya pembelajaran (instrumental input), dan suasana sekitar tempat terjadinya
pembelajaran (environmental input). Setiap input terjadi atas beberapa komponen,
Komponen raw input terdiri atas semua karakteristik siswa antara lain; minat, bakat,
kecerdasan, dan kematangan. Komponen instrumenlat input mencakup antara lain; guru,
tujuan, kurikulum, buku ajar, metode atau pendekatan pembelajaran, media, alat evaluasi,
dan sarana atau prasarana. Sedangkan komponen environmental input mencakup lingkungan
fisik, misalnya; bangunan, lokasi, suhu, dan lingkungan non fisik, seperti; keluarga dan
masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kompetensi guru, pemerintah telah melakukan
serangkaian kegiatan melalui kegiatan inservice teacher training yang berupa penyetaraan,
pelatihan, penataran, seminar atau lokakarya, workshop dan peletihan dan kegiatan
akademik -kegiatan lain yang sejenis. Hasil dari pengembangan diri melalui kegiatan
inservice teaching tranning tesebut diharapkan dapat di implemantasikan dalam
pembelajaran di kelas. Tetapi, kebanyakan setelah kegiatan inservice teacher training, hasil
monitoring yang mempersoalkan apakah ada peningkatan mutu pembelajaran yang
dilakukan oleh para peserta tidak tampak nyata hasilnya. Padahal pada dasarnya, hakikat
pelaksanaan kegiatan inservice teacher training selain meningkatkan kualitas guru, yang
lebih penting adalah guru peserta inservice teacher training mampu menerapkan hasil
training dalam proses pembelajaran di kelasnya dan mengimbaskan kepada rekan-rekan guru
di sekolahnya (Sukirman, 2006: 1)
Bagaimana cara meningkatkan kompetensi guru agar menjadi guru yang profesional?
Lesson Study berbasis PTK dapat memberikan solusi, karena lesson study merupakan model
pembinaan profesi guru melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkesinambungan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk
membangun komunitas belajar. Lesson study membimbing para guru secara kolaboratif,
pertama-tama menganalisis masalah pembelajaran, baik dari aspek materi ajar maupun
metode pembelajaran. Selanjutnya secara kolaboratif pula para guru mencari solusi dan,
merancang pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada siswa. Langkah berikutnya,
menerapkan pembelajaran dikelas oleh seorang guru, sementara guru yang lain sebagai
observer (mengamati aktivitas siswa dan guru), dan kemudian dilanjutkan dengan diskusi
pasca pembelajaran untuk merefleksikannya. Jika prinsip-prinsip lesson study ini dilakukan
secara sistemik dan berkelanjutan dimungkinkan akan berdampak pada peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia.
Selain untuk meningkatkan keprofesionalan guru, lesson study sebagai salah satu
program kegiatan akademik juga dapat untuk meningkatkan kompetensi dosen, dan
mahasiswa dan dapat dikembangkan di LPTK sebagai studi untuk analisis atas suatu praktik
pembelajaran yang dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran berbasis riset untuk
menemukan inovasi pembelajaran tertentu. Lesson Study di LPTK pada dasarnya merupakan
salah satu bentuk kegiatan pengembangan profesional dosen, mahasiswa, yang bercirikan
dalam pembelajaran ada kesempatan dosen, mahasiswa, sejawat lainnya sebagai observer,
sehingga memungkinkan dosen, mahasiswa, juga dapat membagi pengalaman pembelajaran
dengan sejawatnya.
Lesson study berasal dari Jepang dari kata; jugyokenkyu yaitu suatu proses sistematis
yang digunakan oleh guru-guru Jepang untuk menguji keefektifan pengajarannya dalam
rangka meningkatkan hasil pembelajaran (Garfield, 2006). Proses sistematis yang dimaksud
adalah kerja guru-guru secara kolaboratif untuk mengembangkan rencana dan perangkat
pembelajaran, melakukan observasi, refleksi dan revisi rencana pembelajaran secara
bersiklus dan terus menerus. Menurut Lewis (2002) ide yang terkandung di dalam lesson
study sebenarnya singkat dan sederhana, yaitu jika seseorang guru ingin meningkatkan
pembelajaran, salah satu cara yang paling jelas adalah melakukan kolaborasi dengan guru
lain untuk merancang, mengamati dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
dilakukan.
Sedangkan PTK (Peneltian Tindakan Kelas) bertujuan memperbaiki kualitas guru
berkaitan dengan meningkatkan kualitas isi, masukan dan pengeluaran (in-put and out-put),
proses, dan hasil pembelajaran. Menumbuh-kembangkan budaya meneliti para dosen dan
guru agar lebih proaktif mencari solusi tehadap permasalahan pembelajaran. Menumbuhkan
dan meningkatkan produktivitas meneliti para dosen dan guru, khususnya dalam mencari
solusi masalah-masalah pembelajaran. Meningkatkan kolaborasi antar dosen-guru dalam
memecahkan masalah pembelajaran. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas; Inkuiri
reflektif Kolaboratif Reflektif. Pengembangan dari ketiga karakeristik PTK tersebut
bisa dilaksanakan dengan langkah-langkah pengadaan sebagai berikut; (1) Penetapan fokus
masalah (2) Perencanaan tindakan (3) Pelaksanaan tindakan (4) Pengamatan/observasi (5)
Refleksi (6) Rencana tindakan lanjutan.
Penjelasan lain PTK adalah merupakan penerapan aksi atau tindakan terkendali yang
bersifat daur ulang (dilakukan dalam bentuk siklus) untuk mengatasi secara langsung
masalah-masalah nyata dan spesifik yang muncul dalam pembelajaran. Dari penjelasan ini
maka PTK mempunyai karakteristik sebagai berikut; (1) Adanya aksi (tindakan) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran (di kelas atau luar kelas) (2) Aksi yang dipilih
didasarkan pada masalah yang benar-benar dihadapi bersifat spesifik (3) Fokus penelitian
pada proses maupun hasil tindakan (4) Tidak untuk generalisasi tidak ada sampling (5)
Pengumpulan data: wawancara, observasi, kuesioner/ angket, tes (6) Dilakukan dalam
bentuk siklus yang meliputi aktivitas: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Siklus I
Pada tahap awal kegiatan siklus I ini dimualai dengan aktivitas kolaborasi, sedangkan
kegiatannya meliputi; (1) Kajian Akademik, yakni kajian awal untuk melakukan penyidikan
dalam upaya kajian pendalaman materi ajar, kajian membuatan RMP (Rencana Mutu
Pembelajaran) secara keseluruhan. (2) Membuat RMP (Rencana Mutu Pembelajaran). (3)
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi. (4) Refleksi dan Evaluasi.
SiklusII
Memasuki siklus berikutnya dimulai dengan (a) Kajian Akademik, yakni kajian
lanjutan untuk melakukan penyidikan dalam upaya kajian pendalaman materi ajar, dan
kajian memperbaiki RMP (b) Perbaikan RMP sebagai revisi atas perencanaan yang disusun
sebelumnya, (c) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Lanjutan, dan (c) Refleksi dan
Evaluasi Lanjut. Dan seterusnya. Jika dirasa belum cukup maka dilanjutkan silkus III
Siklus III
Memasuki siklus ketiga dimulai dengan (a) Kajian Akademik lanjutan untuk
melakukan penyidikan dalam upaya kajian pendalaman materi ajar, kajian memperbaiki
RMP dan lain-lain (b) Perbaikan RMP sebagai revisi atas perencanaan sebelumnya (c)
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Lanjutan, dan (c) Refleksi dan Evaluasi Lanjut.
Peningkatan kualitas pembelajaran Micro Teaching dilakukan dengan sistem SLPKP
(Siklus Laboratoris Penguasaan Ketrampilan Pembelajaran). Ketrampilan Pembelajaran
yang dilatihkan dalam pembelajaran micro teaching adalah; (1) Ketrampilan mengelola
kelas (2) Ketrampilan membuka pelajaran (3) Ketrampilan bertanya (pre-test, saat
menerangkan, dan pos-test) (4) Ketrampilan menerangkan (5) Ketrampilan menggunakan
multi media (6) Ketrampilan menggunakan multi metode (7) Ketrampilan memberikan
motivasi (8) Ketrampilan memberikan ganjaran (9) Ketrampilan menutup pelajaran.
SLPKP putaran 1 menghasilkan 4 calon guru dari 20 calon guru (25 %) yang berhasil
(nilai B), kemudian meningkat mejadi 10 calon guru (50 %) pada putaran ke 2, dan
kemudian meningkat lagi mencapai 15 calon guru (75 %) pada putaran ke 3.
Sedangkan kesimpulan yang berkaitan dengan peningkatan PPL, bahwa Peningkatan
PPL dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut;
(1) Persiapan PPL (koordinasi dengan sekolah-sekolah praktikan, pendaftaran dan
penempatan mahasiswa, penetapan dosen pem- bimbing dan guru pamong, pembekalan
dosen pembimbing dan guru pamong, dan pembekalan mahasiswa)
(2) Kegiatan PPL (observasi lapangan, praktik pembelajaran, praktik persekolahan, dan
penyusunan laporan PPL).
(3) Pendekatan Sistem Magang.
(4) Berpedoman pada Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) yang meliputi penilaian;
(a) Prapembelajaran.
(b) Membuka pembelajaran.
(c) Kegiatan inti pembelajaran yang ditekankan pada; penguasaan materi, srtategi
pembelajaran yang inovatif, pemanfaatan sumber pembelajaran, pebelajaran yang
memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar,
penggunaan bahasa yang benar.
(5) Evaluasi kinerja.
Penelitian Tjipto Subadi (Hibah Kompetisi PHK PGSD-B, 2008) yang berjudul;
Peningkatan Kualitas Pembalajaran Mata Kuliah Psikologi Umum dengan Model Lesson
Study pada Program Studi PGSD FKIP-UMS.
Permasalahan penalitian ini adalah (1) bagaimana permasalahan peningkatan kualitas
pembelajaran psikologi umum dengan pendekatan lesson study pada Program Studi PGSD-
FKIP-UMS? (2) bagaimana langkah-langkah lesson study yang efektif untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran mata kuliah psikologi umum pada Program Studi PGSD-FKIP-UMS?
(3) bagaimana model pembelajaran inovatif dengan menggunakan pendekatan lesson study
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mata kuliah psikologi umum pada Program Studi
PGSD-FKIP-UMS?
Tujuan Penelitian. Penelitian ini menghasilkan produk berupa:
(1) Identifikasi permasalahan peningkatan kualitas pembelajaran psikologi umum dengan
pendekatan lesson study pada Program Studi PGSD-FKIP-UMS.
(2) Langkah-langkah lesson study yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
mata kuliah psikologi umum pada Program Studi PGSD-FKIP-UMS
(3) Model pembelajaran inovatif dengan menggunakan pendekatan lesson study untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran mata kuliah psikologi umum pada Program Studi
PGSD-FKIP-UMS.
Manfaat Penelitian. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan
ilmu pengetahuan sosial tentang;
(1) Permasalahan peningkatan kualitas pembelajaran psikologi umum dengan pendekatan
lesson study pada Program Studi PGSD-FKIP-UMS.
(2) Langkah-langkah lesson study yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
mata kuliah psikologi umum pada Program Studi PGSD-FKIP-UMS.
(3) Model pembelajaran inovatif dengan menggunakan pendekatan lesson study untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran mata kuliah psikologi umum pada Program Studi
PGSD-FKIP-UMS. Secara praktis, memberikan sumbangan pemikiran bagi guru/dosen,
LPTK dan birokrasi pendidikan (pemerintah) dalam menyusun strategi kebijakan
peningkatan kualitas pembelajaran bagi guru/dosen.
Kesimpulan penelitian ini adalah;
Pertama; Permasalahan yang dihadapi dosen dalam peningkatan kualitas perkuliahan
Psikologi Umum dengan pendekatan lesson study adalah permasalahan internal dan
eksternal. Permasalahan internal (permasalahan yang timbul dari dosen itu sendiri)
yaitu kemampuan dosen untuk menciptakan dan mengubah pola pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, efekti dan menyenangkan). Sedangkan permasalahan eksternal
(permasalahan yang timbul dari luar dosen) yaitu permasalahan yang bersumber dari
mahasiswa, pimpinan, kurikulum, sarana dan prasarana. Peneliti sependapat saran dari
Thompson (2007) dalam penelitiannya yang berjudul: Inquiry in the Life Sciences: The
Plant-in-a-Jar as a Catalyst for Learning. Penelitian ini berkesimpulan bahwa
pentingnya pengembangan profesional para pendidik yang lebih kreatif dan inovatif
yang dapat mempengaruhi pembelajaran sehingga menjadi pembelajaran yang
menyenangkan dan demokratis.
Kedua; Langkah-langkan pendekatan lesson study yang efektif untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran (perkuliahan) Psikologi Umum adalah dengan menggunakan Model
Lesson Study Berbasis PTK Modifikasi. Model modifikasi ini disesuaikan dengan kondisi
permasalahan yang ada, terdapat 4 tahap yaitu:
(1) Tahap kajian akademik/orientasi akademik.
(2) Tahap perencanaan.
(3) Tahap pelaksanaan dan observasi dan
(4) Tahap refleksi.
Model ini dimodifikasi dari modelnya Mc Taggart (1991) dan McKernan (Hopkins,
1993). Model modifikasi ini sesuai penelitian Stewart (2005), yang berjudul judul: A Model
for Teacher Collaboration, yang menjelaskan bahwa; cara yang terbaik untuk
menyempurnakan perbaikan yang sifatnya positif di setiap tingkatan kelas pada suatu
sekolah adalah dengan mengadopsi suatu model.
Model Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)
untuk meningkatkan pembelajaran Psikologi Umum;
(a) Terdapat tiga tahap; pendahuluan, inti kuliah, dan penutup.
(b) Menggunakan Model peningkatan kualitas kooperatif (Improvement Model of Quality of
Co-operative).
(c) Teknik yang digunakan Jigsaw Modifikasi.
Implementasi Model Peningkatan Kualitas Kooperatif menuntut peran dosen dalam 6
fase pembelajaran, antara lain:
(1) Rumusan tujuan, apersepsi dan motivasi.
(2) Penjelasan dan penyajian informasi lewat IT.
(3) Organisasi kelompok-kelompok belajar.
(4) Keterlibatan dosen dalam bimbingan kelompok mahasiswa untuk bekarja dan belajar.
(5) Evaluasi/penilaian.
(6) Memberikan hadiah (rewards).
Secara sederhana ke 6 fase pembelajaran tersebut dapat diilustrasikan seperti
Bagan 1 di bawah ini:
TAHAP I
Kajian SIKLUS II
kademik:
Silabus,
SK/KD, TAHAP II TAHAP III TAHAP IV
Indikator, Perencanaan Pelaks.Pemb Refleksi
Tujuan, (Membuat (Inti) (Masukan,
Materi, RMP) Diskusi,
Media, Perbaikan
Metode, Observasi
RMP,
Sumber, Metode,
Strategi KBM, Media,
Pengemb. alat Evaluasi dll)
Evaluasi
SIKLUS III