HASIL PENGAMATAN
A. Data pengukuran larutan baku
Absorbansi C (bpj)
0,756 50
PERHITUNGAN
=1(XX)
2
SD = 1
2,905
= = 0,762 bpj
5
KV = 100
X
0,762
= 20,839 100 = 3,657 %
Toleransi : X + SD
X + 2SD
Pipet volume
21 mean
20.5
20 -1sd
19.5
-2sd
19
18.5
18
17.5
1 2 3 4 5 6
Run Sample
PERHITUNGAN
=1(XX)
2
SD = 1
1,144
= = 0,478 ppm
5
KV = X
100
0,478
= 20,718 100 = 2,307 %
Toleransi : X + SD
X + 2SD
Pipet Piston
mean
20.5
-1sd
20
-2sd
19.5
19
18.5
1 2 3 4 5 6
Run Sample
INTERPRETASI
Berdasarkan hasil praktikum dapat diinterpretasikan bahwa ketepatan pipet piston lebih
baik dibanding pipet volume, dilihat dari standar deviasi yang diperoleh dimana SD pipet
piston lebih kecil yaitu 0,478 sedangkan pipet volume 0,762. Semakin kecil standar deviasi
pada pengukuran maka semakin tepat (akurasi) pengukuran tersebut. Ketelitian pipet piston
lebih baik dibanding pipet volume, dilihat dari standar koefisien variasi yang diperoleh
dimana KV pipet piston lebih kecil yaitu 2,307% sedangkan pipet volume 3,657%. Semakin
kecil koefisien variasi pada pengukuran maka semakin teliti (presisi) pengukuran tersebut.
Menurut diagram westgard didapatkan ketentuan bahwa toleransi pengukuran yang baik
adalah dimana tidak ada hasil yang melebihi 2 kali SD dari nilai rata-rata. Menurut hasil
praktikum diperolah hasil dimana kualitas dari pengukuran dikatakan baik karena tidak ada
satupun hasil yang melebihi batas toleransi. Ketika suatu hasil X + 2SD maka dinyatakan
peringatan yang berarti terjadi kesalahan sistematis meliputi alat perlu kalibrasi.