Wilda
Wilda
Dalam perancangan suatu antena, baberapa hal yang dapat menggambarkan pola radiasi ini, terlebih dahulu harus
harus diperhatikan adalah pola radiasi (radiation pattern) yaitu ditemukan potensial.
penggambaran sudut radiasi (polar plot), keterarahan Jenis pola antenna yang cukup umum digunakan dalam
(directivity) yaitu perbandingan antara densitas daya antena kehidupan sehari hari cukup beragam, namun umumnya
pada jarak sebuah titik tertentu relatif terhadap sebuah radiator terbagi dalam dua kategori yaitu pola Directional (terarah dan
isotropis yang merupakan sebuah antenna dimana radiasi Omnidirectional. Pola Directional merupakan antenna yang
antena akan serba sama keseluruh arah (titik sumber radiasi), memiliki jangkauan dan gain yang sangat tinggi namun hanya
gain merupakan keterarahan yang berkurang akibat rugirugi memiliki rentang sudut pemancaran yang sempit. Pola
yang ditimbulkan, polarisasi yang merupakan pelacakan directional dapat dikatakan hanya mampu menerima dan
vektor radiasi medan listrik (polarisasi linier circular, memancarkan gelombang pada satu arah tertentu tergantung
eliptical), impedansi merupakan impedansi masukan antenna muka orientasinya. Namun di sisi lain, berkat sudut
pemancaran yang sempit, daya yang diberikan dapat
pada terminalnya, bandwidth merupakan rentang frekuensi
difokuskan sehingga antenna memiliki daya jangkau yang jauh
dengan kinerja yang dapat diterima (antena resonansi, antena
dan focus yang kuat[4].
pita lebar/broadband antenna, beam scanning (pelacakan
Parameter parameter pola antena yaitu cuping radiasi
berkas) merupakan pergerakan pada arah radiasi maksimum (radiation lobe) merupakan puncak intensitas radiasi tertinggi
dengan cara mekanik dan listrik, dan sistem lain yang terdiri disekitar daerah intensitas radiasi terendah, cuping utama
dari ukuran, berat, biaya, pemakaian daya, radar bagian depan (main lobe) merupakan cuping radiasi pada arah radiasi
dan lainlainnya[1]. maksimum, cuping minor (minor lobe) merupakan cuping
Cara kerja antena diawali dengan adanya gelombang radiasi lainnya dari pada cuping utama, cuping sisi (side lobe)
elektromagnetik yang terdiri dari medan listrik dan medan merupakan sebuah cuping radiasi dalam arah lainnya daripada
magnet yang menjalar. Medan listrik adalah medan yang arah radiasi yang dipusatkan, cuping belakang (back lobe)
mengakibatkan muatan negatif (elektron) mengalir dalam merupakan kebalikan daripada cuping radiasi terhadap cuping
kabel. Muatan listrik terdiri atas muatan negative (elektron) Utama, half power beamwidth (hpbw) merupakan lebar sudut
dan muatan postif (proton) tapi yang bisa bergerak dengan berkas utama pada titik setengah daya antenna, dan first null
bebas adalah electron. Medan listrik di akibatkan oleh muatan beamwidth (fnbw) merupakan lebar sudut antara bagian null
listrik, sedangkan pada medan magnet akan timbul kutub utara (kosong) pertama pada sisi lain berkas utama[5].
dan kutub selatan.
II. METODE
Dalam melakukan percobaan ini diperlukan peralatan
diantaranya adalah sebuah antenna patch, sebuah network
analyzer, beberapa kabel port penghubung, dan sebuah papan
lingkaran penunjuk sudut. Antena yang digunakan adalah Star
antenna mikrostrip yang memiliki patch segiempat sebagai t
objek yang akan diidentifikasi pola radiasinya. Network
analyzer yang berfungsi hampir sama dengan osiloskop yaitu Alat disiapkan seperti gambar 4
menunjukkan sinyal radiasi dari antenna. Kabel penghubung
atau port yang berfungsi sebagai transmitter dari antena ke
Antena dihubungkan dengan Network Analyzer
network analyzer. Papan busur yang digunakan sebagai alat
untuk mengetahui sudut pengukuran antena.Adapun langkah
kerja pada percobaan ini diawali dengan disiapkan peralatan Network Analyzer dihubungkan dengan
yang digunakan, seperti pada gambar 4 dibawah ini. sumber tegangan dan dinyalakan
Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Frekuensi Dan Intensitas Radian Radiasi Dari 64 315 107.5 -18.22
Antenna Mikrostrip Patch. 65 320 107.5 -18.27
No Sudut () Frekuensi (MHz) Intensitas (dBm) 66 325 107.5 -16.2
1 0 545.7 -20.55 67 330 107.5 -17.55
2 5 107.5 -19.36 68 335 107.5 -17.07
3 10 545.7 -18.34 69 340 107.5 -17.7
4 15 107.5 -18.36 70 345 107.5 -16.06
5 20 107.5 -17.37 71 350 107.5 -16.52
6 25 107.5 -14.42 72 355 107.5 -16.21
7 30 107.5 -14.47 73 360 107.5 -16.24
8 35 107.5 -13.38
9 40 107.5 -17.24
10 45 107.5 -17.22
Dan untuk gambar sinyal dengan pick tertinggi untuk setiap
11 50 107.5 -17.1 pengukuran 5 derajat adalah sebagai berikut:
12 55 107.5 -16.52
13 60 107.5 -17.47
14 65 107.5 -17.05
15 70 107.5 -17.16
16 75 107.5 -17.44
17 80 107.5 -17.43
18 85 107.5 -17.3
19 90 107.5 -15.38
20 95 107.5 -16.24
21 100 107.5 -17.24
Gambar 6 Foto sinyal dengan pick tertinggi pada pengukuran 0 derajat
22 105 107.5 -18.49
23 110 107.5 -17.33
Untuk foto pada saat pengukuran setiap 5 derajat yang lainnya
24 115 107.5 -18.69
25 120 107.5 -17.87
dapat dilihat dilampiran.
26 125 107.5 -19.04 Kemudian setelah didapatkan data nilai frekuensi dan
27 130 107.5 -18.42 intensitas radian dari radiasi antena pada setiap 5 derajat.
28 135 107.5 -18.61 Maka dapat dilakukan perhitungan nilai intensitas linier dari
29 140 107.5 -18.97 radiasi antenna dengan menggunakan persamaan:
30 145 107.5 -17.17
antena patch. Patch disini merupaka radiator yang terbuat dari [5] Beiser, Arthur. 2003.Concept of Modern PhysicsSixth Edition. New York:
McGraw-Hill Companies.
logam konduktor. Apabila ada logam lain, maka gelombang
[6] Constantine.A. Balanis. 2005. Antena Theory Analysis and Design
yang di transmisikan sumber (patch) menghasilkan gelombang (terjemahan). USA : John Wiley &Sons.Inc.Canada.
yang tidak murni, tidak seperti gelombang yang berasal dari
sumber radiator. Hal ini dipengaruhi oleh sifat magnetik dari
logam.
Perhatikan pada gambar 7, grafik hubungan antara sudut
dengan intensitas radial terlihat bahwa intensitas radial terkecil
terjadi pada sudut 35 derajat yaitu sebesar 13.38 dBm
sedangkan intensitas yang terbesar terjadi pada sudut 0 derajat
dengan besar intensitas 20.55 dBm. Sedangkan pada gambar
8, grafik hubungan antara sudut dengan intensitas linier
terlihat bahwa intensitas tertinggi terjadi pada sudut 0 derajat
yaitu sebesar 113.5 dBm sedangkan nilai terendahnya adalah
21.78 dBm pada sudut 35 derajat. Hal ini menjunjukan adanya
perubahan besar intensitas linier terhadap sudut dimana nilai
besaran linear dapat berkebang cukup fluktuatif. Dari grafik 7
dan 8 diatas, dapat dilihat bahwa intensitas pemancaran sinyal
tersebar kesegala arah.
Intesitas sinyal pada pola radiasi antena yang didapatkan
merupakan pola radiasi antena omniredactional. Hal ini
disebabkan karena pada grafik dapat kita lihat bahwa pola
radiasinya menyebar. Adapun factor-faktor yang
mempengaruhi hasil dari pola radiasi antena ialah kekuatan
sinyal yang dipancarkan, kekuatan sinyal wifi yang ada pada
ruangan saat kita melakukan proses pengambilan data, dan
yang pasti pancaran gelombang elektromagnetika yang paling
berpengaruh dalam percobaan radiasi antena ini. Karena
apabila ada gelombang elektromagnetik maka sinyal dapat
merambat atau menjalar sehingga akan mempengaruhi sinyal
yang ditangkap. Faktor jarak adalah faktor yang amat penting
guna memperoleh hasil pengukuran yang baik dan teliti.
Semakin jauh jarak pengukuran pola radiasi yang digunakan
tentu semakin baik hasil yang akan diperoleh.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dengan judul Pola Radiasi
Antena maka didapat bahwa dapat disimpulkan bahwa pola
radiasi dari antenna mikrostrip patch segiempat yang
digunakan adalah omnidirectional atau ke semua arah. Dan
nilai intensitas pancaran radiasi antenna mikrostrip ini secara
radian dan linier adalah berbanding lurus. Pada percobaan ini
digunakan prinsip pada gelombang elektromagnetik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Krous, John D. 1988. Antenas. USA : McGraw-Hill Book Company.
[2] Mudrik Alydrus, Dr.Ing., 1992. Sinyal dan Sistem. Jakarta : Universitas
Mercu Buana.
[3] P, Endang susilo, Gatut Yudoyono dan Ali Yunus Rohedi. 2002.
Optika. Surabaya : ITS.
[4] Fadlilah,Umi. 2003. Simulasi Pola Radiasi Antena Dipole Tunggal. :
Semarang : Teknik Elektro Universitas Diponegoro.