Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Arsitektur

Menurut Banhart.C. L. dan Jess Stein (dalam Maryono, Irawan, dkk. 1985:18 ),
arsitektur adalah; seni dalam mendirikan bangunan termasuk di dalamnya segi
perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian dekorasinya; sifat atau bentuk
bangunan; proses membangun bangunan; dan kumpulan bangunan.

Menurut Van Romondt, arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan
bahagia (definisi konsepsional). Ruang meliputi semua ruang yang terjadi karena
dibuat oleh manusia atau juga ruang yang terjadi karena proses alam seperti
misalnya gua, naungan pohon, dan lain-lain.

Menurut Ir. Hindro T. Soemardjan (dalam Frick, Heinz, 1988:28), arsitektur


adalah cerminan kebudayaan. Arsitektur sebagai suatu karya kesenian hanya bisa
tercapai dengan dukungan masyarakat yang luas, berbeda dengan karya seni lukis
atau seni patung misalnya yang bisa terlahir hanya dengan usaha satu orang seniman
saja. Untuk melahirkan karya arsitektur diperlukan selain arsitek, juga ahli-ahli
Teknik lainnya, industri bahan, sekelompok pelaksana, teknologi, dan lain-lain.

Berdasarkan dari beberapa pengertian dari para ahli diatas dapat


disimpulkan bahwa Arsitektur adalah wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu,
teknologi, dan seni secara utuh dalam mengubah lingkungan fisik baik dalam level
mikro ataupun makro dan menyesuaikannya dengan cara tertentu untuk
menekankan pada unsur sosial budaya.

Arsitektur memang lebih terkait kepada bangunan terutama bangunan untuk


tempat tinggal yang masih banyak dipengaruhi oleh adat, sehingga pembuatannya
banyak memasukan unsure adat. Kemudian dengan semakin majunya jaman, maka
arsitektur semakin beragam bentuknya. Sebelum ada keteraturan manusia
berkembang untuk membedakan dan mulai berusaha mengatur lingkungan nya
hingga akhirnya setiap mereka ingin membuat sesuatu mereka akan memikirkan
banyak aspek ruang, perilaku, waktu, budaya, peran, status, dan aktivitas.
2. Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta Buddhayah, budhi artinya budi


atau akal, jadi kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan budi
dan akal (Salain, Rumawan. 1984:3).

Menurut Parsudi Suparlan (dalam Maryono, Irawan, dkk. 1985: 7 ), kebudayaan


adalah keseluruhan penegtahuan manusia yang dipunyainya sebagai makhluk sosial
digunakan untuk memahami dan menafsirkan lingkungan yang dihadapnya.

Terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu pertama wujud kebudayaan yang


sifatnya abstrak, kedua wujud kebudayaan adalah tindakan yang berpola, dan ketiga
wujud kebudayaan dalam wujud fisik (Wibowo, H. J., dkk, 1998:222).

Maksud dari pernyataan tersebut ialah dalam wujud yang pertama dimana
wujud kebudayaan yang sifatnya abstrak, dikarenakan berlokasi di dalam otak
manusia dimana terkandung sistem gagasan yang mendasari nilai-nilai kebudayaan.
Wujud kebudayaan yang kedua yaitu sebagai tindakan yang berpola yaitu berupa
aktivitas-aktivitas manusia dalam berinteraksi, bergaul, dan berhubungan dengan
satu sama lainnya dan pola ini dilakukan secara berturut-turut berdasarkan adat
kelakuan manusia. Sedangkan yang ketiga yaitu wujud kebudayaan sebagai wujud
fisik berupa artefak-artefak atau hasil kebudayaan hasil peninggalan manusia.

3. Pengaruh Kebudayaan Terhadap Arsitektur

Kebudayaan merupakan kompleks ide-ide, gagasan, nilai, norma, peraturan,


dan sebagainya sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, didengar, dan diraba. Letaknya
ada di dalam alam pikiran manusia warga masyarakat di tempat kebudayaan yang
bersangkutan hidup, berfungsi sebagai pola kelakuan. Artinya, kelakuan yang
timbul adalah berdasarkan suatu kebudayaan.

Kebudyaan adalah pola bagi kelakuan (Maryono, Irawan, dkk. 1985 : 13),
artinya kebudayaanlah yang mengatur manusia dalam menentukan sikap atau
bagaimana seharusnya bertindak saat berhubungan dengan orang lain. Akan tetapi
setiap manusia lahir dengan kepribadian yang berbeda-beda sehingga membentuk
kebiasaan tersendiri.

Menurut Prof. Arnold Toynbee, kebudayaan timbul akibat usaha manusia untuk
menghadapi suatu tantangan (dalam Salain, Rumawan. 1984: 2). Oleh karena itu,
dengan adanya kebudayaan terwujudlah kelakuan manusia untuk memahami dan
mentafsirkan lingkungan yang dihadapinya. Kelakuan ini menghasilkan benda-
benda kebudayaan yang salah satunya adalah karya arsitektur.

Dikarenakan setiap manusia mempunyai kebiasaan yang berbeda, usahanya


dalam memahami dan mentafsirkan lingkungan yang dihadapinya tentu akan
dilaksanakan sesuai dengan kebiasaanya tersendiri. Oleh karena itu, munculah
kebudayaan-kebudayaan yang berbeda dan membentuk arsitektur menjadi berbeda
satu sama lain.

Contoh :

Gambar 1. Candi di India dengan Candi di Jawa Tengah

Sumber : Maryono, Irawan, dkk. 1985. Pencerminan Nilai Budaya dalam Arsitektur
Indonesia
Gambar ini memperlihatkan perbedaan bentuk candi di Indonesia dan di India.
Di India, tempat asalnya Candi adalah sebagai kuil, sedangkan di Jawa candi selain
untuk tempat pemujaan juga tempat untuk menyimpan bagian tubuh jenazah raja.
Abu, bagian-bagian yang dibakar dibuang ke laut, sedang bagian-bagian yang tidak
dibakar disimpan di candi. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya pengaruh
budaya asli, juga bentuknya sudah berbeda dengan bentuk asalnya.

Hal tersebut membuktikan bahwa arsitektur dari satu daerah sangat dipengaruhi
oleh kebudayaan yang ada pada daerah tersebut. Walaupun sebuah arsitektur
berasal dari sumber yang sama, namun akan dipengaruhi kembali oleh kebudayaan
asli yang ada di daerahnya dan menyesuaikan dengan kebiasaan masyarakat
setempat, sehingga menghasilkan suatu karya arsitektur yang serupa namun tidak
sama.

Dalam pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa arsitektur adalah


sepenuhnya konsekuensi logis dari kebudayaan atau arsitektur merupakan buah
yang dihasilkan dari pohon kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA

Maryono, Irawan, dkk. 1985. Pencerminan Nilai Budaya dalam Arsitektur di


Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Salain, Putu Rumawan. 1984. Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Indonesia.


Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Frick, Heinz. 1998. Arsitektur dan Lingkungan. Yogyakarta: Kanisius.

Wibowo, H. J. 1998. Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Prijotomo, Josef. 2008. Pasang Surut Arsitektur Indonesia. Surabaya: Wastu


Lanas Grafika.
ARSITEKTUR BUDAYA
PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP ARSITEKTUR

MAHASISWA

NI PUTU DEBY KRISNANDI

1504205054

KELAS C

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2017/2018

Anda mungkin juga menyukai