Oleh
Anita Dwi Rahayu 201510420311116
PRESENTASI JURNAL
clinical trial
Oleh
Anita Dwi Rahayu 201510420311116
Telah Disetujui
Hari :
Tanggal :
Dinyatakan layak oleh:
Fasilitator Kelompok
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT., Tuhan seluruh alam, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Jurnal pada Blok sistem tumbuh kembang anak
Dengan terselesaikan nya tugas ini saya sampai kan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah bersedia membantu dalam proses pengerjaan dari pada tugas ini. Dan saya
berharap agar setelah membaca jurnal ini, para pembaca dapat memahami dan mendapatkan
pengetahuan yang lebih baik tentang Penatalaksanaan Keperawatan pada tumbuh kembang
anak
Saya menyadari sepenuhnya bahwa jurnal ini masih memiliki banyak kekurangan,
untuk itu saya membuka diri menerima berbagai saran dan kritik untuk perbaikan di masa
mendatang.
ii
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4
BAB IV ..................................................................................................................................... 8
PENUTUP ................................................................................................................................. 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, menurut WHO pada tahun 2025
populasi usia lanjut di Indonesia akan meningkat 414% dibanding tahun 1990. Di Indonesia
prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5% pada pria dan 12,7%
pada wanita yang berumur antara 40-60 tahun. Penelitian di Bandung pada pasien yang
berobat ke klinik reumatologi RSHS pada tahun 2007 dan 2010, didapatkan: OA merupakan
74,48% dari keseluruhan kasus (1297) reumatik pada tahun 2007. Enam puluh sembilan
persen diantaranya adalah wanita dan kebanyakan merupakan OA lutut (87%). Dan dari 2760
kasus reumatik pada tahun 2010, 73% diantaranya adalah penderita OA (IRA, 2014).
1.2 Tujuan
2
BAB II
JURNAL PENELITIAN
3
BAB III
PEMBAHASAN
Abstract
Background: Our objective was to compare the effectiveness and safety of traditional
Chinese moxibustion to that of sham moxibustion in patients with chronic knee osteoarthritis
(KOA) pain.
Methods: We conducted a randomized placebo-controlled trial involving 110 patients with
KOA who met the inclusion criteria. These patients randomly received either active
moxibustion (n = 55) or sham moxibustion control (n = 55) at acupoints Dubi (ST 35), extra-
point Neixiyan (EX-LE 4), and an Ashi (tender) point three times a week for 6 weeks. Effects
were evaluated with Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis Index
(WOMAC VA 3.1) criteria at the end of the course of treatment and 3, 12, and 24 weeks after
the initial treatment.
Results: The WOMAC pain scores showed greater improvement in the active treatment
group than in control at weeks 3 (P = 0.012), 6 (P <0.001), 12 (P = 0.002), and 24 (P = 0.002)
as did WOMAC physical function scores of the active treatment group at week 3 (P = 0.002),
6 (P = 0.015), and 12 (P <0.001) but not 24 (P = 0.058). Patients and practitioners were
blinded successfully, and no significant adverse effects were found during the trial
4
.Conclusions: A 6-week course of moxibustion seems to relieve pain effectively and improve
function in patients with KOA for up to 18 weeks after the end of treatment. Moxibustion
treatment appears to be safe, and the usefulness of the novel moxa device was validated.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji ke efektivitasan terapi pengobatan moksibusi
yang dilakukan pada pasien dengan osteoarthritis.
PICO Ada/Tidak
No. Keterangan
Population Ya Pasien dengan penyakit osteoarthritis lutut yang
berjumlah 110 pasien KOA yang memenuhi syarat
secara acak akan diberi moxibustion aktif yang
berjumbalah (n=55) atau kontrol moxibusi sham
berjumlah (n=55) selama tiga kali seminggu dalam 6
minggu.
Problem Ya Pasien dengan osteoarthritis yang dapat mempengaruhi
kualitas hidup pasien karena keterbatasan aktivitas
nyeri dan fisik.
Purpose Ya Untuk membandingkan keefektifan dan keamanan
moksibusi tradisional china dengan moksibusi sham
pada pasien dengan nyeri lutut kronis osteoartritis
(KOA).
Intervention Ya Pada kelompok intervensi, perangkat moksibusi yang
2.
asli ini memiliki lubang silinder untuk menahan pilar
moxa; pada dasarnya adalah membrane perekat pada
saat selama tindakan perangkat ditempatkan pada titik
akupuntur, dan moxa dibakar sekitar 8 mm di atas kulit
dan perangkat yang asli ini memiliki lubang di bagian
5
bawah untuk memungkinkan panas dan asap menyebar
ke titik-titik pendek sedangkan pada perangkat
moksibusi palsu hanya memiliki membrane logam di
dasarnya untuk menahan asap dan meminimalkan
panas, prosedur pembakaran pada perangkat moksibusi
yang asli ini selaput logam terisolasi di atas dasarnya
untuk mengisolasi asap dan panas.
Comparison Ya
3. Pada kelompok moksibusi aktif ini dilakukan pada hari
selasa, kamis, dan sabtu atau moksibusi palsu pada hari
senin, rabu, dan jumat keduanya akan diajari untuk
menggunakan perangkat yang relavan, nyata atau palsu.
Untuk melakukan perawatan, praktisi mengambil alat
moksibusi dari kotak yang diberi label dengan kode
yang sesuai dengan pasien. Karena perangkat nyata dan
palsu tampaknya identik, praktisi dan pasien dibutakan
untuk tugas pengobatan. pasien terlentang selama
perawatan dan pasien di kedua kelompok dirawat di
tiga titik lokal, ST 35, EX-LE4, dan titik Ashi, di
daerah lutut. Tiga pilar moxa akan dilakukan secara
berturut-turut dan dibakar di setiap titik. Perangkat akan
ditempelkan pada satu titik, pilar pertama dinyalakan.
Setelah 6 menit, dilanjutkan pada sesi moksibusi sekitar
20 menit. Prosedur ini diantu oleh asisten peneliti untuk
memastikan perangkat tidak dibongkar atau diperiksa
oleh praktisi.
Out come Ya
4. Pada pengobatan moksibusi 6 minggu secara signifikan
mengurangi rasa sakit dan memperbaiki fungsi pada
pasien dengan KOA dibandingkan dengan kontrol
palsu. Skor fungsi fisik pada kelompok aktif telah
meningkat secara signifikan dibandingkan dengan sham
pada minggu ke 3. Skor fungsi fisik pada awal adalah
33,4 15,37 pada kelompok aktif dan menurun mejadi
22,10 14,34 pada minggu ke 3, sedangkan pada
kelompok sham skor funsi fisik pada awal adalah 30,99
6
17,82 dan menurun menjadi 26,71 15,60 pada
minggu ke 3 (p= 0,002). Pada miggu ke 6, kelompok
aktif adalah 16,43 12,16 versus 21,70 16, 53 pada
kelompok sham (p= 0,015). Sedangkan pada minggu ke
12 pada kelompok aktif adalah 14,61 12,66 melawan
21,98 17,94 pada kelompok sham (p<0,001). Namun
tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok
pada minggu ke 24 (15,92 12,73 melawan 20,50
17,86 ; p= 0,058).
Dengan dilakukan penelitian ini kita dapat mengetahui bahwa melakukan perawatan
dengan Terapi pengobatan moksibusi yang digunakan berdasarkan teknik akupuntur yaitu
salah satu dari beberapa intervensi untuk meningkatkan wawasan pasien dalam pengobatan
atau perawatan lain yang berhubungan dengan penyakit pada orang dengan osteroartritis.
7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Temuan dari uji coba ini menunjukkan bahwa moksibusi, seperti akupunktur, dapat
menjadi pengobatan tambahan yang berguna untuk pasien dengan KOA. Pengobatan
moksibusi sederhana, mudah dilakukan, dan hemat biaya. Modalitas ini juga lebih mudah
ditiru daripada akupunktur, yang tunduk pada variasi yang disebabkan oleh teknik jarum
yang berbeda dari praktisi individual. Temuan kami menunjukkan bahwa moksibusi
tradisional adalah terapi yang aman, efektif, dan mudah digunakan yang dapat menjadi
tambahan yang berguna untuk pengobatan konvensional untuk mengurangi rasa sakit dan
memperbaiki fungsi pada pasien dengan KOA.
4.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat R., Karnadihardja W., Prasetyono T. O. H., Rudiman R., 2011. Buku ajar ilmu
bedah sjamsuhidajat- de jong, Ed. 3. Jakarta, EGC, 1006-8
Sukandar, E.Y., Sigit, J.I., Adiwibowo, L.F. 2013. Study of kidney repair mechanism of corn
silk (Zea mays L.Hair)-binahong (Andredera cordofolia (ten. Steenis) ) leaves
combination on renal failure rat Mmodel. International Journal of Pharmachology.
9(1): 12-13
9
LEMBAR KONSULTASI JURNAL
TTD
No Hari/Tanggal Kegiatan
Dosen pembimbing
Mengetahui,
10
11