Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN JURNAL

Effectiveness of moxibustion treatment as


adjunctive therapy in osteoarthritis of the knee:
a randomized, double-blinded, placebo-controlled
clinical trial

Oleh
Anita Dwi Rahayu 201510420311116

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017/20
HALAMAN PENGESAHAN

PRESENTASI JURNAL

Effectiveness of moxibustion treatment as


adjunctive therapy in osteoarthritis of the knee:
a randomized, double-blinded, placebo-controlled

clinical trial

Oleh
Anita Dwi Rahayu 201510420311116

Telah Disetujui
Hari :
Tanggal :
Dinyatakan layak oleh:

Fasilitator Kelompok

(Tihar Yerdha, S. Kep, Ns)

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT., Tuhan seluruh alam, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Jurnal pada Blok sistem tumbuh kembang anak

Dengan terselesaikan nya tugas ini saya sampai kan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah bersedia membantu dalam proses pengerjaan dari pada tugas ini. Dan saya
berharap agar setelah membaca jurnal ini, para pembaca dapat memahami dan mendapatkan
pengetahuan yang lebih baik tentang Penatalaksanaan Keperawatan pada tumbuh kembang
anak

Saya menyadari sepenuhnya bahwa jurnal ini masih memiliki banyak kekurangan,
untuk itu saya membuka diri menerima berbagai saran dan kritik untuk perbaikan di masa
mendatang.

Malang, 30 september 2017

Anita Dwi Rahayu

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................................iii

BAB I ........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2 Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II ....................................................................................................................................... 3

JURNAL PENELITIAN ........................................................................................................... 3

2.1 Jurnal Penelitian .............................................................................................................. 3

BAB III ..................................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4

3.1 Profile Penelitian .................................................................................................4

3.2 Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 5

3.3 Desain penelitian ............................................................................................................. 5

3.4 Deskripsi Penelitian Berdasarkan Metode PICO ............................................................ 5

3.5 Kelebihan penelitian ....................................................................................................... 7

BAB IV ..................................................................................................................................... 8

PENUTUP ................................................................................................................................. 8

4.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 8

4.2 Saran ............................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 9

Lampiran print out ppt.11

LEMBAR KONSULTASI JURNAL ..................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang melibatkan


kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga menyebabkan nyeri dan kekakuan
pada sendi (CDC, 2014). Dalam Perhimpunan Reumatologi Indonesia Osteoartritis secara
sederhana didefinisikan sebagai suatu penyakit sendi degeneratif yang terjadi karena
proses inflamasi kronis pada sendi dan tulang yang ada disekitar sendi tersebut
(Hamijoyo, 2007). Osteoartritis (OA) merupakan penyakit yang berkembang dengan
lambat, biasa mempengaruhi terutama sendi diartrodial perifer dan rangka aksial.
Penyakit ini ditandai dengan kerusakan dan hilangnya kartilago artikular yang berakibat
pada pembentukan osteofit, rasa sakit, pergerakan yang terbatas, deformitas, dan
ketidakmampuan (sukandar,2013). Sjamsuhidajat, dkk (2011) mendefinisikan OA sebagai
kelainan sendi kronik yang disebabkan karena ketidakseimbangan sintesis dan degradasi
pada sendi, matriks ekstraseluler, kondrosit serta tulang subkondral pada usia tua
(Sjamsuhidajat et.al, 2011).

Berdasarkan etiopatogenesisnya OA dibagi menjadi dua, yaitu OA primer dan OA


sekunder. OA primer disebut juga OA idiopatik yang mana penyebabnya tidak diketahui
dan tidak ada hubunganya dengan penyakit sistemik, inflamasi ataupun perubahan lokal
pada sendi, sedangkan OA sekunder merupakan OA yang ditengarai oleh faktor-faktor
seperti penggunaan sendi yang berlebihan dalam aktifitas kerja, olahraga berat, adanya
cedera sebelumnya, penyakit sistemik, inflamasi. OA primer lebih banyak ditemukan
daripada OA sekunder (Hamijoyo, 2007).

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit yang berkembang dengan lambat, biasa


mempengaruhi terutama sendi diartrodial perifer dan rangka aksial. Penyakit ini ditandai
dengan kerusakan dan hilangnya kartilago artikular yang berakibat pada pembentukan
osteofit, rasa sakit, pergerakan yang terbatas, deformitas, dan ketidakmampuan
(sukandar,2013). Sjamsuhidajat, dkk (2011) mendefinisikan OA sebagai kelainan sendi
kronik yang disebabkan karena ketidakseimbangan sintesis dan degradasi pada sendi,
matriks ekstraseluler, kondrosit serta tulang subkondral pada usia tua (Sjamsuhidajat et.al,
2011).

1
Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, menurut WHO pada tahun 2025
populasi usia lanjut di Indonesia akan meningkat 414% dibanding tahun 1990. Di Indonesia
prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5% pada pria dan 12,7%
pada wanita yang berumur antara 40-60 tahun. Penelitian di Bandung pada pasien yang
berobat ke klinik reumatologi RSHS pada tahun 2007 dan 2010, didapatkan: OA merupakan
74,48% dari keseluruhan kasus (1297) reumatik pada tahun 2007. Enam puluh sembilan
persen diantaranya adalah wanita dan kebanyakan merupakan OA lutut (87%). Dan dari 2760
kasus reumatik pada tahun 2010, 73% diantaranya adalah penderita OA (IRA, 2014).

Sehingga tujuan penulisan makalah ini untuk memberikan terapi pengobatan


moksibusi dengan pasien osteoarthritis yang mampu mengendalikan rasa nyeri dan sakit yaitu
dengan cara pemberian moksibusi.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengobatan moksibusi


sebagai terapi tambahan terhadap pengurangan rasa nyeri pada penderita osteoartritis
lutut.

2
BAB II
JURNAL PENELITIAN

2.1 Jurnal Penelitian

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Profile Penelitian

Judul Penelitian : Effectiveness of moxibustion treatment as adjunctive therapy in


osteoarthritis of the knee: a randomized, double-blinded, placebo-
controlled clinical trial
Author : Ling Zhao, Ke Cheng, Lizhen Wang, Fan Wu, Haiping Deng, Ming
Tan, Lixing Lao, Xueyong Shen.
Source : zhao Ling, et all (2014). Effectiveness of moxibustion treatment as
adjunctive therapy in osteoarthritis of the knee: a randomized, double-
blinded, placebo-controlled clinical trial. Arthritis Research &
Therapydoi:10.1186/ar4590
Major : terapi pengobatan moksibusi sebagai terapi tambahan pada osteoartritis
lutut.

Abstract

Background: Our objective was to compare the effectiveness and safety of traditional
Chinese moxibustion to that of sham moxibustion in patients with chronic knee osteoarthritis
(KOA) pain.
Methods: We conducted a randomized placebo-controlled trial involving 110 patients with
KOA who met the inclusion criteria. These patients randomly received either active
moxibustion (n = 55) or sham moxibustion control (n = 55) at acupoints Dubi (ST 35), extra-
point Neixiyan (EX-LE 4), and an Ashi (tender) point three times a week for 6 weeks. Effects
were evaluated with Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis Index
(WOMAC VA 3.1) criteria at the end of the course of treatment and 3, 12, and 24 weeks after
the initial treatment.
Results: The WOMAC pain scores showed greater improvement in the active treatment
group than in control at weeks 3 (P = 0.012), 6 (P <0.001), 12 (P = 0.002), and 24 (P = 0.002)
as did WOMAC physical function scores of the active treatment group at week 3 (P = 0.002),
6 (P = 0.015), and 12 (P <0.001) but not 24 (P = 0.058). Patients and practitioners were
blinded successfully, and no significant adverse effects were found during the trial

4
.Conclusions: A 6-week course of moxibustion seems to relieve pain effectively and improve
function in patients with KOA for up to 18 weeks after the end of treatment. Moxibustion
treatment appears to be safe, and the usefulness of the novel moxa device was validated.

Tanggal Publikasi : 24 juni 2014

3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji ke efektivitasan terapi pengobatan moksibusi
yang dilakukan pada pasien dengan osteoarthritis.

3.3 Desain penelitian

Menggunakan desain Randomized Controlled Trail (RCT).

3.4 Deskripsi Penelitian Berdasarkan Metode PICO

PICO Ada/Tidak
No. Keterangan
Population Ya Pasien dengan penyakit osteoarthritis lutut yang
berjumlah 110 pasien KOA yang memenuhi syarat
secara acak akan diberi moxibustion aktif yang
berjumbalah (n=55) atau kontrol moxibusi sham
berjumlah (n=55) selama tiga kali seminggu dalam 6
minggu.
Problem Ya Pasien dengan osteoarthritis yang dapat mempengaruhi
kualitas hidup pasien karena keterbatasan aktivitas
nyeri dan fisik.
Purpose Ya Untuk membandingkan keefektifan dan keamanan
moksibusi tradisional china dengan moksibusi sham
pada pasien dengan nyeri lutut kronis osteoartritis
(KOA).
Intervention Ya Pada kelompok intervensi, perangkat moksibusi yang
2.
asli ini memiliki lubang silinder untuk menahan pilar
moxa; pada dasarnya adalah membrane perekat pada
saat selama tindakan perangkat ditempatkan pada titik
akupuntur, dan moxa dibakar sekitar 8 mm di atas kulit
dan perangkat yang asli ini memiliki lubang di bagian

5
bawah untuk memungkinkan panas dan asap menyebar
ke titik-titik pendek sedangkan pada perangkat
moksibusi palsu hanya memiliki membrane logam di
dasarnya untuk menahan asap dan meminimalkan
panas, prosedur pembakaran pada perangkat moksibusi
yang asli ini selaput logam terisolasi di atas dasarnya
untuk mengisolasi asap dan panas.
Comparison Ya
3. Pada kelompok moksibusi aktif ini dilakukan pada hari
selasa, kamis, dan sabtu atau moksibusi palsu pada hari
senin, rabu, dan jumat keduanya akan diajari untuk
menggunakan perangkat yang relavan, nyata atau palsu.
Untuk melakukan perawatan, praktisi mengambil alat
moksibusi dari kotak yang diberi label dengan kode
yang sesuai dengan pasien. Karena perangkat nyata dan
palsu tampaknya identik, praktisi dan pasien dibutakan
untuk tugas pengobatan. pasien terlentang selama
perawatan dan pasien di kedua kelompok dirawat di
tiga titik lokal, ST 35, EX-LE4, dan titik Ashi, di
daerah lutut. Tiga pilar moxa akan dilakukan secara
berturut-turut dan dibakar di setiap titik. Perangkat akan
ditempelkan pada satu titik, pilar pertama dinyalakan.
Setelah 6 menit, dilanjutkan pada sesi moksibusi sekitar
20 menit. Prosedur ini diantu oleh asisten peneliti untuk
memastikan perangkat tidak dibongkar atau diperiksa
oleh praktisi.

Out come Ya
4. Pada pengobatan moksibusi 6 minggu secara signifikan
mengurangi rasa sakit dan memperbaiki fungsi pada
pasien dengan KOA dibandingkan dengan kontrol
palsu. Skor fungsi fisik pada kelompok aktif telah
meningkat secara signifikan dibandingkan dengan sham
pada minggu ke 3. Skor fungsi fisik pada awal adalah
33,4 15,37 pada kelompok aktif dan menurun mejadi
22,10 14,34 pada minggu ke 3, sedangkan pada
kelompok sham skor funsi fisik pada awal adalah 30,99

6
17,82 dan menurun menjadi 26,71 15,60 pada
minggu ke 3 (p= 0,002). Pada miggu ke 6, kelompok
aktif adalah 16,43 12,16 versus 21,70 16, 53 pada
kelompok sham (p= 0,015). Sedangkan pada minggu ke
12 pada kelompok aktif adalah 14,61 12,66 melawan
21,98 17,94 pada kelompok sham (p<0,001). Namun
tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok
pada minggu ke 24 (15,92 12,73 melawan 20,50
17,86 ; p= 0,058).

3.5 kelebihan dalam penilitian

tidak ada kelebihan dalam jurnal ini

3.6 kekurangan dalam penilitian

Tidak ada kekurangan dalam penelitian ini

3.7 Manfaat praktis dan teoritis

Dengan dilakukan penelitian ini kita dapat mengetahui bahwa melakukan perawatan
dengan Terapi pengobatan moksibusi yang digunakan berdasarkan teknik akupuntur yaitu
salah satu dari beberapa intervensi untuk meningkatkan wawasan pasien dalam pengobatan
atau perawatan lain yang berhubungan dengan penyakit pada orang dengan osteroartritis.

7
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Temuan dari uji coba ini menunjukkan bahwa moksibusi, seperti akupunktur, dapat
menjadi pengobatan tambahan yang berguna untuk pasien dengan KOA. Pengobatan
moksibusi sederhana, mudah dilakukan, dan hemat biaya. Modalitas ini juga lebih mudah
ditiru daripada akupunktur, yang tunduk pada variasi yang disebabkan oleh teknik jarum
yang berbeda dari praktisi individual. Temuan kami menunjukkan bahwa moksibusi
tradisional adalah terapi yang aman, efektif, dan mudah digunakan yang dapat menjadi
tambahan yang berguna untuk pengobatan konvensional untuk mengurangi rasa sakit dan
memperbaiki fungsi pada pasien dengan KOA.

4.2 Saran

Bagi masyarakat dengan osteoarthritis harus memiliki kesadaran untuk selalu


memperhatikan pengobatan yang telah diberikan dan telah dilakukan baik yang sudah di
ajarkan ataupun diberikan panduan untuk melakukan pengobatan secara rutin.

8
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia Reumatologi Association (IRA). (2014). Rekomendasi Diagnosis dan


Penatalaksanaan Osteoartritis, ISBN 978- 9793730-24-0

Sukandar, E. Y. Andrajati, R. Sigit, J. I. Adnyana, I.K. Setiadi, A. P. Kusnandar. (2013) : ISO


Farmakoterapi. PT ISFI. Jakarta,

Hamijoyo L., 2007. Pengapuran sendi atau osteoartritis. Perhimpunan Reumatologi


Indonesia. http://reumatologi.or.id/reuarttail?id=23 . (Diakses pada tanggal 24
Oktober 2014)

Center for Disease Control and Prevention (CDC): Osteoarthritis.


http://www.cdc.gov/arthritis/basics/osteoarthritis.html. (diakses pada tanggal 1
November 2014)

Sjamsuhidajat R., Karnadihardja W., Prasetyono T. O. H., Rudiman R., 2011. Buku ajar ilmu
bedah sjamsuhidajat- de jong, Ed. 3. Jakarta, EGC, 1006-8

Sukandar, E.Y., Sigit, J.I., Adiwibowo, L.F. 2013. Study of kidney repair mechanism of corn
silk (Zea mays L.Hair)-binahong (Andredera cordofolia (ten. Steenis) ) leaves
combination on renal failure rat Mmodel. International Journal of Pharmachology.
9(1): 12-13

9
LEMBAR KONSULTASI JURNAL

BLOK TUMBUH KEMBANG ANAK

Effectiveness of moxibustion treatment as


adjunctive therapy in osteoarthritis of the knee:
a randomized, double-blinded, placebo-controlled
clinical trial

TTD
No Hari/Tanggal Kegiatan
Dosen pembimbing

Mengetahui,

TTD ACC PRESENTASI JURNAL

(Tihar Yerdha, S. Kep, Ns)

10
11

Anda mungkin juga menyukai