Skripsi Full Text
Skripsi Full Text
BAB I
PENDAHULUAN
kondisi dimana semua perbankan syariah berusaha untuk memperoleh laba yang
menyalurkan dana dan memberikan jasa jasa lainnya dengan prinsip syariah dari
proses tersebut bank syariah akan memperoleh retrun berupa laba yang menjadi
cerminan atas kinerja manajemen yang diperoleh pada periode tertentu. Pada bank
syariah laba merupakan indikator terpenting dalam tujuannya apabila laba tesebut
diperoleh secara halal dan thayyib. Bank syariah akan mendapatkan laba apabila
penghasilan yang diperoleh lebih besar dari pada total bebannya, dikatakan rugi
apabila dirasakan pendapatan lebih kecil dari pada total bebannya. Besarnya laba
dapat dihat pada laporan laba atau rugi masing masing bank syariah.
Laba selain menjadi indikator kinerja yang telah dicapai oleh manajemen
pada suatu periode, dengan adanya laba maka laba dijadikan sebagai sarana
1
2
dan kontrak kerja sama dalam transaksi syariah, Laba juga dijadikan sebagai alat
Tabel 1.1
PEMBIAYAAN MURABAHAH, NPF SERTA LABA PADA BANK
UMUM SYARIAH TAHUN 2011 2015
Dikutip dalam berita satu.com (25 Maret 2015) Otoritas Jasa Keuangan
pada 2013, tidak bisa terulang lagi pada tahun ini dan harus puas dengan
pertumbuhan di angka 7,98 % pada 2015 berdasarkan data statistik Otoritas Jasa
pada akhir 2015. Kendati meningkat dibanding realiasi tahun 2014, profitabilitas
industri bank syariah masih di bawah realisasi tahun 2013. NPF perbankan syariah
mencapai 2,22% akhir tahun 2012. Kemudian, NPF tersebut meningkat menjadi
2,62% pada 2013. Posisi NPF perbankan syariah kemudian melesat menjadi
2
3
4,95% pada akhir Desember 2014 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rata-
di bawah 20%
Fenomena ini terjadi pada Tabel 1.1 laba yang diharapkan dari tahun ke
bermasalah agar tetap sehat menurut Edy Setiadi Kepala Depertemen Perbankan
pada laba bersih sedangkan pembiayaan musyarakah dan ijarah tidak berpengaruh
signifikan terhadap laba bersih. Penelitian yang dilakukan Sigit S & Winarsih
3
4
signifikan terhadap laba bersih Bank Syariah Mandiri Penelitian yang dilakukan
Zaim Nur dan Imron M (2014) menunjukan hasil bahwa pembiayaan murabahah
berpengaruh positif terhadap laba. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Siti
Berdasarkan fenomena gap terkait data awal yang diperoleh untuk meneliti
laba pada bank umum syariah dan terdapat research gap dari peneliti peneliti
penjelasan diatas maka peneliti tertatik untuk melakukan penelitian dengan judul
Berdasarkan pada uraian yang terdapat di latar belakang diatas maka dapat
4
5
2015 ?
2011 2015
terhadap laba pada bank umum syariah di Indonesia periode 2011 2015
5
6
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak bank
3. Bagi Investor
BAB I : PENDAHULUAN
6
7
data.
BAB V : PENUTUP
7
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut :
terhadap laba bersih PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Sampel penelitian yaitu
bank Syariah Mandiri. Periode penelitian pada tahun 2012 2015. Variabel
Teknik analisis data yang diguanakan adalah regresi liniear berganda. Hasil
terhadap laba bersih, dan rahn (gadai) emas berpengaruh positif dan signifikan
8
9
Persamaan penelitian :
fokus penelitian
Perbedaan penelitian :
2. Sampel penelitian terdahulu hanya 1 bank syariah saja yaitu Bank Syariah
Umum Syariah di Indonesia. Sampel penelitian yaitu bank umum syariah. Periode
sedangkan laba bersih sebagai variabel dependen. Teknik analisis data yang
9
10
Persamaan Penelitian :
Perbedaan penelitian :
terdahulu adalah 2012 2016 sedangkan periode penelitian sekarang tahun 2011
2015.
penelitian yaitu bank panin konvensional. Periode penelitian pada tahun 2010
2015. Variabel penelitian Net Profit Margin, Deviden Payout Ratio, Pertumbuhan
laba bersih dan pertumbuhan aset bank panin syariah merupakan variabel
dependen. Teknik analisis data yang digunakan adalah VAR (Vector Auto
terhadap laba sebesar 6,01%, DPR memiliki pengaruh terhadap laba sebesar
9,81%, pertumbuhan aset pengaruh terhadap laba sebesar 21,19%. dari uji
variabel lainnya.
10
11
Persamaan penelitian:
Perbedaan penelitian :
bank Mega Syariah, Bank Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia. peride
penelitian pada tahun 2005 2010. Variabel yang digunakan dalam penelitian
independen. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi liniear
11
12
laba, sedangkan NPF dan biaya operasional memiliki pengaruh yang negatif
Persamaan penelitian :
adalah laba
Umum Syariah
Perbedaan penelitian :
intervening.
2. Periode penelitian yang dilakukan penelitia terdahulu pada tahun 2005 2010
dan murabahah terhadap laba pada Bank Syariah Mandiri. Sampel penelitian yaitu
bank syariah mandiri. periode penelitian pada tahun 2002 2011. Variabel yang
12
13
murabahah sebagai variabel independen satu variabel dependen yaitu laba. teknik
analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitiannya secara
Persamaan penelitian :
Perbedaan penelitian :
syariah
2. Periode penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu pada tahun 2002 2011
13
14
Baktimakmur Indah. Periode penelitian pada tahun 2008 2013. Variabel dalam
analisis data yang digunakan regresi linier berganda dengan analisi deskriptif dan
uji asumsi klasik. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara parsial tabungan,
Persamaan Penelitian :
Perbedaan Penelitian :
ini menggunakan 5 bank yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri,
14
15
Bank Mega Syariah, Bank BRI Syariah, dan Bank Syariah Bukopin. Periode
penelitian pada tahun 2009 2013. Variabel yang digunakan adalah pembiayaan
variabel intervening dan laba sebagai variabel dependen. teknik analisis data yang
syariah hasil analisis jalur untuk pengaruh tidak langsung sebesar 0,053. Hal
laba.
Persamaan penelitian :
3. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan analisis
jalur
Perbedaan penelitian :
15
16
pada perbankan syariah di Indonesia. Sampel yang digunakan adalah Bank umum
syariah yang ada di Indonesia. periode penelitian 2009 2014. Variabel yang
menggunakan laba bank. Teknik analis data yang digunakan adalah analisis
memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap laba, tabungan wadiah memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap laba. Secara simultan bahwa variable giro
Persamaan penelitian :
Perbedaan penelitian :
16
17
Persamaan penelitian :
Perbedaan penelitian :
murabahah.
Sampel yang digunakan hanya Bank BRI atau bank konvensioanl sedangkan
17
18
Tabel 2.1
MATRIKS PENELITIAN TERDAHULU
Keterangan :
B + : Berpengaruh Positif
B - : Berpengaruh Negatif
TB : Tidak Berpengaruh
- : Tidak diteliti
19
Teori Teori dibawah ini teori yang tepat dan digunakan untuk
teori yang berdasarkan tingkah laku, perilaku manusia, pola manusia, motivasi
sebagai aspek yang memainkan peran penting untuk pencapaian tujuan bagi suatu
entitas. Teori ini didasarkan pada sifat manusia yang dapat di percaya serta
bertanggung jawab. Teori ini merupakan suatu pandangan baru cara mengelola
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari diri kepemimpinan dan manajemen.
hanya pada tujuan individu tetapi lebih kepada sasaran hasil untuk kepentingan
pada stewardship adalah pengelola akan meluruskan tujuan sesuai dengan tujuan
terjadi benturan kepentingan dua pihak, steward akan berusaha berkerja sama
daripada menentangnya, karena steward lebih melihat pada usaha untuk mencapai
tujuan organisasi bukan pada tujuan individu. Kunci keberhasilan pada teori ini
terletak pada prisipal yang memiliki kepercayaan apakah steward dapat dibentuk
bisnisnya.
umum syariah dengan nasabah terkait pembiayaan yang disalurkan dengan tujuan
principal dan steward yang didasarkan pada perilaku pelayan yang memiliki
karakter dimana steward dapat dibentuk agar selalu dapat diajak bekerjasama
tinggi daripada kepentingan individu serta bersedia untuk melayani. Dimana salah satu
bentuk kepuasan principal dapat diwujudkan melalui pencapaian profit dari dana
yang dikelolanya yang di berikan oleh pihak principal agar mencapai sasaran hasil
) 278(
)279(
tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut). Jika kamu orang-orang yang
ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya memerangimu. Dan jika kamu bertobat
(dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 15 / 13/ PBI/ 2008 tentang Bank
Umum Syariah Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Bank Umum Syariah (BUS) adalah
Bank Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembiyaan dan jasa jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
2. Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk
lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak,
meliputi:
prinsip syariah
24
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/ 16/ PBI/ 2008 tentang
jasa bank, Bank wajib memenuhi Prinsip Syariah. (3) Pemenuhan Prinsip
memenuhi ketentuan pokok hukum Islam antara lain prinsip keadilan dan
perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu, serta laporan keuangan
seperti : 1) shaibul maal / pemilik dana; 2) pihak pihak yang memanfaatkan dan
1) Neraca
tidak terikat, dan ekuitas pada saat tertentu. Penyajian aktiva pada neraca atau
pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan atas aktiva yang dibiayai oleh
bank sendiri dan aktiva yang dibiayai oleh bank bersama pemilik dana investasi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan kinerja dan kegiatan
usaha bank syariah pada suatu periode tertentu yang meliputi pendapatan
gambaran umum bank syariah, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos pos
2.2.4 Pembiayaan
26
istishna
multijasa
pembiayaan adalah salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana
syariah meliputi prinsip titipan atau simpanan (al-wadiah), prinsip bagi hasil
(profit-sharing), prinsip jual beli (sale and purchase), prinsip sewa (al-ijarah) dan
Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain,
baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan
investasi yang tidak dapat dapat dipastikan perubahan nilai nominal yang telah di
setujui. Dimana besar kecilnya perolehan kembali retrun bergantung pada hasil
usaha yang telah terjadi. dalam prinsip bagi hasil yang dialkukkan oleh bank
a. Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak
b. Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
Prinsip jual beli dalam bank syariah dapat dilakukkan melalui beberapa akad
a. Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan
b. Salam
Salam adalah akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan pengiriman
oleh penjual dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang
c. Istishna
Istishna adalah akad jual beli antara pembeli dan produsen yang juga bertindak
penjual.
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas
barang itu sendiri. Prinsip ini hampir sama dengan prinsip jual beli hanya saja
Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain: 1) Al- wakalah; 2) al
1) Qs. al Baqarah
...
...
Baqarah : 275)
2) Al Hadist
Dari Suhaib ar Rumi r.a bahwa Rasullulah saw bersabda, Tiga hal yang
syariah bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli dengan harga jual
dari bank adalah harga beli dari pemasok ditambah keuntungan dalam presentase
tertentu bagi bank syariah sesuai kesepakatan. Murabahah adalah akad jual beli
disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah dapat dilakukan untuk pembelian
30
Gambar 2.1
SKEMA PEMBIAYAAN MURABAHAH
6. Bayar 5. Terima
barang &
2. Beli 4. Kirim dokumen
Supplier / Penjual
kepada nasabah).
2.2.6 Laba
akuntansi syariah tekait produk pembiayaan syariah bagi hasil, jual beli atau jasa
(sistem tanpa bunga) sangat diperlukan untuk menentukan laba yang distribusian
kepada pihak pihak yang berkepentingan, selain itu konsep laba diperlukan
dalam menentukan besarnya zakat yang harus dikeluarkan badan usaha. Laba
yang halal adalah hak yang sesungguhnya bagi perusahaan atas usaha yang
32
memperhatikan serta menjaga hak - hak pihak lain, serta tidak memakan harta
besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan
dari aset akibat dari aset yang mengalami peningkatan nilai selama periode
tertentu dan dinyatakan oleh akun pendapatan. laba diperoleh dari bagi hasil atas
sewa atas akad ijarah dan fee dan administrasi jasa lainnya.
Menurut Bambang dan Herculanus (2008 : 291) Laba berasal dari semua
transaksi semua kejadian yang terjadi pada suatu entitas akan mempengaruhi
kegiatan perusahaan pada periode tertentu, laba diperoleh dari selisih pendapatan
dengan beban, apabila pendapatan lebih besar dibandingkan beban maka bank
akan mengalami laba, sedangkan pendapatan lebih kecil dari beban suatu entitas
akan menderita rugi. Bukti empiris dari Afif dan Imron (2014) terdapat faktor
faktor yang dapat mempengaruhi laba pada bank syariah sebagai berikut :
disebabkan oleh :
dilakukan oleh pihak bank. NPF merupakan rasio yang digunakan bank syariah
profitabilitas akan semakin tinggi dan sebaliknya. Dibawah ini rumus yang
berikut :
Pembiayaan Bermasalah
NPF = x 100..(1)
Total Pembiayaan
34
cukup, kurang dan tidak baik, dan rasio tersebut dapat diketahui ari laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh bank bank syariah yang terdaftar dalam
Bank Indonesia. Dibawah ini Tabel 2.2 menyajikan penilaian kriteria peringkat
Tabel 2.2
PENILAIAN KRITERIA PERINGKAT NON PERFORMING FINANCING
Financing)
akan menimbulkan suatu resiko yang di hadapi bank syariah dimana penyebab
pembiayaan nasabah.
pada nasabah
pada tujuan individu melainkan pada sasaran hasil yang akan dicapai bersama
sesuai dengan kepentingan pemilik dana dengan pencapaian profit yang diperoleh
harga jual yang disepakti oleh kedua pihak. Bank akan memperoleh pendapatan
margin yang diperoleh dari selisih harga jual yang diberikan dari supplier dengan
harga beli yang disepakati bersama antara nasabah dengan bank syariah, maka
pendapatan tersebut akan masuk menjadi laba atas transaksi yang diberikan.
jangka pendek dan cukup memudahkan dibandingkan dengan sistem bagi hasil,
menjauhkan dari ketidak pastian dari pendapatan bisnis - bisnis dengan sistem
debitur.
yang positif signifikan dan penelitian Afif dan Imron (2014) menujukan hasil
(NPF)
menyelesaikan akad murabahah dan bukan disebabkan dari faktor kelalaian bank
maka bank selaku pemberi modal harus menunda tagihan hingga nasabah sanggup
yang terlalu besar kepada nasabah maka munculnya resiko, resiko yang
kepentingan antara steward maupun principal maka steward akan berkerja sama
sasaran hasil yang ingin di capai bersama. Ketika nasabah tidak dapat membayar
sejumlah uang maupun cicilan, bank syariah akan melakukkan evaluasi terhadap
investasi yang di lakukannya, apabila dirasa investasi atau dana masih memiliki
tinggi pula resiko atau pembiayaan bermasalah yang dihadapi bank syariah.
2.2.10 Pengaruh non performing financing (NPF) terhadap laba pada bank
nilai selama periode tertentu dan dinyatakan oleh akun pendapatan. Laba
dengan NPF. Bank yang tidak mampu menjaga kualitas pembiayaannya maka
kerugian yang harus ditanggung oleh bank dan mengakibatkan laba perusahaan
laku manusia, motivasi serta kekuasaan yang memiliki peran penting untuk suatu
tujuan entitas. pengelola akan meluruskan tujuan sesuai dengan tujuan pemilik
bank syariah, Berbeda dengan penelitian Rahman dan Rohmandika (2014) rasio
Bambang (2008 :86) kunci utama tercapainya tujuan organisasi apabila prinsipal
untuk investasi maupun barang yang dibutuhkan tetapi timbul faktor yang tidak
dapat dikendalikan oleh pihak bank yaitu ketidak mampuan nasbah untuk
bahwa pihak penjual telah memberikan informasi dan penjelasan yang benar
diterapkan pada bank bank syariah yang diberikan pada nasabah. Dengan
keuntungan yang muncul atas selisih harga beli dari penjual dengan harja jual
diperoleh bank syariah. Sedangkan untuk risiko yang dihadapinya salah satunya
yang sering terjadi yaitu kelalaian nasabah ketika membayar angsuran secara
sengaja atau tidak sengaja. Kelalaian tersebut dapat menyebabkan bank syariah
cicilan akibatnya bank selaku pemberi modal akan menunda penagihan hingga
pengaruh positif signifikan terhadap laba dan NPF memiliki pengaruh positif
dibandingkan pengaruh langsungnya maka penelitian Afif dan Imron tidak dapat
Gambar 2.2
KERANGKA PEMIKIRAN
H1
Pb_mrbh LB
(pembiayaan (laba)
murabahah)
H4
H2 H3
NPF
(non performing
financing)
analisi jalur (path analysis) dimana dari kerangka pemikiran menggunakan tiga
variabel yaitu variabel endogenus atau dependen (Y) yaitu laba, variabel
terhadap laba melalui NPF. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
2.4 Hipotesis
(NPF)
Performing Financing
43
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukkan dalam penelitian ini terdari dari dua
aspek, yaitu :
2. Jenis data pada penelitian ini menggunakan data sekunder, dimana data
Batasan penelitian ini terletak pada jumlah sampel yang digunakan yang
tahunan (annual report) selama periode pengamatan pada tahun 2011 2015.
43
44
rasio Non Performing Financing sebagai variabel intervening dan laba pada bank
variabel independen. pada penelitian ini yaitu Laba bank sebagai variabel
murabahah sebagai variabel independen. berikut ini variabel yang digunakan yang
meliputi :
Laba
performing financing.
murabahah
45
Operasional variabel yang akan diamati dalam penelitian ini adalah variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis, yaitu
menyatakan harga perolehan dan margin yang disepakati oleh penjual dan
pembeli (Wiroso, 2011 : 170). Data yang digunakan dalam total pembiayaan
atau investasi yang dilakukan oleh pihak bank. Data yang digunakan pada non
performing financing diperoleh dari laporan keuangan yang tampak pada setiap
bank syariah menggunakan skala rasio yang dinyatakan dalam persentase. Maka
Pembiayaan Bermasalah
NPF = x 100 %
Total Pembiayaan
46
Laba merupakan kenaikan dari aset akibat dari aset yang mengalami
pendapatan (Muhamad 2014 : 276). Data yang digunakan pada variabel laba
adalah laba bersih diperoleh dari laporan laba atau rugi setiap bank syariah
rupiah.
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia pada tahun 2011 sampai dengan 2015. Sampel penelitian diambil
hingga 2015
Data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dalam
bentuk laporan keuangan tahunan yang didapatkan dari Bank Indonesia dan
website resmi masing masing bank syariah yang menjadi sampel penelitian
47
periode 2011 2015. Sedangkan untuk pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik pengambilan data dengan cara mencari data dan mengumpulkan data.
dengan program SPSS versi 23. Kemudian analisis data yang akan digunakan
dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda, dan analisis jalur
pengumpulan dan peringkasan data serta hasil penyajian hasil ringkasan dari
karakteristik data. Dimana pada penelitian ini akan menjelaskan secara deskriptif
output spss.
1. Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ini adalah menguji apakah model dalam regresi,
asumsi ini tidak memenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid. Alat uji yang
digunakan apabila data berdistribusi normal adalah uji kolmogrov smirnov test.
dan apabila data tidak berdistribusi normal maka peneliti harus mencari data
48
2. Uji Multikolinearitas
tidak terdapat hubungan antara variabe bebas atau tidak terjadi gejala
Tolerance (TOL) dan metode VIF (Variance Inflation Factor). Nilai tolerance
adalah besarnya variasi dan satu variabel bebas yang tidak dijelaskan oleh variabel
bebas lainnya. Sedangkan VIF adalah derajat suatu variabel bebas yang dijelaskan
oleh variabel lainnya. (Ghozali 2011 : 105) Untuk nilai TOL yang rendah yaitu
sama dengan nilai VIF yang tinggi (Karena VIF = 1/ Tolerance). maka nilai TOL
3. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari uji heteroskedastisitas ini adalah untuk menguji suatu model
apakah terdapat varian variabel dalam model yang tidak sama. Atau dengan kata
lain dalam model terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada pengamatan
dengan melihat ada tidaknya titik data pada pola tertentu pada grafik scatterplot,
apabila titik titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka dapat
yang lebih akurat yaitu dengan uji Glejser yang dapat dilakukan dengan meregresi
nilai absolut residual terhadap variabel bebas. Model dikatakan tidak mengalami
4. Uji Autokolerasi
Tujuan dai uji autokorelasi ini adalah menguji apakah dalam suatu model
regresi linier berganda ada hubungan korelasi antara kesalahan penggangu pada
dalam autokorelasi terdapat cara yang bisa mendeteksinya dengan Run Test
Run test digunakan untuk menguji apakah antara residual terdapat korelasi
yang tinggi. Apabila residual tidak memiliki hubungan yang korelasi maka
dikatakan bahwa residual adalah acak atau random (Ghozali, 2016 : 116). Dasar
Tujuan dari Uji hipotesis ini adalah untuk menetapkan suatu dasar agar
keputusan apakah menolak atau menerima kebenaran dari pernyataan atau asumsi
Tujuan dari Uji F ini menunjukkan apakah semua variabel independen yang
ada akan diuji fit atau tidaknya model regresi. Uji F ini dapat di lihat di tabel
determinasi untuk data silang (cross section) relative rendah karena adanaya
51
variasi yang besar antara masing masing pengamatan, sedangkan untuk data
runtun waktu (time series) biasanya memiliki nilai koefisien yang tinggi
(Ghozali,2016 : 96)
Tujuan dari Uji t ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh satu variabel
1. Menentukan H0 dan Ha
secara langsung dengan melihat model dan merumuskan kedalam tiga persamaan
mengontrol X, maka b 0
sebagai mediasi sempurna (full mediation) atau koefisien (a) serta (b) signifikan
terhadap variabel Y menurun tetapi tidak menjadi nol dengan memasukan variabel
dalam persamaan regresi tetap signifikan, tetapi mengalami penurunan nilai pada
analisis jalur dengan metode causal step dan Product of Coefficient (Uji Sobel).
Menurut Suwarjeni (2016 : 304) analisis jalur sebenarnya sama dengan model
regresi berganda hanya saja yang membedakan terletak pada variabel bebas yang
saling berkorelasi, dalam analisis jalur pola hubungan dalam penelitian dapat diuji
karena terdapat pola hubungan yang mempengaruhi variabel lain, baik secara
variabel. Anak panah satu arah menujukan hubungan kausal atau pengaruh
Gambar 3.1
PERSAMAAN STRUKTURAL ANALISIS JALUR
p1
e2
Pb_mrbh LB
(pembiayaan (laba)
murabahah)
e1
p2 p3
NPF
(non performing
financing)
54
koefisien jalur p1, untuk pengaruh pembiayaan murabahah terhadap laba melalui
NPF akan menghasilkan nilai koefisien jalur p2 dan p3. Total pengaruh hubungan
Persamaan I:
NPF = a + b1Pb_mrbh+e1..(2)
Persamaan Ke II :
Keterangan :
murabahah dan Non Performing Financing, akan memberikan nilai P1 dan P3 pada
persamaan ke II.
dibentuk dengan model berdasarkan landasan teoritis. Analisis jalur juga dapat
menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel tetapi tidak dapat
Sab = b 2 2 + 2 2 + 2 2 ...(4)
Keterangan :
sebagai berikut :
t=
........................................................................................(5)
Pengambilan keputusan :
BAB IV
hingga 2015
tahunan bank umum syariah pada tahun 2011 2015. Data sekunder diperoleh
dengan cara mendowload laporan keuangan bank umum syariah pada website
Bank Indonesia www.bi.go.id dan website resmi masing masing bank syariah.
57
58
Tabel 4.1
SELEKSI PEMILIHAN SAMPEL
Dikurangi Kriteria :
Bank Umum Syariah yang tidak mempublikasikan
laporan keuangan pada BI tahun 2011 2015 -
S
u
m Umum Syariah yang mengalami laba negatif
Bank (3)
b
e
Jumlah sampel akhir 52
r
Tabel 4.2
DAFTAR BANK YANG SAMPEL PENELITIAN
jumlah sampel yang digunakan berdasarkan tabel 4.2 diatas sebanyak 52. Jumlah
bank umum syariah di Indonesia sebanyak 12 bank. Satu bank yang belum
terdaftar pada Bank Indonesia yaitu BTPN Syariah, maka bank umum syariah
yang terdaftar di bank indonesia pada tahun 2011 2015 ada 11 bank syariah, dan
terdapat 2 bank yang yang mengalami laba negatif yaitu Bank Victoria Syariah,
pada tahun 2014 yang mengalami laba negatif kemudian tahun 2015 yaitu Bank
Victoria Syariah serta Bank Maybank Syariah, maka dikeluarkan dari sampel pada
Bab ini menjelaskan tentang analisis serta hasil dari output SPSS
pengelolaan data secara statistik menggunkan software SPSS 23. Berikut ini akan
menguraikan analisis data tentang analisis dekriptif, uji normalitas, uji asumsi
pembiayaan murabahah, NPF dan Laba dengan nilai minimum, maximum, rata
rata dan standar deviasi dari data yang telah di olah dengan menggunakan
software SPSS
60
Tabel 4.3
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
Pada tabel 4.3 merupakan hasil ouput spss tentang statistik deskriptif
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, sampel yang digunakan yaitu 52.
berikut ini masing masing analisis desktiptif yang digunakan pada penelitian :
tahun 2011 dan nilai maxium Rp. 49.914.035 juta nilai pembiayaan
murabahah tersebut dimiliki oleh dari bank Syariah mandiri pada tahun
2015.
61
sebaran data yang besar. Berikut ini menyajikan perkembangan rata rata
Gambar 4.1
PERKEMBANGAN RATA RATA PEMBIAYAAN
MURABAHAH
12,000,000 10,047,354
10,000,000 8,065,254
7,705,503
8,000,000 6,157,601
6,000,000 4,211,637
4,000,000
2,000,000
0
2011 2012 2013 2014 2015
PMB
juta, tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi Rp. 7.705.503 juta tahun
2014 juga mengalami kenaikan menjadi Rp. 8.065.254 juta dan tahun
pembiayaan jual beli dengan jangka waktu yang relatif singkat dengan
62
menghasilkan retrun yang tinggi maka dapat berpengaruh pada laba yang
2. Laba
tersebut. Berdasarkan tabel 4.3 diatas Laba minimum sebesar Rp. 4.075
juta yang dihasilkan dari bank BCA Syariah Tahun 2011 sedangkan laba
maksimum diperoleh dari bank Syariah Mandiri sebesar Rp. 805.690 juta.
Nilai mean pada tahun ini sebesar 110.618,12 lebih kecil dari nilai standar
standar deviasi maka maka data pada tahun ini merupakan data heterogen
yang memiliki variasi data untuk setiap variabel sangat besar. Berikut ini
merupakan grafik yang menyajikan rata rata laba bersih pada tahun 2011
2015
63
Gambar 4.2
PERKEMBANGAN RATA RATA LABA
200000
153,310 150,099
150000
96,728
100000 76,473
44,217
50000
0
2011 2012 2013 2014 2015
LABA BERSIH
tetapi nilai pada akun pendapatan yang dihasilkan kecil sedangkan beban
operasional bank syariah memiliki nilai yang besar ditambah dengan nilai
pajak pengasilan yang harus di salurkan ke negara maka laba bersih yang
diberikan atau investasi yang dilakukan oleh pihak bank, semakin tinggi
nilai NPF semakin buruk kinerja bank yang dianggap tidak dapat
tidak menguntungkan. Berdasarkan tabel 4.3 diatas nilai NPF yang rendah
64
pada tahun 2011 ada pada Maybank Syariah sebesar 0% bank tersebut
tidak memiliki rasio NPF dimana nilai NPF pada periode tersebut sebesar
0%, maka bank maybank syariah memiliki predikat yang sangat bagus
NPF tertinggi ada pada bank Muamalat Indonesia sebesar 7,11% nilai
yang tinggi membuat bank tersebut waspada, dengan nilai NPF yang
Pembiayaan Bermasalah
NPF = x 100 %
Total Pembiayaan
40.714.629
yang membuat rasio NPF sangat besar. Nilai mean sebesar 3,02% dengan
standar deviasi sebesar 1,87 % dimana nilai standar deviasi lebih kecil
yang memiliki variasi data pada variabelnya sangat kecil. Berikut ini
Gambar 4.3
PERKEMBANGAN RATA RATA NPF
8.00 7.54
7.00
6.00
5.00 4.22
4.00 2.96
3.00 2.40
1.91
2.00
1.00
0.00
2011 2012 2013 2014 2015
NPF
minimum yang ditentukan oleh Bank Indonesia karena < 5%, nilai NPF
yang semakin naik artinya bank bank syariah dianggap kurang mampu
faktor eksternal dari bank. NPF yang semakin meningkat maka laba bersih
bermasalah.
66
tujuannya sampel atau data memiliki distribusi yang normal atau tidak, serta
ini maka digunakan analisis jalur dengan metode causal step dan sobel test.
Analisi jalur untuk mengetahui pengaruh tidak langsung dan pengaruh langsung
Uji t.
a. Uji Normalitas
Tabel 4.4
HASIL UJI NORMALITAS
DATA TIDAK BERDISTRIBUSI NORMAL
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 52
Normal Parametersa,b Mean 0,0000000
Std. Deviation 115.777,50538324
Most Extreme Absolute 0,178
Differences Positive 0,178
Negative -0,150
Test Statistic 0.178
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000c
67
Pada tabel 4.4 diatas telah dilakukan uji normalitas dengan kriteria data
normal KS > 0,05 dikatakan data berdistribusi normal, tetapi pada tabel diatas
normal.
Tabel 4.5
HASIL UJI NORMALITAS
DATA BERDISTRIBUSI NORMAL
data menjadi normal. Berdasarkan tabel diatas maka sampel yang digunakan
sebanyak 52, besarnya nilai Kolmogorov Smirnov atau pada Test Statistic sebesar
68
0,062 dengan taraf sinifikansi sebesar 0,200 > 0,05 maka data residual
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.6
HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 0,499 1.477 0,338 0,737
LN_PmbMr
0,724 0,107 0,815 6,780 0,000 0,712 1,405
bh
NPF -
-0,205 0,087 -0,282 0,023 0,712 1,405
2,348
a. Dependent Variable: LN_LB
Sumber : Hasil Output SPSS, Lampiran 9
Tolerance dan VIF. Dikatakan bebas gejala multikolinieritas bila Nilai TOL >
0,10 dan nilai VIF < 10. Berdasarkan tabel 4.6 nilai Tol LN_PmbMrbh sebesar
0,712, nilai NPF 0,712 lebih besar dari 0,10 dan Nilai VIF LN_PmbMrbh dan
NPF sebesar 1,405 < 10,00 maka variabel independen keseluruhan dalam model
c. Uji Heteroskedastisitas
mendeteksi adanya heterskedastisitas digunakan uji Glejser dengan kriteria sig >
Tabel 4.7
HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.129 0,860 2,474 0,017
LN_PmbM
-0,102 0,062 -0,271 -1,643 0,107
rbh
NPF 0,054 0,051 0,175 1,061 0,294
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber : Hasil Output SPSS, Lampiran 10
LN_TotPmb_Mrb sebesar 0,229 > 0,05 dan variabel NPF dengan nilai
signifikansi sebesar 0,619 > 0,05 maka variabel yang akan diuji bebas dari gejala
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Tujuan dai uji autokorelasi ini adalah menguji apakah dalam suatu model
regresi linier berganda ada hubungan korelasi antara kesalahan penggangu pada
penelitian ini menggunakan Run Tes dengan kriteria sig < 0,05 maka H0 diterima
Tabel 4.8
HASIL UJI AUTOKORELASI
Runs Test
Unstandardized Residual
a
Test Value 0,10667
Cases < Test Value 26
Cases >= Test Value 26
Total Cases 52
70
Number of Runs 28
Z 0,280
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,779
a. Median
Sumber : Hasil Output SPSS, Lampiran 11
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dengan uji Run Test didapatkan nilai p-value
sebesar 0,779 lebih besar dari 0,05 (5%) maka H0 diterima dan tidak mengalami
gejala autokorelasi.
Tabel 4.9
HASIL ANALISIS REGRESI SEDERHANA
Berdasarkan tabel 4.9 diatas maka persamaan regresi (I) sebagai berikut :
Berikut ini hasil intrepretasi pada tabel 4.8 diatas sebagai berikut :
1. Diperoleh nilai F hitung sebesar 20,242 dengan nilai sig (0,000) < 0,05,
71,2% dipengaruhi oleh variabel lainnya lainnya yang tidak masuk dalam
model
71
3. Berdasarkan uji t diatas diperoleh nilai sig (0,000) < 0,05 maka maka
terhadap laba.
murabahah dianggap konstan, maka rata rata NPF sebesar -6,792 persen
Tabel 4.10
HASIL ANALISIS REGRESI BERGANDA
Variabel B Std Error Beta t- Stat Sig
Constant 0,499 1,477 - .338 0,737
LN_PmbMrbh 0,724 0,107 0,815 6.780 0,000
NPF -0,205 0,087 -0,282 -2.348 0,023
Berdasarkan tabel 4.10 diatas maka persamaan regresi (II) sebagai berikut :
Berikut ini hasil intrepretasi pada tabel 4.8 diatas sebagai berikut :
1. Diperoleh nilai F hitung sebesar 24,155 dengan nilai sig (0,000) < 0,05,
sisanya sebesar 52,4% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak masuk
dalam model
untuk pembiayaan murabahah sebesar (0,000) < 0,05 maka maka hipotesis
memiliki pengaruh yang signifikan pada laba. Nilai NPF upada t hitung
adalah -2,348 dengan signifikansi sebesar (0,023) < (0,05) maka hipotesis
laba.
murabahah dianggap konstan, maka rata - rata laba sebesar 0,499 juta
rupiah
kenaikan sebesar 72,4 persen. Koefisien regresi NPF sebesar -0,205 artinya
setiap satu persen perubahan pada NPF, maka laba akan mengalami
berikut ini hasil tiga persamaan regresi yang dihipotesiskan sebagai berikut:
73
Gambar 4.4
0,724
c (sig 0,000)
X Y
0,589
c (sig 0,000)
0,657 -0,205
a (sig 0,000) Z b (sig 0,023)
menjadi tetap signifikan, tetapi mengalami penurunan nilai pada koefisien regresi
(c < c). Pada gambar diatas menujukan koefisein (a), (b) dan setelah memasukan
variabel Z tetap signifikan dan nilai (c) mengalami kenaikan (c > c) maka bukan
sebagai mediasi sempurna atau mediasi parsial artinya variabel indepeden dapat
variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori, dan analisis jalur
74
Gambar 4.8
HASIL PERSAMAAN STRUKTURAL ANALISIS JALUR
Sig sig
0,657 (p2) - 0,205 (p3)
e2= 0,843
Non performing
financing (Z)
Berdasarkan gambar 4.8 diatas maka intrepretasi dari hasil analisis jalur diatas
adalah :
sebesar 0,724
sebesar 0,657
0,205 = - 0,134
75
tidak langsung
kriteria :
(ii) Apabila pada persamaan I dan II, koefisien p1, p2 dan p3 signifikan,
tidak memenuhi kriteria ke (ii) karena nilai p1 > (p2 x p3) yang seharusnya
Sab = b 2 2 + 2 2 + 2 2
= 0,06
t hitung =
76
0,134
= = - 2,06
0,065
Berdasarkan hasil uji sobel untuk pengaruh NPF sebagai intervening pada
didapatkan nilai t hitung (test statistic) sebesar -2,06 < 1,68 t tabel maka
keputusannya terima H0, artinya NPF tidak sebagai variabel mediasi (intervening)
menjadi variabel mediasi dan didukung hasil temuan pada uji causal step
sebelumnya.
4.3 Pembahasan
beberapa tahap yaitu Uji Asumsi klasik, Uji variabel intervening dengan analisis
jalur dengan metode causal step dan uji sobel serta uji hipotesis. Hasil dari
pengaruh 42,9 % dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang
model yang diusulkan fit atau baik. Hasil uji t menunjukkan variabel pembiayaan
analisis jalur dan uji sobel membuktikan bahwa NPF bukan menjadi variabel
nasabah, dimana bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli, dimana
kedua belah pihak sepakat untuk penentuan harga pokok barang ditambah dengan
yang popular pada bank syariah dan mendominasi pada pembiayaan jual beli
lainnya karena pembiayaan ini memiliki jangka waktu yang relatif singkat,
pembiayaan jual beli yang digunakan bank syariah sekitar lebih dari tujuh puluh
kreditur dan debitur dan memiliki resiko yang rendah. Pembiayaan murbahah
penghasilan berupa mark-up selisih harga jual dan harga beli barang atau jasa,
dimana markup yang dihasilkan merupakan pendapatan bagi bank maka dapat
murabahah terhadap laba dapat dilihat berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0,000
maka Hipotesis pertama (H1) dengan keputusan terima Ha1 maka pembiayaan
murabahah berpengaruh signifikan terhadap laba. Berikut ini data rata rata
Tabel 4.11
Berdasarkan tabel 4.11 nilai rata rata kedua variabel tidak stabil, pada
tahun 2011 2012 nilai pembiayaan murabahah sebesar 4.211.637 juta rupiah
mengalami peningkatan menjadi 6.157.601 juta rupiah dan laba pada periode
juta rupiah menjadi 7.705.503 juta rupiah tetapi laba justru mengalami penurunan
tahun 2012 laba sebesar 153.310 juta rupiah sedangkan tahun 2013 dengan nilai
laba sebesar 150.099 juta rupiah Pembiayaan murabahah meningkat dari tahun
sebelumnya pada tahun 2013 sebesar 7.705.503 juta rupiah kemudian tahun 2014
sebesar 8.065.254 juta rupiah sedangkan laba pada tahun 2013 di peroleh sebesar
menjadi sebesar 10.047.354 juta rupiah kemudian laba yang diperoleh juga
mengalami peningkatan pada tahun 2014 laba sebesar 44.217 meningkat menjadi
banyak artinya nasabah banyak yang meminati produk tersebut maka fungsi dan
Nilai rata rata yang tidak stabil maka tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan semaikin tinggi pembiayaan maka semakin tinggi laba yang diperoleh
hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya yang mengakibatkan laba menurun,
beban pajak pada masing - masing bank syariah. Berikut contoh data yang
Tabel 4.12
CONTOH LAPORAN LABA RUGI GABUNGAN BANK UMUM
SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH TAHUN 2013 2014
Berdasarkan Tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa dana yang diberikan kepada
uang atau cicilan dengan lancar tetapi jika nasabah wanprestasi maka bank akan
beban yang hampir sama atau tinggi laba yang diperoleh bank syariah semakin
kecil.
Sesuai dengan teori yang digunakan yaitu Stewardship theory bank syariah
merupakan laba dari hasil usaha yang diperolehnya. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Maulidiyah dan Jeni (2017) serta Novi Fadila (2015) hasil
pengaruh positif signifikan terhadap laba berbeda dengan hasil penelitian yang
(NPF)
Menurut Antonio dalam Afif dan Imron (2014) penyebab terjadinya resiko kredit
murabahah terhadap NPF dapat dilihat pada uji t berdasarkan nilai signifikansi
sebesar 0,000 maka Hipotesis kedua (H2) dengan keputusan terima Ha2 maka
Tabel 4.13
PERBANDINGAN RATA RATA PEMBIAYAAN
MURABAHAH TERHADAP NPF
mengalami peningkatan menjadi 6.157.601 juta rupiah dan NPF pada periode
tersebut mengalami peningkatan dari 1,91 % menjadi 2,40 % . Tahun 2012 2013
nilai NPF tahun 2012 sebesar 2,40 % menjadi 2,96% pada tahun 2013.
sebesar 7.705.503 juta rupiah kemudian tahun 2014 sebesar 8.065.254 juta rupiah
NPF yang di hasilkan semakin meningkat hingga mencapai angka 4,22 % pada
peningkatan dari nilai sebesar 8.065.254 juta rupiah menjadi sebesar 10.047.354
juta rupiah kemudian NPF yang di peroleh pada bank syariah mencapai 7,54 % di
dapat bertindak sesuai dengan kesepakatan dan tujuan yang ingin dicapai. Ketika
kategorikan pada pembiayaan ytang kurang lancar, macet maupun tidak lancar
bank tidak membebankan semua pembiayaan tersebut tetapi bank akan membantu
nasabah agar dapat membayar sejumlah dan yang dipinjamnya karena bank
yang saling mendukung keberlangsungan kinerja bank syariah yang baik maka
diberikannya.
tidak dalam kategori sehat serta berdampak pada penurunkan laba sehingga bank
berdampak terlalu tinggi pada laba. Menurut Kasmir (2014 : 129 ) semakin tinggi
NPF maka semakin kecil laba yang dihasilkan karena pendapatan yang diterima
bank akan berkurang dan biaya pencadangan penghapusan piutang bertambah dan
bank mengalami rugi. Semakin tinggi nilai NPF maka semakin kecil peluang
menghasilkan keuntungan dari total pembiayan yang diberikan dan laba akan
mengalami penurunan.
84
bermasalah yang ditimbulkan kecil, disini peran principal sangat penting dengan
kepentingan, maka keberlangsungan usaha akan sesuai dengan tujuan yang ingin
di capai bersama.
dapat dilihat pada uji t berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0,023 maka
Hipotesis ketiga (H3) dengan keputusan terima Ha3 maka NPF berpengaruh
signifikan terhadap laba. Berikut ini data rata rata NPF terhadap laba :
Tabel 4.14
PERBANDINGAN RATA RATA NPF TERHADAP LABA
Tahun NPF Laba
2011 1,91 96.728
2012 2,40 153.310
2013 2,96 150.099
2014 4,22 44.217
2015 7,54 76.473
Berdasarkan tabel 4.14 nilai rata rata NPF dengan laba tidak stabil
pada tahun 2011 2012 nilai NPF dari 1,91 % menjadi 2,40 %, laba pda tahun
2011 2012 sebesar 96.728 juta rupiah naik menjadi 96.728. nilai NPF tahun
2012 sebesar 2,40 % meningkat menjadi 2,96% pada tahun 2013, laba pada tahun
2012 sebesar 153.310 juta rupiah menurun menjadi 150.099 juta rupiah. NPF
mencapai angka 4,22 % pada tahun 2014 dan melonjak mencapai angka 7,54 %
pada tahun 2015, sedangkan laba tahun 2014 sebesar 44.217 juta rupiah
85
meningkat menjadi 76.743 juta rupiah pada tahun 2015. Tidak stabilnya hubungan
pemiayaan bermasalah atau NPF dengan laba tidak sesuai dengan terori yang
yang di hasilkan, rata rata data di dukung dengan hasil penelitian rahman dan
seperti penempatan pada bank lain, investasi surat berharga, atau penyertaan
Hipotesis ini didukung oleh penelitian Riyadi (2014) bahwa NPF memiliki
pengaruh negatif terhadap laba, semakin tinggi nilai NPF maka laba yang
variabel intervening
mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang rendah serta
likuiditas tetap aman Rahman dan Rohmandika (2012). Hal tersebut dikarenakan
dengan penggunaan dana mencapai 70 sampai 80 persen dari volume usaha bank.
dan harus bebas riba maka hubungan keduanya berdasarkan kepercayaan atas
maka bank syariah akan memperoleh manfaat dan bisa juga resiko Manfaat dari
untuk risiko yang dihadapinya salah satunya yang sering terjadi yaitu kelalaian
nasabah ketika membayar angsuran secara sengaja atau tidak sengaja. Kelalaian
Hasil uji hipotesis pada uji t semua variabel memiliki pengaruh terhadap
laba dan signifikan < 0,05. Pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap
sedangkan uji variabel intervening pada analisis jalur dengan metode causal step
dan uji sobel ditemukan bahwa NPF bukan sebagai variabel intervening antara
langsung dan menjadi variabel independen. Berikut ini rata rata pengaruh
Tabel 4.15
PERBANDINGAN RATA RATA PEMBIAYAAN MURABAHAH
TERHADAP LABA DENGAN NPF SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
Tahun Pmb Laba NPF
2011 4.211.637 96.728 1,91
2012 6.157.601 153.310 2,40
2013 7.705.503 150.099 2,96
2014 8.065.254 44.217 4,22
2015 10.047.354 76.473 7,54
87
peningkatan dan nilai laba berfluktuatif, Pada tahun 2011 2012 nilai pembiayaan
6.157.601 juta rupiah dan nilai laba sebesar 96.728 juta rupiah meningkat menjadi
153.310 juta rupiah hal tersebut dikarenakan nilai NPF yang semakin meningkat.
Menurut Zaim dan Afif (2014) Jika nilai pembiayaan bermasalah meningkat maka
keuntungan dari pembiayaan yang diberikan dan akhirnya akan menurunkan laba
bersih. Berdasarkan penjelasan diatas mendukung teori yang digunakan yaitu teori
menhasilkan laba tetapi pada praktiknya rasio NPF bank syariah terus membesar
ini konsisten dengan penelitian Afif dan Imron (2014) NPF memiliki pengaruh
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
website masing masing bank syariah dan Bank Indonesia (BI). Periode
menggunakan nilai laba bersih dan NPF diukur dengan rasio diperoleh dari
beberapa uji statistik seperti uji asumsi klasik yaitu uji statistik deskriptif, uji
variabel mediasi (intervening) meliputi uji analisi jalur, uji causal step dan uji
sobel serta uji hipotesis yaitu uji F (uji kelayakan model), uji koefisien
berikut :
88
89
(NPF) pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2011 2015. Hal
dengan laba bank umum syariah di Indonesia tahun 2011 2015. Hal
p1 > (p2 x p3) berdasarkan hasil uji sobel yang tidak signifikan maka
variabel indepen.
pada penelitian ini diantaranya masih terdapat bank syariah yang belum terdaftar
90
mulai beroperasi pada tahun 2014, bank ini tidak dimasukan ke dalam sampel
karena pada variabel yang diteliti data tidak tersedia di Bank Indonesia sehingga
5.3 Saran
Penelitian ini memiliki keterbatasan, oleh karena itu diberikan saran yang
diharapkan umtuk penelitian selanjutnya lebih baik lagi. Saran yang diberikan
sebagai berikut :
syariah atau Badan Perkreditan Rakyat Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia