Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas anugrahNya penulisan paper ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Anom Wiryasa, N M selaku Dosen mata kuliah
Kalkulus yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
karena penulis hanya lah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya dan memohon kritik dan saran dari para pembaca. Kami
juga berharap makalah ini kedepannya dapat berguna bagi para pembaca.

Denpasar, 26 Oktober 2015

Penyusun ( Kelompok 1 )

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

1.3 Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 2

2.1 Sistem Bilangan ................................................................................................... 2

2.2 Bilangan Asli, Bilangan Cacah, Bilangan Bulat dan Bilangan Rasional ............. 2

2.3 Bilangan Real ....................................................................................................... 3

2.3.1 Sifat-Sifat Bilangan Real ........................................................................... 4

2.3.2 Sifat-Sifat Urutan Bilangan Real ............................................................... 4

2.4 Selang................................................................................................................... 4

2.5 Supremum Infimum ............................................................................................. 6

2.6 Pertidaksamaan .................................................................................................... 7

2.7 Nilai Mutlak ......................................................................................................... 7

2.7.1 Sifat-Sifat Nilai Mutlak ............................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kami menyusun makalah ini sebagai tugas mata kuliah Kalkulus. Dengan
menyusun makalah ini kami berharap dapat mempermudah mahasiswa untuk
memahami materi Sistem Bilangan, Pertidaksamaan dan Nilai Mutlak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Sistem Bilangan

2. Pertidaksamaan

3. Nilai Mutlak

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Sistem
Bilangan, Pertidaksamaan dan Nilai Mutlak

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Bilangan

Sistem bilangan adalah himpunan dari bilangan-bilangan beserta sifat-sifatnya.


Himpunan bilangan yang teristimewa dan penting adalah himpunan bilangan real. Tetapi
apakah bilangan real itu dan bagaimana sifat-sifatnya? Untuk menjawabnya diperlukan
beberapa sistem bilangan yang lebih sederhana.

2.2 Bilangan Asli, Bilangan Cacah, Bilangan Bulat dan Bilangan Rasional

Diantara sistem bilangan yang paling sederhana adalah bilangan-bilangan asli.


Himpunan bilangan asli biasanya dinyatakan dengan A, namun banyak literatur menggunakan
N (natural), yakni:N{1,2,3,...}. Jika ke dalam N ditambahkan elemen 0 maka terbentuklah N
{0}={0,1,2,3,...} yaitu himpunan bilangan cacah. Selanjutnya, jika himpunan bilangan cacah
digabungkan dengan himpunan yang terdiri dari negatif bilangan-bilangan asli maka
terbentuklah himpunan bilangan bulat yang biasa dinyatakan dengan B atau Z (Zahlen), yakni
Z= {...,-3,-2,-1,0,1,2,3,...}. Sehingga seringkali himpunan bilangan asli disebut dengan
himpunan bilangan bulat positif.Bilamana kita mencoba mengukur panjang, berat, tegangan
listrik dan lain-lain, maka bilangan-bilangan bulat tidak memadai untuk memberi ukuran
tersebut. Sehingga hasil bagi (rasio) dari bilangan bulat haruslah dipertimbangkan, yaitu
3 7 21
bilangan-bilangan seperti: 4, , ; dan lain-lain. Selanjutnya didefinisikan suatu bilangan
8 5

yang dinyatakan p/q dengan p dan q bilangan bulat dan q 0, disebut bilangan rasional.
Himpunan bilangan rasional biasa dinyatakan dengan Q, maka himpunan bilangan rasional

dapat dinyatakan sebagai { = , 0 } }

Dalam perkembangan, ternyata bilangan rasional tidak cukup untuk menampung semua
kebutuhan akan bilangan dalam matematika, tidak mampu mengukur semua ukuran panjang.
Dari berbagai sifat bilangan rasional, ternyata ada titik-titik pada garis bilangan yang tidak bisa
dinyatakan dengan bilangan rasional Perhatikan bahwa 2 merupakan panjang sisi miring
sebuah segitiga siku-siku dengan sisi-sisi 1 satuan. Bilangan ini tidak dapat dinyatakan

2

sebagai hasil bagi dua bilangan bulat atau 2 untuk setiap p,q Z dan q 0, sehingga 2

bukan bilangan rasional, demikian juga 3, 25, , dan lain-lain.Bilangan yang tidak dapat
dinyatakan ke bentuk bilangan rasional diistilahkan dengan bilangan irrasional (IR).

2.3 Bilangan Real

Sekumpulan bilangan-bilangan rasional atau irrasional disebut himpunan bilangan real


dan dinyatakan dengan R, sehingga himpunan bilangan real merupakan gabungan himpunan
bilangan rasional dengan himpunan bilangan irrasional. R = Q IR. Himpunan bilangan real
dapat dipandang sebagai kumpulan titik-titik sepanjang sebuah garis lurus yang disebut garis
bilangan real. Setiap titik menyatakan satu bilangan real atau setiap bilangan real dapat
dinyatakan oleh sebuah titik dalam garis bilangan real.

Secara umum himpunan bilangan real memuat himpunan bilangan rasional dan
himpunan bilangan irrasional. Himpunan bilangan rasional memuat himpunan bilangan bulat
dan himpunan bilangan bulat memuat himpunan bilangan asli. Hubungan tersebut dinyatakan
dilukiskan seperti gambar dibawah ini.

N himpunan bilangan asli N = { 1,2,3,4,...)

I himpunan bilangan bulat I = {...,-2,-1,0,1,2,...}



Q himpunan bilangan rasional { = , 0 }

Gambar 2.1

3
2.3.1 Sifat-Sifat Bilangan Real

Komutatif (pertukaran), hanya untuk penjumlahan dan perkalian


x + y = y + x Dan xy = yx
Asosiatif (pengelompokan), hanya untuk penjumlahan dan perkalian
( x + y ) + z = x + ( y + z ) dan ( xy ) z = x ( yz )
Distributif, perkalian terhadap penjumlahan
(x + y) z = xz + xy
Uusur Identitas
Terhadap operasi jumlah yaitu 0 sehingga x + 0 = x
Terhadap operasi kali yaitu 1 sehingga x.1 = x
Invers
Terhadap penjumlahan yaitu x sehingga x + (-x) = 0
1 1
Terhadap perkalian yaitu . = 1

2.3.2 Sifat-Sifat Urutan Bilangan Real


Trikotomi
Jika x dan y bilangan real, maka berlaku x>y atau x<y atau x=y
Transitif
Jika x < y dan y < z maka x < z
Penambahan
< + <+
Perkalian
< < ,
< > ,

2.4 Selang
Penulisan himpunan dalam bentung selang/interval:

4
{| , } = [, ]

{| < < , } = (, )

{| < , } = [, )

{| < , } = (, ]

{| , } = [, )

5
{| < , } = (. ]

2.5 Supremum Infimum

a. Definisi unsur maksimum dan unsur minimum


disebut unsur maksimum dari himpunan A, apabila untuk semua
berlaku
disebut unsur minimum dari himpunan A, apabila untuk semua

b. Definisi batas atas dan batas bawah
disebut batas atas dari himpunan A apabila
disebut batas bawah dari himpunan A apabila
c. Definisi supremum infimum
disebut supremum dari himpunan A, ditulis sup A = U, apabila
U batas A
Jika t batas atas lain dari A, maka U < t
Supremum bisa juga disebut batas atas terkecil
disebut infimum dari himpunan A, ditulis inf A = V, apabila
V batas bawah A
Jika s batas bawah lain dari A, maka V > s

Infimum bisa juga disebut batas bawah terbesar

Contoh:

6
A = {1,2,3,4,5} B = {0,4} 1
= { | } (

Unsur maksimum = 5 Unsur maksimum = 4 1 1 1
= . = {1, , , , }
2 3 4
Unsuru minimum = 1 Unsuru minimum = 0
Unsur maksimum = 1
Batas atas = 5 Batas atas = 4
Unsuru minimum = tak ada
Batas Bawah = 1 Batas Bawah = 0
Batas atas = > 1
Sup A = 5 Sup B = 4
Batas Bawah = 0
Inf A = 1 Inf B = 0
Sup B = tak ada
Inf B = 0

2.6 Pertidaksamaan

Pertidaksamaan tidak boleh dikalikan atau dibagi oleh suatu variabel karena variabel
tersebut bisa bernilai positif atau negatif.Pertidaksamaan akan berubah tanda apabila variabel
pengali/pembagi bernilai negatif.

Contoh pertidaksamaan

() ()
() ()

() ()

()
() () ()
Dan lain sebagainya

2.7 Nilai Mutlak

Nilai mutlak x dengan notasi |x| didefinisikan sebagai:

|| = {, 0 , < 0}

Contoh:

|6| = 6, 6 0
|-4| = -(-4) = 4, karena -4 < 0
|0| = 0
|-2,75| = -(-2,75) = 2,75, karena -2,75 < 0
, 0 ,
| | = {(), <0 = {, <

Akibat definisi nilai mutlak

7
< < || <

> < || >

2.7.1 Sifat-Sifat Nilai Mutlak

1. |x.y| = |x|.|y|

2. || = || , 0

3. |x+y| < |x| + |y|


4. |x|2 = x2
5. || < || x2 < y2

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Fadlansyah, Arief. 2013. Sistem Bilangan Real.


http://reduxation.blogspot.co.id/2013/08/materi-sistem-bilangan-real.html. 04 Oktober
2015

iii

Anda mungkin juga menyukai