Anda di halaman 1dari 10

RANCANGAN FORMULA

GRANISETUS Infus

PENYUSUN FORMULA

No. NIM Nama Tanggung Jawab

1 N111 14 318 ANWAR SAM PENGEMBANG FORMULA

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017

Halaman1dari10
GRANISETUS Infus

I. Rancangan Formula
Tiap 50 ml GRANISETUS mengandung :
Levofloxacine Hemihidrate 3 mg
Sodium chloride 895 mg
NaOH/HCl qs pH 6 / 6.5
Water for Injections ad 100ml

II. Rencana desain sediaan


- Rencana nomor registrasi : DKL1700100149A1
- Rencana nomor bets : 73054318U
- Rencana klaim etiket : 3 mg / ml
- Rencana bahan kemas primer : Gelas Kaca
- Rencana bahan kemas sekunder : Individual Folding Box
- Rencana bahan label/etiket : Kertas Stiker
- Rencana bahan leaflet/brosur : Kertas HVS 60 GSM
- Rencana proses sterilisasi : Sterilisasi akhir
- Rencana indikasi sediaan : Antiemetik
III. Dasar Formulasi
III.1 Dasar pembuatan sediaan/sistem/rute/volume
1. Menurut farmakope indonesia III, Infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi,
bebas pirogen dan sedapat mungkin isotonis terhadap darah, disuntikkan langsung ke dalam vena
dalam volume relatif banyak (FI III : 12)
2. Dibuat dalam bentuk sediaan infus dengan melihat indikasi yaitu untuk menangani atau mengobati
mual dan muntah pada pasien pasca operasi. Mual muntah akut akibat kemoterapi
(Marrtindale:1733)
3. Pemerian dalam sediaan invus secara intravena dengan dosis 3 mg dalam 20 sampai 50 ml durasi 5
menit sebelum di mulainya kemoterapi (martindale:1733)

III.2 Dasar pemilihan bahan aktif dan kekuatan sediaan


1. Melihat kelarutan dari bahan aktif sediaan granisetron HCl, kalrutannya baik dalam air yaitu 1mg
dalam 100 ml air lebih mudah di buat sediaan infus dengan indikasi antiemetik khusus untuk pasien
pasca operasi atau kemoterpi, pasien tidak sadar atau susah menelan(martindale: 1733)
2. Granisetron hidroklorida digunakan secara oral atau IV untuk mencegah mual dan muntah terkait
dengan pengobatan awal dan berulang kemoterapi kanker emetogenik. Pemilihan granisetron juga
digunakan IV untuk pencegahan dan pengobatan mual dan muntah pasca operasi (AHFS:15393)
3. Dosis granisetron setara dengan 3 mg granisetron diencerkan sampai volume 20-50 ml dan diberikan
secara intravena lebih dari 5 menit seblm d mulainya kemoterapi . dosis dapat diulang 2 kali dalam
24 jam. Dosis sebaiknya di berikan minimal 10 menit selang waktunya. Maksimal dosis maksimal
hanya sampai 9 mg (martindale:1733)
III.3 Dasar pemilihan bahan tambahan

Halaman2dari10
NaCl
1. Pada produk parenteral diperlukan pengisotonis yang dapat meningkatkan tonisitas jika pada
sediaan tersebut hipotonis. Salah satu bahan tambahan yang biasa digunakan ialah Natrium
Klorida (fastrack : 121)
2. Natrium Klorida merupakan bahan yang sering digunakan dalam sediaan farmasi parenteral dan
non parenteral dan penggunaannya yang paling umum digunakan sebagai larutan isotonis
(Excipient : 637)
3. Berbagai bahan tambahan yang digunakan dalam produk steril seperti agen tonisitas. Agen
tonisitas yang paling umum ialah elektrolit sederhana seperti natrium klorida atau garam-garam
natrium lainnya. Agen tonisitas biasanya bahan terakhir yang ditambahkan ke dalam formuasi
sediaan steril untuk melihat dan mengukur osmolaritas sediaan (Encyclopedia : 1275)

Water For Injection


1. Water for injection merupakan salah satu pembawa dalam sediaan parenteral yang telah
mengalam proses destilas atau reverse osmosis dan tidak mengandung bahan tambahan apapun
(Excipient : 769)
2. Pelarut yang paling sering dalam produksi injeksi skala besar ialah water for injection. Pelarut ini
telah mengalami proses destilasi atau reverse osmosis (Ansel : 515)
3. Water for injection memiliki keuntungan seperti kemurnian (yaiu sedikit mengandung ion-ion,
logam berat dan senyawa pengoksida, bebas pirogen, dan termostabil (Fastrack : 113)
III.4 Dasar pemilihan bahan kemas
1. Wadah gelas yang digunakan merupakan wadah gelas tipe 1 yang umumnya diketahui ialah gelas
netral yang mengandung bahan-bahan yang resisten tinggi terhadap paralisis dan tahan dengan
proses autokalf (Pharmaceutical Practice : 210)
2. Tipe-tipe kaca yang digunakan dalam produk parenteral yakni tipe I, II dan III sesaui untuk produk
parenteral, tapi tipe I yang paling tahan terhadap kemorosotan kimia (Pengaruh bahan-bahan kimia)
(Ansel : 537)
3. Gelas digunakan dalam sediaan parenteral yang terbagi menjadi beberapa tipe, ada tipe I, tipe II,
dan Tipe III. Tipe I diketahui memiliki kualitas yang tinggi,dan mengandung borosilikat (silicon oxide)
yang membuat tipe I ini resisten terhadap bahan-bahan kimia dan kondisi asam dan basa yang
tinggi. Tipe I ini merupakan tipe glass yang paling sering digunakan dalam pembuatan sediaan
parenteral (Encyclopedia : 1276)
III.5 Dasar pemilihan metode sterilisasi
1. Granisetron HCl dapat disterilisasi menggunakan autoklaf dengan sterilisasi akhir karena memiliki
suhu kestabilan 532oc (Granisetron HCl CAS)
2. Metode sterilisasi laritan injeksi yang paling efektif di gunakan yaitu sterilisasi dengan pemanasan
dan sterilisasi dengan tekanan tinggi (scovilles:408)
3. Autoclave di gunakan pada suhu 121oC atau 250 farenhite dengan menggunakan tekanan dan suhu
tinggi untuk sterilisasi sediaan dalam wadah (Ansel:523)
III.6 Cara Bebas pirogen
1. Arang aktif menghilangkan pirogen dari larutan dengan absorbsi. Larutan dikocok dengan 0,1 %
arang aktif serbuk halus selama 5-10 menit. Arang dibiarkan mengendap, dan cairan supernatan
dipisahkan atau arang dapat dihilangkan dengan penyaringan kertas saring yang keras karena serbuk
halus arang sulit dihilangkan dengan kertas saring. (Scoville : 196).
III.7 Cara mengaktifkan karbon Aktif
1. Karbon aktif diaktifkan dengan cara dipanaskan menggunakan oven suhu 170O C (Scoville : 196).
IV. Informasi Bahan Aktif
IV.1. Uraian farmakolgi (Martindale : 1773 dan 1757, AHFS : 15393)
Nama : Granisetron Hydrochloride
Kelas farmakologi : Obat keras
Indikasi : Antiemetik untuk mengatasi mual muntah pasien kemoterapi, radioterapi, dan
pencagahan dan pengobatan mual muntah pasca operasi
Mekanisme kerja : Granisetron hidroklorida, inhibitor selektif serotonergik tipe 3 (5-HT3) Reseptor,
adalah antiemetik. Kegunaan Granisetron hidroklorida digunakan secara oral
atau IV untuk pencegahan mual dan muntah Terkait dengan pemberian pertama
kali dan berulang. Granisetron hidroklorida juga digunakan IV untuk pencegahan
dan pengobatan Mual dan muntah pascaoperasi.
Kontraindikasi : Pasien dengan tanda obstruksi usus subakut atau ileus. Penggunaan harus d
kurangi pada pasien dengan kerusakan hati sedang sampai berat.

Halaman3dari10
Efek samping : Meski tidak ada pengurangan dosis, namun masih akan tetap menyebabkan
gangguan ginjal dan hati. Karsinogenik, neoplasma hati pada dosis tinggi dan
pemberian dalam wakti yang lama, mutagenistas dan genotoksisitas belm
terlihat. Menyebabkan sakit kepala, kemerahan pada kulit, cegukan, sembelit.
Nyeri dada, aritmia,hipotensi, takikardida, dan bradikardi jarang ditemukan.
Pengelihatan kabur, berpengaruh dalam sistem kardiovaskular.

Dosis dan : 3 mg/ mL (infus)


pemberian
Interaksi obat : Metabolisme granisetron siinduksi oleh fenobarbital.
Berinterksi dengan Sevoflurane
Farmakokinetika : Keterikatan Plasma protein sekitar 65%. Farmakokinetik Menunjukkan variasi
interindividual yang cukup besar, dan Eliminasi setelah dosis intravena
dilaporkan sekitar 4 sampai 5 jam pada paasien normal dan Sekitar 9 sampai 12
jam pada pasien kanker. Dimetabolisme Di hati, terutama oleh N-
demethylation, dengan lebih sedikit Dari 20% dosis yang ditemukan tidak
berubah dalam urin, Sisa diekskresikan dalam fases dan urin sebagai metabolit.

IV.2 Uraian sifat fisika-kima bahan aktif (Martindale : 1733)


Nama resmi : Graniseteron Hydrochlorida
Nama lain : Graniseteroni Hydrochloridum
RM : C18H24N4O1HCl
BM : 348,9
Pemerian : Serbuk Putih atau hampir putih.
sangat mudah larut dalam air,
sukar larut dalam diklorometana;
sedikit larut dalam metil alkohol

Kelarutan : Kelarutan 1 dalam 100 air


pKa dan pH : 4 sampai 6,5
larutan
Titik didih : 532,016 C
Incompatibilitas : Produk ini umumnya kompatibel dengan Bahan umum di fasilitas medis.
jauhkan dari oksidasi kuat, asam kuat, beberapa logam Dan zat yang tidak sesuai
dengan air.
Informasi : -
tambahan
IV.3. Uraian stabilitas
Stabilitas : Suhu : Simpan pada suhu kamar 15-30 C (59-86 F).
Cahaya : -
pH : 4-6.5
Air :-
Inkompatibiltas : Produk ini umumnya kompatibel dengan Bahan umum di fasilitas medis.
jauhkan dari oksidasi kuat, asam kuat, beberapa logam Dan zat yang tidak sesuai
dengan air.
Saran : Simpan pada suhu kamar, simpan ditempat yang tertutup rapat
penyimpanan
V. Informasi Bahan Tambahan (Sifat fisika-kima dan stabilitas)
1. Water for Injection (Excipient :766)
Nama resmi : Purified Water RB:
Nama lain : Aqua, aqua purificata, hydrogen oxide, Air
Suling
Kelas fungsional : Pelarut / pembawa
Konsentrasi : Ad. 100%
RM : H2O
BM : 18,02

Halaman4dari10
Pemerian : Warna : Jernih
Rasa : tidak berasa
Bau :tidak berbau
Bentuk :Cairan jernih
Kelarutan : Dalam air : -
Dalam pelarut lain : larut dalam beberapa pelarut polar.
pKa dan pH larutan : 5,0-7,0
Titik lebur : 0C
Informasi lain : Titik didih 100C
Stabilitas : Tanpa purifikasi menyebabkan ketidaksatbilan seperti kehadiran kalsium yang
dapat mempengaruhi viskositas dan akan mempengaruhi kualitas
Inkompatibilitas : Dalam formulasi air bisa bereaksi dengan obat-obat dan bahan tambahan yang
rentan terhadap hidrolisis dan suhu yang tinggi.
Penanganan : -
Toksisitas : Bila memenuhi standar kualitas, aman digunakan untuk memformulasi.
Saran penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan kedap udara.

2. Natrium Chlorida (Excipient :654)


Nama lain : Sodium Chloride RB -
Kelas fungsional : Alberger; chlorure de sodium; common salt;
hopper salt; natrii chloridum; natural halite;
rock salt; saline; salt; sea salt; table salt.
Konsentrasi : Tablet dan capsule diluent; tonicity agent.
RM : 0.9 %
BM : 58,44
Pemerian : Warna :Putih atau agak putih
Rasa :rasa garam, asin
Bau :-
Bentuk :serbuk kristal
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol anhidrat
pKa dan pH larutan : 4,5-7,0
Titik lebur : 804C
Informasi lain : -
Stabilitas : Stabil dalam pemansan
Inkompatibilitas : Inkompatibilitas dengn besi, bereaksi dengan perak, garam merkuri, menrurnkan
kalrutan NaCl dengan penambahan paraben
Penanganan : Dapat mengiritasi kulit, mata dan memberan mukosa. Lindungi mata dan
gunakan sarung tangan
Toksisitas : konsentrasi 512g sodium chloride dapat dikonsumsi setip harinya, untuk
dewasa, meningkatkan pengeluaran urine.
Saran penyimpanan : Harus disimpan di dalam wadah kedap udara pada temperatur yang sejuk dan
kering, terlindung dari cahaya.
3. Asam Klorida (Excipient 328)

Nama Resmi : Hydrochloric Acid RB : Hydrochloric Acid

Nama Lain : Acidum hydrochloridum


concentratum; chlorohydric
acid; concentrated
hydrochloric acid; E507
Kelas Fungsional : Bahan Pemberi suasana Asam

Konsentrasi : -

RM : HCl

BM : 36,46

Halaman5dari10
Pemerian : Warna : Cairan tidak berwarna
Bau : Merangsang
Rasa : -
Bentuk : Cairan
Kelarutan : Dalam air : larut dengan air
Dalam pelarut lain : larut dalam dietil eter, etanol 95 %, dan metanol
pKa dan pH larutan : pH = 0.1 (10% v/v aqueous solution)

Titik lebur : 110OC

Stabilitas : Penyimpanan di dekat dengan alkali, logam, dan sianida harus


dihindari
Inkompatibilitas : Asam klorida bereaksi hebat dengan alkali, dan sejumlah besar panas. asam
klorida juga bereaksi dengan banyak logam, membebaskan hidrogen.
Toksisitas : LD 50 (mouse, IP): 1.4g/kg
LD 50 (rabbit, oral): 0.9g/kg
Saran Penyimpanan : Asam klorida harus disimpan di sebuah wadah-tertutup, kaca atau lainnya
kontainer inert pada suhu di bawah 30OC
4.
Natrium Hidroksida (Excipient: 648)
Nama resmi : Sodium Hydroxide RB: Sodium Hydroxide

Nama lain : Caustic soda; E524; lye; natrii


hydroxidum; soda lye; sodium
Hydrate
Kelas fungsional : Adjust pH

Konsentrasi : -

RM : NaOH

BM : 40

Pemerian : Warna : Putih atau praktis putih


Rasa :-
Bau :-
Bentuk : berbentuk pellet, keras, rapuh dan menunjukkan
pecahan hablur

Kelarutan : Dalam air : mudah larut dalam air


Dalam pelarut lain : dalam etanol
pKa dan pH larutan : pH = 12 (0.05% w/w aqueous solution);
pH = 13 (0.5% w/w aqueous solution);
pH = 14 (5% w/w aqueous solution).
Titik lebur : 318OC

Stabilitas : Bila terkena udara, natrium hidroksida cepat menyerap kelembaban dan
mencair, tapi kemudian menjadi padat lagi karena penyerapan karbon dioksida
dan pembentukan natrium karbonat.
Inkompatibilitas : Natrium hidroksida adalah basa kuat dan tidak kompatibel dengan senyawa yang
mudah mengalami hidrolisis atau oksidasi. Itu akan bereaksi dengan asam, ester,
dan eter, terutama dalam larutan air
Toksisitas : LD 50 (mouse, IP): 0.04g/kg
LD 50 (rabbit, oral): 0.5g/kg
Saran penyimpanan : Natrium hidroksida harus disimpan dalam non-logam kedap udara wadah di
tempat yang sejuk dan kering.
VI. Peralatan, Parameter Kritis dan Spesifikasi Produk Jadi
VI.1 Peralatan

Halaman6dari10
No. ID Alat Nama Alat/Merek Jumlah No.SOP
1 Beaker 500 mL 1
2 Erlenmeyer Bersumbat 250 mL 1
3 Corong 1
4 Gelas ukur 500 mL 1
5 Sendok tanduk besi 1
6 Pipet tetes 1
7 Batang pengaduk 1
8 Kertas saring 1
VI.2 Rancangan Spesifikasi Sediaan
Tentukan spesifikasi produk akhir (dan produk ruahan)
No. Kriteria Spesifikasi
1 Homogenitas Homogen
2 Warna Bening
3 pH 6,5
4 Pirogen Bebas Pirogen

VI.3. Rancangan Proses Sterilisasi


No. Nama MetodeStrilisasi Referensi
1 Beaker Autoklaf 121oC, 30 menit Parrot:286
2 Wadah Autoklaf 121oC, 30 menit Parrot:286
3 Pipet tetes Autoklaf 121oC, 30 menit Parrot:286
4 Gelas ukur Autoklaf 121oC, 30 menit Parrot:286
5 Sendok tanduk besi Oven 170oC, 1 jam Parrot:286
6 Segel besi Oven 170oC, 1 jam Parrot:286
7 Batang pengaduk Oven 170oC, 1 jam Parrot:286
8 Produk akhir Autoklaf 121oC, 30 menit Lachman:1268
9 Corong Oven 170oC, 1 jam Lachman : 623
10 Kertas saring Oven 170oC, 1 jam Parrot:286
Oven, 170 C 2 jam Scoville : 406
11 Kertas perkamen
14. Natrium hidroksida Autoklaf, 121C 15 menit Excipient 6 th : 648
15. Asam klorida Sinar
17. Natrium Klorida Autoklaf, 121C 15 menit Excipients 6th : 639
18. WFI Autoklaf, 121C 15 menit Excipients 6th : 769

Rancangan Pengemasan
VII.1 Kemasan Primer
Jenis : Kaca
Bahan : Glass Tipe 1
Dimensi : 11,2 cm 5 cm
Volume : 100 ml
VII.2 Kemasan Sekunder

Halaman7dari10
Jenis : Kertas
Bahan : Formika
Dimensi : 11,5 cm 5,3 cm
Volume : 100 ml

VII.3 Leaflet
Jenis : Kertas
Bahan : HVS
Dimensi : 10 cm 15 cm

VII.4 Label
Jenis : Kertas
Bahan : Sticker
Dimensi : 5cm 8 cm

VIII. Perhitungan tonisitas, buffer, produksi, dan perhitungan lain

Halaman8dari10
Jadi yang ditimbang adalah 895 mg NaCl perkemasan

VIII.1 Perhitungan Bahan Per Pcs

Granisetron HCl 3.3 mg


NaCl 895 mg

VIII.2 Perhitungan Bahan Per Batch

Nalbuphine HCl : 1,1 mg 5 = 5,5 mg


NaCl : 895 mg 5 = 4.475 mg

IX. Rancangan proses produksi (Per wadah)


1. Semua alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan terlebih dahulu
2. Botol dan alat-alat gelas yang akan digunakan dicuci dengan deterjen lalu dibebas-alkalikan dengan cara
direndam dalam HCl 0,1 N panas selama 30 menit lalu dibilas dengan WFI lalu disterilkan dengan autoklaf.
3. Tutup karet dibersihkan dan dibebas sulfurkan dengan cara direndam dalam Na 2CO3 2% yang mengandung
0,1% Na Lauril Sulfat, dipanaskan selama 15 menit, didinginkan dan disterilkan dalam autoklaf 1210C selama
20 menit.
4. Zat aktif ditimbang sebanyak 15 mg lalu dilarutkan dalam 200 ml ke dalam beaker 500 ml.
5. NaCl ditimbang sebanyak mg lalu dimasukkan ke larutan, dihomogenkan dengan menggunakan batang
pengaduk
6. WFI ditambahkan hingga volume menjadi 500 ml
7. Larutan dimasukkan dalam erlenmeyer bersumbat lalu ditambahkan arang aktif 0,1% (telah diaktifkan
dengan cara dipanaskan menggunakan oven suhu 170O c selama 15 menit ) dengan cara digojog dengan
selama 5-15 menit, kemudian disaring menggunakan kertas whatman hingga bening
8. Sebanyak 100 ml larutan dimasukkan kedalam wadah primer mnggunakan corong
9. Produk akhir disterilkan di autoklaf 121oC selama 15 menit
10. Produk akhir diberi etiket dan dikemas
X Referensi

Halaman9dari10
Aulton, E Michael. Pharmaceutics ; the design and manufacturing medicine. Elsevier; London. 2011.

Lachman, L.et.all, 1986, The Theory and Practice of Pharmacy Industry, 3rd Edition, Lea &Pinger, Philadelphia.

Parrot, Eugene C, 1980, Pharmaceutical Technology, Collage of Pharmacy University of Iowa, Iowa City.

Sweetman, Sean C. 2009. Martindale : The Complete Drug Reference thirty Sixth Edition. London: Pharmaceutical

Press

Rowe,Raymond. 2009. Handbook of pharmaceutical excipient. London : Pharmaceutical press.

Jenkins, Glen, dkk, 1957, Scovilles The Art of Compounding, MC Growhill, Book Company, New York

Allen, L. V., Ansel, C. H. 2014. Ansels Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery Systems. Philadelphia :

lipincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer business

Halaman10dari10

Anda mungkin juga menyukai