Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH FARMAKOGNOSI TENTANG ALKALOID :

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN PENULISAN

BAB II PEMBAHASAN

1. DEFINISI ALKALOID
2. KLASIFIASI
3. BIOSINTESIS
4. SIFAT
5. SUMBER DARI TUMBUHAN

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

1 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak


ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi.
Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk
tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar
yang sedikit.

Selanjutnya dalam Meyers Conversation Lexicons tahun 1896


dinyatakan bahwa alkaloid terjadi secara karakteristik di dalam tumbuh-
tumbuhan, dan sering dibedakan berdasarkan kereaktifan fisiologi yang
khas. Senyawa ini terdiri atas karbon, hidrogen, dan nitrogen, sebagian
besar diantaranya mengandung oksigen, sesuai dengan namanya yang
mirip dengan alkali (bersifat basa) dikarenakan adanya sepasang elektron
bebas yang dimiliki oleh nitrogen sehingga dapat mendonorkan sepasang
elektronnya (Hesse, 1981).

Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah


menggunakan obat-obatan yang mengandung alkaloid dalam minuman,
kedokteran, the, tuan atau tapal, dan racun selama 4000 tahun. Tidak ada
usaha untuk mengisolasi komponen aktif dari ramuan obat-obatan hingga
permulaan abad ke sembilan belas.

Obat-obatan pertama yang ditemukan secara kimia adalah opium,


getah kering Apium Papaver Somniferum. Opium telah digunakan dalam
obat-obatan selama berabad-abad dan sifat-sifatnya sebagai analgesik
maupun narkotik telah diketahui. Pada tahun 1803, derosne mengisolasi
alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama narkotin. Setumer pada
tahun 1805 mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap opium dapat
berhasil mengisolasi morfin.

Pada tahun 1826, Pelletier dan Caventon juga memperoleh Koniin


suatu alkaloid yang memiliki sejarah cukup terkenal. Alkaloid tersebut
tidak hanya yang bertanggung jawab atas kematian Socrates akibat dari
hisapan udara yang beracun, tetapi karena struktur molekulernya yang

2 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


sederhana. Koniin merupakan alkaloid pertama yang ditemukan sifat-
sifatnya (1870) dan yang pertama disintesis (1886). Selama tahun 1884
telah ditemukan paling sedikit 25 alkaloid hanya dari Chinchona.

Garam alkaloid dan allkaloid bebas biasanya berupa senyawa padat


berbentuk kristal tidak berwarna (berberina dan serpentina berwarna
kuning). Alkaloid sering kali optik aktif, dan biasanya hanya satu dari
isomer optik yang dijumpai di alam, meskipun dalam beerapa kasus
dikenal campuran rasemat, dan pada kasus lain satu utmbuhan
mengandung satu isomer sementara tumbuhan lain mengandung
enantiomernya (Padmawinata, 1995).

Ada juga alkaloid yang berbentuk cair, seperti konina, nikotina,


dan higrina. Sebagian besar alkaloid mempunyai rasa yang pahit. Alkaloid
juga mempunyai sifat farmakologi. Sebagai contoh, morfina sebagai
pereda rasa sakit, reserfina sebagai obat penenang, atrofina berfungsi
sebagai antispamodia, kokain sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai
stimulan syaraf (Ikan, 1969).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan :

1. Bagaimana sejarah senyawa Alkaloid dan klasifikasinya ?


2. Bagaimana sifat-sifat fisika dan kimia dari Alkaloid ?
3. Gugus fungsi apa yang terdapat pada Alkaloid ?
4. Pada tumbuhan apa sajakah Alkaloid berada ?
5. Bagaiman cara isolasi dan identifikasi dari senyawa Alkaloid ?

C. TUJUAN PENULISAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


Farmakognosi tingkat 1 program studi S1 Farmasi STIKes Bhamada.

3 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH

Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah


menggunakan obat-obatan yang mengandung alkaloid dalam minuman,
kedokteran, the, tuan atau tapal, dan racun selama 4000 tahun. Tidak ada
usaha untuk mengisolasi komponen aktif dari ramuan obat-obatan hingga
permulaan abad ke sembilan belas.

Obat-obatan pertama yang diketemukan secara kimia adalah


opium, getah kering Apium Papaver somniferum. Opium telah digunakan
dalam obat-obatan selama berabad-abad dan sifat-sifatnya sebagai
analgesik maupun narkotik telah diketahui. Pada tahun 1803, Derosne
mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama narkotin.
Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap
opium dapat berhasil mengisolasi morfin.

Dalam tahun 1817-1820 di Laboratorium Pelletier dan Caventon di


Fakultas Farmasi di Paris, melanjutkan penelitian di bidang kimia alkaloid
yang menakjubkan. Daintara alkaloid yang diperoleh dalam waktu singkat
tersebut adalah Stikhnin, Emetin, Brusin, Piperin, kaffein, Quinin,
Sinkhonin, dan Kolkhisin.

Pada tahun 1826, Pelletier dan Caventon juga memperoleh Koniin


suatu alkaloid yang memiliki sejarah cukup terkenal. Alkaloid tersebut
tidak hanya yang bertanggung jawab atas kematian Socrates akibat dari
hisapan udara yang beracun, tetapi karena struktur molekulnya yang
sederhana. Koniin merupakan alkaloid pertama yang ditentukan sifat-
sifatnya (1870) dan yang pertama disintesis (1886). Selama tahun 1884
telah ditemukan paling sedikit 25 alkaloid hanya dari Chinchona.
Kompleksitas alkaloid merupakan penghalang elusidasi struktur molekul
selama abad ke sembilan belas bahkan pada awal abad ke dua puluh.
Sebagai contoh adalah Stikhnin yang ditemukan pertama kali oleh
Pelletier dan Caventon pada tahun 1819 dan struktur akhirnya dapat
ditentukan oleh Robinson dan kawan-kawan pada tahun 1946 setelah
melakukan pekerjaan kimia yang ekstra sukar selama hampir 140 tahun.

4 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


Perlu dicatat bahwa selama kimia organik berkembang pesat
selama periode tersebut, menjadi ilmu pengetahuan yang rumit pada saat
ini, usaha pengembangan dalam kimia bahan alam tumbuh sejalan, banyak
reaksi yang sekarang merupakan reaksi klasik dalam kimia organik adalah
hasil penemuan pertama dari studi yang cermat degradasi senyawa bahan
alam.

B. DEFINISI

alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak


ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua
alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya
bersifat basa dan dalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan
bagian dari cincin heterosiklik.

Hampir semua alkaloid yang ditemukan di alam mempunyai


kereaktifan biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang
sangat berguna dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin dan stiknin
adal alkaloid yang terkenal dan mempunyai efek fisiologis dan psikologis.
Alkaloid dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji,
daun, ranting, dan kulit batang. Alkaloid umumnya ditemukan dalam
kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit
yang berasal dari jaringan tumbuhan.

Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung


satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid
mengandung atom karbon, hidrogen, nitrogen dan pada umumnya
mengandung oksigen. Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam akar,
biji, kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari hewan.

Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari tumbuh-


tumbuhan dan digunakan sebagai cadangan bagi sintesis protein.
Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan
hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Alkaloid
mempunyai efek fisiologis. Sumber alkaloid adalah tanaman berbunga,
angiospermae, hewan, serangga, organisme laut dan mikroorganisme.
Famili tanaman yang mengandung alkaloid adalah Liliaceae, solanaceae,
rubiaceae, dan papaveraceae (Tobing, 1989). (1; 15)

5 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


C. SIFAT ALKALOID
1. Sifat-sifat fisika

Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang


memiliki lebih dari 1 atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5
atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer, sekunder maupun tertier
yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari
struktur molekul dan gugus fungsionalnya) Kebanyakan alkaloid yang
telah diisolasi berupa padatan kristal tidak larut dengan titik lebur yang
tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid yang
berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan koniin berupa cairan.
Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang
kompleks, species aromatik berwarna (contoh berberin berwarna kuning
dan betanin berwarna merah). Pada umumnya, basa bebas alkaloid hanya
larut dalam pelarut organik, meskipun beberapa pseudoalkalod
dan protoalkaloid larut dalam air. Garam alkaloid dan alkaloid quartener
sangat larut dalam air.

2. Sifat-sifat kimia

Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada


adanya pasangan elektron pada nitrogen.Jika gugus fungsional yang
berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh;
gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa
lebih bersifat basa. Hingga trietilamin lebih basa daripada dietilamin dan
senyawa dietilamin lebih basa daripada etilamin. Sebaliknya, bila gugus
fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron (contoh; gugus
karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh
yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam.
Contoh ; senyawa yang mengandung gugus amida. Kebasaan alkaloid
menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi,
terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi ini
sering berupa N-oksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi
dapat menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung
dalam waktu yang lama. Pembentukan garam dengan senyawa organik
(tartarat, sitrat) atau anorganik (asam hidroklorida atau sulfat) sering
mencegah dekomposisi. Itulah sebabnya dalam perdagangan alkaloid
lazim berada dalam bentuk garamnya.

6 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


D. KLASIFIKASI DAN PENGGOLONGAN ALKALOIDA

KLASIFIKASI ALKALOIDA

Alkaloid merupakan suatu basa organik yang mengandung unsur


Nitrogen (N) pada umumnya berasal dari tanaman, yang mempunyai efek
fisiologis kuat terhadap manusia. Kegunaan senyawa alkaloid dalam
bidang farmakologi adalah untuk memacu sistem syaraf, menaikkan
tekanan darah, dan melawan infeksi mikrobial (Pasaribu, 2009).

Alkaloida tidak mempunyai tatanam sistematik, oleh karena itu,


suatu alkaloida dinyatakan dengan nama trivial , misalnya kuinin, morfin
dan stiknin. Hampir semua nama trivial ini berakhiran in yang mencirikan
alkaloida.

Klasifikasi alkaloida dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara yaitu :

1. Berdasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian


dari struktur molekul. Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloida dapat
dibedakan atas beberapa jenis seperti alkaloida pirolidin, alkaloida
piperidin, alkaloida isokuinolin, alkaloida kuinolin dan alkaloida
indol.
2. Berdasarkan jenis tumbuhan darimana alkaloida ditemukan. Cara ini
digunakan untuk menyatakan jenis alkaloida yang pertama-tama
ditemukan pada suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan cara ini, alkaloida
dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu alkaloida tembakau,
alkaloida amaryllidaceae, alkaloida erythrine dan sebagainya. Cara ini
mempunyai kelemahan yaitu : beberapa alkaloida yang berasal dari
suatu tumbuhan tertentu dapat mempunyai struktur yang berbeda-
beda.
3. Berdasarkan asal-usul biogenetik. Cara ini sangat berguna untuk
menjelaskan hubungan antara berbagai alkaloida yang diklasifikasikan
berdasarkan berbegai jenis cincin heterosiklik. Dari biosintesa
alkaloida, menunjukkan bahwa alkaloida berasal dari hanya beberapa
asam amino tertentu saja. Berdasarkan hal tersebut maka alkaloida
dapat dibedakan atas tiga jenis utama yaitu :
a. Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam-asam amino ornitin dan
lisin.
b. Alkaloida aromatik jenis fenilalanin yang berasal dari fenil alamin,
tirosin dan 3,4-dihidrofenilalanin.
c. Alkaloida aromatik jenis indol yang berasal dari triptopan.

7 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


Sebagian besar alkaloida mempunyai kerangka dasar polisiklik
termasuk cincin heterosiklik nitrogen serta mengandung substituen yang
tidak terlalu bervariasi. Atom nitrogen alkaloida hampir selalu berada
dalam bentuk gugus amin (-N) atau gugus amida (-CO-NR2) dan tidak
pernah dalam bentuk gugus nitro (NO2) atau gugus diazo. Sedang
substituen oksigen biasanya ditemukan sebagai gugus fenol (-OH),
metoksil (-OCH3) atau gugus metilendioksi (-O-CH2-O). Substituen-
substituen oksigen ini dan gugus N-metil merupakan ciri sebagian besar
alkaloida. Pada alkaloida aromatik terdapat suatu pola oksigenasi tertentu.
Pada senyawa-senyawa ini gugus fungsi oksigen ditemukan dalam posisi
para atau posisi para dan meta dari cincin aromatik.

Sistem klasifikasi yang paling banyak diterima adalah menurut


Hegnauer, dimana alkaloida dikelompokkan atas :
1. Alkaloida sesungguhnya
Alkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan
aktivitas fisiologis yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa,
umumnya mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik, diturunkan
dari asam amino, biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam
asam organik. Beberapa pengecualian terhadap aturan tersebut adalah
kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak
memiliki cincin heterosiklik dan alkaloida quarterner yang bersifat
agak asam daripada bersifat basa
2. Protoalkaloida
Protoalkaloida merupakan amin yang relatif sederhana dimana
nitrogen asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik.
Protoalkaloida diperoleh berdasarkan biosintesa dari asam amino yang
bersifat basa. Pengertian amin biologis sering digunakan untuk
kelompok ini.
3. Pseudoalkaloida
Pseudoalkaloida tidak diturunkan dari prekursor asam amino.
Senyawa ini biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloida yang
penting dalam kelompok ini yaitu alkaloida steroidal dan purin
(Achmad S.A, 1986).

8 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


Metoda klasifikasi alkaloid yang paling banyak digunakan adalah
berdasarkan struktur nitrogen yang dikandungnya yaitu:
1. Alkaloid heterosiklis, merupakan alkaloid yang atom nitrogennya
berada dalam cincin heterosiklis. Alkaloid ini dibagi menjadi: alkaloid
pirolidin, alkaloid indol, alkaloid piperidin, alkaloid piridin, alkaloid
tropan, alkaloid histamin, imidazol dan guanidin, alkaloid isokuinolin,
alkaloid kuinolin, alkaloid akridin, alkaloid kuinazolin, alkaloid izidin.
2. Alkaloid dengan nitrogen eksosiklis dan amina alifatis, seperti
efedrina.
3. Alkaloid putressin, spermin dan spermidin, misalnya pausina.
4. Alkaloid peptida merupakan alkaloid yang mengandung ikatan
peptida.
5. Alkaloid terpena dan steroidal, contohnya funtumina (Widi et al,
2007).

Adapun klasifikasi lain senyawa alkaloid seperti :


a) Berdasarkan taksonomi
Berdasarkan taksonomi seperti Solanaceae, Papilonaceae tanpa keterangan
dari sifat kimianya.
b) Berdasarkan biosintesisnya
Pengelompokan alkaloid berdasarkan biosintesis didasarkan oleh
typeprekursor atau senyawa pembangun yang digunakan tumbuh-
tumbuhan untuk memsintesis struktur kompleks. Contoh : Morphine,
Papaverine, Nicotine, Tubocurarin dan Calchicins dalam Penilalanin dan
basa Tirosin.
c) Berdasarkan klasifikasi kimia
Pengelompokan ini didasari oleh struktur cincin :
a. Non heterosiklik alkaloid
Bisa juga disebut proto-alkaloid atau amina biologis. Ini jarang
ditemukan di alam. Molekul-molekul ini memiliki atom nitrogen yang
bukan merupakan bagian dari sistem cincin. Contoh efedrine,
colchicine, eritromisin dan taksol. Tabel dibawah ini menunjukkan
struktur kimia dan signifikansi biologis dari senyawa :

9 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


Nama Struktur Biologi
signifikansi
Ephedrine

Adrenergik agen
digunakan untuk
asma dan demam

Colchicine

Meredakan encok

Eritromisin

antibiotika

Taxol
(paclitaxel)
Digunakan dalam
pengobatan
kanker ovarium,
kanker payudara
dan non-kecil sel
kanker paru-paru

10 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


b. Heterosiklik alkaloid atau alkaloid khas
Struktural ini memiliki nitrogen sebagian dari sistem cincin siklik. Ini
lebih umum ditemukan di alam. Alkaloid heterosiklik kemudian dibagi
lagi menjadi 14 kelompok berdasarkan struktur cincin yang
mengandung nitrogen.
NO Heterosiklik Contoh
.
1 Pirol dan pyrrolidine Hygrine, stachydrine

2 Pyrrolizidine Senecionine, symphitine,


echimidine, seneciphylline

3 Piridin dan piperidina Lobeline, nikotin, piperine,


conine, trigonelina

4 Tropane (piperidine/N- Kokain, atropin, hyocyamine,


metil-pyrrolidine) hyoscine

11 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


5 Quinoline Kina, kinidina, sinkonin,
cinchonidine

6 Isoquinoline Morfin, emetine, papaverine,


narcotine, tubocurarine Kodein

7 Aporphine (dikurangi Boldin


isoquinoline/naftalena)

12 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


8 Quinolizidine Lupanine, cytisine, laburnine,
sparteine

9 Indole atau benzopyrole Ergometrine, vinblastine,


vincristine, strychine, brucine,
ergotamin, yohimbine, reserpin,
serpentine, physostigmine

10 Indolizidine Castanospermine, swainsonine

11 Imidazole atau glyoxaline Pilocarpine, pilosine

13 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


12 Purin (pirimidin/imidazol) Kafein, theobromine

13 Steroid (beberapa Conessine, solanidine


digabungkan sebagai
glikosida)*

14 Terpenoid* Aconitine, lycaconitine, aconine

*Perhatikan kelas-steroid dan terpenoid juga diperlakukan sebagai kelas


terpisah atau bersama dengan glikosida.

14 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


PENGGOLONGAN

Berdasarkan atom nitrogennya, alkaloid dibedakan atas:

a. Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklik

Dimana atom nitrogen terletak pada cincin karbonnya. Yang


termasuk pada golongan ini adalah :

1. Alkaloid Piridin-Piperidin

Mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen.


Yang termasuk dalam kelas ini adalah :Conium maculatum dari famili
Apiaceae dan Nicotiana tabacum dari famili Solanaceae.

2. Alkaloid Tropan

Mengandung satu atom nitrogen


dengan gugus metilnya (N-
CH3).Alkaloid ini dapat
mempengaruhi sistem saraf pusat
termasuk yang ada pada otak
maupun sun-sum tulang belakang.
Yang termasuk dalam kelas ini
adalah Atropa belladona yang
digunakan sebagai tetes mata untuk
melebarkan pupil mata, berasal dari
famili Solanaceae, Hyoscyamus
niger, Dubuisia hopwoodii, Datura
dan Brugmansia sp, Mandragora officinarum, Alkaloid Kokain dari
Erythroxylum coca (Famili Erythroxylaceae).

15 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


3. Alkaloid Quinolin

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Yang


termasuk disini adalah :Cinchona ledgeriana dari famili Rubiaceae,
alkaloid quinin yang toxic terhadap Plasmodium vivax.

4. Alkaloid Isoquinolin

Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen.


Banyak ditemukan pada famili Fabaceae termasuk Lupines (Lupinus
sp), Spartium junceum, Cytisus scoparius dan Sophora secondiflora.

5. Alkaloid Indol

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol .


Ditemukan pada alkaloid ergine dan psilocybin, alkaloid reserpin dari
Rauvolfia serpentine, alkaloid vinblastin dan vinkristin dari
Catharanthus roseus famili Apocynaceae yang sangat efektif pada
pengobatan kemoterapy untuk penyakit Leukimia dan Hodgkins.

16 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


6. Alkaloid Imidazol

Berupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen.Alkaloid


ini ditemukan pada famili Rutaceae. Contohnya:Jaborandi paragua.

7. Alkaloid Lupinan

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N, alkaloid ini


ditemukan pada Lunpinus luteus (familia : Leguminocaea).

8. Alkaloid Steroid

Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1


rangka steroid yang mengandung 4 cincin karbon.Banyak ditemukan
pada famili Solanaceae, Zigadenus venenosus.

17 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


9. Alkaloid Amina

Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang


merupakan tutrunan sederhana dari feniletilamin dan senyawa-
senyawa turunan dari asam amino fenilalanin atau tirosin, alkaloid ini
ditemukan pada tumbuhan Ephedra sinica (familiaGnetaceae)

10. Alkaloid Purin

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen. Banyak


ditemukan pada kopi (Coffea arabica) famili Rubiaceae, dan Teh
(Camellia sinensis) dari famili Theaceae, Ilex paraguaricasis dari
famili Aquifoliaceae, Paullunia cupana dari famili Sapindaceae, Cola
nitida dari famili Sterculiaceae dan Theobroma cacao.

18 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


b. Alkaloid tanpa atom nitrogen yang heterosilik

Dimana, atom nitrogen tidak terletak pada cincin karbon tetapi


pada salah satu atom karbon pada rantai samping.

1. Alkaloid Efedrin (alkaloid amine)

Mengandung 1 atau lebih cincin karbon dengan atom Nitrogen


pada salah satu atom karbon pada rantai samping. Termasuk Mescalin dari
Lophophora williamsii, Trichocereus pachanoi, Sophora secundiflora,
Agave americana, Agave atrovirens, Ephedra sinica, Cholchicum
autumnale.

2. Alkaloid Capsaicin

Dari Chile peppers, genus Capsicum. Yaitu ;Capsicum pubescens,


Capsicum baccatum, Capsicum annuum, Capsicum frutescens, Capsicum
chinense.

19 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI


20 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI
DAFTAR PUSTAKA

Hesse, M. 1981. Alkaloid Chemistry. Toronto: John Wiley and Sons, Inc.
Padmawinata, K. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi.
Bandung: Penerbit ITB (Terjemahan dari Robinson, T. 1991. The Organic
Constituens of Higher Plant, 6th ed).
Ikan, R. 1969. Natural Product A Laboratory Guide. Jerussalem: Israel
Universities Press.
Tobing, Rangke. 1989. Kimia Bahan Alam. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
kependidikan
Achmad S. A. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Terbuka:
Jakarta
Anonim. Alkaloid. Situs Web Wikipedia
Lenny, Sovia. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida, Alkaloida.
USU Repository
Portal.net. 2006.Tanaman Obat Indonesia
Setiawan, Delimarta.2002 .Atlas Tanaman Obat Indonesia. Jogjakart
Widi, Restu Kartiko. 2007. Penjaringan dan Identifikasi Senyawa
Alkaloid dalam Batang Kayu Kuning (Arcangelisia Flava Merr)
(Screening and Identification of Alkaloid Compounds in Kayu Kuning
Stem (Arcangelisia Flava Merr)). Jurnal ILMU DASAR, Vol. 8 No. 1.
Hendrix, et al. 2008. Amino Acids. Redmond, WA: New York
Hutapea, Johny Ria. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Jilid
1.Badan Penelitian dan Pengembangann Kesehatan. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Raina MH. 2011. Ensiklopedia Tanaman Obat Untuk Kesehatan. Absolut :
Yogyakarta
Robbers.J.E., et al. 1996. Pharmacognosy and Pharmaco-biotechnology.
PNAS : New York

21 SENYAWA ALKALOID| FARMAKOGNOSI

Anda mungkin juga menyukai