Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kompleks. Suatu ion atau molekul kompleks terdiri atas satu atom (netral atau
bermuatan) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom atau ion pusat
Ion kompleks terdiri dari atom atau ion pusat dan sejumlah ligan. Jumlah
jumlah ligan (monodentat) yang dapat membentuk kompleks stabil dengan satu
atom pusat. Ligan adalah molekul atau ion yang terikat pada kation logam transisi.
memakai amoniak dan zat yang terjadi disebut logam ammine. Kemudian
ternyata, bahwa anion-anion seperti CN-, NO2-, Cl-, Cu2+, juga membentuk
raksa (II) yang membentuk kompleks-kompleks yang stabil dengan ligan nitrogen
seperti ammonia dan trien. Beberapa ion logam tertentu lainnya (seperti
aluminium, timah, dan bismuth) lebih bagus menjadi kompleks dengan ligan yang
B. Tujuan Percobaan
C. Prinsip Percobaan
ammin-tembaga (II) berdasarkan koefisien distribusi amonia dalam pelarut air dan
kloroform.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan liat. Ia melebur pada 1038C. Karena potensial elektrode standarnya positif
(+0,34 V untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam
sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Ada dua
tembaga(I) oksida Cu2O yang merah, dan mengandung ion tembaga(I), Cu+.
sedikit kuning). Dalam larutan air selalu terdapat ion kompleks tetraakuo.
Tembaga memiliki elektron s tunggal di luar kulit 3d yang terisi. Ini agak
tingkat oksidasi +1. Kulit d yang terisi jauh kurang efektif daripada kulit gas
elektron pada kulit d juga dilibatkan dalam ikatan logam, panas penyubliman
dan titik leleh tembaga juga jauh lebih tinggi daripada alkali. Faktor-faktor ini
bertanggung jawab bagi sifat lebih mulia tembaga. Pengaruhnya adalah
membuat lebih kovalen dan memberi energi kisi yang lebih tinggi (Syabatin :
2010).
terdapat perubahan warna yang mendadak dari biru pucat menjadi biru gelap.
Reaksi yang terjadi adalah penggantian ligan H2O oleh molekul NH3.
Reaksi ini terjadi sangat cepat, segera setelah penambahan reaksi. Penambahan
HCl (aq) pada larutan Cu2+ menyebabkan perubahan warna yang mendadak
dari biru pucat menjadi hijau atau bahkan kuning. Bila HCl(aq) yang
digunakan cukup pekat. Ion kompleks dimana ligan dapat diganti secara
Pencemaran logam berat terhadap lingkungan air merupakan suatu proses yang
Logam berat tembaga (Cu) merupakan salah satu logam berat yang mencemari
atau bersifat toksit terhadap organisme air dan manusia pada batas konsentrasi
adalah hawa mulut berbau, kerongkongan dan perut kering, rasa ingin muntah
dan diare terus menerus selama berhari-hari, terdapat darah pada kotoran
cadmium, dan air raksa (II) yang membentuk kompleks-kompleks yang stabil
dengan ligan nitrogen seperti ammonia dan trien. Beberapa ion logam tertentu
lainnya (seperti aluminium, timah, dan bismuth) lebih bagus menjadi kompleks
dengan ligan yang mengandung atom oksigen sebagai donor electron. Bahan
industri logam (alloy). Keberadaan tembaga dalam jumlah kecil sangat berguna
bagi mahluk hidup karena merupakan logam berat essensial, tapi dalam jumlah
toksik. Ion logam tembaga dapat terakumulasi di otak, jaringan kulit, hati,
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
- Buret 50 mL 1 buah
- Erlenmeyer 2 buah
- Spatula 1 buah
- Larutan ammonia 1M
- Kloroform
- indikator PP
- indikator MO
- Aquadest
B. Prosedur Kerja
a. Larutan NaOH
distandarisasi.
b. Larutan HCl
1) Dilakukan standarisasi larutan HCl dengan menggunakan larutan
c. Larutan NH3
perubahan warna.
()
Kd = ()
3. Penentuan Rumus Kompleks Cu-ammin
larutan Cu2+ larutan 0,1 M kedalam corong pisah 50 mL. kocok agar
homogen.
A. Data Pengamatan
b. Larutan HCl
c. Larutan NH3
B. PERHITUNGAN
a. Larutan NaOH
Volume H2C2O4 yangdipakai = 10 ml
[H2C2O4] = 0,1M
Volume NaOH yang dipakai = 22 ml
Jika V1 dan M1 adalah volume dan konsetrasi H2C2O4 sedangkan V2 dan
M2 adalah volume dan konsetrasi NaOH
M1 V1 = M2 V2
M1 V1
M2 = 2
0,1 10
M2 = 22
M2 = 0,045 M
[NaOH]baku = 0,045 M
b. Larutan HCl
Volume NaOH yang dipakai = 10 mL
[NaOH]baku = 0,045M
Volume HCl yang dipakai = 6,5 mL
Jika V1 dan M1 adalah volume dan konsetrasi NaOH sedangkan V2 dan
M2 adalah volume dan konsetrasi HCl
M1 V1 = M2 V2
M1 V1
M2 = 2
0,045 10
M2 = 6,5
M2 = 0,069 M
[HCl]bakuawal = 0,069 M
c. Larutan NH3
Volume HCl yang dipakai = 3,5 ml
[HCl] = 0,069 M
Volume NH3 yang dipakai = 10 ml
Jika V1 dan M1 adalah volume dan konsetrasi HCl sedangkan V2 dan
M2 adalah volume dan konsetrasi NH3
M1 V1 = M2 V2
M1 V1
M2 = 2
0,069 10
M2 = 3,5
M2 = 0,197 M
[NH3]baku = 0,197 M
M1 V1 = M2 V2
M1 V1
M2 = 2
0,0691,5
M2 = 10
M2 = 0, 01035M
[NH3]kloroform = 0,01035M
[NH3]air = [NH3] - [NH3]kloroform
[NH3]air = (0,197 0,01035) M
= 0,1866 M
Kd = [NH3]kloroform
[NH3]air
= 0,01035M
0,1866 M
Kd = 0,0554
3. Penentuan rumus kompleks Cu2+ammin
M2 = 0,0138 M
[NH3]kloroform = 0,0138 M
[NH3]air bebas = 0,02725 M
Mol Cu = 0,21045 M
Mol Cu-NH3
x = 0,0545
x =1
[CuxNH3]2+ = x
=1
C. Pembahasan
antara zat-zat yang bereaksi pada suatu reaksi kimia. Berbagai macam reaksi
yang dipelajari dalam ilmu kimia, salah satunya yantu reaksi senyawa
sebagai donor pasangan elektron (basa lewis) dengan ion pusat (logam) yang
logam yang berkoordinasi dengan yang mana sebagian besar ligan tersebut
merupakan zat netral atau anionik tetapi kation, seperti kation tropilium juga
dikenal. Ligan netral, seperti amoniak, NH3, atau karbon monoksida, CO,
dalam keadaan bebas pun merupakan molekul yang stabil, sementara ligan
ammin-tembaga (II). Tembaga (II) merupakan salah satu bentuk ion logam
besar jika dibandingkan dengan logam transisi deret pertama yang lain dan
paling stabil jika dibandingkan bilangan oksida tembaga lain. Dasar dari
garam Cu (II) yang telah diketahui jumlahnya maka sebuah kompleks ammin-
dalam 2 pelarut yang tidak saling melarutkan. Pada proses ekstraksi pelarut
terdiri dari dua lapisan campuran (solvent) yang tidak saling bercampur satu
sama lain, dan ketika ditambahkan senyawa ketiga (zat terlarut), maka
tahapan standarisasi larutan NaOH, HCl dan NH3. Tujuan dari ketiga larutan
tersebut. Cara standarisasi larutan tersebut dilakukan titrasi secara tripo. Pada
penambahan indikator akan menunjukan titik ekuivalen antara kedua zat yang
terlibat pada proses titrasi, yang ditandai dengan perubahan warna. Larutan
yaitu 0,1M. Hal ini terjadi karena pada proses pembuatan larutan
menggunakan bahan yang sudah lama dan dilakukan sebuah pengenceran dari
NaOH yang telah distandarisasi oleh asam oksalat. Sama halnya standarisasi
indikator metil orange (MO) dan larutan HCl bertindak sebagai titran.
pelarut untuk menentukan koefisien distribusi dari ammonia dalam air dan
tersebut dan dikocok agar ammonia dapat terdistribusi ke dalam air dan juga
CCl4. Selanjutnya campran dalam corong pisah didiamkan agar terbentuk dua
lapisan yaitu lapisan air dan lapisan CCl4. Lapisan ini dapat terbentuk karena
adanya perbedaan kepolaran antara air dan CCl4 sehingga keduanya tidak
akan saling bercampur. Lapisan air akan berada di atas dan lapisan CCl4 akan
berada di bawah. Hal ini terjadi karena massa jenis kloroform lebih berat jika
dibandingkan dengan massa jenis dari air. NH3 telah terdistribusi pada kedu
aquadest ini tidak akan merubah konsentrasi larutan tetapi hanya berfungsi
standar HCl agar amonia dapat habis bereaksi dan jumlah amonia dalam
Proses akhir yang dilakukan pada percobaan ini yaitu Larutan NH3
PENUTUP
A. Kesimpulan
penentuan rumus ion kompleks dengan membandingkan mol Cu dan mol Cu-