PENDAHULUAN
Gigantisme adalah kelainan yang disebabkan oleh sekresi Growth Hormon (GH) yang berlebihan
dan terjadi sebelum dewasa atau sebelum proses penutupan epifisis.
Keadaan ini dapat diakibatkan tumor hipofisis yang mensekresi GH atau karena kelainan
hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan.
Gigantisme sangat jarang dijumpai, di Eropa setiap tahunnya hanya dilaporkan 3 4 kasus/1 juta
penduduk. Kejadiannya pada wanita dan laki laki sama. Laporan adanya kasus di
Indonesia juga sangat jarang.
Dalam KIONAS PERKEM II Tahun 1989 di Surabaya, Wijasa dkk melaporkan adanya kasus
yang dirawat di RSUD Dr. Soeteomo Surabaya.
Terdapat 3 macam pengobatan gigantisme yaitu pengobatan medis, bedah dan radiasi
dimana pengobatan medis bertujuan untuk menghilangkan keluhan/gejala efek lokal dari tumor
dan/kelebihan GH. Untuk itu mahasiswa diharapkan mampu membuat asuhan keperawatan yang
baik pada klien dengan gigantisme.
1.2. Tujuan
Tujuan Umum : Mampu memahami dan membuat Askep pada Anak dengan Gigantisme.
Tujuan Khusus :
Metode penulisan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan studi kepustakaan dimana
penulis mempelajari buku buku dan sumber ilmiah yang ada hubungannya dengan Kasus
Gigantisme.
Bab I : Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Metode Penulisan dan Sistematika
Penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka terdiri dari Konsep Dasar Teori dan Konsep Dasar Askep
Gigantisme.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Gigantisme : Kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormon pertumbuhan atau
Growth hormon yang berlebihan dan terjadi sebelum dewasa atau sebelum proses penutupan
epifisis (Brunner & Suddarth, 2001).
Gigantisme : Suatu keadaan yang abnormal pada anak yang disebabkan oleh
produksi Growth hormon yang berlebihan (Nelson, 2000).
Gigantisme : Seseorang yang tumbuh hingga ketingian yang berlebihan diatas rata- rata
normal orang dewasa (Price A. Sylvia, 2005).
2.1.2. Etiologi
2.1.3. Patofisiologi
Sel asidofilik sel pembentuk hormon pertumbuhan di kelenjar hipofisis anterior menjadi sangat
aktif atau bahkan timbul tumor pada kelenjar hipofisis tersebut. Hal ini mengakibatkan sekresi
hormon pertumbuhan menjadi sangat tinggi. Akibatnya seluruh jaringan tubuh tumbuh dengan
cepat sekali termasuk tulang. Pada gigantisme hal ini terjadi sebelum masa remaja yaitu sebelum
epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang sehingga tinggi badan akan terus meningkat
seperti raksasa.
* Hidung melebar
* Lidah membesar
* Wajah kasar
* Kifosis
* Hipoganadisme
* Laboratorium
* CT Scan
* MRI
2.1.6. Penatalaksanaan
Macam macam terapi yang diberikan untuk mengobati penyakit gigantisme antara lain :
a. Terapi Pembedahan
Intervensi bedah dilakukan apabila terjadi peningkatan tekanan intra cranial. Tindakan
pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal 2 macam pembedahan tergantung dari
besarnya tumor yaitu : Bedah Makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala atau TC
(Trans Kranial) dan Bedah Mikro atau TESH (Trans Etmoid Sphenoid Hypophysectomy).
Cara terakhir ini (TESH) dilakukan dengan cara pembedahan melalui sudut antara celah infra
orbita dan jembatan hidung antara kedua mata untuk mencapai tumor hipofisis.
Efek samping operasi dapat terjadi pada 6 20 % kasus namun pada umumnya dapat diatasi.
Komplikasi pasca operasi dapat berupa kebocoran cairan cerebro spinal (CSF leak), fistula Oro
Nasal, Epitaksis, Sinusitis dan infeksi pada luka operasi.
b. Terapi Radiasi
Indikasi radiasi adalah sebagai therapi pilihan secara tunggal kalau tindakan operasi tidak
memungkinkan dan menyertai tindakan pembedahan, kalau masih terjadi gejala akut setelah
terapi pembedahan dilaksanakan. Radiasi memberikan manfaat pengecilan tumor, menurunkan
kadar GH tetapi dapat pula mempengaruhi fungsi hipofisis. Penurunan kadar GH umumnya
mempunyai korelasi dengan lamanya radiasi dilaksanakan.
Eastment, dkk menyebutkan bahwa terjadi penurunan GH 50 % dari kadar sebelum disinar/base
line level setelah penyinaran dalam kurun waktu 2 tahun dan 75 % setelah 5 tahun
penyinaran.
Peneliti hanya menyebutkan bahwa kadar GH mampu diturunkan di bawah 5 g/l setelah
pengobatan berjalan 5 tahun pada 50% kasus. Kalau pengobatan dilanjutkan s/d
10 tahun maka 70% kasus mampu mencapai kadar tersebut.
2.2.1. Pengkajian
a. Riwayat Penyakit, manifestasi klinis tumor hipofise bervariasi tergantng pada hormon
mana yang disekresi berlebihan. Tanyakan manisfestasi klinis dari peningkatan GH mulai
dirasakan.
b. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
* Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ organ tubuh seperti jari jari, tangan.
* Nyeri kepala
* Amati bentuk wajah khas pada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung besar, hilang supra
orbita menjorok.
* Kepala, tangan/lengan dan kaki juga bertambah besar, dagu menjorok ke depan.
* Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh dengan baik.
* Amati perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri dan sulit bergerak, pada
pemeriksaan ditemukan mobilitas terbatas.
* Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat komprosi syaraf optikus akan dijumpai penurunan
visus.
* Hipertensi
* Foto tengkorak
* CT Scan otak
* Angiografi
* Tes toleransi glukosa
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gigi tumbuh terpisah pisah, lidah membesar.
2.2.3. Intervensi
Tujuan : Mulai menunjukkan adaptasi dan menyatakan penerimaan pada situasi diri.
Intervensi :
R/ : Dapat mengetahui sejauh mana mekanisme koping yang dimiliki klien dalam
penerimaan diri.
R/ : Ekspresi emosi membantu pasien mulai menerima kenyataan dan realitas hidup.
3) Diskusikan perasaan yang berhubungan dengan perubahan yang dialami oleh klien.
R/ : Membantu adaptasi lanjut yang optimal dan membantu dalam penerimaan diri.
Kriteria Hasil : * Tidak terjadi kelelahan yang berarti pada klien setelah melakukan aktivitas.
Intervensi :
1) Observasi tanda tanda vital, catat nadi baik saat istirahat maupun saat melakukan
aktivitas.
R/ : Nadi secara luas meningkat dan bahkan saat istirahat takikardia mungkin akan
ditemukan.
2) Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istirahat di tempat tidur.
4) Diskusikan dengan orang terdekat keadaan lelah dan emosi yang tidak stabil.
R/ : Dorongan dan saran orang terdekat untuk berespon secara positif dan memberikan
dukungan pada pasien.
Dx. III. : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gigi tumbuh terpisah pisah, lidah
membesar.
R/ : Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan
dapat membantu kebutuhan nutrisi.
3) Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan ini sesuai dengan indikasi.
Dx. IV. : Gangguan integritas kulit b/d wajah kasar, kulit tebal.
Kriteria Hasil : Menyatakan pemahaman akan faktor penyebab terjadinya gangguan integritas
kulit.
Intervensi :
3) Anjurkan menggunakan buku buku jari untuk menggaruk bila tidak terkontrol.
R/ : Menurunkan potensial cedera kulit.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Gigantisme adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormon pertumbuhan atau
Growth Hormon yang berlebihan dan terjadi sebelum dewasa atau sebelum proses penutupan
epifisis.
Manifestasi klinis dari gigantisme : lingkar kepala bertambah, hidung lebar, lidah membesar,
wajah kasar, mandibula tumbuh berlebihan, pembesaran pada kaki dan tangan.
Selain pengobatan medis terapi pembedahan dan terapi radiasi juga menjadi pilihan untuk
pengobatan gigantisme dimana terapi pembedahan merupakan cara pengobatan utama.
3.2. Saran
* Bagi pasien gigantisme diharapkan untuk mengikuti program pengobatan secara teratur
sesuai anjuran dokter.