Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PENURUNAN TIMBUNAN BADAN JALAN

PADA TANAH LEMPUNG LUNAK


Nyoman Suaryana
Pusat Litbang Jalan dan Jembatan, Jl. A.H. Nasution 264 Bandung

RINGKASAN
Beberapa tahun yang baru lewat teori yang telah dikenal baik yang
dikembangkan oleh Terzaghi, dalam bentuk dasar maupun
pengembangannya selalu digunakan untuk menganalisis kecepatan
penurunan tanah dan disipasi tegangan air pori. Dalam studi belum lama
ini, diketahui bahwa keberhasilan dalam memperkirakan besar dan
kecepatan penurunan dengan menggunakan teori Terzaghi untuk beberapa
studi kasus bervariasi dari sangat baik sampai jelek. Ketidaktepatan ini
dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti
hubungan yang tidak linier antara log tegangan efektif dan angka pori, dan
perubahan dalam permeabilitas dan kompresibilitas.
Dalam kajian ini telah dikembangkan program komputer untuk
menganalisis konsolidasi dua arah dari tanah lunak yang berlapis yang
memikul beban timbunan, teori yang digunakan adalah : 1) menggunakan
teori Terzaghi-Rendulic, dan 2) menggunakan teori non-linear. Data
pengujian yang digunakan adalah laporan percobaan timbunan di Juru,
Muar Flats Malaysia dan Tickton, Inggris.
Hasil yang diperoleh menunjukkan perkiraan penurunan dan
disipasi tegangan air pori dengan teori non-linear lebih mendekati
kenyataan lapangan dibandingkan dengan teori Terzaghi-Rendulic.

Kata Kunci : konsolidasi tanah lunak, teori non-linear, teori Terzaghi-


Rendulic
SUMMARY
Over the past many years the well-known theory of consolidation
developed by Terzaghi, directly or in extended form, has been usually
applied to analyze the time rate of settlement and excess pore water
pressure dissipation arising from loading a soft soil. In recent reviews, it
has been observed that success in predicting magnitudes and rate of
settlement using Terzaghis theory from different field cases ranging from
excellent to poor. The anomalous behavior can be explained in terms of
such factors as the non-linear relationship between void-ratio and
logarithm of effective stress, and changes in permeability and
compressibility as load increases.
In this studys, a computer program has been developed to consider
two dimensional consolidation of stratified cohesive soils under
embankment loading, the theory used : i.e. 1) Terzaghi-Rendulic theory and
2) non linear theory. Three case histories were presented, i.e. Trial
embankment at Juru, Malaysia, Muar Flats, Malaysia and Tickton, UK.
The results indicate that predicted values using non-linear theory for
both settlement and pore water pressure dissipation close to the field
measured values comparing to those using the Terzaghi-Rendulic theory.

Keywords : soft clay consolidation, non-linear theory, Terzaghi-Rendulic


theory

PENDAHULUAN homogen dan jenuh sempurna,


berlaku hukum Darcy, kompresi
Fenomena konsolidasi pada
dan aliran dalam satu dimensi
tanah lempung lunak telah
(vertikal), ada hubungan yang
dipelajari oleh banyak ahli selama
tunggal antara angka pori (void
bertahun-tahun. Pada kebanyakan
ratio) dan tegangan effektif yang
studi, kecepatan waktu penurunan
tidak tergantung waktu, koefisien
dan disipasi tegangan air pori
konsolidasi dan koefisien
selalu dianalisis dengan menggunakan
kompresibilitas dianggap tetap
teori Terzaghi, baik dalam bentuk
konstan selama proses konsolidasi.
dasar maupun pengembangannya.
Teori tersebut mempunyai Kenyataannya, keberhasilan
beberapa asumsi yaitu : tanah dalam perkiraan besarnya dan
kecepatan penurunan konsolidasi STUDI PUSTAKA
dengan menggunakan teori
tersebut untuk kasus lapangan Teori Konsolidasi Terzaghi-
Rendulic
yang berbeda bervariasi dari baik
sekali sampai kurang baik. Dalam praktek, analisis dari
Kebanyakan dari hasil yang kurang kecepatan penurunan di bawah
baik tersebut dapat dijelaskan kondisi satu dimensi hampir selalu
dengan memasukkan beberapa dilakukan dengan menggunakan
faktor seperti lokasi dan teori konsolidasi Terzaghi.
keefektifan lapisan drainase, Persamaan dasar Terzaghi adalah
perbedaan antara asumsi dan sebagai berikut :
kenyataan jejak tegangan (stress u 2u
= Cv 2 ..................... (1)
paths), hubungan yang tidak linier t z
antara tegangan dan angka pori, keterangan :
perubahan permeabilitas akibat u = tegangan air pori
berubahnya angka pori dan t = waktu
evaluasi yang tidak tepat pada z = kedalaman
Cv= koefisien konsolidasi
sejarah tegangannya (MITCHELL,
1986). Pada kondisi permeabilitas
Teori konsolidasi untuk arah horisontal relatif besar
memperkirakan besarnya dan dibandingkan dengan arah vertikal,
kecepatan disipasi tegangan air maka kecepatan penurunan akan
pori dengan memasukkan lebih cepat dari yang diperkirakan.
beberapa faktor seperti, Untuk mengakomodasi hal
pembebanan yang tergantung tersebut maka Teori Terzaghi
waktu, hubungan yang tidak linier (1925) dan Rendulic (1937)
antara angka pori dan log dikembangkan menjadi konsolidasi
tegangan efektif, pengaruh dari dua dimensi, dengan persamaan
tegangan prakonsolidasi, perubahan sebagai berikut :
permeabilitas dan kompresibilitas, u 2u 2u
= Cv 2 + Ch 2 ....... (2)
dan perubahan struktur tanah di t z z
bawah beban tetap (creep) telah
dikembangkan oleh TSE (1985)
dan disebut teori non-linier.
keterangan : mewakili rangkak dan perubahan
Cv = koefisien konsolidasi vertikal struktur dihubungkan dengan
dengan drainase arah waktu. Dalam teori Terzaghi
vertikal bagian pertama (e / ' )t
Ch = koefisien konsolidasi vertikal diasumsikan konstan, dan bagian
dengan drainase arah kedua (e / t ) , sama dengan
horisontal
nol.
Teori Konsolidasi Non-Linier Bagian pertama pada sisi
kanan dari persamaan tersebut
Selama proses konsolidasi dapat diturunkan untuk dua
struktur lempung berubah karena kondisi yaitu, overkonsolidasi dan
meningkatnya tegangan efektif, konsolidasi normal. Untuk lempung
dan kemudian terjadi penyesuaian konsolidasi normal kemiringan dari
sendiri pada struktur lempung kurva e ln v dilambangkan
tersebut menjadi lebih stabil di dengan ( indek kompresi=0,434 Cc).
bawah aplikasi tegangan yang Untuk lempung overkonsolidasi
baru. Proses penyesuaian struktur diasumsikan rekompresi terjadi
di bawah beban tetap sering pada garis lurus dari kurva e ln
disebut dengan istilah rangkak v dengan kemiringan (indeks
(creep). Pengaruh dari kompresi = 0,434 Cr). Lihat
penyesuaian kecepatan regangan gambar 1 Berdasarkan hal
dan ketergantungannya dengan tersebut bagian pertama dapat
waktu dapat didekati dengan dituliskan sebagai berikut :
persamaan seperti berikut (TSE, e Ic
1985) : ( )t = ................ (4)
' v'
du e d '
e
=( )t + ( ) ' ...... (3) Keterangan :
dt ' dt t
Ic = ( indek kompresi=0,434 Cc)
Indeks pada kurung tutup
untuk lempung konsolidasi
berarti variabel tersebut tetap
normal dan
konstan selama proses
diferensiasi. Bagian pertama pada Ic = (indeks kompresi = 0,434 Cr)
sisi kanan persamaan mewakili untuk lempung overkonsolidasi.
perubahan volume selama proses
konsolidasi. Bagian kedua
co

Void Ratio
e

Effective Stress (Natural Logarithmic scale)

Gambar 1. Hubungan Tegangan Efektif-Angka Pori-Waktu

Bagian kedua dapat diekspresikan dianggap besarnya kompresi yang


dengan menggunakan koefisien berhubungan dengan waktu
sekunder , dimana merupakan selama konsolidasi primer sebagai
fungsi dari tegangan efektif dan fungsi dari derajat kompresi,
angka pori. Berdasarkan (MESRI & ROKHSAR, 1974).
persamaan Taylor e = - ln(t), Karena itu, persamaan konsolidasi
dapat diturunkan : untuk lempung dalam bentuk
e hubungan antara angka pori-
( ) ' = ...................... (5) tegangan efektif-waktu dapat
t t
diekspresikan sebagai berikut :
Rangkak selama proses
konsolidasi menyebabkan lempung de Ic d ' v
= + .......(6)
berperilaku seperti jika terjadi dt ' v dt t
overkonsolidasi. Perilaku disipasi
tegangan air pori dan tegangan
Distribusi Tegangan Akibat
geser lempung yang bersangkutan
Beban Timbunan
dapat menjadi sangat berbeda dari
perilaku untuk lempung konsolidasi Dalam praktek, pembangunan
normal. Untuk konsolidasi primer timbunan diselesaikan dalam
jangka waktu tertentu secara
menerus. Pembebanan ini didekati
z =
1
E
[ ]
z ( x + y ) ...... (9)
dengan metoda numerik dengan
menganggap pembebanan Keterangan :
dilaksanakan secara bertahap. H = Ketebalan lapisan tanah
z = regangan vertikal di z
Penurunan (settlement) E = modulus elastisitas tanah
Penurunan adalah perpindahan = angka poisson
permukaan arah vertikal yang x,y,z = tegangan pada arah x, y, z
berhubungan dengan perubahan
volume pada tahap proses Penurunan primer adalah
konsolidasi yang disebabkan oleh pemampatan yang terjadi
penerapan suatu beban. bersamaan dengan peningkatan
Penurunan total meliputi tiga tegangan efektif karena adanya
proses yaitu : penurunan tegangan air pori tiap
St = Si + Sp + Ss ................. (7) waktu. Penurunan primer dapat
Keterangan : dihitung dengan :
St = penurunan total; Sp = ep .H / (1+ eo) .......... (10)
Si = penurunan sesaat;
Sp = penurunan primer; Keterangan :
Ss = penurunan sekunder. ep = perubahan angka pori
pada akhir konsolidasi
Dari tiga jenis penurunan
tersebut, penurunan primer primer,
biasanya yang terbesar, dan eo = angka pori awal dan
umumnya paling penting dari H = ketebalan lapisan tanah.
ketiganya.
Persamaan pendekatan
Dalam praktek untuk
memperkirakan penurunan sesaat untuk menghitung penurunan
biasanya digunakan teori elastis, sekunder adalah seperti yang
meskipun kenyataanya tidak diusulkan BUISMAN (1936), yaitu :
benar-benar mengikuti perilaku
Ss = H. Cs. Log (t/tp) ........... (11)
elastis. Pendekatan persamaan
dikembangkan oleh DAS (1985), Keterangan :
yaitu : Ss = penurunan sekunder pada
Si = z. H; .......................... (8) waktu t,
H = ketebalan lapisan tanah, kedua yang lain dalam bentuk nilai
Cs = koefisien kompresi sekunder tegangan air pori yang sudah
tp = waktu 100 % konsolidasi diketahui. Dengan demikian tiap
vektor baris tegangan air pori,
primer.
seperti diperlihatkan pada Gambar
1 dengan i dan j sebagai indek
yang menunjukkan arah vertikal
METODOLOGI
dan horisontal dapat diselesaikan.
Dalam kajian ini
CL
x
dilaksanakan pembuatan program
komputer untuk menghitung
dx
dz U i-1 ,j z
disipasi tegangan air pori dan U i,j-1 U i,j U i,j+ 1

penurunan. Pendekatan yang U i+ 1 ,j

digunakan berdasarkan dua teori,


yaitu Teori Terzaghi-Rendulic dan
Non-linier. Dua teori tersebut Gambar 2. Analisa Tegangan Pori
selanjutnya dibandingkan hasilnya
dengan data aktual di lapangan Metoda ADI memenuhi tiga
dari 3 lokasi timbunan percobaan. kriteria yang dibutuhkan pada
metoda beda hingga (REMSON et
al, 1971). Kriteria tersebut adalah;
HASIL KAJIAN konvergen dan selalu stabil;
mempunyai ketelitian derajat dua
Pengembangan Program dalam ruang dan waktu;
Komputer membentuk persamaan dengan
sistem tridiagonal.
Untuk menentukan disipasi Dengan metoda ADI
tegangan air pori digunakan tersebut, penyelesaian persamaan
metoda ADI (Alternating Direction kontinuitas dua dimensi untuk
Implicit) yang dikembangkan oleh lapisan homogen yang diperoleh
Peaceman dan Rachford berdasar prinsip konservasi masa
(MURRAY, 1971). Metoda ini dan hukum Darcy dapat dibuat
didasarkan pada penggantian satu seperti berikut ini.
dari turunan derajat dua,
menggunakan pendekatan implisit de 1 + eo 2u 2u
dalam bentuk nilai tegangan air = k + k .....(12)
dt w v z 2 h
x 2
pori yang tidak diketahui pada
waktu (n+1). Sedangkan turunan
Dengan subsitusi hubungan e eo u x
permeabilitas angka pori (MESRI A = k ho exp 2
& TAVENAS, 1983), x

eo e = Ck log(ko / k ) ..........(13) .............. (18)

atau u z = u i 1, j ,n 2u i , j ,n + u i +1, j ,n
eo e = ln(ko / k ) .............(14) u z = u i , j 1,n +1 2u i , j ,n +1 + u i , j +1,n +1

Keterangan : = 0,434Ck
Jika di ambil :
Selanjutnya dapat dituliskan rx = k h .dt / x 2
e eo rz = k v .dt / z 2
kv = k vo exp .......... (15)
re1 = ei , j ,n +1 . w /((1 + eo).u i 1, j ,n ....

dan
re2 = ei , j ,n . w /((1 + eo).u i , j 1,n +1 ....
Dengan subsitusi persamaan rx,
e eo
k h = k ho exp ............ (16) rz, re1 dan re2 ke dalam
persamaan kontinuitas di atas dan
meletakkan nilai tegangan air pori
Persamaan kontinuitas di atas
yang diketahui di sebelah kiri,
menjadi.
maka persamaan tersebut dapat
de 1 + eo e eo 2 u dituliskan sebagai berikut :
= k
vo exp 2 + A
dt w z re2i, j,n + rz.ui1, j,n 2rz.ui, j,n + rz.ui+1, j,n =
e eo u 2
rx.ui, j1,n+1 + (re1+ 2rx).ui, j,n+1 rx.ui, j+1,n+1
A = k ho exp 2
x .............. (19)
Persamaan di atas dapat dibentuk
.............. (17)
dalam bentuk matriks, yaitu :
Untuk selang waktu antara n dan [A].[x]=[f] ......................... (20)
(n+1) menjadi :
Keterangan :
[A] adalah koefisien matriks, [x]
de 1 + eo e eo u z adalah matriks kolom dengan
= k vo exp 2 + A
dt w z elemen tegangan air pori yang
tidak diketahui, dan [f] adalah
matriks kolom nilai tegangan air
pori yang diketahui. Nilai matriks
[A],[x] dan [f] ditunjukkan sebagai b. Batas pemantulan, pada
berikut : sumbu vertikal simetris di
bawah titik pusat daerah
-rx 0 0 0 0
pembebanan.
re1+2rx
-rx re1+2rx -rx 0 0 0

ui, j1,n = ui, j+1,n


0 re1+2rx 0 0 0
[A] = . . . .................(22)
. . .
0 0 0 -rx re1+2rx -rx
0 0 0 0 -rx rx" Angka pori tanah merupakan
U i, 1, n+1
fungsi dari tegangan efektif dan
U i, 2, n+1 waktu, dan pada kondisi luar
U i, 3, n+1
konstan maka perubahan
[x] =
tegangan efektif tiap waktu sama
U i, jb-1, n+1 dengan kecepatan disipasi
tegangan air pori. Persamaan
U i, jb, n+1

re2 I,1,n + rz.u i-1,1,n - 2 rz.u I,1,n + rz.u i+1,1,n disipasi tegangan air pori menjadi
. sebagai berikut :
.
[f] = .
Ic
. (ei , j ,n ei , j ,n +1 ) = (u i , j ,n u i , j ,n +1 )
.
re2 I,jb,n + rz.u i-1,jb,n - 2 rz.u I,jb,n + rz.u i+1,jb,n
v'
.................(23)
Dalam penerapan persamaan
di atas, diperlukan suatu Keterangan :
persamaan tambahan untuk Ic = 0,434 Cc untuk v ' vp '
memperhitungkan kondisi pada Ic = 0,434 Cr untuk v ' < vp '
batas-batas dalam. Lokasi dimana
timbul situasi khusus seperti itu
adalah pada : Program komputer dibuat
dengan bahasa pemrogaman
a. batas dalam arah horizontal Turbo Pascal versi 6.0 dan terdiri
yang memisahkan dua lapisan dari satu program utama dan
dengan sifat tanah yang beberapa sub-program atau unit,
berbeda. Untuk tegangan air yang dapat di compile sendiri-
pori yang alirannya arah sendiri. Dalam uni-unit tersebut
horisontal pada lapisan p dan terdapat prosedur dan fungsi.
q, koefisien permeabilitas yang Untuk menguji program
digunakan adalah komputer yang telah di buat,
maka di uji coba dengan
K h = ( K hp + K hq ) / 2 .........(21) menyelesaikan problem konsolidasi
dua dimensi pada tanah seragam. analisis numerik dalam kasus ini
Hasil yang diperoleh menunjukan diperlihatkan pada Tabel 1.
program berjalan baik. Kondisi pembebanan dipisahkan
menjadi 6 tahap, tiap tahap
Data Percobaan Timbunan mewakili pembebanan yang
menerus. Selang waktu diambil 10
Untuk membandingkan hari. Tinggi total timbunan 4
hasil perkiraan disipasi tegangan meter.
air pori dan penurunan dengan
kondisi aktual di lapangan, maka Tabel 1.
Parameter Masukan Untuk Juru,
diambil 3 seksi percobaan, yaitu di
Malaysia
Juru, Muar Flats dan Tickton
Yorkshire. Data aktual di ambil
LAPISAN KEDALAMAN DATA TANAH
(Meter)

dari beberapa paper yang telah


1 0,0 - 0,4 Unit Weight = 15,7 KN/m3 Cc = 0,46
Modulus E = 5 Mpa Cr = 0,01

dipublikasikan. Data timbunan


Initial Cv = 15 m2/year Cs = 0,001
Initial Ch = 30 m2/year eo = 1,29

percobaan tersebut adalah seperti


Pc = 100 KPa
2 0,4 - 4,0 Unit Weight = 13,7 KN/m3 Cc = 1,40

diuraikan berikut ini.


Modulus E = 3 Mpa Cr = 0,01
Initial Cv = 9 Cs = 0,01

Juru, Malaysia; percobaan


Initial Ch = 18 m2/year eo = 3,00
Pc = 33 KPa

timbunan dilaksanakan di atas


3 4,0 - 7,0 Unit Weight = 13,7 KN/m3 Cc = 2,40
Modulus E = 3 Mpa Cr = 0,01

tanah lempung pantai lunak yang


Initial Cv = 9 m2/year Cs = 0,02
Initial Ch = 18 m2/year eo = 3,00

mempunyai tebal 13,5 m dan


Pc = 47 KPa
4 7,0 - 10,0 Unit Weight = 13,7 KN/m3 Cc = 2,00
Modulus E = 3 Mpa Cr = 0,01
terletak 10 km dari Butterworth Initial Cv = 9 m2/year Cs = 0,02
Initial Ch = 18 m2/year eo = 3,00
Penang, di bagian utara pantai Pc = 70 KPa
5 10,0 - 13,5 Unit Weight = 23,7 KN/m3 Cc = 2,40
barat Peninsular Malaysia. Tanah Modulus E = 3 Mpa Cr = 0,01
Initial Cv = 9 m2/year Cs = 0,02
terdiri dari tanah abu-abu Initial Ch = 18 m2/year eo = 3,00
Pc = 90 KPa
kecoklatan yang sangat lunak dan
tanah lempung kelanauan yang Muar Flats, Malaysia;
lunak. Di bawah lapisan mampu Tanah dasar terdiri dari lapisan
mampat tersebut terdapat lapisan permukaan yang mengalami
pasir yang mempunyai kepadatan proses keausan akibat perubahan
kurang sampai sedang. cuaca dengan ketebalan sekitar 2
Berdasarkan data-data yang m, di bawah lapisan ini ditemukan
ada, lempung lunak di lokasi ini tanah lempung yang sangat lunak
dibagi menjadi lima lapisan yang dengan ketebalan 17,5 meter.
dianggap seragam, dan muka air Pada seksi ini pembangunan
tanah diperkirakan berada di timbunan diselesaikan dalam
permukaan. Data masukan untuk waktu sekitar 5 bulan dengan total
tinggi timbunan 6 meter.
Berdasarkan pada data tanah untuk analisa numerik
penyelidikan lapangan, lempung diperlihatkan pada Tabel 3. Muka
lunak dimodelkan menjadi 4 air tanah pada kedalaman 1,4
lapisan yang dianggap homogen. meter. Tinggi timbunan 6,4
Sifat-sifat tanah untuk data meter, dan untuk analisa di buat
masukan diperlihatkan pada Tabel 2. dalam empat tahap pembebanan
dengan selang setiap 10 hari.
Tabel 2.
Parameter Masukan Untuk Muar Flats, Tabel 3.
Malaysia Parameter Masukan Untuk Tickton,
LAPISAN KEDALAMAN DATA TANAH
UK
(Meter) LAPISAN KEDALAMAN DATA TANAH
1 0,0 - 2,0 Unit Weight = 15,0 KN/m3 Cc = 0,90 (Meter)
Modulus E = 5 Mpa Cr = 0,01 1 0,0 - 1,4 Unit Weight = 16,1 KN/m3 Cc = 1,15
Initial Cv = 25 m2/year Cs = 0,001 Modulus E = 4 Mpa Cr = 0,01
Initial Ch = 50 m2/year eo = 2,00 Initial Cv = 11,3 m2/year Cs = 0,01
Pc = 110 KPa Initial Ch = 11,3 m2/year eo = 2,60
2 2,0 - 5,0 Unit Weight = 14,0 KN/m3 Cc = 2,20 Pc = 60 KPa
Modulus E = 3 Mpa Cr = 0,01 2 1,4 - 2,8 Unit Weight = 16,1 KN/m3 Cc = 1,90
Initial Cv = 10 Cs = 0,001 Modulus E = 4 Mpa Cr = 0,01
Initial Ch = 20 m2/year eo = 2,60 Initial Cv = 28,9 Cs = 0,005
Pc = 45 KPa Initial Ch = 28,9 m2/year eo = 2,60
3 5,0 - 8,0 Unit Weight = 14,0 KN/m3 Cc = 1,60 Pc = 50 KPa
Modulus E = 3 Mpa Cr = 0,01 3 2,8 - 4,6 Unit Weight = 16,1 KN/m3 Cc = 2,05
Initial Cv = 6 m2/year Cs = 0,001 Modulus E = 4 Mpa Cr = 0,01
Initial Ch = 12 m2/year eo = 2,60 Initial Cv = 65,3 m2/year Cs = 0,005
Pc = 50 KPa Initial Ch = 65,3 m2/year eo = 2,60
4 8,0 - 17,5 Unit Weight = 15,7 KN/m3 Cc = 1,10 Pc = 55 KPa
Modulus E = 3 Mpa Cr = 0,01 4 4,6 - 7,3 Unit Weight = 16,1 KN/m3 Cc = 0,80
Initial Cv = 2 m2/year Cs = 0,001 Modulus E = 3 Mpa Cr = 0,01
Initial Ch = 4 m2/year eo = 1,70 Initial Cv = 113,6 m2/year Cs = 0,002
Pc = 100 KPa Initial Ch = 113,6 m2/year eo = 3,00
Pc = 70 KPa

Tickton, Yorkshire Uk; Hasil Analisa


Kondisi tanah di lokasi terdiri dari
Hasil dari analisa numerik
lapisan alluvium mampu mapat
dipresentasikan pada Gambar 3
setebal 7,5 meter dan di atasnya
sampai dengan Gambar 8,
terdapat lapisan kapur. Lapisan
memperlihatkan perbedaan hasil
alluvium tersebut terdiri dari
antara teori Terzaghi-Rendulic dan
beberapa lapisan yaitu; lapisan
Non Linear.
atas, lempung kecoklatan setebal
Pada percobaan timbunan
1,4 meter, lempung lunak biru-abu
di Juru dan Muar Flats hasil
setebal 1,4 meter, dan sisanya
analisis dengan menggunakan
setebal 4,5 meter berupa material
teori Non Linear dalam jangka
mampu mampat yang tersusun
panjang terlihat lebih mendekati
dari lempung kelanauan hitam
kondisi aktual dibandingkan
abu, berubah menjadi lempung
dengan teori Terzaghi-Rendulic.
kepasiran coklat abu. Sifat-sifat
Perbedaan tersebut diperkirakan teori Non Linear, seperti dibahas
karena adanya peningkatan sebelumnya, koefiisen konsolidasi
koefisien konsolidasi diakibatkan meningkat sebagai peningkatan
oleh meningkatnya tegangan tegangan aktif, tetapi dalam kasus
efektif selama penempatan ini karena regangan yang terjadi
timbunan, dan menurun sebagai kecil, dalam waktu yang singkat
fungsi dari penurunan permeabilitas. koefisien konsolidasi kembali
Dalam teori Terzaghi-Rendulic mengecil ke angka semula
koefisien konsolidasi ini dianggap (konstan). Prilaku ini dapat
konstan. teramati dengan jelas pada prilaku
Pada percobaan timbunan tegangan air pori dimana
di Tickton hasil analisis penurunan kecepatan disipasi besar pada
kedua teori ini mendekati awalnya dan mengecil dalam
kenyataan di lapangan. Dalam waktu singkat.
Penurunan (m)

. : Terzaghi-Rendulic
+ : Non-Linier
- : Actual

Waktu (Hari)

Gambar 3. Penurunan Aktual dengan Prediksi, JURU

. : Terzaghi-Rendulic
+ : Non-Linier
Penurunan (m)

- : Actual

Waktu (Hari)
Gambar 4. Penurunan Aktual dengan Prediksi, MUAR FLATS
Penurunan (m)
. : Terzaghi-Rendulic
+ : Non-Linier
- : Actual

Waktu (Hari)

Gambar 5. Penurunan Aktual dengan Prediksi, TICKTON

Untuk menganalisa pengaruh Tegangan air pori akan menurun,


perubahan struktur yang jika dua kondisi di atas tidak
diakibatkan oleh rangkak (creep) terjadi.
pada prilaku tegangan pori dapat Kondisi peningkatan air
dilihat pada persamaan antara pori (a) terlihat di Muar Flats
angka pori-tegangan efektif-waktu dimana kandungan organiknya
seperti di bahas sebelumnya. Dari berkisar 10 % 20 %. Pada
persamaan tersebut terdapat tiga lokasi di Juru, tegangan air pori
kecenderungan yang terjadi, yaitu : cenderung tetap konstan (b),
a. Tegangan air pori akan sementara pada lokasi di Tickton
meningkat, jika penurunan terjadi penurunan air pori.
volume yang diakibatkan oleh
Menurut TSE, 1985
rangkak melebihi kecepatan
kecenderungan untuk terjadi
pemampatan yang sebenarnya.
rangkak (creep) tergantung dari
b. Tegangan air pori tetap
pada besarnya kompresi sekunder
konstan, jika kecenderungan
dan lempung dengan kandungan
untuk mampat yang disebabkan
organik besar akan mempunyai
oleh rangkak sama dengan
kompresi sekunder yang besar
kecepatan pemampatan
juga.
sebenarnya.
. : Terzaghi-Rendulic
+ : Non-Linier

Peningkatan Tegangan Air Pori (m)


- : Actual

waktu (hari)

Gambar 6. Tegangan Air Pori Aktual dengan Prediksi, JURU


Peningkatan Tegangan Air Pori

. : Terzaghi-Rendulic
+ : Non-Linier
- : Actual
(m)

Waktu (Hari)

Gambar 7. Tegangan Air Pori Aktual dengan Prediksi, MUAR FLATS

. : Terzaghi-Rendulic
+ : Non-Linier
Peningkatan Tegangan Air Pori

- : Actual
(m)

Waktu (Hari)

Gambar 8. Tegangan Air Pori Aktual dengan Prediksi, TICKTON


KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PUSTAKA

1. Dua metoda dengan teori DAS, B.M., 1985, Advanced Soil


Terzaghi Rendulic dengan Mechanics, Chapter 7,
Non Linier untuk memperkirakan Consolidation Theory, Van
konsolidasi dua dimensi pada Nostrand Reinhold Company
Ltd, New York
tanah lempung lunak telah di
MESRI, G and ROKHSAR, A (1974)
uji. Perhitungan dengan teori Theory of Consolidation for
Non Linier menghasilkan Clays, Journal of
perkiraan yang lebih dekat Geothecnical Engineering
dengan hasil pengamatan Division, ASCE, Vol 100, No.
lapangan, baik untuk perkiraan GT8, pp 889-903
penurunan maupun tegangan MURRAY, R.T., 1971,
air pori. Embankment Constructed of
2. Pada teori Non Linier koefisien Soft Foundations: settlement
konsolidasi berubah selama Study at Avonmouth,
proses konsolidasi sebagai Departement of the
hubungan perubahan tegangan Environment RRL Report Lr
efektif, perubahan indeks 419, Crowthorne, UK
permeabilitas dan efek NYOMAN SUARYANA, (1992),
rangkak. Sementara pada teori Consolidation of Soft Soils
TerzaghiRendulic koefisen Takong Account of Structure
konsolidasi dianggap konstan Change on Pore Pressure
dan tidak ada rangkak. and Settlement, MSc Thesis,
3. Meskipun efek rangkak tidak Bandung Institute of
dapat dilihat secara jelas pada Technology, Bandung
semua studi kasus, fenomena TERZAGHI, K (1967), Soil
ini mempengaruhi perilaku mechanics in Engineering
tegangan air pori dan Practice, 2nd edition, Jhon
memperbesar penurunan Wiley & Sons, Inc, New York
konsolidasi. Efeknya terlihat pada TSE, E.C. (1985), Influence of
tanah lunak yang mempunyai Structure Change on Pore
kandungan organik besar. Pressure and Deformation
Berdasarkan pada hasil kajian Behavior of Soft Clays Under
tersebut, disarankan untuk Surface Loading, PhD.
melakukan pengujian terhadap Disertation, University of
program tersebut untuk percobaan California, Berkeley
timbunan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai