Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala sosial. Sedangkan perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun
keyakinan tentang suatu hal.
1. Perspektif evolusioner : Merupakan Perspektif teoretis yang paling awal dalam sejarah
sosiologi. Evolusi dapat diartikan sebagai serentetan perubahan kecil secara pelan-pelan
dan kumulatif. Perubahan yang dimaksud tersebut adalah
Thing Act
3. Perspektif Fungsional : Teori yang berisi tentang sudut pandang yang menafsirkan
masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan.
Empat fungsi agar komponen fungsional :
a. A Adaptation : menunjuk pada kemampuan beradaptasi
b. G Goal Attainment : pencapaian tujuan sistem dan penetapan prioritas tujuan
c. I Integration : koordinasi dan kesesuaian bagian-bagian sistem sehingga
seluruhnya fungsional
d. L Latent Pattent Maintenance : menunjuk pada bagaimana menjamin
kesinambungan tindakan dalam sistem sesuai dengan aturan atau norma-norma
yang berlaku.
4. Perspektif Konflik : didasarkan pada karya Karl Marx (1818-1883), yang melihat
pertentangan dan eksploitasi kelas sebagai penggerak utama kekuatan-kekuatan dalam
sejarah. Munculnya konflik diferensiasi kekuatan dan kepentingan yang berbeda-beda
hingga tidak jarang masyarakat mengalami pertentangan
Masyarakat Pedesaan
Pengertian Desa :
Berasal dari bahasa Sansekerta dhesi yang berarti tanah kelahiran. Pengertian
desa secara umum adalah kesatuan wilayah yg dihuni oleh sejumlah keluarga yg mempunyai
sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa).
Menurut Widjaja (2003) desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa.
Pengertian pedesaan :
Pedesaan (rural) adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman,
pelayanan jasa, pemerintahan, pelayanan social, dan kegiatan ekonomi
1) Versi lama ( Klasik) : diperkenalkan oleh John Gillete (1922), Dwight Sanderson (1942),
dan NL Sims (1942)
2) Versi baru ( Modern ): diperkenalkan oleh Howard Newby (1978)
Orientasi kolektif yaitu lebih mementingkan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri,
tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan
keseragaman persamaan.
Afektifitas : Hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, dan kesetiaan,
Wujudnya berupa sikap tolong menolong terhadap orang lain
Partikularisme: semua hal yang berhubungan dengan apa yang khusus untuk tempat
atau daerah tertentu saja. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan yang hanya berlaku
untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang
sudah merupakan kebiasaan atau keturunan, (lawanya prestasi).
Kekabaran (diffuseness): Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara
pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa
tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu (tidak to the point).
Peran Desa
Desa Kota
Besarnya peranan kelompok primer Besarnya peranan kelompok sekunder
Faktor geografik yang menentukan sebagai Tergantung pada spesialisasi dan lebih
dasar pembentukan kelompok/asosiasi. banyak mengubah lingkungan.
Homogen. Heterogen.
Mobilitas sosial rendah. Mobilitas sosial tinggi.
Keluarga lebih ditekankan fungsinya Hubungan antara orang satu dengan yang
sebagai unit ekonomi. lebih di dasarkan atas kepentingan dari
pada kedaerahan.
Tipologi Masyarakat Pedesaan:
a. Desa Nelayan
Desa dengan mata pencaharian utama penduduknya adalah usaha perikanan
laut.Contohnya dareah sekitar pantai
b. DesaPersawahan
Desa dengan mata pencaharian utama penduduknya sebagai petani lahan sawah yang
memiliki pengairan secara baik, contohnya adalah di Jawa dan bali seperti; desa-desa
di Delanggu, desa-desa dikerawang dans ebagainya
c. DesaPerladangan,
Desa dengan mata pencaharian utama penduduknya adalah sebagai petani ladang atau
peladang.
d. DesaPerkebunan
Desa dengan mata pencaharian utama penduduknya adalah sebagai pekebun tanaman
tahunan, seperti kelapa sawit, kakao, karet, kopi, teh dan sebagainya. Desa semacam
ini banyak terdapat di Sumatera Utara, Lampung, Jambi, Kalimantan, Sulawesi dan
sebagainya.
e. DesaPeternakan
Desa dengan mata pencaharian utama penduduknya adalah sebagai peternak, baik
ternak besar (kambing,kerbau,sapi dan sebaginya) maupun ternak kecil
(ayam,bebek,dans ebagainya).
f. Desa Paeriwisata
Desa dengan mata pencaharian penduduknya terutama karena adanya obyek
pariwisata.
g. Desa Kerajinan Industri Kecil
Desa dengan mata pencaharian utama penduduknya adalah sebagai pengrajin atau
pengusaha kecil.
2. Berdasarkan Pola Pemukiman
a. Pra desa (Desa Tradisional) : merupakan tipologi desa paling sederhana disebut juga
pemukiman sementara
b. Desa Swadaya: desa yang memiliki potensi tertentu tetapi belum dikelola dengan
sebaik-baiknya.
c. Desa Swakarya ( Desa sedang berkembang ): keadaan yang sudah maju disbanding
desa swadaya, dimana masyarakatnya sudah mampu mejual kelebihan hasil produksi
ke daerah lain disamping untuk memenuhi kebutuha sendiri. Ciri-ciri desa swakarya
adalah
1) Adanya pengaruh dari luar sehingga mengakibatkan perubahan pola pikir.
2) Masyarakat sudah mulai terlepas dari adat.
3) Produktivitas mulai meningkat.
4) Sarana prasarana mulai meningkat.
5) Adanya pengaruh dari luar yang mengakibatkan perubahan cara berpikir.
d. Desa Swasembada : desa yang sudah mampu mengembangkan semua potensi yang
dimiliki secara optimal. Ciri-ciri desa swasembada adalah
1) Hubungan antarmanusia bersifat rasional.
2) Mata pencaharian homogen.
3) Teknologi dan pendidikan tinggi.
4) Produktifitas tinggi.
5) Terlepas dari adat.
6) Sarana dan prasarana lengkap dan modern
a. Hidup santai
Pengertian Budaya :
Buddhaya berasal dari bahasa sanksekerta yaitu buddhi yang berarti budi atau akal.
Pengertin budaya secara umum adalah Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalaman,
serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya.
Menurut Keesing (2015) budaya adalah sistem ( dari pola-pola tingkah laku yang
diturunkan secara sosial) yang bekerja menghubungkan komunitas manusia dengan
lingkungannya.
Pengertian anthropologi:
Berasal dari bahasa yunani yaitu Anthropos = manusia, dan Logos = ilmu. Pengertian
secara umum Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia yang berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dan untuk memperoleh
pengertian atau pemahaman yang lengkap tentang keberagaman manusia
Kearifan (wisdom) yang berarti kebijaksanaan dan Lokal (local) artinya setempat.
Pengertian secara umum kearifan lokak yaitu gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
2.Pengembangan SDM,
7.Politik
Struktur Sosial
Pengertian Masyarakat
Organisasi manusia yang saling berhubungan satu sama lain, yang menempati suatu areal
tertentu dalam kurun waktu relatif lama.
1. Berkesinambungan
Susunan tetap ada walaupun terjadi pergantian anggota. keluar/masuknya seseorang
atau banyak orang dari dan ke dalam suatu struktur, tidak menghilangkan struktur
2. Status
Kedudukan seseorang dalam suatu kelompok (social grouping) atau kedudukan suatu
kelompok terhadap kelompok yang lain.
Acribed ; seks, keturunan
3. Peran
Perilaku yang diharapkan dari seseorang/kelompok yang memiliki suatu status
tertentu.
4. Social Grouping
Dua orang atau lebih berinteraksi secara terus-menerus dalam suatu ikatan perasaan
yang relatif sama
5. Nilai
Sebuah ukuran yang berlaku dalam masyarakat tentang apa yang dianggap baik dan
apa yang dianggap buruk
Stratifikasi sosial dalam masyarakatn elayan dapat dibedakan ke dalam tiga kategori:
Kekuasaan
Kemampuan seseorang/kelompok untuk melakukan kehendaknya kepada pihak lain,
sehingga pihak lain tersebut memiliki perilaku yang sesuai dengan keinginan dengan pihak yang
melakukan kehendak tersebut.
Referensi
Widjaja, H. A. W.2003. Pemerintahan Desa atau Marga. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.
Keesing, Roger. M. 2015 . Teori-Teori Tentang Budaya. Jakarta: Journal Of Universitas
Indonesia