TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, warga di balaidusun Sumberejo krajan
diharapkan mampu memahami tentang penanganan dan pencegahan Asma
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan warga di
balaidusun Sumberejo krajan dapat mengetahui tentang penanganan dan pencegahan Asma
METODE
Ceramah dan Tanya jawab
MEDIA
- Leaflet
- LCD proyektor
ISI MATERI
Cara penanganan dan pencegahan Asma
No Kegiatan Respon klien Waktu
1 Pendahuluan : Membalas salam
a. Salam pembuka Mendengarkan 5 menit
b. Memperkenalkan diri Memberikan respon
c. Menjelaskan maksud dan tujuan
2 Penjelasan materi :
Menjelaskan mengenai isi materi Mendengarkan 10 menit
yaitu penanganan dan pencegahan Memperhatikan
Asma
SETTING TEMPAT
Peserta duduk berjajar rapi.
EVALUASI
1. Kegiatan : jadwal, tempat, alat Bantu atau media, pengorganisasian, proses penyuluhan
2. Hasil penyuluhan, memberi pertanyaan pada warga tentang :
Bagaimana cara penanganan Asma
Apasajakah pencegahan Asma
PENGORGANISASIAN
1. Penanggung Jawab : Hermanto
2. Ketua : Dwi Yuli ainul Yakin
3. Sekretaris : Retno Wulandari
4. Moderator : Danni Bryan R.
5. Penyaji : Arazyana Hasria Dewi
6. Observer : Birgita Indah
7. Dokumentasi : Ayu Desi A.
REFERENSI
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta: EGC
Dahlan, Zul. 1998. Masalah Asma di Indonesia dan Penanggulangan jelasnya.. Bandung:
Hadibroto, Iwan. dan Alam, Syamsir. 2006. Asma. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Prasetyo, Budi. 2010. Seputar Masalah Asma : Mengenal Asma, Sebab-sebab, Resiko-resiko,
Suyoko, E.M.D. 1992. Konsep Baru Penatalaksanaan Asma Bronial pada Anak. Jakarta: Sub
Wong, DN. 2003. Nursing Care of Infants and Children. St Louis Missauri, USA: Mosby
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Asma
Asma sendiri berasal dari kata asthma. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yang memiliki
arti sulit bernafas. Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak nafas, batuk, dan mengi
yang disebabkan oleh penyempitan saluran nafas. Atau dengan kata lain asma merupakan
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas yang disebabkan oleh reaksi
hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel, eosinophils, dan T-lymphocytes terhadap
stimuli tertentu dan menimbulkan gejala dyspnea, whizzing, dan batuk akibat obstruksi jalan
napas yang bersifat reversibel dan terjadi secara episodik berulang (Brunner & Suddarth:
2001).
Menurut Prasetyo (2010) Asma, bengek atau mengi adalah beberapa nama yang biasa kita
pakai kepada pasien yang menderita penyakit asma. Asma bukan penyakit menular, tetapi
Saluran pernafasan penderita asma sangat sensitif dan memberikan respon yang sangat
berlebihan jika mengalami rangsangan atau ganguan. Saluran pernafasan tersebut bereaksi
dengan cara menyempit dan menghalangi udara yang masuk. Penyempitan atau hambatan ini
bisa mengakibatkan salah satu atau gabungan dari berbagai gejala mulai dari batuk, sesak,
nafas pendek, tersengal-sengal, hingga nafas yang berbunyi ngik-ngik (Hadibroto et al:
2006).
Beberapa ahli membagi asma dalam 2 golongan besar, seperti yang dianut banyak dokter
a. Asma Ekstrinsik
Asma ekstrinsik adalah bentuk asma yang paling umum, dan disebabkan karena reaksi
alergi penderitanya terhadap hal-hal tertentu (alergen), yang tidak membawa pengaruh apa-
Pada orang-orang tertentu, seperti pada penderita asma, sistem imunitas bekerja lepas
kendali dan menimbulkan reaksi alergi. Reaksi ini disebabkan oleh alergen. Alergen bisa
tampil dalam bentuk: mulai dari serbuk bunga, tanaman, pohon, debu luar/dalam rumah,
jamur, hingga zat/bahan makanan. Ketika alergen memasuki tubuh pengidap alergi, sistem
imunitasnya memproduksi antibodi khusus yang disebut IgE. Antibodi ini mencari dan
menempelkan dirinya pada sel-sel batang. Peristiwa ini terjadi dalam jumlah besar di paru-
paru dan saluran pernafasan lalu membangkitkan suatu reaksi. Batang-batang sel melepaskan
zat kimia yang disebut mediator. Salah satu unsur mediator ini adalah histamin.
Akibat pelepasan histamin terhadap paru-paru adalah reaksi penegangan/pengerutan
saluran pernafasan dan meningkatnya produksi lendir yang dikeluarkan jaringan lapisan
b. Asma Intrinsik
Asma intrinsik tidak responsif terhadap pemicu yang berasal dari alergen. Asma jenis ini
disebabkan oleh stres, infeksi, dan kondisi lingkungan seperti cuaca, kelembaban dan suhu
udara, polusi udara, dan juga oleh aktivitas olahraga yang berlebihan.
terutama pada mereka yang memiliki riwayat kesehatan paru-paru yang kurang baik,
misalnya karena bronkitis dan radang paru-paru (pneumonia). Penderita diabetes mellitus
Tujuan dari pemisahan golongan asma seperti yang disebut di atas adalah untuk
mempermudah usaha penyusunan dan pelaksanaan program pengendalian asma yang akan
dilakukan oleh dokter maupun penderita itu sendiri. Namun dalam prakteknya, asma adalah
penyakit yang kompleks, sehingga tidak selalu dimungkinkan untuk menentukan secara
tegas, golongan asma yang diderita seseorang. Sering indikasi asma ekstrinsik dan intrinsik
Menurut The Lung Association of Canada, ada dua faktor yang menjadi pencetus asma,
yaitu:
yang menganggap pemicu dan bronkokonstriksi adalah gangguan pernafasan akut, yang
belum berarti asma, tapi bisa menjurus menjadi asma jenis intrinsik. Gejala-gejala
bronkokonstriksi yang diakibatkan oleh pemicu cenderung timbul seketika, berlangsung
dalam waktu pendek dan relatif mudah diatasi dalam waktu singkat. Namun saluran
pernafasan akan bereaksi lebih cepat terhadap pemicu, apabila sudah ada, atau sudah terjadi
sehari-hari seperti: perubahan cuaca dan suhu udara, polusi udara, asap rokok, infeksi saluran
atau asma jenis ekstrinsik. Penyebab asma (inducer) dengan demikian mengakibatkan gejala-
gejala yang umumnya berlangsung lebih lama (kronis), dan lebih sulit diatasi, dibanding
gangguan pernafasan yang diakibatkan oleh pemicu (trigger). Umumnya penyebab asma
(inducer) adalah alergen, yang tampil dalam bentuk: ingestan, inhalan, dan kontak dengan
kulit. Ingestan yang utama ialah makanan dan obat-obatan. Sedangkan alergen inhalan yang
utama adalah tepung sari (serbuk) bunga, tungau, serpih dan kotoran binatang, serta jamur.
C. Klasifikasi Asma
1. Intermiten
Intermitten ialah derajat asma yang paling ringan. Pada tingkatan derajat asma ini,
serangannya biasanya berlangsung secara singkat. Dan gejala ini juga bisa muncul di malam
2. Persisten Ringan
Persisten ringan ialah derajat asma yang tergolong ringan. Pada tingkatan derajat
asma ini, gejala pada sehari-hari berlangsung lebih dari 1 kali seminggu, tetapi kurang dari
atau sama dengan 1 kali sehari dan serangannya biasanya dapat mengganggu aktifitas tidur di
malam hari.
3. Persisten Sedang
Persisten sedang ialah derajat asma yang tergolong lumayan berat. Pada tingkatan
derajat asma ini, gejala yang muncul biasanya di atas 1 x seminggu dan hampir setiap hari.
4. Persisten Berat
Persisten berat ialah derajat asma yang paling tinggi tingkat keparahannya. Pada
tingkatan derajat asma ini, gejala yang muncul biasanya hampir setiap hari, terus menerus,
dan sering kambuh. Membutuhkan bronkodilator setiap hari dan serangannya biasanya dapat
E. Pemeriksaan penunjang
1. Lung Function Test Peak expiratory flow rate (PEFR atau FEV) berfungsi untuk
mendiagnosis asma dan tingakatannya.
2. Skin test : Berfungsi untuk mengetahui penyebab dari asma.
3. Chest X-ray : Berfungsi untuk komplikasi (pneumotoraks) atau untuk memeriksa pulmonaty
shadows denganallergic bronchipulmonary aspergilosis
4. Histamine bronchial provocation test : Untuk mengindikasikan adanya airway yang
hiperresponsif, biasanya ditemukan pada seluruh penyakit asma, terutama pada pasien dengan
gejala utama batuk. Test ini tidak boleh dilakukan pada pasien yang mempunyai fungsi paru
yang buruk (FEV <1,5L)
5. Blood and sputum test : Pasien dengan asma mungkin memiliki peningakatan eosinofil di
darah perifer (>9,4x10)
LAPORAN PELAKSANAAN
Pelaksana
1. Penanggung Jawab : Hermanto
2. Ketua : Dwi Yuli Ainul Yakin
3. Sekretaris : Retno Wulandari
4. Moderator : Dani Bryan Ristantan
5. Penyaji : Arazyana Hasria Dewi
6. Observer : Maria Ulfa
7. Dokumentasi : Erni Tegawati
Acara
1. Penyajian materi tentang penanganan dan pencegahan Asma
2. Diskusi dan tanya jawab.
Evaluasi
Kegiatan berjalan dengan lancar, diikuti oleh para warga di balaidusun Sumberejo Krajan,
Mahasiswa menjawab semua pertanyaan dan warga pun memperhatikan dengan penuh
antusias.
Daftar Hadir
Terlampir