dijual dengan harga Rp. 10.000,-, hasilnya tidak ada yang membeli. Pada hari kedua dijual dengan harga Rp. 9.000,-, yang terjual adalah 1.000 buah. Pada hari ketiga dijual Rp. 8.000,-, yang terjual 2.000 buah. Dari kasus tersebut tentukan harga dan kuantitas optimal! Dalam sebuah penyelenggaraan Bazar Ramadhan seorang penjual Kolak Pisang membuat stand penjualannya. Biaya yang digunakan untuk membuat kolak tersebut adalah terdiri dari biaya variable per bungkus kolak Rp. 1.000,-, dan biaya tetap perhari adalah Rp. 1.000.000,-. Pada hari pertama perbungkus kolak diberi harga Rp. 5.000,- ternyata tidak ada pembeli, kemudian hari berikutnya harga kolak diturunkan menjadi Rp. 4.500,- terjual 500 bungkus. Dan pada hari ketiga harganya diturunkan kembali menjadi Rp. 4.000,- dan terjual 1.000 bungkus. Berapa harga Kolak Pisang yang tepat agar tercapai keuntungan maksimum? Dari kasus penjual Kolak Pisang tersebut. Pada hari selanjutnya ada seorang temannya menawarkan untuk bekerja sama dalam penjualan kolak. Fungsi permintaan yang ditawarkan oleh teman tersebut menjadi P = 6.000 Q. Teman tersebut menawarkan dua alternatif pembiayaan. Alternatif pembiayaan pertama dibayar Rp. 1.000.000,-. Alternatif kedua dibayar Rp. 1.000,- setiap bungkus kolak. Masalah dalam hal ini apakah penjual kolak tersebut menerima tawaran teman tersebut atau menolak. Jika menerima alternatif mana yang sebaiknya dipilih? Selanjutnya dari kasus penjual Kolak Pisang tersebut, misalkan seorang pegawainya mengusulkan agar isian Kolaknya ditambah dengan ubi merah sehingga fungsi permintaan dari P = 5.000 Q menjadi P = 6.000 Q. tetapi jika ditambah ubi merah maka biaya variable per bungkus Kolak Pisang menjadi Rp. 1.500,-. Apakah sebaiknya usulan itu diterima atau ditolak.