2. Psikopatologi
Menurut Stuart and Sundeen, salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya
perilaku menarik diri atau isolasi yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga, yang
biasanya dialami pasien dengan latar belakang lingkungan yang penuh dengan
permasalahan, ketegangan, kekecewaan dan kecemasan. Perasaan tidak berharga
menyebabkan klien makin sulit dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain,
akibatnya klien menjadi regresi, mengalami penurunan dalam aktivitas dan kurangnya
perhatian terhadap penampilan dan kebersihan diri.pasien semakin tenggelam dalam
pengalaman dan pola tingkah laku masa lalu dan tingkah laku primitif antara lain
pembicaran yang autistik dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan kenyataan
sehingga dapat berakibat lanjut terjadinya halusinasi.
3. Tanda dan gejala isolasi sosial
a. Tanda dan gejala yang didapat dari wawancara :
1) Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak orang lain.
2) Pasien merasa tidak mampu aman beradadengan orang lain.
3) Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarati dengan orang lain.
1
4) Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
5) Pasien mengatakan tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan.
6) Pasien merasa tidak berguna
7) Pasien tidak yakin dapat melangsungakan hidup.
2
mengkritik, mengkhayalkan, anak tidak diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pendapatnya tidak memberi pujian atas keberhasilan anak .
3) Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri lingkungan merupakan faktor pendukung
terjadinya gangguan berhubungan.
Contoh : Individu yang berpenyakit kronis, terminal, menyandang cacat atau
lanjut usia.
Demikianlah kebudayaan yang mengizinkan seseorang untuk tidak keluar
ruman (pingit) dapat menyebabkan isolasi sosial.
4) Faktor biologis
Merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa, insiden tertinggi
skizofrenia di temukan pada keluarganya yang anggota keluarga menderita
skizofrenia.
b. Factor Presipitasi
1) Stressor social budaya
Stressor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan, terjadinya
penurunan stabilitas keluarga seperti : perceraian, berpisah dengan orang yang
dicintai kehilangan pasangan pada usia tua, kesepian karena ditinggal jauh,
dirawat dirumah sakit atau dipenjara .
2) Stressor Giokimic
Teori dopamin
Kelebihan dopamin pada mesokortikal dan mesolimbik serta traktus saraf
dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia
3) Stressor biologic dan lingkungan social
Beberapa penelitian membuktikan bahwa kasus skizofrenia sering terjadi
akibat interaksi antara individu, lingkungan, maupun biologis.
4) Stressor psikologik
Kecemasan yang tertinggi akan menyebabkan menurunya kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain. Ego pada klien psikotik
mempunyai kemampuan terbatas untuk mengatasi stres. Hal ini berkaitan
3
dengan adanya masalah serius antara hubungan ibu dan anak pada fase
sinibiotik sehingga perkembangan psikologis individu terhambat.
a) Hubungan Ibu dan Anak
Ibu dengan kecemasan tinggi akan mengkomunikasikan kecemasannya
pada anak, misalnya dengan tekanan suara yang tinggi, hal ini membuat
anak bingung, karena belum dapat mengklasifikasikan dan mengartikan
pasien tersebut.
b) Dependen versus Interdependen
Ibu yang sering membatasi kemandirian anak, dapat menimbulkan konflik,
di satu sisi anak ingin mengembangkan kemandiriannya.
C. Pohon Masalah
Resiko perubahan sensori-persepsi :
Halusinasi
Masalah Keperawatan
1. Isolasi social: Menarik Diri
2. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
3. Perubahan sensori persepsi : Halusinasi
4
b. Isolasi sosial, meliputi:
1) Tanda dan gejala yang didapat dari wawancara :
a) Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak orang lain.
b) Pasien merasa tidak mampu aman beradadengan orang lain.
c) Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarati dengan orang lain.
d) Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
e) Pasien mengatakan tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan.
f) Pasien merasa tidak berguna
g) Pasien tidak yakin dapat melangsungakan hidup.
3) Gejala klinis
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit (rambut botak karena terapi)
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengritik/ menyalahkan diri sendiri)
3. Gangguan hubungan social (menarik diri)
4. Percaya diri kurang (sukar megambil keputusan)
5. Mencedrai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapn yang
suram, mungkin klien akan mengakhiri kehidupannya)
6. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
7. Menghindar dari orang lain (menyendiri)
8. Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan
orang lain/perawat.
5
9. Tidak ada kontak mata
10. Berdiam diri di kamar
11. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien mmemutuskan percakapan
atau pergi jika diajak bercakap-cakap
12. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari
E. Diagnosa Keperawatan
Pada pasien dengan isolasi sosial : menarik diri, akan muncul beberapa diagnosa
keperawatan, antara lain :
Diagnosa prioritas:
Isolasi sosial : Menarik diri
PERENCANAAN
TGL Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intrvensi
keperawatan
Isolasi soial TUM:
Klien dapat berinteraksi
dengan orang lain
TUK:
1. Klien dapat membina Setelah...x pertemuan 1. Bina hubungan saling
hubungan saling interaksi klien percaya
percaya menunjukkan tanda- Beri salam setiap
6
tanda percaya interaksi
terhadap parawat: Perkenalkan nama,
Wajah cerah nama panggilan
tersenyum perawat dan tujuan
Mau berkenalan perawat berkenalan
Ada kontak mata Tanyakan dan panggil
Menerima nama kesukaan klien
kehadiran perawat Tunjukan sikap jujur
Bersediaan dan menepati janji
menceritakan setiap kali berinteraksi
perasaannya Buat kontak dengan
jelas
Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan klien
7
perawatan
Apa yang membuat
klien tidak dekat
dengan tersebut
Upaya yang sudah
di lakukan agar
dekat dengan orang
lain
2. Diskusikan dengan
klien penyebab
menarik diri atau
tidak mau bergaul
dengan orang lain
3. Beri pujian terhadap
kemempuan klien
mengungkapkan
perasaannya
8
sendiri, mengungkapkan
kesepian, dan perasaanya
tidak bisa
diskusi
9
dilaksanakan
10
diri akibat menarik
diri
Cara merawat
klien menarik
diri
4. Latih keluarga
merawat klien
menarik diri
5. Tanyakan perasaan
keluatga setelah
mencoba cara yang
di latih
6. Beri motivasi
keluarga agar
membantu klien
untuk bersosialisasi
7. Beri pujian kepada
keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien
dirumah
11
terapi dan efek 2. Pantau klien saat
samping obat penggunaan obat
2. Setelah ...x 3. Beri pujian jika
interaksi klien klien menggunakan
mendemonstrasi obat dengan benar
kan penggunaan 4. Diskusikan akibat
obat dengan berhenti minum
benar obat tanpa
3. Setelah...x konsultasi dengan
interaksiklien dokter
menyebutkan 5. Anjurkan klien
akibat berhebnti untuk konsultasi
minum obat kepada
tanpa konsultasi dokter/perawat jika
dokter rterjadi hal-hal yang
tidak diinginkan
12
tentang kerugian tidak 3. Menjelaskan cara-cara merawat
berinteraksi dengan orang lain pasien isolasi soasial
4. Mengajarkan pasien
berkenalan dengan satu orang SP II keluarga:
5. Menganjurkan pasien 1. Melatihkeluarga
memasukkan kegiatan latihan mempraktikkan cara merawat
berbincang-bincang dengan pasien dengan isolasi sosial
oarng lain dalam kegiatan 2. Melatik keluarga melakukan
harian cara merawat langsung kepada
pasien isolasi sosial
SP II Pasien:
1. Mengevaluasi jadwal SP III keluarga:
kegiatan harian pasien 1. Membantu keluarga membuat
2. Memberikan kesempatan jadwal aktifitas di rumah
kepada pasien termasuk minum obat
mempraktikkan cara (discharge planning)
berkenalan dengan satu 2. Menjelaskan tollow up pasien
orang setelah pulang
3. Membantu pasien
memasukkan kegiatan
berbincang-berbincang
dengan orang lain sebagai
salah satu satu kegiatan
harian
SP III pasien:
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian
2. Memberikan kesempatan
kepada pasien bekenalan dua
orang atau lebih
13
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
14