Anda di halaman 1dari 241

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG

NOMOR 8 TAHUN 2012

TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SOPPENG

Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Soppeng dengan


memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi,
selaras, seimbang dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan, perlu disusun
rencana tata ruang wilayah;
b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar
sektor, daerah, dan masyarakat, maka rencana tata ruang wilayah
merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan
pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha;
c. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah No.26 tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, maka perlu penjabaran ke
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,


huruf b, dan huruf c, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng.

1
Mengingat:
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Republik
Indonesia Nomor 1822);
3. Undang-Undang Nomor 5 Prp Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 2034);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3274);
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3317);
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya
Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3419);
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Alam
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);
9. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penataan Perpu Nomor 1
Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);
10. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169);
11. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

2
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
14. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pusat dan Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
15. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4444);
16. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
17. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
18. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4746);
19. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
20. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);
21. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 117, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4925);
22. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
23. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4966);
24. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5015);
25. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

3
26. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
27. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
28. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
29. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
30. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5068);
31. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5073);
32. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5168);
33. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 132, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5170);
34. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
35. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214);
36. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
37. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

4
38. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);
39. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4859);
40. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan
Reklamasi Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4947);
41. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4987);
42. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Kawasan Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5004);
43. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 171, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5083);
44. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5097);
45. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
46. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya
Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 24,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5106);
47. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110);
48. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Kegiatan Pelaksanaan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5111);
49. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan
Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5112);
50. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2010 tentang Bendungan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 45, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5117);

5
51. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 tahun 2010 tentang
Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
52. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2011 tentang
Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5185);
53. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2011 tentang
Angkutan Multimoda (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5199);
54. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2011 tentang
Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak Serta Manajemen Kebutuhan
Lalu Lintas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 61,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5221);
55. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2011 tentang
Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5230);
56. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2012 tentang
Izin Lingkungan;
57. Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2011 tentang Rencana tata Ruang
Pulau Sulawesi;
58. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Daerah;
59. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 28 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Konsultasi dalam Rangka Pemberian Persetujuan Substansi
Kehutanan atas Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Daerah;
60. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;
61. Peraturan Daerah Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan;
62. Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi Kewenangan Pemerintah
Kabupaten Soppeng

6
Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH


KABUPATEN SOPPENG
dan
BUPATI SOPPENG

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG


TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012-2032

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Soppeng;


2. Pemerintah Daerah adalah Bupati, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintah daerah;
3. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang udara termasuk
ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan kehidupannya;
4. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang;
5. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang;
6. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional;
7. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya;
8. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang;
9. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang;
10. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui
pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang;

7
11. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
pembiayaannya;
12. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola
ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang;
13. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang sesuai
dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
14. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan dan pola ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan pada tingkat wilayah;
15. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
fungsional;
16. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya;
17. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan;
18. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan
sumberdaya buatan;
19. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk
pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi;
20. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi;
21. Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap
ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan;
22. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada
wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam
tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan
satuan sistem keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis;
23. Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan;
24. Pusat Kegiatan Lokal Promosi yang selanjutnya disebut PKLp adalah kawasan perkotaan
yang dipromosikan untuk dikemudian hari dapat ditetapkan menjadi PKL;
25. Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disebut PPK adalah kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;
26. Pusat Pelayanan Lingkungan yang selanjutnya disebut PPL adalah pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa;
27. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan atau mengelompok yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam;

8
28. Masyarakat adalah orang, perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum
adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lain dalam
penyelenggaraan penataan ruang;
29. Peran masyarakat adalah berbagai kegiatan masyarakat, yang timbul atas kehendak dan
keinginan sendiri di tengah masyarakat, untuk berminat dan bergerak dalam penataan
ruang;
30. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut BKPRD adalah badan
bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Kabupaten Soppeng dan mempunyai fungsi
membantu tugas Bupati dalam koordinasi penataan ruang di daerah;
31. Kawasan Pertahanan Negara adalah wilayah yang ditetapkan secara nasional yang
digunakan untuk pertahanan;
32. Kawasan Peruntukan Pertambangan yang selanjutnya disebut KPP adalah: wilayah yang
memiliki sumber daya bahan galian yang berwujud padat, cair dan gas berdasarkan peta
atau data geologi dan merupakan tempat dilaksanakan seluruh tahapan kegiatan
pertambangan yang meliputi Penyelidikan Umum; Eksporasi; Operasi-Produksi; dan pasca
tambang baik di wilayah darat maupun perairan serta tidak di batasi oleh wilayah
administrasi;
33. Wilayah Usaha Pertambangan yang selanjutnya disebut WUP, adalah bagian dari WP yang
telah memiliki ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi;
34. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
kabel;
35. Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan
mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh
pelayanannya dalam satu hubungan hierarkis;
36. Fungsi Jalan adalah prasarana transportasi darat, yang terdiri atas jalan arteri primer, jalan
arteri sekunder, jalan kolektor primer, jalan kolektor sekunder, jalan lokal primer, jalan
lokal sekunder, jalan lingkungan primer dan jalan lingkungan sekunder;
37. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau
lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama
dengan 2.000 km2;
38. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat
semua kejadian hidrogeologis seperti proses pengimbuhan, pengaliran, dan pelepasan air
tanah berlangsung.

Bagian Kedua
Ruang Lingkup Pengaturan
Pasal 2
Ruang lingkup pengaturan Peraturan Daerah ini meliputi:

9
a. peran dan fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten serta cakupan wilayah
perencanaan;
b. tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang Kabupaten Soppeng;
c. rencana struktur ruang wilayah, rencana pola ruang wilayah, penetapan kawasan
strategis, arahan pemanfaatan ruang, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang;
d. kelembagaan penyelenggaraan penataan ruang Kabupaten Soppeng;
e. hak, kewajiban dan peran masyarakat dalam penataan ruang; dan
f. penyidikan.

Bagian Ketiga
Peran dan Fungsi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng
Pasal 3
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng berperan sebagai alat untuk mewujudkan
keseimbangan pembangunan antar wilayah dan kesinambungan pemanfaatan ruang di
Kabupaten Soppeng.

Pasal 4
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng berfungsi sebagai pedoman untuk:
a. penyusunan rencana pembangunan daerah;
b. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Soppeng;
c. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah
serta keserasian antarsektor di Kabupaten Soppeng;
d. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di Kabupaten Soppeng; dan
e. perwujudan keterpaduan rencana pengembangan Kabupaten Soppeng dengan kawasan
sekitarnya.

Bagian Keempat
Cakupan Wilayah Perencanaan
Pasal 5
(1) Wilayah perencanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng mencakup seluruh
wilayah administrasi yang terdiri atas:
a. Kecamatan Marioriwawo;
b. Kecamatan Lalabata;
c. Kecamatan Liliriaja;
d. Kecamatan Ganra;
e. Kecamatan Lilirilau;
f. Kecamatan Donri-donri;
g. Kecamatan Marioriawa; dan
h. Kecamatan Citta.
(2) Wilayah perencanaan Kabupaten Soppeng sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada
pada koordinat antara 406 Lintang Selatan dan 432 Lintang Selatan dan antara

10
1194718 Bujur Timur dan 12006 13 Bujur Timur dengan luasan kurang lebih 1.500
(seribu lima ratus) kilometer persegi; dan
(3) Batas-batas wilayah perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang;
b. sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone dan Kabupaten Wajo;
c. sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bone; dan
d. sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Barru.

BAB II
TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

Bagian Kesatu
Tujuan Penataan Ruang
Pasal 6
Penataan ruang wilayah Kabupaten Soppeng bertujuan untuk mewujudkan Kabupaten Soppeng
yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan berbasiskan
agropolitan dan pariwisata dengan memperhatikan integrasi dan dinamisasi pertahanan dan
keamanan negara menuju tercapainya masyarakat yang maju, adil, dan sejahtera.

Bagian Kedua
Kebijakan Penataan Ruang
Pasal 7
Kebijakan penataan ruang daerah, terdiri atas :
a. Pengembangan kawasan perdesaan dan perkotaan;
b. Peningkatan akses pelayanan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah secara merata dan
berhirarki;
c. Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur serta jangkauan pelayanan jaringan
prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan sumber daya air yang terpadu dan
merata di seluruh daerah;
d. pemeliharaan, perwujudan dan pengawasan kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. penetapan kawasan perlindungan daerah bawahannya, setempat, ruang terbuka hijau
(RTH), kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, dan kawasan lindung geologi
dan kawasan lindung lainnya;
f. perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan
budidaya;
g. pengembangan potensi kawasan pariwisata dan obyek wisata dengan berorientasi kearifan
lokal;
h. pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kepentingan ekonomi yang berdaya
saing skala kabupaten, provinsi dan nasional;

11
i. pengembangan kawasan strategis sosial dan budaya untuk meningkatkan pertumbuhan
wilayah dan kegiatan kepariwisataan;
j. pengembangan dan pelestarian kawasan strategis kepentingan fungsi daya dukung dan
lingkungan;
k. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan strategis kepentingan pendayagunaan
sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan
l. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Bagian Ketiga
Strategi Penataan Ruang
Pasal 8
(1) Strategi pengembangan kawasan perdesaan dan perkotaan sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 3 huruf a terdiri atas :
a. mengembangkan kawasan perdesaan dan perkotaan dengan mengacu pada
karakteristik secara fisik-morfologi dan kegiatan ekonominya;
b. mengembangkan kawasan sesuai dengan potensi wilayah yang dimiliki untuk perdesaan
dengan berbasis pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
sedangkan untuk perkotaan diarahkan berdasarkan hirarki kekotaan yakni pusat
pelayanan, aksebilitas, fasilitas dan pemusatan kegiatan ekonomi wilayah; dan
c. mendorong kawasan perkotaan dan perdesaan serta pusat pertumbuhan agar lebih
kompetitif dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah sekitarnya;
(2) Strategi untuk peningkatan akses pelayanan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b meliputi:
a. meningkatkan interkoneksi dan akses pelayanan dengan pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi kawasan wilayah dengan wilayah sekitarnya;
b. mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang potensil dan belum
terlayani oleh pusat pertumbuhan eksisting;
c. membangun dan mengembangkan kawasan agropolitan sebagai andalan
pengembangan kawasan perdesaan; serta
d. membangun, mengembangkan dan mengintegrasikan jalur kawasan tujuan pariwisata
dan daya tarik wisata secara optimal dan sinergi dengan perkembangan wilayah.
(3) Strategi untuk peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur serta jangkauan pelayanan
jaringan prasarana transportasi, energi dan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 huruf c meliputi:
a. meningkatnya kualitas dan kapasitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan
pelayanan transportasi darat;
b. mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan yang masih
terisolir;
c. meningkatkan jaringan energi dengan lebih menumbuh-kembangkan pemanfaatan
sumber daya terbarukan yang ramah lingkungan dalam sistem kemandirian energi area

12
mikro, dibanding pemanfaatan sumber daya yang tak terbarukan, serta mewujudkan
keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik;
d. meningkatkan kualitas dan kapasitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan
sistem jaringan sumber daya air;
e. mengembangkan kapasitas sumber energi listrik dan distribusi pelayanan hingga
mencapai pusat-pusat lingkungan dengan memanfaatkan energi terbarukan dan tak
terbarukan secara optimal;
f. mengembangkan sumber daya air untuk pemanfaatan, pengendalian dan pelestarian
sumber daya air melalui pembuatan sumur-sumur resapan dan perlindungan kawasan
mata air, sungai dan danau;
g. mengembangkan kapasitas pelayanan air minum hingga mencapai pusat-pusat
pelayanan lingkungan terutama pada kawasan ketinggian atau daerah rawan air bersih;
h. Mengembangkan sistem jaringan drainase perkotaan dan perdesaan untuk
mengendalikan genangan air dan banjir;
i. mengembangkan sistem pengelolaan limbah di setiap kawasan dan mengamankan
kawasan permukiman serta kawasan pesisir danau dan sungai dari pencemaran; dan
j. mengembangkan jalur dan ruang evakuasi bencana pada wilayah yang rawan bencana.
(4) Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 huruf d, terdiri atas:
a. membatasi kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu pelestarian lingkungan hidup;
b. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun sebagai
akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara
keseimbangan ekosistem wilayah; dan
c. mengarahkan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung untuk menjaga fungsi lindung
dan menjaga keberlanjutan pembangunan wilayah jangka panjang.
(5) Strategi penetapan kawasan perlindungan daerah bawahannya, setempat, ruang terbuka
hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan
kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf e, terdiri atas:
a. menentukan batas-batas kawasan yang harus ditetapkan sebagai kawasan perlindungan
daerah bawahannya, setempat, ruang terbuka hijau, kawasan pelestarian alam,
kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya;
b. mengarahkan pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan setempat, ruang terbuka
hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi,
dan kawasan lindung lainnya dengan peraturan zonasi;
c. menyusun mekanisme dan peraturan pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan
setempat, terutama pemanfaatan sempadan sungai; dan
d. menyusun ketentuan insentif dan disinsentif, ketentuan perizinan serta sanksi terhadap
pelanggaran pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan setempat, ruang terbuka
hijau, kawasan pelestarian alam, kawasan rawan bencana, kawasan lindung geologi,
dan kawasan lindung lainnya.
(6) Strategi perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar
kegiatan budidaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf f, terdiri atas:

13
a. mengembangkan potensi unggulan pada pusat-pusat pertumbuhan untuk mendorong
pemerataan pembangunan;
b. mengembangkan kawasan budidaya untuk mengakomodasikan kegiatan peruntukan
hutan produksi, hutan rakyat, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan,
industri, energi, pariwisata serta peruntukan lainnya;
c. pengembangan pusat permukiman sebagai pusat pertumbuhan dan pusat
pengembangan kawasan;
d. mengembangkan kawasan peruntukan pertanian meliputi peruntukan budidaya tanaman
pangan, budidaya hortikultura diarahkan untuk menjaga ketahanan pangan dan
pelestarian lingkungan;
e. mendorong pengembangan kawasan budidaya melalui penyediaan dan peningkatan
sarana dan prasarana penunjang; dan
f. mengendalikan kegiatan budidaya sesuai dengan peruntukan lahan, kemampuan lahan
dan konflik pemanfaatan ruang.
(7) Strategi pengembangan kawasan pariwisata dan obyek wisata yang berorientasi kearifan
lokal sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf g, terdiri atas:
a. mengembangkan kawasan peruntukan pariwisata meliputi kawasan pariwisata, kawasan
daya tarik wisata khusus dan kawasan daya tarik wisata;
b. mengembangkan obyek wisata yang memiliki potensi tinggi sebagai salah satu Daerah
Tujuan Wisata (DTW) terkemuka;
c. mengembangkan kepariwisataan berbasis masyarakat yang diintegrasikan dengan
pengembangan pertanian pada kawasan daya tarik wisata khusus dan daya tarik wisata;
d. mempromosikan potensi wisata pada tingkat regional, nasional dan internasional; dan
e. mengembangkan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan kepariwisataan.
(8) Strategi pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kepentingan ekonomi yang
berdaya saing skala kabupaten, provinsi dan nasional sebagaimana dimaksud dalam pasal
3 huruf h, terdiri atas:
a. menetapkan suatu ruang kegiatan sektor unggulan tertentu sebagai kawasan strategis
yang memberikan kontribusi signifikan dalam pertumbuhan ekonomi wilayah;
b. meningkatkan fungsi dan radius pelayanan pada suatu kawasan jasa dan perdagangan
agar memiliki daya saing nasional dan internasional;
c. meningkatkan kualitas kawasan peruntukan permukiman perkotaan dan permukiman
perdesaan melalui penyediaan sarana dan prasarana dasar permukiman yang memadai;
d. mengembangkan kawasan peruntukan kegiatan industri diarahkan pada sentra-sentra
industri kreatif dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan; dan
e. mengarahkan peruntukan permukiman perkotaan dengan konsep compact city dan
permukiman perdesaan diarahkan mengikuti pola mengelompok, untuk menghindari
perkembangan secara sporadis dan linier;
f. memanfaatkan sumber daya pesisir danau dan sungai melalui pemanfaatan jasa-jasa
lingkungan, potensi perikanan dengan tetap menjaga kelestarian ekosistem danau,
sungai dan pemberdayaan masyarakat; dan

14
g. mengembangkan kegiatan perekonomian perdesaan berbasis pertanian, industri kecil,
dan pariwisata yang dilengkapi sarana dan prasarana penunjang.
(9) Strategi pengembangan kawasan strategis sosial dan budaya untuk meningkatkan
pertumbuhan wilayah dan kegiatan kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3
huruf i, terdiri atas:
a. melestarikan dan merevitalisasi kawasan atau obyek yang memiliki nilai sejarah dan
menjadikan sebagai salah satu obyek wisata; dan
b. mendorong pengembangan budaya lokal sebagai salah satu potensi wilayah.
(10) Strategi pengembangan dan pelestarian kawasan strategis kepentingan fungsi daya
dukung dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf j, terdiri atas:
a. melestarikan dan merehabilitasi hutan lindung pada kawasan lindung;
b. melestarikan dan melindungi sumber-sumber air bersih berupa mata air dan danau serta
wilayah tangkapannya; dan
c. mensosialisasikan pelestarian kawasan lindung serta pengendalian pembangunan pada
kawasan rawan bencana berbasis mitigasi.
(11) Strategi pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan strategis kepentingan
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi sebagaimana dimaksud dalam
pasal 3 huruf k, terdiri atas:
a. mengembangkan sumber daya alam yang tersedia dengan penggunaan teknologi tinggi;
dan
b. pengelolaan sumber daya alam dan teknologi tinggi dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan.
(12) Strategi peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 huruf l, terdiri atas:
a. mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan
dan keamanan;
b. mengembangkan kawasan lindung dan kawasan budidaya tidak terbangun disekitar
kawasan khusus pertahanan dan kemanan;
c. mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan sekitar kawasan khusus
pertahanan dan keamanan;
d. turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan negara; dan
e. menyusun perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemanfaatan ruang demi
pertahanan keamanan.

BAB III
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH

Bagian Kesatu
Umum
Pasal 9
(1) Rencana struktur ruang wilayah daerah meliputi:
a. pusat-pusat kegiatan;

15
b. sistem jaringan prasarana utama; dan
c. sistem jaringan prasarana lainnya.
(2) Rencana struktur ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian
1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.1 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua
Pusat-pusat Kegiatan
Pasal 10
(1) Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Soppeng sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL);
b. Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKLp);
c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK); dan
d. Pusat Pelayanan Lokal (PPL).
(2) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu Kawasan Perkotaan Watansoppeng
yang meliputi Kecamatan Lalabata;
(3) PKLp sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, yaitu Kawasan Perkotaan Takalala di
Kecamatan Marioriwawo dan Kawasan Perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa;

(4) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas :
a. Kawasan Perkotaan Cangadi di Kecamatan Liliriaja;
b. Kawasan Perkotaan Citta di Kecamatan Citta;
c. Kawasan Perkotaan Ganra di Kecamatan Ganra;
d. Kawasan Perkotaan Tajuncu di Kecamatan Donri-Donri; dan
e. Kawasan Perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau.
(5) PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi pusat-pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa terdiri atas:
a. Pusat permukiman perdesaan Rompegading dan pusat permukiman perdesaan Barang
Kecamatan Liliriaja;
b. Pusat Permukiman perdesaan Watu dan pusat permukiman perdesaan Goarie
Kecamatan Marioriawa;
c. Pusat Permukiman perdesaan Baringeng dan pusat perdesaan Tetewatu Kecamatan
Lilirilau;
d. Pusat Permukiman perdesaan Panincong Kecamatan Marioriawa;
e. Pusat Permukiman perdesaan Lalabata Riaja Kecamatan Donri-donri;
f. Pusat Permukiman perdesaan Belo Kecamatan Ganra; dan
g. Pusat Permukiman perdesaan Kampiri Kecamatan Citta.
(6) Pusat-pusat kegiatan tercantum dalam Lampiran III.1 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

16
Bagian Ketiga
Sistem Jaringan Prasarana Utama
Pasal 11
(1) Sistem jaringan prasarana utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf b di
daerah terdiri atas sistem jaringan transportasi darat dan danau
(2) Sistem jaringan prasarana utama digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian
1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.2 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 12
(1) Sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), terdiri
atas:
a. Sistem jaringan jalan; dan
b. Sistem jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan.
(2) Sistem jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a di Kabupaten
Soppeng, terdiri atas:
a. jaringan jalan; dan
b. lalu lintas dan angkutan jalan.

Pasal 13
(1) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf a, terdiri atas:
a. jaringan jalan kolektor (K2) yang merupakan sistem jaringan jalan provinsi yang ada di
Kabupaten Soppeng, terdiri atas :
1. ruas jalan Batas Bone-Takalala sepanjang 11,08 (sebelas koma delapan) Kilometer;
2. ruas jalan Takalala-Cabenge-Salaonro sepanjang 18,43 (delapan belas koma empat
puluh tiga) Kilometer;
3. ruas jalan Salaonro-Batas Wajo sepanjang 7,88 (tujuh koma delapan puluh delapan)
Kilometer;
4. ruas jalan Salaonro-Batas Bone sepanjang 10,60 (sepuluh koma enam puluh)
Kilometer;
5. ruas jalan Batas Barru-Takalala sepanjang 25,82 (dua puluh lima koma delapan
puluh dua) Kilometer;
6. ruas jalan Cabenge-Soppeng sepanjang 11,81 (sebelas koma delapan puluh satu)
Kilometer dan;
7. ruas jalan Soppeng-Batas Sidrap sepanjang 35,17 (tiga puluh lima koma tujuh
belas) Kilometer.
b. Jaringan jalan kolektor sekunder dan jaringan jalan lokal sekunder yang ada di
Kabupaten Soppeng, tercantum dalam lampiran III.2 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari peraturan daerah;

17
c. Rencana pengembangan jaringan jalan sekunder di kawasan perkotaan dan jaringan
jalan lokal kabupaten yang belum tercantum dalam lampiran III.2 akan diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 14
(1) Lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (2) huruf b di
Kabupaten Soppeng meliputi:
a. Trayek angkutan; dan
b. Terminal.
(2) Trayek angkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi :
a. Trayek angkutan barang terdiri atas Sentra-sentra produksi di Kabupaten Soppeng
menuju ke Kota Makassar, Kota Pare-Pare dan Kabupaten Bone;
b. Trayek angkutan penumpang antar kota antar provinsi (AKAP);
c. Trayek angkutan penumpang antar kota dalam provinsi (AKDP); dan
d. Trayek angkutan penumpang perdesaan.
(3) Terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yang meliputi:
a. Rencana pembangunan terminal penumpang tipe C di Kecamatan Lalabata;
b. Pembangunan terminal penumpang terdiri dari :
1. Terminal Cabenge di Kecamatan Lilirilau
2. Terminal Takalala di Kecamatan Marioriwawo
3. Terminal Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa
4. Terminal Tajuncu di Kecamatan Donri-Donri
5. Terminal Ganra di Kecamatan Ganra.
c. Rencana pembangunan terminal barang terdapat di Kecamatan Lilirilau.
(4) Fasilitas pendukung lalu lintas dan angkutan jalan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Soppeng tercantum dalam lampiran III.3, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 15
(1) Sistem jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 12 ayat (1) huruf b, di Kabupaten Soppeng dikembangkan di Danau Tempe
Kecamatan Marioriawa;
(2) Sistem jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan berupa pelabuhan danau
dan penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di Kabupaten Soppeng
dikembangkan untuk melayani pergerakan keluar masuk arus penumpang dan barang yang
menghubungkan antara Kabupaten Soppeng dengan pusat permukiman di kabupaten
sekitarnya;
(3) Simpul transportasi penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:

18
a. Pelabuhan penyeberangan danau di Dermaga TPI Salomate Kecamatan Marioriawa; dan
b. Pelabuhan penyeberangan danau di PPI Anetue Kecamatan Marioriawa.
(4) Penyelenggaraan transportasi sungai, danau dan penyeberangan, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
(5) Sistem jaringan transportasi penyeberangan di Kabupaten Soppeng tercantum dalam
Lampiran III.3 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Keempat
Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Pasal 16
(1) Sistem jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c,
di Kabupaten Soppeng terdiri atas:
a. sistem jaringan energi;
b. sistem jaringan telekomunikasi;
c. sistem jaringan sumber daya air; dan
d. sistem prasarana pengelolaan lingkungan.
(2) Sistem jaringan prasarana lainnya digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian
1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.3 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 1
Sistem Jaringan Energi
Pasal 17
(1) Sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a, meliputi:
a. pembangkit tenaga listrik; dan
b. jaringan transmisi tenaga listrik.
(2) Pembangkit tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan
rencana pengembangan energi listrik dengan memanfaatkan energi terbarukan untuk
mendukung ketersediaan energi listrik pada daerah-daerah terpencil dan terisolir di
Kabupaten Soppeng terdiri atas:
a. Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi dengan sumber daya
spekulatif sebesar 25 (dua puluh lima) megawatt di Kecamatan Marioriawa; dan
b. Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan
kapasitas 25 (dua puluh lima) megawatt di Kecamatan Marioriwawo
(3) Jaringan transmisi tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) kapasitas 70 (tujuh puluh) KV yang
menghubungkan GI Sidrap GI Soppeng, GI Soppeng - GI Bone; dan GI Soppeng
Sengkang; dan

19
b. Gardu Induk (GI) dengan kapasitas 20 (dua puluh) MVA terdapat di Desa Maccile
Kecamatan Lalabata.
(4) Rincian sistem jaringan energi di Kabupaten Soppeng tercantum dalam Lampiran III.4 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini

Paragraf 2
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Pasal 18
(1) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b
ditetapkan dalam rangka meningkatkan aksesibilitas masyarakat dan dunia usaha terhadap
layanan telekomunikasi;
(2) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. jaringan teresterial; dan
b. jaringan satelit.
(3) Jaringan terestrial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Jaringan satelit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b yang meliputi satelit dan
transponden diselenggarakan melalui pelayanan stasiun bumi ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Selain jaringan terestrial dan satelit sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sistem jaringan
telekomunikasi juga meliputi jaringan bergerak seluler berupa menara Base Transceiver
Station (BTS) telekomunikasi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(6) Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilayani oleh Sentral
Telepon Otomat (STO) Soppeng di Kecamatan Lalabata dan Kecamatan Liliriaja.

Paragraf 3
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Pasal 19

(1) Sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf
c, ditetapkan dalam rangka pengelolaan sumber daya air yang terdiri atas konservasi
sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air
(2) Sistem jaringan sumberdaya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas sumber
air dan prasarana sumber daya air;
(3) Sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas air permukaan pada sungai,
bendung, dan embung;
(4) Sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas:

20
a. Wilayah Sungai (WS) yaitu WS Walanae Cenranae yang merupakan wilayah sungai
strategis nasional yang meliputi DAS Cenrana;
b. Bendung, yaitu Bendung Salobunne dan Bendung Lajaroko di Kecamatan Marioriawa,
Bendung Leworeng di Kecamatan Donri-Donri dan Bendung Tinco di Kecamatan
Lalabata, Bendung Langkemme di Kecamatan Marioriwawo, dan Bendung Paroto di
Kecamatan Lilirilau;
c. Embung, yaitu Embung Allopereng di Kecamatan Donri-donri, dan Embung Lapince di
Kecamatan Marioriwawo;
(5) Prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas sistem
jaringan irigasi, dan sistem pengendalian banjir;
(6) Sistem jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi jaringan irigasi
primer, jaringan irigasi sekunder, dan jaringan irigasi tersier yang melayani Daerah Irigasi
(DI) di wilayah Kabupaten Soppeng;
(7) Daerah Irigasi (DI) sebagaimana dimaksud pada ayat (6), terdiri atas:
a. Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah yaitu DI Langkemme dengan luas
pelayanan 6.708 (enam ribu tujuh ratus delapan) hektar, DI Tinco Kanan/Kiri dengan
luas pelayanan 3.520 (tiga ribu lima ratus dua puluh) hektar, dan DI Lawo dengan luas
pelayanan 3.600 (tiga ribu enam ratus) hektar;
b. Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah Provinsi yaitu DI Salobunne dengan luas
pelayanan 1.386 (seribu tiga ratus delapan puluh enam), DI Leworeng dengan luas
pelayanan 2.258 (dua ribu dua ratus lima puluh delapan) hektar, DI Latenreng dengan
luas pelayanan 1.700 (seribu tujuh ratus) hektar, DI Padangnge dengan luas pelayanan
2.950 (dua ribu sembulan ratus lima puluh) hektar dan DI Walanae dengan luas
pelayanan 2.650 (dua ribu enam ratus lima puluh) hektar;
c. Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah Kabupaten terdiri dari 118 (seratus delapan
belas) DI meliputi total luas pelayanan 10.111 (sepuluh ribu seratus sebelas) hektar.
(8) jaringan irigasi primer, jaringan irigasi sekunder, dan jaringan irigasi tersier sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
(9) Sistem pengendalian banjir sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5) terdiri atas:
a. Rencana pembangunan tanggul Sungai Walanae di Kecamatan Marioriawa, Kecamatan
Lilirilau, Kecamatan Citta, Kecamatan Ganra, Kecamatan Liliriaja dan Kecamatan
Marioriwawo;
b. pengendalian terhadap luapan air Sungai Walanae.
(10) Rincian sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
tercantum dalam Lampiran III.5 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.

21
Paragraf 4
Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Pasal 20
Sistem prasarana pengelolaan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf
d, terdiri atas:
a. Sistem pengelolaan persampahan;
b. Sistem penyediaan air minum (SPAM);
c. Sistem jaringan drainase;
d. Sistem jaringan air limbah; dan
e. Jalur dan ruang evakuasi bencana;

Pasal 21

(1) Sistem pengelolaan persampahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a


ditetapkan dalam rangka mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah
guna meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan
sampah sebagai sumber daya;
(2) Sistem pengelolaan persampahan di Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas tempat penampungan sementara (TPS), tempat pengolahan sampah terpadu (TPST),
tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah;
(3) Lokasi TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di Daerah ditetapkan di perkotaan PKL,
PKLp, PPK dan PPL yang dikembangkan dengan sistem transfer depo;
(4) Lokasi TPST dan TPA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di Daerah ditetapkan di
Kawasan TPA Lempa di Kelurahan Lalabata Rilau Kecamatan Lalabata yang dilengkapi
dengan kawasan industri pengolahan sampah;
(5) Pengelolaan persampahan di Kabupaten Soppeng diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan atau ketentuan lain yang mengaturnya;
(6) Rincian sistem pengelolaan persampahan tercantum dalam Lampiran III.6 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 22

(1) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf b
ditetapkan dalam rangka menjamin kuantitas, kualitas, kontinuitas penyediaan air minum
bagi penduduk dan kegiatan ekonomi serta meningkatkan efisiensi dan cakupan
pelayanan;
(2) SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas jaringan instalasi perpipaan dan
bukan jaringan instalasi perpipaan;

22
(3) SPAM jaringan instalasi perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi unit air
baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan dengan
kapasitas produksi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan di Kabupaten Soppeng;
(4) SPAM bukan jaringan instalasi perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang
meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air,
mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
(5) SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di Daerah dipadukan dengan sistem jaringan
sumber daya air untuk menjamin ketersediaan air baku;
(6) SPAM jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas:
a. Unit air baku yang bersumber dari:
1. Sungai Lawo, Sungai Walannae, Sungai Langkemme dan Sungai Lajaroko.; dan
2. Mata air Ompo di Kecamatan Lalabata dan mata air Citta di Kecamatan Citta.
b. Unit produksi air minum meliputi:
1. Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Ompo melayani Kecamatan Lalabata
2. Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Lawo melayani Kecamatan Donri-donri;
3. Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Paroto melayani Kecamatan Lilirilau;
4. Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Asanae melayani Kecamatan Marioriwawo;
5. Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Barang melayani Kecamatan Liliriaja;
6. Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Citta melayani Kecamatan Citta;
7. Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Ganra Melayani Kecamatan Ganra; dan
8. Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Batu-batu melayani Kecamatan Marioriawa.
c. Unit distribusi air minum ditetapkan di Ompo Kecamatan Lalabata.
(7) Penyediaan air baku untuk kebutuhan air minum dapat juga diupayakan melalui rekayasa
pengolahan air baku;
(8) Pengelolaan SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
(9) Rincian sistem penyediaan air minum tercantum dalam Lampiran III.7 yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 23
(1) Sistem jaringan drainase sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf c meliputi sistem
saluran drainase primer, sistem saluran drainase sekunder dan sistem saluran drainase
tersier yang ditetapkan dalam rangka mengurangi genangan air dan mendukung
pengendalian banjir, terutama di kawasan permukiman, kawasan perkantoran, kawasan
perdagangan, dan kawasan pariwisata;

23
(2) Sistem saluran drainase primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan
melalui saluran pembuangan utama meliputi sungai Lawo dan sungai Masewali yang
melayani kawasan perkotaan di Kabupaten Soppeng;
(3) Sistem saluran drainase sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan
tersendiri pada kawasan industri, kawasan perdagangan, kawasan perkantoran, dan
kawasan pariwisata yang terhubung ke saluran primer, sehingga tidak menganggu
saluran drainase permukiman;
(4) Sistem saluran drainase tersier sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan pada
kawasan permukiman; dan
(5) Sistem jaringan drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara
terpadu dengan sistem pengendalian banjir;
(6) Rincian sistem jaringan drainase tercantum dalam Lampiran III.8 yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 24
(1) Sistem jaringan air limbah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf d ditetapkan
dalam rangka pengurangan, pemanfaatan kembali, dan pengolahan air limbah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
(2) Sistem jaringan air limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi sistem
pembuangan air limbah setempat dan sistem pembuangan air limbah terpusat;
(3) Sistem pembuangan air limbah setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
secara individual melalui pengolahan dan pembuangan air limbah setempat serta
dikembangkan pada kawasan yang belum memiliki sistem pembuangan air limbah
terpusat;
(4) Sistem pembuangan air limbah terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
secara kolektif melalui jaringan pengumpulan air limbah, pengolahan, serta pembuangan
air limbah secara terpusat, terutama pada kawasan permukiman padat, kawasan
perdagangan, kawasan industri dan kawasan rumah sakit;
(5) Sistem pembuangan air limbah terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mencakup
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) beserta jaringan air limbah;
(6) Sistem pembuangan air limbah terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilaksanakan dengan memperhatikan aspek teknis, lingkungan, dan sosial-budaya
masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona penyangga;
(7) Sistem pembuangan air limbah terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi:
a. Sistem pembuangan air limbah terpusat rumah sakit di Kecamatan Lalabata; dan
b.Sistem pembuangan air limbah terpusat kawasan perkotaan Watansoppeng di
Kecamatan Lalabata;
(8) Sistem pembuangan air limbah terpusat dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

24
Pasal 25
(1) Jalur dan ruang evakuasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf e,
bertujuan sebagai penyediaan jalur dan ruang yang dapat digunakan untuk tempat
keselamatan dan tempat berlindung jika terjadi bencana;
(2) Jalur dan ruang evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam
skala kota, skala kawasan, dan skala lingkungan berupa jalur evakuasi bencana (escape
way) dan ruang evakuasi bencana (melting point);
(3) Jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. jalur dan ruang evakuasi bencana banjir meliputi ruas jalan di Kecamatan Lilirilau,
Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Donri-donri, Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Citta,
dan Kecamatan Ganra; dan
b. jalur dan ruang evakuasi bencana longsor meliputi Desa Gattareng Kecamatan
Marioriwawo, Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata, dan Desa Citta Kecamatan Citta;
(4) Jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, dan huruf b
direncanakan mengikuti dan/atau menggunakan jaringan jalan dengan rute terdekat ke
ruang evakuasi dan merupakan jaringan jalan paling aman dari ancaman berbagai
bencana, serta merupakan tempat-tempat yang lebih tinggi dari daerah bencana;
(5) ruang evakuasi bencana (Melting point) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
kawasan yang dipersiapkan sebagai tempat sementara evakuasi korban bencana
ditetapkan di Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Lalabata, Kecamatan
Donri-donri, Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Citta, dan Kecamatan Ganra.; dan
(6) Rincian jalur dan ruang evakuasi bencana tercantum dalam Lampiran III.9 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB IV
RENCANA POLA RUANG WILAYAH

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 26
(1) Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Soppeng ditetapkan dengan tujuan
mengoptimalkan pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya sebagai kawasan
lindung dan kawasan budidaya berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan;
(2) Rencana pola ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi rencana
peruntukan kawasan lindung dan rencana peruntukan kawasan budidaya; dan

25
(3) Rencana pola ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta
dengan tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.4 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraruran Daerah ini.

Bagian Kedua
Kawasan Lindung

Pasal 27
Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2), terdiri atas:
a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
b. kawasan perlindungan setempat;
c. kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan cagar budaya;
d. kawasan rawan bencana alam;
e. kawasan lindung geologi; dan
f. Kawasan lindung lainnya.

Paragraf 1
Kawasan Yang Memberikan Perlindungan
Terhadap Kawasan Bawahannya

Pasal 28
(1) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 huruf a merupakan kawasan yang ditetapkan dengan tujuan
mencegah terjadinya erosi dan sedimentasi, menjaga fungsi hidrologis tanah untuk
menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan serta memberikan
ruang yang cukup bagi peresapan air hujan;
(2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya sebagaimana
pada ayat (1) terdiri atas:
a. Kawasan hutan lindung; dan
b. Kawasan resapan air.
(3) Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dengan luas
34.287 (tiga puluh empat ribu dua ratus delapan puluh tujuh) hektar ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian
wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah
Kecamatan Donri-donri, dan sebagian wilayah Kecamatan Citta;
(4) Kawasan resapan air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, ditetapkan di:
a. Kawasan sekitar Danau Tempe Kecamatan Marioriawa;
b. Kawasan sekitar rawa di sebagian wilayah Kecamatan Ganra dan sebagian wilayah
Kecamatan Lilirilau;

26
c. kawasan sekitar cekdam di sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah
Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah
Kecamatan Marioriwawo, dan sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri; dan
d. kawasan sekitar waduk ompo di sebagian wilayah Kecamatan Lalabata.
(5) Rincian kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
sebagaimana pada ayat (2) tercantum pada Lampiran III.10 yang merupakan bagian
tidak terpisahkan peraturan daerah ini.

Paragraf 2
Kawasan Perlindungan Setempat
Pasal 29
(1) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf b,
merupakan kawasan yang ditetapkan dengan tujuan melindungi sungai, danau atau
waduk, dan RTH kawasan perkotaan dari kegiatan budi daya yang dapat mengganggu
kelestarian fungsinya;
(2) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. Kawasan sempadan sungai;
b. kawasan sekitar danau atau waduk; dan
c. ruang terbuka hijau kawasan perkotaan.
(3) Kawasan sempadan sungai sebagaimana pada ayat (2) huruf a, ditetapkan di Sungai
Lawo, Sungai Walanae, Sungai Langkemme, dan Sungai Lajaroko dengan ketentuan:
a. daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 5 (lima)
meter dari kaki tanggul sebelah luar;
b. daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan permukiman
dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai; dan
c. daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan permukiman
dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai.
(4) Kawasan sekitar danau atau waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,
ditetapkan di Danau Tempe Kecamatan Marioriawa, di kawasan waduk ompo Kecamatan
Lalabata dan kawasan cek dam Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Liliriaja, Kecamatan
Marioriawa, Kecamatan Marioriwawo, dan Kecamatan Donri-donri dengan ketentuan:
a. daratan dengan jarak paling sedikit 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100
(seratus) meter dari titik pasang air danau atau waduk tertinggi; atau
b. daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional terhadap
bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk
(5) Kawasan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c, berupa Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP) yang ditetapkan
menyebar dan seimbang dengan memperhatikan fungsi ekologis, sosial budaya, estetika,

27
dan ekonomi dengan ketentuan RTH publik paling sedikit 20% (dua puluh persen) dan
RTH privat paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari luas kawasan perkotaan yaitu PKL,
PKLp dan PPK di Kabupaten Soppeng; dan
(6) Rincian kawasan perlindungan setempat sebagaimana pada ayat (2) tercantum pada
Lampiran III.11 yang merupakan bagian tidak terpisahkan peraturan daerah ini.

Paragraf 3
Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam
dan Kawasan Cagar Budaya

Pasal 30

(1) Kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan cagar budaya, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 huruf c, ditetapkan dalam rangka melindungi keanekaragaman
biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan plasma nutfah, ilmu
pengetahuan, dan pembangunan pada umumnya serta melindungi kekayaan budaya
bangsa berupa peninggalan sejarah, bangunan arkeologi, dan keragaman bentuk geologi
yang berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang
disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia;
(2) Kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan cagar budaya, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. Kawasan wisata alam; dan
b. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
(3) Kawasan wisata alam, sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (2) huruf a merupakan
Kawasan Taman Wisata Alam Lejja dengan luasan 1.572 (seribu lima ratus tujuh puluh
dua) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo;
(4) Kawasan cagar budaya dan ilmu pegetahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat
(2) huruf c meliputi:
a. Bangunan dan lingkungan arkeologi ditetapkan di:
1. kawasan situs Megalitik Lawo, situs Tinco, situs Sewo dan situs Umpungeng di
Kecamatan Lalabata;
2. kawasan situs Megalitik Samoling, Situs Paleolitik Jampu, Situs Kecce, Situs Marale,
dan Situs Paroto di Kecamatan Lilirilau;
3. kawasan situs Tampaning di Kecamatan Marioriawa;
4. kawasan situs Talepu, Lonrong, Lenrang dan Gua Lakaroci di Kecamatan Liliriaja;
5. kawasan Gua Codong, dan situs Paleolitik Lakibong di Kecamatan Citta; dan
6. kawasan situs Goarie, dan Situs Megalitik Madenra di Kecamatan Marioriwawo.
b. Bangunan dan lingkungan peninggalan sejarah ditetapkan di:

28
1. Villa Yuliana (Museum Latemammala), Kawasan Makam Kuno Jera Lompoe,
Kompleks Istana Datu Soppeng, Makam Syekh Abdul Majid digelar Tuang
Uddungeng, Makam Petta Bulu Matanre, Makam Petta Seppang, Kompleks Makam
Datu Soppeng, Gereja Khatolik Patung Bunda Maria, Rumah Tradisional Batu
Laiya, Kompleks Makam JeraCaddie, Menhir Latemmamala (LamumpatuE), Situs
Petta BanuangE, Situs Petta Wanua, Di Kecamatan Lalabata;
2. Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam Petta Abbaraningge,
Makam Petta Balubue, Bulu Bottingnge, AppejengE, Makam Petta AddagangE di
Kecamatan Donri-Donri;
3. Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao Mario, Makam Kuno
Padali, Makam Petta Kajuara di Kecamatan Marioriawa;
4. Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka Saloe, Makam Petta Sarae,
Makam Sullewatang kebo dan Petta Karame, di Kecamatan Ganra;
5. Museum Calio, Kompleks Makam Datu Salaonro, Makam Arung Baringeng, Makam
Abbanuange, di Kecamatan Lilirilau;
6. Kompleks Makam Abbanuangnge, Kompleks Makam Datu Pattojo, Benteng
Pattojo, Saoraja Seng, di Kecamatan Liliriaja;
7. Makam Datu Citta di Kecamatan Citta;
8. Makam Kalokoe Watu, Makan Lato Garimpang, Sumur Tua Tettikengrarae, Makam
Arung Sekkang, Rumah Arrajang di Kecamatan Marioriwawo.
(5) Rincian kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan cagar budaya,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tercantum pada Lampiran III.12 yang merupakan
bagian tidak terpisahkan peraturan daerah ini.

Paragraf 4
Kawasan Rawan Bencana Alam
Pasal 31
(1) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf d,
ditetapkan dalam rangka memberikan perlindungan semaksimal mungkin atas
kemungkinan bencana alam terhadap fungsi lingkungan hidup dan kegiatan lainnya
(2) Kawasan rawan bencana alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. Kawasan rawan banjir; dan
b. Kawasan rawan tanah longsor.
(3) Kawasan rawan banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, ditetapkan di
kawasan daerah aliran Sungai Walanae yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan
Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri,
sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Citta, dan
sebagian wilayah Kecamatan Ganra;

29
(4) Kawasan rawan tanah longsor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, ditetapkan
di sebagian wilayah Desa Gattareng Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Desa
Mattabulu Kecamatan Lalabata, dan sebagian wilayah Desa Citta Kecamatan Citta; dan
(5) Rincian kawasan rawan bencana alam, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tercantum
pada Lampiran III.13 yang merupakan bagian tidak terpisahkan peraturan daerah ini.

Paragraf 5
Kawasan Lindung Geologi
Pasal 32

(1) kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) huruf e
ditetapkan dalam rangka memberikan perlindungan semaksimal mungkin atas
kemungkinan bencana alam geologi dan perlindungan terhadap air tanah
(2) kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. kawasan cagar alam geologi berupa kawasan keunikan batuan dan fosil dan kawasan
keunikan bentang alam; dan
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah berupa kawasan imbuhan
air tanah.
(3) Kawasan keunikan batuan dan fosil sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
ditetapkan di sebagian wilayah Desa Calio Kecamatan Lilirilau;
(4) Kawasan keunikan bentang alam sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
merupakan kawasan karst yang membentang dari Kabupaten Wajo ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
(5) kawasan imbuhan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) huruf b
meliputi daratan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat untuk mempertahankan
fungsi air tanah berupa kawasan Cadangan Air Tanah Pinrang Sidenreng ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Donri-Donri dan Kecamatan
Lalabata; dan
(6) Rincian kawasan lindung geologi, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tercantum pada
Lampiran III.14 yang merupakan bagian tidak terpisahkan peraturan daerah ini.

Paragraf 6
Kawasan Lindung Lainnya
Pasal 33
(1) kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) huruf f
ditetapkan dalam rangka melindungi kelestarian satwa dan ekosistemnya untuk menjamin
keberadaan, dan kelestarian satwa dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
lingkungannya;

30
(2) kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan kawasan
perlindungan satwa kelelawar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Lalabata.

Bagian Ketiga
Kawasan Budidaya
Pasal 34
Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 261 ayat (2), terdiri atas:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
b. kawasan peruntukan hutan rakyat;
c. kawasan peruntukan pertanian;
d. kawasan peruntukan perikanan;
e. kawasan peruntukan pertambangan;
f. kawasan peruntukan industri;
g. kawasan peruntukan pariwisata;
h. kawasan peruntukan permukiman; dan
i. kawasan peruntukan lainnya.

Paragraf 1
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Pasal 35
(1) Kawasan peruntukan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf a,
terdiri atas:
a. kawasan hutan produksi dengan luas 539 (lima ratus tiga puluh sembilan) hektar
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; dan
b. kawasan hutan produksi terbatas dengan luas 10.876 (sepuluh ribu delapan ratus tiga
puluh enam) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri dengan
luas 4.200 (empat ribu dua ratus) hektar, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo
dengan luas 417 (empar ratus tujuh belas) hektar, dan sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa dengan luas 6.268 (enam ribu dua ratus enam puluh delapan) hektar.
(2) Rincian kawasan peruntukan hutan produksi tercantum pada Lampiran III.15 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 2
Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Pasal 36
Kawasan peruntukan hutan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf b, dengan luas
2.352 (dua ribu tiga ratus lima puluh dua) ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja,
sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri dan sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa.

31
Paragraf 3
Kawasan Peruntukan Pertanian
Pasal 37
(1) Kawasan peruntukan pertanian di Kabupaten Soppeng sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 huruf c, terdiri atas:
a. Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan;
b. Kawasan peruntukan pertanian holtikultura;
c. Kawasan peruntukan perkebunan; dan
d. Kawasan peruntukan peternakan.
(2) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, dengan luas 46.491 (empat puluh enam ribu empat ratus sembilan puluh enam
ribu) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan
Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra,
sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
(3) Kawasan peruntukan pertanian hortikultura sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
dengan luas 21.549 (dua puluh satu ribu lima ratus empat puluh sembilan) hektar
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata,
sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian
wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian
wilayah Kecamatan Lilirilau;
(4) Kawasan peruntukan perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dengan
luas 1.615 (seribu enam ratus lima belas) hektar terdiri atas:
1. Kawasan peruntukan perkebunan kakao dan kelapa ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan
Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
2. Kawasan peruntukan perkebunan kopi ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan
Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-
donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan
Lilirilau;
3. Kawasan peruntukan perkebunan cengkeh ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, dan sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo;
4. Kawasan peruntukan perkebunan lada ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan

32
Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, dan sebagian wilayah Kecamatan
Lilirilau;
5. Kawasan peruntukan perkebunan aren ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan
Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah
Kecamatan Lilirilau;
6. Kawasan peruntukan perkebunan jambu mete ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan
Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah
Kecamatan Lilirilau;
7. Kawasan peruntukan perkebunan kemiri ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan
Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah
Kecamatan Lilirilau;
8. Kawasan peruntukan perkebunan tembakau ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah
Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan
Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah
Kecamatan Lilirilau;
9. Kawasan peruntukan perkebunan kelapa sawit ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Donri-donri, dan sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa;
10. Kawasan peruntukan perkebunan murbei ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Donri-donri, dan sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa.
(5) Kawasan peruntukan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdiri
atas:
a. Kawasan peruntukan pengembangan ternak besar dengan luasan 137 (seratus
tiga puluh tujuh) hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian
wilayah Kecamatan Marioriwawo, dan sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja; dan
b. Kawasan peruntukan pengembangan ternak unggas ditetapkan di sebagian wilayah
sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, dan
sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau.
(6) Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Soppeng sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan sebagai kawasan pertanian tanaman pangan
berkelanjutan, dengan luas 46.491 (empat puluh enam ribu empat ratus sembilan puluh
enam ribu) hektar; dan

33
(7) Kawasan peruntukan pertanian tercantum pada Lampiran III.16 yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 4
Kawasan Peruntukan Perikanan
Pasal 38
(1) Kawasan peruntukan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf d, terdiri
atas :
a. kawasan peruntukan perikanan tangkap;
b. kawasan peruntukan budidaya perikanan; dan
c. kawasan pengembangan balai benih ikan (BBI).
(2) Kawasan peruntukan perikanan tangkap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
ditetapkan pada wilayah sungai yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja,
sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian
wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Citta, dan sebagian wilayah
Kecamatan Marioriawa;
(3) Kawasan peruntukan budidaya perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
merupakan Kawasan budidaya perikanan air tawar ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja,
sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan
sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
(4) Kawasan pengembangan balai benih ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
ditetapkan akan dikembangkan di BBI Ompo Kecamatan Lalabata, BBI Lajoa Kecamatan
Liliriaja, dan BBI Citta Kecamatan Citta;
(5) Kawasan peruntukan perikanan tercantum pada Lampiran III.17 yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 5
Kawasan Peruntukan Wilayah Pertambangan
Pasal 39
(1) Kawasan peruntukan wilayah pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf
e, terdiri atas:
a. Kawasan peruntukan wilayah pertambangan mineral dan batubara;
b. Kawasan peruntukan wilayah pertambangan minyak dan gas bumi; dan
c. Kawasan peruntukan wilayah pertambangan panas bumi.
(2) Kawasan peruntukan wilayah pertambangan mineral dan batubara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:

34
a. Wilayah usaha pertambangan komoditas mineral logam berupa emas dan tembaga
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa;
b. Wilayah usaha pertambangan komoditas mineral bukan logam berupa pasir kuarsa,
batu gamping, fire clay, dan dolomite ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo;
c. wilayah usaha pertambangan komoditas batuan berupa kerikil berpasir alami
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan
Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan
Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri,
sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
d. wilayah usaha pertambangan komoditas batubara ditetapkan di Desa Gattareng
Kecamatan Marioriwawo.
(3) Kawasan peruntukan wilayah pertambangan minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, merupakan bagian dari kawasan pertambangan minyak dan gas
bumi Blok Sengkang yang berada di wilayah Kabupaten Soppeng ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa;
(4) Kawasan peruntukan wilayah pertambangan panas bumi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c, ditetapkan di Desa Bulue Kecamatan Marioriawa; dan
(5) Rincian kawasan peruntukan wilayah pertambangan tercantum pada Lampiran III.18 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 6
Kawasan Peruntukan Industri
Pasal 40
(1) Kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf f, meliputi:
a. Kawasan peruntukan industri sedang; dan
b. kawasan peruntukan industri rumah tangga.
(2) Kawasan peruntukan industri sedang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b
terdiri atas:
a. Kawasan peruntukan industri penggilingan padi ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan
Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
b. Kawasan peruntukan industri pemintalan sutera alam ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Donri-donri;

35
c. Kawasan peruntukan industri pengolahan ikan ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan
Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; dan
d. Kawasan peruntukan industri pengolahan tembakau ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Lilirilau.
(3) Kawasan peruntukan industri rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
merupakan kawasan aglomerasi industri rumah tangga, terdiri atas:
a. Kawasan peruntukan industri pembuatan gula merah ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau;
b. Kawasan peruntukan industri pertenunan sarung sutera ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah
Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan Lalabata.
(4) Rincian kawasan peruntukan industri tercantum pada Lampiran III.19 yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 7
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Pasal 41
(1) Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud pada dalam Pasal 34 huruf g
yang meliputi :
a. Kawasan peruntukan pariwisata budaya;
b. Kawasan peruntukan pariwisata alam; dan
c. Kawasan peruntukan pariwisata buatan; dan
(2) Kawasan peruntukan pariwisata budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdiri atas :
a. Villa Yuliana (Museum Latemammala), Kawasan Makam Kuno Jera Lompoe, Kompleks
Istana Datu Soppeng, Makam Syekh Abdul Majid digelar Tuang Uddungeng, Makam
Petta Bulu Matanre, Situs Megalitik Lawo, Tinco, Sewo dan Umpungeng, Makam Petta
Seppang, Kompleks Makam Datu Soppeng, Gereja Khatolik Patung Bunda Maria,
Rumah Tradisional Batu Laiya, Kompleks Makam JeraCaddie, Menhir Latemmamala
(LamumpatuE), Situs Petta BanuangE, Situs Petta Wanua, Di Kecamatan Lalabata;
b. Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam Petta Abbaraningge, Makam
Petta Balubue, Bulu Bottingnge, AppejengE, Makam Petta AddagangE di Kecamatan
Donri-Donri;

36
c. Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao Mario, Situs Tampaning,
Makam Kuno Padali, Makam Petta Kajuara di Kecamatan Marioriawa;
d. Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka Saloe, Makam Petta Sarae,
Makam Sullewatang kebo dan Petta Karame, di Kecamatan Ganra;
e. Museum Calio, Situs Kecce, Marale, dan Situs Paroto, Kompleks Makam Datu Salaonro,
Makam Arung Baringeng, Makam Abbanuange, Situs Megalitik Samoling, Situs
Paleolitik Jampu di Kecamatan Lilirilau;
f. Situs Talepu, Lonrong, Lenrang, Kompleks Makam Abbanuangnge, Kompleks Makam
Datu Pattojo, Benteng Pattojo, Saoraja Seng, Gua Lakaroci di Kecamatan Liliriaja;
g. Gua Codong, Situs Paleolitik Lakibong, Makam Datu Citta di Kecamatan Citta;
h. Makam Kalokoe Watu, Makan Lato Garimpang, Situs Goarie, Situs Megalitik Madenra,
Sumur Tua Tettikengrarae, Makam Arung Sekkang, Rumah Arrajang di Kecamatan
Marioriwawo.
(3) Kawasan peruntukan pariwisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
terdiri atas:
a. Kawasan TWA Lejja, dan kawasan TWA Danau Tempe di Kecamatan Marioriawa;
b. Kawasan TWA Citta dan kawasan Goa Coddong di Kecamatan Citta,
c. Kawasan TWA Lereng Hijau Bulu Dua di Kecamatan Marioriwawo;
d. Kawasan populasi kelelawar di pusat kota Watansoppeng Kecamatan Lalabata;
dan
e. Kawasan Pesutraan Alam di Kecamatan Donri-Donri.
(4) Kawasan peruntukan pariwisata buatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
terdiri atas:
a. Kawasan wisata Ompo di Kecamatan Lalabata; dan
b. Kawasan wisata agro di Desa Mariolau dan Desa Gattareng di Kecamatan Marioriwawo.
(5) Rincian kawasan peruntukan pariwisata tercantum pada Lampiran III.20 yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 8
Kawasan Peruntukan Permukiman
Pasal 42
(1) Kawasan peruntukan permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 huruf h, terdiri
atas :
a. kawasan peruntukan permukiman perkotaan; dan
b. kawasan peruntukan permukiman perdesaan.
(2) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a berupa kawasan permukiman yang didominasi oleh kegiatan non agraris dengan
tatanan kawasan permukiman yang terdiri dari sumberdaya buatan seperti perumahan,
fasilitas sosial, fasilitas umum, serta prasarana wilayah perkotaan lainnya;

37
(3) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan di:
a. Kawasan permukiman perkotaan Watansoppeng di Kecamatan Lalabata;
b. Kawasan permukiman perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau;
c. Kawasan permukiman perkotaan Takalala di Kecamatan Marioriwawo; dan
d. Kawasan permukiman perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa.
(4) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b berupa kawasan permukiman yang didominasi oleh kegiatan agraris dengan kondisi
kepadatan bangunan, penduduk yang rendah dan kurang intensif dalam pemanfaatan
daerah terbangun.
(5) Kawasan peruntukan permukiman perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja,
sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, dan
sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau; dan
(6) Rincian kawasan peruntukan permukiman tercantum pada Lampiran III.21 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 9
Kawasan Peruntukan Lainnya
Pasal 43
(1) Kawasan peruntukan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf i, terdiri atas:
a. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara; dan
b. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa;
(2) Rincian kawasan peruntukan lainnya tercantum pada Lampiran III.22 yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 44
(1) Kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat
(1) huruf a, yaitu kawasan yang merupakan aset-aset pertahanan dan keamanan/TNI
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
(2) Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. Kantor Komando Distrik Militer 1423 Soppeng di Kecamatan Lalabata;
b. Kantor Komando Rayon Militer di Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Lilirilau, Kecamatan
Marioriawa, Kecamatan Citta, Kecamatan Donri-donri, Kecamatan Ganra, Kecamatan
Marioriwawo;
c. Kantor Kepolisian Resort Soppeng di Kelurahan Lemba Kecamatan Lalabata; dan

38
d. Kantor Kepolisian Sektor di Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Lilirilau, Kecamatan
Marioriawa, Kecamatan Citta, Kecamatan Donri-donri, Kecamatan Ganra, Kecamatan
Marioriwawo.
(3) Pengembangan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. peningkatan prasarana dan sarana di kawasan pertahanan dan keamanan negara; dan
b. penataan kawasan pertahanan dan keamanan Negara.

Pasal 45
(1) Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat
(1) huruf b, merupakan kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala regional dan
skala kabupaten dan/atau kecamatan;
(2) Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala regional sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan di kawasan perdagangan Watansoppeng Kecamatan Lalabata dan
kawasan perdagangan Cabenge Kecamatan Lilirilau;
(3) Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala kabupaten dan/atau kecamatan
ditetapkan di kawasan perdagangan Takkalala Kecamatan Marioriwawo dan kawasan
perdagangan Batu-Batu Kecamatan Marioriawa.

Pasal 46
(1) Pemanfaatan kawasan untuk peruntukan lain selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal
43 45 dapat dilaksanakan apabila tidak mengganggu fungsi kawasan yang
bersangkutan dan tidak melanggar Ketentuan Umum Peraturan Zonasi sebagaimana
diatur dalam Peraturan Daerah ini.
(2) Pemanfaatan kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan setelah
adanya kajian komprehensif dan setelah mendapat rekomendasi dari badan atau pejabat
yang tugasnya mengkoordinasikan penataan ruang di Kabupaten Soppeng.

BAB V
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
Pasal 47
(1) Kawasan strategis Kabupaten Soppeng merupakan bagian wilayah Kabupaten Soppeng
yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh sangat penting
dalam lingkup kabupaten di bidang ekonomi, sumberdaya alam, dan/atau lingkungan;
(2) Kawasan Strategis yang ada di Kabupaten Soppeng terdiri atas:
a. Kawasan Strategis Provinsi (KSP); dan
b. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK).

39
(3) Penetapan kawasan strategis di Kabupaten Soppeng, digambarkan dalam peta dengan
tingkat ketelitian 1:50.000 sebagaimana tercantum pada II.5 yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 48
(1) Kawasan Strategis Provinsi Provinsi yang ada di Kabupaten Soppeng sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2) huruf a, terdiri atas:
a. KSP dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;
b. KSP dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi;
dan
c. KSP dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
(2) KSP dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, terdiri atas:

a. Kawasan lahan pangan berkelanjutan komoditas beras dan jagung ditetapkan di


sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian
wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah
Kecamatan Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah
Kecamatan Citta, dan sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri; dan

b. kawasan pengembangan budidaya alternatif komoditas perkebunan unggulan kopi


robusta, kakao, dan jambu mete ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Lalabata,
sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian
wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo, sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Citta, dan sebagian
wilayah Kecamatan Donri-donri.
(3) KSP dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan kawasan penambangan
minyak dan gas bumi Blok Sengkang di wilayah Kabupaten Soppeng ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa;
(4) KSP dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. Kawasan hutan lindung ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa,
sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian
wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, dan sebagian
wilayah Kecamatan Citta;
b. Kawasan Danau Tempe ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa; dan
c. Kawasan Taman Wisata Alam Lejja ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa.

40
Pasal 49
(1) KSK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2) huruf b, terdiri atas:
a. kawasan strategis dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi; dan
b. kawasan strategis dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup.

(2) KSK dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, terdiri atas:
a. Kawasan perkotaan dan pusat pemerintahan ditetapkan di Kecamatan Lalabata;
b. Kawasan perkotaan Takkalala di Kecamatan Marioriwawo yang dipromosikan untuk
ditetapkan sebagai PKL;
c. Kawasan perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa yang dipromosikan untuk
ditetapkan sebagai PKL;
d. Kawasan simpul transportasi dan perdagangan Cabenge di Kecamatan Lilirilau; dan
e. Kawasan pengembangan lahan petanian dan kawasan agropolitan ditetapkan di
Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Marioriwawo, dan Kecamatan Ganra.

(3) KSK dengan sudut kepentingan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d, terdiri atas;
a. kawasan Danau Tempe di Kecamatan Marioriawa;
b. kawasan Taman Wisata Alam Lejja di Kecamatan Marioriawa; dan
c. kawasan hutan lindung di sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah
Kecamatan Lalabata, sebagain wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagain wilayah
Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Donri-Donri, dan sebagian wilayah
Kecamatan Ganra.

BAB VI
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
Pasal 50
(1) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten Soppeng berpedoman pada rencana
struktur ruang dan pola ruang;
(2) Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten Soppeng terdiri atas:
a. Indikasi program utama;
b. Indikasi sumber pendanaan;
c. Indikasi pelaksana; dan
d. Indikasi waktu pelaksanaan.
(3) Program utama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi program utama
perwujudan struktur ruang, program utama perwujudan pola ruang dan program utama
perwujudan kawasan strategis kabupaten;

41
(4) Sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
(5) Instansi pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terdiri atas Pemerintah,
pemerintah provinsi, pemerintah daerah kabupaten, dan/atau masyarakat;
(6) Waktu pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d merupakan dasar bagi
instansi pelaksana, baik pusat maupun daerah, dalam menetapkan prioritas
pembangunan di Daerah; dan
(7) Rincian indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi instansi pelaksana,
dan indikasi waktu pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB VII
KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Bagian Kesatu
Umum
Pasal 51
(1) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Soppeng
(2) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas:
a. ketentuan umum peraturan zonasi;
b. ketentuan perizinan;
c. ketentuan insentif dan disinsentif; dan
d. ketentuan pengenaan sanksi.

Bagian Kedua
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Paragraf 1
Umum
Pasal 52
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sistem kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal
51 ayat (2) huruf a digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dalam
menyusun peraturan zonasi.
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi terdiri atas :
a. ketentuan umum peraturan zonasi untuk struktur ruang; dan
b. ketentuan umum peraturan zonasi untuk pola ruang.

42
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk struktur ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a terdiri atas :
a. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem pusat-pusat kegiatan;
b. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan transportasi;
c. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan energi;
d. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan telekomunikasi;
e. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan sumber daya air; dan
f. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem prasarana pengelolaan lingkungan.
(4) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk pola ruang sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b terdiri atas :
a. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindung; dan
b. ketentuan umum peraturan zonasi kawasan budidaya.
(5) Muatan ketentuan umum peraturan zonasi untuk struktur dan pola ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. Jenis kegiatan yang diperbolehkan, kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat, dan
kegiatan yang tidak diperbolehkan;
b. Intensitas pemanfaatan ruang;
c. Prasarana dan sarana minimum; dan/atau
d. Ketentuan lain yang dibutuhkan.
(6) Ketentuan umum peraturan zonasi dijabarkan lebih lanjut di dalam Lampiran Vx yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 2
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Struktur Ruang
Pasal 53
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Soppeng
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (3) huruf a, meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan meliputi kegiatan pemerintahan kabupaten


dan/atau kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala regional, kabupaten dan/atau
kecamatan, pelayanan pendidikan dan pendidikan tinggi, pelayanan kesehatan, kegiatan
industri skala sedang dan rumah tangga, pelayanan sistem angkutan umum penumpang
regional, kegiatan permukiman, kegiatan pertahanan dan keamanan negara, kegiatan
pariwisata, kegiatan pertanian, kegiatan penyediaan lokasi dan jalur evakuasi bencana, dan
pendirian bangunan untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain kegiatan sebagaimana
dimaksud angka 1 yang memenuhi persyaratan teknis dan tidak mengganggu fungsi
kawasan;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi meliputi kegiatan pertambangan, kegiatan


industri yang menimbulkan polutan, dan kegiatan yang menghalangi dan/atau menutup

43
lokasi dan jalur evakuasi bencana, serta kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan
peruntukan kawasan;

d. penerapan intensitas pemanfaatan ruang meliputi:


1. penerapan ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang meliputi ketentuan KDB, KLB,
KDH, KTB, serta ketinggian bangunan dan GSB terhadap jalan;
2. penerapan ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang berbasis mitigasi bencana;
dan
3. pengembangan pusat permukiman ke arah intensitas tinggi dengan tingkat KWT paling
tinggi 80% (delapan puluh persen);

e. penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan;
f. penyediaan prasarana dan sarana minimum meliputi:
1. fasilitas dan infrastruktur pendukung kegiatan perdagangan dan jasa skala regional;
2. prasarana dan sarana pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal, serta
lokasi dan jalur evakuasi bencana;
3. kolam penampungan air hujan secara merata di setiap kawasan yang rawan banjir; dan
4. tempat parkir untuk pengembangan zona dengan fungsi perdagangan dan jasa,
pariwisata, kesehatan, pendidikan, serta perkantoran.

Pasal 54
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan transportasi di Kabupaten
Soppeng sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (3) huruf b, terdiri atas:
a. arahan peraturan zonasi sistem jaringan jalan yang terdiri atas arahan peraturan
zonasi untuk kawasan di sepanjang sisi jalan kolektor primer;
b. arahan peraturan zonasi sistem lalu lintas dan angkutan jalan yang terdiri atas arahan
peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan terminal penumpang tipe C, dan terminal
barang;
c. arahan peraturan zonasi sistem jaringan transportasi sungai dan penyeberangan yang
terdiri atas arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pelabuhan danau;
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan di sepanjang sisi jalan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan mengikuti ketentuan ruang milik jalan, ruang manfaat
jalan, dan ruang pengawasan jalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi pembangunan utilitas kota
termasuk kelengkapan jalan (street furniture), penanaman pohon, dan pembangunan
fasilitas pendukung jalan lainnya yang tidak mengganggu kelancaran lalu lintas dan
keselamatan pengguna jalan;
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi pemanfaatan ruang milik jalan, ruang
manfaat jalan, dan ruang pengawasan jalan yang mengakibatkan terganggunya
kelancaran lalu lintas dan keselamatan pengguna jalan; dan

44
d. pemanfaatan ruang pengawasan jalan dengan KDH paling rendah 30% (tiga puluh
persen).
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan terminal penumpang tipe C
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan operasional, penunjang operasional,
dan pengembangan terminal penumpang tipe C;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada angka 1 yang tidak mengganggu keamanan dan keselamatan lalu lintas
dan angkutan jalan serta fungsi terminal penumpang tipe C;
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengganggu keamanan dan
keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan serta fungsi terminal penumpang tipe C;
dan
d. terminal penumpang tipe C dilengkapi dengan RTH yang penyediaannya diserasikan
dengan luasan terminal.
(4) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan terminal barang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan operasional, penunjang operasional,
dan pengembangan kawasan terminal barang;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu keamanan dan keselamatan lalu lintas
dan angkutan jalan, serta fungsi terminal barang;
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengganggu keamanan dan
keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, serta fungsi terminal barang; dan
d. terminal barang dilengkapi dengan RTH yang penyediaannya diserasikan dengan
luasan terminal.
(5) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pelabuhan danau sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 55
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan energi di Kabupaten Soppeng
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (3) huruf c meliputi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk pembangkit tenaga listrik; dan
b. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk jaringan transmisi tenaga listrik.
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk pembangkit tenaga listrik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a disesuaikan dengan karakter pembangkit tenaga listrik
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk jaringan transmisi tenaga listrik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

45
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan prasarana jaringan
transmisi tenaga listrik dan kegiatan pembangunan prasarana penunjang jaringan
transmisi tenaga listrik;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan penghijauan,
pemakaman, pertanian, perparkiran, serta kegiatan lain yang bersifat sementara dan
tidak mengganggu fungsi jaringan transmisi tenaga listrik; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang menimbulkan bahaya
kebakaran dan mengganggu fungsi jaringan transmisi tenaga listrik.

Pasal 56
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan telekomunikasi di Kabupaten Soppeng
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (3) huruf d meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan operasional dan kegiatan penunjang sistem
jaringan telekomunikasi;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang aman bagi sistem jaringan telekomunikasi dan tidak
mengganggu fungsi sistem jaringan telekomunikasi; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang membahayakan sistem jaringan
telekomunikasi dan mengganggu fungsi sistem jaringan telekomunikasi.

Pasal 57
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan sumber daya air di Kabupaten
Soppeng sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (3) huruf e meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan prasarana lalu lintas air,
kegiatan pembangunan prasarana pengambilan dan pembuangan air, serta kegiatan
pengamanan sungai dan sempadan pantai;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud
pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi konservasi sumber daya air, pendayagunaan
sumber daya air, pengendalian daya rusak air, dan fungsi sistem jaringan sumber daya air;
dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengganggu fungsi
sungai, danau, bendung, waduk, embung dan cekungan air tanah sebagai sumber air,
jaringan irigasi, dan sistem pengendalian banjir.

Pasal 58
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem prasarana pengelolaan lingkungan di
Kabupaten Soppeng sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (3) huruf f meliputi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem pengelolaan persampahan;
b. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem penyediaan air minum (SPAM);

46
c. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan drainase; dan
d. Ketenetuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan air limbah.
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem pengelolaan persampahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa arahan peraturan zonasi untuk kawasan
peruntukan TPA sampah meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pengoperasian TPA sampah berupa
pemilahan, pengumpulan, pengelolaan, dan pemrosesan akhir sampah, pengurugan
berlapis bersih (sanitary landfill), pemeliharaan TPA sampah, dan industri terkait
pengolahan sampah, serta kegiatan penunjang operasional TPA sampah;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan pertanian non pangan,
kegiatan penghijauan, kegiatan permukiman dalam jarak yang aman dari dampak
pengelolaan persampahan, dan kegiatan lain yang tidak mengganggu fungsi kawasan
TPA sampah; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan sosial ekonomi yang mengganggu
fungsi kawasan TPA sampah.
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem penyediaan air minum (SPAM)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan prasarana SPAM dan
kegiatan pembangunan prasarana penunjang SPAM;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu SPAM; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengganggu keberlanjutan
fungsi penyediaan air minum, mengakibatkan pencemaran air baku dari air limbah dan
sampah, serta mengakibatkan kerusakan prasarana dan sarana penyediaan air minum.
(4) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan drainase sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan prasarana sistem
jaringan drainase dalam rangka mengurangi genangan air, mendukung pengendalian
banjir, dan pembangunan prasarana penunjangnya;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi sistem jaringan drainase;
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan pembuangan sampah,
pembuangan limbah, dan kegiatan lain yang mengganggu fungsi sistem jaringan
drainase; dan
d. pemeliharaan dan pengembangan jaringan drainase dilakukan selaras dengan
pemeliharaan dan pengembangan ruang milik jalan.
(5) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan air limbah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d meliputi:

47
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan prasarana air limbah
dalam rangka mengurangi, memanfaatkan kembali, dan mengolah air limbah, serta
pembangunan prasarana penunjangnya;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi sistem jaringan air limbah; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan pembuangan sampah,
pembuangan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), pembuangan limbah B3, dan
kegiatan lain yang mengganggu fungsi sistem jaringan air limbah.

Paragraf 2
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Pola Ruang
Pasal 59
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung di Kabupaten Soppeng
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (4) huruf a, meliputi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya;
b. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perlindungan setempat;
c. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam,
dan kawasan cagar budaya;
d. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan bencana;
e. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindung geologi; dan
f. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindung lainnya.
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya di Kabupaten Soppeng
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 528 ayat (4) huruf b, meliputi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan hutan produksi;
b. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan hutan rakyat;
c. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pertanian;
d. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perikanan;
e. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pertambangan;
f. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan industri;
g. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pariwisata; dan
h. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan permukiman.

Pasal 60
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) huruf a
terdiri atas:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan lindung; dan
b. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan resapan air.

48
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang untuk wisata alam
tanpa merubah bentang alam, pemanfaatan jasa lingkungan dan/atau pemungutan
hasil hutan bukan kayu, kegiatan pinjam pakai kawasan hutan untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan meliputi kepentingan religi; pertahanan dan
keamanan; pertambangan; pembangunan ketenagalistrikan dan instalasi teknologi
energi terbarukan; pembangunan jaringan telekomunikasi; pembangunan jaringan
instalasi air; jalan umum; pengairan; bak penampungan air; fasilitas umum; repeater
telekomunikasi; stasiun pemancar radio; stasiun relay televisi; sarana keselamatan
lalulintas laut/udara;dan untuk pembangunan jalan, kanal atau sejenisnya yang tidak
dikategorikan sebagai jalan umum antara lain untuk keperluan pengangkutan
produksi;
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi hutan lindung sebagai
kawasan lindung; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi seluruh kegiatan yang berpotensi
mengurangi luas kawasan hutan dan tutupan vegetasi.
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan resapan air sebagaimana dimaksud
dalam pada ayat (1) huruf b. terdiri atas:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemeliharaan, pelestarian, dan
perlindungan kawasan resapan air;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan budi daya terbangun
secara terbatas yang memiliki kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan
dan kegiatan selain sebagaimana huruf a yang tidak mengganggu fungsi resapan air
sebagai kawasan lindung; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengurangi daya serap
tanah terhadap air dan kegiatan yang mengganggu fungsi resapan air sebagai
kawasan lindung.

Pasal 61
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan perlindungan setempat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sempadan sungai;
b. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar danau dan/atau waduk; dan
c. Ketentuan umum peraturan zonasi ruang terbuka hijau kawasan perkotaan.
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sempadan sungai sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan meliputi kegiatan pemanfaatan
sempadan sungai untuk ruang terbuka hijau (RTH), pemasangan bentangan jaringan

49
transmisi tenaga listrik, kabel telepon, pipa air minum, pembangunan prasarana lalu
lintas air, bangunan pengambilan, dan pembuangan air, bangunan penunjang sistem
prasarana kota, kegiatan penyediaan lokasi dan jalur evakuasi bencana, serta
pendirian bangunan untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan budi daya pertanian
dengan jenis tanaman yang tidak mengurangi kekuatan struktur tanah dan kegiatan
selain sebagaimana dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi sempadan
sungai sebagai kawasan perlindungan setempat antara lain kegiatan pemasangan
reklame dan papan pengumuman, pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk
bangunan penunjang kegiatan transportasi sungai, kegiatan rekreasi air, serta jalan
inspeksi dan bangunan pengawas ketinggian air sungai; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengubah bentang alam,
kegiatan yang mengganggu kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi dan
hidraulis, kelestarian flora dan fauna, kelestarian fungsi lingkungan hidup, kegiatan
pemanfaatan hasil tegakan, kegiatan yang menghalangi dan/atau menutup ruang dan
jalur evakuasi bencana, kegiatan pembuangan sampah, dan kegiatan lain yang
mengganggu fungsi sempadan sungai sebagai kawasan perlindungan setempat.
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar danau dan/atau waduk
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan meliputi kegiatan pengelolaan badan
air dan/atau pemanfaatan air, taman rekreasi beserta kegiatan penunjangnya, ruang
terbuka hijau (RTH), dan kegiatan sosial budaya;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi kawasan sekitar danau atau
waduk sebagai kawasan perlindungan setempat antara lain kegiatan pendirian
bangunan yang dibatasi hanya untuk bangunan penunjang kegiatan rekreasi air,
jalan inspeksi, bangunan pengawas ketinggian air danau atau waduk, dan bangunan
pengolahan air baku; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengubah bentang alam,
mengganggu kesuburan dan keawetan tanah, fungsi hidrologi, kelestarian flora dan
fauna, kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan kegiatan pemanfaatan hasil tegakan,
serta kegiatan yang mengganggu dan/atau merusak kelestarian fungsi kawasan
sekitar danau atau waduk sebagai kawasan perlindungan setempat
(4) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan ruang terbuka hijau kawasan
perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang
untuk fungsi resapan air, pemakaman, olahraga di ruang terbuka, dan evakuasi
bencana;

50
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan rekreasi, pembibitan
tanaman, pendirian bangunan fasilitas umum, dan selain kegiatan sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi ruang terbuka hijau (RTH)
kota sebagai kawasan perlindungan setempat; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan pendirian stasiun pengisian
bahan bakar umum dan kegiatan sosial dan ekonomi lainnya yang mengganggu
fungsi ruang terbuka hijau (RTH) kota sebagai kawasan lindung setempat.

Pasal 62
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan suaka alam, pelestarian alam dan
cagar budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) huruf c meliputi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan taman wisata alam; dan
b. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan taman wisata alam sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, kegiatan pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam,
penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, pemanfaatan air, energi air, panas, dan
angin, pariwisata alam, pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar, serta pemanfaatan
sumber plasma nutfah penunjang budi daya;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan pemanfaatan
tradisional oleh masyarakat setempat yang dapat berupa kegiatan pemungutan hasil
hutan bukan kayu, budi daya tradisional, dan perburuan tradisional terbatas untuk
jenis yang tidak dilindungi; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengubah dan/atau
merusak ekosistem asli kawasan taman wisata alam.
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pelestarian, penyelamatan,


pengamanan, serta penelitian cagar budaya dan ilmu pengetahuan;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan pariwisata, sosial


budaya, keagamaan, dan kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf a yang
tidak mengganggu fungsi kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan; dan

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan pendirian bangunan yang tidak
sesuai dengan fungsi kawasan, kegiatan yang merusak kekayaan budaya bangsa
yang berupa peninggalan sejarah, bangunan arkeologi, monumen, dan wilayah
dengan bentukan geologi tertentu, serta kegiatan yang mengganggu upaya
pelestarian budaya masyarakat setempat.

51
Pasal 63
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan rawan bencana alam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) huruf d meliputi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan banjir; dan
b. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan longsor.
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan rawan banjir sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan penghijauan, reboisasi, pendirian


bangunan tanggul, drainase, pintu air, sumur resapan dan lubang biopori, serta
penyediaan lokasi dan jalur evakuasi bencana;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain kegiatan


sebagaimana dimaksud pada huruf a yang tidak berpotensi menyebabkan terjadinya
bencana banjir;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan mengubah aliran sungai antara
lain memindahkan, mempersempit, dan menutup aliran sungai, kegiatan menghalangi
dan/atau menutup lokasi dan jalur evakuasi bencana, serta kegiatan yang berpotensi
menyebabkan terjadinya bencana banjir; dan

d. penyediaan prasarana dan sarana minimum meliputi:


1. penyediaan saluran drainase yang memperhatikan kemiringan dasar saluran dan
sistem/sub sistem daerah pengaliran;
2. penanganan sedimentasi di muara saluran/sungai yang bermuara di laut melalui
proses pengerukan; dan
3. penyediaan lokasi dan jalur evakuasi bencana.
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan rawan longsor sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan membuat terasering, talud atau turap,
rehabilitasi, reboisasi, penyediaan lokasi dan jalur evakuasi bencana, dan kegiatan
lain dalam rangka mencegah bencana alam tanah longsor;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana


dimaksud pada huruf a yang tidak berpotensi menyebabkan terjadinya bencana alam
tanah longsor;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan penebangan pohon dan


pendirian bangunan permukiman, kegiatan yang menghalangi dan/atau menutup
lokasi dan jalur evakuasi bencana, serta kegiatan yang berpotensi menyebabkan
terjadinya bencana alam tanah longsor; dan

d. penyediaan prasarana dan sarana minimum meliputi:

52
1. penyediaan terasering, turap, dan talud; dan
2. penyediaan lokasi dan jalur evakuasi bencana.

Pasal 64
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 59 ayat (1) huruf e terdiri atas:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan keunikan cagar alam geologi; dan
b. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan imbuhan air tanah.
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan keunikan bentang alam sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam,
penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, pemanfaatan air, energi air, panas, dan
angin, serta pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budi daya;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan pariwisata terbatas dan
pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi kawasan keunikan bentang
alam dan kawasan keunikan batuan dan fosil; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan penanaman tumbuhan dan
pelepasan satwa yang bukan merupakan tumbuhan dan satwa endemik kawasan,
perburuan terhadap satwa yang berada di dalam kawasan, dan kegiatan lain yang
mengganggu fungsi kawasan keunikan bentang alam dan kawasan keunikan batuan
dan fosil.
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan imbuhan air tanah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan meliputi kegiatan pemanfaatan
kawasan imbuhan air tanah untuk RTH dan kegiatan mempertahankan fungsi
kawasan imbuhan air tanah;
b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan pariwisata, pertanian
dengan jenis tanaman yang tidak mengurangi kekuatan struktur tanah, dan kegiatan
selain sebagaimana dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi kawasan
imbuhan air tanah; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang menimbulkan pencemaran
terhadap air tanah serta kegiatan yang dapat mengganggu dan/atau merusak
kelestarian fungsi kawasan imbuhan air tanah.

53
Pasal 65
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 59 ayat (1) huruf f merupakan ketentuan umum peraturan zonasi untuk
kawasan perlindungan satwa kelelawar;
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan perlindungan satwa kelelawar
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan meliputi kegiatan:
1. perlindungan dan rehabilitasi habitat dan populasi satwa kelelawar, alur migrasi
satwa kelelawar, ekosistem satwa kelelawar yang unik dan/atau rentan terhadap
perubahan, dan perlindungan situs budaya atau adat tradisional; dan
2. kegiatan pariwisata, penelitian dan pengembangan, pendirian bangunan dan/atau
fasilitas penunjang kawasan pelestarian satwa, dan/atau pendidikan.
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi kawasan perlindungan satwa
kelelawar; dan
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan perburuan satwa, dan kegiatan
yang mengganggu fungsi kawasan perlindungan satwa kelelawar.

Pasal 66
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan hutan produksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf a meliputi:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pengelolaan, pemeliharaan dan pelestarian
hutan produksi sebagai penyangga fungsi hutan lindung;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi kawasan;
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengganggu fungsi kawasan;

d. penerapan intensitas pemanfaatan ruang meliputi:


1. penerapan ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang meliputi ketentuan koefisien
dasar bangunan (KDB), koefisien lantai bangunan (KLB), koefisien dasar hijau (KDH),
koefisien tinggi bangunan (KTB) dan garis sempadan bangunan (GSB) terhadap jalan;
2. pemanfaatan ruang kawasan hutan rakyat dilaksanakan melalui rekayasa teknis
dengan koefisien zone bangunan (KZB) paling tinggi 10% (sepuluh persen) dan akan
diatur lebih lanjut dalam rencana rinci tata ruang wilayah Kabupaten Soppeng;
3. pengembangan hutan produksi dan pengintegrasian kegiatan pariwisata yang
mendukung pelestarian hutan produksi;
4. penyediaan prasarana dan sarana minimum berupa penyediaan fasilitas dan
infrastruktur pendukung kegiatan hutan produksi.

54
Pasal 67
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan hutan rakyat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf b meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pengelolaan, pemeliharaan dan pelestarian


hutan rakyat sebagai penyangga fungsi hutan rakyat;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana


dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi kawasan;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengganggu fungsi kawasan;

d. penerapan intensitas pemanfaatan ruang meliputi:


1. penerapan ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang meliputi ketentuan
koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien lantai bangunan (KLB), koefisien dasar
hijau (KDH), koefisien tinggi bangunan (KTB) dan garis sempadan bangunan (GSB)
terhadap jalan;
2. pemanfaatan ruang kawasan hutan rakyat dilaksanakan melalui rekayasa teknis
dengan koefisien zone bangunan (KZB) paling tinggi 10% (sepuluh persen) dan akan
diatur lebih lanjut dalam rencana rinci tata ruang wilayah Kabupaten Soppeng;
3. pengembangan hutan rakyat dan pengintegrasian kegiatan pariwisata yang
mendukung pelestarian hutan rakyat;

e. penyediaan prasarana dan sarana minimum berupa penyediaan fasilitas dan infrastruktur
pendukung kegiatan hutan rakyat.

Pasal 68
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pertanian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf c meliputi
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pertanian; dan
b. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peternakan.
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pertanian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang berupa kegiatan


pertanian pangan beririgasi teknis dan kegiatan pertanian tanaman pangan lainnya,
pembangunan prasarana dan sarana penunjang pertanian, kegiatan pariwisata,
kegiatan penelitian, dan perumahan kepadatan rendah;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana


dimaksud pada huruf a yang tidak mengubah fungsi lahan pertanian tanaman pangan
beririgasi teknis dan tidak mengganggu fungsi kawasan;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengganggu fungsi


kawasan pertanian;

55
d. penerapan intensitas pemanfaatan ruang meliputi:
1. penetapan luas dan sebaran lahan pertanian pangan beririgasi teknis paling sedikit
90% (sembilan puluh persen) dari luas lahan kawasan pertanian dan akan diatur
lebih lanjut dalam rencana rinci tata ruang wilayah Kabupaten Soppeng;
2. pengembangan agro wisata dan pengintegrasian kegiatan pariwisata yang
mendukung pelestarian lahan pertanian beririgasi teknis; dan
3. pemeliharaan jaringan irigasi kawasan pertanian pangan produktif yang telah
ditetapkan sebagai kawasan terbangun sampai dengan pemanfaatan sebagai
kawasan terbangun dimulai;

e. penyediaan prasarana dan sarana minimum berupa penyediaan fasilitas dan


infrastruktur pendukung kegiatan pertanian serta lokasi dan jalur evakuasi bencana.
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan peternakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan peternakan, pembangunan prasarana


dan sarana penunjang peternakan, dan kegiatan penelitian;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan pariwisata terbatas dan
pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi kawasan;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengganggu fungsi


kawasan;

d. penerapan intensitas pemanfaatan ruang meliputi:


1. penetapan luas dan sebaran kawasan peternakan akan diatur lebih lanjut dalam
rencana rinci tata ruang wilayah Kabupaten Soppeng; dan
2. pengembangan agro wisata dan pengintegrasian kegiatan pendidikan yang
mendukung pengembangan kawasan peternakan.

e. penyediaan prasarana dan sarana minimum meliputi:


1. penyediaan fasilitas dan infrastruktur pendukung kegiatan peternakan; dan
2. lokasi dan jalur evakuasi bencana.

Pasal 69
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan perikanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf d meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan permukiman nelayan tradisional, kegiatan


pembangunan sarana dan prasarana menunjang perikanan, kegiatan penelitian,
penyediaan lokasi dan jalur evakuasi bencana, serta pendirian bangunan untuk
kepentingan pemantauan ancaman bencana;

56
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi kawasan;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengganggu fungsi kawasan;
dan

d. pencegahan pendirian bangunan yang mengganggu aktivitas nelayan, dan merusak


ekosistem danau dan atau sungai; dan
e. penyediaan prasarana dan sarana minimum meliputi:
1. penyediaan fasilitas dan infrastruktur pendukung kegiatan perikanan; dan
2. lokasi dan jalur evakuasi bencana.

Pasal 70
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf e meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan prasarana dan sarana


pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. kegiatan selain yang dimaksud pada huruf a diperbolehkan dengan syarat meliputi
kegiatan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, pengaturan
kawasan tambang dengan memperhatikan keseimbangan antara biaya dan mafaat serta
keseimbangan antara resiko dan manfaat; dan

c. Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b.

Pasal 71
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan industri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 59 ayat (2) huruf f meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan


pembangunan industri dan fasilitas penunjang industri dengan memperhatikan konsep
eco industrial park meliputi perkantoran industri, terminal barang, pergudangan, tempat
ibadah, fasilitas olah raga, wartel, dan jasa-jasa penunjang industri meliputi jasa promosi
dan informasi hasil industri, jasa ketenagakerjaan, jasa ekspedisi, dan sarana penunjang
lainnya meliputi IPAL terpusat untuk pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun;

b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan pemanfaatan ruang untuk


mendukung kegiatan industri sesuai dengan penetapan KDB, KLB dan KDH yang
ditetapkan; dan

c. Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b.

57
Pasal 72
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf g meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan


pembangunan pariwisata dan fasilitas penunjang pariwisata, kegiatan pemanfaatan
potensi alam dan budaya masyarakat sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan, kegiatan perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau
(heritage);

b. kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan pemanfaatan ruang secara


terbatas untuk menunjang kegiatan pariwisata sesuai dengan penetapan KDB, KLB dan
KDH yang ditetapkan; dan
Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan b

Pasal 73
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan permukiman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf h meliputi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan permukiman perkotaan; dan
b. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan permukiman perdesaan.
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan permukiman perkotaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan meliputi kegiatan perumahan


kepadatan tinggi, kegiatan perumahan kepadatan sedang, dan kegiatan
pembangunan prasarana dan sarana lingkungan perumahan sesuai dengan
penetapan amplop bangunan, penetapan tema arsitektur bangunan, penetapan
kelengkapan bangunan lingkungan dan penetapan jenis dan syarat penggunaan
bangunan yang diizinkan,;

b. kegiatan selain yang dimaksud pada huruf a diperbolehkan dengan syarat meliputi
kegiatan meliputi pemanfaatan ruang secara terbatas untuk mendukung kegiatan
permukiman beserta prasarana dan sarana lingkungan;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang menghalangi dan/atau


menutup lokasi dan jalur evakuasi bencana serta kegiatan yang mengganggu fungsi
kawasan;

d. penerapan intensitas pemanfaatan ruang meliputi:


1. penerapan ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang meliputi ketentuan KDB,
KLB, KDH, KTB, ketinggian bangunan, dan GSB terhadap jalan;

58
2. penerapan ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang berbasis mitigasi
bencana;
3. pengembangan pusat permukiman ke arah intensitas tinggi dengan KWT paling
tinggi 70% (tujuh puluh persen); dan
4. penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan
perkotaan; dan

e. penyediaan prasarana dan sarana minimum meliputi:


1. fasilitas dan infrastruktur pendukung kawasan permukiman;
2. prasarana dan sarana pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal; dan
3. lokasi dan jalur evakuasi bencana.
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan permukiman perdesaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan perumahan kepadatan rendah, dan
kegiatan penyediaan lokasi dan jalur evakuasi bencana, serta pendirian bangunan
untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana;
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi kawasan;
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengganggu fungsi
kawasan;
d. penerapan intensitas pemanfaatan ruang meliputi:
1. penerapan ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang meliputi ketentuan KDB,
KLB, KDH, KTB, ketinggian bangunan, dan GSB terhadap jalan; dan
2. pengembangan pusat permukiman perdesaan dengan KWT paling tinggi 50%
(lima puluh persen).
e. penerapan intensitas pemanfaatan ruang meliputi:
1. fasilitas dan infrastruktur pendukung kawasan permukiman;
2. prasarana dan sarana pelayanan umum; dan
3. lokasi dan jalur evakuasi bencana.

Pasal 74
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf i meliputi:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan
negara; dan
b. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perdagangan dan jasa.
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan
negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

59
a. kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan meliputi kegiatan pemerintahan
kabupaten dan/atau kecamatan, kegiatan pelayanan sistem angkutan umum
penumpang, kegiatan pertahanan dan keamanan negara, kegiatan penyediaan lokasi
dan jalur evakuasi bencana, dan pendirian bangunan untuk kepentingan pemantauan
ancaman bencana;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana


dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi kawasan;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang menghalangi dan/atau


menutup lokasi dan jalur evakuasi bencana serta kegiatan yang mengganggu fungsi
kawasan;

d. penerapan intensitas pemanfaatan ruang meliputi:


1. penerapan ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang meliputi ketentuan
KDB, KLB, KDH, KTB, ketinggian bangunan, dan GSB terhadap jalan;
2. penerapan ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang berbasis mitigasi
bencana; dan
3. pengembangan pusat permukiman ke arah intensitas tinggi dengan KWT paling
tinggi 70% (tujuh puluh persen); dan
4. penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan
perkotaan.

e. penyediaan prasarana dan sarana minimum meliputi:


1. fasilitas dan infrastruktur pendukung kegiatan kawasan;
2. prasarana dan sarana pejalan kaki, angkutan umum, serta lokasi dan jalur
evakuasi bencana; dan
3. tempat parkir untuk pengembangan zona dengan fungsi perkantoran.
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perdagangan dan jasa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan meliputi kegiatan hunian kepadatan


tinggi, kegiatan pemerintahan kabupaten dan/atau kecamatan, kegiatan perdagangan
dan jasa skala regional, kegiatan penyediaan lokasi dan jalur evakuasi bencana, dan
pendirian bangunan untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain sebagaimana


dimaksud pada huruf a yang tidak mengganggu fungsi kawasan;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang menghalangi dan/atau


menutup lokasi dan jalur evakuasi bencana serta kegiatan yang mengganggu fungsi
kawasan;

d. penerapan intensitas pemanfaatan ruang meliputi:


1. penerapan ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang meliputi ketentuan
KDB, KLB, KDH, KTB, ketinggian bangunan, dan GSB terhadap jalan;

60
2. penerapan ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang berbasis mitigasi
bencana; dan
3. pengembangan pusat permukiman ke arah intensitas tinggi dengan KWT paling
tinggi 60% (enam puluh persen);
4. penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan
perkotaan.

e. penyediaan prasarana dan sarana minimum meliputi:


1. fasilitas dan infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi;
2. prasarana dan sarana pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal,
serta lokasi dan jalur evakuasi bencana; dan
3. tempat parkir untuk pengembangan zona dengan fungsi perdagangan dan jasa,
serta perkantoran.

Bagian Ketiga
Ketentuan Perizinan
Pasal 75
(1) Ketentuan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) huruf b merupakan
acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang;
(2) Izin pemanfaatan ruang diberikan kepada calon pengguna ruang yang akan melakukan
kegiatan pemanfaatan ruang pada suatu kawasan berdasarkan rencana tata ruang
sebagaimana diatur dalam peraturan daerah ini;
(3) Pemberian izin diberikan oleh pejabat yang berwenang dengan mengacu pada rencana
tata ruang dan ketentuan peraturan zonasi sebagaimana diatur dalam peraturan daerah
ini; dan
(4) Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan secara terkoordinasi
dengan memperhatikan kewenangan dan kepentingan berbagai instansi terkait sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 76
(1) Izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2), terdiri atas:
a. Izin prinsip;
b. Izin lokasi;
c. Izin penggunaan pemanfaatan tanah;
d. Izin mendirikan bangunan; dan
e. Izin lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
(2) Izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Bupati atau
pejabat yang berwenang dengan mengacu pada rencana tata ruang dan peraturan
zonasi.

61
Pasal 77
(1) Izin prinsip dan izin lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1) huruf a dan
huruf b diberikan berdasarkan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Soppeng
sebagaimana diatur dalam peraturan daerah ini;
(2) Izin penggunaan pemanfaatan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1)
huruf c diberikan berdasarkan izin lokasi;
(3) Izin mendirikan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1) huruf d
diberikan berdasarkan rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi;
(4) Mekanisme perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1) huruf a, huruf b,
huruf c, huruf d, dan huruf e diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 78
(1) Izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1) yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
(2) Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan tidak melalui
prosedur yang benar, batal demi hukum;
(3) Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian
terbukti tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, dibatalkan oleh pemerintah
daerah;
(4) Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan izin sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), dapat dimintakan penggantian yang layak kepada instansi pemberi izin;
(5) Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat adanya perubahan rencana tata
ruang wilayah dapat dibatalkan oleh pemerintah daerah dengan memberikan ganti
kerugian yang layak.
(6) Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang
menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

Bagian Keempat
Ketentuan Insentif dan Disinsentif
Pasal 79
(1) Ketentuan insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) huruf c
merupakan perangkat untuk mengarahkan dan mengendalikan pemanfaatan ruang.
(2) Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana struktur ruang,
rencana pola ruang, dan ketentuan umum peraturan zonasi yang diatur dalam Peraturan
Daerah ini.

62
(3) Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruang yang perlu dicegah, dibatasi, atau
dikurangi keberadaannya berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

Pasal 80
(1) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam pasal 79 ayat
(2) dan ayat (3) dapat berupa insentif dan disinsentif fiskal dan/atau insentif dan
disinsentif non fiskal;
(2) Pemberian insentif dan pengenaan disinsentif fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat yang dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian insentif dan pengenaan disinsentif non fiskal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan terkait dengan bidang insentif dan disinsentif yang diberikan.

Pasal 81
(1) Pemberian insentif kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (2),
merupakan insentif yang diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang yang ditetapkan
untuk didorong atau dipercepat pertumbuhannya meliputi:
a. Pusat Kegiatan Lokal (PPK) dan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp);
b. Kawasan Budidaya; dan
c. Kawasan strategis kabupaten.
(2) Pemberian insentif untuk kegiatan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), diberikan dalam bentuk:
a. Pemberian keringanan pajak;
b. Pemberian kompensasi;
c. Pengurangan retribusi;
d. Penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau
e. Kemudahan perizinan.
(3) Pengenaan disinsentif kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat
(2), diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan yang dibatasi
pengembangannya.
(4) Pengenaan disinsentif untuk kegiatan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), diberikan dalam bentuk:
a. Pengenaan kompensasi;
b. Persyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan
oleh Pemerintah Kabupaten Soppeng;
c. Kewajiban mendapatkan imbalan;
d. Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau
e. Persyaratan khusus dalam perizinan.

63
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian insentif dan pengenaan disinsentif
diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kelima
Ketentuan Pengenaan Sanksi
Pasal 82
(1) Ketentuan pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) huruf d
merupakan acuan bagi pemerintah daerah dalam melakukan tindakan penertiban
terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang, rencana
pola ruang, dan ketentuan umum peraturan zonasi yang diatur dalam Peraturan Daerah
ini;
(2) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dalam bentuk
sanksi administratif dan/atau sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan bidang penataan ruang;

BAB VIII
KELEMBAGAAN
Pasal 83
(1) Dalam rangka koordinasi penataan ruang dan kerjasama antar wilayah, dibentuk Badan
Koordinasi Penataan Ruang Daerah Kabupaten Soppeng.
(2) Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja badan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur oleh Peraturan Bupati.

BAB IX
HAK, KEWAJIBAN, PERAN MASYARAKAT
DALAM PENATAAN RUANG

Bagian Kesatu
Hak Masyarakat
Pasal 84
Dalam kegiatan mewujudkan pemanfaatan ruang wilayah, masyarakat berhak:

a. berperan dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang;
b. mengetahui secara terbuka rencana tata ruang wilayah;
c. menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari penataan
ruang;
d. memperoleh pergantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat
pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;
e. mendapat perlindungan dari kegiatan-kegiatan yang merugikan; dan

64
f. mengawasi pihak-pihak yang melakukan penyelenggaraan tata ruang.

Bagian Kedua
Kewajiban Masyarakat
Pasal 85
Kewajiban masyarakat dalam penataan ruang wilayah terdiri atas:
a. mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang diberikan;
c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan
d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang
undangan dinyatakan sebagai milik umum.

Pasal 86
Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85, dikenai sanksi
administratif.

Pasal 87
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 dapat berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. penghentian sementara pelayanan umum;
d. penutupan lokasi;
e. pencabutan izin;
f. pembatalan izin;
g. pembongkaran bangunan;
h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau
i. denda administratif.

Pasal 88
Pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 huruf a berupa pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan meliputi:
a. memanfaatkan ruang dengan izin pemanfaatan ruang di lokasi yang tidak sesuai dengan
peruntukkannya;
b. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di lokasi yang sesuai peruntukannya;
dan/atau
c. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di lokasi yang tidak sesuai
peruntukannya.

65
Pasal 89
Pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 huruf b berupa pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pejabat
berwenang meliputi:
a. tidak menindaklanjuti izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan; dan/atau
b. memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang yang tercantum dalam izin
pemanfaatan ruang.

Pasal 90
Pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 huruf c berupa pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dengan persyaratan izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang
meliputi:
a. melanggar batas sempadan yang telah ditentukan;
b. melanggar ketentuan koefisien lantai bangunan yang telah ditentukan;
c. melanggar ketentuan koefisien dasar bangunan dan koefisien dasar hijau;
d. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi bangunan;
e. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi lahan; dan/atau
f. tidak menyediakan fasilitas sosial atau fasilitas umum sesuai dengan persyaratan dalam
izin pemanfaatan ruang.

Pasal 91
Pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 huruf d berupa menghalangi
akses terhadap kawasan yang dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan sebagai milik
umum meliputi:
a. menutup akses ke pesisir pantai, sungai, dan sumber daya alam serta prasarana publik;
b. menutup akses terhadap sumber air;
c. menutup akses terhadap taman dan ruang terbuka hijau;
d. menutup akses terhadap fasilitas pejalan kaki;
e. menutup akses terhadap lokasi dan jalur evakuasi bencana; dan/atau
f. menutup akses terhadap jalan umum tanpa izin pejabat yang berwenang.

Pasal 92
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada Pasal 87 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

66
Bagian Ketiga
Peran Masyarakat
Pasal 93
(1) Masyarakat berperan dalam penataan ruang dalam setiap tahapan yang mencakup
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
(2) Peran masyarakat dalam penataan ruang pelaksanaannya dapat dilakukan melalui
tradisi/nilai kearifan lokal dalam bentuk tudang sipulung;

Pasal 94
Bentuk peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 pada tahap perencanaan tata
ruang dapat berupa :
a. memberikan masukan mengenai :
1. persiapan penyusunan rencana tata ruang;
2. penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan;
3. pengidentifikasian potensi dan masalah wilayah atau kawasan;
4. perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau
5. penetapan rencana tata ruang.
b. melakukan kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau sesama unsur
masyarakat dalam perencanaan tata ruang.

Pasal 95
Bentuk peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 dalam pemanfaatan ruang
dapat berupa:
a. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;
b. kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur masyarakat
dalam pemanfaatan ruang;
c. kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata ruang
yang telah ditetapkan;
d. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan ruang darat, ruang
laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifan lokal serta
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
e. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan
meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam; dan
f. kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

67
Pasal 96
Bentuk peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 dalam pengendalian
pemanfaatan ruang dapat berupa:
a. masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan
disinsentif serta pengenaan sanksi;
b. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi
c. pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal menemukan
dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar
rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan
d. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap
pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

Pasal 97
(1) Peran masyarakat dalam penataan ruang dapat disampaikan secara langsung dan/atau
tertulis.
(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat disampaikan kepada bupati.
(3) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga dapat disampaikan melalui
Satuan kerja Perangkat Daerah terkait yang ditunjuk oleh Bupati.

Pasal 98
Dalam rangka meningkatkan peran masyarakat, pemerintah daerah membangun sistem
informasi dan dokumentasi penataan ruang yang dapat diakses dengan mudah oleh
masyarakat.

Pasal 99
Pelaksanaan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.

BAB X
PENYIDIKAN

Pasal 100
(1) Selain pejabat penyidik kepolisian negara Republik Indonesia, pegawai negeri sipil tertentu
di lingkungan Pemerintah Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang
penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk membantu pejabat
penyidik kepolisian negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana.
(2) Pengaturan dan lingkup tugas pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus
sebagai penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

68
BAB XI
KETENTUAN PIDANA

Pasal 101
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 85 dapat
dikenakan sanksi pidana berdasarkan peraturan perundang-undangan;
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

Pasal 102
Setiap pejabat pemerintah daerah yang berwenang yang menerbitkan izin tidak sesuai dengan
rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 ayat (3) dapat dikenakan sanksi
pidana berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 103
Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua peraturan pelaksanaan yang berkaitan
dengan penataan ruang daerah yang telah ada dinyatakan tetap berlaku, sepanjang tidak
bertentangan dengan dan belum diganti berdasarkan Peraturan Daerah ini.

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 104
Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Soppeng, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Ditetapkan di Watansoppeng
Pada Tanggal

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO

69
Lampiran III.5 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
Nomor : 8 Tahun 2012
Tanggal :19 November 2012
Tentang : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 - 2032
TABEL 5 : SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR

DAERAH IRIGASI KEWENANGAN KABUPATEN

LUAS LOKASI
No DAERAH IRIGASI
PELAYANAN Desa/Kel Kecamatan
1 D.I . Abekka 37 Ha Gattareng Toa Marioriwawo
2 D.I . Abbakkae I 42 Ha Pattojo Liliriaja
3 D.I . Abekkae 40 Ha Bulue Marioriawa
4 D.I . AbbolangE 75 Ha Solie Donri-Donri
5 D.I . AjuaraE 20 Ha Gattareng Marioriwawo
6 D.I . Alau Sarasa 40 Ha Gattareng Marioriwawo
7 D.I . Alau Bolae 65 Ha Jampu Liliriaja
8 D.I . Allimbangeng 90 Ha Cabenge Lilirilau
9 D.I . allaringe I 42 Ha Watu Marioriwawo
10 D.I . Allirangeng II 20 Ha Watu Marioriwawo
11 D.I . AlletongE 50 Ha Belo Ganra
12 D.I . Ampalang 80 Ha Rompegading Liliriaja
13 D.I . Appalaringe 30 Ha Appanang Liliriaja
14 D.I . Appalaringe 30 Ha Appanang Liliriaja
15 D.I . Asseleng 180 Ha Lalabatariaja Donri-Donri
16 D.I . Attaka 56 Ha Mariorilau Marioriwawo
17 D.I . Attang Meru 76 Ha Donri-Donri Donri-Donri
18 D.I . Awo Banua 125 Ha Appanang Liliriaja
19 D.I . Banga 70 Ha Gattareng Marioriwawo
20 D.I . Barang 60 Ha Barang Liliriaja
21 D.I . Baroncong 40 Ha Timusu Liliriaja
22 D.I . Bacu Bacue 50 Ha Citta Citta
23 D.I . Batu Sianre 160 Ha Goarie Marioriwawo
24 D.I . Belawa I 60 Ha Citta Citta
25 D.I . Belawa II 60 Ha Kampiri Citta
26 D.I . CempaE 102 Ha Panincong Marioriawa
27 D.I . Cilekke 30 Ha Timusu Liliriaja
28 D.I . Cimpolong 20 Ha Congko Marioriwawo
29 D.I . Cimpureng 70 Ha Marioriaja Marioriwawo
30 D.I . Cinebbeng 150 Ha Timusu Liliriaja
31 D.I . CennaE 60 Ha Watu Toa Marioriwawo
32 D.I . Cinurung 20 Ha Watu Toa Marioriwawo
33 D.I . CubbuE 90 Ha Jennae Liliriaja
34 D.I . DaoE 500 Ha Donri-Donri Donri-Donri
35 D.I . DataE 45 Ha Bulue Marioriawa
36 D.I . EmpagaE 50 Ha Kessing Donri-Donri
37 D.I . Gellenge 100 Ha Bulue Marioriawa

LUAS LOKASI
No DAERAH IRIGASI
PELAYANAN Desa/Kel Kecamatan
38 D.I . ilampe 42 Ha Marioritenga Marioriwawo
39 D.I . Jompi Pitue 90 Ha Citta Citta
40 D.I . Jompie 40 Ha Watu Toa Marioriwawo
41 D.I . Jurusua 80 Ha Gattareng Marioriwawo
42 D.I . Kadeppe 70 Ha Timusu Liliriaja
43 D.I . Kajuara I 175 Ha Labokong Donri-Donri
44 D.I . Kampung Baru 50 Ha Marioritenga Marioriwawo
45 D.I . Kanroppo 42 Ha Timusu Liliriaja
46 D.I . KawuE 30 Ha Marioritenga Marioriwawo
47 D.I . Kebo 100 Ha Kebo Lilirilau
48 D.I . La Malampe 90 Ha Watu Toa Marioriwawo
49 D.I . Labawi 70 Ha Marioritenga Marioriwawo
50 D.I . Labawi II 32 Ha Marioritenga Marioriwawo
51 D.I . Labocai 30 Ha Watu Toa Marioriwawo
52 D.I . Loboe 70 Ha Citta Citta
53 D.I . Lagenrang 95 Ha Watu Toa Marioriwawo
54 D.I . Ladope 80 Ha Appanang Liliriaja
55 D.I . Lagalimporo 106 Ha Lemba Lalabata
56 D.I . Laguliling 70 Ha Marioriaja Marioriwawo
57 D.I . Lajaroko 912 Ha Tellulimpoe Marioriawa
58 D.I . Lakawerang 100 Ha Gattareng Marioriwawo
59 D.I . Lamaloang 40 Ha Congko Marioriwawo
60 D.I . Lamalampe 90 Ha Watu Toa Marioriwawo
61 D.I . Lamenra 100 Ha Tinco Citta
62 D.I . Lamette 50 Ha Jampu Liliriaja
63 D.I . Lapake 50 ing Tettikengrarae Marioriwawo
64 D.I . Lapakena I 27 Ha Gattareng Marioriwawo
65 D.I . Lapakena II 67 Ha Gattareng Marioriwawo
66 D.I . Lapanga 70 Ha Lapajung Lalabata
67 D.I . Lapince 40 Ha Goarie Marioriwawo
68 D.I . Lappakena I 67 Ha Gattareng Marioriwawo
69 D.I . Leppanae 50 Ha Gattareng Toa Marioriwawo
70 D.I . Latappareng 100 Ha Marioriaja Marioriwawo
71 D.I . Latasi 70 Ha Labessi Marioriwawo
72 D.I . Labuleng 100 Ha Patampanua Marioriawa
73 D.I . Lejja 50 Ha Bulue Marioriawa
74 D.I . Lemo-Lemo 100 Ha Masing Lilirilau
75 D.I . Liu Tellang 40 Ha Gattareng Marioriwawo
76 D.I . Lompoe 50 Ha Marioritenga Marioriwawo
77 D.I . Lappamico 35 Ha Lompulle Ganra
78 D.I . Lonrong 30 Ha Barang Liliriaja
79 D.I . Lonrong II 150 Ha Barang Liliriaja
80 D.I . Macanre 150 Ha Macanre Lilirilau
81 D.I . Madenra 45 Ha Watu Toa Marioriwawo
82 D.I . Mario 41 Ha Bulue Marioriawa

LUAS LOKASI
No DAERAH IRIGASI
PELAYANAN Desa/Kel Kecamatan
83 D.I . Moccope 50 Ha Mariorilau Marioriwawo
84 D.I . Malongka 30 Ha Mariorilau Marioriwawo
85 D.I . Nyele 50 Ha Sering Donri-Donri
86 D.I . Nengke 60 Ha Timusu Liliriaja
87 D.I . Ompo Pattojo 65 Ha Pattojo Liliriaja
88 D.I . Ongkoe 50 Ha Lalabatarilau Lalabata
89 D.I . Paccikalang 100 Ha Congko Marioriwawo
90 D.I . Pallawa 30 Ha Rompegading Liliriaja
91 D.I . Pangajae 30 Ha Barae Liliriaja
92 D.I . Pangisoreng 75 Ha Enrekeng Ganra
93 D.I . Paroto 270 Ha Paroto Lilirilau
94 D.I . Ponra 40 Ha Tettikengrarae Marioriwawo
95 D.I . Poro/ Wawo Galunge 30 Ha Bulue Marioriawa
96 D.I . Rebbana 20 Ha Congko Marioriwawo
97 D.I . Salebbo 60 Ha Tettikengrarae Marioriwawo
98 D.I . Sampao 150 Ha Gattareng Marioriwawo
99 D.I . Sanuale 20 Ha Marioritenga Marioriwawo
100 D.I .Seppae 106 Ha Ganra Ganra
101 D.I .Sero 100 Ha Marioriaja Marioriwawo
102 D.I .Tanah PoloE 58 Ha Sering Donri-Donri
103 D.I .Tocciama 125 Ha Citta Citta
104 D.I .Tarennuang 100 Ha Patampanua Marioriawa
105 D.I .Taroe 75 Ha Jampu Liliriaja
106 D.I .Tengnga 52 Ha Timusu Liliriaja
107 D.I .Totakka 70 Ha Bila Lalabata
108 D.I .Tikkao 70 Ha Lalabatarilau Lalabata
109 D.I .Tobangko 87 Ha Salokaraja Lalabata
110 D.I .Tobinawa 30 Ha Congko Marioriwawo
111 D.I .Tokawang 58 Ha Botto Lalabata
112 D.I .Tohellang 35 Ha Rompegading Liliriaja
113 D.I .Teppo Watu 75 Ha Lemba Lalabata
114 D.I .Toweleng 350 Ha Lalabatariaja Lalabata
115 D.I .UngaE 40 Ha Citta Citta
116 D.I .Wae Sellue 30 Ha Lalabatarilau Lalabata
117 D.I .Waepejje 15 Ha Goarie Marioriwawo
118 D.I .Wae Tunrunge I 82 Ha Gattareng Marioriwawo
119 D.I .Wae Tunrunge II 69 Ha Gattareng Marioriwawo
120 D.I .Welalang 30 Ha Timusu Liliriaja
121 D.I .WawogalungE 35 Ha Bulue Marioriawa
122 D.I .Welonge 100 Ha Laringgi Marioriawa

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.2 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
Nomor : 8 Tahun 2012
Tanggal : 19 November 2012
Tentang : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 - 2032
TABEL 2 : JARINGAN JALAN K4 DAN JALAN LOKAL KABUPATEN

PENENTUAN RUAS JALAN


Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Ruas Jalan Pangkal Akhir
Lokasi
(KM)
1 2 3 4 5 6 7 11 15

1 1 MALAKA MARI-MARI 45/45 JP.KM.9.2.SPG 9.200 Lokal Primer L.BATA/GANRA

2 2 BELO BTS.KAB.WAJO 01/01 BTS.KAB.WAJO 13.900 Lokal Primer GANRA

3 3 TAJUNCU GANRA JP.KM.132.SPG 01/01 13.000 Lokal Primer DONRI-DONRI/

Lokal Primer GANRA

4 4 CENRANA TELLANG 01/01 03/03 4.300 Lokal Primer LALABATA

Lokal Primer LALABATA

5 5 PADDANGENG LEWORENG JP.KM.16.5.SPG 06/06 6.800 Lokal Primer

l
DONRI-DONRI

a
ri
6 6 LABOKONG TOKARE 03/03 41 9.560 Lokal Primer DONRI-DONRI

7 7 CELLENGE CENNOE 02/02 SAWAH 1.500 Lokal Primer GANRA

Lingkungan Primer GANRA

9
8

9
BATU-BATU

SP.MADINING
MADINING

ANNETUE
JP.KM.26.53.SPG

JP.KM.27.4.SPG
JP.KM.27.6.SPG

DANAU
2.900

4.300 T
Lokal Primer

Lokal Primer
MARIORIAWA

MARIORIAWA

10 10 LAJARELLA BOLA MALLIMPONGE 11/11 DANAU

52.500

! m
Lingkungan Primer
Lingkungan Primer
MARIORIAWA

MARIORIAWA

ece.
11 11 LIMPOMAJANG SALOMATE 06/08 DANAU 2.600 Lingkungan Primer MARIORIAWA

12 12 MADDUMPA DAREAJUE

t
JP.KM.19.4.SPG JP.KM.18.4.SPG 13.100

co Lokal Primer DONRI-DONRI

13 13 DAREAJUE TURUNGLAPPAE

an
JP.KM.18.5.SPG 05/05 2.900 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

rew.n
14 14 SP.LATAPPARENG TANETE 15/15 SUNGAI 3.300 Lingkungan Primer MARIORIAWA

ua
15 15 LATAPPARENG AKUWEPELANGE JP.KM.30.5.SPG SBR.AIR PANAS 20.000 Lokal Primer MARIORIAWA

16 16 LARINGGI BERA 2.000 Lingkungan Primer

Cww
JP.KM.35.9.SPG LAP.BOLA/27 MARIORIAWA

17 17 LAPAJUNG CIROWALI 42/42 KANTOR DESA 7.500 Lokal Primer LALABATA

F
18 18 LAWO BTS.KAB.BARRU JP.KM.6.6.SPG BATAS KAB./SUNGAI 18.800 Kolektor Primer LALABATA

Kolektor Primer DONRI-DONRI

D
19 19 UKKEE JOMPIE JP.KM.5.2.SPG JP.KM.11.9.SPG 6.300 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

20 20 PANINCONG BTS. KAB. BARRU JP.KM.20.7.SPG BTS.KAB.BARRU 25.750 Kolektor Primer MARIORIAWA

21

22

23
21

22

23
SP.PANINCONG

PADALI

MADINING
P POLECCU

AJUPUTE

POLECCU
JP.KM.21.8.SPG

JP.KM. SPG

JP.KM.26.7SPG
20/20

23/23

20/20
5.000

7.000

11.000
Lingkungan Primer

Lokal Primer

Lokal Primer
MARIORIAWA

MARIORIAWA

MARIORIAWA

24 24 BENTENGE MATOANGING JP.KM.7.1.SPG 04/04 6.000 Lingkungan Primer LALABATA

25 25 UKKEE TINCO JP.KM.8.5.SPG 24/24 3.000 Lingkungan Primer DONRI2/L.BATA

26 26 WELONGE LAJAROKO JP.KM.32.1.SPG 16/16 3.500 Lokal Primer MARIORIAWA

27 27 CEMPAKARE BERA 26/26 15/LAP.BOLA 4.000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

28 28 LOMPO SUMPANGALE JP.KM.26.0.SPG DANAU 3.200 Lokal Primer MARIORIAWA

29 29 DAREBUNGA-BUNGAE SEKITAR PS.CABENGEJP.KM.12.2.SPG JP.KM.12.2.SPG 2.200 Kolektor Sekunder LILIRILAU


1 2 3 4 5 6 7 11 15
30 30 MACANRE TOAWO JP.KM.14.5.SPG SP.TOAWO 3.900 Lingkungan Primer LILIRILAU

31 31 MACANRE BTS.KAB.WAJO JP.KM.14.5.SPG BTS.KAB.WAJO 12.900 Lokal Primer LILIRILAU

32 32 PALLAPAOE KEBO JP.KM.22.6.SPG 31/31 2.000 Lokal Primer LILIRILAU

33 33 PALLAPAOE LEMO-LEMO JP.KM.22.3.SPG JP.KM.23.1.SPG 10.600 Lokal Primer LILIRILAU

34 34 GALUNGKALUNGE KAJUARA 15/15 MESJID 5.000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

35 35 DLM KOTA GANRA 01/01 01/01 3.000 Lokal Sekunder GANRA

36 36 TAJUNCU LATTIE JP.KM.13.0.SPG MESJID 15.000 Lokal Primer DONRI-DONRI

37 37 KABARO SP.LABOKONG 03/03 03/03 1.800 Lokal Primer DONRI-DONRI

38 38 SANYILI GALUNG LANGIE 19/19 18/18 5.000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

39 39 PATAMPANUA TANA BELLANGE 20/20 12/12 2.000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

l
40 40 LEJJA DATAE 15/15 SD.DATAE 14.000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

a
41 41 KAWARANG TOKARE JP.KM.19.7.SPG 06/MESJID 5.500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

ri
42 42 LAWO LAPAJUNG JP.KM.5.1.SPG JP.KM.1.6.SPG 3.200 Kolektor Primer LALABATA

43 43 JL. SAMUDERA 46/47 JP.KM.0.3.SPG 0.640 Kolektor Primer LALABATA

44

45
44

45
LAPAJUNG

LAPAJUNG
MACOPE

MANGKUTTU
45/45

JP.KM.1.6.SPG
JP.KM.4.0.SPG

JP.KM.6.1.SPG
3.900

3.900
T
Kolektor Primer

Kolektor Primer
LALABATA

LALABATA

46

47
46

47
JL. KESATRIA

JL. KAYANGAN
JP.KM.0.2.SPG

43/46
43/47

48/48 5
0.800

! m
1.200
Lokal Sekunder

Lokal Sekunder
LALABATA

LALABATA

tece. co
48 48 JL. WIJAYA 46/46 49/49 0.600 Lokal Sekunder LALABATA

49 49 JL. ATTANGBENTENG 46/46 78/79 0.300 Lokal Sekunder LALABATA

50

51
50

51
JL. KALINO

JL. PASAR a
eu a
49/49

n
78/78 0.300

0.240
Lokal Sekunder

Lokal Sekunder
LALABATA

r w.n
49/49 75/75 LALABATA

52 52 JL. ABD. MUIS 49/49 53/53 0.800 Lokal Sekunder LALABATA

53

54
53

54
JL. BILA SELATAN

COPPOBUKKANG
Cww
SEWO
78

53/53
55

54/54
0.840

2.300
Lokal Sekunder

Lokal Sekunder
LALABATA

LALABATA

55 55 JL. BILA UTARA

F 53 JP.KM.0.9 SPG 0.800 Lokal Sekunder LALABATA

D
56 56 JL. BAKTI 53/53 55/55 0.100 Lokal Sekunder LALABATA

57 57 JL. PANRELANTO 55/55 JP.KM.1.1 SPG 0.100 Lokal Sekunder LALABATA

58

59

60
58

59

60
PAKKANREBETE

JL. SUNU
P
JL. LAMUMPATUE
SEWO JP.KM.2.5 SPG

78/78

43/43
54/54

JP.KM.0.4 SPG

JP.KM.1.2 SPG
3.600

0.200

0.330
Lokal Primer

Arteri Sekunder

Lokal Sekunder
LALABATA

LALABATA

LALABATA

61 61 JL. MANGKAWANI 53/53 54/54 0.900 Lokal Sekunder LALABATA

62 62 LAPAJUNG SEWO JP.KM.1.4.SPG 54/54 1.900 Lokal Sekunder LALABATA

63 63 BUCELLO 52/52 58/58 1.100 Lokal Sekunder LALABATA

64 64 SEKITAR JERA LOMPOE JP.KM.1.1 SPG 78/78/79 1.100 Lingk. Sekunder LALABATA

65 65 CIKKEE LOLLOE JP.KM.2.8 SPG JP.KM.3.5 SPG 2.500 Lokal Sekunder LALABATA

66 66 JL. BALUBU JP.KM.2.1.SPG 54/54 0.350 Lokal Primer LALABATA


1 2 3 4 5 6 7 11 15
67 67 LAKACERE OMPO 69/69 JP.KM.3.9.SPG 1.100 Lokal Sekunder LALABATA

68 68 SEK.PERMANDIAN OMPO JP.KM.3.4.SPG JP.KM.3.6.SPG 2.000 Lokal Sekunder LALABATA

69 69 LAPAJUNG STD. H. A. WANA JP.KM.1.8.SPG JP.KM.2.9.SPG 1.500 Lokal Sekunder LALABATA

70 70 LABURAWUNG LEPPANGENG JP.KM.2.6.SPG 01/01 1.169 Lokal Sekunder LALABATA

71 71 SALOTUNGO MACCOPE JP.KM.3.1.SPG 44/44 0.800 Lokal Sekunder LALABATA

72 72 UJUNG LAPPAE 73/73 45/45 1.400 Lokal Sekunder LALABATA

73 73 JL. UJUNG 51/51 75/72 0.250 Lokal Sekunder LALABATA

74 74 JL. NURDIN SALEH 73/73 72/76 0.100 Lokal Sekunder LALABATA

75 75 JL. PENGAYOMAN JP.KM.0.5.SPG 73/72 0.350 Lokal Sekunder LALABATA

76 76 JL. RUMAH JABATAN BKDH 76/76 RUMAH JAB.BKDH 0.330 Lingk. Sekunder LALABATA

l
77 77 JL. MESS TINGGI JP.KM.0.5 SPG MESS TINGGI 0.180 Lingk. Sekunder LALABATA

a
78 78 JL. PEMUDA 53 49 0.600 Lokal Primer LALABATA

ri
79 79 LOLLOE LEMPA/TIKKAO 65/65 SEKOLAH 10.000 Lokal Primer LALABATA

80 80 DABBARE LEMPA/TIKKAO 81/81 91/91 10.000 Lokal Primer LALABATA

81

82
81

82
MACCOPE

MALLANROE
LABESSI

GALUNG
JP.KM.0.3.SPG

JP.KM.7.0.SPG
JP.KM.24.2.SPG

JP.KM.16.2 SPG
11.200

4.800 T
Kolektor Primer

Lokal Primer
LALABATA/ LILIAJA/
LILIRILAU

LALABATA / LILIRIAJA

83 83 LEBBAE MASSUMPU 81/81 84/84

5
9.700

! m
Lokal Primer
Lokal Primer
LILIRIAJA

MARIORIIWAWO

ece.
84 84 ATTANGLIANG PANGEMPANGE JP.KM.29.5 SPG MATA AIR JOLLE 16.800 Lokal Primer MARIORIWAWO

t co
Lokal Primer LALABATA

an
85 85 SANUALE WALIMPONG JP.KM.32.0 SPG SUNGAI 10.000 Lokal Primer MARIORIWAWO

86 86 LAJOA CITTA JP.KM.19.9 SPG 132/67 13.400 Lokal Primer LILIRIAJA

87 87 CITTA MONG
e
r .n u a86/132 SUNGAI/114/117 3.600
Lokal Primer

Lokal Primer
CITTA

CITTA

Cww
88 88 UJUNG BTS.KAB.BONE JP.KM.22.1 SPG BTS.KAB.BONE 11.800 Lokal Primer LILIRILAU

89 89 LAJOA TESSIABENG
w
JP.KM.22.1 SPG 81/81 1.875 Lokal Primer LILIRIAJA

F
90 90 MACCINI LAWARA 81/81 SUNGAI 1.900 Lokal Primer LILIRIAJA

91 91 PATTOJO TIKKAO 81/81 SD/91 5.000 Lokal Primer LILIRIAJA

92

93

94
92

93

94
APPASARENG

TAKALALA

ALLIMBANGENGP D DANRAE

PACONGKANG

JAMPU
JP.KM.19.2 SPG

JP.KM.25.7 SPG

104
JP.KM.20.7 SPG

86/86

85/86
3.200

13.800

8.100
Lokal Primer

Lokal Primer
Lokal Primer

Lokal Primer
LILIRIAJA

MARIORIWAWO

LILIRIAJA

LILIRILAU

Lokal Primer LILIRIAJA

95 95 PAJALESANG MANU-MANU / JP.KM.10.4 SPG 112/112 1.400 Lingkungan Primer LILIRILAU

PEKUBURAN Lingkungan Primer LILIRILAU

96 96 MAROSSA TETEWATU JP.KM.15.2 SPG 88/89 12.300 Lokal Primer LILIRILAU

97 97 PAROTO LAKIBONG 96/96 103/103 4.000 Lokal Primer LILIRILAU

Lokal Primer CITTA

98 98 TOCAMPU BTS.KAB.BONE/PALAE 88/88 BTS.KAB.BONE 5.200 Lokal Primer LILIRILAU

99 99 BERUE ABBANUANGE 103/103 88/88 3.000 Ling. Primer LILIRILAU

100 100 SP. TAKALALA CONGKO JP.KM.27 SPG 84/84 3.500 Lokal Primer MARIORIWAWO
1 2 3 4 5 6 7 11 15

101 101 CENNAE LANGKEMME JP.KM.40.0 SPG SD.LANGKEMME 3.700 Lokal Primer MARIORIWAWO

102 102 AMESSANGENG LAUSA JP.KM.35.6 SPG 85/85 5.100 Lokal Primer MARIORIWAWO

103 103 TETEWATU KAMPIRI 88/88 86/86 19.700 Lokal Primer LILIRILAU

Lokal Primer CITTA

104 104 PAJALESANG ALLIMBANGENG JP.KM.12.5 SPG 94 3.000 Lokal Primer LILIRILAU/ LILIRIAJA

105 105 BENTENGE TEPPOE JP.KM.14.3 SPG 82/82 2.600 Lokal Primer LILIRIAJA

106 106 DLM KOTA CANGADI JP.KM.17.1 SPG JP.KM.16.9 SPG 2.000 Lingk. Sekunder LILIRIAJA

107 107 BELLALAO BUNNE 85/85 SD.BUNNE/85 2.000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

108 108 BELLALAO SEKKANG 85/85 93/93 4.200 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

109 109 DLM KOTA TAKALALA JP.KM.24.8 SPG 93/93 2.600 Lingk. Sekunder MARIORIWAWO

110

111
110

111
LEPPANGENG

LAJOA
LAGUE

CACALEPPENG
103/103

JP.KM.20.4 SPG
103/103

JP.KM.20.7 SPG
2.000

0.800
Lingk. Primer

Lingk. Primer

a l
LILIRILAU

LILIRIAJA

112

113
112

113
DARE BUNGA-BUNGAE

TONRONGE
SUMBER JATI

ATTANGLIANG
JP.KM.10.8 SPG

JP.KM.27.6 SPG
JP.KM.12.6 SPG

JP.KM.28.5 SPG
1.500

1.700

r i
Lokal Sekunder

Lokal Primer
LILIRILAU

MARIORIWAWO

114 114 MACCOPE MONG 93/93 87/117 2.030

T
Lingk. Primer
Lingk. Primer
MARIORIWAWO

CITTA

115

116
115

116
CIROWALI

KALEMPANG
PANGEMPANGE

TOMPOE
17

JP.KM.SPG BR
84

JP.KM.SPG BR
5
7.000

! m
5.000
Lingk. Primer

Lokal Primer
LALABATA

MARIORIWAWO

e
117 117 MONG WALIMPONG 87/114 123/123/SUNGAI 6.000 Lingk. Primer CITTA

o
t ce.
Lingk. Primer MARIORIWAWO

118 118 LEMPONGKARAJAE CEMPACENNING c 3.000 Lingkungan Primer

a
92/86 120 LILIRIAJA

119 119 SALAONRO PAROTO JP.KM.20 SPG 96/96 7.000 Lingkungan Primer LILIRILAU

120

121
120

121
BENTENGE

LABESSI
LENRANG

ATAKKA

r w.n eu a n
JP.KM.14.6 SPG

JP.KM.23.4 SPG
94/94

93/93
5.000

5.000
Lingkungan Primer

Lingk. Primer
LILIRILAU

MARIORIWAWO

122

123
122

123
MACCINI

WALIMPONG
Cww
LAGOCI

JANGKALI
81/81

117/SUNGAI
83/83

BTS.KAB.BONE
3.250

3.100
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
LILIRIAJA

MARIORIWAWO

124 124 KESSI

F JARASUA JP.KM SPG SUNGAI 4.600 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

D
125 125 PALIE ABBARANGE JP.KM. SPG DDI / SEKOLAH 2.000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

126 126 SP.CENNAE WATUTOA 101/101 131/131 1.500 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

127

128

129
127

128

129
LOBO

LAUSA

LABAE
P MADEKKANG

MATARENGE

PAJALESANG
81/81

85/85

132/132
100/100

SUNGAI

MESJID
2.300

2.200

5.900
Lokal Primer
Lokal Primer

Lingkungan Primer

Lokal Primer
LILIRIAJA

MARIORIWAWO

MARIORIWAWO

CITTA

Lokal Primer MARIORIWAWO

130 130 TALEPU PAROTO 96/96 SUNGAI 2.000 Lingkungan Primer LILIRILAU

131 131 TOKEBBENG MASUMPU JP.KM.30.4 SPG 84/84 3.900 Lokal Primer MARIORIWAWO

132 132 CITTA LABAE BTS.KAB.BONE 86/87 BTS.KAB.BONE 6.200 Lokal Primer CITTA

133 133 TAKKU BURUCCENGE JP.KM.24.3 SPG 33/33 7.100 Lokal Primer LILIRILAU

134 134 PACONGKANG BARANG 86/86 SUNGAI 2.500 Lokal Primer LILIRIAJA
1 2 3 4 5 6 7 11 15
135 135 DLM KOTA TAJUNCU JP.KM.3.1 SPG JP.KM.13.3 SPG 2.000 Lokal Sekunder DONRI-DONRI

136 136 BUNNE COPPENG-COPPENG 85/85 SUNGAI 1.400 Lingk. Primer MARIORIWAWO

137 137 TOGIGI TONRONG SEPEE 81/81 82/82 3.000 Lokal Primer LALABATA

Lokal Primer LILIRIAJA

138 138 GALUNG KALUNGE AKUWEPELANGE 15/15 15 4.700 Lingkungan Primer MARIORIAWA

139 139 LAPPACABBU GEDUNG KONI 58/58 43/43 2.400 Lokal Sekunder LALABATA

140 140 BTN LALABATA INDAH JP.KM.2.3 SPG 140 2.000 Lokal Sekunder LALABATA

141 141 LAMPORE PANINCONG 41/41 JP.KM. SPG 8.200 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

Lingkungan Primer MARIORIAWA

142 142 KALEMPANG BAKUNGE JP.KM SPG JP.KM. SPG 2.000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

143 143 DABBARE PAOMALLIMPOE 81/81 81/81 1.500 Lingkungan Primer LILIRIAJA

Lingkungan Primer LILIRIAJA

144 144 KAYANGAN BILATUNGKEE 58/58 MESJID 3.000 Lingkungan Primer

l
LALABATA

a
i
145 145 DARE BUNGA-BUNGAE CABENGE 165/165 104/104 0.650 Lokal Sekunder LILIRILAU

146

147

148
146

147

148
LONRONG

BAKKE

PAJALESANG
BULU-BULUE

CAPPA BAKKE

WALIMPONG
86/86

3/3

129/129
SUNGAI

SAWAH

123/123
0.450

2.000

5.000

T r
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer

Lokal Primer
LILIRIAJA

GANRA

MARIORIWAWO

149

150
149

150
TONRONGE

PADDOMENGPADANG
MARIOINDAH

MACCODONG
JP.KM.27 SPG

36/36
93/93

12/12
5
2.500

! m
2.500
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
MARIORIWAWO

DONRI-DONRI

ece.
151 151 JL.ALTERNATIF CABENGE 29/29 JP.KM.13 SPG 0.700 Lokal Sekunder LILIRILAU

152 152 MARIO INDAH MATARENGE 93/93

t 128/SUNGAI 2.300

co Lingkungan Primer MARIORIWAWO

an
153 153 SENGKUNGE SANYILI JP.KM.11 SPG 19/19 6.700 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

rew.n
154 154 ENREKENG DORIE/LABOKONG 3/3 6/6 5.000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

ua
155 155 LEMPA BICCUING 79/79 MESJID 5.000 Lingkungan Primer LALABATA

156 156 PS.TAJUNCU SENGKUNGE 3/3 JP.KM.13 SPG 1.300 Lokal Primer DONRI-DONRI

157 157 SP.JL.BILA SELATAN

Cww 53/53 55/55 0.800 Lokal Sekunder LALABATA

F
158 158 KALENRUNGE POLRES JP.KM.0.80 SPG JP.1.2 SPG 0.790 Lokal Sekunder LALABATA

159 159 SEK.PS.SENTRAL TAKALALA JP.KM.27 SPG JP.KM.27 SPG 1.000 Lokal Sekunder MARIRIWAWO

160

161

162
160

161

162
LOMPULLE

PALIE
P D
JL. LINGKAR LAWO

LEWORENG

LAMESUE
JP.KM. SPG

02/02

JP.KM. SPG
JP.KM. SPG

03/03

BTS.KAB.BONE
0.490

5.500

3.000
Lokal Sekunder

Lokal Primer
Lokal Primer

Lingkungan Primer
LALABATA

GANRA /

DONRI-DONRI

MARIORIWAWO

163 163 BULU DUA TANJONGE JP.KM. SPG SAWAH 1.700 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

164 164 PANINCONG MACCODONG 20/20 12/12 1.300 Lingkungan Primer MARIORIAWA

165 165 RING ROAD KOTA WATANSOPPENG 65/65 58/58 2.000 Lingk. Sekunder LALABATA

166 166 PAJALESANG PERTAMINA JP.KM.12.3 SPG JP.KM.13 SPG 2.000 Lingk. Sekunder LILIRILAU

167 167 LINGKUNGAN SALOKARAJA 01/01 01/01 0.586 Lingk. Sekunder LALABATA

168 168 AKKAMPENG TANETE JP.KM SPG SAWAH/SUNGAI 1.100 Lingkungan Primer LALABATA

169 169 MASING BTS.KAB.WAJO 33/33 BTS.KAB.WAJO 2.500 Lokal Primer LILIRILAU
1 2 3 4 5 6 7 11 15
170 170 PISING LATANRA JP.KM SPG SAWAH/SUNGAI 2.500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

171 171 SAREBATUE ADDAGANGE 97/97 SUNGAI 2.500 Lingkungan Primer LILIRIAJA

172 172 PALERO GATTARENG 103/103 KEBUN 2.500 Lingkungan Primer LILIRILAU

173 173 KAMPUNG BARU PATTOJO 122/122 SUNGAI 1.000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

174 174 TANJONGE PACCORA JP.KM SPG BTS.KAB.BONE 3.000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

MARIORIWAWO Lingkungan Primer MARIORIWAWO

175 175 JL.ALTERNATIF MALLEKANA PASAR TAKALALA JP.KM SPG JP.KM SPG 0.800 Lingk. Sekunder MARIORIWAWO

176 176 COLLONG PEPPAE 88/88 98/98 2.500 Lingkungan Primer LILIRILAU

177 177 PATTOJO ANRANGAE 81/81 81/81 2.500 Lingkungan Primer LILIRIAJA

178 178 CENNAE SAWILE JP.KM SPG KEBUN 3.000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

179 179 LEBBAE 81/81 81/81 1.230 Lokal Sekunder LILIRIAJA

l
180 180 PAJALELE IWAE 06/06 05/05 0.900 Lokal Primer DONRI-DONRI

a
181 181 JL. SEKITAR PASAR PANINCONG JP.KM SPG JP.KM SPG 2.000 Lingk. Sekunder MARIORIAWA

ri
182 182 KULLAMPENG WATAN LOMPULLE 31/31 31/31 2.500 Lingkungan Primer LILIRILAU

183 183 EX. AMD SERING 36/36 36/36 2.500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

184

185
184

185
LATAPPARENG

LENRANGRILAU
CEMPAKADOE JP.KM.30.5 SPG

94/94
DANAU

94/94
3.000

4.000
T
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
MARIORIAWA

LILIRILAU

186

187
186

187
SEKITAR LAP. SEPAK BOLA CANGADI

CIKKE'E LEMPONG BAKKE


JP.KM.16.0 SPG

65/65
JP.KM.15.0 SPG

144 5
1.000

! m
5.000
Lingk. Sekunder

Lingkungan Primer
LILIRIAJA

LALABATA

tece. co
188 188 TODDANG SALOE AWO KAWOE 5/5 SAWAH 2.500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

189 189 DUSUN BAKKE 147/147 147/147 2.000 Lingkungan Primer GANRA

190

191
190

191
LAKOE

LALANGE
MARIORITENGNGAE

LEBBAE a
eu a n
JP.KM KEBUN 1.500

1.000
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
MARIORIWAWO

r w.n
JALAN TANI KEBUN LLILIRIAJA

192 192 COPPO AWI JP.KM JALAN TANI 2.000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

193

194
193

194
JENNAE

KAMPUNG BARU
Cww
SUMPANG LETTE

MARIO INDAH
JP.KM

93/93
JALAN TANI

93/93
1.000

1.500
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
LLILIRIAJA

MARIORIWAWO

195 195 JALAN MAKAM DATU MARIO

F 15/15 MAKAM 0.400 Lingkungan Primer MARIORIAWA

D
196 196 GATTARENG BULU BATU JP.KM SPG HUTAN LINDUNG 5.000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

197 197 SEKITAR JAMPU 86/86 KUBURAN 0.800 Lingkungan Primer LILIRIAJA

198

199

200
198

199

200
BELO

GALUNG
P
SEKITAR LAPANGAN DARE' AJUE
KAMPUNG BARU

SANRANGENG
1/1

JP.KM SPG

JP.KM
JP.KM SPG

JP.KM
0.650

0.720

0.500
Lokal Primer

Lokal Primer

Lingkungan Sekunder
LILIRIAJA

LILIRIAJA

DONRI-DONRI

201 201 TODDANGSALOE SALOMATE 5/5 SAWAH 1.500 Lingkungan Primer MARIORIAWA

202 202 LAGOCI TIMUSU --> MALAPAO 83/83 1.000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

203 203 JL. AMBO TANG LABURAWUNG 42/42 JP.KM SPG 1.600 Lingkungan Sekunder LALABATA

204 204 JL. MASUK MAKAM PETTA JANGGO 08/08 08/08 1.000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

(Jalan Lingkar Madining)


205 205 SD 17 BILA JL.ABD.MUIS 53/53 52/52 0.250 Lokal Sekunder LALABATA

206 206 JL.PISANG (WATANSOPPENG) 44/44 JP.KM 0.215 Lingk. Sekunder LALABATA
1 2 3 4 5 6 7 11 15
207 207 LORONG I JALAN PEMUDA 78/78 52/52 0.142 Lingk. Sekunder LALABATA

208 208 JALAN LAKITTA JP.KM 44/44 1.158 Lingk. Sekunder LALABATA

209 209 SEKITAR MALLANROE AKKAMPENG JP.KM JP.KM 1.800 Lokal Sekunder LALABATA

210 210 ULU GALUNG TAKKU 85/85 KEBUN 1.600 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

211 211 JELLOE BAKUNGNGE JP.KM SUNGAI 1.750 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

212 212 PRODUKSI CEKKE 1.000 Lingkungan Primer LILIRILAU

213 213 TIKKAO LAPPALOANG 91/91 2.500 Lingkungan Primer LALABATA

214 214 TANACELLA TOLAYYA 132/132 2.000 Lingkungan Primer CITTA

215 215 LATAPPERE LANACE 29/29 02/02 4.120 Lingkungan Primer LILIRILAU

Lingkungan Primer GANRA

216 216 PEKUBURAN POMPULUE BARINGENG JP.KM 1.000 Lingkungan Primer LILIRILAU

217 217 CIMPURUNGNGE JP.KM 1.000 Lingkungan Primer

l
MARIORIWAWO

a
i
218 218 DUSUN CENRANA 01/01 01/01 0.310 Lingkungan Sekunder LALABATA

219

220

221
219

220

221
TANI KABARO

ASSORAJANGNGE

TANI BULU-BULU
MADDANG
03/03

06/06
SAWAH 1.000

0.850

0.400

T r
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
DONRI-DONRI

DONRI-DONRI

LILIRILAU

222

223
222

223
LINGKAR PISING (UkkeE - Pising)

TOKARE BATAS KAB. WAJO


03/03

06/06
JP.KM

BTS.KAB.WAJO
5
0.700

! m
0.347
Lokal Primer

Lingkungan Primer
DONRI-DONRI

DONRI-DONRI

ece.
224 224 SEBELAH TIMUR LAPANGAN TAKALALA 109/109 0.388 Lingkungan Sekunder MARIORIWAWO

225 225 PEKUBURAN BALUBU 66/66

t 45/45 1.000

co Lingkungan Sekunder LALABATA

an
226 226 ASSESSUNGENGNGE LAKELLU JP.KM 0.800 Lokal Primer MARIORIWAWO

re .n
227 227 PERUMNAS BUMI ANGREK PERMAI 58/58 SUNGAI 2.000 Lingkungan Sekunder LALABATA

ua
Lingkungan Sekunder LALABATA

228 228 SUMPANG BILA BOLAGALUNGE 64/64 SUNGAI 0.050 Lingkungan Sekunder LALABATA

229

230
229

230
JALAN TANI KE ABBANUANGNGE

JALAN TANI LATANRA


Cwww 98/98

170/170
0.750

0.500
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
LILIRILAU

DONRI-DONRI

231 231 JAMPU

F
PONGNGE 86/86 86/86 0.500 Lingkungan Sekunder LALABATA

D
232 232 PRODUKSI TAKKU KEBO 133/133 1.000 Lingkungan Primer LILIRILAU

233 233 SOLIE SENGKUNGE 153/153 19/19 1.000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

234

235

236
234

235

236
SERING

WELONGNGE

UNGATANAE
P LAPAMPENG

ALUPPANG

KAMPUNG BARU
36/36

JP.KM

JP.KM
BTS.KAB.SIDRAP
15.000

2.000

1.000
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer

Lokal Primer
DONRI-DONRI

MARIORIAWA

MARIORIWAWO

237 237 BUJUNG LOMPO LABESSI 109/109 109/109 1.000 Lingkungan Sekunder MARIORIWAWO

238 238 AWAKALUKU TEPPOE JP.KM SAWAH 1.000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

239 239 LINGKAR KANTOR DESA PANINCONG JP.KM JP.KM 1.400 Lingkungan Sekunder MARIORIAWA

240 240 LEPPANGENG MALAKA 01/01 45/45 1.010 Lingkungan Primer LALABATA

241 241 ALLAPPORENG PELLEPELLENGNGE JP.KM JP.KM 1.000 Lingkungan Primer LILIRILAU

242 242 LAPPAMALOANG KAJUARA 91/91 1.000 Lingkungan Primer LILIRIAJA


1 2 3 4 5 6 7 11 15
243 243 PANCIE LOKASI TRANSMIGRASI 15/15 Transmigrasi 1.000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

244 244 LABESSI (JALAN DESA) JP.KM JP.KM 1.000 Lingkungan Sekunder MARIORIWAWO

245 245 JL. KESATRIA ABD. MUIS 46/46 52/52 1.000 Lingkungan Sekunder LALABATA

246 246 SEKITAR KANTOR DESA PATAMPANUA 20/20 12/12 1.000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

247 247 LEMPA PANINCONG DABBARE RILAU HUTAN 1.000 Lingkungan Primer LALABATA

248 248 SEKITAR LAP.MACCINI DS.ROMPEGADING 81/81 SAWAH 0.500 Lingkungan Sekunder LILIRIAJA

249 249 BTN SOPPENG PERMAI 140 140 0.500 Lingkungan Sekunder LALABATA

250 250 SEKITAR PASAR PACONGKANG, LAP. BOLA 86/86 86/86 1.200 Lingkungan Sekunder LILIRIAJA

PACONGKANG DAN KAMPUNG PLATON

251 251 KALEMPANG ATTANG CALO-CALO JP.KM JP.KM 2.000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

252 252 LINGKAR ABBANUANGNGE 92/92 92/92 0.500 Lingkungan Sekunder LILIRIAJA

253 253 TALABANGI SD DEWI 104/104 104/104 0.300 Lingkungan Sekunder

l
LILIRILAU

a
i
254 254 SARECOPPENG MASING 33/33 33/33 1.000 Lingkungan Primer LILIRILAU

255

256

257
255

256

257
JALAN DESA CONGKO

PASAR LOLLOE

JL. PASAR MATTIROPONCING


MACCOPE
100/100

81/81

48/48
65/65

49/49
0.250

0.650

0.203

T r
Lingkungan Sekunder

Lingkungan Sekunder

Lingkungan Sekunder
MARIORIWAWO

LALABATA

LALABATA

258

259
258

259
JL. DG. BORA
(Bila Utara - Bila Selatan)
JL.SAMPING KANTOR CAMAT LALABATA SAMP. KANTOR BPS
53/53

48/48
55/55

49/49
5
0.218

! m
0.127
Lingkungan Sekunder

Lingkungan Sekunder
LALABATA

LALABATA

ece.
260 260 JL.SAMPING KANTOR BKD SOPPENG JP.KM 165/165 0.125 Lingkungan Primer LALABATA

t co
r
261 261 SAMPING MASJID MANNAGAE SDN 8 MANNAGAE 02/02 sawah 0.900 Lingkungan Primer GANRA

an
262 262 BERA GALUNGKALUNGE 16/16 15/15 5.300 Lingkungan Primer MARIORIAWA

rew.n
263 263 KAMPIRI TINCO 86/86 103/103 2.500 Lingkungan Primer CITTA

ua
264 264 JL.LATSITARDANUS JP.KM JP.KM 2.500 Lingkungan Primer MARIORIAWA

265 265 DALAM KOTA LATAPPARENG 79/79 227/227 1.270 Lingk.Sekunder MARIORIAWA

266 266 DUSUN AKKAMPENG

Cww
MALLANROE JP.KM 14/14 0.700 Lingk.Sekunder MARIORIAWA

F
267 267 DALAM KOTA LAJAROKO 15/15 15/15 0.500 Lingk.Sekunder MARIORIAWA

268 268 JL.BIDADARI BTN KAYANGAN 58/58 304/304 0.500 Lingk.Primer MARIORIWAWO

269

270

271
269

270

271

P D
SEKITAR MALLANROE

LINGKAR WATANLOMPULLE

KOMPLEKS PERUMAHAN SENTRAL


JP.KM

44/44
JP.KM

271/271
0.480

1.100

0.305
Lingk.Sekunder

Lingk.Sekunder

Lingk.Sekunder
LALABATA

LILIRILAU

LALABATA

272 272 BTN HASADA PERMAI JP.KM JP.KM 1.500 Lingk.Primer MARIORIWAWO

273 273 JAMPU-JAMPU JOLLE 84/84 1.000 Lingk.Primer LALABATA

274 274 SALOTUNGO BAKAE JP.KM 44/44 1.000 Lingk.Sekunder LALABATA

275 275 SEKITAR TUGU LOLOE JP.KM JP.KM 1.500 Lingk.Sekunder LALABATA

276 276 LALABATA INDAH HUSADA PERMAI 140/140 1.000 Lingk.Skunder LALABATA

277 277 SEKITAR KANTOR CAMAT LILIRIAJA JP.KM JP.KM 1.000 Lokal Sekunder LILIRIAJA

278 278 JLN.KEBUN DESA JP.KM 121/121 6.000 Lingk.Primer MARIORIWAWO

279 279 JOLLE PONGE 84/84 - 2.627 Lingk.Primer LALABATA


1 2 3 4 5 6 7 11 15

280 280 WAEPUTE TALUMAE JP.KM JP.KM 2.000 Lingk.Sekunder MARIORIWAWO

281 281 KANDANGE BULU ALITA 99/94 86/86 1.050 Lingk.Primer LILIRILAU

282 282 JL. JATI SEWO 54/54 54/54 0.577 Lingk.Sekunder LALABATA

283 283 AMD BARANG 93/93 86/86 1.000 Lingk.Primer LILIRIAJA

284 284 LAUNGA APPANANG 82/82 SAWAH 0.700 Lingk.Primer LILIRIAJA

285 285 TANJONGE PACCORA JP.KM 1.000 Lingk.Primer MARIORIWAWO

286 286 SEKITAR PUSTU PANINCONG JP.KM 1.000 Lingk.Skunder MARIORIAWA

287 287 DARE AJUE MEDDE JP.KM 20/20 1.000 - DONRI-DONRI

288 288 ULU GALUNG TAKKU 85/85 - 1.600 Lingk.Primer MARIORIWAWO

289 289 TANJONGE LAGULILING JP.KM - 0.380 Lingk.Primer MARIORIWAWO

290 290 TANI KECCE 103/103 103/103 1.000 Lingk.Primer

a l
CITTA

i
903.912

T r
BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO

5
! m
e
t ce. c o
a
eu a n
r w.n
Cww
F
P D
Lampiran III.2 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 - 2032
TABEL 2 : SISTEM JARINGAN JALAN K4 DAN JALAN LOKAL KABUPATEN

PENENTUAN RUAS JALAN


Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
Lokasi
(KM)
1 2 3 4 5 6 7 11 15

1 1 MALAKA MARI-MARI 45/45 JP.KM.9.2.SPG 9.200 Lokal Primer L.BATA/GANRA

2 2 BELO BTS.KAB.WAJO 01/01 BTS.KAB.WAJO 13.900 Lokal Primer GANRA

3 3 TAJUNCU GANRA JP.KM.132.SPG 01/01 13.000

l
Lokal Primer

a
Lokal Primer
DONRI-DONRI/

GANRA

4 4 CENRANA TELLANG 01/01 03/03 4.300

r i Lokal Primer
Lokal Primer
LALABATA

LALABATA

T
5 5 PADDANGENG LEWORENG JP.KM.16.5.SPG 06/06 6.800 Lokal Primer DONRI-DONRI

6 6 LABOKONG TOKARE 03/03 41 9.560 Lokal Primer DONRI-DONRI

8
7

8
CELLENGE

BATU-BATU
CENNOE

MADINING
02/02

JP.KM.26.53.SPG 5
! m
SAWAH

JP.KM.27.6.SPG
1.500

2.900
Lokal Primer
Lingkungan Primer

Lokal Primer
GANRA

GANRA

MARIORIAWA

tece. co
9 9 SP.MADINING ANNETUE JP.KM.27.4.SPG DANAU 4.300 Lokal Primer MARIORIAWA

10 10 LAJARELLA BOLA MALLIMPONGE 11/11 DANAU 2.500 Lingkungan Primer MARIORIAWA

a
Lingkungan Primer MARIORIAWA

eu n
11 11 LIMPOMAJANG SALOMATE 06/08 DANAU 2.600 Lingkungan Primer MARIORIAWA

a
12

13
12

13
MADDUMPA

DAREAJUE
DAREAJUE

r w.n
TURUNGLAPPAE
JP.KM.19.4.SPG

JP.KM.18.5.SPG
JP.KM.18.4.SPG

05/05
13.100

2.900
Lokal Primer

Lingkungan Primer
DONRI-DONRI

DONRI-DONRI

14 14 SP.LATAPPARENG

Cww
TANETE 15/15 SUNGAI 3.300 Lingkungan Primer MARIORIAWA

F
15 15 LATAPPARENG AKUWEPELANGE JP.KM.30.5.SPG SBR.AIR PANAS 20.000 Lokal Primer MARIORIAWA

16 16 LARINGGI BERA JP.KM.35.9.SPG LAP.BOLA/27 2.000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

17

18

19
17

18

19
LAPAJUNG

LAWO

UKKEE
P D CIROWALI

BTS.KAB.BARRU

JOMPIE
42/42

JP.KM.6.6.SPG

JP.KM.5.2.SPG
KANTOR DESA

BATAS KAB./SUNGAI

JP.KM.11.9.SPG
7.500

18.800

6.300
Lokal Primer

Kolektor Primer
Kolektor Primer

Lingkungan Primer
LALABATA

LALABATA

DONRI-DONRI

DONRI-DONRI

20 20 PANINCONG BTS. KAB. BARRU JP.KM.20.7.SPG BTS.KAB.BARRU 25.750 Kolektor Primer MARIORIAWA

21 21 SP.PANINCONG POLECCU JP.KM.21.8.SPG 20/20 5.000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

22 22 PADALI AJUPUTE JP.KM. SPG 23/23 7.000 Lokal Primer MARIORIAWA

23 23 MADINING POLECCU JP.KM.26.7SPG 20/20 11.000 Lokal Primer MARIORIAWA

24 24 BENTENGE MATOANGING JP.KM.7.1.SPG 04/04 6.000 Lingkungan Primer LALABATA

25 25 UKKEE TINCO JP.KM.8.5.SPG 24/24 3.000 Lingkungan Primer DONRI2/L.BATA

26 26 WELONGE LAJAROKO JP.KM.32.1.SPG 16/16 3.500 Lokal Primer MARIORIAWA

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi

27 27 CEMPAKARE BERA 26/26 15/LAP.BOLA 4.000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

28 28 LOMPO SUMPANGALE JP.KM.26.0.SPG DANAU 3.200 Lokal Primer MARIORIAWA

29 29 DAREBUNGA-BUNGAE SEKITAR PS.CABENGE JP.KM.12.2.SPG JP.KM.12.2.SPG 2.200 Kolektor Sekunder LILIRILAU

30 30 MACANRE TOAWO JP.KM.14.5.SPG SP.TOAWO 3.900 Lingkungan Primer LILIRILAU

31 31 MACANRE BTS.KAB.WAJO JP.KM.14.5.SPG BTS.KAB.WAJO 12.900 Lokal Primer LILIRILAU

32 32 PALLAPAOE KEBO JP.KM.22.6.SPG 31/31 2.000 Lokal Primer LILIRILAU

33 33 PALLAPAOE LEMO-LEMO JP.KM.22.3.SPG JP.KM.23.1.SPG 10.600 Lokal Primer LILIRILAU

34 34 GALUNGKALUNGE KAJUARA 15/15 MESJID 5.000

l
Lingkungan Primer

a
MARIORIAWA

i
35 35 DLM KOTA GANRA 01/01 01/01 3.000 Lokal Sekunder GANRA

36

37

38
36

37

38
TAJUNCU

KABARO

SANYILI
LATTIE

SP.LABOKONG

GALUNG LANGIE
JP.KM.13.0.SPG

03/03

19/19
MESJID

03/03

18/18

T r
15.000

1.800

5.000
Lokal Primer

Lokal Primer

Lingkungan Primer
DONRI-DONRI

DONRI-DONRI

DONRI-DONRI

39

40
39

40
PATAMPANUA

LEJJA
TANA BELLANGE

DATAE
20/20

15/15
5
! m
12/12

SD.DATAE
2.000

14.000
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
DONRI-DONRI

MARIORIAWA

ece.
41 41 KAWARANG TOKARE JP.KM.19.7.SPG 06/MESJID 5.500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

42 42 LAWO LAPAJUNG

t
JP.KM.5.1.SPG

co
JP.KM.1.6.SPG 3.200 Kolektor Primer LALABATA

an
43 43 JL. SAMUDERA 46/47 JP.KM.0.3.SPG 0.640 Kolektor Primer LALABATA

rew.n
44 44 LAPAJUNG MACOPE 45/45 JP.KM.4.0.SPG 3.900 Kolektor Primer LALABATA

ua
45 45 LAPAJUNG MANGKUTTU JP.KM.1.6.SPG JP.KM.6.1.SPG 3.900 Kolektor Primer LALABATA

46 46 JL. KESATRIA JP.KM.0.2.SPG 43/47 0.800 Lokal Sekunder LALABATA

47 47 JL. KAYANGAN

Cww 43/46 48/48 1.200 Lokal Sekunder LALABATA

F
48 48 JL. WIJAYA 46/46 49/49 0.600 Lokal Sekunder LALABATA

49 49 JL. ATTANGBENTENG 46/46 78/79 0.300 Lokal Sekunder LALABATA

50

51

52
50

51

52
JL. KALINO

P
JL. PASAR
D
JL. ABD. MUIS
49/49

49/49

49/49
78/78

75/75

53/53
0.300

0.240

0.800
Lokal Sekunder

Lokal Sekunder

Lokal Sekunder
LALABATA

LALABATA

LALABATA

53 53 JL. BILA SELATAN 78 55 0.840 Lokal Sekunder LALABATA

54 54 COPPOBUKKANG SEWO 53/53 54/54 2.300 Lokal Sekunder LALABATA

55 55 JL. BILA UTARA 53 JP.KM.0.9 SPG 0.800 Lokal Sekunder LALABATA

56 56 JL. BAKTI 53/53 55/55 0.100 Lokal Sekunder LALABATA

57 57 JL. PANRELANTO 55/55 JP.KM.1.1 SPG 0.100 Lokal Sekunder LALABATA

58 58 PAKKANREBETE SEWO JP.KM.2.5 SPG 54/54 3.600 Lokal Primer LALABATA

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi
59 59 JL. LAMUMPATUE 78/78 JP.KM.0.4 SPG 0.200 Arteri Sekunder LALABATA

60 60 JL. SUNU 43/43 JP.KM.1.2 SPG 0.330 Lokal Sekunder LALABATA

61 61 JL. MANGKAWANI 53/53 54/54 0.900 Lokal Sekunder LALABATA

62 62 LAPAJUNG SEWO JP.KM.1.4.SPG 54/54 1.900 Lokal Sekunder LALABATA

63 63 BUCELLO 52/52 58/58 1.100 Lokal Sekunder LALABATA

64 64 SEKITAR JERA LOMPOE JP.KM.1.1 SPG 78/78/79 1.100 Lingk. Sekunder LALABATA

65 65 CIKKEE LOLLOE JP.KM.2.8 SPG JP.KM.3.5 SPG 2.500 Lokal Sekunder LALABATA

66 66 JL. BALUBU JP.KM.2.1.SPG 54/54 0.350 Lokal Primer LALABATA

67 67 LAKACERE OMPO 69/69 JP.KM.3.9.SPG 1.100

l
Lokal Sekunder

a
LALABATA

i
68 68 SEK.PERMANDIAN OMPO JP.KM.3.4.SPG JP.KM.3.6.SPG 2.000 Lokal Sekunder LALABATA

69

70

71
69

70

71
LAPAJUNG

LABURAWUNG

SALOTUNGO
STD. H. A. WANA

LEPPANGENG

MACCOPE
JP.KM.1.8.SPG

JP.KM.2.6.SPG

JP.KM.3.1.SPG
JP.KM.2.9.SPG

01/01

44/44

T r
1.500

1.169

0.800
Lokal Sekunder

Lokal Sekunder

Lokal Sekunder
LALABATA

LALABATA

LALABATA

72

73
72

73
UJUNG

JL. UJUNG
LAPPAE 73/73

51/51
5
! m
45/45

75/72
1.400

0.250
Lokal Sekunder

Lokal Sekunder
LALABATA

LALABATA

ece.
74 74 JL. NURDIN SALEH 73/73 72/76 0.100 Lokal Sekunder LALABATA

75 75 JL. PENGAYOMAN

t
JP.KM.0.5.SPG 73/72

co 0.350 Lokal Sekunder LALABATA

an
76 76 JL. RUMAH JABATAN BKDH 76/76 RUMAH JAB.BKDH 0.330 Lingk. Sekunder LALABATA

rew.n
77 77 JL. MESS TINGGI JP.KM.0.5 SPG MESS TINGGI 0.180 Lingk. Sekunder LALABATA

ua
78 78 JL. PEMUDA 53 49 0.600 Lokal Primer LALABATA

79 79 LOLLOE LEMPA/TIKKAO 65/65 SEKOLAH 10.000 Lokal Primer LALABATA

80

81
80

81
DABBARE

MACCOPE Cww
LEMPA/TIKKAO

LABESSI
81/81

JP.KM.0.3.SPG
91/91

JP.KM.24.2.SPG
10.000

11.200
Lokal Primer

Kolektor Primer
LALABATA

LALABATA/ LILIAJA/

F
LILIRILAU

82 82 MALLANROE GALUNG JP.KM.7.0.SPG JP.KM.16.2 SPG 4.800 Lokal Primer LALABATA / LILIRIAJA

83

84
83

84
LEBBAE

P D
ATTANGLIANG
MASSUMPU

PANGEMPANGE
81/81

JP.KM.29.5 SPG
84/84

MATA AIR JOLLE


9.700

16.800
Lokal Primer
Lokal Primer

Lokal Primer
Lokal Primer
LILIRIAJA

MARIORIIWAWO

MARIORIWAWO

LALABATA

85 85 SANUALE WALIMPONG JP.KM.32.0 SPG SUNGAI 10.000 Lokal Primer MARIORIWAWO

86 86 LAJOA CITTA JP.KM.19.9 SPG 132/67 13.400 Lokal Primer LILIRIAJA

Lokal Primer CITTA

87 87 CITTA MONG 86/132 SUNGAI/114/117 3.600 Lokal Primer CITTA

88 88 UJUNG BTS.KAB.BONE JP.KM.22.1 SPG BTS.KAB.BONE 11.800 Lokal Primer LILIRILAU

89 89 LAJOA TESSIABENG JP.KM.22.1 SPG 81/81 1.875 Lokal Primer LILIRIAJA

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi

90 90 MACCINI LAWARA 81/81 SUNGAI 1.900 Lokal Primer LILIRIAJA


91 91 PATTOJO TIKKAO 81/81 SD/91 5.000 Lokal Primer LILIRIAJA

92 92 APPASARENG DANRAE JP.KM.19.2 SPG JP.KM.20.7 SPG 3.200 Lokal Primer LILIRIAJA

93 93 TAKALALA PACONGKANG JP.KM.25.7 SPG 86/86 13.800 Lokal Primer MARIORIWAWO

Lokal Primer LILIRIAJA

94 94 ALLIMBANGENG JAMPU 104 85/86 8.100 Lokal Primer LILIRILAU

Lokal Primer LILIRIAJA

95 95 PAJALESANG MANU-MANU / JP.KM.10.4 SPG 112/112 1.400 Lingkungan Primer LILIRILAU

PEKUBURAN Lingkungan Primer LILIRILAU

96 96 MAROSSA TETEWATU JP.KM.15.2 SPG 88/89 12.300 Lokal Primer LILIRILAU

97 97 PAROTO LAKIBONG 96/96 103/103 4.000

l
Lokal Primer

a
Lokal Primer
LILIRILAU

CITTA

ri
98 98 TOCAMPU BTS.KAB.BONE/PALAE 88/88 BTS.KAB.BONE 5.200 Lokal Primer LILIRILAU

99 99 BERUE ABBANUANGE 103/103 88/88 3.000 Ling. Primer LILIRILAU

100

101
100

101
SP. TAKALALA

CENNAE
CONGKO

LANGKEMME
JP.KM.27 SPG

JP.KM.40.0 SPG
84/84

SD.LANGKEMME
T
3.500

3.700
Lokal Primer

Lokal Primer
MARIORIWAWO

MARIORIWAWO

102

103
102

103
AMESSANGENG

TETEWATU
LAUSA

KAMPIRI
JP.KM.35.6 SPG

88/88 5
! m
85/85

86/86
5.100

19.700
Lokal Primer

Lokal Primer
MARIORIWAWO

LILIRILAU

e
Lokal Primer CITTA

o
104

105
104

105
PAJALESANG

BENTENGE
ALLIMBANGENG

TEPPOE

a t ce. c
JP.KM.12.5 SPG

JP.KM.14.3 SPG
94

82/82
3.000

2.600
Lokal Primer

Lokal Primer
LILIRILAU/ LILIRIAJA

LILIRIAJA

eu n
106 106 DLM KOTA CANGADI JP.KM.17.1 SPG JP.KM.16.9 SPG 2.000 Lingk. Sekunder LILIRIAJA

a
107 107 BELLALAO BUNNE

r w.n 85/85 SD.BUNNE/85 2.000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

Cww
108 108 BELLALAO SEKKANG 85/85 93/93 4.200 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

109 109 DLM KOTA TAKALALA JP.KM.24.8 SPG 93/93 2.600 Lingk. Sekunder MARIORIWAWO

F
110 110 LEPPANGENG LAGUE 103/103 103/103 2.000 Lingk. Primer LILIRILAU

111 111 LAJOA CACALEPPENG JP.KM.20.4 SPG JP.KM.20.7 SPG 0.800 Lingk. Primer LILIRIAJA

112

113

114
112

113

114
TONRONGE

MACCOPE

P D
DARE BUNGA-BUNGAE SUMBER JATI

ATTANGLIANG

MONG
JP.KM.10.8 SPG

JP.KM.27.6 SPG

93/93
JP.KM.12.6 SPG

JP.KM.28.5 SPG

87/117
1.500

1.700

2.030
Lokal Sekunder

Lokal Primer

Lingk. Primer
Lingk. Primer
LILIRILAU

MARIORIWAWO

MARIORIWAWO

CITTA

115 115 CIROWALI PANGEMPANGE 17 84 7.000 Lingk. Primer LALABATA

116 116 KALEMPANG TOMPOE JP.KM.SPG BR JP.KM.SPG BR 5.000 Lokal Primer MARIORIWAWO

117 117 MONG WALIMPONG 87/114 123/123/SUNGAI 6.000 Lingk. Primer CITTA

Lingk. Primer MARIORIWAWO

118 118 LEMPONGKARAJAE CEMPACENNING 92/86 120 3.000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi

119 119 SALAONRO PAROTO JP.KM.20 SPG 96/96 7.000 Lingkungan Primer LILIRILAU

120 120 BENTENGE LENRANG JP.KM.14.6 SPG 94/94 5.000 Lingkungan Primer LILIRILAU
121 121 LABESSI ATAKKA JP.KM.23.4 SPG 93/93 5.000 Lingk. Primer MARIORIWAWO

122 122 MACCINI LAGOCI 81/81 83/83 3.250 Lingkungan Primer LILIRIAJA

123 123 WALIMPONG JANGKALI 117/SUNGAI BTS.KAB.BONE 3.100 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

124 124 KESSI JARASUA JP.KM SPG SUNGAI 4.600 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

125 125 PALIE ABBARANGE JP.KM. SPG DDI / SEKOLAH 2.000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

126 126 SP.CENNAE WATUTOA 101/101 131/131 1.500 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

127 127 LOBO MADEKKANG 81/81 100/100 2.300 Lokal Primer LILIRIAJA

Lokal Primer MARIORIWAWO

128 128 LAUSA MATARENGE 85/85 SUNGAI 2.200

l
Lingkungan Primer

a
MARIORIWAWO

ri
129 129 LABAE PAJALESANG 132/132 MESJID 5.900 Lokal Primer CITTA

Lokal Primer MARIORIWAWO

130 130 TALEPU PAROTO 96/96 SUNGAI 2.000 Lingkungan Primer LILIRILAU

131

132
131

132
TOKEBBENG

CITTA
MASUMPU

LABAE BTS.KAB.BONE
JP.KM.30.4 SPG

86/87
84/84

BTS.KAB.BONE
T
3.900

6.200
Lokal Primer

Lokal Primer
MARIORIWAWO

CITTA

133

134
133

134
TAKKU

PACONGKANG
BURUCCENGE

BARANG
JP.KM.24.3 SPG

86/86 5
! m
33/33

SUNGAI
7.100

2.500
Lokal Primer

Lokal Primer
LILIRILAU

LILIRIAJA

tece. co
135 135 DLM KOTA TAJUNCU JP.KM.3.1 SPG JP.KM.13.3 SPG 2.000 Lokal Sekunder DONRI-DONRI

136 136 BUNNE COPPENG-COPPENG 85/85 SUNGAI 1.400 Lingk. Primer MARIORIWAWO

137 137 TOGIGI TONRONG SEPEE

a
eu a n
81/81 82/82 3.000 Lokal Primer
Lokal Primer
LALABATA

LILIRIAJA

138

139
138

139
GALUNG KALUNGE

LAPPACABBU
r w.n
AKUWEPELANGE

GEDUNG KONI
15/15

58/58
15

43/43
4.700

2.400
Lingkungan Primer

Lokal Sekunder
MARIORIAWA

LALABATA

140 140 BTN LALABATA INDAH

Cww JP.KM.2.3 SPG 140 2.000 Lokal Sekunder LALABATA

F
141 141 LAMPORE PANINCONG 41/41 JP.KM. SPG 8.200 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

Lingkungan Primer MARIORIAWA

D
142 142 KALEMPANG BAKUNGE JP.KM SPG JP.KM. SPG 2.000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

143 143 DABBARE PAOMALLIMPOE 81/81 81/81 1.500 Lingkungan Primer LILIRIAJA

P
Lingkungan Primer LILIRIAJA

144 144 KAYANGAN BILATUNGKEE 58/58 MESJID 3.000 Lingkungan Primer LALABATA

145 145 DARE BUNGA-BUNGAE CABENGE 165/165 104/104 0.650 Lokal Sekunder LILIRILAU

146 146 LONRONG BULU-BULUE 86/86 SUNGAI 0.450 Lingkungan Primer LILIRIAJA

147 147 BAKKE CAPPA BAKKE 3/3 SAWAH 2.000 Lingkungan Primer GANRA

148 148 PAJALESANG WALIMPONG 129/129 123/123 5.000 Lokal Primer MARIORIWAWO

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi

149 149 TONRONGE MARIOINDAH JP.KM.27 SPG 93/93 2.500 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

150 150 PADDOMENGPADANG MACCODONG 36/36 12/12 2.500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI
151 151 JL.ALTERNATIF CABENGE 29/29 JP.KM.13 SPG 0.700 Lokal Sekunder LILIRILAU

152 152 MARIO INDAH MATARENGE 93/93 128/SUNGAI 2.300 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

153 153 SENGKUNGE SANYILI JP.KM.11 SPG 19/19 6.700 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

154 154 ENREKENG DORIE/LABOKONG 3/3 6/6 5.000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

155 155 LEMPA BICCUING 79/79 MESJID 5.000 Lingkungan Primer LALABATA

156 156 PS.TAJUNCU SENGKUNGE 3/3 JP.KM.13 SPG 1.300 Lokal Primer DONRI-DONRI

157 157 SP.JL.BILA SELATAN 53/53 55/55 0.800 Lokal Sekunder LALABATA

158 158 KALENRUNGE POLRES JP.KM.0.80 SPG JP.1.2 SPG 0.790 Lokal Sekunder LALABATA

159 159 SEK.PS.SENTRAL TAKALALA JP.KM.27 SPG JP.KM.27 SPG 1.000

l
Lokal Sekunder

a
MARIRIWAWO

i
160 160 JL. LINGKAR LAWO JP.KM. SPG JP.KM. SPG 0.490 Lokal Sekunder LALABATA

161

162

163
161

162

163
LOMPULLE

PALIE

BULU DUA
LEWORENG

LAMESUE

TANJONGE
02/02

JP.KM. SPG

JP.KM. SPG
03/03

BTS.KAB.BONE

SAWAH
T r
5.500

3.000

1.700
Lokal Primer
Lokal Primer

Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
GANRA /

DONRI-DONRI

MARIORIWAWO

MARIORIWAWO

164

165
164

165
PANINCONG

RING ROAD KOTA WATANSOPPENG


MACCODONG 20/20

65/65 5
! m
12/12

58/58
1.300

2.000
Lingkungan Primer

Lingk. Sekunder
MARIORIAWA

LALABATA

tece. co
166 166 PAJALESANG PERTAMINA JP.KM.12.3 SPG JP.KM.13 SPG 2.000 Lingk. Sekunder LILIRILAU

167 167 LINGKUNGAN SALOKARAJA 01/01 01/01 0.586 Lingk. Sekunder LALABATA

168

169
168

169
AKKAMPENG

MASING
TANETE

BTS.KAB.WAJO a
eu a n
JP.KM SPG

33/33
SAWAH/SUNGAI

BTS.KAB.WAJO
1.100

2.500
Lingkungan Primer

Lokal Primer
LALABATA

LILIRILAU

170 170 PISING LATANRA

r w.n JP.KM SPG SAWAH/SUNGAI 2.500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

171

172
171

172
SAREBATUE

PALERO
Cww
ADDAGANGE

GATTARENG
97/97

103/103
SUNGAI

KEBUN
2.500

2.500
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
LILIRIAJA

LILIRILAU

173 173 KAMPUNG BARU

F PATTOJO 122/122 SUNGAI 1.000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

D
174 174 TANJONGE PACCORA JP.KM SPG BTS.KAB.BONE 3.000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

MARIORIWAWO Lingkungan Primer MARIORIWAWO

175 175 JL.ALTERNATIF MALLEKANA PASAR TAKALALA JP.KM SPG JP.KM SPG 0.800 Lingk. Sekunder MARIORIWAWO

176

177

178
176

177

178
COLLONG

PATTOJO

CENNAE
P PEPPAE

ANRANGAE

SAWILE
88/88

81/81

JP.KM SPG
98/98

81/81

KEBUN
2.500

2.500

3.000
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
LILIRILAU

LILIRIAJA

MARIORIWAWO

179 179 LEBBAE 81/81 81/81 1.230 Lokal Sekunder LILIRIAJA

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi

180 180 PAJALELE IWAE 06/06 05/05 0.900 Lokal Primer DONRI-DONRI

181 181 JL. SEKITAR PASAR PANINCONG JP.KM SPG JP.KM SPG 2.000 Lingk. Sekunder MARIORIAWA

182 182 KULLAMPENG WATAN LOMPULLE 31/31 31/31 2.500 Lingkungan Primer LILIRILAU

183 183 EX. AMD SERING 36/36 36/36 2.500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI
184 184 LATAPPARENG CEMPAKADOE JP.KM.30.5 SPG DANAU 3.000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

185 185 LENRANGRILAU 94/94 94/94 4.000 Lingkungan Primer LILIRILAU

186 186 SEKITAR LAP. SEPAK BOLA CANGADI JP.KM.16.0 SPG JP.KM.15.0 SPG 1.000 Lingk. Sekunder LILIRIAJA

187 187 CIKKE'E LEMPONG BAKKE 65/65 144 5.000 Lingkungan Primer LALABATA

188 188 TODDANG SALOE AWO KAWOE 5/5 SAWAH 2.500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

189 189 DUSUN BAKKE 147/147 147/147 2.000 Lingkungan Primer GANRA

190 190 LAKOE MARIORITENGNGAE JP.KM KEBUN 1.500 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

191 191 LALANGE LEBBAE JALAN TANI KEBUN 1.000 Lingkungan Primer LLILIRIAJA

192 192 COPPO AWI JP.KM JALAN TANI 2.000

l
Lingkungan Primer

a
MARIORIWAWO

i
193 193 JENNAE SUMPANG LETTE JP.KM JALAN TANI 1.000 Lingkungan Primer LLILIRIAJA

194

195

196
194

195

196
KAMPUNG BARU

JALAN MAKAM DATU MARIO

GATTARENG
MARIO INDAH

BULU BATU
93/93

15/15

JP.KM SPG
93/93

MAKAM

HUTAN LINDUNG

T r
1.500

0.400

5.000
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
MARIORIWAWO

MARIORIAWA

MARIORIWAWO

197

198
197

198
SEKITAR JAMPU

BELO KAMPUNG BARU


86/86

1/1
5
! m
KUBURAN

JP.KM SPG
0.800

0.650
Lingkungan Primer

Lokal Primer
LILIRIAJA

LILIRIAJA

ece.
199 199 GALUNG SANRANGENG JP.KM SPG 0.720 Lokal Primer LILIRIAJA

200 200 SEKITAR LAPANGAN DARE' AJUE

t JP.KM JP.KM

co 0.500 Lingkungan Sekunder DONRI-DONRI

an
201 201 TODDANGSALOE SALOMATE 5/5 SAWAH 1.500 Lingkungan Primer MARIORIAWA

rew.n
202 202 LAGOCI TIMUSU --> MALAPAO 83/83 1.000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

ua
203 203 JL. AMBO TANG LABURAWUNG 42/42 JP.KM SPG 1.600 Lingkungan Sekunder LALABATA

204 204 JL. MASUK MAKAM PETTA JANGGO 08/08 08/08 1.000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

205 205
(Jalan Lingkar Madining)
SD 17 BILA

Cww
JL.ABD.MUIS 53/53 52/52 0.250 Lokal Sekunder LALABATA

F
206 206 JL.PISANG (WATANSOPPENG) 44/44 JP.KM 0.215 Lingk. Sekunder LALABATA

207 207 LORONG I JALAN PEMUDA 78/78 52/52 0.142 Lingk. Sekunder LALABATA

208

209

210
208

209

210

P
ULU GALUNG
D
JALAN LAKITTA

SEKITAR MALLANROE AKKAMPENG

TAKKU
JP.KM

JP.KM

85/85
44/44

JP.KM

KEBUN
1.158

1.800

1.600
Lingk. Sekunder

Lokal Sekunder

Lingkungan Primer
LALABATA

LALABATA

MARIORIWAWO

211 211 JELLOE BAKUNGNGE JP.KM SUNGAI 1.750 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

212 212 PRODUKSI CEKKE 1.000 Lingkungan Primer LILIRILAU

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi

213 213 TIKKAO LAPPALOANG 91/91 2.500 Lingkungan Primer LALABATA

214 214 TANACELLA TOLAYYA 132/132 2.000 Lingkungan Primer CITTA

215 215 LATAPPERE LANACE 29/29 02/02 4.120 Lingkungan Primer LILIRILAU

Lingkungan Primer GANRA

216 216 PEKUBURAN POMPULUE BARINGENG JP.KM 1.000 Lingkungan Primer LILIRILAU
217 217 CIMPURUNGNGE JP.KM 1.000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

218 218 DUSUN CENRANA 01/01 01/01 0.310 Lingkungan Sekunder LALABATA

219 219 TANI KABARO 03/03 SAWAH 1.000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

220 220 ASSORAJANGNGE MADDANG 06/06 0.850 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

221 221 TANI BULU-BULU 0.400 Lingkungan Primer LILIRILAU

222 222 LINGKAR PISING (UkkeE - Pising) 03/03 JP.KM 0.700 Lokal Primer DONRI-DONRI

223 223 TOKARE BATAS KAB. WAJO 06/06 BTS.KAB.WAJO 0.347 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

l
224 224 SEBELAH TIMUR LAPANGAN TAKALALA 109/109 0.388 Lingkungan Sekunder MARIORIWAWO

a
225 225 PEKUBURAN BALUBU 66/66 45/45 1.000 Lingkungan Sekunder LALABATA

ri
226 226 ASSESSUNGENGNGE LAKELLU JP.KM 0.800 Lokal Primer MARIORIWAWO

227 227 PERUMNAS BUMI ANGREK PERMAI 58/58 SUNGAI 2.000 Lingkungan Sekunder LALABATA

T
Lingkungan Sekunder LALABATA

228 228 SUMPANG BILA BOLAGALUNGE 64/64 SUNGAI 0.050 Lingkungan Sekunder LALABATA

229

230
229

230
JALAN TANI KE ABBANUANGNGE

JALAN TANI LATANRA


98/98

170/170
5
! m
0.750

0.500
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
LILIRILAU

DONRI-DONRI

ece.
231 231 JAMPU PONGNGE 86/86 86/86 0.500 Lingkungan Sekunder LALABATA

232 232 PRODUKSI TAKKU KEBO

t 133/133

co 1.000 Lingkungan Primer LILIRILAU

an
233 233 SOLIE SENGKUNGE 153/153 19/19 1.000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

rew.n
234 234 SERING LAPAMPENG 36/36 15.000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

ua
235 235 WELONGNGE ALUPPANG JP.KM BTS.KAB.SIDRAP 2.000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

236 236 UNGATANAE KAMPUNG BARU JP.KM 1.000 Lokal Primer MARIORIWAWO

237 237 BUJUNG LOMPO

Cww
LABESSI 109/109 109/109 1.000 Lingkungan Sekunder MARIORIWAWO

F
238 238 AWAKALUKU TEPPOE JP.KM SAWAH 1.000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

239 239 LINGKAR KANTOR DESA PANINCONG JP.KM JP.KM 1.400 Lingkungan Sekunder MARIORIAWA

240

241

242
240

241

242
LEPPANGENG

P D
ALLAPPORENG

LAPPAMALOANG
MALAKA

PELLEPELLENGNGE

KAJUARA
01/01

JP.KM

91/91
45/45

JP.KM
1.010

1.000

1.000
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
LALABATA

LILIRILAU

LILIRIAJA

243 243 PANCIE LOKASI TRANSMIGRASI 15/15 Transmigrasi 1.000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi

244 244 LABESSI (JALAN DESA) JP.KM JP.KM 1.000 Lingkungan Sekunder MARIORIWAWO

245 245 JL. KESATRIA ABD. MUIS 46/46 52/52 1.000 Lingkungan Sekunder LALABATA

246 246 SEKITAR KANTOR DESA PATAMPANUA 20/20 12/12 1.000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

247 247 LEMPA PANINCONG DABBARE RILAU HUTAN 1.000 Lingkungan Primer LALABATA

248 248 SEKITAR LAP.MACCINI DS.ROMPEGADING 81/81 SAWAH 0.500 Lingkungan Sekunder LILIRIAJA

249 249 BTN SOPPENG PERMAI 140 140 0.500 Lingkungan Sekunder LALABATA
250 250 SEKITAR PASAR PACONGKANG, LAP. BOLA 86/86 86/86 1.200 Lingkungan Sekunder LILIRIAJA

PACONGKANG DAN KAMPUNG PLATON

251 251 KALEMPANG ATTANG CALO-CALO JP.KM JP.KM 2.000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

252 252 LINGKAR ABBANUANGNGE 92/92 92/92 0.500 Lingkungan Sekunder LILIRIAJA

253 253 TALABANGI SD DEWI 104/104 104/104 0.300 Lingkungan Sekunder LILIRILAU

254 254 SARECOPPENG MASING 33/33 33/33 1.000 Lingkungan Primer LILIRILAU

255 255 JALAN DESA CONGKO 100/100 0.250 Lingkungan Sekunder MARIORIWAWO

256 256 PASAR LOLLOE MACCOPE 81/81 65/65 0.650 Lingkungan Sekunder LALABATA

257 257 JL. PASAR MATTIROPONCING 48/48 49/49 0.203

l
Lingkungan Sekunder

a
LALABATA

i
258 258 JL. DG. BORA 53/53 55/55 0.218 Lingkungan Sekunder LALABATA

(Bila Utara - Bila Selatan)


259

260
r
261
259

260

261
JL.SAMPING KANTOR CAMAT LALABATA

JL.SAMPING KANTOR BKD SOPPENG

SAMPING MASJID MANNAGAE


SAMP. KANTOR BPS

SDN 8 MANNAGAE
48/48

JP.KM

02/02
49/49

165/165

sawah

T r
0.127

0.125

0.900
Lingkungan Sekunder

Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
LALABATA

LALABATA

GANRA

262

263
262

263
BERA

KAMPIRI
GALUNGKALUNGE

TINCO
16/16

86/86
5
! m
15/15

103/103
5.300

2.500
Lingkungan Primer

Lingkungan Primer
MARIORIAWA

CITTA

ece.
264 264 JL.LATSITARDANUS JP.KM JP.KM 2.500 Lingkungan Primer MARIORIAWA

265 265 DALAM KOTA LATAPPARENG

t 79/79 227/227

co 1.270 Lingk.Sekunder MARIORIAWA

an
266 266 DUSUN AKKAMPENG MALLANROE JP.KM 14/14 0.700 Lingk.Sekunder MARIORIAWA

rew.n
267 267 DALAM KOTA LAJAROKO 15/15 15/15 0.500 Lingk.Sekunder MARIORIAWA

ua
268 268 JL.BIDADARI BTN KAYANGAN 58/58 304/304 0.500 Lingk.Primer MARIORIWAWO

269 269 SEKITAR MALLANROE JP.KM JP.KM 0.480 Lingk.Sekunder LALABATA

270 270 LINGKAR WATANLOMPULLE

Cww 1.100 Lingk.Sekunder LILIRILAU

F
271 271 KOMPLEKS PERUMAHAN SENTRAL 44/44 271/271 0.305 Lingk.Sekunder LALABATA

272 272 BTN HASADA PERMAI JP.KM JP.KM 1.500 Lingk.Primer MARIORIWAWO

273

274

275
273

274

275

P
SALOTUNGO
D
JAMPU-JAMPU

SEKITAR TUGU LOLOE


JOLLE

BAKAE
84/84

JP.KM

JP.KM
44/44

JP.KM
1.000

1.000

1.500
Lingk.Primer

Lingk.Sekunder

Lingk.Sekunder
LALABATA

LALABATA

LALABATA

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi

276 276 LALABATA INDAH HUSADA PERMAI 140/140 1.000 Lingk.Skunder LALABATA

277 277 SEKITAR KANTOR CAMAT LILIRIAJA JP.KM JP.KM 1.000 Lokal Sekunder LILIRIAJA

278 278 JLN.KEBUN DESA JP.KM 121/121 6.000 Lingk.Primer MARIORIWAWO

279 279 JOLLE PONGE 84/84 - 2.627 Lingk.Primer LALABATA

280 280 WAEPUTE TALUMAE JP.KM JP.KM 2.000 Lingk.Sekunder MARIORIWAWO

281 281 KANDANGE BULU ALITA 99/94 86/86 1.050 Lingk.Primer LILIRILAU
282 282 JL. JATI SEWO 54/54 54/54 0.577 Lingk.Sekunder LALABATA

283 283 AMD BARANG 93/93 86/86 1.000 Lingk.Primer LILIRIAJA

284 284 LAUNGA APPANANG 82/82 SAWAH 0.700 Lingk.Primer LILIRIAJA

285 285 TANJONGE PACCORA JP.KM 1.000 Lingk.Primer MARIORIWAWO

286 286 SEKITAR PUSTU PANINCONG JP.KM 1.000 Lingk.Skunder MARIORIAWA

287 287 DARE AJUE MEDDE JP.KM 20/20 1.000 - DONRI-DONRI

288 288 ULU GALUNG TAKKU 85/85 - 1.600 Lingk.Primer MARIORIWAWO

289 289 TANJONGE LAGULILING JP.KM - 0.380 Lingk.Primer MARIORIWAWO

290 290 TANI KECCE 103/103 103/103 1.000

l
Lingk.Primer

a
CITTA

r i BUPATI SOPPENG

T ANDI SOETOMO

5
! m
e
t ce. c o
a
eu a n
r w.n
Cww
F
P D
a l
r i
T
5
! m
e
t ce. c o
a
eu a n
r w.n
Cww
F
P D
Lampiran III.1 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 1. PUSAT-PUSAT KEGIATAN

NO PKL NO PKLP NO. PPK NO. PPL


1. Watansoppeng 1. Kawasan 1. Kawasan 1. Desa
Perkotaan Perkotaan Rompegading
Takalala di Cangadi di dan Desa
Kecamatan Kecamatan Barang di
Marioriwawo Liliriaja Kecamatan
Liliriaja
2. Kawasan 2. Kawasan 2. Desa Watu dan
Perkotaan Perkotaan Desa Goarie
Batu-Batu di Citta di Kecamatan
Kecamatan Kecamatan Marioriwawo
Marioriawa Citta
3. Kawasan 3. Desa Baringeng
Perkotaan dan Desa
Ganra di Tetewatu di
Kecamatan Kecamatan
Ganra Lilirilau
4. Kawasan 4. Desa Panincong
Perkotaan di Kecamatan
Tajuncu di Marioriawa
Kecamatan
Donri-Donri
5. Kawasan 5. Desa Lalabata
Perkotaan Riaja di
Cabenge di Kecamatan
Kecamatan Donri-Donri
Lilirilau
6. Desa Belo di
Kecamatan
Ganra
7. Desa Kampiri di
Kecamatan
Citta

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.1 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 1. PUSAT-PUSAT KEGIATAN

NO PKL NO PKLP NO. PPK NO. PPL


1. Watansoppeng 1. Kawasan 1. Kawasan 1. Desa
Perkotaan Perkotaan Rompegading
Takalala di Cangadi di dan Desa
Kecamatan Kecamatan Barang di
Marioriwawo Liliriaja Kecamatan
Liliriaja
2. Kawasan 2. Kawasan 2. Desa Watu dan
Perkotaan Perkotaan Desa Goarie
Batu-Batu di Citta di Kecamatan
Kecamatan Kecamatan Marioriwawo
Marioriawa Citta
3. Kawasan 3. Desa Baringeng
Perkotaan dan Desa
Ganra di Tetewatu di
Kecamatan Kecamatan
Ganra Lilirilau
4. Kawasan 4. Desa Panincong
Perkotaan di Kecamatan
Tajuncu di Marioriawa
Kecamatan
Donri-Donri
5. Kawasan 5. Desa Lalabata
Perkotaan Riaja di
Cabenge di Kecamatan
Kecamatan Donri-Donri
Lilirilau
6. Desa Belo di
Kecamatan
Ganra
7. Desa Kampiri di
Kecamatan
Citta

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.2 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
Nomor : 8 Tahun 2012
Tanggal : 19 November 2012
Tentang : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 - 2032
TABEL 2 : JARINGAN JALAN K4 DAN JALAN LOKAL KABUPATEN

PENENTUAN RUAS JALAN


Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Ruas Jalan Pangkal Akhir
Lokasi
(KM)
1 2 3 4 5 6 7 11 15

1 1 MALAKA MARI-MARI 45/45 JP.KM.9.2.SPG 9,200 Lokal Primer L.BATA/GANRA

2 2 BELO BTS.KAB.WAJO 01/01 BTS.KAB.WAJO 13,900 Lokal Primer GANRA

3 3 TAJUNCU GANRA JP.KM.132.SPG 01/01 13,000 Lokal Primer DONRI-DONRI/

Lokal Primer GANRA

4 4 CENRANA TELLANG 01/01 03/03 4,300 Lokal Primer LALABATA

Lokal Primer LALABATA

5 5 PADDANGENG LEWORENG JP.KM.16.5.SPG 06/06 6,800 Lokal Primer DONRI-DONRI

6 6 LABOKONG TOKARE 03/03 41 9,560 Lokal Primer DONRI-DONRI

7 7 CELLENGE CENNOE 02/02 SAWAH 1,500 Lokal Primer GANRA

Lingkungan Primer GANRA

8 8 BATU-BATU MADINING JP.KM.26.53.SPG JP.KM.27.6.SPG 2,900 Lokal Primer MARIORIAWA

9 9 SP.MADINING ANNETUE JP.KM.27.4.SPG DANAU 4,300 Lokal Primer MARIORIAWA

10 10 LAJARELLA BOLA MALLIMPONGE 11/11 DANAU 2,500 Lingkungan Primer MARIORIAWA

Lingkungan Primer MARIORIAWA

11 11 LIMPOMAJANG SALOMATE 06/08 DANAU 2,600 Lingkungan Primer MARIORIAWA

12 12 MADDUMPA DAREAJUE JP.KM.19.4.SPG JP.KM.18.4.SPG 13,100 Lokal Primer DONRI-DONRI

13 13 DAREAJUE TURUNGLAPPAE JP.KM.18.5.SPG 05/05 2,900 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

14 14 SP.LATAPPARENG TANETE 15/15 SUNGAI 3,300 Lingkungan Primer MARIORIAWA

15 15 LATAPPARENG AKUWEPELANGE JP.KM.30.5.SPG SBR.AIR PANAS 20,000 Lokal Primer MARIORIAWA

16 16 LARINGGI BERA JP.KM.35.9.SPG LAP.BOLA/27 2,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

17 17 LAPAJUNG CIROWALI 42/42 KANTOR DESA 7,500 Lokal Primer LALABATA

18 18 LAWO BTS.KAB.BARRU JP.KM.6.6.SPG BATAS KAB./SUNGAI 18,800 Kolektor Primer LALABATA

Kolektor Primer DONRI-DONRI

19 19 UKKEE JOMPIE JP.KM.5.2.SPG JP.KM.11.9.SPG 6,300 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

20 20 PANINCONG BTS. KAB. BARRU JP.KM.20.7.SPG BTS.KAB.BARRU 25,750 Kolektor Primer MARIORIAWA

21 21 SP.PANINCONG POLECCU JP.KM.21.8.SPG 20/20 5,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

22 22 PADALI AJUPUTE JP.KM. SPG 23/23 7,000 Lokal Primer MARIORIAWA

23 23 MADINING POLECCU JP.KM.26.7SPG 20/20 11,000 Lokal Primer MARIORIAWA

24 24 BENTENGE MATOANGING JP.KM.7.1.SPG 04/04 6,000 Lingkungan Primer LALABATA

25 25 UKKEE TINCO JP.KM.8.5.SPG 24/24 3,000 Lingkungan Primer DONRI2/L.BATA

26 26 WELONGE LAJAROKO JP.KM.32.1.SPG 16/16 3,500 Lokal Primer MARIORIAWA

27 27 CEMPAKARE BERA 26/26 15/LAP.BOLA 4,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

28 28 LOMPO SUMPANGALE JP.KM.26.0.SPG DANAU 3,200 Lokal Primer MARIORIAWA

29 29 DAREBUNGA-BUNGAE SEKITAR PS.CABENGEJP.KM.12.2.SPG JP.KM.12.2.SPG 2,200 Kolektor Sekunder LILIRILAU


1 2 3 4 5 6 7 11 15

30 30 MACANRE TOAWO JP.KM.14.5.SPG SP.TOAWO 3,900 Lingkungan Primer LILIRILAU

31 31 MACANRE BTS.KAB.WAJO JP.KM.14.5.SPG BTS.KAB.WAJO 12,900 Lokal Primer LILIRILAU

32 32 PALLAPAOE KEBO JP.KM.22.6.SPG 31/31 2,000 Lokal Primer LILIRILAU

33 33 PALLAPAOE LEMO-LEMO JP.KM.22.3.SPG JP.KM.23.1.SPG 10,600 Lokal Primer LILIRILAU

34 34 GALUNGKALUNGE KAJUARA 15/15 MESJID 5,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

35 35 DLM KOTA GANRA 01/01 01/01 3,000 Lokal Sekunder GANRA

36 36 TAJUNCU LATTIE JP.KM.13.0.SPG MESJID 15,000 Lokal Primer DONRI-DONRI

37 37 KABARO SP.LABOKONG 03/03 03/03 1,800 Lokal Primer DONRI-DONRI

38 38 SANYILI GALUNG LANGIE 19/19 18/18 5,000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

39 39 PATAMPANUA TANA BELLANGE 20/20 12/12 2,000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

40 40 LEJJA DATAE 15/15 SD.DATAE 14,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

41 41 KAWARANG TOKARE JP.KM.19.7.SPG 06/MESJID 5,500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

42 42 LAWO LAPAJUNG JP.KM.5.1.SPG JP.KM.1.6.SPG 3,200 Kolektor Primer LALABATA

43 43 JL. SAMUDERA 46/47 JP.KM.0.3.SPG 0,640 Kolektor Primer LALABATA

44 44 LAPAJUNG MACOPE 45/45 JP.KM.4.0.SPG 3,900 Kolektor Primer LALABATA

45 45 LAPAJUNG MANGKUTTU JP.KM.1.6.SPG JP.KM.6.1.SPG 3,900 Kolektor Primer LALABATA

46 46 JL. KESATRIA JP.KM.0.2.SPG 43/47 0,800 Lokal Sekunder LALABATA

47 47 JL. KAYANGAN 43/46 48/48 1,200 Lokal Sekunder LALABATA

48 48 JL. WIJAYA 46/46 49/49 0,600 Lokal Sekunder LALABATA

49 49 JL. ATTANGBENTENG 46/46 78/79 0,300 Lokal Sekunder LALABATA

50 50 JL. KALINO 49/49 78/78 0,300 Lokal Sekunder LALABATA

51 51 JL. PASAR 49/49 75/75 0,240 Lokal Sekunder LALABATA

52 52 JL. ABD. MUIS 49/49 53/53 0,800 Lokal Sekunder LALABATA

53 53 JL. BILA SELATAN 78 55 0,840 Lokal Sekunder LALABATA

54 54 COPPOBUKKANG SEWO 53/53 54/54 2,300 Lokal Sekunder LALABATA

55 55 JL. BILA UTARA 53 JP.KM.0.9 SPG 0,800 Lokal Sekunder LALABATA

56 56 JL. BAKTI 53/53 55/55 0,100 Lokal Sekunder LALABATA

57 57 JL. PANRELANTO 55/55 JP.KM.1.1 SPG 0,100 Lokal Sekunder LALABATA

58 58 PAKKANREBETE SEWO JP.KM.2.5 SPG 54/54 3,600 Lokal Primer LALABATA

59 59 JL. LAMUMPATUE 78/78 JP.KM.0.4 SPG 0,200 Arteri Sekunder LALABATA

60 60 JL. SUNU 43/43 JP.KM.1.2 SPG 0,330 Lokal Sekunder LALABATA

61 61 JL. MANGKAWANI 53/53 54/54 0,900 Lokal Sekunder LALABATA

62 62 LAPAJUNG SEWO JP.KM.1.4.SPG 54/54 1,900 Lokal Sekunder LALABATA

63 63 BUCELLO 52/52 58/58 1,100 Lokal Sekunder LALABATA

64 64 SEKITAR JERA LOMPOE JP.KM.1.1 SPG 78/78/79 1,100 Lingk. Sekunder LALABATA

65 65 CIKKEE LOLLOE JP.KM.2.8 SPG JP.KM.3.5 SPG 2,500 Lokal Sekunder LALABATA

66 66 JL. BALUBU JP.KM.2.1.SPG 54/54 0,350 Lokal Primer LALABATA


1 2 3 4 5 6 7 11 15

67 67 LAKACERE OMPO 69/69 JP.KM.3.9.SPG 1,100 Lokal Sekunder LALABATA

68 68 SEK.PERMANDIAN OMPO JP.KM.3.4.SPG JP.KM.3.6.SPG 2,000 Lokal Sekunder LALABATA

69 69 LAPAJUNG STD. H. A. WANA JP.KM.1.8.SPG JP.KM.2.9.SPG 1,500 Lokal Sekunder LALABATA

70 70 LABURAWUNG LEPPANGENG JP.KM.2.6.SPG 01/01 1,169 Lokal Sekunder LALABATA

71 71 SALOTUNGO MACCOPE JP.KM.3.1.SPG 44/44 0,800 Lokal Sekunder LALABATA

72 72 UJUNG LAPPAE 73/73 45/45 1,400 Lokal Sekunder LALABATA

73 73 JL. UJUNG 51/51 75/72 0,250 Lokal Sekunder LALABATA

74 74 JL. NURDIN SALEH 73/73 72/76 0,100 Lokal Sekunder LALABATA

75 75 JL. PENGAYOMAN JP.KM.0.5.SPG 73/72 0,350 Lokal Sekunder LALABATA

76 76 JL. RUMAH JABATAN BKDH 76/76 RUMAH JAB.BKDH 0,330 Lingk. Sekunder LALABATA

77 77 JL. MESS TINGGI JP.KM.0.5 SPG MESS TINGGI 0,180 Lingk. Sekunder LALABATA

78 78 JL. PEMUDA 53 49 0,600 Lokal Primer LALABATA

79 79 LOLLOE LEMPA/TIKKAO 65/65 SEKOLAH 10,000 Lokal Primer LALABATA

80 80 DABBARE LEMPA/TIKKAO 81/81 91/91 10,000 Lokal Primer LALABATA

81 81 MACCOPE LABESSI JP.KM.0.3.SPG JP.KM.24.2.SPG 11,200 Kolektor Primer LALABATA/ LILIAJA/


LILIRILAU

82 82 MALLANROE GALUNG JP.KM.7.0.SPG JP.KM.16.2 SPG 4,800 Lokal Primer LALABATA / LILIRIAJA

83 83 LEBBAE MASSUMPU 81/81 84/84 9,700 Lokal Primer LILIRIAJA

Lokal Primer MARIORIIWAWO

84 84 ATTANGLIANG PANGEMPANGE JP.KM.29.5 SPG MATA AIR JOLLE 16,800 Lokal Primer MARIORIWAWO

Lokal Primer LALABATA

85 85 SANUALE WALIMPONG JP.KM.32.0 SPG SUNGAI 10,000 Lokal Primer MARIORIWAWO

86 86 LAJOA CITTA JP.KM.19.9 SPG 132/67 13,400 Lokal Primer LILIRIAJA

Lokal Primer CITTA

87 87 CITTA MONG 86/132 SUNGAI/114/117 3,600 Lokal Primer CITTA

88 88 UJUNG BTS.KAB.BONE JP.KM.22.1 SPG BTS.KAB.BONE 11,800 Lokal Primer LILIRILAU

89 89 LAJOA TESSIABENG JP.KM.22.1 SPG 81/81 1,875 Lokal Primer LILIRIAJA

90 90 MACCINI LAWARA 81/81 SUNGAI 1,900 Lokal Primer LILIRIAJA

91 91 PATTOJO TIKKAO 81/81 SD/91 5,000 Lokal Primer LILIRIAJA

92 92 APPASARENG DANRAE JP.KM.19.2 SPG JP.KM.20.7 SPG 3,200 Lokal Primer LILIRIAJA

93 93 TAKALALA PACONGKANG JP.KM.25.7 SPG 86/86 13,800 Lokal Primer MARIORIWAWO

Lokal Primer LILIRIAJA

94 94 ALLIMBANGENG JAMPU 104 85/86 8,100 Lokal Primer LILIRILAU

Lokal Primer LILIRIAJA

95 95 PAJALESANG MANU-MANU / JP.KM.10.4 SPG 112/112 1,400 Lingkungan Primer LILIRILAU

PEKUBURAN Lingkungan Primer LILIRILAU

96 96 MAROSSA TETEWATU JP.KM.15.2 SPG 88/89 12,300 Lokal Primer LILIRILAU

97 97 PAROTO LAKIBONG 96/96 103/103 4,000 Lokal Primer LILIRILAU

Lokal Primer CITTA

98 98 TOCAMPU BTS.KAB.BONE/PALAE 88/88 BTS.KAB.BONE 5,200 Lokal Primer LILIRILAU

99 99 BERUE ABBANUANGE 103/103 88/88 3,000 Ling. Primer LILIRILAU


1 2 3 4 5 6 7 11 15

101 101 CENNAE LANGKEMME JP.KM.40.0 SPG SD.LANGKEMME 3,700 Lokal Primer MARIORIWAWO

102 102 AMESSANGENG LAUSA JP.KM.35.6 SPG 85/85 5,100 Lokal Primer MARIORIWAWO

103 103 TETEWATU KAMPIRI 88/88 86/86 19,700 Lokal Primer LILIRILAU

Lokal Primer CITTA

104 104 PAJALESANG ALLIMBANGENG JP.KM.12.5 SPG 94 3,000 Lokal Primer LILIRILAU/ LILIRIAJA

105 105 BENTENGE TEPPOE JP.KM.14.3 SPG 82/82 2,600 Lokal Primer LILIRIAJA

106 106 DLM KOTA CANGADI JP.KM.17.1 SPG JP.KM.16.9 SPG 2,000 Lingk. Sekunder LILIRIAJA

107 107 BELLALAO BUNNE 85/85 SD.BUNNE/85 2,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

108 108 BELLALAO SEKKANG 85/85 93/93 4,200 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

109 109 DLM KOTA TAKALALA JP.KM.24.8 SPG 93/93 2,600 Lingk. Sekunder MARIORIWAWO

110 110 LEPPANGENG LAGUE 103/103 103/103 2,000 Lingk. Primer LILIRILAU

111 111 LAJOA CACALEPPENG JP.KM.20.4 SPG JP.KM.20.7 SPG 0,800 Lingk. Primer LILIRIAJA

112 112 DARE BUNGA-BUNGAE SUMBER JATI JP.KM.10.8 SPG JP.KM.12.6 SPG 1,500 Lokal Sekunder LILIRILAU

113 113 TONRONGE ATTANGLIANG JP.KM.27.6 SPG JP.KM.28.5 SPG 1,700 Lokal Primer MARIORIWAWO

114 114 MACCOPE MONG 93/93 87/117 2,030 Lingk. Primer MARIORIWAWO

Lingk. Primer CITTA

115 115 CIROWALI PANGEMPANGE 17 84 7,000 Lingk. Primer LALABATA

116 116 KALEMPANG TOMPOE JP.KM.SPG BR JP.KM.SPG BR 5,000 Lokal Primer MARIORIWAWO

117 117 MONG WALIMPONG 87/114 123/123/SUNGAI 6,000 Lingk. Primer CITTA

Lingk. Primer MARIORIWAWO

118 118 LEMPONGKARAJAE CEMPACENNING 92/86 120 3,000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

119 119 SALAONRO PAROTO JP.KM.20 SPG 96/96 7,000 Lingkungan Primer LILIRILAU

120 120 BENTENGE LENRANG JP.KM.14.6 SPG 94/94 5,000 Lingkungan Primer LILIRILAU

121 121 LABESSI ATAKKA JP.KM.23.4 SPG 93/93 5,000 Lingk. Primer MARIORIWAWO

122 122 MACCINI LAGOCI 81/81 83/83 3,250 Lingkungan Primer LILIRIAJA

123 123 WALIMPONG JANGKALI 117/SUNGAI BTS.KAB.BONE 3,100 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

124 124 KESSI JARASUA JP.KM SPG SUNGAI 4,600 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

125 125 PALIE ABBARANGE JP.KM. SPG DDI / SEKOLAH 2,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

126 126 SP.CENNAE WATUTOA 101/101 131/131 1,500 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

127 127 LOBO MADEKKANG 81/81 100/100 2,300 Lokal Primer LILIRIAJA

Lokal Primer MARIORIWAWO

128 128 LAUSA MATARENGE 85/85 SUNGAI 2,200 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

129 129 LABAE PAJALESANG 132/132 MESJID 5,900 Lokal Primer CITTA

Lokal Primer MARIORIWAWO

130 130 TALEPU PAROTO 96/96 SUNGAI 2,000 Lingkungan Primer LILIRILAU

131 131 TOKEBBENG MASUMPU JP.KM.30.4 SPG 84/84 3,900 Lokal Primer MARIORIWAWO

132 132 CITTA LABAE BTS.KAB.BONE 86/87 BTS.KAB.BONE 6,200 Lokal Primer CITTA

133 133 TAKKU BURUCCENGE JP.KM.24.3 SPG 33/33 7,100 Lokal Primer LILIRILAU
1 2 3 4 5 6 7 11 15

135 135 DLM KOTA TAJUNCU JP.KM.3.1 SPG JP.KM.13.3 SPG 2,000 Lokal Sekunder DONRI-DONRI

136 136 BUNNE COPPENG-COPPENG 85/85 SUNGAI 1,400 Lingk. Primer MARIORIWAWO

137 137 TOGIGI TONRONG SEPEE 81/81 82/82 3,000 Lokal Primer LALABATA

Lokal Primer LILIRIAJA

138 138 GALUNG KALUNGE AKUWEPELANGE 15/15 15 4,700 Lingkungan Primer MARIORIAWA

139 139 LAPPACABBU GEDUNG KONI 58/58 43/43 2,400 Lokal Sekunder LALABATA

140 140 BTN LALABATA INDAH JP.KM.2.3 SPG 140 2,000 Lokal Sekunder LALABATA

141 141 LAMPORE PANINCONG 41/41 JP.KM. SPG 8,200 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

Lingkungan Primer MARIORIAWA

142 142 KALEMPANG BAKUNGE JP.KM SPG JP.KM. SPG 2,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

143 143 DABBARE PAOMALLIMPOE 81/81 81/81 1,500 Lingkungan Primer LILIRIAJA

Lingkungan Primer LILIRIAJA

144 144 KAYANGAN BILATUNGKEE 58/58 MESJID 3,000 Lingkungan Primer LALABATA

145 145 DARE BUNGA-BUNGAE CABENGE 165/165 104/104 0,650 Lokal Sekunder LILIRILAU

146 146 LONRONG BULU-BULUE 86/86 SUNGAI 0,450 Lingkungan Primer LILIRIAJA

147 147 BAKKE CAPPA BAKKE 3/3 SAWAH 2,000 Lingkungan Primer GANRA

148 148 PAJALESANG WALIMPONG 129/129 123/123 5,000 Lokal Primer MARIORIWAWO

149 149 TONRONGE MARIOINDAH JP.KM.27 SPG 93/93 2,500 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

150 150 PADDOMENGPADANG MACCODONG 36/36 12/12 2,500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

151 151 JL.ALTERNATIF CABENGE 29/29 JP.KM.13 SPG 0,700 Lokal Sekunder LILIRILAU

152 152 MARIO INDAH MATARENGE 93/93 128/SUNGAI 2,300 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

153 153 SENGKUNGE SANYILI JP.KM.11 SPG 19/19 6,700 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

154 154 ENREKENG DORIE/LABOKONG 3/3 6/6 5,000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

155 155 LEMPA BICCUING 79/79 MESJID 5,000 Lingkungan Primer LALABATA

156 156 PS.TAJUNCU SENGKUNGE 3/3 JP.KM.13 SPG 1,300 Lokal Primer DONRI-DONRI

157 157 SP.JL.BILA SELATAN 53/53 55/55 0,800 Lokal Sekunder LALABATA

158 158 KALENRUNGE POLRES JP.KM.0.80 SPG JP.1.2 SPG 0,790 Lokal Sekunder LALABATA

159 159 SEK.PS.SENTRAL TAKALALA JP.KM.27 SPG JP.KM.27 SPG 1,000 Lokal Sekunder MARIRIWAWO

160 160 JL. LINGKAR LAWO JP.KM. SPG JP.KM. SPG 0,490 Lokal Sekunder LALABATA

161 161 LOMPULLE LEWORENG 02/02 03/03 5,500 Lokal Primer GANRA /

Lokal Primer DONRI-DONRI

162 162 PALIE LAMESUE JP.KM. SPG BTS.KAB.BONE 3,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

163 163 BULU DUA TANJONGE JP.KM. SPG SAWAH 1,700 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

164 164 PANINCONG MACCODONG 20/20 12/12 1,300 Lingkungan Primer MARIORIAWA

165 165 RING ROAD KOTA WATANSOPPENG 65/65 58/58 2,000 Lingk. Sekunder LALABATA

166 166 PAJALESANG PERTAMINA JP.KM.12.3 SPG JP.KM.13 SPG 2,000 Lingk. Sekunder LILIRILAU

167 167 LINGKUNGAN SALOKARAJA 01/01 01/01 0,586 Lingk. Sekunder LALABATA

168 168 AKKAMPENG TANETE JP.KM SPG SAWAH/SUNGAI 1,100 Lingkungan Primer LALABATA

169 169 MASING BTS.KAB.WAJO 33/33 BTS.KAB.WAJO 2,500 Lokal Primer LILIRILAU
1 2 3 4 5 6 7 11 15

170 170 PISING LATANRA JP.KM SPG SAWAH/SUNGAI 2,500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

171 171 SAREBATUE ADDAGANGE 97/97 SUNGAI 2,500 Lingkungan Primer LILIRIAJA

172 172 PALERO GATTARENG 103/103 KEBUN 2,500 Lingkungan Primer LILIRILAU

173 173 KAMPUNG BARU PATTOJO 122/122 SUNGAI 1,000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

174 174 TANJONGE PACCORA JP.KM SPG BTS.KAB.BONE 3,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

MARIORIWAWO Lingkungan Primer MARIORIWAWO

175 175 JL.ALTERNATIF MALLEKANA PASAR TAKALALA JP.KM SPG JP.KM SPG 0,800 Lingk. Sekunder MARIORIWAWO

176 176 COLLONG PEPPAE 88/88 98/98 2,500 Lingkungan Primer LILIRILAU

177 177 PATTOJO ANRANGAE 81/81 81/81 2,500 Lingkungan Primer LILIRIAJA

178 178 CENNAE SAWILE JP.KM SPG KEBUN 3,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

179 179 LEBBAE 81/81 81/81 1,230 Lokal Sekunder LILIRIAJA

180 180 PAJALELE IWAE 06/06 05/05 0,900 Lokal Primer DONRI-DONRI

181 181 JL. SEKITAR PASAR PANINCONG JP.KM SPG JP.KM SPG 2,000 Lingk. Sekunder MARIORIAWA

182 182 KULLAMPENG WATAN LOMPULLE 31/31 31/31 2,500 Lingkungan Primer LILIRILAU

183 183 EX. AMD SERING 36/36 36/36 2,500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

184 184 LATAPPARENG CEMPAKADOE JP.KM.30.5 SPG DANAU 3,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

185 185 LENRANGRILAU 94/94 94/94 4,000 Lingkungan Primer LILIRILAU

186 186 SEKITAR LAP. SEPAK BOLA CANGADI JP.KM.16.0 SPG JP.KM.15.0 SPG 1,000 Lingk. Sekunder LILIRIAJA

187 187 CIKKE'E LEMPONG BAKKE 65/65 144 5,000 Lingkungan Primer LALABATA

188 188 TODDANG SALOE AWO KAWOE 5/5 SAWAH 2,500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

189 189 DUSUN BAKKE 147/147 147/147 2,000 Lingkungan Primer GANRA

190 190 LAKOE MARIORITENGNGAE JP.KM KEBUN 1,500 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

191 191 LALANGE LEBBAE JALAN TANI KEBUN 1,000 Lingkungan Primer LLILIRIAJA

192 192 COPPO AWI JP.KM JALAN TANI 2,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

193 193 JENNAE SUMPANG LETTE JP.KM JALAN TANI 1,000 Lingkungan Primer LLILIRIAJA

194 194 KAMPUNG BARU MARIO INDAH 93/93 93/93 1,500 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

195 195 JALAN MAKAM DATU MARIO 15/15 MAKAM 0,400 Lingkungan Primer MARIORIAWA

196 196 GATTARENG BULU BATU JP.KM SPG HUTAN LINDUNG 5,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

197 197 SEKITAR JAMPU 86/86 KUBURAN 0,800 Lingkungan Primer LILIRIAJA

198 198 BELO KAMPUNG BARU 1/1 JP.KM SPG 0,650 Lokal Primer LILIRIAJA

199 199 GALUNG SANRANGENG JP.KM SPG 0,720 Lokal Primer LILIRIAJA

200 200 SEKITAR LAPANGAN DARE' AJUE JP.KM JP.KM 0,500 Lingkungan Sekunder DONRI-DONRI

201 201 TODDANGSALOE SALOMATE 5/5 SAWAH 1,500 Lingkungan Primer MARIORIAWA

202 202 LAGOCI TIMUSU --> MALAPAO 83/83 1,000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

203 203 JL. AMBO TANG LABURAWUNG 42/42 JP.KM SPG 1,600 Lingkungan Sekunder LALABATA

204 204 JL. MASUK MAKAM PETTA JANGGO 08/08 08/08 1,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

(Jalan Lingkar Madining)


205 205 SD 17 BILA JL.ABD.MUIS 53/53 52/52 0,250 Lokal Sekunder LALABATA

206 206 JL.PISANG (WATANSOPPENG) 44/44 JP.KM 0,215 Lingk. Sekunder LALABATA
1 2 3 4 5 6 7 11 15

207 207 LORONG I JALAN PEMUDA 78/78 52/52 0,142 Lingk. Sekunder LALABATA

208 208 JALAN LAKITTA JP.KM 44/44 1,158 Lingk. Sekunder LALABATA

209 209 SEKITAR MALLANROE AKKAMPENG JP.KM JP.KM 1,800 Lokal Sekunder LALABATA

210 210 ULU GALUNG TAKKU 85/85 KEBUN 1,600 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

211 211 JELLOE BAKUNGNGE JP.KM SUNGAI 1,750 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

212 212 PRODUKSI CEKKE 1,000 Lingkungan Primer LILIRILAU

213 213 TIKKAO LAPPALOANG 91/91 2,500 Lingkungan Primer LALABATA

214 214 TANACELLA TOLAYYA 132/132 2,000 Lingkungan Primer CITTA

215 215 LATAPPERE LANACE 29/29 02/02 4,120 Lingkungan Primer LILIRILAU

Lingkungan Primer GANRA

216 216 PEKUBURAN POMPULUE BARINGENG JP.KM 1,000 Lingkungan Primer LILIRILAU

217 217 CIMPURUNGNGE JP.KM 1,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

218 218 DUSUN CENRANA 01/01 01/01 0,310 Lingkungan Sekunder LALABATA

219 219 TANI KABARO 03/03 SAWAH 1,000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

220 220 ASSORAJANGNGE MADDANG 06/06 0,850 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

221 221 TANI BULU-BULU 0,400 Lingkungan Primer LILIRILAU

222 222 LINGKAR PISING (UkkeE - Pising) 03/03 JP.KM 0,700 Lokal Primer DONRI-DONRI

223 223 TOKARE BATAS KAB. WAJO 06/06 BTS.KAB.WAJO 0,347 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

224 224 SEBELAH TIMUR LAPANGAN TAKALALA 109/109 0,388 Lingkungan Sekunder MARIORIWAWO

225 225 PEKUBURAN BALUBU 66/66 45/45 1,000 Lingkungan Sekunder LALABATA

226 226 ASSESSUNGENGNGE LAKELLU JP.KM 0,800 Lokal Primer MARIORIWAWO

227 227 PERUMNAS BUMI ANGREK PERMAI 58/58 SUNGAI 2,000 Lingkungan Sekunder LALABATA

Lingkungan Sekunder LALABATA

228 228 SUMPANG BILA BOLAGALUNGE 64/64 SUNGAI 0,050 Lingkungan Sekunder LALABATA

229 229 JALAN TANI KE ABBANUANGNGE 98/98 0,750 Lingkungan Primer LILIRILAU

230 230 JALAN TANI LATANRA 170/170 0,500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

231 231 JAMPU PONGNGE 86/86 86/86 0,500 Lingkungan Sekunder LALABATA

232 232 PRODUKSI TAKKU KEBO 133/133 1,000 Lingkungan Primer LILIRILAU

233 233 SOLIE SENGKUNGE 153/153 19/19 1,000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

234 234 SERING LAPAMPENG 36/36 15,000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

235 235 WELONGNGE ALUPPANG JP.KM BTS.KAB.SIDRAP 2,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

236 236 UNGATANAE KAMPUNG BARU JP.KM 1,000 Lokal Primer MARIORIWAWO

237 237 BUJUNG LOMPO LABESSI 109/109 109/109 1,000 Lingkungan Sekunder MARIORIWAWO

238 238 AWAKALUKU TEPPOE JP.KM SAWAH 1,000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

239 239 LINGKAR KANTOR DESA PANINCONG JP.KM JP.KM 1,400 Lingkungan Sekunder MARIORIAWA

240 240 LEPPANGENG MALAKA 01/01 45/45 1,010 Lingkungan Primer LALABATA

241 241 ALLAPPORENG PELLEPELLENGNGE JP.KM JP.KM 1,000 Lingkungan Primer LILIRILAU

242 242 LAPPAMALOANG KAJUARA 91/91 1,000 Lingkungan Primer LILIRIAJA


1 2 3 4 5 6 7 11 15

243 243 PANCIE LOKASI TRANSMIGRASI 15/15 Transmigrasi 1,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

244 244 LABESSI (JALAN DESA) JP.KM JP.KM 1,000 Lingkungan Sekunder MARIORIWAWO

245 245 JL. KESATRIA ABD. MUIS 46/46 52/52 1,000 Lingkungan Sekunder LALABATA

246 246 SEKITAR KANTOR DESA PATAMPANUA 20/20 12/12 1,000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

247 247 LEMPA PANINCONG DABBARE RILAU HUTAN 1,000 Lingkungan Primer LALABATA

248 248 SEKITAR LAP.MACCINI DS.ROMPEGADING 81/81 SAWAH 0,500 Lingkungan Sekunder LILIRIAJA

249 249 BTN SOPPENG PERMAI 140 140 0,500 Lingkungan Sekunder LALABATA

250 250 SEKITAR PASAR PACONGKANG, LAP. BOLA 86/86 86/86 1,200 Lingkungan Sekunder LILIRIAJA

PACONGKANG DAN KAMPUNG PLATON

251 251 KALEMPANG ATTANG CALO-CALO JP.KM JP.KM 2,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

252 252 LINGKAR ABBANUANGNGE 92/92 92/92 0,500 Lingkungan Sekunder LILIRIAJA

253 253 TALABANGI SD DEWI 104/104 104/104 0,300 Lingkungan Sekunder LILIRILAU

254 254 SARECOPPENG MASING 33/33 33/33 1,000 Lingkungan Primer LILIRILAU

255 255 JALAN DESA CONGKO 100/100 0,250 Lingkungan Sekunder MARIORIWAWO

256 256 PASAR LOLLOE MACCOPE 81/81 65/65 0,650 Lingkungan Sekunder LALABATA

257 257 JL. PASAR MATTIROPONCING 48/48 49/49 0,203 Lingkungan Sekunder LALABATA

258 258 JL. DG. BORA 53/53 55/55 0,218 Lingkungan Sekunder LALABATA

(Bila Utara - Bila Selatan)


259 259 JL.SAMPING KANTOR CAMAT LALABATA SAMP. KANTOR BPS 48/48 49/49 0,127 Lingkungan Sekunder LALABATA

260 260 JL.SAMPING KANTOR BKD SOPPENG JP.KM 165/165 0,125 Lingkungan Primer LALABATA

r
261 261 SAMPING MASJID MANNAGAE SDN 8 MANNAGAE 02/02 sawah 0,900 Lingkungan Primer GANRA

262 262 BERA GALUNGKALUNGE 16/16 15/15 5,300 Lingkungan Primer MARIORIAWA

263 263 KAMPIRI TINCO 86/86 103/103 2,500 Lingkungan Primer CITTA

264 264 JL.LATSITARDANUS JP.KM JP.KM 2,500 Lingkungan Primer MARIORIAWA

265 265 DALAM KOTA LATAPPARENG 79/79 227/227 1,270 Lingk.Sekunder MARIORIAWA

266 266 DUSUN AKKAMPENG MALLANROE JP.KM 14/14 0,700 Lingk.Sekunder MARIORIAWA

267 267 DALAM KOTA LAJAROKO 15/15 15/15 0,500 Lingk.Sekunder MARIORIAWA

268 268 JL.BIDADARI BTN KAYANGAN 58/58 304/304 0,500 Lingk.Primer MARIORIWAWO

269 269 SEKITAR MALLANROE JP.KM JP.KM 0,480 Lingk.Sekunder LALABATA

270 270 LINGKAR WATANLOMPULLE 1,100 Lingk.Sekunder LILIRILAU

271 271 KOMPLEKS PERUMAHAN SENTRAL 44/44 271/271 0,305 Lingk.Sekunder LALABATA

272 272 BTN HASADA PERMAI JP.KM JP.KM 1,500 Lingk.Primer MARIORIWAWO

273 273 JAMPU-JAMPU JOLLE 84/84 1,000 Lingk.Primer LALABATA

274 274 SALOTUNGO BAKAE JP.KM 44/44 1,000 Lingk.Sekunder LALABATA

275 275 SEKITAR TUGU LOLOE JP.KM JP.KM 1,500 Lingk.Sekunder LALABATA

276 276 LALABATA INDAH HUSADA PERMAI 140/140 1,000 Lingk.Skunder LALABATA

277 277 SEKITAR KANTOR CAMAT LILIRIAJA JP.KM JP.KM 1,000 Lokal Sekunder LILIRIAJA

278 278 JLN.KEBUN DESA JP.KM 121/121 6,000 Lingk.Primer MARIORIWAWO


1 2 3 4 5 6 7 11 15

280 280 WAEPUTE TALUMAE JP.KM JP.KM 2,000 Lingk.Sekunder MARIORIWAWO

281 281 KANDANGE BULU ALITA 99/94 86/86 1,050 Lingk.Primer LILIRILAU

282 282 JL. JATI SEWO 54/54 54/54 0,577 Lingk.Sekunder LALABATA

283 283 AMD BARANG 93/93 86/86 1,000 Lingk.Primer LILIRIAJA

284 284 LAUNGA APPANANG 82/82 SAWAH 0,700 Lingk.Primer LILIRIAJA

285 285 TANJONGE PACCORA JP.KM 1,000 Lingk.Primer MARIORIWAWO

286 286 SEKITAR PUSTU PANINCONG JP.KM 1,000 Lingk.Skunder MARIORIAWA

287 287 DARE AJUE MEDDE JP.KM 20/20 1,000 - DONRI-DONRI

288 288 ULU GALUNG TAKKU 85/85 - 1,600 Lingk.Primer MARIORIWAWO

289 289 TANJONGE LAGULILING JP.KM - 0,380 Lingk.Primer MARIORIWAWO

290 290 TANI KECCE 103/103 103/103 1,000 Lingk.Primer CITTA

903,912

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.2 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 - 2032
TABEL 2 : SISTEM JARINGAN JALAN K4 DAN JALAN LOKAL KABUPATEN

PENENTUAN RUAS JALAN


Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
Lokasi
(KM)
1 2 3 4 5 6 7 11 15

1 1 MALAKA MARI-MARI 45/45 JP.KM.9.2.SPG 9,200 Lokal Primer L.BATA/GANRA

2 2 BELO BTS.KAB.WAJO 01/01 BTS.KAB.WAJO 13,900 Lokal Primer GANRA

3 3 TAJUNCU GANRA JP.KM.132.SPG 01/01 13,000 Lokal Primer DONRI-DONRI/

Lokal Primer GANRA

4 4 CENRANA TELLANG 01/01 03/03 4,300 Lokal Primer LALABATA

Lokal Primer LALABATA

5 5 PADDANGENG LEWORENG JP.KM.16.5.SPG 06/06 6,800 Lokal Primer DONRI-DONRI

6 6 LABOKONG TOKARE 03/03 41 9,560 Lokal Primer DONRI-DONRI

7 7 CELLENGE CENNOE 02/02 SAWAH 1,500 Lokal Primer GANRA

Lingkungan Primer GANRA

8 8 BATU-BATU MADINING JP.KM.26.53.SPG JP.KM.27.6.SPG 2,900 Lokal Primer MARIORIAWA

9 9 SP.MADINING ANNETUE JP.KM.27.4.SPG DANAU 4,300 Lokal Primer MARIORIAWA

10 10 LAJARELLA BOLA MALLIMPONGE 11/11 DANAU 2,500 Lingkungan Primer MARIORIAWA

Lingkungan Primer MARIORIAWA

11 11 LIMPOMAJANG SALOMATE 06/08 DANAU 2,600 Lingkungan Primer MARIORIAWA

12 12 MADDUMPA DAREAJUE JP.KM.19.4.SPG JP.KM.18.4.SPG 13,100 Lokal Primer DONRI-DONRI

13 13 DAREAJUE TURUNGLAPPAE JP.KM.18.5.SPG 05/05 2,900 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

14 14 SP.LATAPPARENG TANETE 15/15 SUNGAI 3,300 Lingkungan Primer MARIORIAWA

15 15 LATAPPARENG AKUWEPELANGE JP.KM.30.5.SPG SBR.AIR PANAS 20,000 Lokal Primer MARIORIAWA

16 16 LARINGGI BERA JP.KM.35.9.SPG LAP.BOLA/27 2,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

17 17 LAPAJUNG CIROWALI 42/42 KANTOR DESA 7,500 Lokal Primer LALABATA

18 18 LAWO BTS.KAB.BARRU JP.KM.6.6.SPG BATAS KAB./SUNGAI 18,800 Kolektor Primer LALABATA

Kolektor Primer DONRI-DONRI

19 19 UKKEE JOMPIE JP.KM.5.2.SPG JP.KM.11.9.SPG 6,300 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

20 20 PANINCONG BTS. KAB. BARRU JP.KM.20.7.SPG BTS.KAB.BARRU 25,750 Kolektor Primer MARIORIAWA

21 21 SP.PANINCONG POLECCU JP.KM.21.8.SPG 20/20 5,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

22 22 PADALI AJUPUTE JP.KM. SPG 23/23 7,000 Lokal Primer MARIORIAWA

23 23 MADINING POLECCU JP.KM.26.7SPG 20/20 11,000 Lokal Primer MARIORIAWA

24 24 BENTENGE MATOANGING JP.KM.7.1.SPG 04/04 6,000 Lingkungan Primer LALABATA

25 25 UKKEE TINCO JP.KM.8.5.SPG 24/24 3,000 Lingkungan Primer DONRI2/L.BATA

26 26 WELONGE LAJAROKO JP.KM.32.1.SPG 16/16 3,500 Lokal Primer MARIORIAWA

Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
Lokasi
Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi

27 27 CEMPAKARE BERA 26/26 15/LAP.BOLA 4,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

28 28 LOMPO SUMPANGALE JP.KM.26.0.SPG DANAU 3,200 Lokal Primer MARIORIAWA

29 29 DAREBUNGA-BUNGAE SEKITAR PS.CABENGE JP.KM.12.2.SPG JP.KM.12.2.SPG 2,200 Kolektor Sekunder LILIRILAU

30 30 MACANRE TOAWO JP.KM.14.5.SPG SP.TOAWO 3,900 Lingkungan Primer LILIRILAU

31 31 MACANRE BTS.KAB.WAJO JP.KM.14.5.SPG BTS.KAB.WAJO 12,900 Lokal Primer LILIRILAU

32 32 PALLAPAOE KEBO JP.KM.22.6.SPG 31/31 2,000 Lokal Primer LILIRILAU

33 33 PALLAPAOE LEMO-LEMO JP.KM.22.3.SPG JP.KM.23.1.SPG 10,600 Lokal Primer LILIRILAU

34 34 GALUNGKALUNGE KAJUARA 15/15 MESJID 5,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

35 35 DLM KOTA GANRA 01/01 01/01 3,000 Lokal Sekunder GANRA

36 36 TAJUNCU LATTIE JP.KM.13.0.SPG MESJID 15,000 Lokal Primer DONRI-DONRI

37 37 KABARO SP.LABOKONG 03/03 03/03 1,800 Lokal Primer DONRI-DONRI

38 38 SANYILI GALUNG LANGIE 19/19 18/18 5,000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

39 39 PATAMPANUA TANA BELLANGE 20/20 12/12 2,000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

40 40 LEJJA DATAE 15/15 SD.DATAE 14,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

41 41 KAWARANG TOKARE JP.KM.19.7.SPG 06/MESJID 5,500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

42 42 LAWO LAPAJUNG JP.KM.5.1.SPG JP.KM.1.6.SPG 3,200 Kolektor Primer LALABATA

43 43 JL. SAMUDERA 46/47 JP.KM.0.3.SPG 0,640 Kolektor Primer LALABATA

44 44 LAPAJUNG MACOPE 45/45 JP.KM.4.0.SPG 3,900 Kolektor Primer LALABATA

45 45 LAPAJUNG MANGKUTTU JP.KM.1.6.SPG JP.KM.6.1.SPG 3,900 Kolektor Primer LALABATA

46 46 JL. KESATRIA JP.KM.0.2.SPG 43/47 0,800 Lokal Sekunder LALABATA

47 47 JL. KAYANGAN 43/46 48/48 1,200 Lokal Sekunder LALABATA

48 48 JL. WIJAYA 46/46 49/49 0,600 Lokal Sekunder LALABATA

49 49 JL. ATTANGBENTENG 46/46 78/79 0,300 Lokal Sekunder LALABATA

50 50 JL. KALINO 49/49 78/78 0,300 Lokal Sekunder LALABATA

51 51 JL. PASAR 49/49 75/75 0,240 Lokal Sekunder LALABATA

52 52 JL. ABD. MUIS 49/49 53/53 0,800 Lokal Sekunder LALABATA

53 53 JL. BILA SELATAN 78 55 0,840 Lokal Sekunder LALABATA

54 54 COPPOBUKKANG SEWO 53/53 54/54 2,300 Lokal Sekunder LALABATA

55 55 JL. BILA UTARA 53 JP.KM.0.9 SPG 0,800 Lokal Sekunder LALABATA

56 56 JL. BAKTI 53/53 55/55 0,100 Lokal Sekunder LALABATA

57 57 JL. PANRELANTO 55/55 JP.KM.1.1 SPG 0,100 Lokal Sekunder LALABATA

58 58 PAKKANREBETE SEWO JP.KM.2.5 SPG 54/54 3,600 Lokal Primer LALABATA

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
Lokasi
59 59 JL. LAMUMPATUE 78/78 JP.KM.0.4 SPG 0,200 Arteri Sekunder LALABATA

60 60 JL. SUNU 43/43 JP.KM.1.2 SPG 0,330 Lokal Sekunder LALABATA

61 61 JL. MANGKAWANI 53/53 54/54 0,900 Lokal Sekunder LALABATA

62 62 LAPAJUNG SEWO JP.KM.1.4.SPG 54/54 1,900 Lokal Sekunder LALABATA

63 63 BUCELLO 52/52 58/58 1,100 Lokal Sekunder LALABATA

64 64 SEKITAR JERA LOMPOE JP.KM.1.1 SPG 78/78/79 1,100 Lingk. Sekunder LALABATA

65 65 CIKKEE LOLLOE JP.KM.2.8 SPG JP.KM.3.5 SPG 2,500 Lokal Sekunder LALABATA

66 66 JL. BALUBU JP.KM.2.1.SPG 54/54 0,350 Lokal Primer LALABATA

67 67 LAKACERE OMPO 69/69 JP.KM.3.9.SPG 1,100 Lokal Sekunder LALABATA

68 68 SEK.PERMANDIAN OMPO JP.KM.3.4.SPG JP.KM.3.6.SPG 2,000 Lokal Sekunder LALABATA

69 69 LAPAJUNG STD. H. A. WANA JP.KM.1.8.SPG JP.KM.2.9.SPG 1,500 Lokal Sekunder LALABATA

70 70 LABURAWUNG LEPPANGENG JP.KM.2.6.SPG 01/01 1,169 Lokal Sekunder LALABATA

71 71 SALOTUNGO MACCOPE JP.KM.3.1.SPG 44/44 0,800 Lokal Sekunder LALABATA

72 72 UJUNG LAPPAE 73/73 45/45 1,400 Lokal Sekunder LALABATA

73 73 JL. UJUNG 51/51 75/72 0,250 Lokal Sekunder LALABATA

74 74 JL. NURDIN SALEH 73/73 72/76 0,100 Lokal Sekunder LALABATA

75 75 JL. PENGAYOMAN JP.KM.0.5.SPG 73/72 0,350 Lokal Sekunder LALABATA

76 76 JL. RUMAH JABATAN BKDH 76/76 RUMAH JAB.BKDH 0,330 Lingk. Sekunder LALABATA

77 77 JL. MESS TINGGI JP.KM.0.5 SPG MESS TINGGI 0,180 Lingk. Sekunder LALABATA

78 78 JL. PEMUDA 53 49 0,600 Lokal Primer LALABATA

79 79 LOLLOE LEMPA/TIKKAO 65/65 SEKOLAH 10,000 Lokal Primer LALABATA

80 80 DABBARE LEMPA/TIKKAO 81/81 91/91 10,000 Lokal Primer LALABATA

81 81 MACCOPE LABESSI JP.KM.0.3.SPG JP.KM.24.2.SPG 11,200 Kolektor Primer LALABATA/ LILIAJA/


LILIRILAU

82 82 MALLANROE GALUNG JP.KM.7.0.SPG JP.KM.16.2 SPG 4,800 Lokal Primer LALABATA / LILIRIAJA

83 83 LEBBAE MASSUMPU 81/81 84/84 9,700 Lokal Primer LILIRIAJA

Lokal Primer MARIORIIWAWO

84 84 ATTANGLIANG PANGEMPANGE JP.KM.29.5 SPG MATA AIR JOLLE 16,800 Lokal Primer MARIORIWAWO

Lokal Primer LALABATA

85 85 SANUALE WALIMPONG JP.KM.32.0 SPG SUNGAI 10,000 Lokal Primer MARIORIWAWO

86 86 LAJOA CITTA JP.KM.19.9 SPG 132/67 13,400 Lokal Primer LILIRIAJA

Lokal Primer CITTA

87 87 CITTA MONG 86/132 SUNGAI/114/117 3,600 Lokal Primer CITTA

88 88 UJUNG BTS.KAB.BONE JP.KM.22.1 SPG BTS.KAB.BONE 11,800 Lokal Primer LILIRILAU

89 89 LAJOA TESSIABENG JP.KM.22.1 SPG 81/81 1,875 Lokal Primer LILIRIAJA

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
Lokasi
91 91 PATTOJO TIKKAO 81/81 SD/91 5,000 Lokal Primer LILIRIAJA

92 92 APPASARENG DANRAE JP.KM.19.2 SPG JP.KM.20.7 SPG 3,200 Lokal Primer LILIRIAJA

93 93 TAKALALA PACONGKANG JP.KM.25.7 SPG 86/86 13,800 Lokal Primer MARIORIWAWO

Lokal Primer LILIRIAJA

94 94 ALLIMBANGENG JAMPU 104 85/86 8,100 Lokal Primer LILIRILAU

Lokal Primer LILIRIAJA

95 95 PAJALESANG MANU-MANU / JP.KM.10.4 SPG 112/112 1,400 Lingkungan Primer LILIRILAU

PEKUBURAN Lingkungan Primer LILIRILAU

96 96 MAROSSA TETEWATU JP.KM.15.2 SPG 88/89 12,300 Lokal Primer LILIRILAU

97 97 PAROTO LAKIBONG 96/96 103/103 4,000 Lokal Primer LILIRILAU

Lokal Primer CITTA

98 98 TOCAMPU BTS.KAB.BONE/PALAE 88/88 BTS.KAB.BONE 5,200 Lokal Primer LILIRILAU

99 99 BERUE ABBANUANGE 103/103 88/88 3,000 Ling. Primer LILIRILAU

100 100 SP. TAKALALA CONGKO JP.KM.27 SPG 84/84 3,500 Lokal Primer MARIORIWAWO

101 101 CENNAE LANGKEMME JP.KM.40.0 SPG SD.LANGKEMME 3,700 Lokal Primer MARIORIWAWO

102 102 AMESSANGENG LAUSA JP.KM.35.6 SPG 85/85 5,100 Lokal Primer MARIORIWAWO

103 103 TETEWATU KAMPIRI 88/88 86/86 19,700 Lokal Primer LILIRILAU

Lokal Primer CITTA

104 104 PAJALESANG ALLIMBANGENG JP.KM.12.5 SPG 94 3,000 Lokal Primer LILIRILAU/ LILIRIAJA

105 105 BENTENGE TEPPOE JP.KM.14.3 SPG 82/82 2,600 Lokal Primer LILIRIAJA

106 106 DLM KOTA CANGADI JP.KM.17.1 SPG JP.KM.16.9 SPG 2,000 Lingk. Sekunder LILIRIAJA

107 107 BELLALAO BUNNE 85/85 SD.BUNNE/85 2,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

108 108 BELLALAO SEKKANG 85/85 93/93 4,200 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

109 109 DLM KOTA TAKALALA JP.KM.24.8 SPG 93/93 2,600 Lingk. Sekunder MARIORIWAWO

110 110 LEPPANGENG LAGUE 103/103 103/103 2,000 Lingk. Primer LILIRILAU

111 111 LAJOA CACALEPPENG JP.KM.20.4 SPG JP.KM.20.7 SPG 0,800 Lingk. Primer LILIRIAJA

112 112 DARE BUNGA-BUNGAE SUMBER JATI JP.KM.10.8 SPG JP.KM.12.6 SPG 1,500 Lokal Sekunder LILIRILAU

113 113 TONRONGE ATTANGLIANG JP.KM.27.6 SPG JP.KM.28.5 SPG 1,700 Lokal Primer MARIORIWAWO

114 114 MACCOPE MONG 93/93 87/117 2,030 Lingk. Primer MARIORIWAWO

Lingk. Primer CITTA

115 115 CIROWALI PANGEMPANGE 17 84 7,000 Lingk. Primer LALABATA

116 116 KALEMPANG TOMPOE JP.KM.SPG BR JP.KM.SPG BR 5,000 Lokal Primer MARIORIWAWO

117 117 MONG WALIMPONG 87/114 123/123/SUNGAI 6,000 Lingk. Primer CITTA

Lingk. Primer MARIORIWAWO

118 118 LEMPONGKARAJAE CEMPACENNING 92/86 120 3,000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi

119 119 SALAONRO PAROTO JP.KM.20 SPG 96/96 7,000 Lingkungan Primer LILIRILAU
121 121 LABESSI ATAKKA JP.KM.23.4 SPG 93/93 5,000 Lingk. Primer MARIORIWAWO

122 122 MACCINI LAGOCI 81/81 83/83 3,250 Lingkungan Primer LILIRIAJA

123 123 WALIMPONG JANGKALI 117/SUNGAI BTS.KAB.BONE 3,100 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

124 124 KESSI JARASUA JP.KM SPG SUNGAI 4,600 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

125 125 PALIE ABBARANGE JP.KM. SPG DDI / SEKOLAH 2,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

126 126 SP.CENNAE WATUTOA 101/101 131/131 1,500 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

127 127 LOBO MADEKKANG 81/81 100/100 2,300 Lokal Primer LILIRIAJA

Lokal Primer MARIORIWAWO

128 128 LAUSA MATARENGE 85/85 SUNGAI 2,200 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

129 129 LABAE PAJALESANG 132/132 MESJID 5,900 Lokal Primer CITTA

Lokal Primer MARIORIWAWO

130 130 TALEPU PAROTO 96/96 SUNGAI 2,000 Lingkungan Primer LILIRILAU

131 131 TOKEBBENG MASUMPU JP.KM.30.4 SPG 84/84 3,900 Lokal Primer MARIORIWAWO

132 132 CITTA LABAE BTS.KAB.BONE 86/87 BTS.KAB.BONE 6,200 Lokal Primer CITTA

133 133 TAKKU BURUCCENGE JP.KM.24.3 SPG 33/33 7,100 Lokal Primer LILIRILAU

134 134 PACONGKANG BARANG 86/86 SUNGAI 2,500 Lokal Primer LILIRIAJA

135 135 DLM KOTA TAJUNCU JP.KM.3.1 SPG JP.KM.13.3 SPG 2,000 Lokal Sekunder DONRI-DONRI

136 136 BUNNE COPPENG-COPPENG 85/85 SUNGAI 1,400 Lingk. Primer MARIORIWAWO

137 137 TOGIGI TONRONG SEPEE 81/81 82/82 3,000 Lokal Primer LALABATA

Lokal Primer LILIRIAJA

138 138 GALUNG KALUNGE AKUWEPELANGE 15/15 15 4,700 Lingkungan Primer MARIORIAWA

139 139 LAPPACABBU GEDUNG KONI 58/58 43/43 2,400 Lokal Sekunder LALABATA

140 140 BTN LALABATA INDAH JP.KM.2.3 SPG 140 2,000 Lokal Sekunder LALABATA

141 141 LAMPORE PANINCONG 41/41 JP.KM. SPG 8,200 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

Lingkungan Primer MARIORIAWA

142 142 KALEMPANG BAKUNGE JP.KM SPG JP.KM. SPG 2,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

143 143 DABBARE PAOMALLIMPOE 81/81 81/81 1,500 Lingkungan Primer LILIRIAJA

Lingkungan Primer LILIRIAJA

144 144 KAYANGAN BILATUNGKEE 58/58 MESJID 3,000 Lingkungan Primer LALABATA

145 145 DARE BUNGA-BUNGAE CABENGE 165/165 104/104 0,650 Lokal Sekunder LILIRILAU

146 146 LONRONG BULU-BULUE 86/86 SUNGAI 0,450 Lingkungan Primer LILIRIAJA

147 147 BAKKE CAPPA BAKKE 3/3 SAWAH 2,000 Lingkungan Primer GANRA

148 148 PAJALESANG WALIMPONG 129/129 123/123 5,000 Lokal Primer MARIORIWAWO

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi

149 149 TONRONGE MARIOINDAH JP.KM.27 SPG 93/93 2,500 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

150 150 PADDOMENGPADANG MACCODONG 36/36 12/12 2,500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI
151 151 JL.ALTERNATIF CABENGE 29/29 JP.KM.13 SPG 0,700 Lokal Sekunder LILIRILAU

152 152 MARIO INDAH MATARENGE 93/93 128/SUNGAI 2,300 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

153 153 SENGKUNGE SANYILI JP.KM.11 SPG 19/19 6,700 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

154 154 ENREKENG DORIE/LABOKONG 3/3 6/6 5,000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

155 155 LEMPA BICCUING 79/79 MESJID 5,000 Lingkungan Primer LALABATA

156 156 PS.TAJUNCU SENGKUNGE 3/3 JP.KM.13 SPG 1,300 Lokal Primer DONRI-DONRI

157 157 SP.JL.BILA SELATAN 53/53 55/55 0,800 Lokal Sekunder LALABATA

158 158 KALENRUNGE POLRES JP.KM.0.80 SPG JP.1.2 SPG 0,790 Lokal Sekunder LALABATA

159 159 SEK.PS.SENTRAL TAKALALA JP.KM.27 SPG JP.KM.27 SPG 1,000 Lokal Sekunder MARIRIWAWO

160 160 JL. LINGKAR LAWO JP.KM. SPG JP.KM. SPG 0,490 Lokal Sekunder LALABATA

161 161 LOMPULLE LEWORENG 02/02 03/03 5,500 Lokal Primer GANRA /

Lokal Primer DONRI-DONRI

162 162 PALIE LAMESUE JP.KM. SPG BTS.KAB.BONE 3,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

163 163 BULU DUA TANJONGE JP.KM. SPG SAWAH 1,700 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

164 164 PANINCONG MACCODONG 20/20 12/12 1,300 Lingkungan Primer MARIORIAWA

165 165 RING ROAD KOTA WATANSOPPENG 65/65 58/58 2,000 Lingk. Sekunder LALABATA

166 166 PAJALESANG PERTAMINA JP.KM.12.3 SPG JP.KM.13 SPG 2,000 Lingk. Sekunder LILIRILAU

167 167 LINGKUNGAN SALOKARAJA 01/01 01/01 0,586 Lingk. Sekunder LALABATA

168 168 AKKAMPENG TANETE JP.KM SPG SAWAH/SUNGAI 1,100 Lingkungan Primer LALABATA

169 169 MASING BTS.KAB.WAJO 33/33 BTS.KAB.WAJO 2,500 Lokal Primer LILIRILAU

170 170 PISING LATANRA JP.KM SPG SAWAH/SUNGAI 2,500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

171 171 SAREBATUE ADDAGANGE 97/97 SUNGAI 2,500 Lingkungan Primer LILIRIAJA

172 172 PALERO GATTARENG 103/103 KEBUN 2,500 Lingkungan Primer LILIRILAU

173 173 KAMPUNG BARU PATTOJO 122/122 SUNGAI 1,000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

174 174 TANJONGE PACCORA JP.KM SPG BTS.KAB.BONE 3,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

MARIORIWAWO Lingkungan Primer MARIORIWAWO

175 175 JL.ALTERNATIF MALLEKANA PASAR TAKALALA JP.KM SPG JP.KM SPG 0,800 Lingk. Sekunder MARIORIWAWO

176 176 COLLONG PEPPAE 88/88 98/98 2,500 Lingkungan Primer LILIRILAU

177 177 PATTOJO ANRANGAE 81/81 81/81 2,500 Lingkungan Primer LILIRIAJA

178 178 CENNAE SAWILE JP.KM SPG KEBUN 3,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

179 179 LEBBAE 81/81 81/81 1,230 Lokal Sekunder LILIRIAJA

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi

180 180 PAJALELE IWAE 06/06 05/05 0,900 Lokal Primer DONRI-DONRI

181 181 JL. SEKITAR PASAR PANINCONG JP.KM SPG JP.KM SPG 2,000 Lingk. Sekunder MARIORIAWA

182 182 KULLAMPENG WATAN LOMPULLE 31/31 31/31 2,500 Lingkungan Primer LILIRILAU

183 183 EX. AMD SERING 36/36 36/36 2,500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI
184 184 LATAPPARENG CEMPAKADOE JP.KM.30.5 SPG DANAU 3,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

185 185 LENRANGRILAU 94/94 94/94 4,000 Lingkungan Primer LILIRILAU

186 186 SEKITAR LAP. SEPAK BOLA CANGADI JP.KM.16.0 SPG JP.KM.15.0 SPG 1,000 Lingk. Sekunder LILIRIAJA

187 187 CIKKE'E LEMPONG BAKKE 65/65 144 5,000 Lingkungan Primer LALABATA

188 188 TODDANG SALOE AWO KAWOE 5/5 SAWAH 2,500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

189 189 DUSUN BAKKE 147/147 147/147 2,000 Lingkungan Primer GANRA

190 190 LAKOE MARIORITENGNGAE JP.KM KEBUN 1,500 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

191 191 LALANGE LEBBAE JALAN TANI KEBUN 1,000 Lingkungan Primer LLILIRIAJA

192 192 COPPO AWI JP.KM JALAN TANI 2,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

193 193 JENNAE SUMPANG LETTE JP.KM JALAN TANI 1,000 Lingkungan Primer LLILIRIAJA

194 194 KAMPUNG BARU MARIO INDAH 93/93 93/93 1,500 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

195 195 JALAN MAKAM DATU MARIO 15/15 MAKAM 0,400 Lingkungan Primer MARIORIAWA

196 196 GATTARENG BULU BATU JP.KM SPG HUTAN LINDUNG 5,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

197 197 SEKITAR JAMPU 86/86 KUBURAN 0,800 Lingkungan Primer LILIRIAJA

198 198 BELO KAMPUNG BARU 1/1 JP.KM SPG 0,650 Lokal Primer LILIRIAJA

199 199 GALUNG SANRANGENG JP.KM SPG 0,720 Lokal Primer LILIRIAJA

200 200 SEKITAR LAPANGAN DARE' AJUE JP.KM JP.KM 0,500 Lingkungan Sekunder DONRI-DONRI

201 201 TODDANGSALOE SALOMATE 5/5 SAWAH 1,500 Lingkungan Primer MARIORIAWA

202 202 LAGOCI TIMUSU --> MALAPAO 83/83 1,000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

203 203 JL. AMBO TANG LABURAWUNG 42/42 JP.KM SPG 1,600 Lingkungan Sekunder LALABATA

204 204 JL. MASUK MAKAM PETTA JANGGO 08/08 08/08 1,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

(Jalan Lingkar Madining)


205 205 SD 17 BILA JL.ABD.MUIS 53/53 52/52 0,250 Lokal Sekunder LALABATA

206 206 JL.PISANG (WATANSOPPENG) 44/44 JP.KM 0,215 Lingk. Sekunder LALABATA

207 207 LORONG I JALAN PEMUDA 78/78 52/52 0,142 Lingk. Sekunder LALABATA

208 208 JALAN LAKITTA JP.KM 44/44 1,158 Lingk. Sekunder LALABATA

209 209 SEKITAR MALLANROE AKKAMPENG JP.KM JP.KM 1,800 Lokal Sekunder LALABATA

210 210 ULU GALUNG TAKKU 85/85 KEBUN 1,600 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

211 211 JELLOE BAKUNGNGE JP.KM SUNGAI 1,750 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

212 212 PRODUKSI CEKKE 1,000 Lingkungan Primer LILIRILAU

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi

213 213 TIKKAO LAPPALOANG 91/91 2,500 Lingkungan Primer LALABATA

214 214 TANACELLA TOLAYYA 132/132 2,000 Lingkungan Primer CITTA

215 215 LATAPPERE LANACE 29/29 02/02 4,120 Lingkungan Primer LILIRILAU

Lingkungan Primer GANRA


217 217 CIMPURUNGNGE JP.KM 1,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

218 218 DUSUN CENRANA 01/01 01/01 0,310 Lingkungan Sekunder LALABATA

219 219 TANI KABARO 03/03 SAWAH 1,000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

220 220 ASSORAJANGNGE MADDANG 06/06 0,850 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

221 221 TANI BULU-BULU 0,400 Lingkungan Primer LILIRILAU

222 222 LINGKAR PISING (UkkeE - Pising) 03/03 JP.KM 0,700 Lokal Primer DONRI-DONRI

223 223 TOKARE BATAS KAB. WAJO 06/06 BTS.KAB.WAJO 0,347 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

224 224 SEBELAH TIMUR LAPANGAN TAKALALA 109/109 0,388 Lingkungan Sekunder MARIORIWAWO

225 225 PEKUBURAN BALUBU 66/66 45/45 1,000 Lingkungan Sekunder LALABATA

226 226 ASSESSUNGENGNGE LAKELLU JP.KM 0,800 Lokal Primer MARIORIWAWO

227 227 PERUMNAS BUMI ANGREK PERMAI 58/58 SUNGAI 2,000 Lingkungan Sekunder LALABATA

Lingkungan Sekunder LALABATA

228 228 SUMPANG BILA BOLAGALUNGE 64/64 SUNGAI 0,050 Lingkungan Sekunder LALABATA

229 229 JALAN TANI KE ABBANUANGNGE 98/98 0,750 Lingkungan Primer LILIRILAU

230 230 JALAN TANI LATANRA 170/170 0,500 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

231 231 JAMPU PONGNGE 86/86 86/86 0,500 Lingkungan Sekunder LALABATA

232 232 PRODUKSI TAKKU KEBO 133/133 1,000 Lingkungan Primer LILIRILAU

233 233 SOLIE SENGKUNGE 153/153 19/19 1,000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

234 234 SERING LAPAMPENG 36/36 15,000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

235 235 WELONGNGE ALUPPANG JP.KM BTS.KAB.SIDRAP 2,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

236 236 UNGATANAE KAMPUNG BARU JP.KM 1,000 Lokal Primer MARIORIWAWO

237 237 BUJUNG LOMPO LABESSI 109/109 109/109 1,000 Lingkungan Sekunder MARIORIWAWO

238 238 AWAKALUKU TEPPOE JP.KM SAWAH 1,000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

239 239 LINGKAR KANTOR DESA PANINCONG JP.KM JP.KM 1,400 Lingkungan Sekunder MARIORIAWA

240 240 LEPPANGENG MALAKA 01/01 45/45 1,010 Lingkungan Primer LALABATA

241 241 ALLAPPORENG PELLEPELLENGNGE JP.KM JP.KM 1,000 Lingkungan Primer LILIRILAU

242 242 LAPPAMALOANG KAJUARA 91/91 1,000 Lingkungan Primer LILIRIAJA

243 243 PANCIE LOKASI TRANSMIGRASI 15/15 Transmigrasi 1,000 Lingkungan Primer MARIORIAWA

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi

244 244 LABESSI (JALAN DESA) JP.KM JP.KM 1,000 Lingkungan Sekunder MARIORIWAWO

245 245 JL. KESATRIA ABD. MUIS 46/46 52/52 1,000 Lingkungan Sekunder LALABATA

246 246 SEKITAR KANTOR DESA PATAMPANUA 20/20 12/12 1,000 Lingkungan Primer DONRI-DONRI

247 247 LEMPA PANINCONG DABBARE RILAU HUTAN 1,000 Lingkungan Primer LALABATA

248 248 SEKITAR LAP.MACCINI DS.ROMPEGADING 81/81 SAWAH 0,500 Lingkungan Sekunder LILIRIAJA
250 250 SEKITAR PASAR PACONGKANG, LAP. BOLA 86/86 86/86 1,200 Lingkungan Sekunder LILIRIAJA

PACONGKANG DAN KAMPUNG PLATON

251 251 KALEMPANG ATTANG CALO-CALO JP.KM JP.KM 2,000 Lingkungan Primer MARIORIWAWO

252 252 LINGKAR ABBANUANGNGE 92/92 92/92 0,500 Lingkungan Sekunder LILIRIAJA

253 253 TALABANGI SD DEWI 104/104 104/104 0,300 Lingkungan Sekunder LILIRILAU

254 254 SARECOPPENG MASING 33/33 33/33 1,000 Lingkungan Primer LILIRILAU

255 255 JALAN DESA CONGKO 100/100 0,250 Lingkungan Sekunder MARIORIWAWO

256 256 PASAR LOLLOE MACCOPE 81/81 65/65 0,650 Lingkungan Sekunder LALABATA

257 257 JL. PASAR MATTIROPONCING 48/48 49/49 0,203 Lingkungan Sekunder LALABATA

258 258 JL. DG. BORA 53/53 55/55 0,218 Lingkungan Sekunder LALABATA

(Bila Utara - Bila Selatan)


259 259 JL.SAMPING KANTOR CAMAT LALABATA SAMP. KANTOR BPS 48/48 49/49 0,127 Lingkungan Sekunder LALABATA

260 260 JL.SAMPING KANTOR BKD SOPPENG JP.KM 165/165 0,125 Lingkungan Primer LALABATA

r
261 261 SAMPING MASJID MANNAGAE SDN 8 MANNAGAE 02/02 sawah 0,900 Lingkungan Primer GANRA

262 262 BERA GALUNGKALUNGE 16/16 15/15 5,300 Lingkungan Primer MARIORIAWA

263 263 KAMPIRI TINCO 86/86 103/103 2,500 Lingkungan Primer CITTA

264 264 JL.LATSITARDANUS JP.KM JP.KM 2,500 Lingkungan Primer MARIORIAWA

265 265 DALAM KOTA LATAPPARENG 79/79 227/227 1,270 Lingk.Sekunder MARIORIAWA

266 266 DUSUN AKKAMPENG MALLANROE JP.KM 14/14 0,700 Lingk.Sekunder MARIORIAWA

267 267 DALAM KOTA LAJAROKO 15/15 15/15 0,500 Lingk.Sekunder MARIORIAWA

268 268 JL.BIDADARI BTN KAYANGAN 58/58 304/304 0,500 Lingk.Primer MARIORIWAWO

269 269 SEKITAR MALLANROE JP.KM JP.KM 0,480 Lingk.Sekunder LALABATA

270 270 LINGKAR WATANLOMPULLE 1,100 Lingk.Sekunder LILIRILAU

271 271 KOMPLEKS PERUMAHAN SENTRAL 44/44 271/271 0,305 Lingk.Sekunder LALABATA

272 272 BTN HASADA PERMAI JP.KM JP.KM 1,500 Lingk.Primer MARIORIWAWO

273 273 JAMPU-JAMPU JOLLE 84/84 1,000 Lingk.Primer LALABATA

274 274 SALOTUNGO BAKAE JP.KM 44/44 1,000 Lingk.Sekunder LALABATA

275 275 SEKITAR TUGU LOLOE JP.KM JP.KM 1,500 Lingk.Sekunder LALABATA

Panjang Termasuk
No. Nama Ujung Ruas Titik Pengenal Titik Pengenal
No. Nama Pangkal Ruas Jalan Ruas Fungsi Kecamatan /
Ruas Jalan Pangkal Akhir
(KM) Lokasi

276 276 LALABATA INDAH HUSADA PERMAI 140/140 1,000 Lingk.Skunder LALABATA

277 277 SEKITAR KANTOR CAMAT LILIRIAJA JP.KM JP.KM 1,000 Lokal Sekunder LILIRIAJA

278 278 JLN.KEBUN DESA JP.KM 121/121 6,000 Lingk.Primer MARIORIWAWO

279 279 JOLLE PONGE 84/84 - 2,627 Lingk.Primer LALABATA

280 280 WAEPUTE TALUMAE JP.KM JP.KM 2,000 Lingk.Sekunder MARIORIWAWO

281 281 KANDANGE BULU ALITA 99/94 86/86 1,050 Lingk.Primer LILIRILAU
282 282 JL. JATI SEWO 54/54 54/54 0,577 Lingk.Sekunder LALABATA

283 283 AMD BARANG 93/93 86/86 1,000 Lingk.Primer LILIRIAJA

284 284 LAUNGA APPANANG 82/82 SAWAH 0,700 Lingk.Primer LILIRIAJA

285 285 TANJONGE PACCORA JP.KM 1,000 Lingk.Primer MARIORIWAWO

286 286 SEKITAR PUSTU PANINCONG JP.KM 1,000 Lingk.Skunder MARIORIAWA

287 287 DARE AJUE MEDDE JP.KM 20/20 1,000 - DONRI-DONRI

288 288 ULU GALUNG TAKKU 85/85 - 1,600 Lingk.Primer MARIORIWAWO

289 289 TANJONGE LAGULILING JP.KM - 0,380 Lingk.Primer MARIORIWAWO

290 290 TANI KECCE 103/103 103/103 1,000 Lingk.Primer CITTA

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.3 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 3. SISTEM JARINGAN LALU LINTAS, ANGUTAN JALAN DAN PENYEBERANGAN

SISTEM JARINGAN LALU LINTAS, ANGUTAN JALAN


DAN PENYEBERANGAN
NO

1. Trayek angkutan meliputi :


a. Trayek angkutan barang terdiri atas Sentra-sentra produksi di Kabupaten
Soppeng menuju ke Kota Makassar, Kota Pare-Pare dan Kabupaten Bone;
b. Trayek angkutan penumpang antar kota antar provinsi (AKAP);
c. Trayek angkutan penumpang antar kota dalam provinsi (AKDP); dan
d. Trayek angkutan penumpang perdesaan.

2. Rencana Terminal yang meliputi:


a. Rencana pembangunan terminal penumpang tipe C di Kecamatan Lalabata;
b. Pembangunan terminal penumpang terdiri dari :
1. Terminal Cabenge di Kecamatan Lilirilau
2. Terminal Takalala di Kecamatan Marioriwawo
3. Terminal Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa
4. Terminal Tajuncu di Kecamatan Donri-Donri
5. Terminal Ganra di Kecamatan Ganra.
c. Rencana pembangunan terminal barang terdapat di Kecamatan Lilirilau.

3. Simpul transportasi penyeberangan terdiri dari:


a. Pelabuhan penyeberangan danau tempe di Dermaga TPI Salomate
Kecamatan Marioriawa; dan
b. Pelabuhan penyeberangan danau tempe di PPI Anetue Kecamatan
Marioriawa.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.4 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 4. SISTEM JARINGAN ENERGI

NO SISTEM JARINGAN ENERGI


Sistem Jaringan Energi di Kab. Soppeng
1.
Pembangkit Tenaga Listrik
Pengembangan energi mikrohidro tersebar pada setiap desa-desa yang
tidak terjangkau jaringan listrik;
Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (sumber daya spekulatif
25 MW) di Kecamatan Marioriawa.
2. Jaringan prasarana energi
Gardu Induk di Desa Maccile Kecamatan Lalabata;
Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di desa Maccile
Kecamatan Lalabata.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.5 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
Nomor : 8 Tahun 2012
Tanggal :19 November 2012
Tentang : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng Tahun 2012 - 2032
TABEL 5 : SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA AIR

DAERAH IRIGASI KEWENANGAN KABUPATEN

LUAS LOKASI
No DAERAH IRIGASI
PELAYANAN Desa/Kel Kecamatan
1 D.I . Abekka 37 Ha Gattareng Toa Marioriwawo
2 D.I . Abbakkae I 42 Ha Pattojo Liliriaja
3 D.I . Abekkae 40 Ha Bulue Marioriawa
4 D.I . AbbolangE 75 Ha Solie Donri-Donri
5 D.I . AjuaraE 20 Ha Gattareng Marioriwawo
6 D.I . Alau Sarasa 40 Ha Gattareng Marioriwawo
7 D.I . Alau Bolae 65 Ha Jampu Liliriaja
8 D.I . Allimbangeng 90 Ha Cabenge Lilirilau
9 D.I . allaringe I 42 Ha Watu Marioriwawo
10 D.I . Allirangeng II 20 Ha Watu Marioriwawo
11 D.I . AlletongE 50 Ha Belo Ganra
12 D.I . Ampalang 80 Ha Rompegading Liliriaja
13 D.I . Appalaringe 30 Ha Appanang Liliriaja
14 D.I . Appalaringe 30 Ha Appanang Liliriaja
15 D.I . Asseleng 180 Ha Lalabatariaja Donri-Donri
16 D.I . Attaka 56 Ha Mariorilau Marioriwawo
17 D.I . Attang Meru 76 Ha Donri-Donri Donri-Donri
18 D.I . Awo Banua 125 Ha Appanang Liliriaja
19 D.I . Banga 70 Ha Gattareng Marioriwawo
20 D.I . Barang 60 Ha Barang Liliriaja
21 D.I . Baroncong 40 Ha Timusu Liliriaja
22 D.I . Bacu Bacue 50 Ha Citta Citta
23 D.I . Batu Sianre 160 Ha Goarie Marioriwawo
24 D.I . Belawa I 60 Ha Citta Citta
25 D.I . Belawa II 60 Ha Kampiri Citta
26 D.I . CempaE 102 Ha Panincong Marioriawa
27 D.I . Cilekke 30 Ha Timusu Liliriaja
28 D.I . Cimpolong 20 Ha Congko Marioriwawo
29 D.I . Cimpureng 70 Ha Marioriaja Marioriwawo
30 D.I . Cinebbeng 150 Ha Timusu Liliriaja
31 D.I . CennaE 60 Ha Watu Toa Marioriwawo
32 D.I . Cinurung 20 Ha Watu Toa Marioriwawo
33 D.I . CubbuE 90 Ha Jennae Liliriaja
34 D.I . DaoE 500 Ha Donri-Donri Donri-Donri
35 D.I . DataE 45 Ha Bulue Marioriawa
36 D.I . EmpagaE 50 Ha Kessing Donri-Donri
37 D.I . Gellenge 100 Ha Bulue Marioriawa

LUAS LOKASI
No DAERAH IRIGASI
PELAYANAN Desa/Kel Kecamatan
38 D.I . ilampe 42 Ha Marioritenga Marioriwawo
39 D.I . Jompi Pitue 90 Ha Citta Citta
40 D.I . Jompie 40 Ha Watu Toa Marioriwawo
41 D.I . Jurusua 80 Ha Gattareng Marioriwawo
42 D.I . Kadeppe 70 Ha Timusu Liliriaja
43 D.I . Kajuara I 175 Ha Labokong Donri-Donri
44 D.I . Kampung Baru 50 Ha Marioritenga Marioriwawo
45 D.I . Kanroppo 42 Ha Timusu Liliriaja
46 D.I . KawuE 30 Ha Marioritenga Marioriwawo
47 D.I . Kebo 100 Ha Kebo Lilirilau
48 D.I . La Malampe 90 Ha Watu Toa Marioriwawo
49 D.I . Labawi 70 Ha Marioritenga Marioriwawo
50 D.I . Labawi II 32 Ha Marioritenga Marioriwawo
51 D.I . Labocai 30 Ha Watu Toa Marioriwawo
52 D.I . Loboe 70 Ha Citta Citta
53 D.I . Lagenrang 95 Ha Watu Toa Marioriwawo
54 D.I . Ladope 80 Ha Appanang Liliriaja
55 D.I . Lagalimporo 106 Ha Lemba Lalabata
56 D.I . Laguliling 70 Ha Marioriaja Marioriwawo
57 D.I . Lajaroko 912 Ha Tellulimpoe Marioriawa
58 D.I . Lakawerang 100 Ha Gattareng Marioriwawo
59 D.I . Lamaloang 40 Ha Congko Marioriwawo
60 D.I . Lamalampe 90 Ha Watu Toa Marioriwawo
61 D.I . Lamenra 100 Ha Tinco Citta
62 D.I . Lamette 50 Ha Jampu Liliriaja
63 D.I . Lapake 50 ing Tettikengrarae Marioriwawo
64 D.I . Lapakena I 27 Ha Gattareng Marioriwawo
65 D.I . Lapakena II 67 Ha Gattareng Marioriwawo
66 D.I . Lapanga 70 Ha Lapajung Lalabata
67 D.I . Lapince 40 Ha Goarie Marioriwawo
68 D.I . Lappakena I 67 Ha Gattareng Marioriwawo
69 D.I . Leppanae 50 Ha Gattareng Toa Marioriwawo
70 D.I . Latappareng 100 Ha Marioriaja Marioriwawo
71 D.I . Latasi 70 Ha Labessi Marioriwawo
72 D.I . Labuleng 100 Ha Patampanua Marioriawa
73 D.I . Lejja 50 Ha Bulue Marioriawa
74 D.I . Lemo-Lemo 100 Ha Masing Lilirilau
75 D.I . Liu Tellang 40 Ha Gattareng Marioriwawo
76 D.I . Lompoe 50 Ha Marioritenga Marioriwawo
77 D.I . Lappamico 35 Ha Lompulle Ganra
78 D.I . Lonrong 30 Ha Barang Liliriaja
79 D.I . Lonrong II 150 Ha Barang Liliriaja
80 D.I . Macanre 150 Ha Macanre Lilirilau
81 D.I . Madenra 45 Ha Watu Toa Marioriwawo
82 D.I . Mario 41 Ha Bulue Marioriawa

LUAS LOKASI
No DAERAH IRIGASI
PELAYANAN Desa/Kel Kecamatan
83 D.I . Moccope 50 Ha Mariorilau Marioriwawo
84 D.I . Malongka 30 Ha Mariorilau Marioriwawo
85 D.I . Nyele 50 Ha Sering Donri-Donri
86 D.I . Nengke 60 Ha Timusu Liliriaja
87 D.I . Ompo Pattojo 65 Ha Pattojo Liliriaja
88 D.I . Ongkoe 50 Ha Lalabatarilau Lalabata
89 D.I . Paccikalang 100 Ha Congko Marioriwawo
90 D.I . Pallawa 30 Ha Rompegading Liliriaja
91 D.I . Pangajae 30 Ha Barae Liliriaja
92 D.I . Pangisoreng 75 Ha Enrekeng Ganra
93 D.I . Paroto 270 Ha Paroto Lilirilau
94 D.I . Ponra 40 Ha Tettikengrarae Marioriwawo
95 D.I . Poro/ Wawo Galunge 30 Ha Bulue Marioriawa
96 D.I . Rebbana 20 Ha Congko Marioriwawo
97 D.I . Salebbo 60 Ha Tettikengrarae Marioriwawo
98 D.I . Sampao 150 Ha Gattareng Marioriwawo
99 D.I . Sanuale 20 Ha Marioritenga Marioriwawo
100 D.I .Seppae 106 Ha Ganra Ganra
101 D.I .Sero 100 Ha Marioriaja Marioriwawo
102 D.I .Tanah PoloE 58 Ha Sering Donri-Donri
103 D.I .Tocciama 125 Ha Citta Citta
104 D.I .Tarennuang 100 Ha Patampanua Marioriawa
105 D.I .Taroe 75 Ha Jampu Liliriaja
106 D.I .Tengnga 52 Ha Timusu Liliriaja
107 D.I .Totakka 70 Ha Bila Lalabata
108 D.I .Tikkao 70 Ha Lalabatarilau Lalabata
109 D.I .Tobangko 87 Ha Salokaraja Lalabata
110 D.I .Tobinawa 30 Ha Congko Marioriwawo
111 D.I .Tokawang 58 Ha Botto Lalabata
112 D.I .Tohellang 35 Ha Rompegading Liliriaja
113 D.I .Teppo Watu 75 Ha Lemba Lalabata
114 D.I .Toweleng 350 Ha Lalabatariaja Lalabata
115 D.I .UngaE 40 Ha Citta Citta
116 D.I .Wae Sellue 30 Ha Lalabatarilau Lalabata
117 D.I .Waepejje 15 Ha Goarie Marioriwawo
118 D.I .Wae Tunrunge I 82 Ha Gattareng Marioriwawo
119 D.I .Wae Tunrunge II 69 Ha Gattareng Marioriwawo
120 D.I .Welalang 30 Ha Timusu Liliriaja
121 D.I .WawogalungE 35 Ha Bulue Marioriawa
122 D.I .Welonge 100 Ha Laringgi Marioriawa

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.6 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 6. SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

NO. SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN KABUPATEN

1 Lokasi TPS Daerah ditetapkan di perkotaan PKL, PKLp, PPK dan PPL yang
dikembangkan dengan sistem transfer depo;

2 Lokasi TPST dan TPA ditetapkan di Kawasan TPA Lempa di Kelurahan


Lalabata Rilau Kecamatan Lalabata.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.7 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 7. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

NO. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN

1 SPAM jaringan perpipaan terdiri atas:


a. Unit air baku yang bersumber dari:
Sungai Lawo, Sungai Walannae, Sungai Langkemme dan Sungai
Lajaroko.; dan
Mata air Ompo di Kecamatan Lalabata dan mata air Citta di
Kecamatan Citta.
b. Unit produksi air minum meliputi:
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Ompo melayani
Kecamatan Lalabata
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Lawo melayani
Kecamatan Donri-donri;
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Paroto melayani
Kecamatan Lilirilau;
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Asanae melayani
Kecamatan Marioriwawo;
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Barang melayani
Kecamatan Liliriaja;
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Citta melayani Kecamatan
Citta;
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Ganra Melayani
Kecamatan Ganra; dan
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Batu-batu melayani
Kecamatan Marioriawa.
c. Unit distribusi air minum ditetapkan di Ompo Kecamatan Lalabata.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.8 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 8. SISTEM JARINGAN DRAINASE

NO. SISTEM JARINGAN DRAINASE

1 Sistem saluran drainase primer dikembangkan melalui saluran


pembuangan utama meliputi sungai Lawo dan sungai Masewali yang
melayani kawasan perkotaan Watansoppeng.

2 Sistem saluran drainase sekunder dikembangkan pada kawasan industri,


kawasan perdagangan, kawasan perkantoran, dan kawasan pariwisata
yang terhubung ke saluran primer, sehingga tidak menganggu saluran
drainase permukiman;

3 Sistem saluran drainase tersier dikembangkan pada kawasan permukiman

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.9 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 9. SISTEM JALUR DAN RUANG EVAKUASI BENCANA

NO. SISTEM JALUR DAN RUANG EVAKUASI BENCANA

1. Jalur evakuasi rawan bencana longsor terdiri dari Desa Gattareng


Kecamatan Marioriwawo, Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata, Desa Citta
Kecamatan Citta;

2. Jalur evakuasi bencana banjir meliputi Kecamatan Lilirilau, Liliriaja,


Donri-Donri, Marioriawa, Citta dan Ganra.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.10 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 10. KAWASAN YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP KAWASAN


BAWAHANNYA

NO. KAWASAN YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP


KAWASAN BAWAHANNYA

1 Kawasan resapan air :


Kawasan Danau Tempe Kecamatan Marioriawa;
Kawasan Rawa di Kecamatan Ganra dan Lilirilau;
Kawasan Cekdam di Kecamatan Lilirilau, Lalabata, Marioriawa,
Marioriwawo dan Donri-Donri;
Kawasan Waduk di Kecamatan Lalabata dan ;
kawasan lainnya yang berpotensi dapat menjadi kawasan resapan air.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.11 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 11. KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT

NO. KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT

1 Kawasan sempadan sungai ditetapkan di Sungai Lawo, Sungai Walannae,


Sungai Langkemme, Sungai Lajaroko

2 Kawasan sekitar danau atau waduk :


Danau Tempe Kecamatan Marioriawa,
Kawasan Rawa di Kecamatan Ganra dan Lilirilau,
Kawasan Cekdam di Kecamata Lilirilau, Liliriaja, Marioriawa,
Marioriwawo dan Kecamatan Donri-donri, dan
Kawasan Waduk di Kecamatan Lalabata

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.12 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 12. KAWASAN SUAKA ALAM, PELESTARIAN ALAM DAN CAGAR BUDAYA

NO. KAWASAN SUAKA ALAM, PELESTARIAN ALAM DAN CAGAR BUDAYA

1 Kawasan wisata alam di Kawasan Taman Wisata Alam Lejja dengan luas
eksisting 1.381 ha dan luasan untuk pengembangan seluas kurang lebih
1.572,50 Ha yang terdapat di Kecamatan Marioriawa.
2
Kawasan cagar budaya dan ilmu pegetahuan ditetapkan di :
Villa Yuliana atau Museum Latemmamala, Kawasan Makam Kuno Jera
Lompoe, Kompleks Istana Datu Soppeng, Makam Syekh Abdul Majid, Makam
Petta Bulu Matanre, Situs Megalitik Lawo, Tinco, Sewo dan Umpungeng,
Makam Petta Seppang, Kompleks Makam Datu Soppeng, Makam Tuang
Uddungeng, Gereja Khatolik Patung Bunda Maria, Rumah Tradisional Batu
Laiya, Kompleks Makam JeraCaddie, Menhir Latemmamala, Di Kecamatan
Lalabata;
Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam Petta
Abbaraningnge, Makam Petta Balubue, Bulu Bottingnge, Appejenge di
Kecamatan Donri-Donri;
Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao Mario, Situs
Tampaning, Makam Kuno Padali, Makam Petta Kajuara di Kecamatan
Marioriawa;
Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka Saloe, Makam Petta
Sarae, Makam Sullewatang dan Petta Karame, di Kecamatan Ganra;
Museum Calio, Situs Kecce, Marale, dan Situs Paroto, Kompleks Makam Datu
Salaonro, Makam Arung Baringeng, Makam Abbanuange, Situs Megalitik
Samoling, Situs Paleolitik Jampu di Kecamatan Lilirilau;
Situs Talepu, Lonrong, Lenrang, Kompleks Makam Abbanuangnge, Kompleks
Makam Datu Pattojo, Benteng Pattojo, Saoraja Seng, Gua Lakaroci di
Kecamatan Liliriaja;
Gua Codong, Situs Paleolitik Lakibong, Makam Datu Citta di Kecamatan
Citta;
Makam Kalokoe Watu, Makan Lato Garimpang, Situs Goarie, Situs Megalitik
Madenra, Sumur Tua Tettikenrarae, Makam Arung Sekkang, Rumah
Arrajang di Kecamatan Marioriwawo.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.13 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 13. KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM

NO. KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM

1 Kawasan rawan banjir terdapat di Daerah Aliran Sungai Walanae meliputi


Kecamatan Lilirilau, Liliriaja, Donri-Donri, Marioriawa, Citta dan Ganra

2 Kawasan rawan tanah longsor terdapat di di Desa Gattareng kecamatan


Marioriwawo, Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata, Desa Citta Kecamatan
Citta.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.14 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 14. KAWASAN LINDUNG GEOLOGI

NO. KAWASAN LINDUNG GEOLOGI

Kawasan cagar alam geologi meliputi kawasan keunikan batuan dan fosil,
1 terdapat di Calio Kecamatan Lilirilau;

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah terdiri atas


2 kawasan imbuhan air tanah yang meliputi wilayah Cekungan Air Tanah
Pinrang-Sidenreng.

3 Kawasan keunikan bentang alam membentang dari Kabupaten Wajo


melewati Kabupaten Soppeng.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.15 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 15. KAWASAN PERUNTUKAN HUTAN

NO. KAWASAN PERUNTUKAN HUTAN

1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi :


Kawasan hutan produksi terbatas, kurang lebih 10.876 ha yang
terdapat di Kecamatan Donri-Donri dan Marioriawa;
Kawasan hutan produksi tetap kurang lebih 539 ha yang terdapat
di Kecamatan Lilirilau.

2 Kawasan peruntukan hutan rakyat seluas kurang lebih 2.352 ha yang


terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Kecamatan Lalabata, Kecamatan
Liliriaja, Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Donri-Donri dan Kecamatan
Marioriawa.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.16 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 16. KAWASAN PERUNTUKAN PERTANIAN

NO. KAWASAN PERUNTUKAN PERTANIAN

1
Kawasan pertanian tanaman pangan seluas kurang lebih 46.491 ha yang
terdapat tersebar di seluruh kecamatan;
2 Kawasan pertanian hortikultura seluas kurang lebih 21.549 ha yang
terdapat tersebar di seluruh kecamatan;
3
Kawasan perkebunan terdiri atas :
kawasan perkebunan kakao dan kelapa terdapat tersebar di seluruh
kecamatan;
kawasan perkebunan kopi, terdapat di Kecamatan Marioriwawo,
Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau, Donri-Donri;
kawasan perkebunan cengkeh, terdapat di di Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, dan Citta;
kawasan perkebunan lada terdapat di Kecamatan Marioriwawo,
Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau, Donri-Donri;
kawasan perkebunan aren terdapat di Kecamatan Marioriwawo,
Lalabata, Liliriaja, Citta, Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa;
kawasan perkebunan jambu mente terdapat di Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Citta, Lilirilau, Donri-Donri,
Marioriawa;
kawasan perkebunan Kemiri terdapat di Kecamatan Marioriwawo,
Lalabata, Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa, Citta;
kawasan perkebunan tembakau terdapat di Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Lilirilau, Donri-Donri,
Marioriawa;
kawasan perkebunan kelapa sawit terdapat di Kecamatan
Marioriawa dan Donri-Donri; dan
tanaman murbei tersebar di Kecamatan Marioriawa dan Donri-Donri.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.17 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 17. KAWASAN PERUNTUKAN PERIKANAN

NO. KAWASAN PERUNTUKAN PERIKANAN

1 Kawasan peruntukan perikanan tangkap tersebar di Kecamatan Liliriaja,


Lilirilau, Donri-Donri, Ganra, Citta dan Marioriawa;

2 Kawasan peruntukan budidaya perikanan tersebar di seluruh wilayah


kecamatan;

3 Kawasan pengolahan ikan ditetapkan dan dikembangkan di seluruh


wilayah Kecamatan;

4 Kawasan pengembangan Balai Benih Ikan (BBI) ditetapkan akan


dikembangkan di BBI Ompo Kecamatan Lalabata, BBI Lajoa Kecamatan
Liliriaja dan BBI Citta Kecamatan Citta.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.18 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 18. KAWASAN PERUNTUKAN PERTAMBANGAN

NO. KAWASAN PERUNTUKAN PERTAMBANGAN

1 Kawasan peruntukan wilayah pertambangan mineral dan batubara terdiri


atas:
a. Wilayah usaha pertambangan komoditas mineral logam berupa emas
dan tembaga ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa;
b. Wilayah usaha pertambangan komoditas mineral bukan logam berupa
pasir kuarsa, batu gamping, fire clay, dan dolomite ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo;
c. wilayah usaha pertambangan komoditas batuan berupa kerikil berpasir
alami ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian
wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah
Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan
Lilirilau;
d. wilayah usaha pertambangan komoditas batubara ditetapkan di Desa
Gattareng Kecamatan Marioriwawo.

2 Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi di Kecamatan


Marioriawa yang merupakan bagian dari blok sengkang Kabupaten Wajo;

3 Kawasan peruntukan pertambangan panas bumi terdapat di Desa Bulue


Kecamatan Marioriawa.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.19 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 19. KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI

NO. KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI

1 Kawasan peruntukan industri sedang terdiri atas industri penggilingan


padi tersebar di setiap Kecamatan, industri pemintalan sutra alam di
Kecamatan Donri-donri dan industri tembakau di Kecamatan Lilirilau;
2
Peruntukan industri rumah tangga terdiri atas indusri pembuatan gula
merah tersebar di Kecamatan Lalabata, Marioriwawo, Citta, Lilirilau, Donri-
donri, Marioriawa, industri pertenunan di Kecamatan Donri-Donri, Lilirilau,
Marioriawa, Lalabata.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.20 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 20. KAWASAN PERUNTUKAN PARIWISATA

NO. KAWASAN PERUNTUKAN PARIWISATA

1 Peruntukan pariwisata budaya atau sejarah terdiri atas :


Villa Yuliana atau Museum Latemmammala, Kawasan Makam Kuno Jera
Lompoe, Kompleks Istana Datu Soppeng, Makam Syekh Abdul Majid
(Tuang Uddungeng), Makam Petta Bulu Matanre, Situs Megalitik Lawo,
Tinco, Sewo dan Umpungeng, Makam Petta Seppang, Kompleks
Makam Datu Soppeng, Makam Tuang Uddungeng, Gereja Khatolik
Patung Bunda Maria, Rumah Tradisional Batu Laiya, Kompleks Makam
JeraCaddie, Menhir Latemmamala, Di Kecamatan Lalabata;
Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam Petta
Abbaraningnge, Makam Petta Balubue, Bulu Bottingnge, Appejenge di
Kecamatan Donri-Donri;
Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao Mario, Situs
Tampaning, Makam Kuno Padali, Makam Petta Kajuara di Kecamatan
Marioriawa;
Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka Saloe, Makam
Petta Sarae, Makam Sullewatang dan Petta Karame, di Kecamatan
Ganra;
Museum Calio, Situs Kecce, Marale, dan Situs Paroto, Kompleks Makam
Datu Salaonro, Makam Arung Baringeng, Makam Abbanuange, Situs
Megalitik Samoling, Situs Paleolitik Jampu di Kecamatan Lilirilau;
Situs Talepu, Lonrong, Lenrang, Kompleks Makam Abbanuangnge,
Kompleks Makam Datu Pattojo, Benteng Pattojo, Saoraja Seng, Gua
Lakaroci di Kecamatan Liliriaja;
Situs Paleolitik Lakibong, Makam Datu Citta di Kecamatan Citta;
Makam Kalokoe Watu, Makan Lato Garimpang, Situs Goarie, Situs
Megalitik Madenra, Sumur Tua Tettikenrarae, Makam Arung Sekkang,
Rumah Arrajang di Kecamatan Marioriwawo;
2 Peruntukan pariwisata alam berupa Taman Wisata Alam (TWA) meliputi :
TWA Lejja, TWA Danau Tempe (Kecamatan Marioriawa), TWA Citta
(Kecamatan Citta), TWA Lereng Hijau Bulu Dua (Kecamatan Marioriwawo),
Goa Coddong (Kecamatan Citta), Populasi Kalelawar di pusat kota
watansoppeng (Kecamatan Lalabata), dan Kawasan Pesutraan Alam
(Kecamatan Donri-Donri);
3
Peruntukan pariwisata buatan di Kawasan Wisata Ompo;
4 Peruntukan wisata agro di Desa Mariorilau dan Desa Gattareng Kecamatan
Marioriwawo.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.21 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 21. KAWASAN PERUNTUKAN PERMUKIMAN

NO. KAWASAN PERUNTUKAN PERMUKIMAN

1 Kawasan peruntukan permukiman perkotaan di Kota Watansoppeng


Kecamatan Lalabata, kawasan perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau,
kawasan perkotaan Takalala di Kecamatan Marioriwawo dan kawasan
perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa;

2 Kawasan peruntukan permukiman perdesaan ditetapkan pada sebagian


wilayah Kecamatan Lilirilau, Liliriaja, Marioriwawo, Marioriawa, Donri-Donri,
Ganra dan Citta;

3 Kawasan Peruntukan permukiman perdesaan termasuk dalam permukiman


transmigrasi terdapat di Kecamatan Donri-Donri, Marioriawa dan
Marioriwawo.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.22 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 22. KAWASAN PERUNTUKAN LAINNYA

NO. KAWASAN PERUNTUKAN LAINNYA

1 Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan terdiri atas:


Kantor Komando Distrik Militer 1423 Soppeng di Kecamatan Lalabata;
Kantor Komando Rayon Militer di Kecamatan Liliriaja, Kecamatan
Lilirilau, Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Marioriwawo, Kecamatan
Citta, Kecamatan Donri-donri, dan Kecamatan Ganra;
Kantor Kepolisian Resort Soppeng di Kelurahan Lemba Kecamatan
Lalabata.
Kantor Kepolisian Sektor tersebar di 8 (delapan) kecamatan dalam
wilayah kabupaten.

2 Kawasan peruntukan perdagangan terdiri atas:


Kawasan perdagangan skala kabupaten ditetapkan di Kawasan
perdagangan Soppeng Kecamatan Lalabata dan kawasan
perdagangan Cabenge Kecamatan Lilirilau;
Kawasan perdagangan skala kecamatan ditetapkan di Takalala
Kecamatan Marioriwawo dan di Batu-Batu Kecamatan Marioriawa.

3 Kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana ditetapkan di Kecamatan


Lilirilau, Liliriaja, Lalabata, Donri-Donri, Marioriawa, Citta dan Ganra.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.23 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 23. KAWASAN STRATEGIS


NO Kawasan Strategis Provinsi (KSP) NO Kawasan Strategis Kabupaten
(KSK)
1 KSP dengan sudut kepentingan pertumbuhan 1 KSK dengan sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi, terdiri atas: ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat
Kawasan lahan pangan berkelanjutan khususnya (1) huruf a, terdiri atas:
beras dan jagung ditetapkan di Kecamatan Kawasan strategis perkotaan dan pusat
Lalabata, Lilirilau, Liliriaja, Ganra, Marioriwawo, pemerintahan ditetapkan di Kecamatan
Marioriawa, Citta dan Donri-Donri; Lalabata;
Kawasan strategis simpul transportasi
Kawasan pengembangan budidaya alternatif
dan perdagangan ditetapkan di Kawasan
komoditas perkebunan unggulan kakao ditetapkan
Cabenge Kecamatan Lilirilau;
di sebagian Kecamatan Lalabata, Lilirilau, Liliriaja,
Ganra, Marioriwawo, Marioriawa, Citta dan Donri- Kawasan strategis pengembangan lahan
Donri; pertanian dan kawasan agropolitan
ditetapkan di Kecamatan Liliriaja,
Kawasan pengembangan budidaya alternatif
Marioriwawo, Ganra;
komoditas perkebunan unggulan kopi robusta
ditetapkan di sebagian Kecamatan Lalabata,
Lilirilau, Liliriaja, Ganra, Marioriwawo, Marioriawa,
Citta dan Donri-Donri dan;
Kawasan pengembangan budidaya alternatif
komoditas perkebunan unggulan jambu mente
ditetapkan di sebagian Kecamatan Lalabata,
Lilirilau, Liliriaja, Marioriwawo, Marioriawa, Citta dan
Donri-Donri.

2 KSP dengan sudut kepentingan pendayagunaan KSK dengan sudut kepentingan fungsi dan
sumberdaya alam dan teknologi tinggiterdiri atas: daya dukung lingkungan hidup terdiri atas;
Kawasan Penambangan Minyak dan Gas Blok a. Kawasan Danau Tempe di Kecamatan
Sengkang ditetapkan di sebagian wilayah Kabupaten
Marioriawa
Soppeng di Kecamatan Marioriawa.
b. Kawasan wisata alam Lejja di Kecamata
Marioriawa; dan
a. Kawasan hutan lindung yang meliputi
Kecamatan Marioriawa, Lalabata, Liliriaja,
Lilirilau, Donri-Donri, Citta.

3 KSP dengan sudut kepentingan fungsi dan daya


dukung lingkungan hidup, terdiri atas:
Kawasan hutan lindung ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa, Lalabata, Liliriaja,
Lilirilau, Donri-Donri, Citta; dan
Kawasan Danau Tempe di Kecamatan Marioriawa.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran IV : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG 2012 - 2032
Tabel : 24
Rencana Indikasi Pentahapan Program Pembangunan RTRW Kabupaten Soppeng Tahun 2012 2032

Waktu Pelaksanaan
I II III VI
No PROGRAM UTAMA LOKASI (Kecamatan) Instansi Pelaksana Sumber Dana
(2017- (2022- (2027-
2012 2013 2014 2015 2016
2021) 2026) 2032)
PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
I
KABUPATEN
Pengembangan Pusat Pelayanan
A.
Lingkungan (PPL)
PPL Kota Watansoppeng
Pengembangan Prasarana dan Sarana Dasar APBN & APBD
1
Kawasan Perkotaan
Lalabata Dinas PU
Prov./Kab.
x x x x x x x x
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota
2
Watansoppeng
Lalabata Dinas PU & Bappeda APBD Prov./Kab. x x x x x
Dinas PU & Dinas
3 Penyusunan Rencana Ruang Terbuka Hijau Lalabata
Kebersihan/Pertaman
APBD Prov./Kab. x x x x x
APBN & APBD
4 Revitalisasi Kawasan Kota Watansoppeng Lalabata Dinas PU
Prov./Kab.
x x x x x
Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan
B.
(PPK)
APBN & APBD
1 Pengembangan Prasarana dan Sarana Dasar Setiap PPK Dinas PU & Bappeda
Prov./Kab.
x x x x x
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota di
2
setiap PPK
Semua Kecamatan Dinas PU & Bappeda APBN & APBD x x x x x x x x

II PERWUJUDAN POLA RUANG KABUPATEN


A. Pengembangan Kawasan Lindung
Lalabata, Lilirilau, Liliriaja,
Dinas Kehutanan & APBN & APBD
1. Perlindungan dan Konservasi Hutan Marioriawa, Marioriwawo,
Perkebunan Prov./Kab.
x x x x x x x x
Donri-Donri.
Dinas Kehutanan & APBN & APBD
2. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Semua Kecamatan
Perkebunan Prov./Kab.
x x x x x x x x
B. Pengembangan Kawasan Budidaya
Waktu Pelaksanaan
I II III VI
No PROGRAM UTAMA LOKASI (Kecamatan) Instansi Pelaksana Sumber Dana
(2017- (2022- (2027-
2012 2013 2014 2015 2016
2021) 2026) 2032)
Lalabata, Lilirilau, Liliriaja,
Dinas Kehutanan &
1 Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan Marioriawa, Marioriwawo,
Perkebunan
APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
Donri-Donri.
Dinas Kehutanan &
2 Pembinaan dan Penertiban Hasil Hutan Semua Kecamatan
Perkebunan
APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
b. Sektor Pertanian
Peningkatan Produksi Pertanian Tanaman Pangan APBN & APBD
1.
& Hortikultura
Semua Kecamatan Dinas Pertanian
Prov./Kab.
x x x x x x x x
APBN & APBD
2. Peningkatan Ketahanan Pangan Semua Kecamatan Dinas Pertanian
Prov./Kab.
x x x x x x x x
3. Peningkatan Pemasaran Hasil Semua Kecamatan Dinas Pertanian APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi
4.
Pertanian Tepat Guna
Semua Kecamatan Dinas Pertanian APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
5. Pelatihan, Bimbingan dan Penyuluhan Semua Kecamatan Dinas Pertanian APBD Prov./Kab. x x x x
c. Sektor Perkebunan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Dinas Kehutanan & APBN & APBD
1.
Produk Perkebunan
Semua Kecamatan
Perkebunan Prov./Kab.
x x x x x x x x
Pembangunan Pasar, Etalase/Eksibi/Promosi atas APBN & APBD
2.
Hasil Perkebunan
Semua Kecamatan Dinas Koperindag
Prov./Kab.
x x x x x x x x
Fasilitasi Kerjasama Regional, Nasional dan Dinas Kehutanan & APBN & APBD
3.
Internasional penyediaan Hasil Perkebunan
Semua Kecamatan
Perkebunan Prov./Kab.
x x x x x x x x
Dinas Kehutanan &
4. Pelatihan, Bimbingan dan Penyuluhan Semua Kecamatan
Perkebunan
APBD Prov./Kab. x x x x
d. Sektor Perikanan dan Peternakan
Dinas Perikanan & APBN & APBD
1. Pengembangan Budidaya Perikanan Semua Kecamatan
Peternakan Prov./Kab.
x x x x x x x x
Marioriawa, Donri-Donri, Dinas Perikanan & APBN & APBD
2. Pengembangan Perikanan Tangkap
Liliriaja, Lilirilau, Ganra, Citta Peternakan Prov./Kab.
x x x x x x x x
Dinas Perikanan &
3. Pengolahan dan Pemasaran hasil perikanan Semua Kecamatan
Peternakan
APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
Dinas Perikanan &
4. Peningkatan Produksi Peternakan Semua Kecamatan
Peternakan
APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
Dinas Perikanan &
5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Semua Kecamatan
Peternakan
APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
Dinas Perikanan &
6. Pelatihan, Bimbingan dan Penyuluhan Semua Kecamatan
Peternakan
APBD Prov./Kab. x x x x
Waktu Pelaksanaan
I II III VI
No PROGRAM UTAMA LOKASI (Kecamatan) Instansi Pelaksana Sumber Dana
(2017- (2022- (2027-
2012 2013 2014 2015 2016
2021) 2026) 2032)
e. Sektor Pertambangan
1. Pembinaan dan Pengawasan pertambangan Marioriwawo Dinas PSDA & Tamben APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
2. Sosialisasi Regulasi Kegiatan Pertambangan Semua Kecamatan Dinas PSDA & Tamben APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
Penelitian dan Pengembangan Daerah Potensi APBN & APBD
3.
Tambang
Semua Kecamatan Dinas PSDA & Tamben
Prov./Kab.
x x x x x x x x
f. Sektor Perindustrian
APBN & APBD
1. Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Semua Kecamatan Dinas Koperindag
Prov./Kab.
x x x x x x x x
Pembangunan dan Pengembangan Sentra Industri APBN & APBD
2.
Potensial
Lalabata, Donri-Donri, Lilirilau Dinas Koperindag
Prov./Kab.
x x x x x x x x
g. Sektor Pariwisata
APBN & APBD
1. Pengembangan Pemasaran Pariwisata Semua Kecamatan Dinas Pariwisata
Prov./Kab.
x x x x x x x x
2. Pengembangan Kemitraan Semua Kecamatan Dinas Pariwisata APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
h. Sektor Perumahan dan Permukiman
APBN & APBD
1. Pengembangan Perumahan dan Permukiman Semua Kecamatan Dinas PU
Prov./Kab.
x x x x x x x x
Peningkatan Kualitas Lingkungan Perumahan dan APBN & APBD
2.
Permukiman
Semua Kecamatan Dinas PU
Prov./Kab.
x x x x x x x x
PERWUJUDAN KAWASAN STRATEGIS
III
KABUPATEN
a. Kawasan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Prasarana dan Sarana Kawasan Lalabata, Lilirilau, Marioriawa, APBN & APBD
1.
Perdagangan Marioriwawo, Donri-Donri.
Dinas Koperindag
Prov./Kab.
x x x x x x x x
Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil dan
2.
Menegah
Semua Kecamatan Dinas Koperindag APBD Prov./Kab. x x x x x x x x

Kawasan Kepariwisataan dan Lingkungan


b.
Hidup
APBN & APBD
1. Peningkatan Prasarana dan Sarana Pariwisata Marioriawa Dinas Pariwisata
Prov./Kab.
x x x x x x x x
Pengembangan Obyek, Jenis dan Paket Wisata APBN & APBD
2.
Unggulan
Semua Kecamatan Dinas Pariwisata
Prov./Kab.
x x x x x x x x
Waktu Pelaksanaan
I II III VI
No PROGRAM UTAMA LOKASI (Kecamatan) Instansi Pelaksana Sumber Dana
(2017- (2022- (2027-
2012 2013 2014 2015 2016
2021) 2026) 2032)
c. Kawasan Agropolitan
APBN & APBD
1. Peningkatan Produksi Pertanian dan Perkebunan Semua Kecamatan Dinas Pertanian
Prov./Kab.
x x x x x x x x
Pembangunan Prasarana dan Sarana Pemasaran APBN & APBD
2.
Hasil Pertanian dan Perkebunan
Semua Kecamatan Dinas Pertanian
Prov./Kab.
x x x x x x x x

x : waktu pelaksanaan BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran V : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG 2012 - 2032
TABEL : 25
TABEL KETENTUAN UTAMA PERATURAN ZONASI
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kabupaten Ketentuan Umum Prasarana
Ketentuan Umum Kegiatan Ketentuan Umum Intensitas Bangunan
Minimum

A. Kawasan Lindung

A.1. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya


Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata alam terbatas
A.1. Hutan Lindung - (pendiikan dan lingkungan) dengan syarat tidak boleh merubah bentang KDB yang diijinkan 5%, KLB : 5%, KDH : 95% Jalan setapak, gazebo
alam
Bangunan/intervensi lain tidak diperbolehkan kecuali telah mendapat
-
persetujuan dari instansi dan pejabat yang berwenang
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas dilarang

A.2. Kawasan perlindungan Setempat


Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata dan jalur hijau
Kawasan Sempadan
A.2.1. - dengan syarat tidak boleh berubah bentang alam, Kegiatan pertanian KDB yang diijinkan 10%, KLB : 10%, KDH : 90% Jalan setapak, gazebo
Sungai
dengan jenis tanaman tertentu

Bangunan yang diperbolehkan adalah papan reklame, rambu-rambu, Sempadan sungai besar di luar kawasan permukiman : 100 m;
- pemasangan kabel listrik, telepon, PDAM, pemasangan prasarana air, sempadan anak-anak sungai : 50 meter, sempadan sungai dan
tiang jembatan dengan persyaratan tidak boleh merubah bentang alam anak sungai yang melewati permukiman : minimal 15 meter

- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas dilarang

Kawasan Sempadan Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata dan jalur hijau
A.2.2. - KDB yang diijinkan 10%, KLB : 10%, KDH : 90% Jalan setapak, gazebo
Danau/Rawa dengan syarat tidak boleh berubah bentang alam.

Bangunan yang diperbolehkan adalah pemasangan kabel listrik, telepon,


Sempadan Waduk 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke
- PDAM, pemasangan prasarana air, dengan persyaratan tidak boleh
arah darat
merubah bentang alam
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas dilarang

A.3. Kawasan Rawan Bencana dan Pelestarian Alam

Kawasan Rawan Mempertimbangkan Karakteristik jenis dan ancaman bencan dan


A.3.1.
Longsor Pembatasan pendirian bangunan kecuali pemantauan bencana

Dipertimbangkan untuk kegiatan budidaya (pertanian, perkebunan,


Kawasan Rawan untuk kegiatan permukiman, perdagangan dan jasa maupun
A.3.2. - permukiman, transportasi, perikanan, perdagangan dan jasa, fasilitas
Banjir fasilitas umum KDB 50-70%
umum

- Kegiatan lain di larang untuk dikembangkan KDB yang diijinkan 10%, KLB : 10%, KDH : 90% jalan setapak, Gazebo
A.3.3. Ruang Terbuka Hijau
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kabupaten Ketentuan Umum Prasarana
Ketentuan Umum Kegiatan Ketentuan Umum Intensitas Bangunan
Minimum
Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah kegiatan yang menunjang
-
wisata
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kabupaten Ketentuan Umum Prasarana
Ketentuan Umum Kegiatan Ketentuan Umum Intensitas Bangunan
Minimum

B. Kawasan Budidaya
Kegiatan/bangunan yang diperbolehkan adalah kegiatan wisata seperti
B.1. Hutan Produksi - KDB yang diijinkan 5%, KLB : 5%, KDH : 95% Jalan setapak, gazebo
outbond, bumi perkemahan dengan tidak merubah bentang alam

kegiatan budidaya lain yang diperbolehkan adalah penanaman tanaman


-
sela diantara pohon-pohon utama
Alih fungsi hutan produksi dapat dilakukan untuk pembangunan jalan,
-
waduk dengan persetujuan dari Menteri Kehutanan
Kegiatan/bangunan yang diperbolehkan adalah kegiatan wisata seperti
B.2. Hutan Rakyat - KDB yang diijinkan 5%, KLB : 5%, KDH : 95% Jalan setapak, gazebo
outbond, bumi perkemahan dengan tidak merubah bentang alam
kegiatan budidaya lain yang diperbolehkan adalah penanaman tanaman
-
sela diantara pohon-pohon utama
Alih fungsi hutan produksi dapat dilakukan untuk pembangunan jalan,
-
waduk dengan persetujuan dari Menteri Kehutanan
Alih fungsi sawah irigasi teknis menjadi lahan budidaya non pertanian
B.3. Pertanian - Jaringan jalan, jaringan drainase
dilarang kecuali untuk pembangunan sistem jaringan prasarana utama

Alih fungsi ladang/regal menjadi lahan budidaya non pertanian diijinkan Untuk permukiman : KDB yang diijinkan 50-70%, KLB : 50-
- Jaringan jalan, jaringan drainase
dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah 210%, KDH : 30-50%

Untuk perdagangan dan jasa : KDB yang diijinkan 60-70%, KLB


: 60-210%, KDH : 30-40%

Untuk Fasilitas Umum : KDB yang diijinkan 50-60%, KLB : 50-


180%, KDH : 40-50%

Untuk Fasilitas Umum : KDB yang diijinkan 40-50%, KLB : 40-


50%, KDH : 50-60%

Kawasan budidaya lain dapat dikembangkan dengan memperhatikan


B.4. Perkebunan - KDB yang diijinkan 50-60%, KLB : 50-180%, KDH : 40-50% Jaringan jalan, jaringan drainase
persyaratan teknis yang ditetapkan pemerintah daerah

Jaringan jalan, jaringan


B.5. Peternakan - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum dilarang KDB yang diijinkan 50%, KLB : 50%, KDH : 50%
drainase, kantor pengelola

Jaringan jalan, jaringan


B.6. Pertambangan - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum dilarang KDB yang diijinkan 20%, KLB : 20%, KDH : 80%
drainase, kantor pengelola
- Kegiatan pertanian dan perkebunan diperbolehkan

Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum


Pemanfaatan permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas
B.7. Industri - diperbolehkan dengan persyaratan tertentu yang telah ditetapkan oleh Jaringan jalan, jaringan drainase
umum maksimum 20% dari luas lahan yang ada
Pemerintah Daerah

KDB yang diijinkan 50%, KLB : 50%, KDH : 50%


Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kabupaten Ketentuan Umum Prasarana
Ketentuan Umum Kegiatan Ketentuan Umum Intensitas Bangunan
Minimum

Kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum diperbolehkan Pemanfaatan permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas Jaringan jalan, jaringan
B.8. Pariwisata - dengan persyaratan tertentu yang telah ditetapkan oleh Pemerintah umum maksimum 20% dari luas lahan yang ada dengan KDB : drainase, kantor pengelola, WC
Daerah 30%,KLB :30%, KDH : 70% umum, Gazebo,

- Kegiatan permukiman dilarang


Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kabupaten Ketentuan Umum Prasarana
Ketentuan Umum Kegiatan Ketentuan Umum Intensitas Bangunan
Minimum

Pemanfatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum


B.9. Permukiman - Kegiatan perdagangan dan jasa, fasilitas umum diperbolehkan Jaringan jalan, jaringan drainase
diperbolehkan maksimum 20% dari luas lahan yang ada
kegiatan di luar kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum Untuk permukiman perkotaan : KDB yang diijinkan 60-70%,
-
dilarang untuk dikembangkan KLB : 60-210%, KDH : 30-40%
Untuk permukiman perdesaan : KDB yang diijinkan 50-60%,
KLB : 50-180%, KDH : 40-50%
Untuk perdagangan dan jasa di lingkungan permukiman
perkotaan : KDB yang diijinkan 70-80%, KLB : 70-240%, KDH :
20-30%
Untuk Fasilitas Umum di permukiman perkotaan : KDB yang
diijinkan 50-60%, KLB : 50-180%, KDH : 40-50%

Untuk perdagangan dan jasa di permukiman perdesaan : KDB


yang diijinkan 60-70%, KLB : 60-210%, KDH : 30-40%

Untuk Fasilitas Umum di lingkungan permukiman perdesaan :


KDB yang diijinkan 50-60%, KLB : 50-180%, KDH : 40-50%

- Kegiatan industri rumah tangga diijinkan dengan bersyarat

C. Kawasan Sekitar Sistem Prasarana


Kegiatan budidaya dapat dikembangkan sepanjang memperhatikan
Prasarana KDB, KLB dan KDH menyesuaikan dengan jenis peruntukan
C.1. - Ruang Milik Jalan, Ruang manfaat Jalan, Ruang Milik Jalan maupun garis jaringan drainase, jalur hijau
Transportasi yang akan dilakukan sebagaimana ketetapan sebelumnya
sempadan yang telah ditetapkan pemerintah setempat

Prasarana Kegiatan yang dilakukan di luar kegiatan yang menunjang prasarana Ketentuan tentang sempadan sebagaimana ditetapkan dalam
C.2. - jaringan jalan
Sumberdaya Air sumber daya air dilarang ketentuan sempadan sungai, waduk

kegiatan yang diperbolehkan berkembang adalah kawasan pertanian,


-
perkebunan, hutan, ruang terbuka hijau
Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum dapat
jaringan jalan, jaringan
C.3. Prasarana Energi - Kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu dikembangkan di sekitar prasarana energi dengan radius 20-25
drainase, jalur hijau
meter dari prasarana energi

KDB, KLB dan KDH menyesuaikan dengan jenis peruntukan


yang akan dilakukan sebagaimana ketetapan sebelumnya

Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum dapat


Prasarana jaringan jalan, jaringan
C.3. - Kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu dikembangkan di sekitar prasarana energi dengan radius 20-25
Telekomunikasi drainase, jalur hijau
meter dari prasarana energi

KDB, KLB dan KDH menyesuaikan dengan jenis peruntukan


yang akan dilakukan sebagaimana ketetapan sebelumnya

Ketinggian tower tidak boleh lebih dari 52 meter berdasarkan


ketetapan yang dikeluarkan Pangkalan TNI AU
Ketentuan Khusus Lainnya

Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan


secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
pemberian zanksi hukum

Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan


secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
pemberian zanksi hukum

Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan


secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
pemberian zanksi hukum

Perlu dilengkapi dengan sistem drainase yang memadai,


pembuatan sumur resapan, membuang sampah pada
tempat yang telah disediakan, pembuatan tanggul di
sepanjang back water, pemanfaatan sempadan sungai
sebagai kawasan hijau
Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan
secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
pemberian sanksi hukum
Ketentuan Khusus Lainnya
Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan
secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
pemberian sanksi hukum
Ketentuan Khusus Lainnya

Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan


secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
pemberian zanksi hukum

Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan


secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
pemberian zanksi hukum

Pemanfaatan ruang untuk permukiman petani

Ketentuan Penukaran lahan pada wilayah lain

Tidak boleh dikembangkan di lingkungan permukiman

Perlu adanya jalur hijau di sekeliling kawasan


Dikembangkan pada kawasan khusus yang telah
ditetapkan untuk peternakan dalam skala besar
Perlu adanya pengolahan limbah untuk peternakan skala
besar

Disertai AMDAL
Setiap penambang diharuskan untuk melakukan reboisasi
pada lahan bekas tambang
Pengendalian yang ketat dan pemberian sanksi jika tidak
mengikuti peraturan yang telah ditetapkan

permukiman yang dikembangkan adalah permukiman


untuk para pekerja termasuk fasilitas umum untuk
memuhi kebutuhan para pekerja

Disertai AMDAL
Ketentuan Khusus Lainnya

Kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum yang


dikembangkan adalah kegiatan yang menunjang objek
wisata
Ketentuan Khusus Lainnya

Tidak mengganggu lingkungan dan tidak mencemari


lingkungan

Perlu adanya pengendalian terutama IMB yang dikeluarkan


oleh pemerintah daerah

Perlu adanya pengendalian terutama IMB yang dikeluarkan


oleh pemerintah daerah

Perlu adanya pengendalian yang ketat dan pemberian


sanksi bagi yang melanggar ketentuan yang telah
ditetapkan

Perlu adanya pengendalian yang ketat dan pemberian


sanksi bagi yang melanggar ketentuan yang telah
ditetapkan

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran VI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG 2012 - 2032
TABEL : 26

TABEL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Pengendalian Pemanfaatan Ruang


Pola Ruang Kabupaten
Ketentuan Umum Kegiatan (Arahan Peraturan
Perizinan Insentif - Disinsentif Alternatif Sanksi
Zonasi)

A. Kawasan Lindung

A.1. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya


A.1.1. Hutan Lindung - Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata alam Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif : penghargaan kepada yang melakukan Pembatalan izin, pencabutan izin,
terbatas dengan syarat tidak boleh merubah bentang alam pembangunan fisik kegiatan pelestarian lingkungan dan subsidi penghentian kegiatan, penutupan
(wisata pendidikan dan lingkungan) silang lokasi kegiatan, pembongkaran, ganti
rugi, denda setinggi-tingginya
- Bangunan/intervensi lain tidak diperbolehkan kecuali telah Disinsentif : tidak dibangunan sarana dan
mendapat persetujuan dari instansi dan pejabat yang prasarana transportasi, air baku, listrik dan
berwenang permukiman
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas
dilarang

A.2. Kawasan perlindungan Setempat


A.2.1. Kawasan Sempadan Sungai - Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata dan Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
jalur hijau dengan syarat tidak boleh berubah bentang pembangunan fisik kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
alam, Kegiatan pertanian dengan jenis tanaman tertentu sementara pelayanan umum,
penutupan lokasi (kegiatan
- Bangunan yang diperbolehkan adalah papan reklame, Persyaratan perizinan dilengkapi dengan AMDAL Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pembangunan dihentikan),
rambu-rambu, pemasangan kabel listrik, telepon, PDAM, penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
pemasangan prasarana air, tiang jembatan dengan berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, pencabutan izin, pembongkaran
persyaratan tidak boleh merubah bentang alam pembatasan penyediaan sarana dan prasarana bangunan, pemulihan fungsi ruang,
serta memperketat perizinan denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
menyesuaikan bentuk pemanfatan,
kurungan
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas
dilarang
A.2.2. Kawasan Sempadan - Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata dan Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
Danau/Rawa jalur hijau dengan syarat tidak boleh berubah bentang pembangunan fisik kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
alam. sementara pelayanan umum,
penutupan lokasi (kegiatan
pembangunan dihentikan),
- Bangunan yang diperbolehkan adalah pemasangan kabel Persyaratan perizinan dilengkapi dengan AMDAL Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
listrik, telepon, PDAM, pemasangan prasarana air, dengan penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif pencabutan izin, pembongkaran
persyaratan tidak boleh merubah bentang alam berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, bangunan, pemulihan fungsi ruang,
pembatasan penyediaan sarana dan prasarana denda (administrasi), kegiatan dibatasi
serta memperketat perizinan pada luasan yang ditetapkan,
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas menyesuaikan bentuk pemanfatan,
dilarang kurungan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pola Ruang Kabupaten
Ketentuan Umum Kegiatan (Arahan Peraturan
Perizinan Insentif - Disinsentif Alternatif Sanksi
Zonasi)

A.3. Kawasan Pelestarian Alam dan Lingkungan


A.3.1. Kawasan Rawan Bencana

A.3.2. Kawasan Rawan Banjir - Diijinkan untuk kegiatan budidaya (pertanian, perkebunan, Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif : pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
permukiman, transportasi, perikanan, perdagangan dan Pembebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan di dalam melaksanakan aktifitasnya sementara kegiatan, penghentian
jasa, fasilitas umum persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
mendirikan bangunan, advice planning, izin penutupan lokasi, pencabutan izin,
penambangan bahan galian golongan C, izin reklame, Disinsentif : penggunaan ruang yang tidak sesuai pembatalan izin, pembongkaran
AMDAL penentuan pola ruang dikenakan disinsentif bangunan, pemulihan fungsi ruang
antara lain : pengenaan retribusi tinggi, dan/atau denda administratif
pengenaan pajak tinggi, pembatasan penyediaan
sarana dan prasarana, memperketat perizinan,
pembatalan penyediaan sarana dan prasarana,
pembebanan dalam penyediaan sarana dan
prasarana
A.3.3. Ruang Terbuka Hijau - Kegiatan lain di larang untuk dikembangkan Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi, pencabutan izin,
- Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah kegiatan yang penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pembatalan izin, pembongkaran
menunjang wisata undang-undang gangguan atau HO, advice planning, penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif bangunan, pemulihan fungsi ruang
izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, dan/atau denda administratif
golongan C, izin reklame, AMDAL pembatasan penyediaan sarana dan prasarana
serta memperketat perizinan

B. Kawasan Budidaya
B.1. Hutan Produksi - Kegiatan/bangunan yang diperbolehkan adalah kegiatan Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
wisata seperti outbond, bumi perkemahan dengan tidak pembangunan fisik kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
merubah bentang alam sementara pelayanan umum,
penutupan lokasi (kegiatan
- kegiatan budidaya lain yang diperbolehkan adalah Persyaratan perizinan dilengkapi dengan AMDAL Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai
pembangunan dihentikan),
penanaman tanaman sela diantara pohon-pohon utama penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif
menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
berupa : pengenaan retribusi yang tinggi,
pencabutan izin, pembongkaran
pembatasan penyediaan sarana dan prasarana
bangunan, pemulihan fungsi ruang,
serta memperketat perizinan
denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
- Alih fungsi hutan produksi dapat dilakukan untuk
menyesuaikan bentuk pemanfatan,
pembangunan jalan, waduk dengan persetujuan dari
kurungan
Menteri Kehutanan
B.2. Pertanian - Alih fungsi sawah irigasi teknis menjadi lahan budidaya non Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
pertanian dilarang kecuali untuk pembangunan sistem pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
jaringan prasarana utama persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi (kegiatan
- Alih fungsi ladang/regal menjadi lahan budidaya non penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pembangunan dihentikan),
pertanian diijinkan dengan syarat-syarat yang telah undang-undang gangguan atau HO, advice planning, penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
ditetapkan oleh pemerintah daerah izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, pencabutan izin, pembongkaran
golongan C, izin reklame, AMDAL pembatasan penyediaan sarana dan prasarana bangunan, pemulihan fungsi ruang,
serta memperketat perizinan denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
menyesuaikan bentuk pemanfatan,
kurungan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pola Ruang Kabupaten
Ketentuan Umum Kegiatan (Arahan Peraturan
Perizinan Insentif - Disinsentif Alternatif Sanksi
Zonasi)
B.3. Perkebunan - Kawasan budidaya lain dapat dikembangkan dengan Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
memperhatikan persyaratan teknis yang ditetapkan pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
pemerintah daerah persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi (kegiatan
B.4. Peternakan - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin pembangunan dihentikan),
umum dilarang undang-undang gangguan atau HO, advice planning, menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian pencabutan izin, pembongkaran
B.5. Pertambangan - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas golongan C, izin reklame, AMDAL bangunan, pemulihan fungsi ruang,
umum dilarang denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
- Kegiatan pertanian dan perkebunan diperbolehkan menyesuaikan bentuk pemanfatan,
B.6. Industri - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas kurungan
umum diperbolehkan dengan persyaratan tertentu yang
telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
B.7. Pariwisata - Kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum
diperbolehkan dengan persyaratan tertentu yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah

- Kegiatan permukiman dilarang


B.8. Permukiman - Kegiatan perdagangan dan jasa, fasilitas umum
diperbolehkan
- kegiatan di luar kegiatan perdagangan dan jasa serta
fasilitas umum dilarang untuk dikembangkan

- Kegiatan industri rumah tangga diijinkan dengan bersyarat

C. Kawasan Sekitar Sistem Prasarana


C.1. Prasarana Transportasi - Kegiatan budidaya dapat dikembangkan sepanjang Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
memperhatikan Ruang Milik Jalan, Ruang manfaat Jalan, pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
Ruang Milik Jalan maupun garis sempadan yang telah persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
ditetapkan pemerintah setempat tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi (kegiatan
penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin pembangunan dihentikan),
undang-undang gangguan atau HO, advice planning, menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
C.2. Prasarana Sumberdaya Air - Kegiatan yang dilakukan di luar kegiatan yang menunjang izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian pencabutan izin, pembongkaran
prasarana sumber daya air dilarang golongan C, izin reklame, AMDAL bangunan, pemulihan fungsi ruang,
denda (administrasi), kegiatan dibatasi
- kegiatan yang diperbolehkan berkembang adalah kawasan Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pada luasan yang ditetapkan,
pertanian, perkebunan, hutan, ruang terbuka hijau penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif menyesuaikan bentuk pemanfatan,
berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, kurungan
C.3. Prasarana Energi - Kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan persyaratan pembatasan penyediaan sarana dan prasarana
tertentu serta memperketat perizinan

C.4. Prasarana Telekomunikasi - Kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan persyaratan


tertentu

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran V : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG 2012 - 2032
TABEL : 25
TABEL KETENTUAN UTAMA PERATURAN ZONASI
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kabupaten Ketentuan Umum Prasarana
Ketentuan Umum Kegiatan Ketentuan Umum Intensitas Bangunan Ketentuan Khusus Lainnya
Minimum

A. Kawasan Lindung

A.1. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya


Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata alam terbatas
A.1. Hutan Lindung - (pendiikan dan lingkungan) dengan syarat tidak boleh merubah bentang KDB yang diijinkan 5%, KLB : 5%, KDH : 95% Jalan setapak, gazebo Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan
alam secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
pemberian zanksi hukum
Bangunan/intervensi lain tidak diperbolehkan kecuali telah mendapat
-
persetujuan dari instansi dan pejabat yang berwenang
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas dilarang

A.2. Kawasan perlindungan Setempat


Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata dan jalur hijau
Kawasan Sempadan
A.2.1. - dengan syarat tidak boleh berubah bentang alam, Kegiatan pertanian KDB yang diijinkan 10%, KLB : 10%, KDH : 90% Jalan setapak, gazebo
Sungai
dengan jenis tanaman tertentu
Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan
Bangunan yang diperbolehkan adalah papan reklame, rambu-rambu, Sempadan sungai besar di luar kawasan permukiman : 100 m; secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
- pemasangan kabel listrik, telepon, PDAM, pemasangan prasarana air, sempadan anak-anak sungai : 50 meter, sempadan sungai dan pemberian zanksi hukum
tiang jembatan dengan persyaratan tidak boleh merubah bentang alam anak sungai yang melewati permukiman : minimal 15 meter

- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas dilarang

Kawasan Sempadan Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata dan jalur hijau
A.2.2. - KDB yang diijinkan 10%, KLB : 10%, KDH : 90% Jalan setapak, gazebo
Danau/Rawa dengan syarat tidak boleh berubah bentang alam.
Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan
secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
Bangunan yang diperbolehkan adalah pemasangan kabel listrik, telepon,
Sempadan Waduk 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke pemberian zanksi hukum
- PDAM, pemasangan prasarana air, dengan persyaratan tidak boleh
arah darat
merubah bentang alam
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas dilarang

A.3. Kawasan Rawan Bencana dan Pelestarian Alam

Kawasan Rawan Mempertimbangkan Karakteristik jenis dan ancaman bencan dan


A.3.1.
Longsor Pembatasan pendirian bangunan kecuali pemantauan bencana

Perlu dilengkapi dengan sistem drainase yang memadai,


Dipertimbangkan untuk kegiatan budidaya (pertanian, perkebunan, pembuatan sumur resapan, membuang sampah pada
Kawasan Rawan untuk kegiatan permukiman, perdagangan dan jasa maupun
A.3.2. - permukiman, transportasi, perikanan, perdagangan dan jasa, fasilitas tempat yang telah disediakan, pembuatan tanggul di
Banjir fasilitas umum KDB 50-70%
umum sepanjang back water, pemanfaatan sempadan sungai
sebagai kawasan hijau
- Kegiatan lain di larang untuk dikembangkan KDB yang diijinkan 10%, KLB : 10%, KDH : 90% jalan setapak, Gazebo Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan
A.3.3. Ruang Terbuka Hijau
secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah kegiatan yang menunjang
- pemberian sanksi hukum
wisata
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kabupaten Ketentuan Umum Prasarana
Ketentuan Umum Kegiatan Ketentuan Umum Intensitas Bangunan Ketentuan Khusus Lainnya
Minimum

B. Kawasan Budidaya
Kegiatan/bangunan yang diperbolehkan adalah kegiatan wisata seperti
B.1. Hutan Produksi - KDB yang diijinkan 5%, KLB : 5%, KDH : 95% Jalan setapak, gazebo
outbond, bumi perkemahan dengan tidak merubah bentang alam
Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan
kegiatan budidaya lain yang diperbolehkan adalah penanaman tanaman secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
-
sela diantara pohon-pohon utama pemberian zanksi hukum
Alih fungsi hutan produksi dapat dilakukan untuk pembangunan jalan,
-
waduk dengan persetujuan dari Menteri Kehutanan
Kegiatan/bangunan yang diperbolehkan adalah kegiatan wisata seperti
B.2. Hutan Rakyat - KDB yang diijinkan 5%, KLB : 5%, KDH : 95% Jalan setapak, gazebo
outbond, bumi perkemahan dengan tidak merubah bentang alam Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan
kegiatan budidaya lain yang diperbolehkan adalah penanaman tanaman secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
-
sela diantara pohon-pohon utama pemberian zanksi hukum
Alih fungsi hutan produksi dapat dilakukan untuk pembangunan jalan,
-
waduk dengan persetujuan dari Menteri Kehutanan
Alih fungsi sawah irigasi teknis menjadi lahan budidaya non pertanian
B.3. Pertanian - Jaringan jalan, jaringan drainase Pemanfaatan ruang untuk permukiman petani
dilarang kecuali untuk pembangunan sistem jaringan prasarana utama

Alih fungsi ladang/regal menjadi lahan budidaya non pertanian diijinkan Untuk permukiman : KDB yang diijinkan 50-70%, KLB : 50-
- Jaringan jalan, jaringan drainase Ketentuan Penukaran lahan pada wilayah lain
dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah 210%, KDH : 30-50%

Untuk perdagangan dan jasa : KDB yang diijinkan 60-70%, KLB :


60-210%, KDH : 30-40%

Untuk Fasilitas Umum : KDB yang diijinkan 50-60%, KLB : 50-


180%, KDH : 40-50%

Untuk Fasilitas Umum : KDB yang diijinkan 40-50%, KLB : 40-


50%, KDH : 50-60%

Kawasan budidaya lain dapat dikembangkan dengan memperhatikan


B.4. Perkebunan - KDB yang diijinkan 50-60%, KLB : 50-180%, KDH : 40-50% Jaringan jalan, jaringan drainase
persyaratan teknis yang ditetapkan pemerintah daerah

Jaringan jalan, jaringan


B.5. Peternakan - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum dilarang KDB yang diijinkan 50%, KLB : 50%, KDH : 50% Tidak boleh dikembangkan di lingkungan permukiman
drainase, kantor pengelola
Perlu adanya jalur hijau di sekeliling kawasan
Dikembangkan pada kawasan khusus yang telah ditetapkan
untuk peternakan dalam skala besar
Perlu adanya pengolahan limbah untuk peternakan skala
besar
Jaringan jalan, jaringan
B.6. Pertambangan - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum dilarang KDB yang diijinkan 20%, KLB : 20%, KDH : 80%
drainase, kantor pengelola Disertai AMDAL
Setiap penambang diharuskan untuk melakukan reboisasi
- Kegiatan pertanian dan perkebunan diperbolehkan
pada lahan bekas tambang
Pengendalian yang ketat dan pemberian sanksi jika tidak
mengikuti peraturan yang telah ditetapkan

Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum permukiman yang dikembangkan adalah permukiman
Pemanfaatan permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas
B.7. Industri - diperbolehkan dengan persyaratan tertentu yang telah ditetapkan oleh Jaringan jalan, jaringan drainase untuk para pekerja termasuk fasilitas umum untuk memuhi
umum maksimum 20% dari luas lahan yang ada
Pemerintah Daerah kebutuhan para pekerja

KDB yang diijinkan 50%, KLB : 50%, KDH : 50% Disertai AMDAL
Kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum diperbolehkan Pemanfaatan permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas Jaringan jalan, jaringan Kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum yang
B.8. Pariwisata - dengan persyaratan tertentu yang telah ditetapkan oleh Pemerintah umum maksimum 20% dari luas lahan yang ada dengan KDB : drainase, kantor pengelola, WC dikembangkan adalah kegiatan yang menunjang objek
Daerah 30%,KLB :30%, KDH : 70% umum, Gazebo, wisata

- Kegiatan permukiman dilarang


Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kabupaten Ketentuan Umum Prasarana
Ketentuan Umum Kegiatan Ketentuan Umum Intensitas Bangunan Ketentuan Khusus Lainnya
Minimum

Pemanfatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum


B.9. Permukiman - Kegiatan perdagangan dan jasa, fasilitas umum diperbolehkan Jaringan jalan, jaringan drainase
diperbolehkan maksimum 20% dari luas lahan yang ada
kegiatan di luar kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum Untuk permukiman perkotaan : KDB yang diijinkan 60-70%, KLB
-
dilarang untuk dikembangkan : 60-210%, KDH : 30-40%
Untuk permukiman perdesaan : KDB yang diijinkan 50-60%, KLB
: 50-180%, KDH : 40-50%
Untuk perdagangan dan jasa di lingkungan permukiman
perkotaan : KDB yang diijinkan 70-80%, KLB : 70-240%, KDH :
20-30%
Untuk Fasilitas Umum di permukiman perkotaan : KDB yang
diijinkan 50-60%, KLB : 50-180%, KDH : 40-50%

Untuk perdagangan dan jasa di permukiman perdesaan : KDB


yang diijinkan 60-70%, KLB : 60-210%, KDH : 30-40%

Untuk Fasilitas Umum di lingkungan permukiman perdesaan :


KDB yang diijinkan 50-60%, KLB : 50-180%, KDH : 40-50%

Tidak mengganggu lingkungan dan tidak mencemari


- Kegiatan industri rumah tangga diijinkan dengan bersyarat
lingkungan

C. Kawasan Sekitar Sistem Prasarana


Kegiatan budidaya dapat dikembangkan sepanjang memperhatikan Ruang
Prasarana KDB, KLB dan KDH menyesuaikan dengan jenis peruntukan yang Perlu adanya pengendalian terutama IMB yang dikeluarkan
C.1. - Milik Jalan, Ruang manfaat Jalan, Ruang Milik Jalan maupun garis jaringan drainase, jalur hijau
Transportasi akan dilakukan sebagaimana ketetapan sebelumnya oleh pemerintah daerah
sempadan yang telah ditetapkan pemerintah setempat

Prasarana Kegiatan yang dilakukan di luar kegiatan yang menunjang prasarana Ketentuan tentang sempadan sebagaimana ditetapkan dalam Perlu adanya pengendalian terutama IMB yang dikeluarkan
C.2. - jaringan jalan
Sumberdaya Air sumber daya air dilarang ketentuan sempadan sungai, waduk oleh pemerintah daerah

kegiatan yang diperbolehkan berkembang adalah kawasan pertanian,


-
perkebunan, hutan, ruang terbuka hijau
Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum dapat
jaringan jalan, jaringan drainase,
C.3. Prasarana Energi - Kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu dikembangkan di sekitar prasarana energi dengan radius 20-25 Perlu adanya pengendalian yang ketat dan pemberian
jalur hijau
meter dari prasarana energi sanksi bagi yang melanggar ketentuan yang telah
KDB, KLB dan KDH menyesuaikan dengan jenis peruntukan yang ditetapkan
akan dilakukan sebagaimana ketetapan sebelumnya

Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum dapat


Prasarana jaringan jalan, jaringan drainase,
C.3. - Kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu dikembangkan di sekitar prasarana energi dengan radius 20-25
Telekomunikasi jalur hijau
meter dari prasarana energi
Perlu adanya pengendalian yang ketat dan pemberian
KDB, KLB dan KDH menyesuaikan dengan jenis peruntukan yang sanksi bagi yang melanggar ketentuan yang telah
akan dilakukan sebagaimana ketetapan sebelumnya ditetapkan

Ketinggian tower tidak boleh lebih dari 52 meter berdasarkan


ketetapan yang dikeluarkan Pangkalan TNI AU

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran VI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG 2012 - 2032
TABEL : 26

TABEL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Pengendalian Pemanfaatan Ruang


Pola Ruang Kabupaten
Ketentuan Umum Kegiatan (Arahan Peraturan
Perizinan Insentif - Disinsentif Alternatif Sanksi
Zonasi)

A. Kawasan Lindung

A.1. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya


A.1.1. Hutan Lindung - Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata alam Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif : penghargaan kepada yang melakukan Pembatalan izin, pencabutan izin,
terbatas dengan syarat tidak boleh merubah bentang alam pembangunan fisik kegiatan pelestarian lingkungan dan subsidi penghentian kegiatan, penutupan
(wisata pendidikan dan lingkungan) silang lokasi kegiatan, pembongkaran, ganti
rugi, denda setinggi-tingginya
- Bangunan/intervensi lain tidak diperbolehkan kecuali telah Disinsentif : tidak dibangunan sarana dan
mendapat persetujuan dari instansi dan pejabat yang prasarana transportasi, air baku, listrik dan
berwenang permukiman
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas
dilarang

A.2. Kawasan perlindungan Setempat


A.2.1. Kawasan Sempadan Sungai - Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata dan Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
jalur hijau dengan syarat tidak boleh berubah bentang pembangunan fisik kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
alam, Kegiatan pertanian dengan jenis tanaman tertentu sementara pelayanan umum,
penutupan lokasi (kegiatan
- Bangunan yang diperbolehkan adalah papan reklame, Persyaratan perizinan dilengkapi dengan AMDAL Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pembangunan dihentikan),
rambu-rambu, pemasangan kabel listrik, telepon, PDAM, penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
pemasangan prasarana air, tiang jembatan dengan berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, pencabutan izin, pembongkaran
persyaratan tidak boleh merubah bentang alam pembatasan penyediaan sarana dan prasarana bangunan, pemulihan fungsi ruang,
serta memperketat perizinan denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
menyesuaikan bentuk pemanfatan,
kurungan
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas
dilarang
A.2.2. Kawasan Sempadan - Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata dan Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
Danau/Rawa jalur hijau dengan syarat tidak boleh berubah bentang pembangunan fisik kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
alam. sementara pelayanan umum,
penutupan lokasi (kegiatan
pembangunan dihentikan),
- Bangunan yang diperbolehkan adalah pemasangan kabel Persyaratan perizinan dilengkapi dengan AMDAL Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
listrik, telepon, PDAM, pemasangan prasarana air, dengan penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif pencabutan izin, pembongkaran
persyaratan tidak boleh merubah bentang alam berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, bangunan, pemulihan fungsi ruang,
pembatasan penyediaan sarana dan prasarana denda (administrasi), kegiatan dibatasi
serta memperketat perizinan pada luasan yang ditetapkan,
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas menyesuaikan bentuk pemanfatan,
dilarang kurungan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pola Ruang Kabupaten
Ketentuan Umum Kegiatan (Arahan Peraturan
Perizinan Insentif - Disinsentif Alternatif Sanksi
Zonasi)

A.3. Kawasan Pelestarian Alam dan Lingkungan


A.3.1. Kawasan Rawan Bencana

A.3.2. Kawasan Rawan Banjir - Diijinkan untuk kegiatan budidaya (pertanian, perkebunan, Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif : pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
permukiman, transportasi, perikanan, perdagangan dan Pembebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan di dalam melaksanakan aktifitasnya sementara kegiatan, penghentian
jasa, fasilitas umum persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
mendirikan bangunan, advice planning, izin penutupan lokasi, pencabutan izin,
penambangan bahan galian golongan C, izin reklame, Disinsentif : penggunaan ruang yang tidak sesuai pembatalan izin, pembongkaran
AMDAL penentuan pola ruang dikenakan disinsentif bangunan, pemulihan fungsi ruang
antara lain : pengenaan retribusi tinggi, dan/atau denda administratif
pengenaan pajak tinggi, pembatasan penyediaan
sarana dan prasarana, memperketat perizinan,
pembatalan penyediaan sarana dan prasarana,
pembebanan dalam penyediaan sarana dan
prasarana
A.3.3. Ruang Terbuka Hijau - Kegiatan lain di larang untuk dikembangkan Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi, pencabutan izin,
- Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah kegiatan yang penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pembatalan izin, pembongkaran
menunjang wisata undang-undang gangguan atau HO, advice planning, penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif bangunan, pemulihan fungsi ruang
izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, dan/atau denda administratif
golongan C, izin reklame, AMDAL pembatasan penyediaan sarana dan prasarana
serta memperketat perizinan

B. Kawasan Budidaya
B.1. Hutan Produksi - Kegiatan/bangunan yang diperbolehkan adalah kegiatan Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
wisata seperti outbond, bumi perkemahan dengan tidak pembangunan fisik kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
merubah bentang alam sementara pelayanan umum,
penutupan lokasi (kegiatan
- kegiatan budidaya lain yang diperbolehkan adalah Persyaratan perizinan dilengkapi dengan AMDAL Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai
pembangunan dihentikan),
penanaman tanaman sela diantara pohon-pohon utama penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif
menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
berupa : pengenaan retribusi yang tinggi,
pencabutan izin, pembongkaran
pembatasan penyediaan sarana dan prasarana
bangunan, pemulihan fungsi ruang,
serta memperketat perizinan
denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
- Alih fungsi hutan produksi dapat dilakukan untuk
menyesuaikan bentuk pemanfatan,
pembangunan jalan, waduk dengan persetujuan dari
kurungan
Menteri Kehutanan
B.2. Pertanian - Alih fungsi sawah irigasi teknis menjadi lahan budidaya non Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
pertanian dilarang kecuali untuk pembangunan sistem pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
jaringan prasarana utama persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi (kegiatan
- Alih fungsi ladang/regal menjadi lahan budidaya non penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pembangunan dihentikan),
pertanian diijinkan dengan syarat-syarat yang telah undang-undang gangguan atau HO, advice planning, penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
ditetapkan oleh pemerintah daerah izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, pencabutan izin, pembongkaran
golongan C, izin reklame, AMDAL pembatasan penyediaan sarana dan prasarana bangunan, pemulihan fungsi ruang,
serta memperketat perizinan denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
menyesuaikan bentuk pemanfatan,
kurungan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pola Ruang Kabupaten
Ketentuan Umum Kegiatan (Arahan Peraturan
Perizinan Insentif - Disinsentif Alternatif Sanksi
Zonasi)
B.3. Perkebunan - Kawasan budidaya lain dapat dikembangkan dengan Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
memperhatikan persyaratan teknis yang ditetapkan pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
pemerintah daerah persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi (kegiatan
B.4. Peternakan - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin pembangunan dihentikan),
umum dilarang undang-undang gangguan atau HO, advice planning, menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian pencabutan izin, pembongkaran
B.5. Pertambangan - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas golongan C, izin reklame, AMDAL bangunan, pemulihan fungsi ruang,
umum dilarang denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
- Kegiatan pertanian dan perkebunan diperbolehkan menyesuaikan bentuk pemanfatan,
B.6. Industri - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas kurungan
umum diperbolehkan dengan persyaratan tertentu yang
telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
B.7. Pariwisata - Kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum
diperbolehkan dengan persyaratan tertentu yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah

- Kegiatan permukiman dilarang


B.8. Permukiman - Kegiatan perdagangan dan jasa, fasilitas umum
diperbolehkan
- kegiatan di luar kegiatan perdagangan dan jasa serta
fasilitas umum dilarang untuk dikembangkan

- Kegiatan industri rumah tangga diijinkan dengan bersyarat

C. Kawasan Sekitar Sistem Prasarana


C.1. Prasarana Transportasi - Kegiatan budidaya dapat dikembangkan sepanjang Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
memperhatikan Ruang Milik Jalan, Ruang manfaat Jalan, pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
Ruang Milik Jalan maupun garis sempadan yang telah persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
ditetapkan pemerintah setempat tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi (kegiatan
penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin pembangunan dihentikan),
undang-undang gangguan atau HO, advice planning, menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
C.2. Prasarana Sumberdaya Air - Kegiatan yang dilakukan di luar kegiatan yang menunjang izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian pencabutan izin, pembongkaran
prasarana sumber daya air dilarang golongan C, izin reklame, AMDAL bangunan, pemulihan fungsi ruang,
denda (administrasi), kegiatan dibatasi
- kegiatan yang diperbolehkan berkembang adalah kawasan Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pada luasan yang ditetapkan,
pertanian, perkebunan, hutan, ruang terbuka hijau penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif menyesuaikan bentuk pemanfatan,
berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, kurungan
C.3. Prasarana Energi - Kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan persyaratan pembatasan penyediaan sarana dan prasarana
tertentu serta memperketat perizinan

C.4. Prasarana Telekomunikasi - Kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan persyaratan


tertentu

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran VI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG 2012 - 2032
TABEL : 26

TABEL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Pengendalian Pemanfaatan Ruang


Pola Ruang Kabupaten
Ketentuan Umum Kegiatan (Arahan Peraturan
Perizinan Insentif - Disinsentif Alternatif Sanksi
Zonasi)

A. Kawasan Lindung

A.1. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya


A.1.1. Hutan Lindung - Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata alam Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif : penghargaan kepada yang melakukan Pembatalan izin, pencabutan izin,
terbatas dengan syarat tidak boleh merubah bentang alam pembangunan fisik kegiatan pelestarian lingkungan dan subsidi penghentian kegiatan, penutupan
(wisata pendidikan dan lingkungan) silang lokasi kegiatan, pembongkaran, ganti
rugi, denda setinggi-tingginya
- Bangunan/intervensi lain tidak diperbolehkan kecuali telah Disinsentif : tidak dibangunan sarana dan
mendapat persetujuan dari instansi dan pejabat yang prasarana transportasi, air baku, listrik dan
berwenang permukiman
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas
dilarang

A.2. Kawasan perlindungan Setempat


A.2.1. Kawasan Sempadan Sungai - Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata dan Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
jalur hijau dengan syarat tidak boleh berubah bentang pembangunan fisik kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
alam, Kegiatan pertanian dengan jenis tanaman tertentu sementara pelayanan umum,
penutupan lokasi (kegiatan
- Bangunan yang diperbolehkan adalah papan reklame, Persyaratan perizinan dilengkapi dengan AMDAL Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pembangunan dihentikan),
rambu-rambu, pemasangan kabel listrik, telepon, PDAM, penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
pemasangan prasarana air, tiang jembatan dengan berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, pencabutan izin, pembongkaran
persyaratan tidak boleh merubah bentang alam pembatasan penyediaan sarana dan prasarana bangunan, pemulihan fungsi ruang,
serta memperketat perizinan denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
menyesuaikan bentuk pemanfatan,
kurungan
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas
dilarang
A.2.2. Kawasan Sempadan - Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata dan Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
Danau/Rawa jalur hijau dengan syarat tidak boleh berubah bentang pembangunan fisik kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
alam. sementara pelayanan umum,
penutupan lokasi (kegiatan
pembangunan dihentikan),
- Bangunan yang diperbolehkan adalah pemasangan kabel Persyaratan perizinan dilengkapi dengan AMDAL Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
listrik, telepon, PDAM, pemasangan prasarana air, dengan penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif pencabutan izin, pembongkaran
persyaratan tidak boleh merubah bentang alam berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, bangunan, pemulihan fungsi ruang,
pembatasan penyediaan sarana dan prasarana denda (administrasi), kegiatan dibatasi
serta memperketat perizinan pada luasan yang ditetapkan,
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas menyesuaikan bentuk pemanfatan,
dilarang kurungan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pola Ruang Kabupaten
Ketentuan Umum Kegiatan (Arahan Peraturan
Perizinan Insentif - Disinsentif Alternatif Sanksi
Zonasi)

A.3. Kawasan Pelestarian Alam dan Lingkungan


A.3.1. Kawasan Rawan Bencana

A.3.2. Kawasan Rawan Banjir - Diijinkan untuk kegiatan budidaya (pertanian, perkebunan, Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif : pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
permukiman, transportasi, perikanan, perdagangan dan Pembebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan di dalam melaksanakan aktifitasnya sementara kegiatan, penghentian
jasa, fasilitas umum persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
mendirikan bangunan, advice planning, izin penutupan lokasi, pencabutan izin,
penambangan bahan galian golongan C, izin reklame, Disinsentif : penggunaan ruang yang tidak sesuai pembatalan izin, pembongkaran
AMDAL penentuan pola ruang dikenakan disinsentif bangunan, pemulihan fungsi ruang
antara lain : pengenaan retribusi tinggi, dan/atau denda administratif
pengenaan pajak tinggi, pembatasan penyediaan
sarana dan prasarana, memperketat perizinan,
pembatalan penyediaan sarana dan prasarana,
pembebanan dalam penyediaan sarana dan
prasarana
A.3.3. Ruang Terbuka Hijau - Kegiatan lain di larang untuk dikembangkan Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi, pencabutan izin,
- Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah kegiatan yang penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pembatalan izin, pembongkaran
menunjang wisata undang-undang gangguan atau HO, advice planning, penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif bangunan, pemulihan fungsi ruang
izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, dan/atau denda administratif
golongan C, izin reklame, AMDAL pembatasan penyediaan sarana dan prasarana
serta memperketat perizinan

B. Kawasan Budidaya
B.1. Hutan Produksi - Kegiatan/bangunan yang diperbolehkan adalah kegiatan Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
wisata seperti outbond, bumi perkemahan dengan tidak pembangunan fisik kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
merubah bentang alam sementara pelayanan umum,
penutupan lokasi (kegiatan
- kegiatan budidaya lain yang diperbolehkan adalah Persyaratan perizinan dilengkapi dengan AMDAL Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai
pembangunan dihentikan),
penanaman tanaman sela diantara pohon-pohon utama penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif
menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
berupa : pengenaan retribusi yang tinggi,
pencabutan izin, pembongkaran
pembatasan penyediaan sarana dan prasarana
bangunan, pemulihan fungsi ruang,
serta memperketat perizinan
denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
- Alih fungsi hutan produksi dapat dilakukan untuk
menyesuaikan bentuk pemanfatan,
pembangunan jalan, waduk dengan persetujuan dari
kurungan
Menteri Kehutanan
B.2. Pertanian - Alih fungsi sawah irigasi teknis menjadi lahan budidaya non Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
pertanian dilarang kecuali untuk pembangunan sistem pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
jaringan prasarana utama persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi (kegiatan
- Alih fungsi ladang/regal menjadi lahan budidaya non penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pembangunan dihentikan),
pertanian diijinkan dengan syarat-syarat yang telah undang-undang gangguan atau HO, advice planning, penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
ditetapkan oleh pemerintah daerah izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, pencabutan izin, pembongkaran
golongan C, izin reklame, AMDAL pembatasan penyediaan sarana dan prasarana bangunan, pemulihan fungsi ruang,
serta memperketat perizinan denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
menyesuaikan bentuk pemanfatan,
kurungan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pola Ruang Kabupaten
Ketentuan Umum Kegiatan (Arahan Peraturan
Perizinan Insentif - Disinsentif Alternatif Sanksi
Zonasi)
B.3. Perkebunan - Kawasan budidaya lain dapat dikembangkan dengan Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
memperhatikan persyaratan teknis yang ditetapkan pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
pemerintah daerah persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi (kegiatan
B.4. Peternakan - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin pembangunan dihentikan),
umum dilarang undang-undang gangguan atau HO, advice planning, menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian pencabutan izin, pembongkaran
B.5. Pertambangan - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas golongan C, izin reklame, AMDAL bangunan, pemulihan fungsi ruang,
umum dilarang denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
- Kegiatan pertanian dan perkebunan diperbolehkan menyesuaikan bentuk pemanfatan,
B.6. Industri - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas kurungan
umum diperbolehkan dengan persyaratan tertentu yang
telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
B.7. Pariwisata - Kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum
diperbolehkan dengan persyaratan tertentu yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah

- Kegiatan permukiman dilarang


B.8. Permukiman - Kegiatan perdagangan dan jasa, fasilitas umum
diperbolehkan
- kegiatan di luar kegiatan perdagangan dan jasa serta
fasilitas umum dilarang untuk dikembangkan

- Kegiatan industri rumah tangga diijinkan dengan bersyarat

C. Kawasan Sekitar Sistem Prasarana


C.1. Prasarana Transportasi - Kegiatan budidaya dapat dikembangkan sepanjang Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
memperhatikan Ruang Milik Jalan, Ruang manfaat Jalan, pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
Ruang Milik Jalan maupun garis sempadan yang telah persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
ditetapkan pemerintah setempat tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi (kegiatan
penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin pembangunan dihentikan),
undang-undang gangguan atau HO, advice planning, menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
C.2. Prasarana Sumberdaya Air - Kegiatan yang dilakukan di luar kegiatan yang menunjang izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian pencabutan izin, pembongkaran
prasarana sumber daya air dilarang golongan C, izin reklame, AMDAL bangunan, pemulihan fungsi ruang,
denda (administrasi), kegiatan dibatasi
- kegiatan yang diperbolehkan berkembang adalah kawasan Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pada luasan yang ditetapkan,
pertanian, perkebunan, hutan, ruang terbuka hijau penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif menyesuaikan bentuk pemanfatan,
berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, kurungan
C.3. Prasarana Energi - Kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan persyaratan pembatasan penyediaan sarana dan prasarana
tertentu serta memperketat perizinan

C.4. Prasarana Telekomunikasi - Kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan persyaratan


tertentu

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.4 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 4. SISTEM JARINGAN ENERGI

NO SISTEM JARINGAN ENERGI


Sistem Jaringan Energi di Kab. Soppeng
1.
Pembangkit Tenaga Listrik
Pengembangan energi mikrohidro tersebar pada setiap desa-desa yang
tidak terjangkau jaringan listrik;
Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (sumber daya spekulatif
25 MW) di Kecamatan Marioriawa.
2. Jaringan prasarana energi
Gardu Induk di Desa Maccile Kecamatan Lalabata;
Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di desa Maccile
Kecamatan Lalabata.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.6 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 6. SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

NO. SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN KABUPATEN

1 Lokasi TPS Daerah ditetapkan di perkotaan PKL, PKLp, PPK dan PPL yang
dikembangkan dengan sistem transfer depo;

2 Lokasi TPST dan TPA ditetapkan di Kawasan TPA Lempa di Kelurahan


Lalabata Rilau Kecamatan Lalabata.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.7 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 7. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

NO. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KABUPATEN

1 SPAM jaringan perpipaan terdiri atas:


a. Unit air baku yang bersumber dari:
Sungai Lawo, Sungai Walannae, Sungai Langkemme dan Sungai
Lajaroko.; dan
Mata air Ompo di Kecamatan Lalabata dan mata air Citta di
Kecamatan Citta.
b. Unit produksi air minum meliputi:
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Ompo melayani
Kecamatan Lalabata
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Lawo melayani
Kecamatan Donri-donri;
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Paroto melayani
Kecamatan Lilirilau;
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Asanae melayani
Kecamatan Marioriwawo;
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Barang melayani
Kecamatan Liliriaja;
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Citta melayani Kecamatan
Citta;
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Ganra Melayani
Kecamatan Ganra; dan
Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Batu-batu melayani
Kecamatan Marioriawa.
c. Unit distribusi air minum ditetapkan di Ompo Kecamatan Lalabata.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.8 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 8. SISTEM JARINGAN DRAINASE

NO. SISTEM JARINGAN DRAINASE

1 Sistem saluran drainase primer dikembangkan melalui saluran


pembuangan utama meliputi sungai Lawo dan sungai Masewali yang
melayani kawasan perkotaan Watansoppeng.

2 Sistem saluran drainase sekunder dikembangkan pada kawasan industri,


kawasan perdagangan, kawasan perkantoran, dan kawasan pariwisata
yang terhubung ke saluran primer, sehingga tidak menganggu saluran
drainase permukiman;

3 Sistem saluran drainase tersier dikembangkan pada kawasan permukiman

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.9 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 9. SISTEM JALUR DAN RUANG EVAKUASI BENCANA

NO. SISTEM JALUR DAN RUANG EVAKUASI BENCANA

1. Jalur evakuasi rawan bencana longsor terdiri dari Desa Gattareng


Kecamatan Marioriwawo, Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata, Desa Citta
Kecamatan Citta;

2. Jalur evakuasi bencana banjir meliputi Kecamatan Lilirilau, Liliriaja,


Donri-Donri, Marioriawa, Citta dan Ganra.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.10 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 10. KAWASAN YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP KAWASAN


BAWAHANNYA

NO. KAWASAN YANG MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP


KAWASAN BAWAHANNYA

1 Kawasan resapan air :


Kawasan Danau Tempe Kecamatan Marioriawa;
Kawasan Rawa di Kecamatan Ganra dan Lilirilau;
Kawasan Cekdam di Kecamatan Lilirilau, Lalabata, Marioriawa,
Marioriwawo dan Donri-Donri;
Kawasan Waduk di Kecamatan Lalabata dan ;
kawasan lainnya yang berpotensi dapat menjadi kawasan resapan air.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.11 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 11. KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT

NO. KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT

1 Kawasan sempadan sungai ditetapkan di Sungai Lawo, Sungai Walannae,


Sungai Langkemme, Sungai Lajaroko

2 Kawasan sekitar danau atau waduk :


Danau Tempe Kecamatan Marioriawa,
Kawasan Rawa di Kecamatan Ganra dan Lilirilau,
Kawasan Cekdam di Kecamata Lilirilau, Liliriaja, Marioriawa,
Marioriwawo dan Kecamatan Donri-donri, dan
Kawasan Waduk di Kecamatan Lalabata

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.12 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 12. KAWASAN SUAKA ALAM, PELESTARIAN ALAM DAN CAGAR BUDAYA

NO. KAWASAN SUAKA ALAM, PELESTARIAN ALAM DAN CAGAR BUDAYA

1 Kawasan wisata alam di Kawasan Taman Wisata Alam Lejja dengan luas
eksisting 1.381 ha dan luasan untuk pengembangan seluas kurang lebih
1.572,50 Ha yang terdapat di Kecamatan Marioriawa.
2
Kawasan cagar budaya dan ilmu pegetahuan ditetapkan di :
Villa Yuliana atau Museum Latemmamala, Kawasan Makam Kuno Jera
Lompoe, Kompleks Istana Datu Soppeng, Makam Syekh Abdul Majid, Makam
Petta Bulu Matanre, Situs Megalitik Lawo, Tinco, Sewo dan Umpungeng,
Makam Petta Seppang, Kompleks Makam Datu Soppeng, Makam Tuang
Uddungeng, Gereja Khatolik Patung Bunda Maria, Rumah Tradisional Batu
Laiya, Kompleks Makam JeraCaddie, Menhir Latemmamala, Di Kecamatan
Lalabata;
Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam Petta
Abbaraningnge, Makam Petta Balubue, Bulu Bottingnge, Appejenge di
Kecamatan Donri-Donri;
Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao Mario, Situs
Tampaning, Makam Kuno Padali, Makam Petta Kajuara di Kecamatan
Marioriawa;
Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka Saloe, Makam Petta
Sarae, Makam Sullewatang dan Petta Karame, di Kecamatan Ganra;
Museum Calio, Situs Kecce, Marale, dan Situs Paroto, Kompleks Makam Datu
Salaonro, Makam Arung Baringeng, Makam Abbanuange, Situs Megalitik
Samoling, Situs Paleolitik Jampu di Kecamatan Lilirilau;
Situs Talepu, Lonrong, Lenrang, Kompleks Makam Abbanuangnge, Kompleks
Makam Datu Pattojo, Benteng Pattojo, Saoraja Seng, Gua Lakaroci di
Kecamatan Liliriaja;
Gua Codong, Situs Paleolitik Lakibong, Makam Datu Citta di Kecamatan
Citta;
Makam Kalokoe Watu, Makan Lato Garimpang, Situs Goarie, Situs Megalitik
Madenra, Sumur Tua Tettikenrarae, Makam Arung Sekkang, Rumah
Arrajang di Kecamatan Marioriwawo.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.13 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 13. KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM

NO. KAWASAN RAWAN BENCANA ALAM

1 Kawasan rawan banjir terdapat di Daerah Aliran Sungai Walanae meliputi


Kecamatan Lilirilau, Liliriaja, Donri-Donri, Marioriawa, Citta dan Ganra

2 Kawasan rawan tanah longsor terdapat di di Desa Gattareng kecamatan


Marioriwawo, Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata, Desa Citta Kecamatan
Citta.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.14 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 14. KAWASAN LINDUNG GEOLOGI

NO. KAWASAN LINDUNG GEOLOGI

Kawasan cagar alam geologi meliputi kawasan keunikan batuan dan fosil,
1 terdapat di Calio Kecamatan Lilirilau;

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah terdiri atas


2 kawasan imbuhan air tanah yang meliputi wilayah Cekungan Air Tanah
Pinrang-Sidenreng.

3 Kawasan keunikan bentang alam membentang dari Kabupaten Wajo


melewati Kabupaten Soppeng.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.15 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 15. KAWASAN PERUNTUKAN HUTAN

NO. KAWASAN PERUNTUKAN HUTAN

1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi :


Kawasan hutan produksi terbatas, kurang lebih 10.876 ha yang
terdapat di Kecamatan Donri-Donri dan Marioriawa;
Kawasan hutan produksi tetap kurang lebih 539 ha yang terdapat
di Kecamatan Lilirilau.

2 Kawasan peruntukan hutan rakyat seluas kurang lebih 2.352 ha yang


terdapat di Kecamatan Marioriwawo, Kecamatan Lalabata, Kecamatan
Liliriaja, Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Donri-Donri dan Kecamatan
Marioriawa.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.16 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 16. KAWASAN PERUNTUKAN PERTANIAN

NO. KAWASAN PERUNTUKAN PERTANIAN

1
Kawasan pertanian tanaman pangan seluas kurang lebih 46.491 ha yang
terdapat tersebar di seluruh kecamatan;
2 Kawasan pertanian hortikultura seluas kurang lebih 21.549 ha yang
terdapat tersebar di seluruh kecamatan;
3
Kawasan perkebunan terdiri atas :
kawasan perkebunan kakao dan kelapa terdapat tersebar di seluruh
kecamatan;
kawasan perkebunan kopi, terdapat di Kecamatan Marioriwawo,
Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau, Donri-Donri;
kawasan perkebunan cengkeh, terdapat di di Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, dan Citta;
kawasan perkebunan lada terdapat di Kecamatan Marioriwawo,
Lalabata, Liliriaja, Ganra, Citta, Lilirilau, Donri-Donri;
kawasan perkebunan aren terdapat di Kecamatan Marioriwawo,
Lalabata, Liliriaja, Citta, Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa;
kawasan perkebunan jambu mente terdapat di Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Citta, Lilirilau, Donri-Donri,
Marioriawa;
kawasan perkebunan Kemiri terdapat di Kecamatan Marioriwawo,
Lalabata, Liliriaja, Lilirilau, Donri-Donri, Marioriawa, Citta;
kawasan perkebunan tembakau terdapat di Kecamatan
Marioriwawo, Lalabata, Liliriaja, Ganra, Lilirilau, Donri-Donri,
Marioriawa;
kawasan perkebunan kelapa sawit terdapat di Kecamatan
Marioriawa dan Donri-Donri; dan
tanaman murbei tersebar di Kecamatan Marioriawa dan Donri-Donri.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.17 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 17. KAWASAN PERUNTUKAN PERIKANAN

NO. KAWASAN PERUNTUKAN PERIKANAN

1 Kawasan peruntukan perikanan tangkap tersebar di Kecamatan Liliriaja,


Lilirilau, Donri-Donri, Ganra, Citta dan Marioriawa;

2 Kawasan peruntukan budidaya perikanan tersebar di seluruh wilayah


kecamatan;

3 Kawasan pengolahan ikan ditetapkan dan dikembangkan di seluruh


wilayah Kecamatan;

4 Kawasan pengembangan Balai Benih Ikan (BBI) ditetapkan akan


dikembangkan di BBI Ompo Kecamatan Lalabata, BBI Lajoa Kecamatan
Liliriaja dan BBI Citta Kecamatan Citta.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.18 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 18. KAWASAN PERUNTUKAN PERTAMBANGAN

NO. KAWASAN PERUNTUKAN PERTAMBANGAN

1 Kawasan peruntukan wilayah pertambangan mineral dan batubara terdiri


atas:
a. Wilayah usaha pertambangan komoditas mineral logam berupa emas
dan tembaga ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa;
b. Wilayah usaha pertambangan komoditas mineral bukan logam berupa
pasir kuarsa, batu gamping, fire clay, dan dolomite ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo;
c. wilayah usaha pertambangan komoditas batuan berupa kerikil berpasir
alami ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Citta, sebagian
wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah
Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri, sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa, dan sebagian wilayah Kecamatan
Lilirilau;
d. wilayah usaha pertambangan komoditas batubara ditetapkan di Desa
Gattareng Kecamatan Marioriwawo.

2 Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi di Kecamatan


Marioriawa yang merupakan bagian dari blok sengkang Kabupaten Wajo;

3 Kawasan peruntukan pertambangan panas bumi terdapat di Desa Bulue


Kecamatan Marioriawa.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.19 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 19. KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI

NO. KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI

1 Kawasan peruntukan industri sedang terdiri atas industri penggilingan


padi tersebar di setiap Kecamatan, industri pemintalan sutra alam di
Kecamatan Donri-donri dan industri tembakau di Kecamatan Lilirilau;
2
Peruntukan industri rumah tangga terdiri atas indusri pembuatan gula
merah tersebar di Kecamatan Lalabata, Marioriwawo, Citta, Lilirilau, Donri-
donri, Marioriawa, industri pertenunan di Kecamatan Donri-Donri, Lilirilau,
Marioriawa, Lalabata.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.20 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 20. KAWASAN PERUNTUKAN PARIWISATA

NO. KAWASAN PERUNTUKAN PARIWISATA

1 Peruntukan pariwisata budaya atau sejarah terdiri atas :


Villa Yuliana atau Museum Latemmammala, Kawasan Makam Kuno Jera
Lompoe, Kompleks Istana Datu Soppeng, Makam Syekh Abdul Majid
(Tuang Uddungeng), Makam Petta Bulu Matanre, Situs Megalitik Lawo,
Tinco, Sewo dan Umpungeng, Makam Petta Seppang, Kompleks
Makam Datu Soppeng, Makam Tuang Uddungeng, Gereja Khatolik
Patung Bunda Maria, Rumah Tradisional Batu Laiya, Kompleks Makam
JeraCaddie, Menhir Latemmamala, Di Kecamatan Lalabata;
Makam Petta Sering, Situs Tomanurung Sanyili, Makam Petta
Abbaraningnge, Makam Petta Balubue, Bulu Bottingnge, Appejenge di
Kecamatan Donri-Donri;
Makam Datu Mario, Makam Petta Jangko, Kompleks Sao Mario, Situs
Tampaning, Makam Kuno Padali, Makam Petta Kajuara di Kecamatan
Marioriawa;
Makam Kuno Datu Lompulle, Kompleks Makam Pakka Saloe, Makam
Petta Sarae, Makam Sullewatang dan Petta Karame, di Kecamatan
Ganra;
Museum Calio, Situs Kecce, Marale, dan Situs Paroto, Kompleks Makam
Datu Salaonro, Makam Arung Baringeng, Makam Abbanuange, Situs
Megalitik Samoling, Situs Paleolitik Jampu di Kecamatan Lilirilau;
Situs Talepu, Lonrong, Lenrang, Kompleks Makam Abbanuangnge,
Kompleks Makam Datu Pattojo, Benteng Pattojo, Saoraja Seng, Gua
Lakaroci di Kecamatan Liliriaja;
Situs Paleolitik Lakibong, Makam Datu Citta di Kecamatan Citta;
Makam Kalokoe Watu, Makan Lato Garimpang, Situs Goarie, Situs
Megalitik Madenra, Sumur Tua Tettikenrarae, Makam Arung Sekkang,
Rumah Arrajang di Kecamatan Marioriwawo;
2 Peruntukan pariwisata alam berupa Taman Wisata Alam (TWA) meliputi :
TWA Lejja, TWA Danau Tempe (Kecamatan Marioriawa), TWA Citta
(Kecamatan Citta), TWA Lereng Hijau Bulu Dua (Kecamatan Marioriwawo),
Goa Coddong (Kecamatan Citta), Populasi Kalelawar di pusat kota
watansoppeng (Kecamatan Lalabata), dan Kawasan Pesutraan Alam
(Kecamatan Donri-Donri);
3
Peruntukan pariwisata buatan di Kawasan Wisata Ompo;
4 Peruntukan wisata agro di Desa Mariorilau dan Desa Gattareng Kecamatan
Marioriwawo.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.21 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 21. KAWASAN PERUNTUKAN PERMUKIMAN

NO. KAWASAN PERUNTUKAN PERMUKIMAN

1 Kawasan peruntukan permukiman perkotaan di Kota Watansoppeng


Kecamatan Lalabata, kawasan perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau,
kawasan perkotaan Takalala di Kecamatan Marioriwawo dan kawasan
perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa;

2 Kawasan peruntukan permukiman perdesaan ditetapkan pada sebagian


wilayah Kecamatan Lilirilau, Liliriaja, Marioriwawo, Marioriawa, Donri-Donri,
Ganra dan Citta;

3 Kawasan Peruntukan permukiman perdesaan termasuk dalam permukiman


transmigrasi terdapat di Kecamatan Donri-Donri, Marioriawa dan
Marioriwawo.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.22 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 22. KAWASAN PERUNTUKAN LAINNYA

NO. KAWASAN PERUNTUKAN LAINNYA

1 Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan terdiri atas:


Kantor Komando Distrik Militer 1423 Soppeng di Kecamatan Lalabata;
Kantor Komando Rayon Militer di Kecamatan Liliriaja, Kecamatan
Lilirilau, Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Marioriwawo, Kecamatan
Citta, Kecamatan Donri-donri, dan Kecamatan Ganra;
Kantor Kepolisian Resort Soppeng di Kelurahan Lemba Kecamatan
Lalabata.
Kantor Kepolisian Sektor tersebar di 8 (delapan) kecamatan dalam
wilayah kabupaten.

2 Kawasan peruntukan perdagangan terdiri atas:


Kawasan perdagangan skala kabupaten ditetapkan di Kawasan
perdagangan Soppeng Kecamatan Lalabata dan kawasan
perdagangan Cabenge Kecamatan Lilirilau;
Kawasan perdagangan skala kecamatan ditetapkan di Takalala
Kecamatan Marioriwawo dan di Batu-Batu Kecamatan Marioriawa.

3 Kawasan peruntukan ruang evakuasi bencana ditetapkan di Kecamatan


Lilirilau, Liliriaja, Lalabata, Donri-Donri, Marioriawa, Citta dan Ganra.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.23 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 23. KAWASAN STRATEGIS


NO Kawasan Strategis Provinsi (KSP) NO Kawasan Strategis Kabupaten
(KSK)
1 KSP dengan sudut kepentingan pertumbuhan 1 KSK dengan sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi, terdiri atas: ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat
Kawasan lahan pangan berkelanjutan khususnya (1) huruf a, terdiri atas:
beras dan jagung ditetapkan di Kecamatan Kawasan strategis perkotaan dan pusat
Lalabata, Lilirilau, Liliriaja, Ganra, Marioriwawo, pemerintahan ditetapkan di Kecamatan
Marioriawa, Citta dan Donri-Donri; Lalabata;
Kawasan strategis simpul transportasi
Kawasan pengembangan budidaya alternatif
dan perdagangan ditetapkan di Kawasan
komoditas perkebunan unggulan kakao ditetapkan
Cabenge Kecamatan Lilirilau;
di sebagian Kecamatan Lalabata, Lilirilau, Liliriaja,
Ganra, Marioriwawo, Marioriawa, Citta dan Donri- Kawasan strategis pengembangan lahan
Donri; pertanian dan kawasan agropolitan
ditetapkan di Kecamatan Liliriaja,
Kawasan pengembangan budidaya alternatif
Marioriwawo, Ganra;
komoditas perkebunan unggulan kopi robusta
ditetapkan di sebagian Kecamatan Lalabata,
Lilirilau, Liliriaja, Ganra, Marioriwawo, Marioriawa,
Citta dan Donri-Donri dan;
Kawasan pengembangan budidaya alternatif
komoditas perkebunan unggulan jambu mente
ditetapkan di sebagian Kecamatan Lalabata,
Lilirilau, Liliriaja, Marioriwawo, Marioriawa, Citta dan
Donri-Donri.

2 KSP dengan sudut kepentingan pendayagunaan KSK dengan sudut kepentingan fungsi dan
sumberdaya alam dan teknologi tinggiterdiri atas: daya dukung lingkungan hidup terdiri atas;
Kawasan Penambangan Minyak dan Gas Blok a. Kawasan Danau Tempe di Kecamatan
Sengkang ditetapkan di sebagian wilayah Kabupaten
Marioriawa
Soppeng di Kecamatan Marioriawa.
b. Kawasan wisata alam Lejja di Kecamata
Marioriawa; dan
a. Kawasan hutan lindung yang meliputi
Kecamatan Marioriawa, Lalabata, Liliriaja,
Lilirilau, Donri-Donri, Citta.

3 KSP dengan sudut kepentingan fungsi dan daya


dukung lingkungan hidup, terdiri atas:
Kawasan hutan lindung ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa, Lalabata, Liliriaja,
Lilirilau, Donri-Donri, Citta; dan
Kawasan Danau Tempe di Kecamatan Marioriawa.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran III.3 : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032

TABEL 3. SISTEM JARINGAN LALU LINTAS, ANGUTAN JALAN DAN PENYEBERANGAN

SISTEM JARINGAN LALU LINTAS, ANGUTAN JALAN


DAN PENYEBERANGAN
NO

1. Trayek angkutan meliputi :


a. Trayek angkutan barang terdiri atas Sentra-sentra produksi di Kabupaten
Soppeng menuju ke Kota Makassar, Kota Pare-Pare dan Kabupaten Bone;
b. Trayek angkutan penumpang antar kota antar provinsi (AKAP);
c. Trayek angkutan penumpang antar kota dalam provinsi (AKDP); dan
d. Trayek angkutan penumpang perdesaan.

2. Rencana Terminal yang meliputi:


a. Rencana pembangunan terminal penumpang tipe C di Kecamatan Lalabata;
b. Pembangunan terminal penumpang terdiri dari :
1. Terminal Cabenge di Kecamatan Lilirilau
2. Terminal Takalala di Kecamatan Marioriwawo
3. Terminal Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa
4. Terminal Tajuncu di Kecamatan Donri-Donri
5. Terminal Ganra di Kecamatan Ganra.
c. Rencana pembangunan terminal barang terdapat di Kecamatan Lilirilau.

3. Simpul transportasi penyeberangan terdiri dari:


a. Pelabuhan penyeberangan danau tempe di Dermaga TPI Salomate
Kecamatan Marioriawa; dan
b. Pelabuhan penyeberangan danau tempe di PPI Anetue Kecamatan
Marioriawa.

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran IV : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG 2012 - 2032
Tabel : 24
Rencana Indikasi Pentahapan Program Pembangunan RTRW Kabupaten Soppeng Tahun 2012 2032

Waktu Pelaksanaan
LOKASI I II III VI
No PROGRAM UTAMA Instansi Pelaksana Sumber Dana
(Kecamatan) (2017- (2022- (2027-
2012 2013 2014 2015 2016
2021) 2026) 2032)
PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
I
KABUPATEN
Pengembangan Pusat Pelayanan
A.
Lingkungan (PPL)
PPL Kota Watansoppeng
Pengembangan Prasarana dan Sarana Dasar APBN & APBD
1 Lalabata Dinas PU x x x x x x x x
Kawasan Perkotaan Prov./Kab.
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota
2 Lalabata Dinas PU & Bappeda APBD Prov./Kab. x x x x x
Watansoppeng
Dinas PU & Dinas
3 Penyusunan Rencana Ruang Terbuka Hijau Lalabata APBD Prov./Kab. x x x x x
Kebersihan/Pertaman
APBN & APBD
4 Revitalisasi Kawasan Kota Watansoppeng Lalabata Dinas PU x x x x x
Prov./Kab.
Pengembangan Pusat Pelayanan Kawasan
B.
(PPK)
APBN & APBD
1 Pengembangan Prasarana dan Sarana Dasar Setiap PPK Dinas PU & Bappeda x x x x x
Prov./Kab.
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota di
2 Semua Kecamatan Dinas PU & Bappeda APBN & APBD x x x x x x x x
setiap PPK

II PERWUJUDAN POLA RUANG KABUPATEN


A. Pengembangan Kawasan Lindung
Lalabata, Lilirilau,
Liliriaja, Marioriawa, Dinas Kehutanan & APBN & APBD
1. Perlindungan dan Konservasi Hutan x x x x x x x x
Marioriwawo, Donri- Perkebunan Prov./Kab.
Donri.
Dinas Kehutanan & APBN & APBD
2. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Semua Kecamatan x x x x x x x x
Perkebunan Prov./Kab.

B. Pengembangan Kawasan Budidaya


Waktu Pelaksanaan
LOKASI I II III VI
No PROGRAM UTAMA Instansi Pelaksana Sumber Dana
(Kecamatan) (2017- (2022- (2027-
2012 2013 2014 2015 2016
2021) 2026) 2032)
a. Sektor Kehutanan
Lalabata, Lilirilau,
Liliriaja, Marioriawa, Dinas Kehutanan &
1 Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
Marioriwawo, Donri- Perkebunan
Donri.
Dinas Kehutanan &
2 Pembinaan dan Penertiban Hasil Hutan Semua Kecamatan APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
Perkebunan
b. Sektor Pertanian
Peningkatan Produksi Pertanian Tanaman Pangan APBN & APBD
1. Semua Kecamatan Dinas Pertanian x x x x x x x x
& Hortikultura Prov./Kab.
APBN & APBD
2. Peningkatan Ketahanan Pangan Semua Kecamatan Dinas Pertanian x x x x x x x x
Prov./Kab.
3. Peningkatan Pemasaran Hasil Semua Kecamatan Dinas Pertanian APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi
4. Semua Kecamatan Dinas Pertanian APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
Pertanian Tepat Guna
5. Pelatihan, Bimbingan dan Penyuluhan Semua Kecamatan Dinas Pertanian APBD Prov./Kab. x x x x
c. Sektor Perkebunan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Dinas Kehutanan & APBN & APBD
1. Semua Kecamatan x x x x x x x x
Produk Perkebunan Perkebunan Prov./Kab.

Pembangunan Pasar, Etalase/Eksibi/Promosi atas APBN & APBD


2. Semua Kecamatan Dinas Koperindag x x x x x x x x
Hasil Perkebunan Prov./Kab.
Fasilitasi Kerjasama Regional, Nasional dan Dinas Kehutanan & APBN & APBD
3. Semua Kecamatan x x x x x x x x
Internasional penyediaan Hasil Perkebunan Perkebunan Prov./Kab.
Dinas Kehutanan &
4. Pelatihan, Bimbingan dan Penyuluhan Semua Kecamatan APBD Prov./Kab. x x x x
Perkebunan
d. Sektor Perikanan dan Peternakan
Dinas Perikanan & APBN & APBD
1. Pengembangan Budidaya Perikanan Semua Kecamatan x x x x x x x x
Peternakan Prov./Kab.
Marioriawa, Donri-
Dinas Perikanan & APBN & APBD
2. Pengembangan Perikanan Tangkap Donri, Liliriaja, x x x x x x x x
Peternakan Prov./Kab.
Lilirilau, Ganra, Citta
Dinas Perikanan &
3. Pengolahan dan Pemasaran hasil perikanan Semua Kecamatan APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
Peternakan
Dinas Perikanan &
4. Peningkatan Produksi Peternakan Semua Kecamatan APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
Peternakan
Dinas Perikanan &
5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Semua Kecamatan APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
Peternakan
Waktu Pelaksanaan
LOKASI I II III VI
No PROGRAM UTAMA Instansi Pelaksana Sumber Dana
(Kecamatan) (2017- (2022- (2027-
2012 2013 2014 2015 2016
2021) 2026) 2032)
Dinas Perikanan &
6. Pelatihan, Bimbingan dan Penyuluhan Semua Kecamatan APBD Prov./Kab. x x x x
Peternakan
e. Sektor Pertambangan
1. Pembinaan dan Pengawasan pertambangan Marioriwawo Dinas PSDA & Tamben APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
2. Sosialisasi Regulasi Kegiatan Pertambangan Semua Kecamatan Dinas PSDA & Tamben APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
Penelitian dan Pengembangan Daerah Potensi APBN & APBD
3. Semua Kecamatan Dinas PSDA & Tamben x x x x x x x x
Tambang Prov./Kab.
f. Sektor Perindustrian
APBN & APBD
1. Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Semua Kecamatan Dinas Koperindag x x x x x x x x
Prov./Kab.
Pembangunan dan Pengembangan Sentra Industri Lalabata, Donri-Donri, APBN & APBD
2. Dinas Koperindag x x x x x x x x
Potensial Lilirilau Prov./Kab.
g. Sektor Pariwisata
APBN & APBD
1. Pengembangan Pemasaran Pariwisata Semua Kecamatan Dinas Pariwisata x x x x x x x x
Prov./Kab.
2. Pengembangan Kemitraan Semua Kecamatan Dinas Pariwisata APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
h. Sektor Perumahan dan Permukiman
APBN & APBD
1. Pengembangan Perumahan dan Permukiman Semua Kecamatan Dinas PU x x x x x x x x
Prov./Kab.
Peningkatan Kualitas Lingkungan Perumahan dan APBN & APBD
2. Semua Kecamatan Dinas PU x x x x x x x x
Permukiman Prov./Kab.
PERWUJUDAN KAWASAN STRATEGIS
III
KABUPATEN
a. Kawasan Pertumbuhan Ekonomi
Lalabata, Lilirilau,
Pembangunan Prasarana dan Sarana Kawasan Marioriawa, APBN & APBD
1. Dinas Koperindag x x x x x x x x
Perdagangan Marioriwawo, Donri- Prov./Kab.
Donri.
Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil dan
2. Semua Kecamatan Dinas Koperindag APBD Prov./Kab. x x x x x x x x
Menegah

Kawasan Kepariwisataan dan Lingkungan


b.
Hidup
Waktu Pelaksanaan
LOKASI I II III VI
No PROGRAM UTAMA Instansi Pelaksana Sumber Dana
(Kecamatan) (2017- (2022- (2027-
2012 2013 2014 2015 2016
2021) 2026) 2032)
APBN & APBD
1. Peningkatan Prasarana dan Sarana Pariwisata Marioriawa Dinas Pariwisata x x x x x x x x
Prov./Kab.
Pengembangan Obyek, Jenis dan Paket Wisata APBN & APBD
2. Semua Kecamatan Dinas Pariwisata x x x x x x x x
Unggulan Prov./Kab.

c. Kawasan Agropolitan
APBN & APBD
1. Peningkatan Produksi Pertanian dan Perkebunan Semua Kecamatan Dinas Pertanian x x x x x x x x
Prov./Kab.
Pembangunan Prasarana dan Sarana Pemasaran APBN & APBD
2. Semua Kecamatan Dinas Pertanian x x x x x x x x
Hasil Pertanian dan Perkebunan Prov./Kab.

x : waktu pelaksanaan BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran V : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG 2012 - 2032
TABEL : 25
TABEL KETENTUAN UTAMA PERATURAN ZONASI
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kabupaten Ketentuan Umum Prasarana
Ketentuan Umum Kegiatan Ketentuan Umum Intensitas Bangunan Ketentuan Khusus Lainnya
Minimum

A. Kawasan Lindung

A.1. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya


Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata alam terbatas
A.1. Hutan Lindung - (pendiikan dan lingkungan) dengan syarat tidak boleh merubah bentang KDB yang diijinkan 5%, KLB : 5%, KDH : 95% Jalan setapak, gazebo Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan
alam secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
pemberian zanksi hukum
Bangunan/intervensi lain tidak diperbolehkan kecuali telah mendapat
-
persetujuan dari instansi dan pejabat yang berwenang
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas dilarang

A.2. Kawasan perlindungan Setempat


Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata dan jalur hijau
Kawasan Sempadan
A.2.1. - dengan syarat tidak boleh berubah bentang alam, Kegiatan pertanian KDB yang diijinkan 10%, KLB : 10%, KDH : 90% Jalan setapak, gazebo
Sungai
dengan jenis tanaman tertentu
Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan
Bangunan yang diperbolehkan adalah papan reklame, rambu-rambu, Sempadan sungai besar di luar kawasan permukiman : 100 m; secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
- pemasangan kabel listrik, telepon, PDAM, pemasangan prasarana air, sempadan anak-anak sungai : 50 meter, sempadan sungai dan pemberian zanksi hukum
tiang jembatan dengan persyaratan tidak boleh merubah bentang alam anak sungai yang melewati permukiman : minimal 15 meter

- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas dilarang

Kawasan Sempadan Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata dan jalur hijau
A.2.2. - KDB yang diijinkan 10%, KLB : 10%, KDH : 90% Jalan setapak, gazebo
Danau/Rawa dengan syarat tidak boleh berubah bentang alam.
Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan
secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
Bangunan yang diperbolehkan adalah pemasangan kabel listrik, telepon,
Sempadan Waduk 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke pemberian zanksi hukum
- PDAM, pemasangan prasarana air, dengan persyaratan tidak boleh
arah darat
merubah bentang alam
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas dilarang

A.3. Kawasan Rawan Bencana dan Pelestarian Alam

Kawasan Rawan Mempertimbangkan Karakteristik jenis dan ancaman bencan dan


A.3.1.
Longsor Pembatasan pendirian bangunan kecuali pemantauan bencana

Perlu dilengkapi dengan sistem drainase yang memadai,


Dipertimbangkan untuk kegiatan budidaya (pertanian, perkebunan, pembuatan sumur resapan, membuang sampah pada
Kawasan Rawan untuk kegiatan permukiman, perdagangan dan jasa maupun
A.3.2. - permukiman, transportasi, perikanan, perdagangan dan jasa, fasilitas tempat yang telah disediakan, pembuatan tanggul di
Banjir fasilitas umum KDB 50-70%
umum sepanjang back water, pemanfaatan sempadan sungai
sebagai kawasan hijau
- Kegiatan lain di larang untuk dikembangkan KDB yang diijinkan 10%, KLB : 10%, KDH : 90% jalan setapak, Gazebo Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan
A.3.3. Ruang Terbuka Hijau
secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah kegiatan yang menunjang
- pemberian sanksi hukum
wisata
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kabupaten Ketentuan Umum Prasarana
Ketentuan Umum Kegiatan Ketentuan Umum Intensitas Bangunan Ketentuan Khusus Lainnya
Minimum

B. Kawasan Budidaya
Kegiatan/bangunan yang diperbolehkan adalah kegiatan wisata seperti
B.1. Hutan Produksi - KDB yang diijinkan 5%, KLB : 5%, KDH : 95% Jalan setapak, gazebo
outbond, bumi perkemahan dengan tidak merubah bentang alam
Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan
kegiatan budidaya lain yang diperbolehkan adalah penanaman tanaman secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
-
sela diantara pohon-pohon utama pemberian zanksi hukum
Alih fungsi hutan produksi dapat dilakukan untuk pembangunan jalan,
-
waduk dengan persetujuan dari Menteri Kehutanan
Kegiatan/bangunan yang diperbolehkan adalah kegiatan wisata seperti
B.2. Hutan Rakyat - KDB yang diijinkan 5%, KLB : 5%, KDH : 95% Jalan setapak, gazebo
outbond, bumi perkemahan dengan tidak merubah bentang alam Pemanfatan ruang untuk budidaya Perlu pengawasan
kegiatan budidaya lain yang diperbolehkan adalah penanaman tanaman secara ketat oleh Pemerintah Kabupaten dengan
-
sela diantara pohon-pohon utama pemberian zanksi hukum
Alih fungsi hutan produksi dapat dilakukan untuk pembangunan jalan,
-
waduk dengan persetujuan dari Menteri Kehutanan
Alih fungsi sawah irigasi teknis menjadi lahan budidaya non pertanian
B.3. Pertanian - Jaringan jalan, jaringan drainase Pemanfaatan ruang untuk permukiman petani
dilarang kecuali untuk pembangunan sistem jaringan prasarana utama

Alih fungsi ladang/regal menjadi lahan budidaya non pertanian diijinkan Untuk permukiman : KDB yang diijinkan 50-70%, KLB : 50-
- Jaringan jalan, jaringan drainase Ketentuan Penukaran lahan pada wilayah lain
dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah 210%, KDH : 30-50%

Untuk perdagangan dan jasa : KDB yang diijinkan 60-70%, KLB :


60-210%, KDH : 30-40%

Untuk Fasilitas Umum : KDB yang diijinkan 50-60%, KLB : 50-


180%, KDH : 40-50%

Untuk Fasilitas Umum : KDB yang diijinkan 40-50%, KLB : 40-


50%, KDH : 50-60%

Kawasan budidaya lain dapat dikembangkan dengan memperhatikan


B.4. Perkebunan - KDB yang diijinkan 50-60%, KLB : 50-180%, KDH : 40-50% Jaringan jalan, jaringan drainase
persyaratan teknis yang ditetapkan pemerintah daerah

Jaringan jalan, jaringan


B.5. Peternakan - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum dilarang KDB yang diijinkan 50%, KLB : 50%, KDH : 50% Tidak boleh dikembangkan di lingkungan permukiman
drainase, kantor pengelola
Perlu adanya jalur hijau di sekeliling kawasan
Dikembangkan pada kawasan khusus yang telah ditetapkan
untuk peternakan dalam skala besar
Perlu adanya pengolahan limbah untuk peternakan skala
besar
Jaringan jalan, jaringan
B.6. Pertambangan - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum dilarang KDB yang diijinkan 20%, KLB : 20%, KDH : 80%
drainase, kantor pengelola Disertai AMDAL
Setiap penambang diharuskan untuk melakukan reboisasi
- Kegiatan pertanian dan perkebunan diperbolehkan
pada lahan bekas tambang
Pengendalian yang ketat dan pemberian sanksi jika tidak
mengikuti peraturan yang telah ditetapkan

Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum permukiman yang dikembangkan adalah permukiman
Pemanfaatan permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas
B.7. Industri - diperbolehkan dengan persyaratan tertentu yang telah ditetapkan oleh Jaringan jalan, jaringan drainase untuk para pekerja termasuk fasilitas umum untuk memuhi
umum maksimum 20% dari luas lahan yang ada
Pemerintah Daerah kebutuhan para pekerja

KDB yang diijinkan 50%, KLB : 50%, KDH : 50% Disertai AMDAL
Kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum diperbolehkan Pemanfaatan permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas Jaringan jalan, jaringan Kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum yang
B.8. Pariwisata - dengan persyaratan tertentu yang telah ditetapkan oleh Pemerintah umum maksimum 20% dari luas lahan yang ada dengan KDB : drainase, kantor pengelola, WC dikembangkan adalah kegiatan yang menunjang objek
Daerah 30%,KLB :30%, KDH : 70% umum, Gazebo, wisata

- Kegiatan permukiman dilarang


Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
Pola Ruang Kabupaten Ketentuan Umum Prasarana
Ketentuan Umum Kegiatan Ketentuan Umum Intensitas Bangunan Ketentuan Khusus Lainnya
Minimum

Pemanfatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum


B.9. Permukiman - Kegiatan perdagangan dan jasa, fasilitas umum diperbolehkan Jaringan jalan, jaringan drainase
diperbolehkan maksimum 20% dari luas lahan yang ada
kegiatan di luar kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum Untuk permukiman perkotaan : KDB yang diijinkan 60-70%, KLB
-
dilarang untuk dikembangkan : 60-210%, KDH : 30-40%
Untuk permukiman perdesaan : KDB yang diijinkan 50-60%, KLB
: 50-180%, KDH : 40-50%
Untuk perdagangan dan jasa di lingkungan permukiman
perkotaan : KDB yang diijinkan 70-80%, KLB : 70-240%, KDH :
20-30%
Untuk Fasilitas Umum di permukiman perkotaan : KDB yang
diijinkan 50-60%, KLB : 50-180%, KDH : 40-50%

Untuk perdagangan dan jasa di permukiman perdesaan : KDB


yang diijinkan 60-70%, KLB : 60-210%, KDH : 30-40%

Untuk Fasilitas Umum di lingkungan permukiman perdesaan :


KDB yang diijinkan 50-60%, KLB : 50-180%, KDH : 40-50%

Tidak mengganggu lingkungan dan tidak mencemari


- Kegiatan industri rumah tangga diijinkan dengan bersyarat
lingkungan

C. Kawasan Sekitar Sistem Prasarana


Kegiatan budidaya dapat dikembangkan sepanjang memperhatikan Ruang
Prasarana KDB, KLB dan KDH menyesuaikan dengan jenis peruntukan yang Perlu adanya pengendalian terutama IMB yang dikeluarkan
C.1. - Milik Jalan, Ruang manfaat Jalan, Ruang Milik Jalan maupun garis jaringan drainase, jalur hijau
Transportasi akan dilakukan sebagaimana ketetapan sebelumnya oleh pemerintah daerah
sempadan yang telah ditetapkan pemerintah setempat

Prasarana Kegiatan yang dilakukan di luar kegiatan yang menunjang prasarana Ketentuan tentang sempadan sebagaimana ditetapkan dalam Perlu adanya pengendalian terutama IMB yang dikeluarkan
C.2. - jaringan jalan
Sumberdaya Air sumber daya air dilarang ketentuan sempadan sungai, waduk oleh pemerintah daerah

kegiatan yang diperbolehkan berkembang adalah kawasan pertanian,


-
perkebunan, hutan, ruang terbuka hijau
Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum dapat
jaringan jalan, jaringan drainase,
C.3. Prasarana Energi - Kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu dikembangkan di sekitar prasarana energi dengan radius 20-25 Perlu adanya pengendalian yang ketat dan pemberian
jalur hijau
meter dari prasarana energi sanksi bagi yang melanggar ketentuan yang telah
KDB, KLB dan KDH menyesuaikan dengan jenis peruntukan yang ditetapkan
akan dilakukan sebagaimana ketetapan sebelumnya

Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum dapat


Prasarana jaringan jalan, jaringan drainase,
C.3. - Kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu dikembangkan di sekitar prasarana energi dengan radius 20-25
Telekomunikasi jalur hijau
meter dari prasarana energi
Perlu adanya pengendalian yang ketat dan pemberian
KDB, KLB dan KDH menyesuaikan dengan jenis peruntukan yang sanksi bagi yang melanggar ketentuan yang telah
akan dilakukan sebagaimana ketetapan sebelumnya ditetapkan

Ketinggian tower tidak boleh lebih dari 52 meter berdasarkan


ketetapan yang dikeluarkan Pangkalan TNI AU

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Lampiran VI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG
NOMOR : 8 Tahun 2012
TANGGAL : 19 November 2012
TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SOPPENG 2012 - 2032
TABEL : 26

TABEL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Pengendalian Pemanfaatan Ruang


Pola Ruang Kabupaten
Ketentuan Umum Kegiatan (Arahan Peraturan
Perizinan Insentif - Disinsentif Alternatif Sanksi
Zonasi)

A. Kawasan Lindung

A.1. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya


A.1.1. Hutan Lindung - Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata alam Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif : penghargaan kepada yang melakukan Pembatalan izin, pencabutan izin,
terbatas dengan syarat tidak boleh merubah bentang alam pembangunan fisik kegiatan pelestarian lingkungan dan subsidi penghentian kegiatan, penutupan
(wisata pendidikan dan lingkungan) silang lokasi kegiatan, pembongkaran, ganti
rugi, denda setinggi-tingginya
- Bangunan/intervensi lain tidak diperbolehkan kecuali telah Disinsentif : tidak dibangunan sarana dan
mendapat persetujuan dari instansi dan pejabat yang prasarana transportasi, air baku, listrik dan
berwenang permukiman
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas
dilarang

A.2. Kawasan perlindungan Setempat


A.2.1. Kawasan Sempadan Sungai - Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata dan Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
jalur hijau dengan syarat tidak boleh berubah bentang pembangunan fisik kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
alam, Kegiatan pertanian dengan jenis tanaman tertentu sementara pelayanan umum,
penutupan lokasi (kegiatan
- Bangunan yang diperbolehkan adalah papan reklame, Persyaratan perizinan dilengkapi dengan AMDAL Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pembangunan dihentikan),
rambu-rambu, pemasangan kabel listrik, telepon, PDAM, penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
pemasangan prasarana air, tiang jembatan dengan berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, pencabutan izin, pembongkaran
persyaratan tidak boleh merubah bentang alam pembatasan penyediaan sarana dan prasarana bangunan, pemulihan fungsi ruang,
serta memperketat perizinan denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
menyesuaikan bentuk pemanfatan,
kurungan
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas
dilarang
A.2.2. Kawasan Sempadan - Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah pariwisata dan Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
Danau/Rawa jalur hijau dengan syarat tidak boleh berubah bentang pembangunan fisik kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
alam. sementara pelayanan umum,
penutupan lokasi (kegiatan
pembangunan dihentikan),
- Bangunan yang diperbolehkan adalah pemasangan kabel Persyaratan perizinan dilengkapi dengan AMDAL Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
listrik, telepon, PDAM, pemasangan prasarana air, dengan penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif pencabutan izin, pembongkaran
persyaratan tidak boleh merubah bentang alam berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, bangunan, pemulihan fungsi ruang,
pembatasan penyediaan sarana dan prasarana denda (administrasi), kegiatan dibatasi
serta memperketat perizinan pada luasan yang ditetapkan,
- Kegiatan budidaya lain selain yang disebutkan di atas menyesuaikan bentuk pemanfatan,
dilarang kurungan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pola Ruang Kabupaten
Ketentuan Umum Kegiatan (Arahan Peraturan
Perizinan Insentif - Disinsentif Alternatif Sanksi
Zonasi)

A.3. Kawasan Pelestarian Alam dan Lingkungan


A.3.1. Kawasan Rawan Bencana

A.3.2. Kawasan Rawan Banjir - Diijinkan untuk kegiatan budidaya (pertanian, perkebunan, Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif : pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
permukiman, transportasi, perikanan, perdagangan dan Pembebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan di dalam melaksanakan aktifitasnya sementara kegiatan, penghentian
jasa, fasilitas umum persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
mendirikan bangunan, advice planning, izin penutupan lokasi, pencabutan izin,
penambangan bahan galian golongan C, izin reklame, Disinsentif : penggunaan ruang yang tidak sesuai pembatalan izin, pembongkaran
AMDAL penentuan pola ruang dikenakan disinsentif bangunan, pemulihan fungsi ruang
antara lain : pengenaan retribusi tinggi, dan/atau denda administratif
pengenaan pajak tinggi, pembatasan penyediaan
sarana dan prasarana, memperketat perizinan,
pembatalan penyediaan sarana dan prasarana,
pembebanan dalam penyediaan sarana dan
prasarana
A.3.3. Ruang Terbuka Hijau - Kegiatan lain di larang untuk dikembangkan Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi, pencabutan izin,
- Kegiatan yang dapat dikembangkan adalah kegiatan yang penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pembatalan izin, pembongkaran
menunjang wisata undang-undang gangguan atau HO, advice planning, penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif bangunan, pemulihan fungsi ruang
izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, dan/atau denda administratif
golongan C, izin reklame, AMDAL pembatasan penyediaan sarana dan prasarana
serta memperketat perizinan

B. Kawasan Budidaya
B.1. Hutan Produksi - Kegiatan/bangunan yang diperbolehkan adalah kegiatan Prinsip, tidak diizinkan untuk semua jenis kegiatan Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
wisata seperti outbond, bumi perkemahan dengan tidak pembangunan fisik kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
merubah bentang alam sementara pelayanan umum,
penutupan lokasi (kegiatan
- kegiatan budidaya lain yang diperbolehkan adalah Persyaratan perizinan dilengkapi dengan AMDAL Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai
pembangunan dihentikan),
penanaman tanaman sela diantara pohon-pohon utama penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif
menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
berupa : pengenaan retribusi yang tinggi,
pencabutan izin, pembongkaran
pembatasan penyediaan sarana dan prasarana
bangunan, pemulihan fungsi ruang,
serta memperketat perizinan
denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
- Alih fungsi hutan produksi dapat dilakukan untuk
menyesuaikan bentuk pemanfatan,
pembangunan jalan, waduk dengan persetujuan dari
kurungan
Menteri Kehutanan
B.2. Pertanian - Alih fungsi sawah irigasi teknis menjadi lahan budidaya non Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
pertanian dilarang kecuali untuk pembangunan sistem pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
jaringan prasarana utama persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi (kegiatan
- Alih fungsi ladang/regal menjadi lahan budidaya non penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pembangunan dihentikan),
pertanian diijinkan dengan syarat-syarat yang telah undang-undang gangguan atau HO, advice planning, penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
ditetapkan oleh pemerintah daerah izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, pencabutan izin, pembongkaran
golongan C, izin reklame, AMDAL pembatasan penyediaan sarana dan prasarana bangunan, pemulihan fungsi ruang,
serta memperketat perizinan denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
menyesuaikan bentuk pemanfatan,
kurungan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Pola Ruang Kabupaten
Ketentuan Umum Kegiatan (Arahan Peraturan
Perizinan Insentif - Disinsentif Alternatif Sanksi
Zonasi)
B.3. Perkebunan - Kawasan budidaya lain dapat dikembangkan dengan Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
memperhatikan persyaratan teknis yang ditetapkan pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
pemerintah daerah persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi (kegiatan
B.4. Peternakan - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin pembangunan dihentikan),
umum dilarang undang-undang gangguan atau HO, advice planning, menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian pencabutan izin, pembongkaran
B.5. Pertambangan - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas golongan C, izin reklame, AMDAL bangunan, pemulihan fungsi ruang,
umum dilarang denda (administrasi), kegiatan dibatasi
pada luasan yang ditetapkan,
- Kegiatan pertanian dan perkebunan diperbolehkan menyesuaikan bentuk pemanfatan,
B.6. Industri - Kegitan Permukiman, perdagangan dan jasa serta fasilitas kurungan
umum diperbolehkan dengan persyaratan tertentu yang
telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
B.7. Pariwisata - Kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum
diperbolehkan dengan persyaratan tertentu yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah

- Kegiatan permukiman dilarang


B.8. Permukiman - Kegiatan perdagangan dan jasa, fasilitas umum
diperbolehkan
- kegiatan di luar kegiatan perdagangan dan jasa serta
fasilitas umum dilarang untuk dikembangkan

- Kegiatan industri rumah tangga diijinkan dengan bersyarat

C. Kawasan Sekitar Sistem Prasarana


C.1. Prasarana Transportasi - Kegiatan budidaya dapat dikembangkan sepanjang Perizinan pembangunan yang berlaku umum : Insentif ; pemberian penghargaan dan peringatan tertulis, penghentian
memperhatikan Ruang Milik Jalan, Ruang manfaat Jalan, pemebasan tanah, izin lokasi/fungsi ruang, kemudahan dalam melaksanakan aktivitasnya sementara kegiatan, penghentian
Ruang Milik Jalan maupun garis sempadan yang telah persyaratan amplop ruang dan kualitas ruang, izin sementara pelayanan umum,
ditetapkan pemerintah setempat tetap kawasna industri, izin mendirikan bangunan, izin penutupan lokasi (kegiatan
penggunaan bangunan atau izin layak huni, izin pembangunan dihentikan),
undang-undang gangguan atau HO, advice planning, menyesuaikan bentuk pemanfaatan,
C.2. Prasarana Sumberdaya Air - Kegiatan yang dilakukan di luar kegiatan yang menunjang izin tempat usaha, izin penambangan bahan galian pencabutan izin, pembongkaran
prasarana sumber daya air dilarang golongan C, izin reklame, AMDAL bangunan, pemulihan fungsi ruang,
denda (administrasi), kegiatan dibatasi
- kegiatan yang diperbolehkan berkembang adalah kawasan Disinsentif : Penggunaan ruang yang tidak sesuai pada luasan yang ditetapkan,
pertanian, perkebunan, hutan, ruang terbuka hijau penentuan pola ruang dikenakan Disinsentif menyesuaikan bentuk pemanfatan,
berupa : pengenaan retribusi yang tinggi, kurungan
C.3. Prasarana Energi - Kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan persyaratan pembatasan penyediaan sarana dan prasarana
tertentu serta memperketat perizinan

C.4. Prasarana Telekomunikasi - Kegiatan budidaya dapat dilakukan dengan persyaratan


tertentu

BUPATI SOPPENG

ANDI SOETOMO
Merevitalisasi Sektor Pertanian
Mengembangkan Kegiatan Ekonomi Lokal
Mengendalikan Jumlah Penduduk dan Meningkatkan Kualitas Keluarga
Meningkatkan Kapasitas, Pemberdayaan, Perluasan Kesempatan dan Perlindungan Sosial
Penduduk Miskin
Memperbaiki Kualitas Lingkungan Perumahan dan Pemukiman
Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Layanan Pendidikan
Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Layanan Kesehatan
Mengoptimalkan Pengelolaan Sumberdaya Alam
Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup
Menciptakan Iklim Investasi Daerah yang Lebih Kondusif
Meningkatkan Kuantitas, Kualitas dan Penyebaran Sarana dan Prasarana Wilayah
Meningkatkan Kualitas dan Jangkauan Pelayanan Publik
Memperkuat Kelembagaan Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Desa
Mengembangkan Kebudayaan Lokal
Meningkatkan Kualitas Kesejahteraan Sosial
Mendorong Peningkatan Aktualisasi Nilai-Nilai Agama

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata dan adil


Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
Mewujudkan pengelolaan potensi sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana daerah
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan memperkuat otonomi desa
Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang agamis, toleran dan harmonis
dan berkelanjutan
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap
! ! RENCANA TATA RUANG WILAYAH
! KABUPATEN SOPPENG
Danau Tempe
! !
TAHUN 2012 - 2032
! !
Welonge
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
!

!
! 414

POLA RUANG
! !
BATU-BATU
!

!
!
Limpomojong
Bulu Tengae !
!

!
! 298

Tanete
!
Bulu Bolabatu
! 398
!

tu
!
Bulu Pangesoreng t
a u B
a

Mario
! 360
! al

B
S o

Madining
Bulu Padangpulaweng
! 239 !
Skala 1:300,000

!
625 Bulu Otae
Bulu Liboee ! 341
! ! !
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

!
!
Kilometers
Padali
! Coppo Batumajeling
597 !
!
750 Proyeksi :....................Transverse Mercator
Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

!
Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae !
! 436
!

Panincong
555!

Medde
577
!

Keterangan :

!
!
Bulu Lajalloe
!
! 647

! KAB. Ibukota Pemerintahan Pola Ruang

!
WAJO
!

!
!
! Dareaju E H Kota Kabupaten Permukiman

!
Coppo Tampaning
! !
536 ! !

!
Tokare Kota Kecamatan Hutan Lindung
Coppo Eling

!
! 348
!

Leworeng
Batas Administrasi Hutan Produksi
!
900

!
! ! !
Batas Kabupaten Hutan Produksi Terbatas
!

Bulu Lajempa Bulu Paja

Ke Wajo
! 334 ! 248

!
Donri-Donri Hutan Taman Rakyat
!
Coppo Tidatau

Batas Kecamatan
! 254

Bulu Toraga
Manuatua
!
Batas Desa/Kelurahan Taman Wisata Alam
!
Labokong
! 374

Soli E
!

Jaringan Jalan Komoditi Padi Ladang,


Bulu Madowe
! 293
!
Jagung Dan Sapi
9525000

9525000
Coppo Lepawa

!
Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
Coppo Macepae
! 220 !
!

!
Alliwengeng Komoditi Padi Sawah,
! 520 Coppo Sapang
240 !

BARRU Masing Ke Bone


Bulu Pampatu
!
Jalan Kolektor Padi Ladang, Jagung Dan Sapi
! 212 Bulu Dongi

UkkeE Watalompulle
! 205
o Pa d a
S al
Tidak sesuai Unggulan

e
Bulu Punc u
!

Jalan Lokal
n g

ba k
! 695
g

!
Coppo Panra

Provinsi
n

536 Bulu Uluaju


! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille ! !

o
! 840

Kawasan Rencana

l
!

S a
GANRA
!
Sungai
! !
! Paomallimpo E
Bulu Tanahdanroe

Daunraja
! 786

Renc. Kaw. Perm.Transmigrasi


L
S lo w o

Danau Tempe
a
a

375 e
n o

Ujung
Ma l a

Lapajung
Coppo Lasarewong

r
KAB.
!
400 lo !
Rencana Kelapa Sawit
! 872

CABBENGE

a
! Titik Ketinggian
!
S

!
BONE
!

!
800 p
en
Bila
WATANSOPPENG
o p
g

!
al
o
Bulu Batu Kampe
!
H
S

! 360
o

DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh
pp e
Salotungo
S

Tetewatu
! 0
Bulu Kumpira

Te
Paroto
Bulu Manipi ! 400
Bulu Sakebauwe ! 580

al o
! 1050

1200'0" 1220'0"
Bulu Lawengang

CANGADI
S
! 725

Bulu Kandeawang
!

20'0"

20'0"
1225 ! 940
Coppo Mabolae

Palangiseng
!
! 1253
930

Bulu Tanmuru Sulawesi

Maccini
!
! 762 Barat
! 632
al o

Rompegading
424'0"S

424'0"S
W
S

al
Bulu Batulapance

Jampu
Sulawesi
! 1109 a
Tenggara

n
Bulu Mapadapadange

40'0"

40'0"
ae
1380

Lajjoa
! 1216

Kampiri
! ! 1265
Teluk Bone
Bulu Sipong
a wo

Selat
! 1042
1430 Makassar

Timusu
Kab. Soppeng
o

LabaE
Makassar
al
S

Labessi

60'0"

60'0"
1260 975 725

CITTA
! ! ! ! P. Selayar
9507500

9507500
337

Mong
! Bulu Pincak oro

TAKKALALLA
1465

1200'0" 1220'0"
!
o
al a
s !
M

1326 375
a pa
S

! !

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


S Congko
al

o
1215

Masumpu
a
L

Kalempang
g
!
k em Bulu Batu 250
m e ! !
1505

Cennae Walimpong
307
!

Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si


r io

a a
lo M

Waepute
S

BUPATI
Bulu Lemolemo
! 202
Bulu Bakka

Ke Barru TanjongE
Bulu Limoreng ! 215
! 155

Bulu Tikasoe
KETERANGAN RIWAYAT :
Amessangeng
998 ! Bulu Dua 520 ! Bulu Anakdara
! 380
! 967
Bulu Matanre
Coppo Micu !
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 dan Peta Administrasi
! 220 98 !
Bulu Aciroange 320
Kabupaten Soppeng Tahun 2006
Bulu Bontorikoe

KAB.
! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
BONE Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA POLA RUANG" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
11942'0"E 805000.000000 822500.000000 1200'0"E 840000.000000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Ke Sidrap
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032
9542500.000000

9542500.000000
Danau Tempe
Welonge
PETA RENCANA
BATU-BATU CURAH HUJAN
!
Tanete
Mario
Madining
Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
Kilometers
Padali
Proyeksi :....................Transverse Mercator
Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

412'0"S
Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 51N
Medde Panincong
Keterangan :
Ibukota Pemerintahan Curah Hujan Pertahun
Dareaju E H Kota Kabupaten
! 1500-2000
Tokare Kota Kecamatan
2000-2500
!

Leworeng
Batas Administrasi
Batas Kabupaten
Ke Wajo
Batas Kecamatan
! TAJUNCU
Labokong Batas Desa/Kelurahan
Soli E
9525000.000000

9525000.000000
Jaringan Jalan
Arteri Sekunder
Alliwengeng
Masing Ke Bone Jalan Kolektor
UkkeE
Bacingeng Jalan Lokal
Perairan
GANRA Sungai
! Macanre Daunraja
Danau Tempe
Lapajung Ujung
! CABBENGE Sebaran Permukiman
Bila Malanroe Permukiman
!
H
Masewali Tetewatu DIAGRAM LOKASI
Paroto
1200'0" 1220'0"
! CANGADI

20'0"

20'0"
Cakkurudi
Sulawesi

Maccini
Barat

Jampu
Sulawesi
Tenggara

40'0"

40'0"
Lajjoa Kampiri Teluk Bone

Selat
Makassar

Timusu
Kab. Soppeng

LabaE
Makassar

Labessi
9507500.000000

9507500.000000

60'0"

60'0"
CITTA
! P. Selayar

Mallekana
Mong 1200'0" 1220'0"
!
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
Congko

Masumpu Kalempang
Cennae Walimpong
430'0"S

Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si

430'0"S
Waepute BUPATI
Ke Barru TanjongE KETERANGAN RIWAYAT :
Amessangeng * Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
yang dikompilasikan dengan Peta Administrasi Kabupaten Soppeng Tahun 2006
* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
* Peta Rencana Pola Ruang Sul-SelTahun 2009
Ke Bone * Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi), menggunakan Arcgis 9.3
* Tema "PETA RENCANA CURAH HUJAN" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
* Peta ini dipetakan berdasarkan Zone UTM 50 S
11942'0"E 805000.000000 822500.000000 1200'0"E 840000.000000
11942'0"E 805000.000000 822500.000000 1200'0"E 840000.000000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Ke Sidrap
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032
9542500.000000

9542500.000000
Danau Tempe
Welonge
PETA RENCANA
BATU-BATU HIDROLOGI DAN EROSI
!
Tanete
Mario
Madining
Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
Kilometers
Padali
Proyeksi :....................Transverse Mercator
Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

412'0"S
Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 51N
Medde Panincong
Keterangan :
Ibukota Pemerintahan Hidrologi & Erosi
Dareaju E H Kota Kabupaten
! Ada Erosi
Tokare ! Kota Kecamatan Tergenang Periodik

Leworeng
Batas Administrasi Tergenang Terus Menerus/Rawa
Batas Kabupaten
Tidak Ada Erosi
Ke Wajo
Batas Kecamatan
! TAJUNCU
Labokong Batas Desa/Kelurahan
Soli E
9525000.000000

9525000.000000
Jaringan Jalan
Arteri Sekunder
Alliwengeng
Masing Ke Bone Jalan Kolektor
UkkeE
Bacingeng Jalan Lokal
Perairan
GANRA Sungai
! Macanre Daunraja
Danau Tempe
Lapajung Ujung
! CABBENGE Sebaran Permukiman
Bila Malanroe Permukiman
!
H
Masewali Tetewatu DIAGRAM LOKASI
Paroto
1200'0" 1220'0"
! CANGADI

20'0"

20'0"
Cakkurudi
Sulawesi

Maccini
Barat

Jampu
Sulawesi
Tenggara

40'0"

40'0"
Lajjoa Kampiri Teluk Bone

Selat
Makassar

Timusu
Kab. Soppeng

LabaE
Makassar

Labessi
9507500.000000

9507500.000000

60'0"

60'0"
CITTA
! P. Selayar

Mallekana
Mong 1200'0" 1220'0"
!
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
Congko

Masumpu Kalempang
Cennae Walimpong
430'0"S

Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si

430'0"S
Waepute BUPATI
Ke Barru TanjongE KETERANGAN RIWAYAT :
Amessangeng * Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
yang dikompilasikan dengan Peta Administrasi Kabupaten Soppeng Tahun 2006
* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
* Peta Rencana Pola Ruang Sul-SelTahun 2009
Ke Bone * Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi), menggunakan Arcgis 9.3
* Tema "PETA RENCANA HIDROLOGI & EROSI" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
* Peta ini dipetakan berdasarkan Zone UTM 50 S
11942'0"E 805000.000000 822500.000000 1200'0"E 840000.000000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

BATU-BATU ADMINISTRASI DESA


Limpomojong
Bulu Tengae
! 298
!
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Pangesoreng

Mario
! 360

B
S a l o at u B

atu
Madining
Bulu Padangpulaweng
! 239

625
Bulu Liboee
Bulu Otae
! 341 Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

Kilometers
Padali
! Coppo Batumajeling
597 !

750 Proyeksi :....................Transverse Mercator


Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
! 436
!

Panincong
555!

Medde
577

Bulu Lajalloe
! 647 Keterangan :
KAB. Ibukota Pemerintahan Sebaran Permukiman
WAJO Permukiman
Coppo Tampaning
536 ! Dareaju E H Kota Kabupaten
!
Coppo Eling
! 348
Tokare ! Kota Kecamatan Administrasi Kecamatan
900
Leworeng
Batas Administrasi Kec. Citta
Batas Kabupaten
!

Bulu Lajempa Bulu Paja


Kec. Donridonri
Ke Wajo
! 334 ! 248

Donri-Donri
Coppo Tidatau

Batas Kecamatan
! 254

Kec. Gandra
Bulu Toraga
Manuatua
!
Batas Desa/Kelurahan
Labokong Kec. Lalabata
! 374

Soli E
Jaringan Jalan
Bulu Madowe
! 293

Kec. Liliriaja
9525000

9525000
Coppo Lepawa Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
! 220
Coppo Macepae

Alliwengeng
! 520 Coppo Sapang
240 !

BARRU Masing Ke Bone Kec. Lilirilau


Bulu Pampatu

Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi

UkkeE Watalompulle
! 205
S a loPad an
g

Kec. Marioriawa
Bulu Punc u

Jalan Lokal
! 695 g
en

536 Bulu Uluaju Coppo Panra


! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille !

Kec. Marioriwawo

ke
! 840

ba
lan
Wa a e

a lo
GANRA
S

Sa lo
Sungai
! Paomallimpo E
Bulu Tanahdanroe

Daunraja
! 786
S alo L aw o

Danau Tempe
375

Ujung
e

Lapajung
Coppo Lasarewong Ma la n r o

KAB.
!
! 872 400 Sa l

CABBENGE

o
! Titik Ketinggian
!

800
Sal o S
op
peng

Bila BONE !
Bulu Batu Kampe
!
H WATANSOPPENG
!
! 360
e

DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh

Salotungo

p po
Tetewatu
! 0 Sa lo Te
Bulu Kumpira

Paroto
Bulu Manipi ! 400
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050

1200'0" 1220'0"
Bulu Lawengang

CANGADI
! 725

Bulu Kandeawang
!

20'0"

20'0"
1225 ! 940
Coppo Mabolae

Palangiseng
!
! 1253
930

Bulu Tanmuru Sulawesi

Maccini
!
! 762 Barat
! 632 e
ar

Rompegading
424'0"S

a bb

424'0"S
D
Bulu Batulapance

Jampu
Sulawesi
Sa lo

! 1109 Tenggara
Bulu Mapadapadange
a lo aw o

40'0"

40'0"
1380

Lajjoa
! 1216

Kampiri
! ! 1265 S
Teluk Bone
Bulu Sipong
Selat
! 1042
1430 Makassar

Timusu
! Kab. Soppeng

LabaE
Makassar

Labessi

60'0"

60'0"
1260 975 725

CITTA
! ! ! ! P. Selayar
9507500

9507500
337

Mong
! Bulu Pincak oro

TAKKALALLA
1465

1200'0" 1220'0"
!

!
1326

Sa lo
! 375

Ma sap
!

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


a

Congko
1215

Masumpu Kalempang
!
S 250
alo Bulu Batu
L an gk e m me ! !
1505

Cennae Walimpong
307
!

Sa lo M a rio
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Bulu Lemolemo
! 202
Bulu Bakka
BUPATI
Ke Barru TanjongE
Bulu Limoreng ! 215
! 155
KETERANGAN RIWAYAT :
Bulu Tikasoe

Amessangeng
998 ! Bulu Dua 520 ! Bulu Anakdara
! 380

* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
! 967
Bulu Matanre
yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 dan Peta Administrasi
! 220 98 ! Coppo Micu !
Bulu Aciroange 320
Bulu Bontorikoe
Kabupaten Soppeng Tahun 2006
KAB.
! 295
* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
BONE Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA ADMINISTRASI" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait

805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000


805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

Bulu Tengae
BATU-BATU RAWAN BANJIR
! 298
! Limpomojong
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Pangesoreng
! 360

Mario

u
Bat
lo
Bulu Padangpulaweng Sa B at

u
Madining
! 239

625
Bulu Liboee
Bulu Otae
! 341 Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

Kilometers
! Coppo Batumajeling
597
Padali
!

750 Proyeksi :....................Transverse Mercator


Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
! 436
!
555!

Medde Panincong
577

Bulu Lajalloe
! 647 Keterangan :
KAB. Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian
WAJO
Coppo Tampaning
536 ! Dareaju E H Kota Kabupaten
! Kawasan Rawan Banjir
Kota Kecamatan Rawan Banjir
Coppo Eling
! 348
Tokare !
900
Leworeng
Batas Administrasi
Batas Kabupaten
!

Bulu Lajempa Bulu Paja


! 334 ! 248

Ke Wajo
Coppo Tidatau

Donri-Donri Batas Kecamatan


! 254

Manuatua ! TAJUNCU
Batas Desa/Kelurahan
Bulu Toraga
! 374

Labokong
Soli E
Jaringan Jalan

ng
Bulu Madowe e
al
! 293 o P da

ng
a
9525000

9525000
Coppo Lepawa Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
! 220
Coppo Macepae
! 520 Coppo Sapang

Alliwengeng
240 !

BARRU
Bulu Pampatu
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi
! 205
Bulu Punc u UkkeE Watalompulle
Bacingeng
Jalan Lokal
! 695
536 Bulu Uluaju Coppo Panra
! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille

ke
!
! 840

ba
alo
S

GANRA
Bulu Tanahdanroe
! 786
Paomallimpo E
Sungai
S alo L aw ! Macanre Daunraja
Danau Tempe
o
375 e
n o
a la
Sa l o M

r
Coppo Lasarewong
Ujung
KAB.
!

Lapajung
! 872 400

! CABBENGE Sebaran Permukiman


!

BONE
peng
o
Sa l o S
Bila Malanroe
Permukiman
p

800

!
H WATANSOPPENG
! Bulu Batu Kampe
! 360
e

DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh

o
Salotungo
! 0 S al o T e

pp
Bulu Kumpira
Bulu Manipi ! 400
Tetewatu
Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050 Bulu Lawengang

1200'0" 1220'0"
! 725

CANGADI
1225
Bulu Kandeawang
!

20'0"

20'0"
! 940

Cakkurudi
Coppo Mabolae
ar e

!
! 1253 b
Palangiseng
a b

930
D
o
a
e mp

! Bulu Tanmuru Sa Sulawesi


l

Maccini
! 762 Barat
ab

! 632
al o L
424'0"S

Rompegading

424'0"S
Bulu Batulapance Sulawesi
! 1109
Jampu Pacongkang Tenggara
Bulu Mapadapadange

40'0"

40'0"
1380
l o awo

! 1216

Lajjoa
! 1265
Kampiri
! a
S

Teluk Bone
Bulu Sipong
! 1042 Selat
1430 Makassar

Timusu
! Kab. Soppeng
Makassar
LabaE
Labessi

60'0"
1260 975 725

60'0"
! ! ! ! CITTA P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337
1465

Mong
TAKKALALLA 1200'0" 1220'0"
!

1326 ! 375
Sal o M
! !

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


as apa

Congko

1215

Masumpu
!
Sa 250
Kalempang
l o Lan Bulu Batu
g ke m me
! !
1505
307

Cennae Walimpong
!

Sa lo M a r
io
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Bulu Lemolemo
! 202 BUPATI
Bulu Bakka
Bulu Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 520Bulu Anakdara KETERANGAN RIWAYAT :
KAB.
Bulu Tikasoe
Sal
Bulu Dua n ae
Amessangeng
! ! 380 ! W ala
o

! 967
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
BONE
Bulu Matanre Bulu Aciroange ! Coppo Micu
yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
! 220 ! 98
320

Kabupaten Soppeng Tahun 2006


Bulu Bontorikoe
! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA RAWAN BANJIR" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

Bulu Tengae
BATU-BATU DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
! 298
! Limpomojong
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Pangesoreng
! 360

Mario

u
Bat
lo
Bulu Padangpulaweng Sa B at

u
Madining
! 239

625
Bulu Liboee
Bulu Otae
! 341 Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

Kilometers
! Coppo Batumajeling
597
Padali
!

750 Proyeksi :....................Transverse Mercator


Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
! 436
!
555!

Medde Panincong
577

Bulu Lajalloe
! 647 Keterangan :
KAB. Ibukota Pemerintahan Sebaran Permukiman
WAJO Permukiman
Coppo Tampaning
536 ! Dareaju E H Kota Kabupaten
!
Coppo Eling
! 348
Tokare ! Kota Kecamatan Daerah Aliran Sungai
900
Leworeng
Batas Administrasi Batu-Batu
Batas Kabupaten
!

Kiru-Kiru
Bulu Lajempa Bulu Paja
! 334 ! 248

Ke Wajo
Coppo Tidatau

Donri-Donri Batas Kecamatan


! 254

TAJUNCU
Langkeme
Manuatua !
Batas Desa/Kelurahan
Bulu Toraga
! 374

Soli E
Labokong
Lapajung
Jaringan Jalan

ng
Bulu Madowe e
al
! 293 o P da

ng
a
9525000

9525000
Lawo
Coppo Lepawa Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
! 220
Coppo Macepae
! 520 Coppo Sapang

Alliwengeng
240 !

BARRU
Bulu Pampatu
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor Malanroe
! 212 Bulu Dongi
! 205
Bulu Punc u UkkeE Watalompulle
Bacingeng
Jalan Lokal
! 695

Mario-Walanae
536 Bulu Uluaju Coppo Panra
! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille

ke
!
! 840

ba
alo
Padangang
S

GANRA
Bulu Tanahdanroe
! 786
Paomallimpo E
Sungai
! Daunraja
Macanre
Pising
S alo L aw

Danau Tempe
o
375 e
n o
a la
Sa l o M

r
Coppo Lasarewong
Ujung
KAB.
!

Lapajung
! 872 400

! CABBENGE
Titik Ketinggian Walanae
!

Sa l o S
o
peng

Bila Malanroe BONE !


p

800

!
H WATANSOPPENG
! Bulu Batu Kampe
! 360
e

DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh

Masewali Salotungo

o
! 0 S al o T e

pp
Bulu Kumpira
Bulu Manipi ! 400
Tetewatu
Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050

1200'0" 1220'0"
Bulu Lawengang
! 725

CANGADI
Bulu Kandeawang
!

20'0"

20'0"
1225 ! 940

Cakkurudi
Coppo Mabolae
ar e

!
! 1253 b
Palangiseng
a b

930
D
o
mp a

! Bulu Tanmuru Sa Sulawesi


l

Maccini
! 762 Barat
be

! 632
l o La
424'0"S

Rompegading
S

424'0"S
Bulu Batulapance Sulawesi
! 1109
Jampu Pacongkang Tenggara
Bulu Mapadapadange

40'0"

40'0"
1380
l o awo

! 1216

Lajjoa
! 1265
Kampiri
! a
S

Teluk Bone
Bulu Sipong
Selat
! 1042
1430 Makassar
Kab. Soppeng
Timusu
!
Makassar

LabaE
Labessi

60'0"

60'0"
1260 975 725
! ! ! ! CITTA P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337
1465
!
TAKKALALLA Mong 1200'0" 1220'0"
1326 ! 375
Sal o M
! !

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


as apa

Congko

1215

Masumpu
!
Sa 250
Kalempang
l o Lan Bulu Batu
g ke m me
! !
1505
307

Cennae Walimpong
!

Sa lo M a r
io
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Bulu Lemolemo
! 202 BUPATI
Bulu Bakka
Bulu Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 520Bulu Anakdara KETERANGAN RIWAYAT :
KAB.
Bulu Tikasoe
Sal
Bulu Dua n ae
Amessangeng
! ! 380 ! W ala
o

* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
! 967

BONE
Bulu Matanre Bulu Aciroange
yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 dan Peta Administrasi
! 220 ! Coppo Micu
! 98
320
Bulu Bontorikoe
! 295
Kabupaten Soppeng Tahun 2006
* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA DAS" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait

805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000


11942'0"E 805000.000000 822500.000000 1200'0"E 840000.000000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Ke Sidrap
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2012 - 2032
9542500.000000

9542500.000000
Danau Tempe
Welonge
PETA RENCANA
BATU-BATU GEOLOGI

)
"
!
Tanete
Mario
Madining
Skala 1:300,000

)
"
0 1.5 3 6 9 12
Kilometers
Padali
k Proyeksi
Sistem Grid
:....................Transverse Mercator
:................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

412'0"S
Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 51N
Medde Panincong

)
"
Keterangan :
Ibukota Pemerintahan Curah Hujan Pertahun
Dareaju E H Kota Kabupaten
)
" Tokare
!
Kota Kecamatan
k Mata Air Panas

Antiklin
!
Batas Administrasi
E
Sesar
Leworeng )
"
Ke Wajo
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
# Siklin

Aliran lava basal


)
"

! TAJUNCU
Labokong Batas Desa/Kelurahan Aluvium Endapan Danau
Soli E
9525000.000000

9525000.000000
Jaringan Jalan Aluvium Endapan Pantai & Sungai
Batu Gamping Terumbu Berlapis Bersisipan
Arteri Sekunder

EE
Alliwengeng
Masing Ke Bone Batuan Terobosan Beku
)
"

UkkeE Jalan Kolektor


BacingengE Jalan Lokal
Endapan Sedimen
EE Perairan
Kosong

EEE
GANRA Sungai
Seri dan Endapan Gunung Api Tua

Macanre Daunraja
)
"

!
Lapajung Ujung
! CABBENGE Sebaran Permukiman
Bila Malanroe Permukiman

E
!
H
Masewali DIAGRAM LOKASI
)
"

Tetewatu
Paroto

EE
1200'0" 1220'0"
! CANGADI

20'0"

20'0"
Cakkurudi

EE
Sulawesi

Maccini
Barat

Jampu
Sulawesi
Tenggara

40'0"

40'0"
Lajjoa Kampiri Teluk Bone

Selat
Makassar

Timusu
Kab. Soppeng

LabaE
Makassar

Labessi
#
9507500.000000

9507500.000000

60'0"

60'0"
CITTA
! P. Selayar

Mallekana
Mong
#

1200'0" 1220'0"
!
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
Congko
#

#
Cennae
k
Masumpu Kalempang # Walimpong
#
430'0"S

Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si

430'0"S
Waepute BUPATI
Ke Barru TanjongE k KETERANGAN RIWAYAT :
Amessangeng * Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
yang dikompilasikan dengan Peta Administrasi Kabupaten Soppeng Tahun 2006
* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
* Peta Rencana Pola Ruang Sul-SelTahun 2009
Ke Bone * Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi), menggunakan Arcgis 9.3
* Tema "PETA RENCANA GEOLOGI" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
* Peta ini dipetakan berdasarkan Zone UTM 50 S
11942'0"E 805000.000000 822500.000000 1200'0"E 840000.000000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

! ! RENCANA TATA RUANG WILAYAH


! KABUPATEN SOPPENG
Danau Tempe
! !
TAHUN 2012 - 2032
! !
Welonge
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
!

!
! 414

KAWASAN HUTAN
! ! !
BATU-BATU

!
!
Bulu Tengae !
! Limpomojong

!
! 298
!
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
!

!
Bulu Pangesoreng
! 360
!
Mario B
S a l o at u B

atu
Bulu Padangpulaweng

Madining
! 239 !
Skala 1:300,000

!
625 Bulu Otae
Bulu Liboee ! 341
! ! !
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

!
!
Kilometers
! Coppo Batumajeling
597
Padali
!
!
750 Proyeksi :....................Transverse Mercator
Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

!
Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae !
! 436
!
555!

Medde Panincong
577
!

Keterangan :

!
!
Bulu Lajalloe
!
! 647

! KAB. Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian

!
WAJO
!

!
!
H Kota Kabupaten Kawasan Hutan

!
!
Coppo Tampaning
536 ! ! ! Dareaju E !

!
Kota Kecamatan
Coppo Eling

Tokare Permukiman

!
! 348
!
Batas Administrasi Hutan Lindung
!
Leworeng
900

!
! ! !
Batas Kabupaten
!

Bulu Lajempa
! 334
Bulu Paja
! 248 Hutan Produksi

!
Ke Wajo
!
Coppo Tidatau

Donri-Donri Batas Kecamatan Hutan Produksi Terbatas


! 254

Manuatua ! TAJUNCU
Batas Desa/Kelurahan
Bulu Toraga

Hutan Taman Rakyat


!
! 374

Labokong
!

Soli
! E
Jaringan Jalan
Bulu Madowe
! 293
Taman Wisata Alam
9525000

9525000
Coppo Lepawa

!
Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
!
Kawasan Rencana
! 220
Coppo Macepae
!

!
! 520 Coppo Sapang

Alliwengeng
240 !

BARRU
Bulu Pampatu
!
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi
! 205 !
Bulu Punc u
S a loP ad an
g
UkkeE Watalompulle Rencana Kelapa Sawit
!

Bacingeng
Jalan Lokal

!
! 695 g
en

!
!

!
536 Bulu Uluaju Coppo Panra
! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille ! !

ke
! 840

ba
!

a lo
S

GANRA
!
Sungai
! !
Bulu Tanahdanroe

Paomallimpo E
! 786
S alo L aw o ! Macanre Daunraja
Danau Tempe
375
Coppo Lasarewong e
Ma la n r o
Ujung
KAB.
!

Lapajung
! 872 400 Sa l

o
! CABBENGE
!

BONE
p peng

e
So

Sa l o Teppo
Sal o
800 Bila Malanroe
!
H WATANSOPPENG
! Bulu Batu Kampe
! 360
Bulu Tondrosaloh

Salotungo
! 0
Bulu Kumpira
Bulu Manipi ! 400
Tetewatu
Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050

1200'0" 1220'0"
Bulu Lawengang
! 725

CANGADI
Bulu Kandeawang
!

20'0"

20'0"
1225 ! 940

Cakkurudi
Coppo Mabolae
!
re

! 1253
Palangiseng
930
bba

Da
Bulu Tanmuru Sulawesi
m pa

Sa
!
lo

Maccini
! 762 Barat
be

! 632
o La
424'0"S

l
Sa
Rompegading

424'0"S
Bulu Batulapance Sulawesi
! 1109
Jampu Pacongkang Tenggara
Bulu Mapadapadange

40'0"

40'0"
1380 ! 1216

Lajjoa
! 1265
Kampiri
!
Teluk Bone
Bulu Sipong
Selat
! 1042
1430 Makassar
wo

Kab. Soppeng
Timusu
lo a

a
!
Makassar

LabaE
S

Labessi

60'0"

60'0"
1260 975 725
! ! ! ! CITTA P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337
1465
!
lo M TAKKALALLA Mong 1200'0" 1220'0"
Sa
1326
sa
p !
a

375
a

! !

Congko PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG

1215

Masumpu
!
S 250
Kalempang
alo Bulu Batu
L an gk e m me ! !
1505
307

Cennae Walimpong
!

Sa lo M a rio
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Bulu Lemolemo
! 202 BUPATI
Bulu Bakka
Bulu Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 520Bulu Anakdara KETERANGAN RIWAYAT :
KAB.
Bulu Tikasoe
Bulu Dua

Amessangeng
! ! 380 !
! 967
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
al ana e

BONE
Bulu Matanre
W

Bulu Aciroange ! Coppo Micu


yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
S
a lo

! 220 ! 98
320

Kabupaten Soppeng Tahun 2006


Bulu Bontorikoe
! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA KAWASAN HUTAN" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

Bulu Tengae
BATU-BATU JARINGAN JALAN
! 298
! Limpomojong
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Pangesoreng
! 360

Mario B
S a l o at u B

atu
Bulu Padangpulaweng

Madining
! 239

625
Bulu Liboee
Bulu Otae
! 341 Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

Kilometers
! Coppo Batumajeling
597
Padali
!

750 Proyeksi :....................Transverse Mercator


Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercat
412'0"S

Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
! 436
!
555!

Medde Panincong
577

Bulu Lajalloe
! 647 Keterangan :
KAB. Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian
WAJO
Coppo Tampaning
536 ! Dareaju E H Kota Kabupaten
! Rencana Pengembangan
Kota Kecamatan
Coppo Eling

Tokare
Pelebaran Jalan Arteri
! 348
!
900
Leworeng
Batas Administrasi Minimal 3 Lajur di luar Kawasan
Batas Kabupaten
!

Bulu Lajempa
! 334
Bulu Paja
! 248 Peningkatan Jalan Alternatif
Ke Wajo ke Perbatasan Kabupaten
Coppo Tidatau

Donri-Donri Batas Kecamatan


! 254

Manuatua ! TAJUNCU Peningkatan Jalan dari Lajoa


Batas Desa/Kelurahan
Bulu Toraga
! 374

Soli E
Labokong ke Perbatasan Kabupaten
Jaringan Jalan
Bulu Madowe
! 293
9525000

9525000
Coppo Lepawa Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
! 220
Coppo Macepae
! 520 Coppo Sapang

Alliwengeng
240 !

BARRU
Bulu Pampatu
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi
! 205
Bulu Punc u
S a loPad an
g
UkkeE Watalompulle
Bacingeng
Jalan Lokal
! 695 g
en

536 Bulu Uluaju Coppo Panra


! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille !

ke
! 840

ba
a lo
S

GANRA
Bulu Tanahdanroe
! 786
Paomallimpo E
Sungai
S alo L aw o ! Macanre Daunraja
Danau Tempe
375
Coppo Lasarewong e
Ma la n r o
Ujung
KAB.
!

Lapajung
! 872 400 Sa l

Sebaran Permukiman

o
! CABBENGE
!

BONE
p peng
Sal o So

Bila Malanroe
Permukiman
800

!
H WATANSOPPENG
! Bulu Batu Kampe
! 360
e

DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh

p po
Salotungo
! 0 Sa lo Te
Bulu Kumpira
Bulu Manipi ! 400
Tetewatu
Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050

1200'0" 1220'0"
Bulu Lawengang
! 725

CANGADI
Bulu Kandeawang
!

20'0"

20'0"
1225 ! 940

Cakkurudi
Coppo Mabolae
!
re

! 1253
Palangiseng
930
bba

Da
Bulu Tanmuru Sulawesi
m pa

Sa
!
lo

Maccini
! 762 Barat
be

! 632
o La
424'0"S

l
Sa
Rompegading

424'0"S
Bulu Batulapance Sulawesi
! 1109
Jampu Pacongkang Tenggara
Bulu Mapadapadange
a lo aw o

40'0"

40'0"
1380 ! 1216

Lajjoa
! 1265
Kampiri
! S
Teluk Bone
Bulu Sipong
Selat
! 1042
1430 Makassar
Kab. Soppeng
Timusu
!
Makassar

LabaE
Labessi

60'0"

60'0"
1260 975 725
! ! ! ! CITTA P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337
1465
!
TAKKALALLA Mong 1200'0" 1220'0"
!
1326

Sa lo
! 375

Ma sap
!

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


a

Congko

1215

Masumpu
!
S 250
Kalempang
alo Bulu Batu
L an gk e m me ! !
1505
307

Cennae Walimpong
!

Sa lo M a rio
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Bulu Lemolemo
! 202 BUPATI
Bulu Bakka
Bulu Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 520Bulu Anakdara KETERANGAN RIWAYAT :
KAB.
Bulu Tikasoe
Bulu Dua

Amessangeng
! ! 380 !
! 967
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
al ana e

BONE
Bulu Matanre
W

Bulu Aciroange ! Coppo Micu


yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
S
a lo

! 220 ! 98
320

Kabupaten Soppeng Tahun 2006


Bulu Bontorikoe
! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA JARINGAN JALAN" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH

,
%
*
# KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

JARINGAN TELEKOMUNIKASI

,
%
BATU-BATU
Bulu Tengae
! 298
! Limpomojong
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Pangesoreng ,
% ,
%
! 360 ,
%
Mario B
S a l o at u B

atu
Bulu Padangpulaweng

Madining
! 239

625
Bulu Liboee
Bulu Otae
! 341 Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642 ,
%

,
%
976

Kilometers
Coppo Batumajeling
!
597 ! ,
% Padali
750 Proyeksi :....................Transverse Mercator
Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

!
Bulu Matareng
,
%

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
!
555!
! 436 ,
%
Medde Panincong
577

,
%
Bulu Lajalloe
! 647
,
%
,
% Keterangan :
,
% ,
% KAB. Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian
,
% WAJO
H Kota Kabupaten

,
%
Dareaju E ! Jaringan Telekomunikasi
Coppo Tampaning
536 !

*
# *
# Kota Kecamatan

,
%
Coppo Eling

Tokare

,
%
! 348
!
Flexi
,
%
#
*
,
%
Batas Administrasi
,
%
,
%
Leworeng
900

*
# Indosat
Batas Kabupaten
!

Bulu Lajempa Bulu Paja

,
%
! 334 ! 248

Ke Wajo *
# Telkomsel
Coppo Tidatau

Batas Kecamatan
! 254 ,
% Donri-Donri

,
%
,
%
Manuatua ! TAJUNCU Tower Bersama
Bulu Toraga
! 374
,
%
Labokong Batas Desa/Kelurahan *
#
Soli E
Jaringan Jalan
c
Bulu Madowe

Jar. Telekomunikasi Otomatis


! 293 ,
%
9525000

9525000
Coppo Lepawa Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
! 220

,
%
Coppo Macepae

BARRU
! 520 240 !
Coppo Sapang

Bulu Pampatu
,
% *
# Alliwengeng
Masing Ke Bone
,
% Jaringan Telekomunikasi
Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi
,
%
! 205
S a loPad an
UkkeE Watalompulle
Bulu Punc u g

Bacingeng *
#
Jalan Lokal
! 695 g
en

536 Bulu Uluaju Coppo Panra


! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille

,
%
!

ke
! 840

,
%
ba
a lo
S

GANRA
Sungai
,
%

Bulu Tanahdanroe
! 786 ,
% Paomallimpo E
,
%
S alo L aw o
375
*!
# % Macanre
, Daunraja
Danau Tempe
*#
# * %,Lapajung e
,
%

Coppo Lasarewong Ma la n r o

,
%
Ujung
KAB.
!
! 872 400 Sa l
,
%
Sebaran Permukiman

o
! CABBENGE
!

,,%% ,%,
%
,
% %
BONE
%
,

p peng
, Sal o So
*
# ,
%
,
%

c!H Bila ,
%
,
%

Malanroe

,
%
*
# Permukiman
800
!
,
% Bulu Batu Kampe
,
%
WATANSOPPENG

,
%
! 360

*
#
,
%

*
# DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh

,#*

p po
,
%
Salotungo
! 0 Sa lo Te
Bulu Kumpira
,
%

Bulu Manipi ! 400 % Tetewatu


Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580

#%, #
* *
,
%
,
%

! 1050
,
%
1200'0" 1220'0"
Bulu Lawengang
! 725

CANGADI
*!
#
%,
Bulu Kandeawang

*
# ,
%

20'0"

20'0"
1225 ! 940
,
%

Cakkurudi
Coppo Mabolae
!

,
% ,
%
re

! 1253
,
%

930
*
# Palangiseng
bba

Da
Bulu Tanmuru Sulawesi
m pa

Sa
!
lo

Maccini
! 762 Barat
be

! 632
o La
424'0"S

,
%

l
Sa
Rompegading

424'0"S
,
%
Bulu Batulapance Sulawesi
,
%

! 1109
,Jampu
% Pacongkang
,
%

Tenggara
Bulu Mapadapadange
,
%
a lo aw o

,
%

40'0"

40'0"
1380 ! 1216
,
%
Lajjoa
,
%

! 1265
,
%

Kampiri
! S
Teluk Bone
Bulu Sipong
! 1042
,
% Selat

,
%
Makassar
,
%

1430

,
%
Kab. Soppeng
!
Timusu ,
% Makassar

LabaE
,
%

,
%
Labessi

,
%

60'0"

60'0"
1260 975 725

,
% ! CITTA
,
%

! ! !
,
% P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337 ,
%
1465

TAKKALALLA Mong 1200'0" 1220'0"


,
%

!%
,
!

1326 %
, 375
! Sa lo
Ma sap
,
% ,
% !

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


a

Congko
,
%
,
%

1215
,
%

Masumpu
!
S 250
Kalempang
alo Bulu Batu
L an gk e m me ! !
1505
307

Cennae ,
% ,
% Walimpong
!

Sa lo M a rio
,
% Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
,
%

Waepute
,
%
BUPATI
Bulu Lemolemo
! 202
Bulu Bakka
Bulu Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 520Bulu Anakdara KETERANGAN RIWAYAT :
KAB.
Bulu Tikasoe
Bulu Dua

Amessangeng
! ! 380 !
! 967
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
al ana e

BONE *
#
Bulu Matanre
W

Bulu Aciroange ! Coppo Micu


yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
S
a lo

! 220 ! 98
320

Kabupaten Soppeng Tahun 2006


Bulu Bontorikoe
! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK
dan mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

Bulu Tengae
BATU-BATU KELERENGAN
! 298
! Limpomojong
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Pangesoreng
! 360

Mario B
S a l o at u B

atu
Bulu Padangpulaweng

Madining
! 239

625
Bulu Liboee
Bulu Otae
! 341 Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

Kilometers
! Coppo Batumajeling
597
Padali
!

750 Proyeksi :....................Transverse Mercator


Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
! 436
!
555!

Medde Panincong
577

Bulu Lajalloe
! 647 Keterangan :
KAB. Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian
WAJO
Coppo Tampaning
536 ! Dareaju E H Kota Kabupaten
! Kelerengan
Kota Kecamatan
Coppo Eling

Tokare 0 - 15 %
! 348
!
900
Leworeng
Batas Administrasi 15 - 25 %
Batas Kabupaten
!

25 - 40 %
Bulu Lajempa Bulu Paja
! 334 ! 248

Ke Wajo
Coppo Tidatau

Donri-Donri Batas Kecamatan


! 254

TAJUNCU
> 40 %
Manuatua !
Batas Desa/Kelurahan
Bulu Toraga
! 374

Labokong
Soli E
Jaringan Jalan
Bulu Madowe
! 293
9525000

9525000
Coppo Lepawa Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
! 220
Coppo Macepae
! 520 Coppo Sapang

Alliwengeng
240 !

BARRU
Bulu Pampatu
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi
! 205
Bulu Punc u
S a loPad an
g
UkkeE Watalompulle
Bacingeng
Jalan Lokal
! 695 g
en

536 Bulu Uluaju Coppo Panra


! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille !

ke
! 840

ba
a lo
S

GANRA
Bulu Tanahdanroe
! 786
Paomallimpo E
Sungai
S alo L aw o ! Macanre Daunraja
Danau Tempe
375
Coppo Lasarewong e
Ma la n r o
Ujung
KAB.
!

Lapajung
! 872 400 Sa l

Sebaran Permukiman

o
! CABBENGE
!

BONE
p peng
Sal o So

Bila Malanroe
Permukiman
800

!
H WATANSOPPENG
! Bulu Batu Kampe
! 360
e

DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh

p po
Salotungo
! 0 Sa lo Te
Bulu Kumpira
Bulu Manipi ! 400
Tetewatu
Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050 Bulu Lawengang

1200'0" 1220'0"
! 725

CANGADI
1225
Bulu Kandeawang
!

20'0"

20'0"
! 940

Cakkurudi
Coppo Mabolae
!
re

! 1253
Palangiseng
930
bba

Da
Bulu Tanmuru Sulawesi
m pa

Sa
!
lo

Maccini
! 762 Barat
be

! 632
o La
424'0"S

l
Sa
Rompegading

424'0"S
Bulu Batulapance Sulawesi
! 1109
Jampu Pacongkang Tenggara
Bulu Mapadapadange
a lo aw o

40'0"

40'0"
1380 ! 1216

Lajjoa
! 1265
Kampiri
! S
Teluk Bone
Bulu Sipong
! 1042 Selat
1430 Makassar

Timusu
! Kab. Soppeng
Makassar
LabaE
Labessi

60'0"
1260 975 725

60'0"
! ! ! ! CITTA P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337
1465

Mong
TAKKALALLA 1200'0" 1220'0"
!

!
1326

Sa lo
! 375

Ma sap
!

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


a

Congko

1215

Masumpu
!
S 250
Kalempang
alo Bulu Batu
L an gk e m me ! !
1505
307

Cennae Walimpong
!

Sa lo M a rio
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Bulu Lemolemo
! 202 BUPATI
Bulu Bakka
Bulu Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 520Bulu Anakdara KETERANGAN RIWAYAT :
KAB.
Bulu Tikasoe
Bulu Dua

Amessangeng
! ! 380 !
! 967
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
al ana e

BONE
Bulu Matanre
W

Bulu Aciroange ! Coppo Micu


yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
S
a lo

! 220 ! 98
320

Kabupaten Soppeng Tahun 2006


Bulu Bontorikoe
! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA KELERENGAN" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

Bulu Tengae
BATU-BATU KEMAMPUAN LAHAN
! 298
! Limpomojong
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Pangesoreng
! 360

Mario B
S a l o at u B

atu
Bulu Padangpulaweng

Madining
! 239

625
Bulu Liboee
Bulu Otae
! 341 Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

Kilometers
! Coppo Batumajeling
597
Padali
!

750 Proyeksi :....................Transverse Mercator


Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
! 436
!
555!

Medde Panincong
577

Bulu Lajalloe
! 647 Keterangan :
KAB. Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian
WAJO
Coppo Tampaning
536 ! Dareaju E H Kota Kabupaten
! Kemampuan Lahan
Kota Kecamatan
Coppo Eling

Tokare Lahan Kendala


! 348
!
Batas Administrasi
Leworeng
Lahan Produksi
900

Batas Kabupaten
!

Bulu Lajempa Bulu Paja

Limitasi
! 334 ! 248

Ke Wajo
Coppo Tidatau

Donri-Donri Batas Kecamatan


! 254

Manuatua ! TAJUNCU
Batas Desa/Kelurahan
Bulu Toraga
! 374

Labokong
Soli E
Jaringan Jalan
Bulu Madowe
! 293
9525000

9525000
Coppo Lepawa Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
! 220
Coppo Macepae
! 520 Coppo Sapang

Alliwengeng
240 !

BARRU
Bulu Pampatu
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi
! 205
Bulu Punc u
S a loPad an
g
UkkeE Watalompulle
Bacingeng
Jalan Lokal
! 695 g
en

536 Bulu Uluaju Coppo Panra


! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille !

ke
! 840

ba
a lo
S

GANRA
Bulu Tanahdanroe
! 786
Paomallimpo E
Sungai
S alo L aw o ! Macanre Daunraja
Danau Tempe
375
Coppo Lasarewong e
Ma la n r o
Ujung
KAB.
!

Lapajung
! 872 400 Sa l

Sebaran Permukiman

o
! CABBENGE
!

BONE
p peng
Sal o So

Bila Malanroe
Permukiman
800

!
H WATANSOPPENG
! Bulu Batu Kampe
! 360
e

DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh

p po
Salotungo
! 0 Sa lo Te
Bulu Kumpira
Bulu Manipi ! 400
Tetewatu
Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050 Bulu Lawengang

1200'0" 1220'0"
! 725

CANGADI
1225
Bulu Kandeawang
!

20'0"

20'0"
! 940

Cakkurudi
Coppo Mabolae
!
re

! 1253
Palangiseng
930
bba

Da
Bulu Tanmuru Sulawesi
m pa

Sa
!
lo

Maccini
! 762 Barat
be

! 632
o La
424'0"S

l
Sa
Rompegading

424'0"S
Bulu Batulapance Sulawesi
! 1109
Jampu Pacongkang Tenggara
Bulu Mapadapadange
a lo aw o

40'0"

40'0"
1380 ! 1216

Lajjoa
! 1265
Kampiri
! S
Teluk Bone
Bulu Sipong
! 1042 Selat
1430 Makassar

Timusu
! Kab. Soppeng
Makassar
LabaE
Labessi

60'0"
1260 975 725

60'0"
! ! ! ! CITTA P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337
1465

Mong
TAKKALALLA 1200'0" 1220'0"
!

!
1326

Sa lo
! 375

Ma sap
!

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


a

Congko

1215

Masumpu
!
S 250
Kalempang
alo Bulu Batu
L an gk e m me ! !
1505
307

Cennae Walimpong
!

Sa lo M a rio
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Bulu Lemolemo
! 202 BUPATI
Bulu Bakka
Bulu Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 520Bulu Anakdara KETERANGAN RIWAYAT :
KAB.
Bulu Tikasoe
Bulu Dua

Amessangeng
! ! 380 !
! 967
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
al ana e

BONE
Bulu Matanre
W

Bulu Aciroange ! Coppo Micu


yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
S
a lo

! 220 ! 98
320

Kabupaten Soppeng Tahun 2006


Bulu Bontorikoe
! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA KEMAMPUAN LAHAN" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

Bulu Tengae
BATU-BATU KEPADATAN PENDUDUK
! 298
! Limpomojong
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Pangesoreng
! 360

Mario B
S a l o at u B

atu
Bulu Padangpulaweng

Madining
! 239

625
Bulu Liboee
Bulu Otae
! 341 Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

Kilometers
! Coppo Batumajeling
597
Padali
!

750 Proyeksi :....................Transverse Mercator


Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
! 436
!
555!

Medde Panincong
577

Bulu Lajalloe
! 647 Keterangan :
KAB. Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian
WAJO
Coppo Tampaning
536 ! Dareaju E H Kota Kabupaten
! Kepadatan Penduduk
Kota Kecamatan
Coppo Eling
! 348
Tokare ! 50 -130 Jiwa/Km2
900
Leworeng
Batas Administrasi 131 - 210 Jiwa/K
Batas Kabupaten
!

Bulu Lajempa

> 211 Jiwa/Km2


Bulu Paja
! 334 ! 248

Ke Wajo
Coppo Tidatau

Donri-Donri Batas Kecamatan


! 254

Manuatua ! TAJUNCU
Batas Desa/Kelurahan
Bulu Toraga
! 374

Labokong
Soli E
Jaringan Jalan
Bulu Madowe
! 293
9525000

9525000
Coppo Lepawa Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
! 220
Coppo Macepae
! 520 Coppo Sapang

Alliwengeng
240 !

BARRU
Bulu Pampatu
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi
! 205
Bulu Punc u
S a loPad an
g
UkkeE Watalompulle
Bacingeng
Jalan Lokal
! 695 g
en

536 Bulu Uluaju Coppo Panra


! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille !

ke
! 840

ba
a lo
S

GANRA
Bulu Tanahdanroe
! 786
Paomallimpo E
Sungai
S alo L aw o ! Macanre Daunraja
Danau Tempe
375
Coppo Lasarewong e
Ma la n r o
Ujung
KAB.
!

Lapajung
! 872 400 Sa l

Sebaran Permukiman

o
! CABBENGE
!

BONE
p peng
Sal o So

Bila Malanroe
Permukiman
800

!
H WATANSOPPENG
! Bulu Batu Kampe
! 360
e

DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh

p po
Salotungo
! 0 Sa lo Te
Bulu Kumpira
Bulu Manipi ! 400
Tetewatu
Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050 Bulu Lawengang

1200'0" 1220'0"
! 725

CANGADI
1225
Bulu Kandeawang
!

20'0"

20'0"
! 940

Cakkurudi
Coppo Mabolae
!
re

! 1253
Palangiseng
930
bba

Da
Bulu Tanmuru Sulawesi
m pa

Sa
!
lo

Maccini
! 762 Barat
be

! 632
o La
424'0"S

l
Sa
Rompegading

424'0"S
Bulu Batulapance Sulawesi
! 1109
Jampu Pacongkang Tenggara
Bulu Mapadapadange
a lo aw o

40'0"

40'0"
1380 ! 1216

Lajjoa
! 1265
Kampiri
! S
Teluk Bone
Bulu Sipong
! 1042 Selat
1430 Makassar

Timusu
! Kab. Soppeng
Makassar
LabaE
Labessi

60'0"
1260 975 725

60'0"
! ! ! ! CITTA P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337
1465

Mong
TAKKALALLA 1200'0" 1220'0"
!

!
1326

Sa lo
! 375

Ma sap
!

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


a

Congko

1215

Masumpu
!
S 250
Kalempang
alo Bulu Batu
L an gk e m me ! !
1505
307

Cennae Walimpong
!

Sa lo M a rio
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Bulu Lemolemo
! 202 BUPATI
Bulu Bakka
Bulu Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 520Bulu Anakdara KETERANGAN RIWAYAT :
KAB.
Bulu Tikasoe
Bulu Dua

Amessangeng
! ! 380 !
! 967
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
al ana e

BONE
Bulu Matanre
W

Bulu Aciroange ! Coppo Micu


yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
S
a lo

! 220 ! 98
320

Kabupaten Soppeng Tahun 2006


Bulu Bontorikoe
! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA KEPADATAN PENDUDUK" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

Bulu Tengae
BATU-BATU KEMAMPUAN LAHAN BASAH
! 298
! Limpomojong
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Pangesoreng
! 360

Mario B
S a l o at u B

atu
Bulu Padangpulaweng

Madining
! 239

625
Bulu Liboee
Bulu Otae
! 341 Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

Kilometers
! Coppo Batumajeling
597
Padali
!

750 Proyeksi :....................Transverse Mercator


Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
! 436
!
555!

Medde Panincong
577

Bulu Lajalloe
! 647 Keterangan :
KAB. Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian
WAJO
Coppo Tampaning
536 ! Dareaju E H Kota Kabupaten
! Kemampuan Lahan
Kota Kecamatan Hutan Lindung
Coppo Eling
! 348
Tokare !
900
Leworeng
Batas Administrasi Sesuai Marginal
Batas Kabupaten
!

Sesuai Permanen
Bulu Lajempa Bulu Paja
! 334 ! 248

Ke Wajo
Coppo Tidatau

Donri-Donri Batas Kecamatan


! 254

Manuatua ! TAJUNCU Sesuai Tidak Permanen


Batas Desa/Kelurahan
Bulu Toraga
! 374

Labokong
Soli E Tidak Sesuai
Jaringan Jalan
Bulu Madowe
! 293
9525000

9525000
Coppo Lepawa Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
! 220
Coppo Macepae
! 520 Coppo Sapang

Alliwengeng
240 !

BARRU
Bulu Pampatu
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi
! 205
Bulu Punc u
S a loPad an
g
UkkeE Watalompulle
Bacingeng
Jalan Lokal
! 695 g
en

536 Bulu Uluaju Coppo Panra


! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille !

ke
! 840

ba
a lo
S

GANRA
Bulu Tanahdanroe
! 786
Paomallimpo E
Sungai
S alo L aw o ! Macanre Daunraja
Danau Tempe
375
Coppo Lasarewong e
Ma la n r o
Ujung
KAB.
!

Lapajung
! 872 400 Sa l

Sebaran Permukiman

o
! CABBENGE
!

BONE
p peng
Sal o So

Bila Malanroe
Permukiman
800

!
H WATANSOPPENG
! Bulu Batu Kampe
! 360
e

DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh

p po
Salotungo
! 0 Sa lo Te
Bulu Kumpira
Bulu Manipi ! 400
Tetewatu
Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050 Bulu Lawengang

1200'0" 1220'0"
! 725

CANGADI
1225
Bulu Kandeawang
!

20'0"

20'0"
! 940

Cakkurudi
Coppo Mabolae
!
re

! 1253
Palangiseng
930
bba

Da
Bulu Tanmuru Sulawesi
m pa

Sa
!
lo

Maccini
! 762 Barat
be

! 632
o La
424'0"S

l
Sa
Rompegading

424'0"S
Bulu Batulapance Sulawesi
! 1109
Jampu Pacongkang Tenggara
Bulu Mapadapadange
a lo aw o

40'0"

40'0"
1380 ! 1216

Lajjoa
! 1265
Kampiri
! S
Teluk Bone
Bulu Sipong
! 1042 Selat
1430 Makassar

Timusu
! Kab. Soppeng
Makassar
LabaE
Labessi

60'0"
1260 975 725

60'0"
! ! ! ! CITTA P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337
1465

Mong
TAKKALALLA 1200'0" 1220'0"
!

!
1326

Sa lo
! 375

Ma sap
!

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


a

Congko

1215

Masumpu
!
S 250
Kalempang
alo Bulu Batu
L an gk e m me ! !
1505
307

Cennae Walimpong
!

Sa lo M a rio
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Bulu Lemolemo
! 202 BUPATI
Bulu Bakka
Bulu Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 520Bulu Anakdara KETERANGAN RIWAYAT :
KAB.
Bulu Tikasoe
Bulu Dua

Amessangeng
! ! 380 !
! 967
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
al ana e

BONE
Bulu Matanre
W

Bulu Aciroange ! Coppo Micu


yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
S
a lo

! 220 ! 98
320

Kabupaten Soppeng Tahun 2006


Bulu Bontorikoe
! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA KEMAMPUAN LAHAN BASAH" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. SIDRAP
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge
TAHUN 2012 - 2032
Danau Tempe PETA RENCANA
414 Bulu Arowoe
9542500

9542500
!

298 Bulu Tengae


BATU-BATU KEMAMPUAN LAHAN PERKEBUNAN
!
! Limpomojong
Tanete
398 Bulu Bolabatu
!
360 Bulu Pangesoreng

Mario
!

239 Bulu Padangpulaweng

Madining
Skala 1:300,000
!

625 341 Bulu Otae


642!Bulu Liboee !

0 1.5 3 6 9 12
!
976

Kilometers
! 597 Coppo Batumajeling

Padali
!

750 Proyeksi :....................Transverse Mercator


Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

530 Bulu Matareng


!

412'0"S
Coppo Tanacelae
Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S
! 436 Bulu Patirong
! Coppo Tanahmasurae
555! 577
!

Medde Panincong
647 Bulu Lajalloe
! Keterangan :
Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian
KAB. WAJO H Kota Kabupaten Kemampuan Lahan
Dareaju E !
536 Coppo Tampaning
!

Kota Kecamatan Hutan Lindung


348 Coppo Eling
!
Tokare !
900
Leworeng
Batas Administrasi Sesuai Marginal
Batas Kabupaten
!

Sesuai Permanen
334 Bulu Lajempa 248
Bulu Paja
!

Ke Wajo
!
254 Coppo Tidatau

Donri-Donri Batas Kecamatan Tidak Sesuai


!

Manuatua ! TAJUNCU
Batas Desa/Kelurahan
374 Bulu Toraga

Labokong Tidak Sesuai Permanen


!

Soli E
Jaringan Jalan
293 Bulu Madowe
!
9525000

9525000
620 Coppo Lepawa 220Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
!
520 Coppo Macepae
!
240 Coppo Sapang

Alliwengeng
!
212 Bulu Pampatu
!

Masing Ke Bone
KAB. BARRU Jalan Kolektor
! 205 Bulu Dongi

UkkeE Watalompulle
!
695Bulu Punc u

Bacingeng
Jalan Lokal
!
340 Bulu Uluaju 283 Coppo Panra
536

Perairan
840 Coppo Tille ! !
!
!

GANRA
786 Bulu Tanahdanroe

Paomallimpo E
Sungai
!
! Macanre Daunraja
872 Coppo Lasarewong
375
Danau Tempe
Ujung
!

Lapajung
400

Sebaran Permukiman
!

! CABBENGE
!

800 Bila Malanroe KAB. BONE Permukiman


! 360 Bulu Batu Kampe
!
H WATANSOPPENG
!
DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh

Masewali
!0
400 Bulu Kumpira
580 Bulu Manipi
Tetewatu
Paroto
!
1050 Bulu Sakebauwe !
725 Bulu Lawengang

1200'0" 1220'0"
!

CANGADI
!

940 Bulu Kandeawang


!

20'0"

20'0"
1225 !

Cakkurudi
1253 Coppo Mabolae
!

Palangiseng
!
930
! 762 Bulu Tanmuru Sulawesi

Maccini
! 632 Barat
!
424'0"S

Rompegading

424'0"S
1109 Bulu Batulapance
Sulawesi
!
Jampu Pacongkang Tenggara
1216 Bulu Mapadapadange

40'0"

40'0"
1380 ! 1265

Lajjoa Kampiri
! !

Teluk Bone
1042 Bulu Sipong
! Selat
Makassar
1430

Timusu
! Kab. Soppeng
Makassar
LabaE
Labessi

60'0"

60'0"
1260
! !
975
!
725
! CITTA P. Selayar

Mallekana !Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337
1465
Mong
TAKKALALLA 1200'0" 1220'0"
!

!
1326 ! !
375

Congko
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG

1215

Masumpu
!

Kalempang
250
Bulu Batu
! 307 !
1505

Cennae Walimpong
!

Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si


Waepute 202 Bulu Lemolemo
! BUPATI
215 Bulu Bakka
155 Bulu Limoreng
Ke Barru
!

TanjongE !

998
!967 Bulu Dua
380 Bulu Tikasoe 520 Bulu Anakdara
KETERANGAN RIWAYAT :
Amessangeng
! !
!
220 Bulu Matanre
Bulu Aciroange!Coppo Micu * Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
KAB. BONE
! 98 320
yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
!

295Bulu Bontorikoe
!
Kabupaten Soppeng Tahun 2006
* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA KEMAMPUAN LAHAN PERKEBUNAN"
yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000 mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
Bulu
9542500

9542500
Arowoe
! 414

Bulu BATU-BATU JARINGAN LISTRIK


Bulu
298 !
Bolabatu
398 !Bulu
Tengae
Tanete! Limpomojong
Pangesoreng
360 !

Bulu
Mario B
S a lo a t u B

a tu
Padangpulaweng
239
Madining
Skala 1:300,000
!

Bulu
Otae
Bulu
625 !
Liboee ! 341

0 1.5 3 6 9 12
! 642
976 Coppo

Kilometers
! Batumajeling

Padali
! 597

750
Bulu
Proyeksi :....................Transverse Mercator
Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
Coppo
412'0"S

Matareng
!
Bulu

412'0"S
Tanacelae ! 530
Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S
Patirong
Coppo ! 436
!
555! Tanahmasurae

Medde Panincong
577

Keterangan :
Bulu
Lajalloe
647

KAB.
!

d Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian


WAJO
H Kota Kabupaten Jaringan
Coppo
Tampaning
536 !
Coppo
Dareaju E !
Kota Kecamatan
Eling

Tokare
Generator Listrik
! 348
!
Batas Administrasi

Leworeng
900

# Kantor PLN Cabang


Batas Kabupaten
!
Bulu Bulu
Lajempa Paja
334 !

Ke Wajo Kantor PLN Ranting


!
Coppo

Batas Kecamatan #
248

Donri-Donri
Tidatau ! 254

TAJUNCU
Bulu

Manuatua !
Batas Desa/Kelurahan Pembangkit Listrik
Toraga
! 374

Soli E
Labokong d
Jaringan Jalan
Bulu
Madowe

Jaringan Distribusi
Coppo ! 293
Bulu
9525000

9525000
Lepawa Batunuang

Arteri Sekunder
620 ! Coppo

KAB.
! 220
Macepae g
n g en 240 Coppo
! 520 oP a d
Alliwengeng
Bulu! Sapang
a

BARRU
S Pampatu Bulu
Masing Ke Bone
al

Jalan Kolektor
! Dongi
! 205
Watalompulle
212
UkkeE
Bulu
Punc u

Bacingeng
Jalan Lokal
! 695 Bulu Coppo
536 Uluaju Panra
Coppo
! 340 ! 283

Perairan
Tille !

ke
! 840

oba
S

al
GANRA
Sungai
Bulu
Tanahdanroe
! 786
S alo
L aw
o
#! #Paomallimpo E Macanre Daunraja
Danau Tempe
Coppo 375
Lasarewong e
Ma la n r o
! 872
!
400
#
Lapajung # Sa l
Ujung
KAB. Sebaran Permukiman

o
!
! CABBENGE
BONE
ppeng
So
800 Bulu Batu d Sa l o
Bila
WATANSOPPENG
Malanroe
Permukiman
Bulu
! Kampe
360 !
!
H e

DIAGRAM LOKASI
Tondrosaloh
Bulu

p po
Salotungo
! 0 Sa lo Te
Bulu Kumpira
Bulu Manipi ! 400
Tetewatu
Paroto
Sakebauwe 580 ! Bulu
! 1050 Lawengang

1200'0" 1220'0"
! 725

CANGADI
Bulu

Coppo 1225
Kandeawang
!

20'0"

20'0"
! 940

Cakkurudi
Mabolae!
re

! 1253
Palangiseng
930
b ba

Bulu Da
e m pa

! Tanmuru a Sulawesi
lo

632 S

Maccini
! 762 Barat
Lab

!
424'0"S

a lo

Rompegading
S

424'0"S
Bulu
Batulapance Sulawesi
! 1109
Bulu
Jampu Pacongkang Tenggara
Mapadapadange
a l o aw o

40'0"

40'0"
1380 ! 1216
! ! 1265
Lajjoa d Kampiri
S

Bulu Teluk Bone


Sipong
! 1042 Selat
1430 Makassar

Timusu
! Kab. Soppeng
Makassar
LabaE
Labessi d

60'0"
1260 975 725

60'0"
! ! ! ! CITTA P. Selayar

Mallekana! Bulu
9507500

9507500
337
1465
Pincak oro d
Mong
TAKKALALLA 1200'0" 1220'0"
!

1326
! Salo
! 375

Ma sap
!

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


a

Congko

1215

Masumpu
! Bulu
Sa 250
Kalempang
lo Batu
L ang ke mm e
1505

Cennae
307 ! !
d
!

d Walimpong

Bulu
Sa lo M ari o
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Lemolemo
! 202 Bulu
BUPATI
Bulu Bakka
Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 Bulu Bulu
520Anak dara KETERANGAN RIWAYAT :
KAB.
Tikasoe
Bulu Dua

Amessangeng
! ! 380 !
! 967
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
Bulu al ana e

BONE
Matanre
lo W

! 320
yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
! 220 98 Bulu Sa
Aciroange Coppo
!

Kabupaten Soppeng Tahun 2006


Bulu Micu
Bontorikoe ! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA JARINGAN LISTRIK" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

Bulu Tengae
BATU-BATU LOKASI INDUSTRI
! 298
! Limpomojong
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Pangesoreng
! 360

Mario B
S a l o at u B

atu
Bulu Padangpulaweng

Madining
! 239

625
Bulu Liboee
Bulu Otae
! 341 Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

Kilometers
! Coppo Batumajeling
597
Padali
!

750 Proyeksi :....................Transverse Mercator


Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
! 436
!
555!

Medde Panincong
577

Bulu Lajalloe
! 647 Keterangan :
KAB. Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian
WAJO
Coppo Tampaning
536 ! Dareaju E H Kota Kabupaten
! Lokasi Industri
Kota Kecamatan
Coppo Eling

Tokare Lokasi Industri


! 348
!
!
(
900
Leworeng
Batas Administrasi
Batas Kabupaten
!

Bulu Lajempa Bulu Paja


! 334 ! 248

Ke Wajo
Coppo Tidatau

Donri-Donri Batas Kecamatan


! 254

Manuatua ! TAJUNCU
Batas Desa/Kelurahan
Bulu Toraga
! 374

Labokong
Soli E
Jaringan Jalan
Bulu Madowe
! 293
9525000

9525000
Coppo Lepawa Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
! 220
Coppo Macepae
! 520 Coppo Sapang

Alliwengeng
240 !

BARRU
Bulu Pampatu
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi
! 205
Bulu Punc u
S a loPad an
g
UkkeE Watalompulle
Bacingeng
Jalan Lokal
! 695 g
en

536 Bulu Uluaju Coppo Panra


! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille !

ke
! 840

ba
a lo
S

GANRA
Bulu Tanahdanroe
! 786 !
( Paomallimpo E
Sungai
S alo L aw o ! Macanre Daunraja
Danau Tempe
375
Coppo Lasarewong e
Ma la n r o
Ujung
KAB.
!

Lapajung
! 872 400 Sa l

Sebaran Permukiman

o
! CABBENGE
!

BONE
p peng
Sal o So

Bila Malanroe
Permukiman
800

!
H WATANSOPPENG
! Bulu Batu Kampe
! 360
e

DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh

p po
Salotungo
! 0 Sa lo Te
Bulu Kumpira
Bulu Manipi ! 400
Tetewatu
Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050 Bulu Lawengang

1200'0" 1220'0"
! 725

CANGADI
1225
Bulu Kandeawang
!

20'0"

20'0"
! 940

Cakkurudi
Coppo Mabolae
!
re

! 1253
Palangiseng
930
bba

Da
Bulu Tanmuru Sulawesi
m pa

Sa
!
lo

Maccini
! 762 Barat
be

! 632
o La
424'0"S

l
Sa
Rompegading

424'0"S
Bulu Batulapance Sulawesi
! 1109
Jampu Pacongkang Tenggara
Bulu Mapadapadange
a lo aw o

40'0"

40'0"
1380 ! 1216

Lajjoa
! 1265
Kampiri
! S
Teluk Bone
Bulu Sipong
! 1042 Selat
1430 Makassar

Timusu
! Kab. Soppeng
Makassar
LabaE
Labessi

60'0"
1260 975 725

60'0"
! ! ! ! CITTA P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337
1465

Mong
TAKKALALLA 1200'0" 1220'0"
!

!
1326

Sa lo
! 375

Ma sap
!

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


a

Congko

1215

Masumpu
!
S 250
Kalempang
alo Bulu Batu
L an gk e m me ! !
1505
307

Cennae Walimpong
!

Sa lo M a rio
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Bulu Lemolemo
! 202 BUPATI
Bulu Bakka
Bulu Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 520Bulu Anakdara KETERANGAN RIWAYAT :
KAB.
Bulu Tikasoe
Bulu Dua

Amessangeng
! ! 380 !
! 967
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
al ana e

BONE
Bulu Matanre
W

Bulu Aciroange ! Coppo Micu


yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
S
a lo

! 220 ! 98
320

Kabupaten Soppeng Tahun 2006


Bulu Bontorikoe
! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA LOKASI INDUSTRI" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

Bulu Tengae
BATU-BATU SEBARAN PARIWISATA
! 298
*
# ! Limpomojong
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Pangesoreng
! 360 *
# *
#
Mario B
S a l o at u B

atu
Bulu Padangpulaweng

Madining
! 239

625
Bulu Liboee
Bulu Otae
! 341 Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

Kilometers
! Coppo Batumajeling
597
Padali
!

750
*
# Proyeksi :....................Transverse Mercator
Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
! 436
!
555!

Medde Panincong
577

Bulu Lajalloe
! 647 Keterangan :
KAB. Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian
WAJO
Coppo Tampaning
536 ! Dareaju E H Kota Kabupaten
! Sebaran Pariwisata
Kota Kecamatan
Coppo Eling

Tokare Bangunan Purbakala/Museum


! 348
! #
*
Batas Administrasi
Leworeng Komp. Istana Datu Soppeng
900
#
*
Batas Kabupaten
!

Bulu Lajempa Bulu Paja

Makam Kuno/Makam Raja-Raja


! 334 ! 248
Coppo Tidatau
Ke Wajo #
*
*
# Donri-Donri Batas Kecamatan
! 254

Manuatua ! TAJUNCU #
* Patung Bunda Maria
Batas Desa/Kelurahan
Bulu Toraga
! 374

Labokong
Soli E
Jaringan Jalan Rumah Adat
Bulu Madowe
! 293 #
*
*
#
9525000

9525000
Coppo Lepawa Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB. Wisata Alam


! 220
Coppo Macepae
! 520 240 !
Coppo Sapang

Alliwengeng
#
*
BARRU
Bulu Pampatu
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi
! 205
Bulu Punc u
S a loPad an
g
UkkeE Watalompulle
Bacingeng
Jalan Lokal
! 695 g
en

536 Bulu Uluaju Coppo Panra


! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille !

ke
! 840

ba
a lo
S

GANRA
Bulu Tanahdanroe
! 786 #
* Paomallimpo E
Sungai
S alo L aw o ! Macanre Daunraja
Danau Tempe
Coppo Lasarewong
375 *
# *
# e
Ma la n r o

* Ujung KAB.
!

Lapajung
! 872 400 Sa l
#
Sebaran Permukiman

o
! CABBENGE
!

BONE
p peng
Sal o So
*
# Bila Malanroe
*
# Permukiman
800
*
# #
*
*
#
*
#
! Bulu Batu Kampe
! 360
*
# H#*#* *WATANSOPPENG
! e

* # DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh

p po
Salotungo
! 0
Bulu Manipi
Bulu Kumpira
! 400
# Sa lo Te

Tetewatu *
#
Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050
*
# Bulu Lawengang

1200'0" 1220'0"
! 725

CANGADI
1225
Bulu Kandeawang
!

20'0"

20'0"
! 940

Cakkurudi
Coppo Mabolae
!
re

! 1253
Palangiseng
930
bba

Da
Bulu Tanmuru Sulawesi
m pa

Sa
!
lo

Maccini
! 762 Barat
be

! 632
o La
424'0"S

l
Sa
Rompegading

424'0"S
Bulu Batulapance
! 1109 *
# Pacongkang
Sulawesi

Jampu
Tenggara
Bulu Mapadapadange *
#
a lo aw o

40'0"

40'0"
1380 ! 1216

Lajjoa
! 1265
Kampiri
! S
Teluk Bone
Bulu Sipong
! 1042 Selat
1430
*
# Makassar

Timusu
! Kab. Soppeng
Makassar
LabaE
Labessi
*
#

60'0"
1260 975 725

60'0"
! ! !
#!
* CITTA P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337
1465

Mong
TAKKALALLA 1200'0" 1220'0"
!

!
1326

Sa lo
! *
# 375

Ma sap
!

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


a

Congko

1215

Masumpu
!
S 250
Kalempang
alo Bulu Batu
L an gk e m me ! !
1505
307

Cennae Walimpong
!

Sa lo M a rio
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Bulu Lemolemo
! 202 BUPATI
Bulu Bakka
Bulu Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 520Bulu Anakdara KETERANGAN RIWAYAT :
KAB.
Bulu Tikasoe
Bulu Dua

Amessangeng
! ! 380 !
! 967
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
al ana e

BONE
Bulu Matanre
W

Bulu Aciroange ! Coppo Micu


yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
S
a lo

! 220 ! 98
*
# 320

Kabupaten Soppeng Tahun 2006


Bulu Bontorikoe
! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA POLA RUANG" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

Bulu Tengae
BATU-BATU PENGEMBANGAN WILAYAH
! 298
! Limpomojong
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Pangesoreng
! 360

Mario B
S a l o at u B

atu
Bulu Padangpulaweng

Madining
! 239

625
Bulu Liboee
Bulu Otae
! 341 Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

Kilometers
! Coppo Batumajeling
597
Padali
!

750 Proyeksi :....................Transverse Mercator


Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
! 436
!
555!

Medde Panincong
577

Bulu Lajalloe
! 647 Keterangan :
KAB. Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian
WAJO
Coppo Tampaning
536 ! Dareaju E H Kota Kabupaten
! Kawasan Pengemb. Wilayah
Coppo Eling

Kota Kecamatan Wilayah Utara Sebagai Wilayah


! 348
Tokare !
Pengembangan I terpusat di Kota
900
Leworeng
Batas Administrasi Watansoppeng
Wilayah Utara Sebagai Wilayah
Batas Kabupaten
!

Pengembangan II terpusat di Cabbenge


Bulu Lajempa Bulu Paja
! 334 ! 248

Ke Wajo
Coppo Tidatau

Donri-Donri Batas Kecamatan Wilayah Utara Sebagai Wilayah


! 254

Manuatua ! TAJUNCU Pengembangan III terpusat di Takkalalla


Batas Desa/Kelurahan
Bulu Toraga

Wilayah Utara Sebagai Wilayah


! 374

Labokong
Soli E
Jaringan Jalan Pengembangan IV terpusat di Batu-Batu
Bulu Madowe
! 293
9525000

9525000
Coppo Lepawa Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
! 220
Coppo Macepae
! 520 Coppo Sapang

Alliwengeng
240 !

BARRU
Bulu Pampatu
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi
! 205
Bulu Punc u
S a loPad an
g
UkkeE Watalompulle
Bacingeng
Jalan Lokal
! 695 g
en

536 Bulu Uluaju Coppo Panra


! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille !

ke
! 840

ba
a lo
S

GANRA
Bulu Tanahdanroe
! 786
Paomallimpo E
Sungai
S alo L aw o ! Macanre Daunraja
Danau Tempe
375
Coppo Lasarewong e
Ma la n r o
Ujung
KAB.
!

Lapajung
! 872 400 Sa l

Sebaran Permukiman

o
! CABBENGE
!

BONE
p peng
Sal o So

Bila Malanroe
Permukiman
800

!
H WATANSOPPENG
! Bulu Batu Kampe
! 360
e

DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh

p po
Salotungo
! 0 Sa lo Te
Bulu Kumpira
Bulu Manipi ! 400
Tetewatu
Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050 Bulu Lawengang

1200'0" 1220'0"
! 725

CANGADI
1225
Bulu Kandeawang
!

20'0"

20'0"
! 940

Cakkurudi
Coppo Mabolae
!
re

! 1253
Palangiseng
930
bba

Da
Bulu Tanmuru Sulawesi
m pa

Sa
!
lo

Maccini
! 762 Barat
be

! 632
o La
424'0"S

l
Sa
Rompegading

424'0"S
Bulu Batulapance Sulawesi
! 1109
Jampu Pacongkang Tenggara
Bulu Mapadapadange
a lo aw o

40'0"

40'0"
1380 ! 1216

Lajjoa
! 1265
Kampiri
! S
Teluk Bone
Bulu Sipong
! 1042 Selat
1430 Makassar

Timusu
! Kab. Soppeng
Makassar
LabaE
Labessi

60'0"
1260 975 725

60'0"
! ! ! ! CITTA P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337
1465

Mong
TAKKALALLA 1200'0" 1220'0"
!

!
1326

Sa lo
! 375

Ma sap
!

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


a

Congko

1215

Masumpu
!
S 250
Kalempang
alo Bulu Batu
L an gk e m me ! !
1505
307

Cennae Walimpong
!

Sa lo M a rio
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Bulu Lemolemo
! 202 BUPATI
Bulu Bakka
Bulu Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 520Bulu Anakdara KETERANGAN RIWAYAT :
KAB.
Bulu Tikasoe
Bulu Dua

Amessangeng
! ! 380 !
! 967
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
al ana e

BONE
Bulu Matanre
W

Bulu Aciroange ! Coppo Micu


yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
S
a lo

! 220 ! 98
320

Kabupaten Soppeng Tahun 2006


Bulu Bontorikoe
! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA PENGEMBANGAN WILAYAH" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

BATU-BATU PUSAT-PUSAT PELAYANAN


Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Tengae
! 298

Bulu Pangesoreng
! 360
!
(
Tanete
Limpomojong

Mario B
S a l o at u B

atu
Bulu Padangpulaweng

Madining
! 239

625
Bulu Liboee
Bulu Otae
! 341 Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

Kilometers
! Coppo Batumajeling
597
Padali
!

750 Proyeksi :....................Transverse Mercator


Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
! 436
!
555!

Medde Panincong
577

Bulu Lajalloe
! 647 Keterangan :
KAB. Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian
WAJO
Coppo Tampaning
536 ! Dareaju E H Kota Kabupaten
! Pusat - Pusat Pelayanan
Kota Kecamatan
Coppo Eling
! 348
Tokare
Pusat Pelayanan Primer
!
900
Leworeng
Batas Administrasi !
(
Batas Kabupaten !
( Pusat Pelayanan Sekunder
!

Bulu Lajempa Bulu Paja


! 334 ! 248

Ke Wajo
Coppo Tidatau

Donri-Donri Batas Kecamatan


! 254

!
( Pusat Pelayanan Lokal
Bulu Toraga
! 374 Manuatua !
( Soli E
TAJUNCU
Labokong Batas Desa/Kelurahan
Jaringan Jalan
Bulu Madowe
! 293
9525000

9525000
Coppo Lepawa Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
! 220
Coppo Macepae
! 520 Coppo Sapang

Alliwengeng
240 !

BARRU
Bulu Pampatu
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi
! 205
Bulu Punc u
S a loPad an
g
UkkeE Watalompulle
Bacingeng
Jalan Lokal
! 695 g
en

536 Bulu Uluaju Coppo Panra


! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille !

ke
! 840

ba
a lo
S

GANRA
Bulu Tanahdanroe
Sungai
! 786

Coppo Lasarewong
S alo L aw o
375 !
( Ma la n r o
Paomallimpo E
e
Macanre
Ujung
Daunraja
Danau Tempe
KAB.
!

Lapajung
! 872 400 Sa l

!
( Sebaran Permukiman

o
CABBENGE
!

BONE
p peng
Sal o So

Bila Malanroe
Permukiman
800

Bulu Tondrosaloh
! Bulu Batu Kampe
! 360
!
( WATANSOPPENG
e

DIAGRAM LOKASI

p po
Salotungo
! 0 Sa lo Te
Bulu Kumpira
Bulu Manipi ! 400
Tetewatu
Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050 Bulu Lawengang

1200'0" 1220'0"
! 725

CANGADI
1225
Bulu Kandeawang

!
(

20'0"

20'0"
! 940

Cakkurudi
Coppo Mabolae
!
re

! 1253
Palangiseng
930
bba

Da
Bulu Tanmuru Sulawesi
m pa

Sa
!
lo

Maccini
! 762 Barat
be

! 632
o La
424'0"S

l
Sa
Rompegading

424'0"S
Bulu Batulapance Sulawesi
! 1109
Jampu Pacongkang Tenggara
Bulu Mapadapadange
a lo aw o

40'0"

40'0"
1380 ! 1216

Lajjoa
! 1265
Kampiri
! S
Teluk Bone
Bulu Sipong
! 1042 Selat
1430 Makassar

Timusu
! Kab. Soppeng
Makassar
LabaE
Labessi
!
(

60'0"
1260 975 725

60'0"
CITTA
! ! !
P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337
1465

Mong
TAKKALALLA 1200'0" 1220'0"
!
(
!

1326 375
! Sa lo
Ma sap
!

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


a

Congko

1215

Masumpu
!
S 250
Kalempang
alo Bulu Batu
L an gk e m me ! !
1505
307

Cennae Walimpong
!

Sa lo M a rio
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Bulu Lemolemo
! 202 BUPATI
Bulu Bakka
Bulu Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 520Bulu Anakdara KETERANGAN RIWAYAT :
KAB.
Bulu Tikasoe
Bulu Dua

Amessangeng
! ! 380 !
! 967
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
al ana e

BONE
Bulu Matanre
W

Bulu Aciroange ! Coppo Micu


yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
S
a lo

! 220 ! 98
320

Kabupaten Soppeng Tahun 2006


Bulu Bontorikoe
! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA PUSAT-PUSAT PELAYANAN" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB.
PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
Bulu Arowoe
9542500

9542500
! 414

Bulu Tengae
BATU-BATU STRATEGI PENGEMBAGAN
! 298
! Limpomojong
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Pangesoreng
! 360

Mario B
S a lo a t u B

u
Bulu Padangpulaweng

at
Madining
! 239

Skala 1:300,000
625 Bulu Otae
! 341
Bulu Liboee
!
! 642
976
Coppo Batumajeling
0 1.5 3 6 9 12
Kilometers
!

Padali
! 597

Proyeksi :....................Transverse Mercator


750

Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
Bulu Matareng
!
412'0"S

Coppo Tanacelae ! 530

412'0"S
Bulu Patirong

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Coppo!Tanahmasurae
! 436
555! 577

Medde Panincong

Keterangan :
Bulu Lajalloe
! 647

KAB.
WAJO
Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian
Coppo Tampaning
! 536 Dareaju E H
! Kota Kabupaten Strategi Pengembangan
Kota Kecamatan
Coppo Eling

Tokare
Kawasan Strategis
348 !
!
900
Leworeng Batas Administrasi Pariwisata & Lingkungan Hidup
Kawasan Strategis
!

Batas Kabupaten
Bulu Lajempa

Pertumbuhan Ekonomi
Bulu Paja
! 334 ! 248

Ke Wajo
Coppo Tidatau

Donri-Donri
Batas Kecamatan
! 254

Bulu Toraga
Manuatua ! TAJUNCU
Batas Desa/Kelurahan
! 374

Soli E Labokong
Jaringan Jalan
Bulu Madowe
! 293
Coppo Lepawa Bulu Batunuang
9525000

9525000
620 !

KAB. Arteri Sekunder


! 220
Coppo Macepae
! 520 Coppo Sapang

Alliwengeng
240 !

BARRU
Bulu Pampatu
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi
! 205
Watalompulle
oP
UkkeE
S a l ad an
Bulu Punc u g
! 695 g
Bacingeng
en

Jalan Lokal
536 Bulu Uluaju Coppo Panra
! 340 ! 283
Coppo Tille

Perairan
!
840 !

ke
ba
a lo
S

GANRA
Sungai
Bulu Tanahdanroe

! Paomallimpo E
! 786
S al o a w o
L
Macanre Daunraja
Danau Tempe
375
Coppo Lasarewong e
Ma la n r o
Ujung
KAB.
!

Lapajung
! 872 400 Sa l

o
!
! CABBENGE
Sebaran Permukiman
BONE
peng
op
Sa l o S
Bila Malanroe
Permukiman
800

Bulu Tondrosaloh
! Bulu Batu Kampe
! 360

!
H WATANSOPPENG
e

DIAGRAM LOKASI

p po
Salotungo
! 0 Sa lo T e
Bulu Kumpira
Bulu Manipi ! 400
Tetewatu
Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050 Bulu Lawengang

1200'0" 1220'0"
! 725

CANGADI
1225
Bulu Kandeawang
! 940 !

20'0"

20'0"
Cakkurudi
Coppo Mabolae
!
re

! 1253
Palangiseng
930
b ba

Da
m pa

Bulu Tanmuru
Sa
!
lo

Sulawesi
Maccini
! 762
e

Barat
Lab

! 632
a lo

S
424'0"S

Rompegading

424'0"S
Bulu Batulapance

Pacongkang
! 1109 Sulawesi

Bulu Mapadapadange Jampu Tenggara

1380

40'0"
! 1216

40'0"
Lajjoa
! 1265
Kampiri
!

Teluk Bone
Bulu Sipong
! 1042 Selat
1430
aw o

Makassar

Timusu a Kab. Soppeng


!
lo

LabaE
S

Makassar

Labessi
1260 975 725
!

60'0"

60'0"
CITTA
! ! !
P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


337
9507500

9507500
1465

TAKKALALLA Mong
1200'0" 1220'0"
!

1326
Sa
loM
sa
p
! 375
a
a

! !

Congko PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG

1215

Masumpu
!
S 250
Kalempang
al o
L ang k
e mme 307 ! !
1505 Bulu Batu

Cennae Walimpong
!

Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si


Sa lo ri o
Ma

Waepute Bulu Lemolemo

BUPATI
! 202
Bulu Bakka
! 215
Bulu Limoreng
Ke Barru TanjongE ! 155
998 520Bulu Anakdara

KAB.
Bulu Tikasoe
Bulu Dua
Amessangeng KETERANGAN RIWAYAT :
! 380
! !
! 967
alan a e

BONE
Bulu Matanre
W

Bulu Aciroange
! Coppo Micu S
a lo

! 220 ! 98
320
Bulu Bontorikoe
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
! 295
yang dikompilasikan dengan Peta Administrasi Kabupaten Soppeng Tahun 2006
* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-SelTahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi), menggunakan Arcgis 9.3
* Tema "PETA RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Ke Sidrap

KAB. RENCANA TATA RUANG WILAYAH


SIDRAP KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
#
414

BATU-BATU TINGKATAN KOTA


#
398
#
#
298
Tanete
! Limpomojong

360 Mario B

a tu
S a l o at u B

Madining
#
239

# #
341
Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
625
#
642

Kilometers
#
976
Padali
#
597
Proyeksi :....................Transverse Mercator
Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

#
750

412'0"S
Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S
#
#
555 #
#
577 436
Medde Panincong

Keterangan :
KAB.
#
647
Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian
WAJO
H Kota Kabupaten Tingkatan Kota

%
# Dareaju E !
536
#
348
Tokare ! Kota Kecamatan PKL
Leworeng
Batas Administrasi
PPW
Batas Kabupaten
#
900
# #
334 248 Ke Wajo
Donri-Donri Batas Kecamatan
#
254

#
374
Manuatua! TAJUNCU

Soli E
Labokong Batas Desa/Kelurahan
#
293
Jaringan Jalan
9525000

9525000
KAB. Arteri Sekunder
#
620
#
220
Alliwengeng
#
520
BARRU
#
# 240 Masing Ke Bone
212 Jalan Kolektor

%
Watalompulle
o #
UkkeE
S a l Pad an
g 205
Bacingeng
Jalan Lokal
# g
en

695 #

Perairan
#
340 283
#
536

e
#

k
840

ba
al o
S

GANRA
Sungai
#
786 S alo
L aw
o
! Ma la n r o
Paomallimpo E
e
Macanre Daunraja
Danau Tempe
Ujung
#

KAB.
375
Lapajung
# Sa l

! Sebaran Permukiman

o
872
CABBENGE
#
400
BONE
p peng
So
Sal o
Bila Malanroe
Permukiman
#
800 #
360 !
H WATANSOPPENG
e

DIAGRAM LOKASI

p po
Salotungo
# Sa lo Te
0 # Tetewatu
400 Paroto
#
580
1200'0" 1220'0"
#
1050 #
CANGADI
725
!

20'0"

20'0"
#
940
Cakkurudi
#
# 1225
re

1253 Palangiseng
bba

Da
e mp a

# a Sulawesi
930
lo

Maccini
# Barat
762
Lab

#
632
424'0"S

a lo

S
Rompegading

424'0"S
Sulawesi
#
1109 Jampu Pacongkang Tenggara
a lo aw o

40'0"

40'0"
#
1216 #
Lajjoa Kampiri
# S
1380 1265 Teluk Bone

# Selat
Makassar
1042
Kab. Soppeng
Timusu
#
1430 Makassar

LabaE
Labessi
!

60'0"

60'0"
CITTA
# # #
1260 975 725 P. Selayar

Mallekana#
9507500

9507500
337 Mong 1200'0" 1220'0"
!
#
1465 Sa
lo M
sa
p
a
a

# #
1326 375
Congko PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG

Masumpu
#
1215
Kalempang
Sa
l o La n
gk e mme #
#
307 250
Cennae Walimpong
#
1505

Sa lo M a rio
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute # BUPATI
202 #
Ke Barru TanjongE # 215
155
#
KETERANGAN RIWAYAT :
Amessangeng
#
998#
#
380 520 al ana e
967
W

* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
S
al o

#
320
# #
220 98
yang dikompilasikan dengan Peta Administrasi Kabupaten Soppeng Tahun 2006
KAB.
#
295 * Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
BONE Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-SelTahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi), menggunakan Arcgis 9.3
* Tema "PETA RENCANA TINGKATAN KOTA" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

Bulu Tengae
BATU-BATU TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA)
! 298
! Limpomojong
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Pangesoreng
! 360

Mario B
S a l o at u B

atu
Bulu Padangpulaweng

Madining
! 239

625
Bulu Liboee
Bulu Otae
! 341 Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

Kilometers
! Coppo Batumajeling
597
Padali
!

750 Proyeksi :....................Transverse Mercator


Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
! 436
!
555!

Medde Panincong
577

Bulu Lajalloe
! 647 Keterangan :
KAB. Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian
WAJO
Coppo Tampaning
Dareaju E H Kota Kabupaten
! ! IPLT
536 !
<
Kota Kecamatan Tempat
Coppo Eling
! 348
Tokare !
Batas Administrasi
!
< Pembuangan Sampah (TPA)
Leworeng
900

Batas Kabupaten
!

Bulu Lajempa Bulu Paja


! 334 ! 248

Ke Wajo
Coppo Tidatau

Donri-Donri Batas Kecamatan


! 254

Manuatua ! TAJUNCU
Batas Desa/Kelurahan
Bulu Toraga
! 374

Labokong
Soli E
Jaringan Jalan
Bulu Madowe
! 293
9525000

9525000
Coppo Lepawa Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
! 220
Coppo Macepae
! 520 Coppo Sapang

Alliwengeng
240 !

BARRU
Bulu Pampatu
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi
! 205
Bulu Punc u
S a loPad an
g
UkkeE Watalompulle
Bacingeng
Jalan Lokal
! 695 g
en

536 Bulu Uluaju Coppo Panra


! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille !

ke
! 840

ba
a lo
S

GANRA
Bulu Tanahdanroe
! 786
Paomallimpo E
Sungai
S alo L aw o ! Macanre Daunraja
Danau Tempe
375
Coppo Lasarewong e
Ma la n r o
Ujung
KAB.
!

Lapajung
! 872 400 Sa l

Sebaran Permukiman

o
! CABBENGE
!

BONE
p peng
Sal o So

Bila Malanroe
Permukiman
800

!
H WATANSOPPENG
! Bulu Batu Kampe
! 360
e

DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh

p po
Salotungo
! 0 Sa lo Te
Bulu Kumpira
Bulu Manipi ! 400
Tetewatu
Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050 Bulu Lawengang

1200'0" 1220'0"
! 725

CANGADI
1225
Bulu Kandeawang
!

20'0"

20'0"
! 940

Cakkurudi
Coppo Mabolae
!
re

! 1253
Palangiseng
930
bba

Da
Bulu Tanmuru Sulawesi
m pa

Sa
!
lo

Maccini
! 762 Barat
be

! 632

!
<
o La
424'0"S

l
Sa
Rompegading

424'0"S
Bulu Batulapance
! 1109
!
< Jampu Pacongkang
Sulawesi
Tenggara
Bulu Mapadapadange
a lo aw o

40'0"

40'0"
1380 ! 1216

Lajjoa
! 1265
Kampiri
! S
Teluk Bone
Bulu Sipong
! 1042 Selat
1430 Makassar

Timusu
! Kab. Soppeng
Makassar
LabaE
Labessi

60'0"
1260 975 725

60'0"
! ! ! ! CITTA P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337
1465

Mong
TAKKALALLA 1200'0" 1220'0"
!

!
1326

Sa lo
! 375

Ma sap
!

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


a

Congko

1215

Masumpu
!
S 250
Kalempang
alo Bulu Batu
L an gk e m me ! !
1505
307

Cennae Walimpong
!

Sa lo M a rio
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Bulu Lemolemo
! 202 BUPATI
Bulu Bakka
Bulu Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 520Bulu Anakdara KETERANGAN RIWAYAT :
KAB.
Bulu Tikasoe
Bulu Dua

Amessangeng
! ! 380 !
! 967
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
al ana e

BONE
Bulu Matanre
W

Bulu Aciroange ! Coppo Micu


yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
S
a lo

! 220 ! 98
320

Kabupaten Soppeng Tahun 2006


Bulu Bontorikoe
! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA TPA" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH


KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

Bulu Tengae
BATU-BATU STRATEGI PENGEMBANGAN
! 298
! Limpomojong
Tanete
Bulu Bolabatu
! 398
Bulu Pangesoreng
! 360

Mario B
S a l o at u B

atu
Bulu Padangpulaweng

Madining
! 239

625
Bulu Liboee
Bulu Otae
! 341 Skala 1:300,000
0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
976

Kilometers
! Coppo Batumajeling
597
Padali
!

750 Proyeksi :....................Transverse Mercator


Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
412'0"S

Bulu Matareng
!

412'0"S
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
! 436
!
555!

Medde Panincong
577

Bulu Lajalloe
! 647 Keterangan :
KAB. Ibukota Pemerintahan # Titik Ketinggian
WAJO
Coppo Tampaning
536 ! Dareaju E H Kota Kabupaten
! Strategi Peng. Wilayah
Wilayah Tengah Sebagai Wilayah
Kota Kecamatan
Coppo Eling
! 348
Tokare ! Pengembangan I
Batas Administrasi
terpusat di Kota Watansoppeng
Leworeng
900

Wilayah Timur Sebagai Wilayah


Batas Kabupaten
!

Bulu Lajempa
! 334
Bulu Paja
! 248 Pengembangan II
Coppo Tidatau
Ke Wajo terpusat di Cabbenge
Donri-Donri Batas Kecamatan
! 254

Wilayah Selatan Sebagai Wilayah


Manuatua ! TAJUNCU Pengembangan III
Batas Desa/Kelurahan
Bulu Toraga
! 374

Labokong terpusat di Takkalalla


Soli E
Jaringan Jalan
Bulu Madowe

Wilayah Utara Sebagai Wilayah


! 293
9525000

9525000
Coppo Lepawa
Pengembangan IV
Bulu Batunuang

Arteri Sekunder
620 !

KAB.
! 220
Coppo Macepae
! 520 Coppo Sapang
terpusat di Batu-Batu
Alliwengeng
240 !

BARRU
Bulu Pampatu
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor
! 212 Bulu Dongi
! 205
Bulu Punc u
S a loPad an
g
UkkeE Watalompulle
Bacingeng
Jalan Lokal
! 695 g
en

536 Bulu Uluaju Coppo Panra


! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille !

ke
! 840

ba
a lo
S

GANRA
Bulu Tanahdanroe
! 786
Paomallimpo E
Sungai
S alo L aw o ! Macanre Daunraja
Danau Tempe
375
Coppo Lasarewong e
Ma la n r o
Ujung
KAB.
!

Lapajung
! 872 400 Sa l

Sebaran Permukiman

o
! CABBENGE
!

BONE
p peng
Sal o So

Bila Malanroe
Permukiman
800

!
H WATANSOPPENG
! Bulu Batu Kampe
! 360
e

DIAGRAM LOKASI
Bulu Tondrosaloh

p po
Salotungo
! 0 Sa lo Te
Bulu Kumpira
Bulu Manipi ! 400
Tetewatu
Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580
! 1050

1200'0" 1220'0"
Bulu Lawengang
! 725

CANGADI
Bulu Kandeawang
!

20'0"

20'0"
1225 ! 940

Cakkurudi
Coppo Mabolae
!
re

! 1253
Palangiseng
930
bba

Da
Bulu Tanmuru Sulawesi
m pa

Sa
!
lo

Maccini
! 762 Barat
be

! 632
o La
424'0"S

l
Sa
Rompegading

424'0"S
Bulu Batulapance Sulawesi
! 1109
Jampu Pacongkang Tenggara
Bulu Mapadapadange
a lo aw o

40'0"

40'0"
1380 ! 1216

Lajjoa
! 1265
Kampiri
! S
Teluk Bone
Bulu Sipong
Selat
! 1042
1430 Makassar
Kab. Soppeng
Timusu
!
Makassar

LabaE
Labessi

60'0"

60'0"
1260 975 725
! ! ! ! CITTA P. Selayar

Mallekana! Bulu Pincak oro


9507500

9507500
337
1465
!
TAKKALALLA Mong 1200'0" 1220'0"
!
1326

Sa lo
! 375

Ma sap
!

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


a

Congko

1215

Masumpu
!
S 250
Kalempang
alo Bulu Batu
L an gk e m me ! !
1505
307

Cennae Walimpong
!

Sa lo M a rio
Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si
Waepute Bulu Lemolemo
! 202 BUPATI
Bulu Bakka
Bulu Limoreng ! 215

Ke Barru TanjongE ! 155


998 520Bulu Anakdara

KAB.
Bulu Tikasoe
Bulu Dua
KETERANGAN RIWAYAT :
Amessangeng
! ! 380 !
! 967 al ana e

BONE
Bulu Matanre
W

Bulu Aciroange
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
! Coppo Micu S
a lo

! 220 ! 98
320

yang dikompilasikan dengan Peta Administrasi Kabupaten Soppeng Tahun 2006


Bulu Bontorikoe
! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-SelTahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi), menggunakan Arcgis 9.3
* Tema "PETA RENCANA STRATEGI PENGEMBANGAN" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap

RENCANA TATA RUANG WILAYAH

!
# KABUPATEN SOPPENG
Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032

!
Welonge
PETA RENCANA
9542500

9542500
Bulu Arowoe
! 414

!
BATU-BATU STRUKTUR RUANG
Tanete!
!
Bulu Tengae
! 298
Limpomojong
Bulu Bolabatu !
! 398 !
Bulu Pangesoreng


! 360
!

!
!

Mario

!
B

!
S a l o at u B

atu
Bulu Padangpulaweng ! !

Madining
! 239
!

Skala 1:300,000

!
!
!

!
625 Bulu Otae !

Bulu Liboee ! ! 341

0 1.5 3 6 9 12
!
! 642
!

976

Kilometers

!
! Coppo Batumajeling
597
Padali
! ! !

Proyeksi :....................Transverse Mercator

!
750 ! !

!
Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
!
412'0"S

Bulu Matareng
!

412'0"S
!

!
Coppo Tanacelae ! 530

Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 50S


!
Bulu Patirong
Coppo Tanahmasurae
! 436
! !

555!
!

!
Medde Panincong
577
!

Keterangan :
!

!
!
!

Bulu Lajalloe
!

! 647 !

KAB. Ibukota Pemerintahan Titik Ketinggian


d !
!

WAJO
!
!

!
!

H Kota Kabupaten Renc. Struktur Ruang

!
!
! ! !
!

Coppo Tampaning
Dareaju E !

!
536 !

# Kota Kecamatan
!

# Pelabuhan
Coppo Eling

!
! 348
Tokare !

!
!
!

Batas Administrasi
!

h Terminal Tipe C
!

Leworeng
900

!
Batas Kabupaten
!

BTS
Bulu Lajempa
! 334
Bulu Paja
! 248 !

Ke Wajo
#

!
Coppo Tidatau

Batas Kecamatan

!
Donri-Donri
! 254 !

c Stasiun Bumi
!

Manuatua ! TAJUNCU
!

Batas Desa/Kelurahan
Bulu Toraga

!
! 374
!

Labokong Generator Listri

!
!
Soli E
Jaringan Jalan
!

Bulu Madowe
! 293

!
IPLT
9525000

9525000
Coppo Lepawa Bulu Batunuang
!

620 !

Arteri Sekunder d

!
KAB.
! 220

!
Coppo Macepae
Coppo Sapang

#
!
! 520
Alliwengeng
240 !

!
BARRU Pembangkit Listr
Bulu Pampatu
Masing Ke Bone
Jalan Kolektor d
! 212 Bulu Dongi
!

! 205
Watalompulle
S a loPad
UkkeE
#

!
an
Bulu Punc u g !

Jaringan Telkom
!

Bacingeng
Jalan Lokal
! 695 g
en

!
536 Bulu Uluaju Coppo Panra
! 340 ! 283

Perairan
Coppo Tille !

ke
jaringan listrik
! 840

ba

!
!

a lo
S
! ! !

GANRA
Sungai

!
!

Pelebaran Jalan Arteri


!
Bulu Tanahdanroe !
! 786

# ! Paomallimpo E
!

Daunraja
!

!
Macanre
Minimal 3 Lajur di luar Kawasan
!

S alo L aw o
!

Danau Tempe
!

!
!
375
! !
!

## e
!

Coppo Lasarewong Ma la n r o

h! Ujung
KAB. Peningkatan Jalan Alternatif
! ! !

Lapajung
400
!
! 872 !S!
al

Sebaran Permukiman

o
!

!
CABBENGE
!

ke Perbatasan Kabupaten
! !
!

d !Hc # # BONE
! !
peng

!
!
op
! !!

Sal o S
!

!
Bila Malanroe
Permukiman
!!
!

!
!

Peningkatan Jalan dari Lajoa


800

!
!

!
!

WATANSOPPENG
!
!
Bulu Batu Kampe
! ! !

!
!

# ## ke Perbatasan Kabupaten
!

! 360
!
!

Bulu Tondrosaloh e

p po
Salotungo
! 0 Sa lo Te
Bulu Kumpira !

Tetewatu
!

!
!

!
!
Bulu Manipi ! 400
!

DIAGRAM LOKASI
!

Paroto
Bulu Sakebauwe ! 580

### !
!

! 1050 Bulu Lawengang


!

! !
! 725

CANGADI
!

Bulu Kandeawang

# 1200'0" 1220'0"
!

!
1225
!
! 940
!!

Cakkurudi
Coppo Mabolae
!
!

#
re

! 1253
Palangiseng

20'0"
930

20'0"
bba

Da
Bulu Tanmuru
!
m pa

Sa
!

!
lo
!

Maccini
! 762
!
!

be

! 632
o La
424'0"S

al Sulawesi

Rompegading

424'0"S
S Barat
!

Bulu Batulapance

Pacongkang
!
!!

! 1109
Jampu

!
!
! !
Bulu Mapadapadange
a lo aw o

! ! ! !
Sulawesi
!

d
1380 ! 1216 !
Tenggara
Lajjoa
! 1265
Kampiri
S
!
!

! !

40'0"

40'0"
!

!
!

!
Bulu Sipong

!
! 1042
1430 Teluk Bone

!
Timusu
Selat
! !
!

Makassar
LabaE

!
!

d
Kab. Soppeng
!

Labessi
!

Makassar
!

!
1260
!
975 725
!
! CITTA
!

!
!

60'0"
d

60'0"
Mallekana! Bulu Pincak oro
9507500

9507500
337
!

1465

Mong
P. Selayar
!

TAKKALALLA
!

! !

!
!

1326
!

1200'0" 1220'0"
! ! !
375
Sa lo
!

!
!
Ma sap
! !
!
!

a
!
!

Congko
!

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


!
!
!

1215
!

Masumpu
!

!
S 250
Kalempang
alo

dd
Bulu Batu
L an gk e m me ! !
1505
!

307
!

Cennae Walimpong
! !
! !
!

Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si


!
!

! !

Sa lo M a rio
!

! Waepute Bulu Lemolemo


! 202 BUPATI
Bulu Bakka
!

! 215
!
Bulu Limoreng
Ke Barru
! !

TanjongE
!
!
! ! ! 155
998 520Bulu Anakdara

KAB.
Bulu Tikasoe
Bulu Dua
KETERANGAN RIWAYAT :
!

Amessangeng
! 380
!

! !
! 967 al ana e

BONE #
Bulu Matanre
W

Bulu Aciroange
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
! Coppo Micu S
a lo

! 220 ! 98
320

yang dikompilasikan dengan Peta Administrasi Kabupaten Soppeng Tahun 2006


!
Bulu Bontorikoe

! 295

* Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Ke Bone * Peta Rencana Pola Ruang Sul-SelTahun 2009
* Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi), menggunakan Arcgis 9.3
* Tema "PETA RENCANA STRUKTUR RUANG" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000
805000 11948'0"T 822500 1200'0"T 840000
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG
KAB. PROVINSI SULAWESI SELATAN
SIDRAP Ke Sidrap
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
KABUPATEN SOPPENG
Welonge Danau Tempe TAHUN 2012 - 2032
PETA RENCANA
Bulu
9542500

9542500
Arowoe
! 414

Bulu
BATU-BATU TUTUPAN LAHAN
Limpomojong
Tengae
298 !
!
Tanete
Bulu
Bolabatu
398 !Bulu
Pangesoreng

Mario
360 !

Bulu

Madining
Padangpulaweng
239

Skala 1:300,000
!

Bulu
Otae
Bulu
625 !
Liboee ! 341

0 1.5 3 6 9 12
! 642
976 Coppo

Kilometers
Padali
! Batumajeling
! 597

750
Bulu
Proyeksi :....................Transverse Mercator
Sistem Grid :................... grid Geografi dan Grid Universal Transverse Mercator
Coppo
412'0"S

Matareng
!
Bulu

412'0"S
Tanacelae ! 530
Datum Horizontal :................... WGS84 - Zone 51N
Patirong
Coppo ! 436
!

Panincong
555! Tanahmasurae

Medde
577

Keterangan :
Bulu
Lajalloe
647

KAB.
!

Ibukota Pemerintahan ! Titik Ketinggian


WAJO
Dareaju E H Kota Kabupaten Tutupan lahan
Coppo
Tampaning
536 !
Coppo
!
Tokare Kota Kecamatan
Eling

empang
! 348
!

Leworeng
Batas Administrasi
hutan
900

Batas Kabupaten
!
Bulu Bulu
Lajempa Paja

kebun campur
334 !

Ke Wajo
!

Donri-Donri
Coppo

Batas Kecamatan
248
Tidatau ! 254

Manuatua ladang / tegalan


Bulu
!
Batas Desa/Kelurahan
Toraga

Labokong
! 374

Soli E
Jaringan Jalan
Bulu

lahan terbuka
Madowe
Coppo ! 293
Bulu
9525000

9525000
Lepawa Batunuang

Arteri Sekunder
620 ! Coppo

KAB. permukiman
! 220
Macepae

Alliwengeng
240 Coppo
! 520 Bulu! Sapang

BARRU Masing Ke Bone


Pampatu Bulu

Jalan Kolektor
Dongi

UkkeE Watalompulle rawa


!
212 ! 205
Bulu
Punc u

Jalan Lokal
! 695 Bulu Coppo
536 Uluaju Panra
Coppo

sawah
! 340 ! 283

Perairan
Tille !
! 840

Bulu
GANRA Sungai semak belukar
! Paomallimpo E
Tanahdanroe

Daunraja
! 786

Danau Tempe tubuh air / sungai


Coppo 375

Lapajung Ujung
Lasarewong

KAB.
!
! 872 400

! CABBENGE
Permukiman
!

800
Bila BONE
WATANSOPPENG
Bulu Batu

Bulu
! Kampe
360 !
!
H
DIAGRAM LOKASI
Tondrosaloh

Salotungo
Bulu

Tetewatu
! 0
Bulu Kumpira

Paroto
Bulu Manipi ! 400
Sakebauwe 580 ! Bulu
! 1050

1200'0" 1220'0"
Lawengang

CANGADI
! 725
Bulu
Kandeawang
!

20'0"

20'0"
Coppo 1225 ! 940
Mabolae!

Palangiseng
! 1253
930
Bulu
Tanmuru Sulawesi

Maccini
!
! 762 632 Barat
!

Rompegading
424'0"S

424'0"S
Bulu
Batulapance

Jampu
Sulawesi
! 1109 Tenggara
Bulu
Mapadapadange

40'0"

40'0"
1380

Lajjoa
! 1216

Kampiri
! ! 1265
Teluk Bone
Bulu
Sipong
Selat
! 1042
1430 Makassar

Timusu
! Kab. Soppeng

LabaE
Makassar

Labessi

60'0"

60'0"
1260 975 725

CITTA
! ! !
Bulu
! P. Selayar
9507500

9507500
Pincak oro

Mong
337 !

TAKKALALLA
1465

1200'0" 1220'0"
!

1326
!
! 375
!

PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG


Congko
1215

Masumpu Kalempang
! Bulu
Batu 250
307 ! !
1505

Cennae Walimpong
!

Drs. H. ANDI SOETOMO, M.Si


Waepute
Bulu

BUPATI
Lemolemo
! 202 Bulu
Bulu Bakka

Ke Barru TanjongE
Limoreng ! 215

Bulu
! 155
KETERANGAN RIWAYAT :
Tikasoe

Amessangeng
998 ! Bulu Dua ! Bulu
* Sebagai Peta Dasar adalah Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 1999 Skala 1 : 50.000
! 380
! 967 520 Anak dara Bulu
Matanre
! 220 98 Bulu ! 320 yang dikompilasikan dengan Citra Spot 5 Tahun 2009 & 2010 & Peta Administrasi
Kabupaten Soppeng Tahun 2006
Aciroange Coppo
!
Bulu Micu

KAB. * Peta Pola Pemanfaatan Ruang RTR Sulawesi Tahun edisi Juni 2004
Bontorikoe ! 295

* Peta Rencana Pola Ruang Sul-Sel Tahun 2009


BONE Ke Bone * Survey Lapangan Tahun 2009
* Analisis dilakukan dengan Analisis GIS (Sistim Informasi Geografi)
* Tema "PETA RENCANA TUTUPAN LAHAN" yang disiapkan oleh Tim Teknis RTRWK dan
mendapat masukan dari berbagai stakeholder terkait
* Peta ini dipetakan berdasarkan Zone UTM 50 S
805000 11948'0"E 822500 1200'0"E 840000

Anda mungkin juga menyukai