O
L
E
H
EKA OKTAVIANI
016. 02. 0508
1. Pegertian
2. Etiologi
3. Manifestasi Klinis
4. Patofisiologi
5. Komplikasi
Kelainan system pencercanaan yang sering dijumpai
adalah gastritis dan ulkus peptikum yang merupakan
komplikasi utama penggunakan obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan
penyakit (Disease Modifying Antirheumatoid Drugs,
DMARD) yang menjadi factor penyebab morbiditas dan
mortilitas utama pada aarthritis rheumatoid.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus
b. Fiksasi lateks: positif pada 75 % ddari kasus-
kasus khas. Reaksi-reaksi aglutinasi: positif pada
lebih dari 50% kasus-kasus khas.
c. LED: umumya meningkat pesat (80-100 mm/h) mungkin
kembali normal sewaktu gejala meningkat.
d. Protein C-reaktif: positif selama masa
eksaserbasi
e. SDP: meningkat pada waktu timbul proses inflamasi
f. JDL: umumnya menunjukkan anemia sedang ig (igM
dan igG); peningkatan besar menunjukkan proses
autoimun sebagai penyebab AR
g. Sinar X dari sendi yang sakit: menunjukkan
pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan
osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan
awal) berkembang menjadi formasi kista tulang,
memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan
osteoatritistik yang terjadi secara bersamaan.
h. Scan radionuklida: identifikasi peradangan
sinovial
i. Artroskopi langsung: visualisasi dari area yang
menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada
sendi
j. Aspirasi cairan sinovial: mungkin menunjukkan
volume yang lebih besar dari normal: buram,
berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi,
produk-produk pembuangan degeneratif); elevasi SDP
dan leukosit, penurunan viskositas dan komplemen
(C3 dan C4)
k. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan
inflamasi dan perkembangan panas.
7. Penatalaksanaan
a. Medis
Prinsip pengobatan reumatoid artritis adalah
mengistirahatkan sendi yang terkena. Obat-obat yang
biasa digunakan, antara lain :
Senyawa emas
Penisilamin
Hidrioxi Kloroquin
Sulfozalazin
3). Kortikosteroid
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala: nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan,
membuuk dengan stress pada sendi; kekakuan pada
pagi hari, biasanya terjadi bilateral atau
simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada
gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
Tanda: malaise, keterbatasan rentang gerak; atropi
otot, kulit, kontraktor/ kelainan pada sendi.
b. Kardiovaskuler
Gejala: fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (missal:
pucat intermitten, sianosis, kemerahan pada jari
sebelum warna kembali normal)
c. Integritas ego
gejala: faktor-faktor stress kronok/ akut missal;
financial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor
hubungan, keputusan dan ketidakberdayaan (situasi
ketidakmampuan). Ancaman pada konsep diri, citra
tubuh, identitas pribadi (misal ketergantungan pada
orang lain).
d. Makanan/ cairan
Gejala: ketidakmampuan untuk menghasilkan/
mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual,
anoreksia, kesulitan untuk mengunyah.
Tanda: penurunan berat badan, kekringan pada
membran mukosa.
e. Hygiene
Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan
aktifitas perawatan pribadi, ketergantungan.
f. Neurosensori
Gejala: kesemutan pada lengan dan kaki, hilangnya
sensasi pada jari tangan.
Tanda: pembengkakan sendi simetris.
g. Nyeri/ kenyamanan
Gejala: fase akut dari nyeri (mungkin tidak
disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada
sendi).
h. Interaksi sosial
Gejala: kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/
orang lain; perubahan peran; isolasi.
i. Penyuluhan/ pembelajaran
Gejala: riwayat AR pada keluarga ( pada awal
remaja), penggunaan makanan kesehatan, vitamin,
penyembuhan arthritis tanpa pengujian, riwayat
perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal,
pleuritis.
Pertimbangan: DGR menunjukkan rata-rata lama
dirawat: 4,8 hari.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut/ kronis
Dapat dihubungkan dengan: agen pencedera; distensi
jarigan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi,
destruksi sendi.
Dapat dibuktikan oleh: keluhan nyeri,
ketidaknyamanan, kelelahan. Berfokus pada diri
sendiri/ penyempitan focus, perilaku distraksi/
respons, autonomic, perilaku yang bersifat hati-
hati/ melindungi.
INTERVENSI RASIONAL
1. Selidiki keluhan nyeri, Membantu dalam
catat lokasi dan intensitas menentukan kebutuhan
(skala 0-10). Catat faktor- manajemen nyeri dan
faktor yang mempercepat dan keefektifan program.
tanda-tanda rasa sakit non-
verbal
2. Berikan matras/ kasur keras, Matras yang empuk/
bantal kecil. Tinggikan linen lembut, bantal yang
tempat tidur sesuai kebutuhan besar akan mencegah
pemeliharaan
kesejajaran tubuh yang
tepat, menempatkan
stress pada sendi yang
sakit. Peninggian linen
tempat tidur menurunkan
tekanan sendi yang
3. Tempatkan/ pantau penggunaan terinflamasi/ nyeri).
bantal, karung pasir, gulungan
trokhanter, bebat, brace Mengistirahatkan sendi-
sendi yang sakit dan
mempertahankan posisi
netral. Penggunaan
4. Dorong pasien untuk sering brace dapat menurunkan
mengubah posisi, bantu pasien nyeri dan dapat
untuk bergerak di tempat tidur, mengurangi kerusakan
sokong sendi yang sakit di atas sendi.
dan bawah, hindari gerakan yang Mencegah terjadinya
menyentak kelelahan umum dan
5. Anjurkan pasien untuk mandi kekakuan sendi,
air hangat atau mandi pancuran menstabilkan sendi,
pada waktu bangun dan/ atau mengurangi gerakan/
pada waktu tidur. Sediakan rasa sakit pada sendi.
waslap hangat untuk mengompres
sendi-sendi yang sakit bebeapa
kali sehari. Pantau suhu air Panas meningkatkan
kompres, air mandi dan relaksasi otot dan
sebagainya mobilitas, menurunkan
6. Berikan masase yang lembut rasa sakit dan
melepaskan kekakuan
7. Dorong penggunaan teknik pada pagi hari.
manajemen stress misalnya Sensifitas pada panas
relaksasi progresif, sentuhan dapat dihilangkan dan
terapeutik, dan pengendalian luka dermal dapat
nafas disembuhkan.
8. Kolaborasi: berikan obat-
obatan sesuai petunjuk misal Meningkatkan relaksasi/
asetil salisilat mengurangi nyeri.
Meningkatkan relaksasi,
memberikan rasa
control, dan mungkin
menungkatkan koping.
Sebagai anti-inflamasi
dan efek analgesic
ringan dalam mengurangi
kekakuan dan
meningkatkan mobilitas.
Berguna untuk
memformulasikan program
latihan/ aktifitas
berdasarkan pada
kebutuhan individu dan
dalam mengidentifikasikan
alat
Mungkin dibutuhkan untuk
menekan system inflamasi
akut.